commit to user
34
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Sistem dan Prosedur
Sistem dapat didefinisikan sebagai sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang
bersatu untuk mencapai tujuan yang sama Hall,2006: 6. Pendapat lain menyatakan bahwa sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut
pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan Mulyadi, 2001: 5.
Prosedur adalah uraian kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin
penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang Mulyadi, 2001: 5. Sistem akuntansi dapat didefinisikan sebagai organisasi,
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan Mulyadi, 2001:3. 2. Pengertian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin creditium yang berarti kepercayaan Trust
atau kebenaran.
Oleh karena
itu, dasar
dari kredit
ialah
commit to user 35
kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit kreditur percaya bahwa penerima kredit debitur di masa mendatang akan sanggup
memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan dapat berupa uang, barang ataupun jasa. Sedangkan kredit menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun
1992 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan :
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan atau persetujuan
pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.
Pengertian lain menyebutkan bahwa kredit merupakan kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman
dengan suatu janji pembayaran yang akan ditangguhkan pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati Muljono, 1994: 10.
3. Unsur-unsur Kredit Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu
fasilitas kredit menurut Kasmir 2008: 74 adalah sebagai berikut: a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari pemberi kredit bahwa kredit yang
diberikan berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.
b. Kesepakatan, yaitu suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Jangka waktu, yaitu masa pengembalian kredit yang telah disepakati yang bisa berbentuk jangka pendek, menengah atau jangka panjang.
commit to user 36
d. Resiko, yaitu suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya macet pemberian kredit.
e. Balas jasa, yaitu keuntungan atas pemberian suatu kredit yang berbentuk bunga dan biaya administrasi kredit.
4. Tujuan dan Fungsi Kredit Pemberian kredit kepada masyarakat mempunyai tujuan dan fungsi
tertentu. Tujuan pemberian kredit menurut Suyatno, dkk 1995: 15 , khususnya Bank Pemerintah yang akan mengembangkan tugas sebagai
Agent Of Development adalah sebagai berikut : a. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan. b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya
guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat. c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan
dapat memperluas usahanya. Sedangkan fungsi kredit secara luas menurut Kasmir 2008: 97
antara lain: a. Kredit dapat meningkatkan daya guna uang.
Artinya apabila uang hanya disimpan di dalam rumah, maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit, uang
tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang dan jasa oleh debitur.
commit to user 37
b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari
satu wilayah ke suatu wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang akan memperoleh tambahan uang dari daerah lain.
c. Kredit dapat meningkatkan daya guna barang. Kredit yang diberikan oleh bank dapat digunakan oleh debitur untuk
mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. d. Kredit dapat meningkatkan peredaran barang.
Kredit dapat menambah atau memperlancar arus barang dari wilayah satu ke wilayah yang lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar
tersebut dapat meningkatkan jumlah barang. e. Kredit dapat sebagai alat stabilitas ekonomi.
Dengan memberikan kredit, dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah
jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. f.
Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan. Semakin banyak kredit yang disalurkan akan semakin baik, terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika kredit yang diberikan untuk membangun perusahaan baru, maka perusahaan tersebut membutuhkan
tenaga kerja baru. Dengan adanya lapangan pekerjaan ini para pekerja mendapatkan
pendapatan berupa
gaji, sehingga
mengurangi pengangguran.
commit to user 38
g. Kredit dapat meningkatkan gairah usaha. Bagi debitur tentu dapat meningkatkan gairah usahanya, karena
pemberian kredit ini debitur mendapatkan tambahan dana untuk membangun usaha tersebut
h. Kredit dapat meningkatkan hubungan Internasional. Bagi
debitur dengan
pemberian kredit
ini debitur
dapat mengembangkan usaha tidak hanya dalam negeri namun juga mulai
merambah di luar negeri oleh karena itu hubungan internasional dari beberapa Negara mulai tercipta serta dapat menambah devisa Negara.
5. Jenis-jenis Kredit Kredit yang diberikan bank kepada masyarakat terdiri dari berbagai
jenis kredit yang dapat dilihat dari berbagai kriteria. Menurut Kasmir 2008:76 jenis- jenis kredit dapat digolongkan menjadi 5 kelompok antara
lain: a. Kredit ditinjau dari segi tujuan penggunaannya dikelompokkan
menjadi : 1. Kredit konsumtif
Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan untuk membiayai keperluan konsumsi secara pribadi.
2. Kredit produktif Kredit produktif adalah kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
memperlancar jalannya proses produksi.
commit to user 39
3. Kredit perdagangan Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan dengan tujuan
untuk membeli barang-barang untuk dijual lagi. b. Kredit menurut aktivitas perputaran usaha dibedakan menjadi tiga
yaitu sebagai berikut: 1. Kredit kecil
Kredit kecil yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang digolongkan sebagai pengusaha kecil.
2. Kredit menengah Kredit menengah yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha
yang kekayaannya lebih besar dari pengusaha kecil. 3. Kredit besar
Kredit besar yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang digolongkan sebagai pengusaha besar.
c. Kredit ditinjau dari segi jangka waktunya dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1. Kredit jangka pendek Kredit jangka pendek yaitu kredit yang diberikan dengan jangka
waktu maksimum satu tahun. 2. Kredit jangka menengah
Kredit jangka menengah yaitu kredit yang diberikan dengan jangka waktu antara satu tahun sampai dengan tiga tahun.
commit to user 40
3. Kredit jangka panjang Kredit jangka panjang yaitu kredit yang diberikan dengan jangka
waktu lebih dari tiga tahun. Bentuknya dapat berupa kredit investasi yaitu kredit yang bertujuan untuk menambah modal
suatu perusahaan dalam rangka untuk melakukan perluasan dan pendirian proyek baru.
d. Kredit ditinjau dari segi jaminan dibagi menjadi dua macam yaitu: 1. Kredit tanpa jaminan tanpa agunan.
Kredit tanpa jaminan yaitu kredit yang diberikan tanpa penyerahan barang jaminan atau tanpa agunan. Pemberian kredit
ini sangat selektif ditujukan kepada nasabah besar yang telah diuji kejujuran, ketaatan dalam transaksi perbankan maupun dalam
kegiatan usaha yang dijalani nasabah tersebut. 2. Kredit dengan jaminan dengan agunan
Kredit dengan jaminan yaitu kredit yang diberikan dengan penyerahan suatu jaminan atau agunan yang berupa tanah,
bangunan, dan sebagainya. Agunan ini dapat membantu kreditur apabila debitur wanprestasi, bank dapat menerima pelunasan
hutangnya dengan cara pelelangan atas agunan tersebut. e. Kredit ditinjau dari segi penggunaannya dibagi menjadi dua macam
yaitu :
commit to user 41
1. Kredit eksploitasi Kredit eksploitasi yaitu kredit berjangka waktu pendek yang
diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan
dengan lancar. 2. Kredit investasi
Kredit investasi yaitu kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk
melakukan investasi atau penanaman modal. 6. Prinsip-prinsip Kredit
Sebelum suatu kredit diberikan kepada calon debitur maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan
kembali. Kriteria penilaian kredit yang harus dilakukan bank adalah dengan menggunakan analisis 6C Muljono, 1994: 11 sebagai berikut:
a. Character Suatu pemberian kredit didasari oleh kepercayaan. yaitu keyakinan dari
pihak bank bahwa calon debitur memiliki moral, watak, ataupun sifat- sifat pribadi yang positif dan kooperatif dan juga memiliki rasa tanggung
jawab dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan usaha. Untuk
mengenal calon debitur pihak bank melakukan pengenalan lebih dekat seperti mengumpulkan keterangan dari hasil wawancara maupun dari
lingkungan calon debitur bertempat tinggal dan melakukan kegiatan
commit to user 42
usaha melalui survey secara langsung yang disebut on the spot OTS dan hasil yang didapatkan dari Bank Indonesia yang disebut Sistem
Informasi Debitur SID merupakan riwayat pemberian kredit calon debitur yang diberikan oleh bank lain guna mengetahui karakter
seseorang dalam mengangsur pinjaman yang diberikan. b. Capacity
Capacity merupakan suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajiban debitur ditinjau dari kegiatan
usaha yang dilakukan oleh debitur. Hal ini dimaksudkan untuk menilai kemampuan usaha yang dimiliki debitur cukup memadai untuk
pengembalian kredit sesuai ketentuan yang telah disepakati. c. Capital
Merupakan jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Dengan mengetahui jumlah modal dan dari mana modal calon
debitur berasal maka pihak bank akan dapat memperkirakan besarnya kredit yang dibutuhkan calon debitur. Dan hal ini juga dimaksudkan
untuk mengetahui modal yang telah dipergunakan termasuk komposisi modal tersebut.
d. Collateral Collateral merupakan barang jaminan yang diberikan oleh debitur
sebagai jaminan atas kredit yang diterima. Manfaat jaminan sebagai alat pengamanan bila debitur tidak mampu melunasi kreditnya.
e. Condition of economy
commit to user 43
Situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi. budaya dan lain-Iain yang mempengaruhi
keadaan perekonomian
pada suatu
saat yang
kemungkinan akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari kredit yang dibiayai oleh bank. Penilaian prospek usaha yang dibiayai
hendaknya memiliki prospek yang baik, sehingga permasalahan kredit yang muncul relatif kecil.
f. Constraint Constraint yaitu batasan-batasan atau hambatan-hambatan yang tidak
memungkinkan seseorang melakukan bisnis di suatu tempat. Meskipun semua prinsip 5C diatas cukup baik, tetapi prinsip constraint ini dapat
menjadi pertimbangan. 7. Manfaat Kredit
Kredit yang diberikan disamping memiliki tujuan dan fungsi, kredit juga bermanfaat. Menurut Kasmir 2008:94 manfaat kredit
dikelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut : a. Manfaat kredit secara langsung bagi kreditur sebagai berikut:
1. Memperoleh keuntungan. 2. Dapat mengembangkan usaha.
3. Menjaga kestabilan rasio likuiditas kreditur. 4. Dapat merebut pasar.
5. Dapat memasarkan jasa-jasa perbaikan. b. Manfaat kredit secara langsung bagi debitur sebagai berikut:
1. Dapat mengembangkan usaha.
commit to user 44
2. Rahasia terjamin. 3. Biaya yang dikeluarkan relatif sedikit.
c. Manfaat kredit secara tidak langsung bagi masyarakat sebagai berikut: 1. Lebih mudah memenuhi kebetuhan.
