Manfaat Raskin yang bersumber dari APBD dengan tetap mendorong keterlibatanpartisipasi masyarakat. Disamping itu anggaran Daerah hendaknya diarahkan juga untuk pembinaan UPM,
koordinasi, monitoring dan evaluasi Raskin di tingkat KabupatenKota.
1.5.3.6 Penentuan Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat
a. RTM yang berhak mendapatkan Raskin adalah RTM yang terdaftar dalam PPLS 08 BPS sebagai RTS di desakelurahan.
b.Dalam rangka mengakomodir adanya dinamika RTM ditingkat desakelurahan, maka perlu dilakukan MudesMuskel untuk menetapkan kebijakan lokal:
1. Melakukan verifikasi nama RTS hasil PPLS 08 BPS yang sudah tidak layak atau pindah alamat keluar desakelurahan dapat diganti oleh RTM yang belum terdaftar sebagai RTS.
Sedangkan untuk RTS yang meninggal dunia diganti oleh salah satu anggota rumah tangganya. Apabila RTS yang meninggal dunia merupakan rumah tangga tunggal tidak
memiliki anggota rumah tangga dapat digantikan RTM yang belum terdaftar. 2. RTM yang belum terdaftar sebagai RTS hasil PPLS 08 BPS dan butir 1 diatas, yang
dinilai layak sesuai kriteria RTS BPS dapat diberikan Raskin. c. RTS BPS yang telah diverifikasi dan hasil MudesMuskel yang memutuskan nama rumah
tangga penerima manfaat Raskin tersebut butir b. diatas dimasukkan dalam daftar RTS-PM sesuai model DPM-1, yang ditetapkan oleh kepala desalurah dan disahkan oleh camat.
d. Data RTS-PM Raskin di desakelurahan direkap di tingkat kecamatan dan dilaporkan kepada Tim Koordinasi RASKIN KabupatenKota.
1.5.3.7 Mekanisme Distribusi Raskin
Universitas Sumatera Utara
1. Bupatiwalikota mengajukan Surat Permintaan Alokasi SPA kepada kepala Sub Divisi Regional Perum Bulog berdasarkan alokasi pagu Raskin dan rumah tangga sasaran penerima
manfaat di masing-masing KecamatanDesaKelurahan. 2. SPA yang tidak dapat dilayani sebagian atau seluruhnya dalam jangka waktu 3 tiga bulan,
maka pagu dapat direlokasikan ke daerah lain dengan menerbitkan SPA baru yang menunjuk pada SPA yang tidak dapat dilayani.
3. Berdasarkan SPA, Sub Divre menerbitkan SPPB DO beras untuk masing-masing KecamatanDesaKelurahan kepada pelaksana Raskin. Apabila terdapat tunggakan Harga
Penjualan Beras HPB pada periode sebelumnya maka penerbitan SPPB DO periode berikutnya ditangguhkan sampai ada pelunasan.
4. Berdasarkan SPPB DO, pelaksana Raskin mengambil beras di gudang penyimpanan Perum Bulog, mengangkut dan menyerahkan beras Raskin kepada pelaksana distribusi di titik
distribusi. Kualitas beras yang diserahkan, sesuai dengan standar kualitas Bulog. Apabila tidak memenuhi standar kualitas Bulog, maka beras dikembalikan kepada pelaksana Raskin
untuk ditukardiganti. 5. Serah terima beras Raskin dari pelaksana Raskin kepada pelaksana
distribusi di titik distribusi dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima BAST yang merupakan pengalihan tanggung jawab.
6. Pelaksana distibusi menyerahkan beras kepada Rumah Tangga Miskin. 7. Mekanisme distribusi secara rinci diatur dalam Pedoman Teknis Raskin KabupatenKota
dengan kondisi objektif masing-masing daerah. Sumber : Buku Pedoman Umum Raskin 2010.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria Untuk Menentukan KeluargaRumah Tangga Miskin Menurut Badan Pusat Statistik BPS yaitu sebagai berikut :
1. Luas bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanahbambukayu murahan.
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bamburumbiakayu berkualitas rendahtembok tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besarbersama-sama dengan rumah tangga lain. 5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumurmata air tidak terlindungsungaiair hujan. 7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakararangminyak tanah.
8. Hanya mengkonsumsi dagingsusuayam satu kali dalam seminggu 9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun
10.Hanya sanggup makan satudua kali dalam sehari 11.Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmaspoliklinik
12.Sumber penghasilan kepala keluarga adalah petani dengan luas lahan 500m², buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan
di bawah Rp 600.000 per bulan 13.Pendidikan tertinggi kepala keluarga : tidak bersekolahtidak tamat SDhanya SD
14.Tidak memiliki tabunganbarang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp. 500.000,- Lima Ratus Ribu Rupiah, seperti sepeda motor kreditnon-kredit, emas, ternak, kapal motor,
atau barang modal lainnya.
