Latar Belakang PENDAHULUAN Evaluasi Ketepatan Teknik Penggunaan Pen Insulin Oleh Tenaga Kesehatan Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan sumber daya manusia. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu Negara Rismayanthi, 2010. Menurut WHO, Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 PERKENI, 2006. Indonesia dengan jumlah penduduk yang melebihi 200 juta jiwa, sejak awal abad ini telah menjadi negara dengan jumlah penderita DM nomor 4 terbanyak didunia. Diabetes mellitus tipe 2 DMT2 merupakan penyakit progresif dengan karakteristik penurunan fungsi sel beta pankreas. Seiring meningkatnya angka kejadian DMT2, terutama pada orang berusia relatif muda dan kemungkinan usia hidup masih panjang, maka semakin banyak pasien DMT2 dengan defisiensi insulin. Menurut kriteria Perkumpulan Endokrinologi Indonesia PERKENI, 2006, apabila gula darah pada saat puasa diatas 126mgdl dan 2 jam sesudah makan diatas 200mgdl, diagnosis diabetes bisa dipastikan. Diagnosis klinis DM ditegakkan bila ada gejala khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Jika terdapat gejala khas dan pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu GDS ≥ 200 mgdl diagnosis DM sudah dapat ditegakkan. Hasil pemeriksaan Glukosa Darah Puasa GDP ≥ 126 mgdl juga dapat digunakan untuk pedoman diagnosis DM. Untuk pasien tanpa gejala khas DM, hasil pemeriksaan glukosa darah abnormal satu kali saja belum cukup kuat untuk menegakkan diagnosis DM. Diperlukan investigasi lebih lanjut yaitu GDP ≥ 126 mgdl, GDS ≥ 200 mgdl pada hari yang lain atau hasil Tes Toleransi Glukosa Oral TTGO ≥ 200 mgdl. Pada diabetes mellitus tipe I, diperlukan pemberian insulin eksogen untuk memperbaiki katabolisme, mencegah ketosis dan menurunkan peningkatan kadar glukosa darah. Selain DM tipe I, insulin kadang digunakan oleh pasien DM tipe II 2 dan ibu hamil yang disertai Diabetes Mellitus, namun untuk waktu yang singkat Rismayanthi, 2010. Keuntungan yang mendasar dari penggunaan insulin dibandingkan obat antidiabetik oral dalam pengobatan diabetes mellitus adalah insulin lebih nyaman, praktis, efektif digunakan serta insulin terdapat di dalam tubuh secara alamiah. Kesalahan terapi insulin cukup sering ditemukan dan menjadi masalah klinis yang penting. Bahkan terapi insulin termasuk dalam lima besar “pengobatan berisiko tinggi high-risk medication” bagi pasien di rumah sakit PERKENI, 2006. Menurut Soegondo 2006, langkah pertama dalam mengelola DM selalu dimulai dengan pendekatan non-farmakologis, yaitu berupa edukasi, perencanaan diet, kegiatan jasmani serta penurunan berat badan apabila pasien DM memilikiberat badan yang berlebih kemudian diikuti pendekatan farmakologis atau pemakaian obat insulin. Salah satu faktor kegagalan terapi insulin pada pasien DM adalah ketidaktepatan teknik penggunaan pen insulin yang disebabkan oleh kurangnya edukasi dan komunikasi dari para tenaga kesehatan tentang teknik penggunaan pen insulin secara tepat khususnya di rumah sakit. Sebagian besar kesalahan tersebut terkait dengan keterbatasan dalam hal keterampilan skill-based, cara atau protokol rule-based, dan pengetahuan knowledge-based dalam hal penggunaan insulin PERKENI, 2006. Menurut American Diabetes Association 2009 tenaga kesehatan dokter, perawat, apoteker bertugas sebagai pendamping pasien dalam memberikan edukasi yang lengkap dalam upaya untuk peningkatan motivasi dan perubahan perilaku. Pendidikan kesehatan kepada pasien diabetes mellitus merupakan komponen yang penting, pasien memiliki peran yang penting dalam manajemen diri selain didukung oleh tim kesehatan, keluarga, maupun orang-orang di sekitarnya. Penelitian Kristantoro 2014 menunjukkan bahwa penggunaan pen insulin pada penderita diabetes mellitus di RSUD Dr. Raden Soedjati Purwodadi menunjukkan adanya hubungan antara responden dengan para tenaga kesehatan 3 terkait evaluasi ketepatan teknik penggunaan insulin menggunakan pen insulin, dari 31 responden, 13 responden 41,9 di antaranya telah paham dan tepat dalam teknik penggunaan pen insulin, dan sebesar 18 responden 58,1 tidak tepat dalam teknik penggunaan pen insulin. Hal ini disebabkan karena kurangnya edukasi, konseling serta evaluasi tentang ketepatan teknik penggunaan pen insulin secara tepat pada pasien oleh tenaga kesehatan Kristantoro, 2014. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan terapi pada pasien DM sehingga menyebabkan tidak terkontrolnya gula darah pasien, diantaranya : faktor obat, pasien mengalami stress, kurang latihan jasmani, tidak melakukan diet, dan ketidakpatuhan pasien, serta kesalahpahaman dalam menggunakan pen insulin PERKENI, 2006. Ketidakpatuhan non-compliance dan ketidaksepahaman non- corcodance pasien dalam menjalankan terapi merupakan salah satu penyebab kegagalan terapi. Hal ini sering disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang obat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan obat untuk terapinya seperti ketepatan teknik penggunaan, pengaturan dosis, cara penyimpanan dan hal-hal lain yang menyangkut tentang obat oleh pasien dalam menjalankan terapinya. Akibat dari ketidakpatuhan dan ketidaktahuan pasien terhadap terapipenggunaan obat yang diberikan antara lain adalah kegagalan terapi dan yang lebih berbahaya adalah terjadinya toksisitas. Hal tersebut akibat dari kurangnya informasi dan komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien Depkes, 2007. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kota Surakarta tahun 2009 diketahui jumlah penderita DM tipe 2 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta mencapai 12,5 ribu pasien Dinkes Surakarta, 2009. Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr.Moewardi diketahui bahwa jumlah penderita DM pada pasien yang menjalani rawat jalan mengalami peningkatan. Pada bulan Desember tahun 2010 jumlah penderita DM tercatat sebanyak 984 pasien, sedangkan pada tahun 2011 jumlah pasien DM meningkat menjadi 1,4 ribu pasien. Selain itu penyakit DM merupakan peringkat pertama dalam 10 besar penyakit penyebab kematian di 4 RSUD Dr. Moewardi yaitu sebanyak 22 pasien yang meninggal karena penyakit DM dalam satu tahun Profil RSUD Dr. Moewardi, 2011. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan perlunya dilakukan penelitian tentang evaluasi ketepatan teknik penggunaan pen insulin oleh tenaga kesehatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan rumah sakit pendidikan yang menyediakan sarana sebagai tempat belajar demi peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit, sekaligus menjadi rumah sakit rujukan terpercaya terutama masyarakat kota Surakarta dengan pemberian pelayanan cepat, tepat, nyaman, dan mudah diakses.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Evaluasi Ketepatan Terapi Obat Pada Pasien Gagal Ginjal Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2014.