2. Membuka kesempatan kerja. 3. Menambah pendapatan bagi yang berprofesi.
4. Tabungan masyarakat terjamin. 5. Terbayarnya barang dengan pasti.
d. Manfaat kredit secara tidak langsung bagi pemerintah 1. Penghasilan negara bertambah.
2. Meningkatkan dan meratakan pembangunan. 3. Membuka kesempatan kerja.
4. Sebagai alat pemicu pertumbuhan ekonomi. 8. Prosedur Kredit
Menurut Suyatno 1995: 23 prosedur kredit meliputi prosedur- prosedur sebagai berikut:
a. Permohonan kredit, permohonannya mencakup: 1 Permohonan baru untuk menciptakan jenis fasilitas kredit.
2 Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan. 3 Permohonan perpanjangan atau pembaharuan masa berlaku kredit
yang telah berakhir jangka waktunya. 4 Permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit
yang sedang berjalan antara lain pertukaran jaminan, perubahan atau
commit to user 45
pengunduran jadwal dan sebagainya. b. Penyidikan dan analisis kredit
Prosedur penyidikan kredit sebagai berikut: 1 Wawancara dengan pemohon kredit.
2 Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah baik intern maupun ekstern.
3 Pemeriksaan atau penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang dikemukakan oleh nasabah dan informasi lain yang
diperoleh. 4 Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah
dilaksanakan. Prosedur analisis kredit sebagai berikut:
1 Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan, penguraian dari segala aspek baik
keuangan maupun
non keuangan
untuk mengetahui
kemungkinan dapat tidak suatu permohonan kredit dipertimbangkan. 2 Menyusun laporan analisis yang diperlukan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit debitur.
c. Keputusan atas permohonan kredit Setiap tindakan pejabat yang berwenang berhak mengambil keputusan
menolak, menyetujui. dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi.
d. Penolakan permohonan kredit
commit to user 46
Penolakan ini ditujukan untuk permohonan kredit yang secara teknis oleh bank dianggap tidak memenuhi persyaratan kredit serta ketentuan yang
telah ditetapkan oleh bank. e. Persetujuan permohonan kredit
Persetujuan permohonan kredit adalah keputusan untuk mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur.
f. Realisasi kredit Setiap transaksi dengan menggunakan kredit yang telah disetujui oleh
pihak bank yang berupa pembayaran dan atau pemindah bukuan atas beban rekening pinjaman.
g. Pelunasan kredit Dipenuhinya semua kewajiban utang nasabah kepada bank yang
mengakibatkan terhapusnya ikatan perjanjian kredit. 9. Kredit Griya Utama
Berdasarkan Surat Edaran Direksi PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk No. 26DIRDPKK2004 Tanggal 1 September 2004 Perihal
Ketentuan yang mengatur tentang Kredit Griya Utama KGU. Dalam rangka meningkatkan kemampuan bersaing, optimalisasi pendapatan Bank
dan pelayanan kepada masyarakat dengan tidak mengabaikan penerapan prinsip kehati-hatian, diperlukan suatu ketentuan yang mengatur tentang
Kredit Griya Utama. Sebagai pedoman dalam pelaksanaannya, perlu dibuatkan suatu ketentuan dengan maksud untuk memberikan petunjuk
teknis pelaksanaan, standarisasi dan keseragaman sistem dan administrasi
commit to user 47
serta memberikan petunjuk proses dan syarat-syarat yang berkaitan dengan pelaksanaan pemberian Kredit Griya Utama. Kredit Griya Utama
merupakan fasilitas kredit pemilikan rumah non subsidi atau komersial yang diberikan PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk kepada debitur untuk
membeli rumah baru atau lama. Sedangkan debitur adalah pihak yang mendapatkan fasilitas Kredit Griya Utama dari Bank berdasarkan Perjanjian
Kredit yang merupakan dasar hukum hubungan pinjam meminjam antara Bank dan Debitur serta perjanjian-perjanjian lainnya yang berkaitan.
Adapun debitur kolektif yaitu calon debitur secara kolektif dari satu perusahaan instansi dimana nantinya apabila telah menjadi debitur angsuran
kredit dipotong langsung dari gaji setiap bulannya via Bendahara perusahaaninstansi.
B. Sistem Pengajuan Kredit, Proses Realisasi dan Pelunasan Kredit Griya Utama KGU Pada PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk, Kacab Surakarta
1 . Syarat-syarat dan Ketentuan Permohonan Kredit Persyaratan kredit yang telah ditentukan oleh BTN cabang
Surakarta kepada calon debitur dalam permohonan Kredit Griya Utama berdasarkan Surat Edaran Direksi PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk
No. 26DIRDPKK2004 Tanggal 1 September 2004 Perihal Ketentuan yang mengatur tentang Kredit Griya Utama KGU adalah sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia b. Surat keterangan berkewarganegaraan Indonesia bagi WNI
keturunan.
commit to user 48
c. Telah berusia 21 dua puluh satu tahun atau telah menikah dan berwenang melakukan tindakan hukum telah dewasa menurut
hukum dan tidak berada dalam pengampunan. d. Pada saat kredit lunas usia pemohon tidak melebihi 65 tahun.
e. Memiliki penghasilan yang menurut perhitungan Bank dapat menjamin kelangsungan pembayaran kewajiban angsuran pokok
dan bunga sampai kredit lunas. Penghasilan dimaksud baik bersifat tetap gaji bulanan maupun tidak tetap pendapatan dari pekerjaan
bebas. f. Mempunyai pekerjaan tetap sebagai karyawan atau pekerjaan
lainnya yang memperoleh gaji tetap atau menjalankan usahanya sendiri wiraswasta dengan masa kerja minimal 1 satu tahun.
g. Tidak memiliki kredit bermasalah baik di Bank maupun di Bank lain.
h. Pemohon yang masih berstatus sebagai Debitur di Bank untuk jenis kredit apapun,disyaratkan ;
1 Sesuai ketentuan Bank penghasilannya masih cukup untuk membayar kewajiban angsuran pokok dan bunga atas
seluruh kreditnya baik yang telah ada maupun yang akan diminta;
2 Telah menjadi debitur sekurang-kurangnya 1 satu tahun dan selama menjadi debitur minimal 1 tahun terakhir tidak
pernah menunggak.
commit to user 49
i. Menyampaikan NPWP Pribadi untuk pemohon dengan jumlah kredit Rp. 100 juta atau SPT Pasal 21 Form A1 untuk pemohon dengan
jumlah kredit Rp 50 juta sampai dengan Rp. 100 juta atau sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Sedangkan kelengkapan data pemohon Kredit Griya Utama adalah sebagai
berikut : a. Berpenghasilan Tetap Karyawan
1 Memiliki rekening tabungan di PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk;
2 Mengisi aplikasi permohonan Kredit Griya Utama; 3 Copy KTP, KK, Surat Nikah Cerai, Pasphoto Pemohon dan
Pasangan suamiistri yang terbaru; 4 Copy Slip Gaji selama tiga bulan terakhir atau Surat
Keterangan Penghasilan yang telah disahkan; 5 Copy Rekening TabunganGiro BTN dan atau Bank lain;
6 Surat Kuasa Pemotongan Gaji untuk pembayaran angsuran kolektif serta Surat keterangan instansi bagi pegawai tetap.
b. Berpenghasilan Tidak Tetap Wiraswasta 1 Memiliki rekening tabungan di PT Bank Tabungan Negara
Persero Tbk; 2 Mengisi aplikasi permohonan Kredit Griya Utama;
3 Copy KTP, KK, Surat Nikah Cerai, Pasphoto Pemohon dan Pasangan suamiistri yang terbaru;
commit to user 50
4 Surat Keterangan Penghasilan; 5 Copy Rekening TabunganGiro BTN dan atau Bank lain;
6 Copy Akta Perusahaan, ijin Usaha; SIUPTDP; Izin praktek. 7 Laporan keuangan perusahaan;
Ketentuan-ketentuan dalam permohonan Kredit Griya Utama adalah sebagai berikut:
a. Legalitas dan perizinan lengkap agunan kredit berupa sertifikat Hak Guna Bangunan Hak Milik tidak dalam sengketa masalah, dapat
dialihkan ke atas nama calon pembeli debitur dan ada Izin Mendirikan Bangunan IMB.