1.6 Definisi Konsep
Universitas Sumatera Utara
Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial
Singarimbun, 1999:33.Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti maka penulis mengemukakan definisi konsep seperti dibawah ini, yaitu:
1. Implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi suatu tindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi.
2. Program Beras miskin adalah sebuah program pemerintah dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan kepada keluarga miskin melalui
pendistribusian beras dalam jumlah dan harga tertentu yang diharapkan dapat berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan dan ketahanan pangan keluarga miskin dan
secara tidak langsung berdampak terhadap peningkatan gizi, peningkatan kesehatan, pendidikan produktivitas keluarga miskin.
Jadi, pengertian implementasi program beras miskin adalah suatu proses pengembangan kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan ketahan pangan dan memberikan perlindungan
kepada keluarga miskin melalui pendistribusian beras dalam jumlah dan harga tertentu dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan ketahanan pangan keluarga miskin.
Adapun yang menjadi indikator dari implementasi Program Raskin adalah: 1. Standar dan Sasaran Kebijakan meliputi:
a. Tingkat kesesuaian data RTS Rumah Tangga Sasaran penerima raskin sesuai dengan daftar penerima manfaat yang dikeluarkan BPS
Universitas Sumatera Utara
b. Tingkat kesesuaian jumlah raskin yang diterima RTS berdasarkan pedoman umum raskin, yakni sebesar 15KgRTMBulan selama 12 bulan
c. Tingkat kesesuaian harga tebus raskin oleh RTM berdasarkan standar pedoman umun Raskin yakni Rp 1.600,00,-
d. Kelayakan Beras Raskin untuk dikonsumsi 2. Sumber Daya, yaitu meliputi:
a. Sumber daya manusia, yaitu kemampuan para pengelola Program Raskin untuk melaksanakan tugas dan fungsinya.
b. Sumber daya finansial yaitu merupakan dana yang disediakan pemerintah untuk pengadaan Raskin dan ketersediaan dana dari masyarakat penerima manfat itu sendiri untuk menebus
Beras Raskin ini. 3. Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas, yaitu meliputi sosialisasi internal
pelaksanapengelola Program Raskin, dan sosialisasi eksternal masyarakat penerima raskin, serta koordinasi antara instansi terkait.
4. Disposisi, yakni karakteristik yang dimiliki oleh implementor seperti kejujuran, kemauan dalam menjalankan kebijakan tersebut.
Adapun tujuan dari peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara menyeluruh yang mencakup Suharto:2005 :
a. Peningkatan standar hidup melalui seperangkat pelayanan sosial dan jaminan sosial
segenap lapisan masyarakat. b.
Peningkatan keberdayaan melalui penetapan system dan kelembagaan ekonomi, sosial dan politik yang menjunjung tinggi harga diri dan martabat masyarakatkemanusiaan.
Universitas Sumatera Utara
c. Penyempurnaan kebebasan dan pilihan-pilihan kesempatan sesuai aspirasi, kemampuan
dan standar kemanusiaankemasyarakatan.
1.7 Sistematika Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep, definisi operasional, sistematika
penulisan.
BAB II : METODE PENELITIAN
Berisikan metode penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Berisikan gambaran umum mengenai lokasi penelitian, batas wilayah, penduduk, sosial budaya, serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Berisikan penyajian data dari jawaban responden yang diperoleh dari lapangan dan menganalisisnya.
BAB V : ANALISA DATA
Berisikan analisa data dari jawaban responden yang diperoleh dari lapangan dan menganalisisnya.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Sumatera Utara
Berisikan kesimpulan dan saran mengenai implementasi program Raskin di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal.
Universitas Sumatera Utara
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.sebagaimana dikatakan Nawawi 1990:60 bahwa metode deskriptif memusatkan
perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena yang ada pada saat penelitan dilakukan atau bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki
sebagaimana adanya diiringi dengan rasional yang akurat. Berdasarkan pemahaman di atas, penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dan
menjelaskan bagaimana implementasi Program Bantuan Beras Untuk Masyarakat Miskin Raskin bagi penduduk yang tinggal di Kecamatan Medan Sunggal dan mencoba menganalisis
untuk kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.
2.2 Lokasi Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Kantor Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal, Jalan Sei Batanghari No.84 Medan.
2.3 Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membahas generalisasi dari hasil penelitiannya.Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan
sample. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan dengan sengaja, subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang
diperlukan Suyanto,2005:171-172.
Universitas Sumatera Utara
Dalam informasi ini, penulis menggunakan informan kunci key informan dan informan utama. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok
yang diperlukan dalam penelitian, sedangkan informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang sedang diteliti Suyanto,2005:172.
Informan penelitian dipilih berdasarkan teknik purposive sampling, yaitu penentuan informan yang tidak didasarkan atas strata, kedudukan atau wilayah, tetapi didasarkan pada
adanya tujuan tertentu yang tetap berhubungan dengan masalah penelitian. 1.
yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah : a. Masyarakat yang menerima manfaat Raskin yang tinggal di Kelurahan Babura Kecamatan
Medan Sunggal. 2. Sedangkan yang menjadi informan utama adalah :
a.