0 3 10

EVALUASI KETEPATAN TEKNIK PENGGUNAAN PEN INSULIN OLEH TENAGA KESEHATAN Evaluasi Ketepatan Teknik Penggunaan Pen Insulin Oleh Tenaga Kesehatan Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta.

1 5 10

EVALUASI KETEPATAN TEKNIK PENGGUNAAN PEN INSULIN OLEH TENAGA KESEHATAN Evaluasi Ketepatan Teknik Penggunaan Pen Insulin Oleh Tenaga Kesehatan Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta.

0 4 12

EVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD Evaluasi Cara Penggunaan Injeksi Insulin Pen Pada Pasien Diabetes Melitus Di RSUD Dr. Raden Soedjati Purwodadi.

0 1 11

PENDAHULUAN Evaluasi Cara Penggunaan Injeksi Insulin Pen Pada Pasien Diabetes Melitus Di RSUD Dr. Raden Soedjati Purwodadi.

0 4 12

EVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA PASIEN DIABETES MELITUS Evaluasi Cara Penggunaan Injeksi Insulin Pen Pada Pasien Diabetes Melitus Di RSUD Dr. Raden Soedjati Purwodadi.

0 3 20

EVALUASI CARA PENGGUNAAN INSULIN INJEKSI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS Evaluasi Cara Penggunaan Insulin Injeksi Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 14

PENDAHULUAN Evaluasi Cara Penggunaan Insulin Injeksi Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 14

EVALUASI CAPADA P Evaluasi Cara Penggunaan Insulin Injeksi Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 17

PENDAHULUAN EVALUASI PENGGUNAAN ANTIEMETIK PADA PENDERITA HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009.

0 1 17