b. Jangka waktu maksimal 15 tahun dan tidak melebihi umur sertifikat minus 1 tahun dan pada saat lunas usia pemohon maksimal 65 tahun.
c. Maksimal Kredit Griya Utama yang dapat diberikan adalah sebesar 80 untuk debitur Non-Kolektif dan sebesar 90 untuk debitur
Kolektif, besaran tersebut dari harga jual setelah discount atau nilai taksasi pasar wajar yang dilakukan oleh penilai appraisal
independent. Dalam hal terdapat perbedaan antara keduanya oleh karena itu, Bank akan mengambil harga yang terendah.
d. Kemampuan mengangsur re-payment capacity tidak melebihi 70 dari sisa penghasilan bersih usaha per bulan dan atau penghasilan
bersih keluarga Take Home Pay yang merupakan penghasilan keluarga suami dan istri setelah dikurangi potongan-potongan
dalam strook gaji maupun diluar strook gaji, termasuk kewajiban
commit to user 51
lainnya jika ada dan biaya hidup per bulan seperti pengeluaran biaya rutin dan bersifat tetap setiap bulannya, misal : biaya
pendidikan, transportasi, makan, utilities Listrik, PDAM, Telepon, sewa kontrakan, dan lain-lain.
e. Dalam perhitungan bunga untuk Kredit Griya Utama menggunakan Sistem Bunga Anuitas sebagai berikut :
1 Suku bunga : 12,50 Maksimal Kredit sd Rp 75 juta 2 Suku bunga : 12,00 Maksimal Kredit Rp 75 juta sd Rp
150 juta 3 Suku bunga : 11,25 Maksimal Kredit Rp 150 juta sd Rp
350 juta 4 Suku bunga : 10,75 Maksimal Kredit diatas Rp350 juta
5 Suku bunga : 13,95 Rp 150 juta fixed 2 tahun f. Debitur dikenakan biaya pemrosesan sebelum akad kredit yang
disiapkan dalam tabungan giro, antar lain : Angsuran Bulan Pertama sesuai tabel simulasi, Provisi sebesar 1 dari maksimal
kredit, Biaya Notaris sebesar Rp 250.000,00 , Biaya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan SKMHT atau Akta Pemberian
Hak Tanggungan APHT tergantung pinjaman, Biaya Appraisal Penilai minimal sebesar Rp 150.000,00 , Premi asuransi jiwa
sesuai Maksimal Kredit, Premi asuransi kebakaran sesuai Maksimal Kredit dan harga bangunan, saldo tabungan mengendap sebesar Rp
500.000,00 dan Biaya Administrasi sebesar Rp 100.000,00 yang
commit to user 52
masing-masing nilainya bisa berubah sesuai ketentuan Bank. g. Debitur Kredit Griya Utama KGU dicover dengan Asuransi Jiwa
Kredit dan Agunan Kredit Griya Utama dicover dengan Asuransi Kebakaran. Khusus untuk daerah-daerah rawan gempa bumi dan
bencana-bencana lain, agunan Kredit Griya Utama wajib dicover dengan asuransi yang mencakup risiko-risiko yang akan timbul
akibat adanya bencana alam. h. Khusus untuk bangunanrumah yang dibiayai dengan fasilitas Kredit
Griya Utama dengan Kriteria : 1 Luas tanah 90 Sembilan puluh m2 ,
2 Luas bangunan 75 Tujuh puluh lima m2 , 3 Kondisi dan lokasi rumah dalam kondisi layak huni,
dilengkapi fasilitas listrik, air minum dan saluran pembuangan yang telah berfungsi dengan baik serta terletak
di wilayah permukiman sesuai Rancangan Umum Tata Ruang Kota RUTRK yang sudah dilengkapi dengan sarana
dan prasarana lingkungan serta bebas banjir . 4 Untuk rumah tinggal yang berada di luar kawasan
perumahan, jalan lingkungan depan rumah yang dijadikan agunan minimal dapat dilalui kendaraan roda empat.
5 Bangunan rumah yang akan diagunkan terletak di areal yang menurut penilaian Bank memiliki kemudahan untuk
dijual kembali dan memiliki kemudahan untuk dijangkau.
commit to user 53
6 Pengikatan Agunan didahului dengan penandatangan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan sesuai dengan
peraturan perundang-perundangan yang berlaku. 2. Fungsi yang Terkait
Fungsi-fungsi yang terkait dalam pelaksanaan permohonan Kredit Griya Utama pada BTN cabang Surakarta sebagai berikut:
a. Retail Service Section Head Retail Service Section Head membawahi unit kerja Teller Service, Loan
Service, Costumer Service yang bertugas dan wewenangnya dalam pemberian kredit sebagai anggota rapat Komite Kredit, pemberi otorisasi
jika permohonan kredit tersebut disetujui dan berfungsi sebagai penyimpan aktiva.
b. Loan Service Unit Unit kerja ini dibawah Retail Service yang melayani nasabah dalam
pemrosesan kredit dengan tugas dan tangungjawab sebagai berikut: 1 Memproses permohonan kredit debitur.
2 Menerima penyerahan formulir dan dokumen pendukung kelengkapan data calon debitur.
3 Menganalisa proses permohonan kredit dengan melakukan wawancara calon debitur, membuat memo permintaan On The Spot dan
menerbitkan Daftar Usulan Permohonan DUP sebagai hasil dari wawancara tersebut.
4 Pembahasan dan evaluasi DUP dalam rapat Komite Kredit.
commit to user 54
5 Mengirimkan surat penolakan permohonan kredit jika dalam rapat Komite Kredit tidak menyetujui permohonan kredit dan akan
menerbitkan Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit SP3K jika rapat Komite Kredit menyetujui permohonan kredit.
6 Membuat usulan realisasi dengan membuat Surat Perjanjian Rangkap 5 SPD5, Laporan Penilaian Akhir LPA, dan Surat Perjanjian Kredit.
7 Menyelenggarakan realisasi kredit sebagai berikut: a. Membuat jadwal akadrealisasi kredit
Calon debitur yang telah disetujui permohonan kreditnya kemudian membayar biaya proses realisasi kredit melalui tabungan Bank
BTN pada saat 3 hari sebelum pra realisasi yang meliputi: 1. Angsuran bulan pertama.
2. Biaya provisi bank sebesar 1 dari maksimal kredit. Biaya provisi adalah biaya untuk menaksir harga rumah
atau taksasi
jaminan yang
dilakukan oleh
Loan Administration Unit.
3. Biaya appraisal. Biaya appraisal adalah biaya yang dikeluarkan untuk
penilaian atas kelayakan harga jual tanah dan bangunan dimaksud dilakukan oleh penilai intern Bank atau
Appraisal Independent. 4. Biaya notaris.
commit to user 55
Notaris adalah pejabat umum yang telah bekerjasama dengan Bank dan memiliki wewenang untuk membuat akta
otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau
dikehendaki oleh Bank. 5. Premi Asuransi kebakaran dan asuransi jiwa.
6. Akta Pemasangan Hak Tanggungan APHT Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan SKMHT.
7. Saldo mengendap sesuai ketentuan Bank. 8. Biaya Administrasi sebesar Rp 100.000,00 bisa berubah
sewaktu-waktu sesuai ketentuan Bank . b. Mengagendakan pelaksanaan tanda tangan calon debitur pada
lembaran SPD5 dan Surat Perjanjian Kredit dihadapan notaris dan pihak BTN.
c. Loan Administration Unit Loan Administration Unit merupakan unit kerja dibawah unit Operation
yang mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: 1 Administrasi dan dokumentasi dalam proses permohonan kredit
berupa DUP, SP3K, SPD5 dan Surat Perjanjian Kredit. 2 Melakukan taksasi jaminan dengan cara menjumlahkan nilai jual
objek pajak NJOP, Nilai tanah per m2 berdasarkan nilai pasar wajar, nilai harga jual, harga patokan yang telah ditentukan dari
Rancangan Umum Tata Ruang Tata Ruang Kota RUTRK atau
commit to user 56
Rencana Anggaran Biaya RAB bangunan, sarana dan prasarana khususnya untuk rumah baru, kemudian dibagi empat, sehingga
dapat diketahui nilai jual tanah dan bangunan tersebut yang akan dijadikan jaminan kredit.
d. Branch Manager Tugas dan wewenang Branch Manager dalam proses permohonan
kredit adalah sebagai berikut: 1 Sebagai ketua pengambil keputusan akhir dalam pelaksanaan rapat
Komite Kredit yang dilaksanakan bersama unit kerja lainnya. 2 Memberikan otorisasi permohonan kredit jika Komite Kredit
menyetujui permohonan kredit yang akan dimuat dalam DUP. e. Collection Work Out
Tugas dan wewenang Collection Work Out dalam penanganan tunggakan kredit sebagai berikut:
1 Pembinaan dan penyelamatan kredit dengan mengirimkan surat konfirmasi angsuran dan surat penagihan kepada debitur.
2 Penyelesaian kredit dengan melakukan penjualan tunai, melakukan eksekusi hak tanggungan dan bila dianggap pergi dilakukan
penggugatan ke Pengadilan Negeri. f. Accounting and Control
Dalam proses permohonan kredit fungsi yang terdiri dan Financial Reporting dan Bookkeeping and Control Unit ini bertugas sebagai
commit to user 57
pengelola data-data akuntansi serta melakukan kontrol dari semua transaksi yang terjadi dan membuat laporan keuangan.
g. Transaction Processing Unit Transaction Processing Unit merupakan unit kerja dibawah Operation
Unit yang mempunyai tugas dan wewenang dalam memproses lebih lanjut transaksi angsuran kredit dari unit organisasi lain.
i. Teller Service Teller Service merupakan unit kerja dibawah Retail Service Section
Head yang tugas dan wewenangnya melayani nasabah dalam penyetoran tunai angsuran Kredit Griya Utama.
3. Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam proses pemberian Kredit Griya
Utama adalah sebagai berikut: a. Fomulir atau aplikasi permohonan kredit dan dokumen syarat
kelengkapan data. Formulir permohonan kredit dari Loan Service Unit oleh calon
debitur digunakan untuk mengajukan permohonan Kredit Griya Utama dan dokumen syarat kelengkapan data calon nasabah
digunakan sebagai keterangan data calon debitur yang diperoleh Loan Service Unit pada waktu wawancara dilakukan.
b. Formulir Checking Bank Indonesia Formulir Checking Bank Indonesia merupakan formulir yang
berisikan data dari calon debitur untuk diserahkan kepada
commit to user 58
Bookkeeping and Control Unit untuk mengetahui kredit calon nasabah di bank lain.
c. Lembar hasil wawancara Lembar hasil wawancara berisi informasi yang diperoleh Analis
Kredit ketika mewawancarai calon debitur guna keperluan penilaian atas kelayakan kredit yang diajukan.
d. Dokumen pokok debitur Dokumen pokok debitur berisi mengenai setifikat atas nama
debitur, IMB atas nama debitur, akta jual beli. surat kuasa menjual, surat kuasa hipotik, dan APHT Akta Pemberian Hak
Tanggungan. Dokumen-dokumen tersebut disimpan oleh Loan Service Unit setelah debitur realisasi.
e. Memo Permintaan On The Spot atau Taksasi Agunan Formulir atau Memo untuk menverifikasi penghasilan calon
debitur dari bidang usahanya atau pekerjaan melalui pengamatan langsung atau observasi ke tempat usaha calon debitur bekerja.
Taksasi Agunan merupakan Formulir atau Memo untuk menaksir harga rumah atau taksasi jaminan yang dilakukan oleh Loan
Administration Unit. f. Daftar Usulan Permohonan DUP
Hasil wawancara yang dibuat Loan Service Unit digunakan sebagai dokumen dalam Rapat Komite Kredit untuk pertimbangan
kelayakan permohonan kredit debitur. Isi dari DUP meliputi nomor
commit to user 59
unit, NIP, wawancara, nama pemohon, umur, lokasi perumahan, tipe rumah, blok kavling, harga jual, pengajuan permohonan
setuju tolak, paraf anggota rapat Komite Kredit setuju tolak, dan alamat instansi pemohon.
g. SP3K Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit adalah surat
persetujuan dari pihak bank yang mencakup ketentuan dan persyaratan pihak bank yang disampaikan kepada debitur. Isi dari
SP3K meliputi hal-hal sebagai berikut: nama pemohon, rincian permohonan jumlah rupiah kredit, jangka waktu, suku bunga, dan
angsuran, biaya-biaya pra realisasi, materai Rp. 6.000,00 dan tanda tangan debitur.
h. SPD5 Surat Perjanjian Debitur Rangkap 5 Dokumen yang dibuat oleh Loan Service Unit saat realisasi kredit,
dokumen tersebut berisi hal-hal sebagai berikut: nomor unit, nama pemohon, tipe rumah, blok kavling, maksimal krdit yang disetujui,
jangka waktu, suku bunga. angsuran, nomor unit debitur, dan tanda tangan debitur.
i. Surat Perjanjian Kredit Surat perjanjian kredit adalah perjanjian yang merupakan dasar
hukum hubungan pinjam meminjam antara bank dan debitur. Hal- hal yang tertera dalam surat ini mencangkup maksimal kredit yang
disetujui dan peraturan pasal- pasal yang ditetapkan oleh bank.
commit to user 60
j. Surat Penolakan Surat ini berisi pernyataan penolakan permohonan kredit sesuai
dengan keputusan rapat Komite Kredit yang dibuat oleh Loan Service Unit.
4. Catatan Akuntansi yang Digunakan Dalam sistem pengajuan kredit sampai dengan pelunasan Kredit
Griya Utama pada PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk, Kantor Cabang Surakarta menggunakan sistem pencatatan akuntansi secara online,
yaitu menggunakan sistem Loan Application Creation-SIBS Sylvester Integrated Banking System . Catatan akuntansi yang digunakan atas
transaksi yang terjadi dilakukan dengan menggunakan jurnal umum, jurnal pembalik, buku besar dan buku besar pembantu dengan menggunakan
sistem komputer tersebut. Pencatatan dilakukan oleh Bookkeeping and Control Unit dengan sumber pencatatan akuntansi yang terdiri dari formulir
penyetoran dan formulir penarikan. 5. Jaringan Prosedur Pelaksanaan yang Membentuk Sistem Pengajuan Kredit
sampai dengan Pelunasan Kredit Griya Utama serta Bagan Alir Flowchart pada PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk, Kantor Cabang Surakarta
Prosedur Kredit Griya Utama pada PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk, Kantor Cabang Surakarta sebagai berikut:
a. Prosedur permohonan atau pengajuan Kredit Griya Utama Prosedur permohonan Kredit Griya Utama dapat dilakukan melalui 2
cara, yaitu sebagai berikut:
commit to user 61
1 Permohonan langsung kepada PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk, Kantor Cabang Surakarta
a Pemohon yang sebelumnya sudah membuka rekening tabungan di PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk, Kantor Cabang
Surakarta langsung datang ke bagian Loan Service Unit untuk mengisi formulir permohonan Kredit Griya Utama dan
melampirkan dokumen persyaratan calon debitur yang kemudian diserahkan kembali kepada Loan Service Unit
b Bagian Analis Kredit atau bagian Loan Service Unit melakukan tes wawancara kepada calon debitur untuk memperoleh data
mengenai permohonan kredit yang diajukan. Tes tersebut didasarkan pada prinsip kredit 5C yaitu character, capital,
capacity, collateral dan condition of economy. Hasil tes tersebut tertuang dalam lembar hasil wawancara yang diotorisasi oleh
Analis Kredit dan ditandatangani oleh calon debitur kemudian pada akhir wawancara Loan Service Unit menjelaskan kepada
pemohon atau calon debitur mengenai proses lanjutan setelah wawancara yaitu disetujui akan diterbitkan SP3K, ditolak akan
diterbitkan Surat Penolakan, Observasi usaha atau verifikasi penghasilan on the spot OTS .
c Setelah tes tersebut dilakukan, bagian Loan Service Unit membuat memo permintaan On The Spot OTS kepada
Appraisal Independent, selanjutnya membuat Daftar Usulan
commit to user 62
Permohonan kredit DUP sebanyak tiga lembar untuk merekomendasikan calon debitur kepada anggota Komite Kredit.
DUP tersebut didistribusikan kepada Branch Manager untuk lembar pertama, lembar kedua untuk Retail Service Section Head
dan lembar ketiga untuk Analis Kredit. d Branch Manager mengecek dan menganalisis DUP tersebut
dalam Rapat Komite Kredit dan kemudian DUP lembar ketiga tersebut dikembalikan ke Loan Service Unit.
e Bagian Teller Service menerbitkan formulir penyetoran dua lembar, lembar pertama didistribusikan kepuda Bookeping and
Control yang kemudian diarsipkan berdasarkan tanggal sedangkan lembar kedua diserahkan kepada debitur.
2 Permohonan kredit melalui developer Calon debitur datang langsung kepada developer selaku pengembang
perumahan yang telah bekerjasama dengan PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk, Kantor Cabang Surakarta untuk mengajukan
permohonan Kredit Griya Utama. Pihak developer memberikan informasi mengenai tipe rumah, ukuran, lokasi dan harga rumah serta
memberikan formulir permohonan Kredit Griya Utama kepada calon debitur. Kemudian calon debitur melakukan proses permohonan
kredit selanjutnya seperti pada permohonan Kredit Griya Utama langsung melalui PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
commit to user 63
Loan Service Unit
Gambar 2.1 Prosedur permohonan kredit dan penyidikan analisis kredit langsung kepada BTN.