Kepala Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal. b.
c. Satker Raskin yang dibentuk oleh Kasub Divre.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi jenis sumbernya, yakni :
1. Teknik Pengumpulan Data Primer
pengumpulan data Primer tersebut dilakukan dengan instrumen sebagai berikut : a.
metode wawancara, yakni teknik pengumpulan data dengan mengajikan pertanyaan- pertanyaan langsung kepada pihak yang berhubungan dengan penelitian.
b. metode observasi, yaitu pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-
fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.
Universitas Sumatera Utara
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
a. Penelitian kepustakaan yaitu, dengan mengumpulkan data dan informasi melalui literatur
yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
b. Studi Dokumentasi, yaitu dengan cara memperoleh data dan melalui pengkajian dan
penelaahan terhadap catatan penulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang di teliti.
2.5 Teknik Analisa Data
Sesuai dengan metodologi penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik kualitatif.Menurut Farid 1997:152 bahwa analisa
kualitatif adalah analisa terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubung-hubungkan fakta, data dan informasi.Jadi, teknik analisa data kualitatif,
yaitu dengan menyajikan hasil wawancara, observasi dan melakukan analisa terhadap masalah yang ditemukan di lapangan.Sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti
dan kemudian menarik kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Profil Kelurahan Babura
Kelurahan Babura adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan. Kelurahan ini terdiri dari sepuluh lingkungan yang masing-masing
dikepalai oleh kepala lingkungan, yaitu : a.
Lingkungan I yang berada Sei Simare b.
Lingkungan II yang berada di Sei Batanghari c.
Lingkungan III d.
Lingkungan IV e.
Lingkungan V f.
Lingkungan VI g.
Lingkungan VII h.
Lingkungan VIII yang berada di Sei Musi i.
Lingkungan XI yang berada di Sei Bengawan j.
Lingkungan X
3.2 Visi dan Misi Kelurahan Babura
1. Visi Kantor Kelurahan Babura
Visi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana instansi pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Secara umum visi adalah pandangan ideal
masa depan yang ingin diwujudkan dan secara potensial untuk terwujud.
Universitas Sumatera Utara
Visi Kantor Kelurahan Babura adalah “ Terciptanya masyarakat yang sejahtera.”
2. Misi Kantor Kelurahan Babura
Misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil
dengan baik. Sejalan dengan visi, maka misi Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal
Kota Medan adalah : 1.
Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan kualitas yang prima 2.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
3.3Demografi Penduduk Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Usia
No Tingkat Usia
Jumlah Jiwa
1 0 – 12 Bulan
15 2
1 – 20 Tahun 125
3 21 – 40 Tahun
267 4
41 – 60 Tahun 92
5 60 Tahun ke atas
50
Jumlah 549
Sumber : BPS Kota Medan 2012
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah penduduk yang paling banyak adalah kelompok 21 – 40 tahun sebanyak 267 jiwa dan jumlah penduduk yang paling sedikit berusia 0 –
2 bulan sebanyak 15 jiwa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan
Jumlah jiwa
1 Usia 7 – 45 Tahun tidak pernah sekolah
17 2
Pernah sekolah SD tetapi tidak tamat 25
3 TamatSD sederajat
50 4
SLTP sederajat 10
5 SLTA sederajat
100 6
D- 1 -
7 D - 2
- 8
D - 3 11
9 S - 1
140
Jumlah 353
Sumber : BPS Kota Medan 2012
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar penduduk adalah tamatan S-1, yakni mencapai 140 orang, diikuti dengan tamatan SLTA sebanyak 100 orang, dan sebagian kecil
tamatan SLTP sebanyak 10 orang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok NO
Mata pencaharian pokok Jumlah orang
1 Buruh swasta
231 2
Pegawai negeri 5
3 Pedagang
25 4
Penjahit 20
5 Tukang kayu
6 6
Montir 3
7 Supir
15 8
Pengemudi becak 30
9 TNI Polri
1 10
Pengusaha 10
Jumlah 346
Sumber : BPS Kota Medan 2012
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagian buruh sebanyak 231 orang, sedangkan sebagian kecil sebagai TNI Polri, yakni
sebanyak 1 orang.
3.4 SARANA DAN PRASARANA
Tabel 3.4 Prasarana Air Bersih No
Prasarana Air Bersih Jumlah
Pengguna kk
1 Sumur Gali
253 253
2 PAM
206 206
Jumlah 459
459 Sumber : BPS Kota Medan 2012
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan Babura masih menggunakan sumur gali dengan jumlah 253 unit dengan pengguna sebanyak 253 KK dan yang
telah menggunakan jasa PAM sebanyak 206 KK.
