Biaya Operasi Kendaraan dan Pendapatan Angkutan Publik Bandung - Lembang.
ix Universitas Kristen Maranatha
BIAYA OPERASI KENDARAAN DAN PENDAPATAN
ANGKUTAN PUBLIK BANDUNG
–
LEMBANG
Rahmat Siddyumar NRP: 0921020
Pembimbing: Prof. Dr. Budi Hartanto Susilo, Ir., M.Sc.
ABSTRAK
Angkutan publik merupakan salah satu jenis transportasi yang sering digunakan masyarakat untuk menempuh perjalanan dari Kota Bandung menuju Kota Lembang dan sebaliknya. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan akan angkutan publik juga semakin bertambah, sehingga mengakibatkan para pemilik angkutan publik tersebut berupaya untuk menyesuaikan kapasitas dengan permintaan. Misalnya dengan cara perbaikan dan perawatan angkutan publiknya. Hal ini merupakan salah satu komponen utama dari Biaya Pemakai Jalan, yaitu Biaya Operasi Kendaraan (BOK).
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis BOK dan pendapatan angkutan publik Bandung – Lembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara dan penyebaran kuesioner yang berhubungan dengan BOK kepada pemilik dan supir angkutan publik Bandung – Lembang. Pembahasan penelitian hanya pada kendaraan angkutan publik Bandung – Lembang yaitu Mitsubishi L300.
Dari hasil penelitian dan analisis, kecepatan terbobot rata-rata angkutan publik Bandung – Lembang sebesar 28 km/jam, BOK sebesar Rp 118.800,00 per kendaraan per hari untuk angkutan publik Bandung – Lembang bagi pengusaha skala kecil, skala sedang, serta skala besar, jumlah setoran yang diterima per hari oleh pemilik angkutan publik Bandung – Lembang adalah Rp 130.000,00 per kendaraan untuk skala sedang dan Rp 140.000,00 untuk skala kecil dan skala besar. Studi lanjutan yang dapat disarankan adalah studi tingkat pelayanan penumpang.
Kata kunci: Biaya Operasi Kendaraan, pendapatan, angkutan publik Bandung –
(2)
x Universitas Kristen Maranatha
VEHICLE OPERATING COST AND INCOME OF
PUBLIC TRANSPORT BANDUNG
–
LEMBANG
Rahmat Siddyumar NRP: 0921020
Supervisor: Prof. Dr. Budi Hartanto Susilo, Ir., M.Sc.
ABSTRACT
Public transport is one of the frequently transportation used by the society to travel from Bandung City to Lembang City. Along with the increasing population, demand for public transport is also increasing, thus resulting the public transport owners are trying to match capacity with demand. For example by repair and maintenance of the public transport. This is one of the main component of the Road User Cost, the Vehicle Operating Cost (VOC).
The puspose of research is to analyze the VOC and income of public transport Bandung – Lembang. The method used in this study are interviews and distributing questionnaires relating to the VOC to the owners and drivers of public transport Bandung – Lembang. Discussion of research only on Bandung – Lembang public transport vehicle – the Mitsubishi L300.
From the result of research and analysis, the average weighted speed rate of Bandung – Lembang public transport at 28 km/hour, VOC amounted to Rp 118,800.00 each vehicle per day for the owner of Bandung – Lembang public transport small scale, medium scale, and large scale, the ammount of deposit received per day by Bandung – Lembang public transport owners is Rp 130,000.00 per vehicle for meduim scale and Rp 140,000.00 for small scale and large scale. Recommended further study is to study the level of passenger service. Key words: Vehicle Operating Cost, income, public transport Bandung – Lembang.
