Pengangkatan anak dalam UU No.3 tahun 2006 dan akibat hukumnya

;;212£

I

;?1-ss/s

PENGANGl(ATAN ANAK DALAM lJlJ Nil). 3 TAlllJN
2006 DAN AKIBAT HUKUMNYA

Olch:

Rcyza Amalia

NIM : 103044228122

KONSENTRASI ADMINISTRASl KEPERDA TAAN lSLAM
PROGRAM STUDI AL AKHW ALUS SY AKHSIYY AH
FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM
UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
1428 H/2007 M


61
http://anggara.wordpress.com/2006/09/27/tentang-pengangkatan-anakadopsi/
http://www.lbh-apik.or.id/adopsi.htm
Zaini, Muderis S.H., Adopsi suatu tinjauan dari tiga sistim hukum,(Jakarta: PT. Sinar
Grafika, 1999).
Fachruddin, Fuad Mohd, Dr., Masalah Anak-anak dalam Hukum Islam, (Jakarta :
CV. Pedoman Ilmu Jaya, 199l)Budiarto, M., S.H, Pengangkatan Anak Ditinjau

Dari Segi hukum, AKAPRESS, 1991

PENGANGKATAN ANAK DALAM UU NO. 3 TAHUN 2006 DAN
AKIBAT HUKUMNYA

SKRIP SI
Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sai:jana Administrasi Keperdataan Islam

Oleh:


Reyza Amalia
NIM. 103044228122

Di Bawah Bimbingan

Drs.H IA. Basi D"alil. SH.MA
NIP. 150 169 102

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM
PROGRAM STUDI AL AKHWALUS SYAKHSIYYAH
FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

1428 H/2007 M

PENGESAHAN P ANITtA UJlAN

Skripsi yang be1jt1dul " PENGANGKA TAN ANAK DALAM UU NO. 3

TAHUN 2006 DAN AKIBAT HUKUMNYA" telah diujikan

dalam sidang

Munaqasyah Fakultas Syari'ah dau hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada
tanggal 7 Juni 2007, Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Keperdataan Islam pada Jurusan Al-Akhwal
Asy-Syakhsiyyah

P ANITIA UJIAN
Kalua

: Drs. I-I. A. Basiq Djalil, SH,MA
NIP. 150 169 102

(...セ@
hNセ@

セM


..セNZM

セ@

...........)

!,]

Sekretaris

: Kanmrusdiana, S.Ag,MH
NIP. 150 285 972

( ..........................)

Pembimbing

:

( ....


Penguji I

Penguji II

<

dセN@

セZpNi

U セN Q セウゥヲ。ャL@

SH,MA

sケセゥヲオ、ッ@

IL A"'p
NIP. 150 268 783


: Asmawi, M.Ag
NIP. 150 282 403

H, SH, MH ( ...

セ@

.... )

r!Jl!!!!! . . .)
,
('"

KATA PENGANTAR
セIi@

"'

I


"'

"'

)I .J.ll ゥMGセ@

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi

bQセウ。イ@

Muhammad SAW,

pembawa syari'ah-Nya yang universal bagi semua manusia dalam setiap waktu dan
tempat sampai akhir zaman.
Dal am penulisan skripsi ini, ban yak kesul itan dan hambatan yang penul is
jumpai, namun syukur Alhamdulillah berkat rahmat dar1 inayah-Nya, disertai
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung,
segala kesulitan dapat diatasi dengan baik sehingga akhimya skripsi ini dapat

terselesaikan.
Oleh sebab itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan teiima kasih yang kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.I-I., M.A., M.M., selaku Dekan
Fakultas Syari'ah dan I-Iukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Drs. H. A. Basiq Djalil, S.H., M.A., selaku Ketua Jurusanjuga selaku
dosen pembimbing yang tel ah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran selama
membimbing penulis. dan Bapak Kamarusdiana, S.Ag., M.Hum., dan

ii

3. Sekretaris Jurusan Al Akhwalus Syakhsiyyah Fakultas Syari'ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Segenap bapak dan ibu dosen atau staf pengajar pada lingkungan jurusan Al
Akhwalus Syakhsiyyah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam
Negeri

Syarif


Hidayatullah

Jakarta

yang

telah

memberikan

ilmu

pengetahuannya kepada penulis selama duduk di bangku kuliah.
5. Segenap jajaran staf dan karyawan akademik Perpustakaan Fakultas Syari'ah
dan Hukum dan Perpustakaan Utama yang telah banyak membantu dalam
pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.
6. Ucapan terimakasih terutama penulis haturkan secara khusus kepada
Ayahanda H. Abdul Khodir dan Ibunda Hj. Khalilah . Sejumput bakti ini
kupersembahkan alas segala kasih sayang yang senantiasa diberikan serta do'a
tulus ikhlas yang selalu mengiringi setiap langkahku.