Tabel 3.5 Prasarana Kesehatan No
Prasarana Kesehatan Jumlah unit
1 Puskesmas
1 2
Posyandu 5
3 Tempat dokter praktek
4
Jumlah 10
Sumber : BPS Kota Medan 2012
Dari tabel di atas diketahui bahwa sarana dan prasarana kesehatan di Kelurahan Babura
berjumlah, yakni posyandu 5 unit, puskesmas 1 unit, dan tempat praktek dokter berjumlah 4 unit. Tabel 3.6 Prasarana Pendidikan
No Prasarana Pendidikan
Jumlah unit
1 TK
- 2
SDSederajat 1
3 SLTPSederajat
- 4
SLTASederajat -
Jumlah 1
Sumber :BPS Kota Medan 2012
Dari tabel di atas diketahui sarana dan prasarana pendidikan di Kelurahan Babura, yakni hanya SDsederajat yang hanya berjumlah 1 unit.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Keadaan Sosial
Tabel 3.7 Tingkat Kemiskinan No
Kategori Jumlah orang
1 Keluarga Prasejahtera
100 2
Keluarga Prasejahtera Tahap 1 53
3 Keluarga Prasejahtera Tahap 2
55 4
Keluarga Prasejahtera Tahap 3 120
5 Keluarga Prasejahtera Tahap 3 plus
56
Jumlah 384
Sumber :BPS Kota Medan 2012 3.6
PENGORGANISASIAN
Dalam rangka pelaksanaan program Raskin tahun 2011 dipandang perlu mengatur organisasi pelaksana program Raskin. Untuk mengefektifkan pelaksanaan program dan
pertanggungjawabannya, dibentuk Tim Koordinasi Raskin di tingkat pusat sampai kecamatan dan Pelaksana Distribusi Raskin di tingkat desakelurahan serta tim lainnya sesuai kebutuhan
yang diatur dan ditetapkan melalui keputusan pejabat yang berwenang. Penanggung jawab pelaksanaan program Raskin di pusat adalah Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat,
di provinsi adalah gubernur, di kabupatenkota adalah bupatiwalikota, di kecamatan adalah camat dan di desakelurahan adalah kepala desalurah.
A. Tim Koordinasi Raskin Pusat
Tim Koordinasi Raskin Pusat beranggotakan unsur dari Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Negara
Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen
Universitas Sumatera Utara
Keuangan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Sosial, Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistik BPS, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPKP, dan Perum BULOG.
1. Kedudukan
Tim Koordinasi Raskin Pusat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
2. Tugas
Melaksanakan koordinasi kebijakan perencanaan dan anggaran, pelaksanaan, fasilitasi, monitoring dan evaluasi serta menerima pengaduan dari masyarakat tentang pelaksanaan
program Raskin.
3. Fungsi
Mengkoordinasikan dan merumuskan kebijakan Raskin sebagai bagian dari kebijakan penanggulangan kemiskinan.
4. Struktur dan Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin Pusat
Tim Koordinasi Raskin Pusat terdiri dari Pengarah, Pelaksana dan Sekretariat. Pengarah terdiri dari Ketua dari unsur Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan
Anggota terdiri dari unsur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan, Departemen Sosial, Kementerian Negara
Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional, BPS, BPKP dan Perum BULOG.
B. Tim Koordinasi Raskin Provinsi
Gubernur bertanggung jawab atas pelaksanaan program Raskin di wilayahnya dengan membentuk Tim Koordinasi Raskin Tingkat Provinsi sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Kedudukan
Tim Koordinasi Raskin Provinsi adalah pelaksana program Raskin di provinsi, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada gubernur.
2. Tugas
Tim Koordinasi Raskin Provinsi mempunyai tugas melakukan koordinasi perencanaan, anggaran, pelaksanaan distribusi, monitoring dan evaluasi serta menerima pengaduan dari
masyarakat tentang pelaksanaan program Raskin.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Provinsi mempunyai fungsi :
a. Koordinasi perencanaan program Raskin di provinsi. b. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Program Raskin.
c. Fasilitasi lintas pelaku, komunikasi interaktif, dan penyebarluasan informasi program Raskin
d. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota.
e. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program Raskin di kabupatenkota. Tim Koordinasi Raskin Provinsi terdiri dari penanggung jawab, ketua, sekretaris, dan
beberapa bidang antara lain: perencanaan, pelaksanaan distribusi, monev dan pengaduan masyarakat, yang ditetapkan dengan keputusan Bupati Walikota.
Tim Koordinasi Raskin Provinsi beranggotakan unsur-unsur instansi terkait di tingkat provinsi antara lain Setda Sekertaris Daerah, Bappeda Badan Perencanaan dan Pembangunan
daerah, badandinaslembaga yang berwenang dalam pemberdayaan masyarakat, Dinas Sosial,
Universitas Sumatera Utara
Badan Pusat Statistik, badandinaskantor yang berwenang dalam ketahanan pangan, Perwakilan BPKP dan Divisi RegionalSub Divisi Regional Perum BULOG serta lembaga lain sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan.