(3)
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR NOTASI ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 2
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ... 2
1.4 Sistematika Penulisan ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1 Pengertian Transportasi ... 3
2.2 Letak Geografis Bandung – Lembang ... 7
2.3 Rute Angkutan Publik Bandung – Lembang ... 9
2.4 Spesifikasi Kendaraan Angkutan Publik Bandung – Lembang ... 10
2.5 Biaya Operasi Kendaraan ... 12
2.5.1 Biaya Pemakaian Bahan Bakar Minyak ... 13
2.5.2 Biaya Pemakaian Oli ... 14
2.5.3 Biaya Pemakaian Ban... 14
2.5.4 Biaya Pemeliharaan ... 15
2.5.5 Biaya Penyusutan (Depresiasi)... 15
2.5.6 Biaya Bunga ... 15
2.5.7 Biaya Asuransi ... 15
2.6 Pendapatan ... 16
2.7 Metode Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan ... 16
2.8 Kecepatan ... 18
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA... 20
3.1 Metode Penelitian ... 20
3.2 Lokasi Studi ... 20
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 22
3.3.1 Data Dari Pemilik ... 23
3.3.2 Data Dari Supir... 25
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 26
4.1 Pengolahan Data ... 26
(4)
xii Universitas Kristen Maranatha
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 33
5.1 Simpulan ... 33
5.2 Saran ... 33
Daftar Pustaka ... 35
(5)
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Lokasi Studi Angkutan Publik Bandung – Lembang ... 9
Gambar 2.2 Mitsubishi L300 ... 12
Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Dan Metode Penelitian... 21
(6)
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Spesifikasi Kendaraan Mitsubishi L300 ... 11
Tabel 3.1 Data Dari Pemilik Angkutan Publik Skala Kecil ... 23
Tabel 3.2 Data Dari Pemilik Angkutan Publik Skala Sedang ... 24
(7)
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR NOTASI
AKAP Antar Kota Antar Propinsi AKDP Antar Kota Dalam Propinsi BOK Biaya Operasi Kendaraan CBD Central Business District
PCI Pacific Consultant International
S Kecepatan (km/jam)
Trip Perjalanan
Y Variabel tergantung Yasuransi Asuransi per 1000 km
Yban Pemakaian ban per 1000 km
Ybbm Pemakaian bahan bakar minyak (liter/1000 km)
Ybunga Biaya bunga per kendaraan per 1000 km (sama dengan ½ nilai
penyusutan kendaraan)
Ydepresiasi Penyusutan (depresiasi) per 1000 km
Ymontir Jam montir per 1000 km
Yoli Pemakaian oli (liter/1000 km)
Yrata-rata Rata-rata sampel
(8)
xvi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
(9)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Angkutan publik merupakan salah satu jenis transportasi yang sering digunakan masyarakat untuk menempuh perjalanan dari Kota Bandung menuju Kota Lembang dan sebaliknya. Setiap tahunnya pabrikan kendaraan bermotor roda empat selalu meningkat kapasitas produksinya, sesuai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat dan kebutuhan akan alat transportasi. Apabila kapasitas produksi kendaraan terus berkembang, maka setiap tahunnya akan meningkat pula jumlah kendaraan yang beroperasi di jalan-jalan. Akibatnya adalah timbulnya kemacetan karena jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan raya (Nugraha, 2005). Oleh karena itu, untuk mengurangi resiko terjadinya kemacetan, masyarakat menggunakan angkutan publik.
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan akan angkutan publik juga semakin bertambah, sehingga mengakibatkan para pemilik angkutan publik tersebut berupaya untuk menyesuaikan kapasitas dengan permintaan. Misalnya dengan cara perbaikan dan perawatan angkutan publiknya. Hal ini merupakan salah satu komponen utama dari Biaya Pemakai Jalan, yaitu Biaya Operasi Kendaraan.
Biaya Operasi Kendaraan adalah biaya total yang dibutuhkan untuk mengoperasikan kendaraan pada suatu kondisi lalulintas dan jalan untuk suatu jenis kendaraan per kilometer jarak tempuh (Dept. Pekerjaan Umum, 2005).
Biaya Operasi Kendaraan terdiri dari dua komponen utama yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap disebut juga standing charges yang biasanya tidak berubah dengan output produksi; jadi tetap ada walaupun tidak berproduksi (Tjokroadiredjo, 1990).
Sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya operasi kendaraan yang dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan pada suatu kondisi lalulintas dan jalan untuk suatu jenis kendaraan per kilometer jarak tempuh (Dept. Pekerjaan Umum, 2005).