7. Suamiku tercinta Abdul latif yang telah memberikan semangat. Tak lupa pula
terimakasihku untuk kakak-kakak ku, bang Syahid, bang Syeikhu, bm1g Suri,
bang Kholid beserta kakak-kakak iparku.
8. Saudara-saudaraku, lili, Linda, Tati, Fauzan,, Om Aji. Om Munir, Om Daud.
senantiasa memberikan semangat, dukungan dan do'a kepada penulis. Hanya
Allah SWT yang dapat membalas kebaikan yang kaliian berikan selama ini
dan semoga ukhuwwah di antara kita selalu memberikm1 kesejukan di hati
kita.

lll

9. Terima Kasih untuk Nur'afiyah, Fika, Anis yang telah banyak memberi
motivasi dan membantu meminjamkan referensi buku-buku untuk segera
menyelesaikan skripsi ini
I 0. Teman-teman diskusi jurusan Administrasi Keperdataan Islam Fakultas
Syari'ah dan Hukum UIN SYAHID Jakarta angkatan 2003, terutama kepada
sahabat-sahabat karib: Mia, Ilyas, Teguh, Ali, Isti'anah, Meha dan Nurl"la,
Hilma, kawan-kawan penghw1i Basecamp AKI 2003, dan kawan-kawan
lainnya yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu. Mudah-mudahan
jalinan persahabatan kita tak terhenti sampai di sini dan bisa te1jalin sampai

kapan pun dan di manapun kita berada.

Semoga semua amal baik yang 111endukw1g selesainya skripsi ini dibalas oleh
Allal1 SWT dengan balasan yang berlipat ganda.
Penulis berharap skripsi ini bermanfaat, bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa penulis
harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, I Juni 2007
Penulis.

DAFTARISI

KATA PENGANTAR ............................................................ i-iii
DAFTAR ISi ..................................................................... .iv
BABIPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................. I
B. Perurnusan Masalah ..................................................... 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................... 5
D. Metodologi Penelitian ................................................... 6
E. Sisternatika Penulisan .................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Anak ....................................................... I 0

B. Pengertian Pengangkatan Anak ...................................... 14
C. Syarat-syarat Pengangkatan Anak Menurut Hukum
Nasional ................................................................ 27
D. Syarat-syarat Pengangkatan Anak
Menurut Hukum Fiqh ................................................. 30
BAB III PENGANGKATAN ANAKDAN AKIBATHUKUMNYA.

A. Prosedur Pengangkatan sebelurn UU No. 3 Tahun 2006 ....... 34
B. Prosedur Pengangkatan sesudah UU No. 3 Tahun 2006 ........ 46
C. Akibat Hukum ....................................................... 49
D. Analisis ............................................................... 52
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................. 56
B. Rekornendasi ................................................................ 58
DAFTAR PUST AKA ...... ................................................... 59
LAMPIRAN ..................................................................... 62

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Tradisi memelihara atau mengasuh anak saudara dekat atau jauh atau
anak orang lain, biasanya dari orang tua yang tidak mampu, sudah sering
dilakukan di Indonesia dengan berbagai sebutan. Sungguh pun demikian,
pengangkatan anak seperti yang berlaku dalam tradisi Barat di mana status
anak berubah menjadi seperti anak kandung dan mendapat hak dan kewajiban
yang sama seperti anak kandung, dan bahkan melebihi anak kandung, tidak
dibenarkan menurut hukum Islam yang dianut oleh mayoritas bangsa
Indonesia.
Terjadinya pengangkatan anak di kalangan warga beragama Islam
disebabkan karena berbagai faktor. Selain pengetahuan yang awam tentang
hukum Islam, maka faktor utanm adalah kebolehan pengangkatan anak
melalui peraturan perundang-undangan yang ada. Pengangkatan anak secara
resmi dilakukan melalui Pengadilan Negeri berdasarkan tradisi hukum:Bru:at
atau Belanda.
Sekarang dalam rangka Reformasi hukum dan memenuhi kebutuhan
masyarakat, pembuatan Undang-undang Republik Indonesia memberi peluang
pengangkatan anak berdasarkan hukum Islam melalui Pengadilan Agama.
Berbagai persoalan timbul, antara lain tentang bentuk-bentuk pengangkatan