Memo OTS FCBI 1
3 2
Mulai
Wawancara on the spot
DUP 1 Calon debitur membuka
rekening mengajukan permohonan kredit
1 2
Oleh Analis kredit
Dikirim ke Analis Kredit untuk dicek dianalisa
Verifikasi FPK dokumen
syarat
Dok syarat 1 FPK 1
dikirimke appraisal
FPK : Formulir
Permohonan Kredit
DUP : Daftar Usulan
Permohonan FCBI : Formulir Checking Bank
Indonesia
commit to user 64
Gambar 2.2 Prosedur permohonan kredit dan penyidikan analisis kredit langsung kepada BTN lanjutan
1
Verifikasi DUP DUP 1
Branch Manager
3
2
Retail Service Head
4
Verifikasi DUP DUP 2
Debitur 2
Formulir
Teller Service
Membuka rek.tabungan
5
Debitur
FCBI 1 Formulir
Jurnal
T Input data
Checking BI
Bookeeping and Control
5
commit to user 65
Gambar 2.2 Prosedur permohonan kredit dan analisis kredit melalui Developer
oleh appraisal Independent
Developer
Developer
Menerima FPK dan dokumen
persyaratan
1
Mulai
Dok.Syarat FPK 1
Dok.Syarat FCBI 1
FPK 1
Loan Service Unit
Loan Service Unit
Wawancara On The Spot
1
3 2
DUP 1
1 2
Memo OTS, Menerbitkan
DUP 1 Branch Manager
Branch Manager
3
Verifikasi
1
Memo OTS
commit to user 66
Bookeping Control Teller Service
Debitur membuka
rekening tabungan
2 Formulir 1
Debitur 5
Jurnal
T Input data
Checking BI 5
FCBI 1 Formulir
penyetoran 1
DUP 2
Verifikasi
4
Retail Service head
2
Gambar 2.2 Prosedur permohonan kredit dan analisis kredit melalui Developer
lanjutan
commit to user 67
b. Prosedur keputusan atas permohonan Kredit Griya Utama pada PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk, Kantor Cabang Surakarta
1 Loan Service Unit a Menerima kembali DUP dari branch Manager, Retail Service
Section Head dan Analis Kredit untuk dilakukannya rapat Komite Kredit dalam membahas keputusan kredit disetujui atau
tidak. b Keputusan penolakan dengan menerbitkan surat penolakan
sebanyak dua lembar yang diserahkan kepada debitur dan Administration Unit. Sedangkan keputusan disetujuinya
permohonan kredit dengan diterbitkan SP3K Surat Penegasan Persertujuan Pemberian Kredit sebanyak 2 lembar yang
didistribusikan kepada debitur dan Administration Unit. c Loan Service Unit merealisasi kredit dengan menerbitkan
Laporan Penilaian Akhir LPA yang diotorisasi oleh Branch Manager dan melaksanakan akad kredit saat pra realisasi.
Debitur wajib menyetorkan dana dalam rekening tabungan untuk saldo mengendap minimal Rp 500.000.00 dan membayar
biaya-biaya proses kredit melalui Teller Service, formulir penyetoran dana tersebut diterbitkan dua lembar-lembar pertama
untuk debitur sedangkan lembar kedua Bookkeeping and Control.
commit to user 68
d Menerbitkan SPD5 dan SPK yang ditandatangani debitur, pihak BTN, dan notaris yang ditunjuk oleh BTN.
e Mengarsipkan SPD5 Iembar pertama berdasarkan nomor, mendistribusikan
SPD5 lembar
kedua untuk
Loan Administration Unit, SPD5 lembar ketiga untuk Transaction
Processing Unit, SPD5 lembar keempat untuk Accounting Control,
SPD5 lembar
kelima untuk
notaris dan
mendistribusikan SPK lembar pertama untuk debitur, SPK lembar kedua untuk Loan Administrasi Unit dan SPK lembar
ketiga untuk notaris. 2. Loan Administration Unit
a Mengarsipkan surat penolakan Iembar kedua dari Loan Service Unit sesuai tanggal.
b Mengarsipkan SP3K dari Loan Service Unit sesuai tanggal. c Mengarsipkan SPD5 lembar kelima dari Loan Service Unit
menurut nomor unit. d Mengarsipkan SPK lembar kedua menurut nomor unit.
3. Transaksi Processing Unit Mengarsipkan SPD5 lembar ketiga dari Loan Service Unit sesuai
nomor urut. 4. Accounting and Control
Mengarsipkan SPD5 lembar ke empat dari Loan Service Unit sesuai nomor unit.
commit to user 69
5. Bookeping and Control Unit Mencatat jurnal penyediaan dana dari debitur secara online dengan
Loan Application Creation-SIBS Sylvester Integrated Banking System dengan sumber pencatatan akuntansi yang terdiri dari
formulir penyetoran dan formulir penarikan.
commit to user 70
Loan Service Unit
Gambar 2.3 Prosedur keputusan permohonan kredit
2
Debitur
3 4
Rapat komite
8
Menerbitkan LPA
LPA
Otorisasi
Melaksanakan
Menerbitkan SPD5 SPK
Surat 1 penolakan
2
SP3K
8 Debitur
Tidak Ya
2 Formulir 1
9
Teller Service
Debitur
Membayar biaya
kredit
Debitur
N
11 8
12 Debitur
Notaris
Ditandatangani debitur dihadapan BTN Notaris
3 2
5 4
3 2
T
SPD5 1 SPK 1
Notaris
commit to user 71
LPA : Laporan Penilaian Akhir SP3K : Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit
SPD5 : Surat Perjanjian Debitur Rangkap 5
Gambar 2.3 Prosedur keputusan permohonan kredit lanjutan
commit to user 72
c. Prosedur realisasi Kredit Griya Utama pada PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk Kantor Cabang Surakarta
Realisasi kredit adalah pembayaran sejumlah dana sebesar nilai maksimal Kredit Griya Utama sesuai dengan perjanjian kredit yang telah
ditandatangani oleh bank dan debitur, yang dibayarkan oleh Bank melalui rekening Escrow Account. Rekening Escrow Account
merupakan rekening penampungan pencairan Kredit Griya Utama yang dapat berbentuk tabungan, deposito dan giro.
1 Setelah seluruh dokumen SP3K, SPK, dan SPD5 ditandatangani debitur, maka dengan demikian debitur telah menerima pembayaran
dana maksimal kredit secara bertahap melalui rekening Escrow Account. Dana tersebut ditambahkan ke dalam rekening kredit
debitur Escrow Account sehingga debitur dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu seperti halnya penarikan tabungan.
2 Bagian Teller Service menyerahkan bukti penarikan lembar pertama kepada debitur.
3 Bookkeeping and Control melakukan pengolahan data alokasi dana kredit lebih lanjut yang telah dilakukan oleh Teller Service dan
mengarsipkan data tersebut dalam komputer berdasarkan tanggal.
commit to user 73
Gambar 2.4 Prosedur realisasi kredit
Jurnal
T
13
Formulir penarikan
Bookeping Control
Menerima data
maksimal
Teller Service
Melakukan penarikan
tabungan Rekening
Escrow
Penyerahan data KGU
Formulir
13
Setelah semua dokumen
persyaratan Debitur
commit to user 74
d. Prosedur pelunasan Kredit Griya Utama pada PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk, Kantor Cabang Surakarta
1. Debitur membayar angsuran kedua dan angsuran selanjutnya hingga lunas sesuai dengan perjanjian yang disepakati melalui Teller Service
dan debitur menerima formulir penyetoran dana lembar pertama. Pencatatan tersebut tercatat pula dalam rekening tabungan debitur.
Pembayaran angsuran Kredit Griya Utama dapat dilakukan dengan cara yaitu sebagai berikut:
a Pembayaran dengan pemotongan langsung dari gaji. b Pembayaran tunai yang dilakukan melalui loket yang ada di
kantor cabang maupun kantor kas pembantu. c Pemindahbukuan yang dilakukan dengan mendebet rekening
debitur atas permintaannya scndiri dengan memberi Kuasa pada bank yang bersangkutan.
d Transfer melalui ATM BTN maupun ATM lain dengan jaringan ATM Link dan ATM Bersama.
2. Bagian Bookkeeping and Control Unit mencatat jurnal pembalik atas jurnal angsuran kedua dan angsuran selanjutnya dan mengarsipkan
formulir penyetoran lembar kedua sesuai tanggal.
commit to user 75
Gambar 2.5 Prosedur pelunasan kredit
2
Jurnal
T
5
Formulir 1 penyetoran
Membayar angsuran
kedua dst
Teller Service Bookeping Control
Formulir 1 penyetoran
14 Debitur
Debitur
Selesai
commit to user 76
C. Evaluasi Sistem Pengajuan Kredit, Proses Realisasi dan Pelunasan Kredit Griya Utama KGU Pada PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk, Kacab
Surakarta 1. Syarat-syarat dan Ketentuan Permohonan Kredit
Persyaratan kredit yang telah dilaksanakan oleh BTN cabang Surakarta kepada calon debitur dalam permohonan Kredit Griya Utama telah
sesuai dengan Surat Edaran Direksi PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk No. 26DIRDPKK2004 Tanggal 1 September 2004 Perihal Ketentuan
yang mengatur tentang Kredit Griya Utama KGU oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa persyaratan dan ketentuan- ketentuan diselenggarakan
dengan baik sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. 2. Fungsi yang Terkait
Fungsi-fungsi yang terkait dalam pelaksanaan permohonan Kredit Griya Utama pada BTN cabang Surakarta belum terdapat pemisahan fungsi
secara jelas dan belum sepenuhnya sesuai dengan Standard Operation Procedures yang berdasarkan Surat Edaran Direksi PT Bank Tabungan
Negara Persero Tbk No. 26DIRDPKK2004 Tanggal 1 September 2004 Perihal Ketentuan yang mengatur tentang Kredit Griya Utama KGU oleh
karena itu, perlu ditambahkan beberapa fungsi untuk melengkapi kekurangan tersebut antara lain :
a. Retail Service Section Head Retail Service Section Head membawahi unit kerja Teller Service, Loan
Service, Costumer Service yang bertugas dan wewenangnya dalam
commit to user 77
pemberian kredit sebagai anggota rapat Komite Kredit, pemberi otorisasi jika permohonan kredit tersebut disetujui dan berfungsi sebagai
penyimpan aktiva. b. Loan Service Unit
Unit kerja ini dibawah Retail Service yang melayani nasabah dalam pemrosesan kredit , bagian Loan Service Unit yang dikelompokkan sesuai
dengan tugas dan tangungjawab sebagai berikut: 1 Loan Service Head
a Meneliti dan mempelajari berkas permohonan Kredit dan hasil rekomendasi Analis Pewawancara.
b Memberikan rekomendasi disetujui, ditolak dan observasi usaha verifikasi penghasilan dan disposisi pada form wawancara,
kemudian tandatangani form wawancara. c Menyerahkan
seluruh berkas
permohonan Kredit
yang direkomendasikan ke Retail Service Head.
d Menerima Memo Permintaan OTS beserta lampirannya dari Loan Service Analyst.
e Memeriksa dan meneliti Memo Permintaan beserta lampirannya. Bubuhkan paraf pada Memo Permohonan apabila telah benar.
f Merekomendasikan kepada Retail Service Head dan mengotorisasi hasil wawancara yang telah sesuai ketentuan.
