1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian tentang perilaku manusia dan organisasi dengan obyek
dealer
motor di negeri ini ternyata menarik untuk dilakukan. Fenomena yang terjadi saat ini terlihat bahwa semakin banyak
dealer
yang terbentuk untuk menjual produk motor dan keberhasilan sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang penjualan akan terlihat dengan banyaknya jumlah barang yang terjual. Apalagi zaman sekarang ini motor bukanlah sebuah barang mewah
tetapi sudah merupakan barang biasa karena manfaatnya yang dirasakan penting bagi manusia untuk mempermudah manusia melakukan perpindahan
atau sebagai alat transportasi dari satu tempat ke tempat lain yang tidak terlalu dekat. Motor kini tidak hanya dipakai oleh orang dewasa tetapi melainkan
anak usia belasan tahun. Hal ini terjadi karena motor bagi remaja sebagai kendaraan mereka untuk menuju sekolah, bermain, serta sebagai
image
mereka bahwa motor yang mereka miliki merupakan motor yang istimewa bagi mereka. Ditambah dengan adanya pembentukan geng motor yang marak
akhir-akhir ini karena perilaku buruk yang terbentuk setelah mengikuti geng motor tersebut, walaupun tidak semua geng motor memiliki citra buruk namun
geng motor lebih terkenal membawa dampak negatif.
Selain pembentukan geng motor, remaja maupun orang dewasa yang menyukai dunia otomotif mereka lebih sering memodifikasi badan motor agar
lebih terlihat menarik. Hal ini mereka lakukan demi mendapatkan kesenangan dan menyalurkan bakat mereka tentang dunia otomotif. Modifikasi motor
yang mereka lakukan biasanya merubah warna motor, stiker motor, memberi sentuhan
air brush
, merubah ukuran ban motor, serta memodifikasi apapun yang menurut mereka kurang menarik bagi mereka dan yang bisa mereka
modifikasi. Disamping itu, motor juga memiliki kelebihan yang dapat memberi tantangan bagi pengendaranya dengan beratraksi yang menantang
atau lebih dikenal dengan sebutan
free style
. Dari gambaran kegunaan, kelebihan dan pengguna motor di atas maka
pada era ini persaingan motor untuk mendapatkan pangsa pasar sangat ketat. Karena setiap perusahaan motor harus membuat produk unggulan motor yang
lebih baik dibanding dengan produk perusahaan yang lain. Disamping itu, cara penyajian iklan di media-media juga mempengaruhi minat konsumen.
Sehingga, setiap karyawan yang bekerja pada bagian penjualan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya terhadap pencapaian jumlah barang yang terjual
karena karyawan bagian penjualan adalah bagian yang penting dalam perusahaan dagang seperti
dealer
motor yang bekerja dengan cara pentargetan jumlah penjualan yang harus dicapai setiap karyawan.
Sebuah organisasi pasti akan dipengaruhi berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Adapun faktor-faktor internal tersebut seperti komitmen
organisasi, tingkat absensi, gaji, gaya kepemimpinan, kenaikan jabatan,
peraturan yang ada di organisasi tersebut, sedangkan eksternal seperti keadaan ekonomi, persaingan bisnis, peraturan pemerintah yang mengharuskan
perusahaan dapat memadupadankan faktor-faktor tersebut yang akan membawa ke berbagai perubahan untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan
perubahan yang terjadi. Dalam sebuah organisasi seperti
dealer
motor, komitmen organisasi menjadi hal yang penting untuk mencapai tujuan organisasi karena komitmen
organisasi merupakan kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu organisasi atau perusahaan dengan karyawan. Organisasi yang baik mampu memberikan
semua hak karyawan dengan baik. Sedangkan komitmen pada karyawan, menunjukan keinginan karyawan perusahaan untuk tetap tinggal dan bekerja
serta mengabdikan diri bagi perusahaan dengan memberikan kemampuan terbaik yang dimiliki oleh setiap karyawan.
Banyak hal yang mendorong terciptanya komitmen organisasi, diantaranya kepuasan-kepuasan yang diperoleh di dalam organisasi atau
selama mereka bekerja. Kepuasan akan pembayaran yang diberikan perusahaan, kepuasan kondisi kerja baik secara mental pekerjaan yang
dihadapi menantang atau tidak, sikap atasan dan pengawasan yang ada, hubungan dengan sesama rekan kerja, merupakan faktor-faktor penentu
komitmen organisasi. Dari beberapa hal tersebut maka sebuah organisasi dapat menilai komitmen karyawan karena mengasumsikan dapat mengurangi
perilaku negatif seperti penurunan prestasi kerja, tingkat absensi,
turnover intention
Allen dan Meyer, 1993 dalam Siswanti 2005.
Keberhasilan penjualan yang diraih oleh karyawan bagian penjualan dengan angka tertinggi dalam penjualan merupakan harapan setiap manajer.
Untuk mencapai target penjualan, perusahaan juga harus memberikan strategi- strategi penjualan yang tidak dapat ditiru. Menurut Fisher dkk. 2006 dalam
Margaretha dan Susanti 2008, dasar pengelolaan manusia sebenarnya juga dapat ditiru, namun strategi yang paling efektif bagi organisasi dalam
menemukan cara-cara yang unik untuk menarik, mempertahankan, serta memotivasi karyawan mereka lebih sulit untuk ditiru oleh yang lainnya.
Tetapi di sisi lain, tuntutan manajemen perusahaan dan kondisi lingkungan kerja sering kali menimbulkan beragam masalah dalam diri
karyawan. Bukti-bukti
ketidakpuasan karyawan
diantaranya yaitu
meningkatnya
stress
kerja, apabila hal ini tidak segera diatasi maka berdampak pada perilaku karyawan yang tidak diinginkan pihak perusahaan,
seperti kepuasan kerja yang rendah berdampak pada komitmen organisasional turun, bahkan dapat berdampak adanya rasa ingin meninggalkan organisasi.
Sehingga, harus dilakukan
turnover
karyawan untuk mendapatkan kondisi lingkungan yang baru. Selain itu, masalah yang selalu timbul sebagai masalah
klasik adalah ketidakmampuan perusahaan dalam memberikan kompensasi dalam jumlah cukup sehingga memicu keinginan atau niat karyawan untuk
keluar
turnover intention
. Tingginya keinginan untuk keluar ini dapat merugikan perusahaan karena memerlukan biaya besar dalam merekrut
karyawan-karyawan baru untuk menggantikan posisi mereka yang keluar, disamping kerugian-kerugian lain.
Permasalahan berikutnya adalah bahwa penelitian-penelitian tentang keinginan berpindah cenderung memfokuskan pada sektor tertentu, seperti
pada tenaga penjualan Brown dan Paterson, 1993, tenaga medis Hackett et al., 1994 dan kelompok manajemen Good et al., 1996. Kesimpulan-
kesimpulan dan temuan-temuan yang dihasilkan tersebut, tidak bisa digeneralisasikan secara langsung pada kelompok lainnya. Karenanya,
pengembangan pokok-pokok pengetahuan memerlukan replikasi-replikasi pada sektor yang berbeda-beda Becker dan Gerhart, 1996 dalam Pareke
2008. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang
berjudul ”PENGARUH
KOMITMEN ORGANISASIONAL DALAM HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN
KERJA DAN
TURNOVER
KARYAWAN BAGIAN PENJUALAN
Survey
pada
dealer
motor di wilayah Surakarta ”.
B. Rumusan masalah