C.Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota
BupatiWalikota sebagai penanggung jawab program Raskin di tingkat kabupatenkota bertanggung jawab atas pengalokasian Pagu Raskin bagi seluruh RTS-PM Raskin, penyediaan
dan pendistribusian beras, penyelesaian pembayaran HPB Hasil Penjualan beras dan adminstrasi distribusi Raskin di wilayahnya. Untuk penyelenggaraan program Raskin di
wilayahnya, bupatiwalikota membentuk Tim Koordinasi Raskin sebagai berikut :
1. Kedudukan
Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota adalah pelaksana program Raskin di kabupatenkota, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupatiwalikota.
2. Tugas
Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota mempunyai tugas melakukan koordinasi perencanaan, anggaran, pelaksanaan distribusi, monitoring dan evaluasi serta menerima
pengaduan dari masyarakat tentang pelaksanaan program Raskin.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota mempunyai fungsi :
1. Perencanaan program Raskin di Kabupaten kota
2. Penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan program raskin di Kabupaten kota
Universitas Sumatera Utara
3. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Tim koordinasi Raskin kecamatan dan
pelaksanaa distribusi raskin di desa Kelurahan 4.
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan raskin di kecamatan, desakota Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota terdiri dari penanggung jawab, ketua, sekretaris,
dan beberapa bidang antara lain: Perencanaan, Pelaksanaan Distribusi, Monev dan Pengaduan Masyarakat, yang ditetapkan dengan keputusan bupatiwalikota.
Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota terdiri dari unsur-unsur instansi terkait di tingkat kabupatenkota antara lain Setda, Bappeda, badandinaslembaga yang berwenang dalam
pemberdayaan masyarakat, Dinas Sosial, Badan Pusat Statistik, badandinaskantor yang berwenang dalam ketahanan pangan, DivreSubdivre Kansilog Perum BULOG dan lembaga lain
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
D. Tim Koordinasi Raskin Kecamatan
Camat sebagai penanggung jawab di tingkat kecamatan bertanggung jawab atas pelaksanaan distribusi Raskin, penyelesaian pembayaran HPB dan adminstrasi distribusi Raskin
di wilayahnya. Untuk penyelenggaraan program Raskin di wilayahnya, camat membentuk Tim koordinasi Raskin sebagai berikut :
1. Kedudukan
Tim Koordinasi Raskin Kecamatan adalah pelaksana program Raskin di kecamatan, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada camat.
Universitas Sumatera Utara
2. Tugas
Tim Koordinasi Raskin Kecamatan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, sosialisasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan program Raskin serta
melaporkan hasilnya kepada Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Kecamatan mempunyai fungsi :
a. Perencanaan distribusi program Raskin di kecamatan. b. Fasilitasi lintas pelaku, komunikasi interaktif, dan penyebarluasan informasi program Raskin
di kecamatan. c. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Pelaksana Distribusi DesaKelurahan.
d. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program Raskin di desakelurahan. Tim Koordinasi Raskin Kecamatan terdiri dari penanggung jawab yaitu camat, ketua
yaitu sekretaris kecamatan, sekretaris yaitu Kasi Kesejahteraan Sosial, dan anggota terdiri dari aparat Kecamatan, Koordinator Statistik Kecamatan KSK, anggota Satker Raskin dan pihak
terkait yang dipandang perlu.
E. Pelaksana Distribusi Raskin di DesaKelurahan
Kepala desalurah sebagai penanggung jawab di tingkat desakelurahan bertanggung jawab atas pelaksanaan distribusi Raskin, penyelesaian pembayaran HPB dan adminstrasi
distribusi Raskin di wilayahnya. Untuk pelaksanaan distribusi Raskin di wilayahnya, kepala desalurah dapat memilih dan menetapkan salah satu dari 3 alternatif Pelaksana Distribusi Raskin
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Kelompok Kerja 2. Warung Desa
3. Kelompok Masyarakat Pembentukan Pokmas dan Warung Desa diatur dalam Pedoman Teknis tersendiri yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Pedum Raskin.
a. Kedudukan
Pelaksana Distribusi Raskin berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala desalurah.
b. Tugas
1.Menerima dan mendistribusikan beras Raskin dari Satker Raskin dan menyerahkanmenjual kepada RTS-PM Raskin di Titik Distribusi TD.
2.Menerima Hasil Penjualan Beras HPB dari RTS-PM Raskin secara tunai dan menyetorkan ke rekening Bank yang ditunjuk DivreSubdivreKansilog Perum BULOG
atau menyetor secara tunai kepada Satker Raskin. 3.Menyelesaikan administrasi distribusi Raskin yaitu Berita Acara Serah Terima BAST
dan Daftar Penjualan Beras sesuai model DPM-2.
c. Fungsi
1. Pendistribusian Raskin kepada RTS-PM Raskin. 2. Penerimaan uang hasil penjualan beras Raskin secara tunai dari RTS-PM Raskin dan
penyetorannya kepada Satker Raskin atau ke rekening bank yang ditetapkan DivreSubdivreKansilog Perum Bulog.