2 Loan Service Analyst a Memproses permohonan kredit debitur serta menerima penyerahan
commit to user 78
formulir dan dokumen pendukung kelengkapan data calon debitur. b Menganalisa proses permohonan kredit dengan melakukan
wawancara calon debitur, membuat memo permintaan On The Spot dan menerbitkan Daftar Usulan Permohonan DUP sebagai hasil
dari wawancara tersebut. c Pembahasan dan evaluasi DUP dalam rapat Komite Kredit.
d Mengirimkan surat penolakan permohonan kredit jika dalam rapat Komite Kredit tidak menyetujui permohonan kredit dan akan
menerbitkan Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit SP3K jika rapat Komite Kredit menyetujui permohonan kredit.
e Membuat usulan realisasi dengan membuat Surat Perjanjian Rangkap 5 SPD5, Laporan Penilaian Akhir LPA, dan Surat
Perjanjian Kredit. f Menyelenggarakan realisasi kredit
3 Loan Service Supervisor jika ada Membantu dalam mengawasi jalannya proses pemberian Kredit Griya
Utama KGU pada Direksi PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. 4 Loan Document Staff
Membantu mengarsip dokumen yang terkait dengan pemberian kredit. c. Loan Administration Unit
Loan Administration Unit merupakan unit kerja dibawah unit Operation yang dikelompokkan sesuai tugas dan wewenang sebagai berikut:
commit to user 79
1 Loan Administration Head a. Menerima Memo Permintaan OTS dan berkas permohonan Kredit
yang direkomendasi untuk dilakukan observasi usahaverifikasi penghasilan dari Operation Head. Memastikan telah ada disposisi.
b. Memeriksa Memo Permintaan beserta lampirannya, kemudian memberikan disposisi kepada Loan Administration Staff untuk
menindaklanjuti disposisi Operation Head. c. Menyerahkan Memo Permintaan beserta lampirannya ke Loan
Administration Staff melalui Loan Administration Supervisor jika ada.
2 Loan Administration Staff a. Administrasi dan dokumentasi dalam proses permohonan kredit
berupa DUP, SP3K, SPD5 dan Surat Perjanjian Kredit. b. Melakukan On The Spot ke instansi tempat Pemohon bekerja atau
ke tempat usaha Pemohon untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
c. Membuat hasil OTS pada Kertas Kerja OTS dan Lembar Rekomendasi Hasil Observasi mengenai teknik observasi lihat
dalam manual Kredit Retail. d. Membuat Memo Hasil OTS ke Loan Service rangkap 2. Periksa
kembali Memo, kemudian bubuhkan paraf apabila telah benar. e. Melakukan taksasi jaminan dengan cara menjumlahkan nilai jual
commit to user 80
objek pajak NJOP, Nilai tanah per m2 berdasarkan nilai pasar wajar, nilai harga jual, harga patokan yang telah ditentukan dari
Rancangan Umum Tata Ruang Tata Ruang Kota RUTRK atau Rencana Anggaran Biaya RAB bangunan, sarana dan prasarana
khususnya untuk rumah baru, kemudian dibagi empat, sehingga dapat diketahui nilai jual tanah dan bangunan tersebut yang akan
dijadikan jaminan kredit. 3 Loan Administration Supervisor jika ada
Mengawasi serta mendokumentasikan dokumen- dokumen yang terkait dengan pemberian kredit seperti memo hasil OTS.
d. Branch Manager Tugas dan wewenang Branch Manager dalam proses permohonan kredit
adalah sebagai berikut: 1 Sebagai ketua pengambil keputusan akhir dalam pelaksanaan rapat
Komite Kredit yang dilaksanakan bersama unit kerja lainnya. 2 Memberikan otorisasi permohonan kredit jika Komite Kredit
menyetujui permohonan kredit yang akan dimuat dalam DUP. e. Collection Work Out
Tugas dan wewenang Collection Work Out dalam penanganan tunggakan kredit sebagai berikut:
1 Pembinaan dan penyelamatan kredit dengan mengirimkan surat konfirmasi angsuran dan surat penagihan kepada debitur.
2 Penyelesaian kredit dengan melakukan penjualan tunai, melakukan
commit to user 81
eksekusi hak tanggungan dan; 3 Apabila dianggap pergi dilakukan penggugatan ke Pengadilan Negeri.
f. Accounting and Control Dalam proses permohonan kredit fungsi yang terdiri dan Financial
Reporting dan Bookkeeping and Control Unit ini bertugas sebagai pengelola data-data akuntansi dari semua transaksi yang terjadi,
melakukan kontrol terhadap kegiatan yang terjadi dan membuat laporan keuangan.
g. Transaction Processing Unit Transaction Processing Unit merupakan unit kerja dibawah Operation
Unit yang dipisah menjadi dua fungsi yaitu Transaction Processing Head dan Transaction Processing Staff mempunyai tugas dan wewenang
dalam memproses lebih lanjut transaksi angsuran kredit dari unit organisasi lain.
h. Teller Service
Teller Service merupakan unit kerja dibawah Retail Service Section Head yang tugas dan wewenangnya melayani nasabah dalam penyetoran tunai
angsuran Kredit Griya Utama. i. Costumer Service
Costumer Service merupakan unit kerja dibawah Retail Service Section Head bertugas membantu nasabah dalam membuat rekening pada BTN
Kacab Surakarta yang dikelompokkan menjadi dua bagian sesuai tugas dan wewenangnya antara lain :
commit to user 82
1 Customer Service Head a. Meneliti kebenaran Memo Permohonan, kemudian bubuhkan
paraf pada buku register apabila telah benar. b. Memeriksa Memo Permohonan, kemudian berikan disposisi
kepada Customer Service Staff untuk melakukan update data pada CIF Pemohon sesuai Memo Permohonan.
2 Customer Service Staff a. Menerima Memo Permohonan Update Data Pemohon dari
Customer Service Head. b. Melakukan update data Pemohon pada CIF yang bersangkutan.
c. Mencetak hasil update dan bubuhi paraf. d. Menyimpan Memo Permohonan Update Data dan hasil cetakan
update CIF sebagai arsip. 3. Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam proses pemberian Kredit Griya Utama pada BTN cabang Surakarta hampir keseluruhan belum bernomor
urut tercetak dan belum lengkap sepenuhnya sesuai dengan Standard Operation Procedures yang berdasarkan Surat Edaran Direksi PT Bank
Tabungan Negara Persero Tbk No. 26DIRDPKK2004 Tanggal 1 September 2004 Perihal Ketentuan yang mengatur tentang Kredit Griya
Utama KGU oleh karena itu, perlu ditambahkan beberapa dokumen untuk melengkapi kekurangan tersebut antara lain :
commit to user 83
a. Fomulir atau aplikasi permohonan kredit dan dokumen syarat kelengkapan data.
1 Formulir permohonan kredit dari Loan Service Unit oleh calon debitur digunakan untuk mengajukan permohonan
Kredit Griya Utama dan dokumen syarat kelengkapan data calon nasabah digunakan sebagai keterangan data calon
debitur yang diperoleh Loan Service Unit pada waktu wawancara dilakukan.
2 Tidak terdapatnya nomor urut tercetak yang digunakan untuk mengawasi pemakaian dokumen dan untuk
mengidentifikasi transaksi pemberian kredit sehingga menyebabkan lemahnya pengendalian internal.
b. Formulir Checking Bank Indonesia 1 Formulir Checking Bank Indonesia merupakan formulir
yang berisikan data dari calon debitur untuk diserahkan kepada Bookkeeping and Control Unit untuk mengetahui
kredit calon nasabah di bank lain. 2 Dalam pengarsipan Checking Bank Indonesia sudah cukup
baik yakni dipisahkan masing-masing dokumen agar mencegah kehilangan dokumen serta Checking Bank
Indonesia merupakan dokumen rahasia yang harus dijaga kerahasiannya.
3 Memo permintaan Checking Bank Indonesia atau Sistem
commit to user 84
Informasi Debitur SID sudah dicatat secara manual dalam buku register SID sehingga masih lemah tingkat
pertanggungjawabannya serta dalam pengecekan cetak Checking Bank Indonesia sering terjadi kehilangan
Checking Bank Indonesia yang sudah dicetak. c. Lembar hasil wawancara
1 Lembar hasil wawancara berisi informasi yang diperoleh Analis Kredit ketika mewawancarai calon debitur guna
keperluan penilaian atas kelayakan kredit yang diajukan. Pencatatan nomor urut dalam aplikasi form wawancara
masih secara manual sehingga menyebabkan sering kesalahan dalam pencatatan nomor urut.