(10)
2 Universitas Kristen Maranatha Menurut Swanburg, pendapatan adalah pemasukan dari penjualan produk dan pelayanan (carapedia.com). Diharapkan dari penelitian ini didapatkan hubungan antara Biaya Operasi Kendaraan dan pendapatan.
1.2Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan Biaya Operasi Kendaraan dan pendapatan angkutan publik Bandung – Lembang.
1.3Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan adalah sebagai berikut:
1. Sampel diambil dengan cara wawancara dan memberikan kuesioner yang berhubungan dengan Biaya Operasi Kendaraan kepada pemilik dan supir angkutan publik Bandung – Lembang.
2. Pembahasan penelitian hanya pada kendaraan angkutan publik Bandung – Lembang yaitu Mitsubishi L300.
3. Waktu penelitian dilakukan pada jam kerja angkutan publik Bandung – Lembang, yaitu antara pukul 04.30 WIB – 07.00 WIB.
1.4Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:
BAB I, berisi latar belakang, tujuan penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan. BAB II, berisi tinjauan pustaka terkait yang berhubungan dengan penelitian. BAB III, berisi metode penelitian dan pengumpulan data. BAB IV, berisi pengolahan dan analisis data. Pada BAB V, ditarik simpulan dari data yang sudah dianalisis serta diberikan saran.
(11)
33 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dan analisis, didapatkan simpulan sebagai berikut: 1. Kecepatan kendaraan yang digunakan dalam perhitungan Biaya Operasi
Kendaraan ini adalah kecepatan terbobot rata-rata sebesar 28 km/jam
2. Biaya Operasi Kendaraan angkutan publik Bandung – Lembang skala kecil sebesar Rp 857, 33971 per km, skala sedang sebesar Rp 853,40092 per km, dan skala besar sebesar Rp 857,43383 per km.
3. Pada umumnya, dalam satu hari kendaraan menempuh 4 rit. Besar Biaya Operasi Kendaraan angkutan publik Bandung – Lembang skala kecil sebesar Rp 113.168,8417 per kendaraan per hari, skala sedang sebesar Rp 112.648,9214 per kendaran per hari, dan skala besar sebesar Rp 113.181,2656 per kendaraan per hari.
4. Jumlah setoran yang diterima dari satu unit kendaraan oleh pemilik angkutan publik Bandung – Lembang skala kecil, skala sedang, dan skala besar dalam satu hari lebih besar dari biaya yang harus dikeluarkan, sehingga pemilik angkutan publik Bandung – Lembang mendapatkan keuntungan.
5.2Saran
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan, saran yang dapat diberikan kepada pemilik angkutan publik Bandung – Lembang skala kecil, skala sedang, dan skala besar adalah para pemilik angkutan publik tersebut harus melakukan peremajaan terhadap kendaraannya agar kendaraannya tersebut dapat beroperasi secara optimal.
Studi lanjutan yang dapat disarankan adalah studi tingkat pelayanan penumpang, misalnya:
a. Sikap supir terhadap penumpang b. Kenyamanan kendaraan
(12)
34 Universitas Kristen Maranatha c. Antisipasi supir bila terjadi tindak kriminal dalam angkutan publik.
(13)
35 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Pekerjaan Umum, 1995, Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Untuk Jalan Perkotaan Di Indonesia, Direktorat Bina Teknik, Jakarta.
2. Departemen Pekerjaan Umum, 2005, Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan Bagian 1 Biaya Tidak Tetap (Running Cost), Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
3. Direktorat Jendral Bina Marga – Direktorat Pembinaan Jalan Kota, 1990, Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan Di Wilayah Perkotaan, Direktorat Pembinaan Jalan Kota, Jakarta.
4. Http://carapedia.com, Pengertian Definisi Pendapatan, Diakses pada September 2012.
5. Http://ekhardhi.blogspot.com, Pendapatan, Biaya, & Usaha Kecil, Diakses pada Februari 2013.
6. Http://eprints.undip.ac.id, ChapterII.pdf, Diakses pada Februari 2013.
7. Http://fadlysutrisno.wordpress.com, Biaya Operasional Kendaraan – Struktur Tarif, Diakses pada September 2012.
8. Http://gtradial.co.id, Saat Tepat Mengganti Ban Anda, Diakses pada Februari 2013.
9. Http://www.mobilku.org, Colt L300 Bahan Bakar Solar Dan Bensin, Diakses pada Februari 2013.
10. Http://sipil.upi.edu, Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jalan Setiabudi, Diakses pada Februari 2013.