3. Pengadministrasian distribusi Raskin kepada RTS-PM Raskin.
Universitas Sumatera Utara
F. Satuan Kerja Raskin 1. Kedudukan
Satker Raskin berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada KadivreKasubdivreKakansilog Perum BULOG sesuai tingkatannya.
2. Organisasi
Satker Raskin terdiri dari : a. Ketua
b. Anggota : 1. Pegawai Perum BULOG yang ditetapkan melalui Surat Perintah SP
KadivreKasubdivreKakansilog Perum BULOG. 2. Tenaga bantuan yang ditetapkan oleh ketua satker atas sepengetahuan
KadivreKasubdivreKakansilog Perum BULOG.
3. Tugas dan Kewenangan
Satker Raskin mempunyai tugas, kewenangan dan tanggung jawab A. Ketua :
1. Mempunyai kewenangan mengangkat dan memberhentikan tenaga bantuan di wilayah kerjanya atas sepengetahuan KadivreKasubdivreKakansilog Perum BULOG.
2. Mempunyai tugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan distribusi, penyelesaian HPB, dan administrasi Raskin.
B. Anggota mempunyai tugas membantu dan bersama ketua sebagai berikut : 1. Mendistribusikan beras dari gudang Perum BULOG sampai dengan TD dan menyerahkan
kepada Pelaksana Distribusi Raskin di TD.
Universitas Sumatera Utara
2. Menerima uang HPB atau bukti setor bank dari Pelaksana Distribusi Raskin dan menyetorkan ke rekening HPB Bulog.
3. Menyelesaikan administrasi distribusi Raskin yaitu Delivery Order DO, BAST, Rekap BAST di kecamatan model MBA-0 dan pembayaran HPB Tanda Terimakuitansi dan Bukti
Setor Bank serta mengumpulkan DPM- 2 dari TD. 4. Melaporkan pelaksanaan tugas antara lain : realisasi jumlah distribusi beras, setoran HPB dan
BAST di wilayah kerjanya kepada KadivreKasubdivre Kakansilog Perum BULOG secara periodik setiap bulan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENYAJIAN DATA
Setelah dilakukan penelitian dan pengumpulan data di lapangan, baik melalui wawancara dan pengamatan langsung, maka diperoleh berbagai data dari informan kunci dan informan
utama dalam kaitannya dengam Implementasi Program Raskin Beras Untuk Masyarakat miskin di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal. Data yang diperoleh selama penelitian
disajikan dalam bentuk analisis data dengan menggunakan tabel frekuensi dan persentase yang kemudian akan diinterpretasikan.
Adapun penyajian data berisikan tentang data karakteristik responden serta data variabel penelitian.Penyajian data mengenai karakteristik responden adalah untuk mengetahui spesifikasi
ciri-ciri khusus yang dimiliki responden, yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan perbulan, pengeluaran perbulan.Sedangkan penyaikan data variable penelitian
adalah untuk menjawab permasalahan-permasalahan dalam penelitian. Data-data yang penulis peroleh melalui data primer akan penulis sajikan dalam bentuk
narasi atau deskripsi sesuai dengan kenyataan di lapangan. Adapun data-data primer tersebut adalah berupa narasi hasil wawancara langsung dari pihak-pihak yang terlibat dalam program
Raskin ini. Informasi yang digali meliputi berbagai aspek terkait Implementasi Program Raskin seperti penyalurannya, jumlah beras, harga beras, Sumber daya, sosialisasi, komunikasi,
koordinasi antar instansi terkait, disposisi pelaksanaan kebijakan dan manfaat program.
Universitas Sumatera Utara
4.1 Identitas Informan
Tabel 4.1 Distribusi Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin NO
Jenis kelamin frekuensi
Persentase
1 Laki-laki
30 60
2 Perempuan
20 40
Jumlah 50
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas informan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 30 orang 60, sedangkan sisanya adalah perempuan sebanyak 20 orang 40.
Dengan demikian, para penerima Raskin ini lebih banyak adalah laki-laki, karena mereka yang
terdaftar dalam kartu Raskin sebagai Kepala Keluarga. Tabel 4.2 Distribusi Data Informan berdasarkan Usia
No Usia
Frekuensi Persentase
1 17 – 25 Tahun
- 2
26 – 34 Tahun 10
20 3
35 – 43 Tahun 20
40 4
44 – 52 Tahun 11
22 5
53 Dst 9
18
Jumlah 50
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2011
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel dapat dilihat bahwa informan terbanyak adalah mereka yang memiliki usia 35- 43 tahun, yaitu sebanyak 20 orang 40, kemudian usia 44-52 tahun sebanyak 11 orang 22,
26-34 tahun sebanyak 6 orang 18 dan 17-25 tahun tidak ada 0. Walaupun usia tidak mempengaruhi responden dalam mendapatkan Raskin, dilihat yang mendapatkan bantuan Raskin
adalah usia yang sudah berkelurga dan mempunyai anak.