2

anak tersebut kepada anak, ayah dan saudara angkat, dan hal-hal lain yang
berhubungan.
Maksud pengangkatan anak lebih dititik beratkan pada kesadaran
solidaritas social dari pada pe1masalahan yuridis. Dalam arti, pengangkatan
anak merupakan sikap kerelaan dan ketulusan seseorang untuk mengambil
alih tanggung jawab pemeliharaan anak. karena orang tua kandungnya dalam
keadaan tidak atau kurang mampu untuk membesarkan dan mendidiknya.
Oleh karena itu, motivasi pengangkatan anak dalam syari'at islam- lebih
difokuskan pada fungsi sosial. Dengan demikian tindakan pengangkatan anak
tidak menimbulkan akibat hukum
Pasal 49 Undang-undang No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas
Undang-undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agarna, menyatakan:

"Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang
.
. Iasan
... ... ... ... ... ... ... ". 1 PenJe
beragama J,slam d 1. bz.dang a. Per kawman...

huruf a Pasal 49 ini, antara lain, menyatakan: "Yang dimaksud dengan

perkawinan adalah hal-hal yang diatur dalam atau berdasarkan Undangundang mengenai perkawinan yang berlaku yang dilakukan menurut
Syari 'ah, antara lain ...... ....penetapan asal-usul anak dan penetapan
pengangkatan anak berdasarkan hukum Islam; ... ............................ "

1

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006, Mahkamag Agung RI direktorat
Jenderal Badan Peradilan Agama Tahun 2006, h. 20

3

Dalam Undang-undang ini dan juga dalam peratunm perundang-undangan
Indonesia yang lain, istilah "Syari 'ah" atau "Syariah Islam" dipakai silih
berganti atau (interchangeable) dengan istilah "hukum Islam" dan keduanya
mempunyai pengertian yang sama, Dalam perkembangan terakhir sejarah
hukum Islam, syari'ah yang dimaksud adalah fiqh para fuqoha' atau hukum
Islam yang diformulasikan oleh para fuqoha'dari ketentuan Qur'an dan
Sunn ah serta hasil ijtihad mereka, 2 dan di Indonesia termasuk Kompilasi
Hukum Islam (KHI) dan Peraturan Perundang-undangan yang bersumber dari
hukum Islam.
Pasal 171 (h) Kompilasi Hukum Islan1 mengatur pengangkatan anak
menurut hukum Islam. 3 Disebut: Anak angkat adalah anak yang

dalam

pemeliharaann hidupnya sehari-hari, biaya pendidikan dan sebagainya
beralih tanggung jawabnya dari orang tua asal kepada orang tua angkatnya
berdasarkan putusan pengadilan. " Pengadilan yang dimaksud adalah
Pengadilan Agama. Pasal 209 (2) Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa
anak hanya berhak mendapat washiah wajibah, 4 sebanyak-banyaknya

2

Ri fyal Ka 'bah, Pengangkatan Anak Dalam UU NO. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU

NO. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, Rakernas Mahkamah Agung Rl.(Batam : t.p. 2006 ), 11.