11. Http://zakyways.blogspot.com, Kondisi Geografis Indonesia, Diakses pada Februari 2013.
12. Miro, F., 1997, Sistem Transportasi Kota, Tarsito, Bandung.
13. Nugraha, L., 2005, Perbandingan Biaya Operasi Kendaraan Jenis Minibus Berbahan Bakar Bensin Dan Solar, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. 14. Parmini, N. P. M., 2006, Pra Studi Kelayakan Jalan Tol (Studi Kasus Ruas
Jalan Kuta – Tanah Lot – Soka), Universitas Udayana, Bali.
(14)
36 Universitas Kristen Maranatha 16. Susilo, B. H., 1998, Sistem Dan Rekayasa Transportasi, Teknik Sipil
Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
17. Tamin, O. Z., 2000, Perencanaan & Pemodelan Transportasi Edisi Kedua, ITB, Bandung.
(1)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Angkutan publik merupakan salah satu jenis transportasi yang sering digunakan masyarakat untuk menempuh perjalanan dari Kota Bandung menuju Kota Lembang dan sebaliknya. Setiap tahunnya pabrikan kendaraan bermotor roda empat selalu meningkat kapasitas produksinya, sesuai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat dan kebutuhan akan alat transportasi. Apabila kapasitas produksi kendaraan terus berkembang, maka setiap tahunnya akan meningkat pula jumlah kendaraan yang beroperasi di jalan-jalan. Akibatnya adalah timbulnya kemacetan karena jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan raya (Nugraha, 2005). Oleh karena itu, untuk mengurangi resiko terjadinya kemacetan, masyarakat menggunakan angkutan publik.
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan akan angkutan publik juga semakin bertambah, sehingga mengakibatkan para pemilik angkutan publik tersebut berupaya untuk menyesuaikan kapasitas dengan permintaan. Misalnya dengan cara perbaikan dan perawatan angkutan publiknya. Hal ini merupakan salah satu komponen utama dari Biaya Pemakai Jalan, yaitu Biaya Operasi Kendaraan.
Biaya Operasi Kendaraan adalah biaya total yang dibutuhkan untuk mengoperasikan kendaraan pada suatu kondisi lalulintas dan jalan untuk suatu jenis kendaraan per kilometer jarak tempuh (Dept. Pekerjaan Umum, 2005).
Biaya Operasi Kendaraan terdiri dari dua komponen utama yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap disebut juga standing charges yang biasanya tidak berubah dengan output produksi; jadi tetap ada walaupun tidak berproduksi (Tjokroadiredjo, 1990).
Sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya operasi kendaraan yang dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan pada suatu kondisi lalulintas dan jalan untuk suatu jenis kendaraan per kilometer jarak tempuh (Dept. Pekerjaan Umum, 2005).
(2)
2 Universitas Kristen Maranatha Menurut Swanburg, pendapatan adalah pemasukan dari penjualan produk dan pelayanan (carapedia.com). Diharapkan dari penelitian ini didapatkan hubungan antara Biaya Operasi Kendaraan dan pendapatan.
1.2Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan Biaya Operasi
Kendaraan dan pendapatan angkutan publik Bandung – Lembang.
1.3Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan adalah sebagai berikut:
1. Sampel diambil dengan cara wawancara dan memberikan kuesioner yang berhubungan dengan Biaya Operasi Kendaraan kepada pemilik dan supir angkutan publik Bandung – Lembang.
2. Pembahasan penelitian hanya pada kendaraan angkutan publik Bandung – Lembang yaitu Mitsubishi L300.
3. Waktu penelitian dilakukan pada jam kerja angkutan publik Bandung – Lembang, yaitu antara pukul 04.30 WIB – 07.00 WIB.
1.4Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:
BAB I, berisi latar belakang, tujuan penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan. BAB II, berisi tinjauan pustaka terkait yang berhubungan dengan penelitian. BAB III, berisi metode penelitian dan pengumpulan data. BAB IV, berisi pengolahan dan analisis data. Pada BAB V, ditarik simpulan dari data yang sudah dianalisis serta diberikan saran.