Tabel 4.3 Distribusi Data Informan Berdasarkan Pendidikan NO
Pendidikan terakhir Frekuensi
Persentase
1 Tidak tamat SD
15 30
2 SD
30 60
3 SLTP
3 6
4 SLTA
2 4
5 DII
- -
Jumlah 50
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas informan adalah yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SD, yaitu sebanyak 30 orang 60.SLTP sebanyak 3 orang 6, tidak
tamat SD sebanyak 15 orang 30, dan tamat SLTA sebanyak 2 orang 4.Dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Kelurahan Babura masih relatif rendah untuk minatnya melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Distribusi Data Informan Berdasarkan Pekerjaan No
Jenis pekerjaan Frekuensi
Persentase
1 Buruh
2 4
2 Pedagang
2 4
3 Supir
5 10
4 Pembantu
6 12
5 Tukang becak
25 50
6 Dan lain-lain
10 20
Jumlah 50
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2011
Menunjukkan variasi yang tidak merata pada tiap jenis pekerjaan. Dari penelitian yang penulis lakukan ditemukan bahwa informan terbanyak bekerja sebagai tukang becak, yakni
sebanyak 25 orang 50, dan paling sedikit persentasenya bekerja sebagai pedagang dan buruh, yakni masing-masing sebanyak 2 orang 4. Dan lain-lain yang dimaksud disitu adalah ibu
rumah tangga, tukang urut, penjahit dan montir.
Tabel 4.5 Distribusi Data Informan Berdasarkan Penghasilan
No Jumlah Penghasilan
Frekuensi Persentase
1 500 rb
35 70
2 500 – 1 juta
15 30
Jumlah 50
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2011
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penghasilan perbulan informan sebagian besar kurang dari Rp 500.000 yakni sebanyak 35 orang 70 dan selebihnya sebanyak 15 orang
30 berpenghasilan di antara Rp 500.000-1 juta rupiah. Dapat kita lihat disini minimnya penghasilan dapat menyebabkan mereka rentan terhadap penurunan konsumsi energi dan protein.
Tabel 4.6 Distribusi Data Informan Berdasarkan Pengeluaran No
Pengeluaran bulan Frekuensi
Persentase
1 500 rb
38 76
2 500 – 1 juta
12 24
4 1 -2 juta
- -
Jumlah 50
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengeluaran per bulan informan sebagian besar kurang dari Rp 500.000 yakni sebanyak 38 orang 76, dan selebihnya sebanyak 12 orang
24 berpengeluaran di antara Rp 500.000-1 juta rupiah.
Tabel 4.7 Distribusi Data Informan Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga No
Jumlah Anggota Keluarga Frekuensi
Persentase
1 1 – 3 orang
18 36
2 4 – 6 orang
25 50
3 7 – 9 orang
7 14
4 9 orang
- -
Jumlah 50
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2011
Universitas Sumatera Utara
Dapat kita lihat dari tabel di atas jumlah anggota keluarga informan sebagian besar berjumlah antara 4-6 orang, yakni sebesar 50 25 informan, yang lainnya berjumlah 1-3 orang
sebesar 36 18 informan dan yang berjumlah 7-9 orang sebesar 14 7 informan
4.2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Implementasi Program Beras Untuk Masyarakat Miskin RASKIN di Kelurahan Babura
4.2.1 Standar dan Sasaran Kebijakan Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kesesuaian Jumlah Raskin Yang
Ditebus Yakni 15 kg Tanpa Ada Potongan No
Jawaban Frekuensi
Persentase
1 Ya
50 orang 100
2 Tidak
-
Jumlah 50 orang
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat seluruh informan, yakni sebanyak 50 orang 100 menyatakan bahwa tidak ada penyelewengan dalam pemberian beras murah ini.Setiap bulannya
mereka memang menebus beras raskin ini sebesar 15 kg tanpa ada potongan ataupun pengurangan.Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Lurah Babura, ia
mengatakan bahwa pembagian beras murah ini sebanyak 15 kg perbulannya.Dengan demikian jumlah kilogram yang diberikan aparat Kelurahan Babura telah sesuai dengan buku pedoman
Raskin, yakni sebesar 15 kg setiap bulannya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kesesuaian Harga Tebus Raskin Per kg yakni Rp. 1600,-
No Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Ya
50 orang 100
2 Tidak
-
Jumlah 50 orang
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat seluruh informan, yakni sebanyak 50 orang 100 menyatakan bahwa tidak ada penyimpangan harga dalam penebusan beras murah ini. Setiap
bulannya mereka memang menebus raskin ini dengan harga Rp 1600,00kg. Hal ini sesuai dengan pengungkapan Lurah Babura ketika di wawancarai, ia mengatakan untuk harga tebus
beras murah ini seharga Rp 1600,00kg. Harga tebus ini telah sesuai dengan buku pedoman Raskin.