2
3

Undang-undang Nomor I Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Peraturan Pemerintahan Nomor

9 Tahun 1975 Serta Kompilasi Hukum lslam di Indonesia, Departemen Agama R.I Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,( Jakarta, 2004.) h.195
4

Ibid, h. 208

4

sepertiga dari harta warisan, bila almarhum tidak meninggalkan wasiat untuk
anak angkatnya, tetapi tidak mendapatkan hak waris.
Perwalian hanya terhadap anak yang belum mencapai umur 21 tahun
dan atau belum pernah melangstmgkan perkawinan, bila wali tidak dapat
berbuat atau lalai melaksanakan tugas perwaliannya, maka Pengadilan Agama
dapat menunjuk salah seorang kerabat untuk bertindak sebagai wali atas
permohonan kerabat tersebut. 5
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis membatasi masalah. Bahwa yang
dimaksud dengan Pengangkatan anak menurut Undang-nndang No. 3 Tahun
2006 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama, pengangkatan anak terjadi di Pengadilan Agama dengan
segala akibat hukumnya. Untuk itu penulis ingin meneliti lebih mendalam
tentang Pengangkatan anak te1jadi di Pengadilan Agarna dengan segala akibat
hukumnya. Rumusan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
I. Apakah perbedaan Pengangkatan anak sebelum clan sesudah berlakunya
Undang-undang No. 3

Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-

undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
2. Bagimanakah prosedur pengangkatan anak sebelum dan sesudl!h \•
berlakunya Undang-undang No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas
Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
5

Ibid, h. 167-168

5

3. Apakah Akibat hukum pengangkatan anak setelah berlakunya Undangundang No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

I.

Tujuan Penelitian:
Berdasarkan dengan judul tulisan "Pengangkatan Anak dalam

Undang-undang No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Alas Undangundang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan Akibat
Hukumnya. " Maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui perbedaan pengangkatan anak sebelum berlakunya
Undang-undang No. 3 Talmn 2006 tentang Pcrubahan atas Undangundang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan sesudah
berlakunya Undang-undang No. 3 Tal1un 2006 tentang Perubahan atas
Undang-undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama
b. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pengangkatan anak sebelum
berlakunya Undang-undang no. 3 Tahun 2006 Tentang Perubalmn atas
Undang-undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan
sesudah berlakunya Undang-undang No. 3 Tahun 2006 Tentang
Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan
Agama

6

c. Untuk mengetahui bagaimana akibat hukum pengangkatan anak
setelah berlakunya Undang-undahg No. 3 Tahun 2006 Tentang
Perubahan alas Undang-undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan
Agama.

2.

Keguni1an Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini antara lain:
a. Agar dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi khazanah ilmu
pengetahuan, khususnya dalam ha! pengangkatan anak di Indonesia.
b. Agar dapat bermm1faat bagi para praktisi lmkum, khususnya para
hakim dalam menetapkan pengangkatan anak dalam Pengadilan
Agama.
c. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti.

D. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, ada empat aspek metodologi penelitian
yang akan di gunakan, yaitu:

1.

Jenis Penelitian
Penulisan skripsi ini sepenuhnya mengunakan metode penelitian
kepustakaan (librmy reseach) yaitu dengan penelitian berbagai buku,
majalah, surat kabar, miikel, dan tulisml-tulism1 ilmiah baik yang berupa
tulisan yang di simpan di lembaga pemerintahan maupun perpustakaan
pribadi dan umum yang tentunya ada kaitannya dengan karya tulis ini.

7

Adapun metode pe11bahasan yang diterapkan dalam penelitian
dalam kepustakaan ini adalah deskriptif analisis pendekatan deskriptif
diperlukan untuk Ili!')maparkan masalah adopsi, baik dari segi bahasa
maupun istilah yang diseiiai pendapat para Ulmna dan pakar tentang
masalah adopsi.

2.

Jenis Data
Di dalam penulisan ini, penulis menggunakan jenis data
berupa, yaitu data primer. Dari sumber data tersebut penulis berusaha
menginterpretasikan dengan baik. Adapun sumber primer yang penulis
ambil dalam tulisan ini adalal1 Al-qur'an, buku-buku, kitab Undangundm1g dm1 tulisan-tulisan Ilmiah yang ada kaitannya dengan masalah
adopsi.

3.

Teknik Pengumpulan Data
Mencari dan mengumpulkan berbagai macam literature yang
relevml dengan pokok masalah yang penulis jadikan sebagai sumber
penulisml yang tentunya ada kaitmlnya clengan karya tulis ini.

4.