(3)
33 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dan analisis, didapatkan simpulan sebagai berikut: 1. Kecepatan kendaraan yang digunakan dalam perhitungan Biaya Operasi
Kendaraan ini adalah kecepatan terbobot rata-rata sebesar 28 km/jam
2. Biaya Operasi Kendaraan angkutan publik Bandung – Lembang skala kecil sebesar Rp 857, 33971 per km, skala sedang sebesar Rp 853,40092 per km, dan skala besar sebesar Rp 857,43383 per km.
3. Pada umumnya, dalam satu hari kendaraan menempuh 4 rit. Besar Biaya Operasi Kendaraan angkutan publik Bandung – Lembang skala kecil sebesar Rp 113.168,8417 per kendaraan per hari, skala sedang sebesar Rp 112.648,9214 per kendaran per hari, dan skala besar sebesar Rp 113.181,2656 per kendaraan per hari.
4. Jumlah setoran yang diterima dari satu unit kendaraan oleh pemilik angkutan publik Bandung – Lembang skala kecil, skala sedang, dan skala besar dalam satu hari lebih besar dari biaya yang harus dikeluarkan,
sehingga pemilik angkutan publik Bandung – Lembang mendapatkan
keuntungan.
5.2Saran
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan, saran yang dapat diberikan kepada pemilik angkutan publik Bandung – Lembang skala kecil, skala sedang, dan skala besar adalah para pemilik angkutan publik tersebut harus melakukan peremajaan terhadap kendaraannya agar kendaraannya tersebut dapat beroperasi secara optimal.
Studi lanjutan yang dapat disarankan adalah studi tingkat pelayanan penumpang, misalnya:
a. Sikap supir terhadap penumpang
(4)
34 Universitas Kristen Maranatha c. Antisipasi supir bila terjadi tindak kriminal dalam angkutan publik.
(5)
35 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Pekerjaan Umum, 1995, Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Untuk
Jalan Perkotaan Di Indonesia, Direktorat Bina Teknik, Jakarta.
2. Departemen Pekerjaan Umum, 2005, Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan
Bagian 1 Biaya Tidak Tetap (Running Cost), Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
3. Direktorat Jendral Bina Marga – Direktorat Pembinaan Jalan Kota, 1990, Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan Di Wilayah Perkotaan, Direktorat Pembinaan Jalan Kota, Jakarta.
4. Http://carapedia.com, Pengertian Definisi Pendapatan, Diakses pada
September 2012.
5. Http://ekhardhi.blogspot.com, Pendapatan, Biaya, & Usaha Kecil, Diakses pada Februari 2013.
6. Http://eprints.undip.ac.id, ChapterII.pdf, Diakses pada Februari 2013.
7. Http://fadlysutrisno.wordpress.com, Biaya Operasional Kendaraan – Struktur Tarif, Diakses pada September 2012.
8. Http://gtradial.co.id, Saat Tepat Mengganti Ban Anda, Diakses pada Februari 2013.
9. Http://www.mobilku.org, Colt L300 Bahan Bakar Solar Dan Bensin, Diakses
pada Februari 2013.
10. Http://sipil.upi.edu, Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jalan Setiabudi, Diakses pada Februari 2013.
11. Http://zakyways.blogspot.com, Kondisi Geografis Indonesia, Diakses pada Februari 2013.
12. Miro, F., 1997, Sistem Transportasi Kota, Tarsito, Bandung.
13. Nugraha, L., 2005, Perbandingan Biaya Operasi Kendaraan Jenis Minibus Berbahan Bakar Bensin Dan Solar, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. 14. Parmini, N. P. M., 2006, Pra Studi Kelayakan Jalan Tol (Studi Kasus Ruas
Jalan Kuta – Tanah Lot – Soka), Universitas Udayana, Bali.
(6)
36 Universitas Kristen Maranatha 16. Susilo, B. H., 1998, Sistem Dan Rekayasa Transportasi, Teknik Sipil
Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
17. Tamin, O. Z., 2000, Perencanaan & Pemodelan Transportasi Edisi Kedua, ITB, Bandung.