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Informan Mengenai Adanya Penerimaan Raskin Yang Tidak Tepat Sasaran
No Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Ada
- -
2 Tidak Ada
40 Orang 80
3 Tidak Tahu
10 Orang 20
Jumlah 50 Orang
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2011
Untuk mengetahui tepat sasaran dalam artian pembagian beras Raskin ini memang ditujukan untuk masyarakat yang memang benar-benar berhak menerima Raskin ini. Sebagian
Universitas Sumatera Utara
besar informan, yakni sebanyak 40 orang 80 menyatakan tidak ada, artinya pembagian Raskin ini memang benar-benar ditujukan untuk masyarakat miskin. Tidak ada penyelewengan
ataupun penyimpangan yang dilakukan aparat dalam pendistribusian beras Raskin ini.Dan sebagian kecil lainnya dari informan, yakni sebanyak 10 orang menyatakan tidak tahu.
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Informan Mengenai Ketepatan Penyaluran Raskin Setiap Sebulan Sekali
No Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Tepat
5 orang 10
2 Tidak tepat
45 orang 90
Jumlah 50 orang
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2011
Mengenai ketepatan penyaluran Raskin, yakni setiap sebulan sekali dalam kurun waktu satu tahun, sebagian besar informan menyatakan tidak tepat, yakni sebanyak 45 informan
90.Mereka mengatakan sering terjadi keterlambatan dalam penyaluran raskin ini, terutama di awal bulan. Hal ini senada dengan hasil wawancara Lurah Babura dan satker Bulog yakni :
“Memang kalau pada awal tahun sering terjadi keterlambatan, tetapi kami hanya bertugas untuk menjualkan Raskin ini kepada masyarakat penerima manfaat.Jadi kalau Bulog
mengirimkan beras raskin ini pasti kami langsung menginformasikan kepada warga melalui kepling masing-masing untuk menebus beras raskin ini.Sehingga kalau Bulog belum
mengirimkan beras Raskin ini, saya pun tidak bisa berbuat apa-apa.”
Universitas Sumatera Utara
Satker Bulog : “Keterlambatan yang sering terjadi pada awal bulan disebabkan karena belum
keluarnya SK Gubernur mengenai program Raskin ini, karena penentuan pagu raskin untuk jangka waktu satu tahun diputuskan berdasarkan Sk Gubernur dan berdasarkan data BPS, jadi
apabila SK Gubernur belum keluar, kami tidak tahu berapa pagu Raskin pada tahun ini sehingga kami belum bisa mendistribusikan beras murah ini.”
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Informan Mengenai Adanya Rumah Tangga Miskin Yang Tidak Terdaftar Sebagian Penerima Manfaat
No Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Ada
46 Orang 92
2 Tidak tahu
4 Orang 8
Jumlah 50 Orang
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat kita lihat sebagian besar dari informan, yakni sebanyak 46 orang 92 menyatakan bahwa masih banyak masyarakat yang seharusnya menerima beras murah ini,
dalam artian masih banyak masyarakat yang miskin tetapi tidak terdaftar sebagai penerima raskin, dan 4 informan lainnya 8 menyatakan tidak tahu. Dari data di atas menunjukkan
bahwa jumlah sasaran TRM masih lebih rendah dari total RTM yang ada. Hal ini senada dengan pengungkapan Lurah Babura ketika di wawancarai, yakni :
“Memang masih banyak masyarakat miskin di wilayah Kelurahan Babura yang tidak terdaftar sebagai penerima manfaat program raskin ini, banyak masyarakat yang mengeluh
Universitas Sumatera Utara
mengapa mereka tidak mendapatkan jatah beras murah ini bahkan sampai ada warga yang menangis-nangis ,tetapi kami tidak dapat berbuat apa-apa, karena yang menentukan siapa yang
layak menjadi penerima manfaat Raskin ini adalah BPS, kami di sini hanya bertugas mendistribusikan saja beras yang didatangkan dari Bulog ini dengan daftar penerima manfaat
yang diberikan oleh BPS.”
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kelayakan Beras Raskin Ini Untuk Dikonsumsi
No Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Layak
50 Orang 100
2 Kurang layak
- -
3 Tidak layak
- -
Jumlah 50 Orang
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua informan, yakni sebanyak 50 orang 100 menyatakan beras yang diberikan pemerintah ini layak untuk dikonsumsi. Dari data di atas
menunjukkan bahwa kualitas dari beras yang diberikan pemerintah layak untuk dikonsumsi.
4.2.2 Sumber Daya
Di dalam pelaksanaan suatu kebijakan tidak bia terkepas dari sumber daya, yang dapat berwujud sumber daya manusia dan sumber daya finansial.Tanpa adanya sumber daya kebijakan
hanya tinggal di kertas menjadi dokumen saja Subarsono,2005:91.
Universitas Sumatera Utara