3
Universitas Kristen Maranatha
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja operasi mesin kendaraan angkutan kota Bandung
– Lembang dengan cara survei kuesioner dan wawancara di lokasi penelitian. Adapun indikator kinerja yang akan diukur antara
lain adalah radiator, oli mesin, filter oli, filter bahan bakar, filter udara, nosel dan injektor.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini dilakukan pembatasan pembahasan. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari:
1. Penyebaran kuesioner kepada supir angkutan kota rute Bandung –
Lembang yang terdiri dari kondisi mesin kendaraan, perawatan mesin berkala kendaraan dan kerusakan mesin kendaraan.
2. Wawancara dengan kepala mekanik PT. Wicaksana Berlian Motor
yang terdiri dari perawatan mesin berkala Mitsubishi L300 dan dampak kerusakan.
1.4 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan penelitian ini disusun dalam beberapa bab, yaitu Bab 1, berisi Pendahuluan, Tujuan Penelitian, Ruang Lingkup Pembahasan dan
Sistematika Pembahasan. Bab 2, berisi Tinjauan Pustaka, yang memuat pembahasan tentang Kinerja kendaraan angkutan kota Bandung-Lembang. Bab 3,
berisi Langkah Penelitian dan Pengumpulan Data Berdasarkan Survei Kuesioner dan wawancara. Bab 4, berisi studi kasus dan analisis data, serta Kesimpulan dan
Saran akan dibahas pada Bab 5.
45
Universitas Kristen Maranatha
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai kinerja operasi mesin angkutan kota rute Bandung
– Lembang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Dari hasil analisis data yang diperoleh, tidak ada angkutan kota yang melakukan perawatan radiator sesuai dengan anjuran perawatan berkala. Angkutan kota
yang melakukan penggantian oli mesin sesuai dengan anjuran perawatan berkala sebanyak 2 kendaraan dari 30 kendaraan sampel. Angkutan kota yang
melakukan penggantian filter oli sesuai dengan anjuran perawatan berkala sebanyak 2 kendaraan juga. Angkutan kota yang melakukan penggantian filter
bahan bakar sesuai dengan anjuran perawatan berkala sebanyak 2 kendaraan juga. Tidak ada angkutan kota yang melakukan penggantian filter udara sesuai
dengan anjuran perawatan berkala. Angkutan kota yang melakukan perawatan nosel sesuai dengan anjuran perawatan berkala sebanyak 5 kendaraan dari 30
kendaraan sampel. Angkutan kota yang melakukan perawatan perawatan berkala injektor sesuai dengan perawatan berkala sebanyak 8 kendaraan dari 30
kendaraan sampel. Dengan kata lain, pada umumnya kendaraan angkutan kota rute Bandung
– Lembang mengalami perlakuan perawatan yang tidak sesuai dengan anjuran perawatan berkala.
2. Dari data yang diperoleh kerusakan yang paling banyak dialami oleh angkutan
kota adalah mesin overheat yaitu sebanyak 22 kendaraan, kemudian penurunan performa mesin dan mesin tersendat-sendat sebanyak 17 kendaraan. Artinya
angkutan kota tersebut mengalami perawatan yang buruk.
5.2 Saran