Metode Analisa
Secara umum penulis menggunakan metode Deskriptif dan
analisis dalam menyusun Tulisan ini. Kedua metocle penelitian tersebut
dihm·apkml

clapat

memberikan

gm11baran

secara

objektif serta

perbandingan yang jelas tentmlg pembahasan tersebut. Secara teknis

8

penulisan skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan skripsi
Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

E. Sisti:matika Penulisan
Dalan1 penulisan skripsi ini, untuk mempermudah dalam memahami
skripsi ini, maka penulis membagi isi skripsi ini terdiri dai"i :

BAB Pertama, Mempakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, pembahasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB Kedua, Merupakan tinjauan teoritis membahas tentang pengertian
anak, pengertian pengangkatan anak, syarat-syarat pengangkatan anak
menurut hukum Nasional dan syarat-syarat pengangkatan anak menurut
hukum Fiqh.

BAB Ketiga, Merupakan pembahasan hasil penelitian pustaka yang terdii"i
dari prosedur pengangkatan anak sebelum dan sesudah berlakunya Undangundang No. 3 Tahun 2006 Tentang perubahan undang-undang No. 7 Tahun
1989 Tentang Peradilan Agama, akibat hukum , dan Analisis.

BAB Keempat, Merupakan penutup dari penulisan skripsi ini yang berisi
kesimpulan-kesimpulan penelitian, dan rekomendasi penulis tentang apa yang
diangkat dalam penelitian skipsi ini.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Anak

Bila mengenai anak maka akan terkait tiga bentuk pengertian, anak sah,
atau anak tidak sah dan anak angkat.
I. Anak Sah

Anak sah adalah anak yang lahir dari perkawinan yang sah antara
laid- laki dengan perempuan sebagai suami istri yang sah menurut hukum
Islam. 1 Adapun persyaratan untuk menentukan sahnya keturunan dari
basil perkawinan, dalam Islam dapat ditentukan sebagai berikut :
1. Hamilnya istri adalal1 snatu ha! yang mungki.n: misalnya suami istri

sudah dewasa , suami dan istri tinggal bersania dan berdekatan. Imam
Syafi'i, Imam Hambali dan Imam Malik menurut pendapat mereka,
tidak mungkin istri hamil jika suan1i dan istri tinggal berjauhan,
misalnya istri tinggal di mesir dan suami tinggal di iraq. sedangkan
Mazhab Hanafi bal1wa anal( tersebut boleh di akui sebagai anak dari
suaminya karena kemungkinan terjadinya hal-hal yang luar biasa. 2
1
Zakaria Ahmad Al-Barri, Hukun1 Anak Dala1n /sla1n Cetakan ke 1 (Jakarta: Bulan Bintang 1981) cetakan
kc Lhal. 16.
2

22

Muhammad Amin, Mimbar Hukum Aktua/isasi Hukum Islam, No. 42 Thn. X ,1999 Mei-Juni, h.

10

2. Istri melahirkan minimal enam bulan setelaI1 akaq nikali:
Ketentuan tentang masa hamil enam bulan sebagai masa hamil
yang paling sedikit ini telah di sepakati oleh ulama-ulama Ahli Fiqh. 3
Dengan demikian maka bayi anak yang laI1ir enam bulan setelah
terjadinya percampuran antara suami istri ya11g telah di ikat dengan
tali perkawinan, mairn anak tersebut dianggap sali dan anak itu
dinasabkan pada bapaknya menurut hukum, walaupun jika di
kembalikan menurut kebiasaan. Maka proses kehamilan bagi seorang
ibu adalali 9 bulan I 0 hari.
3. Suami tidak mengingkari kelaliiran anaknya yang lahir dari istrinya .
jika suami mengingkari hubungan keturunan anak itu dengan dia maka
harus di adakan li'an menurut hukum Islam.
4. Jika kehamilan yang terpendek adalah 6 bulan setelaI1 percampuran,
maka kehamilan yang paling lama, para ulama berbeda pendapat
mazhab Hanafi menyatakan baI1wa masa hamil yang paling lama
adalah dua tahun, jadi kalau wanita melahirkan anaknya setelah
berlalu dua tahun atau lebih dari tanggal perpisaiian dengan suaminya
maka anak yang dilaI1irkan tidak di akui hubungan keturunan dengan
suaminya. Mazhab Maliki ada yang berpendapat bahwa masa hamil
yang paling lama adalali empat tahun dengan peristiwa yang benarbenar terjadi dalam lingkungan mereka
3