2 Sudah terdapat kolom untuk rekomendasi disetujuiditolak observasi atau On The Spot serta kolom paraf dari Loan
Service. d. Dokumen pokok debitur
1 Dokumen pokok debitur berisi mengenai setifikat atas nama debitur, IMB atas nama debitur, akta jual beli. surat
kuasa menjual, surat kuasa hipotik, dan APHT Akta Pemberian Hak Tanggungan. Dokumen-dokumen tersebut
disimpan oleh Loan Service Unit setelah debitur realisasi, namun belum bernomor urut tercetak.
2 Dokumen pokok debitur tersebut seharusnya dibuat
commit to user 85
rangkap atau copy terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya kehilangan dokumen dan untuk dokumen
tembusan atau copy dokumen disimpan sebagai arsip. e. Memo Permintaan On The Spot atau Taksasi Agunan
1 Formulir atau Memo untuk menverifikasi penghasilan calon debitur dari bidang usahanya atau pekerjaan melalui
pengamatan langsung atau observasi ke tempat usaha calon debitur bekerja. Taksasi Agunan merupakan Formulir atau
Memo untuk menaksir harga rumah atau taksasi jaminan yang dilakukan oleh Loan Administration Unit.
2 Memo permintaan On The Spot atau Taksasi Agunan sudah dicatat secara manual dalam buku register sehingga masih
lemah tingkat
pertanggungjawabannya serta
dalam pengecekan Hasil On The Spot atau Taksasi Agunan sering
terjadi kehilangan dokumen yang sudah dicetak. f. Surat Persetujuan Prinsip
1 Surat yang dibuat untuk rekomendasi apabila disetujui dan sesuai ketentuan dapat diterbitkan persetujuan prinsip.
2 Dalam pelaksanaannya belum terdapat Surat Persetujuan Prinsip oleh karena itu, belum terdapat otorisasi dari
pejabat yang berwenang sehingga menimbulkan kelemahan dari pengendalian internalnya.
commit to user 86
g. Surat Penugasan Kepada Appraisal Independent 1 Surat tugas untuk melakukan peninjauan lokasi dan
menetapkan harga jual rumah serta kesanggupan untuk memenuhi deadline.
2 Dalam pelaksanaannya belum terdapat Surat Penugasan Kepada Appraisal Independent oleh karena itu, belum
terdapat otorisasi dari pejabat yang berwenang sehingga menimbulkan kelemahan dari pengendalian internalnya.
h. Surat Teguran 1 Surat yang diterbitkan apabila penyelesaian penetapan
harga jual oleh Appraisal terlambat dari waktu yang telah disepakati dan dikenakan denda atas keterlambatan tersebut
mengenai denda atas keterlambatan mengacu pada MOU antara Bank BTN dengan Appraisal.
2 Dalam pelaksanaannya Surat Teguran belum diterapkan sepenuhnya masih menggunakan teguran secara lisan oleh
karena itu
dalam penerapan
sanksi atau
denda keterlambatan masih dinilai kurang tegas.
i. Memo Penetapan Harga Jual 1 Memo yang dibuat apabila hasil Appraisal Independent
telah diyakini berdasarkan Penetapan Harga Jual dari Appraisal Independent yang akan dikirimkan ke bagian
penanganan Kredit Griya Utama KGU yang berkenaan
commit to user 87
dengan hal penetapan harga jual rumah tersebut seperti bagian Loan Service Unit, Loan Administration Unit untuk
diproses lebih lanjut. 2 Dalam pelaksanaannya belum terdapat Memo Penetapan
Harga Jual oleh karena itu, belum terdapat otorisasi dari pejabat yang berwenang sehingga menimbulkan kelemahan
dari pengendalian internalnya. j. Laporan Penetapan Harga Jual
1 Laporan yang berisi hasil pemeriksaan dan taksasi harga jual rumah yang dibuat oleh Loan Administration Staff.
2 Dalam pelaksanaannya sudah terdapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.
k. Daftar Usulan Permohonan DUP 1 Hasil wawancara yang dibuat Loan Service Unit digunakan
sebagai dokumen dalam Rapat Komite Kredit untuk pertimbangan kelayakan permohonan kredit debitur. Isi dari
DUP meliputi nomor unit, NIP, wawancara, nama pemohon, umur, lokasi perumahan, tipe rumah, blok
kavling, harga jual, pengajuan permohonan setuju tolak, paraf anggota rapat Komite Kredit setuju tolak, dan
alamat instansi pemohon. 2 Tidak terdapatnya nomor urut tercetak yang digunakan
untuk mengawasi pemakaian dokumen dan untuk
commit to user 88
mengidentifikasi transaksi pemberian kredit sehingga menyebabkan lemahnya pengendalian internal
l. SP3K Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit 1 Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit adalah surat
persetujuan dari pihak bank yang mencakup ketentuan dan persyaratan pihak bank yang disampaikan kepada debitur.
Isi dari SP3K meliputi hal-hal sebagai berikut: nama pemohon, rincian permohonan jumlah rupiah kredit,
jangka waktu, suku bunga, dan angsuran, biaya-biaya pra realisasi, materai Rp. 6.000,00 dan tanda tangan debitur.
2 Dalam pelaksanaannya sudah terdapat otorisasi dari pejabat yang berwenang namun tidak semua pejabat yang terkait
menandatangani dokumen tersebut sehingga dalam internal check masih lemah.
m. SPD5 Surat Perjanjian Debitur Rangkap 5 1 Dokumen yang dibuat oleh Loan Service Unit saat realisasi
kredit, dokumen tersebut berisi hal-hal sebagai berikut: nomor unit, nama pemohon, tipe rumah, blok kavling,
maksimal krdit yang disetujui, jangka waktu, suku bunga. angsuran, nomor unit debitur, dan tanda tangan debitur.
a Dalam pelaksanaannya sudah terdapat otorisasi dari pejabat yang berwenang namun tidak semua pejabat yang terkait
menandatangani dokumen tersebut sehingga dalam internal
commit to user 89
check masih lemah. Terdapat pula legalisasi notaris yang telah bernomor urut cetak serta ditandatangani oleh notaris.
n. Surat Perjanjian Kredit 1 Surat perjanjian kredit adalah perjanjian yang merupakan
dasar hukum hubungan pinjam meminjam antara bank dan debitur. Hal-hal yang tertera dalam surat ini mencangkup
maksimal kredit yang disetujui dan pasal-pasal mengenai peraturan yang ditetapkan oleh bank.
2 Terdapat pula legalisasi notaris yang telah bernomor urut cetak serta ditandatangani oleh notaris.
3 Dalam pelaksanaannya sudah terdapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.
o. Surat Penolakan 1 Surat ini berisi pernyataan penolakan permohonan kredit
sesuai dengan keputusan rapat Komite Kredit yang dibuat oleh Loan Service Unit.
2 Dalam pelaksanaannya sudah terdapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.
4. Catatan Akuntansi yang Digunakan Dalam sistem pengajuan kredit sampai dengan pelunasan Kredit
Griya Utama pada PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk, Kantor Cabang Surakarta catatan akuntansi yang digunakan telah sesuai dengan
Surat Edaran Direksi PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk No.
commit to user 90
26DIRDPKK2004 Tanggal 1 September 2004 Perihal Ketentuan yang mengatur tentang Kredit Griya Utama KGU dengan menggunakan sistem
pencatatan akuntansi secara online, yaitu menggunakan sistem Loan Application Creation-SIBS Sylvester Integrated Banking System. Catatan
akuntansi yang digunakan atas transaksi yang terjadi dilakukan dengan menggunakan jurnal umum, jurnal pembalik, buku besar dan buku besar
pembantu dengan menggunakan sistem komputer tersebut. Pencatatan dilakukan oleh Bookkeeping and Control Unit dengan sumber pencatatan
akuntansi yang terdiri dari formulir penyetoran dan formulir penarikan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa catatan akuntansi yang diselenggarakan
dengan baik sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. 5. Jaringan Prosedur Pelaksanaan Yang Membentuk Sistem Pengajuan Kredit
sampai dengan Pelunasan Kredit Griya Utama pada PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk, Kantor Cabang Surakarta
Prosedur Pelaksanaan Pengajuan Kredit sampai dengan Pelunasan Kredit Griya Utama pada PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk, Kantor
Cabang Surakarta belum sepenuhnya sesuai dengan Standard Operation Procedures yang berdasarkan Surat Edaran Direksi PT Bank Tabungan
Negara Persero Tbk No. 26DIRDPKK2004 Tanggal 1 September 2004 Perihal Ketentuan yang mengatur tentang Kredit Griya Utama KGU oleh
karena itu, perlu ditambahkan beberapa prosedur untuk melengkapi kekurangan tersebut antara lain :
commit to user 91
a. Prosedur permohonan atau pengajuan Kredit Griya Utama 1 Informasi Kredit Untuk Permohonan Perorangan
a. Loan Service Analyst Dalam menginformasikan kredit serta menjelaskan kelengkapan
dokumen yang diperlukan ke pemohon sudah cukup baik. 2 Penerimaan Berkas Permohonan Kredit
a. Penerimaan Berkas dari Pemohon Perorangan a. Loan Service Analyst
1. Menerima kedatangan Pemohon yang akan mengajukan permohonan Kredit. Menerima map permohonan Kredit
berikut kelengkapan datanya. Memastikan peruntukan permohonan Kredit, Kebenaran setiap isian pada formulir
permohonan, Kelengkapan dokumen pendukung sesuai check list.