Ibid, h. 22

11

Berdasarkan persyaratan ini, hukum Islam j elas dalam menentukan
persyaratan guna mengetahui status anak yang sebenarnya. Karena
anak memang mempunyai nilai yang amat tinggi, agar bisa di tekan
sekecil mungkin. Kemungkinan adanya perselisihan dan kekacauan
akibat anak. Islan1 ihenganjurkan agar anak-anak itu di peroleh lewat
perkawinan. Cara itu bisa menjamin si anak berada di tangan orang tua
yang tidak di sangsikan lagi karakternya. 4
2. Anak Tidak Sah
Anak yang tidak sah adalah anak yang lahir akibat perbuatan zina
seorang laki-laki dan perempuan dan anak yang lahir dari pasangan suami
istri yang saling meli' an karena sang suami tidak mengakui anaknya dan
menuduh istrinya berbuat zina.
Dari keterangan diatas, maka anak yang tidak sah itu terbagi 2 macam :
a. Anak Zina.
Anak yang lahir dari hubungan badan laki-laki dengan perempuan di
luar akad pemikahan baik keduanya terikat pernikahan dengan
pasangan lain atau salah satunya. 5
b. Anak Li'an.
Li'an berasal dari kata "LA 'ANA", artinya : mengutuk. Sedang
menurut

4
5

Ibid, h. 23
Ibid, h. 20

syara'

berarti

mengutuk diri

sendiri. 6 Yaitu

suami

12

mengingkari hubungan ketumnan anak itu, maka dia hams meli'an.
Firman Allah SWT :

イセェャ@

J /

?t /

j.

,.,

uyY, セ[オQS@

/

QGセ@

Artinya : JJan orang-orang yang menuduh istrinya berzina, tapi
mereka tidak ada mempunyai saksi-saksl selain diri mereka
sendiri ....... (Q.S An-Nur 6-7).
Seorang anak dilahirkan dari hubungan yang tidak sah ini tetap
hams diakui oleh ibunya yang melahirkannya dan menimbulkan
akibat-akibat keperdataan

dalam hukum Islam. Sedangkan dengan

ayahnya anak itu terputus dengan keabsahan ayahnya. Termasuk anak
yang diingkari ayahnya dengan jalan Li'an. 7 Dengan demikian maka
antara anak dengan ayahnya tidak dapat saling mewarisi karena secara
hukum antara keduanya tidak terdapat hubungam nasab.
Dalam masalah ini, para ulama berbeda pendapat sejauh mana
hubungan Itu terputus. Imam Syafi'I dan Imam Maliki : kedua Ulama
ini membolehkan si ayah untuk mengawini anaknya jika anak itu
perempuan. Sedangkan Mazhab Imamiyah, Abu hanifah dan Ibn
Han1bal membedakan pengertian anak dengan menumt pengertian
Lughowi dan U'rfi, akibatnya antar anak dengan ayalmya tetap diakui
keterikatannya dari segi keharamannya. U ntuk saling menikahi,
6
7

Ansari Umar, Fiqh Wanita (Semarang. CV. Asyifa, t.t ), h. 441
op-cit .h. 21

13

kendatipun antara keduanya tidaklah diakui :;ebagai hub1mgan ayah
dengan anak secara syar'i. 8 Jelas sekali, bagi anak diluar kawin ini
sangat menyedihkan sekali keadaantiya. Ia akan berbeda dalam
keadaan

yang

menyakitkan

dan

merendahkan

keberadaannya.

Walaupun ibunya tetap mengakuinya, natnun garis keturunan dengan
ayahnya tidaklah dapat disambung.
B. Pengertian Pengangkatan Anak

Pengangkatan anak sering juga diistilahkan dengan adopsi. Adopsi
berasal dari Adoptie (Belanda) atau adoption (lnggris). Adoption artinya
pengangkatan, pemungutan, adopsi, dan untuk sebutan pengangkatan anak
disebut adoption of a child. 9 lstila11 anak angkat adalah " anak orang lain

yang diambil (dipelihara) serta disahkan secara hukum sebagai anak
sendiri." 10 Pengangkatan anak disebut juga adopsi, yaitu " penciptaan
hubungan orang tua-anak oleh perintah pengadilan antara dua pihak yang
biasanya tidak mempunyai hubungan (keluarga) ". Anak yang tadinya tidak
mempunyai hubungan darah dengan ayah atau ibu angkatnya setelah di adopsi

8

Muhamad Jawad Mughniyyah, Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah 'Ala Al-Mazahib Al-Khamsah (Beirut:
Dar Al-llmi Al-Malayin, 1984), h. 84
9

Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus lnggris Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1981, hal 13.
'"Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, kamus besar bahasa
Indonesia, edisi Kedua (Jakmta: Balai pustaka, 1886), hal. 36

14

Konsekwensi Hukumnya sebagai anak sendiri. 11 Sepe1ti dapat saling mewarisi
dan diwarisi.
Di Indonesia, ada beberapa istilah hukum tentang adopsi atau
pe11gangkatan anak, yang diakui oleh hukum adat, hukum Islam dan hukum
positif. Masing-drnsing hukum tersebut, peristilahan dan pengertian tentang
bentuk pengangkatan anak yang berbeda, misalnya hukum adopsi biasanya
selalu dikaitkan dengan Bab II Staatblad 1917 Nomor 129, yang mengatur
tentang hukum dagang bagi golongan Timur Asing Tionghoa. Sedangkan
dalam masyarakatpun terdapat lembaga-lembaga pengangkatan anak. dalan1
wilayah-wilayah

tertentu

dan

cara-cara pengangkatan

anak terdapat

keragaman pemahaman atau istilah dibawah ini ada beberapa pendapat
mengenai penge1tian adopsi atau pengangkatan anak. i;:
Banyak rumusan yang diberikan oleh para ahli hukum dalam
mendefinisikan adopsi atau pengangkatan anak, diantaranya yaitu :
I.

Supomo menyebutkan di seluruh wilayah hukum (Jawa barat) bilamana
dikatakan "mupu, mulung atau mungut anak" yang dimaksudkan ialah
mengangkat anak orang lain sebagai anak sendiri. 13

11

R. Subekti & Tirtosoedibio," Pengangkatan seorang anak sebagai anak kandungnya." Ka1nus
Hukum (Jakarta: PT Pradnya Paramila. 1996), hal. 6.
;,; lkatan Hakim Indonesia, IKAHI, I.S.S.N- Intemasional Standmt Serial No. 0215-0247, h. 34
\..!]l
.
B. Bastian Tafal, Pengangkatan Anak Menurut hukum Adat Serta Akibat Hukumnya di
Kemudian Hari, (Jakarta: Rajawali 1983), h. 39.

15

2.

Ter Haar Bzn berpendapat : Adoption is common throughout the

Archipelago. By means it is a child, who does not belong to the family
group, is brought into the family un such a way that his relationship
amongs to the same thing as a true kinship relation. (Adopsi pada
umumnya terdapat di seluruh Nusanhira. Artinya, bahwa perbuatan
pengangkatan anak dari luar kerabatnya, yang memasukkah dalam
keluarganya begitu rupa sehingga menimbulkan hubungan kekelum·gaan
yang sama seperti hubungan kemasyarakatan yang tertentu biologis.) 14
3.

Surojo Wignjodipuro yaitu adopsi atau pengangkatan anak adalah suatu
perbuatm1 pengambilan mmk orang lain kedalam keluarga sendiri
sedemikian rupa, sehingga antara orang yang memungut anak dan anak
yang dipungnt itu timbul suatu hukum kekeluargaan yang sama, seperti
yang ada antara orang tua dengan anak kandungnya sendiri. 15

4.

Menurut Bushar Muhammad, adopsi, ambil anak, angkat anak adalah
suatu perbuatan hukum dalam hukum adat, dimana seseorang dim1gkat
atau didudukkan dan diterima dalmn suatu posisi baik biologis maupun
social, yang semula tidak ada padanya. 16

14

B. Ter Haar, Adat law in Indonesia, Terjemahan Hoebel, E Adamson dan A. Arthur Schiler,
Jakmta, 1962, h.175
15

Surojo Wignjodipoero, Pengantar dan Azas-azas Hukum Adat, (Bandung: t.p., 1973),h.23

16

Bushar Muhammad, Pokok-pokok Hukum Adat, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1985),h. 33

16

5.

Menurut Hilman Adikusuma. Anak angkat adalah anak orang lain yang
dianggap anak sendiri oleh orang tua angkat dengan resmi menurut Adat
setempat, dikarenakan t1tjuan untuk kelangsungan keturunan atau
pemeliharaan seperti anaknya sendiri. 17
Adopsi tidak sama dengan anak angkat, yang dalam istilah agama

Islam dinamakan dengan Tabanni, 18 namun Tabanni yang dimaksud bukan
pengertian yang berlaku pada masa Jahiliyah yang ketika itu pengertiannya,
perbuatan mengambil anak orang lain untuk diberi status sebagai anak
kandung

dengan

menasabkan

kepada

dirinya

serta

memberlakukan

konsekwensi hukum layaknya anak kandung, seperti hak untuk saling warismewarisi. Namun pengertian yang sebenarnya dalan1 maksud agama Islam
adalah perbuatan seseorang yang mengambil anak orang lain, diperlakukan,
diasuh, dididik, dengan penuh perhatian dan kasih sayang, tanpa memberi
status anak kandung kepada anak tersebut. Perbedaan antara adopsi dengan
anak angkat terletak pada prinsip hukum. Adopsi yang dikenal di Negara
Indonesia merupakan revisi dari sistem Eropa dimana berakibat terputusnya
hubungan dan hak-hak anak angkat dengan orang tua kandungnya. Sedangkan

'' Hilman Adikusuma.Hukum Perkawinan Ada! (Jakarta: Fajar Agung. 1987). IL l''
18
Ikatan Hakim Indonesia, lKAHI, l.S.S.N- Intemasional Standait Serial No. 0215-0247, h. 37
"BAPINROH. Buletin Dakwah Cet.ke-11, Jllid II, (Jakarta: Dewan Dakwah lslamiyah.
Indonesia, I 983), h. l

17

anak angkat versi Islam mencegah putusnya hubungan tersebut, mengakui hak
dan kewarisan dan lain-lain. 19
Di dalam Kompilasi Hukum Islam tidak dikenal dengan nama Adopsi,
melainkan dengan nama "anak angkat ". anak angkat menurut KHI
(Kompilasi I-Iukum Islam) adalah anak yang dalam pemeliharaan untuk
hidupnya sehari-hari, biaya pendidikan, dan sebagainya, beralih tanggung
jawabnya dari orang tua asal kepada orang tua angkatnya berdasarkan
keputusan pengadilan. 2°

a. Pengangkatan Anak Menurut Hokum Nasional
Perundang-undangan tentang adopsi sudah ada sejak

Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Pidana Video Porno dari Perspektif UU NO.44 Tahun 2008 tentang Pornografi.

0 75 99

Pengangkatan Anak Dan Akibat Hukumnya Terhadap Harta Benda Perkawinan Orang Tua Angkat (Kajian...

0 26 5

Penyalahgunaan Izin Penyelenggaraan Penyiaran Radio Dan Akibat Hukumnya Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran

0 31 186

PELAKSANAAN PENERBITAN CATATAN PINGGIR PADA AKTA KELAHIRAN SEBAGAI AKIBAT PENGANGKATAN ANAK DAN AKIBAT HUKUMNYA (Studi Penetapan Pengangkatan Anak Di Kabupaten Pemalang)

1 19 178

Pengangkatan Anak Secara Di Bawah Tangan Serta Akibat Hukumnya Terhadap Hak Waris Anak Angkat Dikaitkan Dengan PP No.54/2007 ttg Pelaksanaan Pengangkatan Anak Dan UU No.35/2014 ttg Perlindungan Anak.

0 0 2

pengangkatan anak yang dilakukan oleh orang yang belum menikah dihubungkan dengan UU No. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan PP No. 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak.

0 0 1

PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DAN AKIBAT HUKUMNYA DI KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

PENGANGKATAN ANAK MENURUT HUKUM ADAT DAN AKIBAT HUKUMNYA DI SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

PENGANGKATAN ANAK MENURUT UU N0. 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO. 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA (Studi Kasus Penetapan Pengadilan Negeri Makassar No: 01Pdt.P2009PN.Mks)

0 0 112

JURNAL ILMIAH PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DAN AKIBAT HUKUMNYA MENURUT HUKUM ADAT BALI DAN HUKUM POSITIF

0 0 18