2. Menyerahkan kembali aplikasi yang tidak lengkap kepada Pemohon untuk dilengkapi terlebih dahulu, Menulis
nomor file dari register nomor file pada map aplikasi permohonan untuk berkas-berkas permohonan yang
lengkap, mengkonfirmasikan rencana tanggal dan lokasi wawancara dengan Pemohon.
3. Melanjutkan dengan proses Wawancara. b. Penerimaan Berkas dari Pengembang Permohonan Secara
Kolektif
commit to user 92
a. Loan Service Analyst 1. Menerima dan memeriksa dokumen dari Petugas
Pengembang seperti Surat Permohonan Wawancara, Berkas-berkas permohonan Kredit Form Aplikasi
Permohonan, dokumen pendukung sesuai Check List, Formulir pembukaan rekening Tabungan BataraForm 1
atau Giro apabila Pemohon belum memiliki, Tanda Terima penyerahan berkas permohonan Kredit.
2. Menghitung jumlah fisik berkas, Memastikan nama Pemohon pada Form Aplikasi sudah sesuai dengan daftar
nama pada Surat Permohonan Wawancara. Apabila telah sesuai tanda tangani Tanda Terima, kemudian copy.
3. Memisahkan aplikasi permohonan yang lengkap dengan yang tidak lengkap.
4. Membuat Bukti Penyerahan Berkas rangkap 2. Untuk aplikasi yang tidak lengkap ke Petugas Pengembang
untuk dilengkapi dengan menggunakan Bukti Penyerahan Berkas.
5. Menulis nomor file sesuai register nomor file untuk berkas-berkas
permohonan yang
lengkap. Mengkonfirmasikan
rencana tanggal
dan lokasi
wawancara dengan Petugas Pengembang.Simpan Bukti Penyerahan Berkas lembar 1 sebagai arsip. Melanjutkan
commit to user 93
dengan proses Wawancara. b. Untuk Permohonan yang Langsung Wawancara
a. Persiapan dan Pelaksanaan Wawancara a. Loan Service Analyst
1. Meneliti Customer Information File CIF masing-masing Pemohon sebagai informasi awal pada saat melakukan
wawancara. Verifikasi setiap data pendukung karakter dari Pemohon financial dan non financial melalui
penelitian pada pihak ketiga Bank IndonesiaBank lainBPN instansi Pemohon bekerja, dll., Daftar hitam,
Daftar Kredit macet, Daftar riwayat rekening. 2. Pada form wawancara berikan rekomendasi hasil
wawancara seperti
Disetujui, Ditolak,
Observasi UsahaVerifikasi Penghasilan OTS.
3. Menandatangani form wawancara, lengkapi dengan nama dan Nomor Induk Pegawai NIP AnalisPewawancara.
Mensortir berkas permohonan seperti belumbatal wawancara,
disetujui, observasi
UsahaVerifikasi Penghasilan OTS.
4. Menyerahkan berkas permohonan Kredit yang sudah diwawancara ke Loan Service Head, disposisi Retail
Service Head, untuk otorisasi melalui Loan Service Supervisor jika ada.
commit to user 94
b. Pasca Wawancara a. Loan Service Analyst
Menerima kembali berkas yang direkomendasikan dari Retail Service Head. Pastikan berkas telah diotorisasi.
Untuk Rekomendasi Disetujui dan Sesuai Ketentuan Dapat Diterbitkan Persetujuan Prinsip
b. Loan Service Analyst 1 Membuat Surat Persetujuan Prinsip rangkap 2.
Memeriksa kembali Surat, kemudian membubuhkan paraf apabila telah benar. Menyerahkan Surat ke Loan
Service Head, Branch Manager, disposisi Retail Service Head untuk otorisasi melalui Loan Service Supervisor
jika ada. 2 Menerima kembali Surat Persetujuan Prinsip dari Branch
Manager. Memastikan Surat telah ditandatangani. Menyerahkan Surat Persetujuan Prinsip lembar 1 ke
Pemohon. Menyimpan Surat Persetujuan Prinsip lembar 2 sebagai arsip.
3 Input data Pemohon pada Loan Application Creation- SIBS lihat Users Guide Loan Application, mencetak
Daftar Usulan PemohonDUP dan laporan hasil Credit Scoring ModelCSM lihat Users Guide Pencetakan
pada program AS 400. Memeriksa hasil cetakan dan
commit to user 95
bubuhkan paraf pada DUP apabila telah benar. 4 Kemudian melakukan proses sebagai berikut:
a. Untuk Permohonan Perorangan : Lanjutkan dengan Proses Penetapan Harga Jual.
b. Untuk Permohonan Secara Kolektif melalui Pengembang:
Melanjutkan dengan
Proses Pengambilan
Keputusan.
Untuk Rekomendasi Ditolak
a. Loan Service Analyst Input data Pemohon pada Loan Application Creation-SIBS
lihat Users Guide Loan Application. Mencetak Daftar Usulan PemohonDUP dan laporan hasil Credit Scoring
ModelCSM lihat Users Guide Pencetakan pada program AS 400. Memeriksa hasil cetakan dan bubuhkan paraf pada
DUP apabila telah benar. Memasukan laporan hasil CSM ke dalam berkas permohonan Kredit masing-masing Pemohon.
Melanjutkan dengan Proses Pengambilan Keputusan.
Untuk Rekomendasi Observasi UsahaVerifikasi Penghasilan On The Spot OTS
a. Loan Service Analyst 1 Memisahkan berkas yang direkomendasikan untuk
diobservasi usaha verifikasi penghasilan OTS.
commit to user 96
Membuat Memo Permintaan OTS kepada Loan Administration dengan melampirkan berkas permohonan
Kredit yang direkomendasikan. Memeriksa kembali Memo Permintaan, kemudian membubuhkan paraf
apabila telah benar. Menyerahkan Memo Permintaan ke Loan Service Head, disposisi Retail Service Head untuk
otorisasi dengan dilampiri berkas permohonan Kredit melalui Loan Service Supervisor jika ada.
2 Menerima kembali Memo Permintaan OTS beserta lampirannya dari Retail Service Head. Pastikan Memo
Permintaan telah ditandatangani. Menyerahkan Memo Permintaan OTS lembar 1 yang dilampiri berkas
permohonan Kredit yang direkomendasi untuk dilakukan Observasi UsahaVerifikasi Penghasilan ke Loan
Administration dengan menggunakan buku register. Menyimpan Memo Permintaan OTS lembar 2 sebagai
arsip. Melanjutkan dengan Proses OTS. a. Untuk Permohonan yang Tidak Langsung Wawancara
a. Persiapan Wawancara a.
Loan Service Analyst 1. Mencatat pada register jadwal wawancara antara lain
waktu dan lokasi wawancara, Jumlah Pemohon yang akan diwawancara. Membuat Memo Rencana Wawancara
commit to user 97
dengan hal-hal pokok seperti waktu dan lokasi wawancara, jumlah Pemohon yang akan diwawancara,
jumlah Analis yang tersedia, penunjukan Pejabat yang akan memberikan penjelasan umum. Memeriksa kembali
Memo, kemudian bubuhkan paraf apabila telah benar. 2. Menyerahkan Memo Rencana Wawancara dilampiri Surat
Permohonan Wawancara kepada Loan Service Head, Branch Manager, disposisi Retail Service Head untuk
otorisasi melalui Loan Service Supervisor jika ada, 3. Menerima kembali Memo Rencana Wawancara yang
sudah ditandatangani dan didisposisi oleh Branch Manager. Menyiapkan perlengkapan standar wawancara
seperti kalkulator , tabel bunga, form wawancara, berkas- berkas permohonan dan Surat Permohonan Wawancara,
Slide materi untuk penjelasan umum. b. Pelaksanaan Wawancara
a. Loan Service Analyst
1. Dalam pelaksanaan wawancara dengan calon debitur Loan Service Unit sudah melaksanakan dengan cukup
baik,namun fungsi yang melaksanakan harus sesuai dengan tugas masing-masing ,tidak semua Loan Service
Unit dapat melakukan wawancara hanya dikhususkan kepada fungsi Loan Service Analyst.
commit to user 98
2. Membuat Daftar Hadir Pemohon untuk urutan prioritas wawancara sesuai dengan nomor kehadiran. Menyortir
berkas-berkas permohonan Kredit sesuai dengan daftar kehadiran sebelum dan pada saat Pejabat Bank BTN
memberikan penjelasan umum. c. Pasca Wawancara
Prosedur yang digunakan pada pasca wawancara pada prosedur tidak langsung sama halnya dengan proses pasca wawancara
pada prosedur secara langsung. b. Penetapan harga Jual Dengan Appraisal Independen
a. Loan Service Analyst 1 Memastikan penetapan harga jual harus menggunakan
jasa Appraisal Perusahaan Penilai Independen. Membuat Memo Permohonan Penetapan Harga Jual
rangkap 2 ke Loan Administration untuk menunjuk Appraisal guna dilakukan peninjauan ke lokasi dan
penetapan harga jual rumah. 2 Memeriksa kembali Memo Permohonan, kemudian
membubuhkan tanda tangan apabila telah benar. Menyerahkan Memo Permohonan ke Loan Service
Head, disposisi
Retail Service
Head, Loan
Administration Head dan disposisi Operation Head
commit to user 99
untuk otorisasi melalui Loan Service Supervisor jika ada.
3 Menerima kembali Memo Permohonan Penetapan Harga Jual dari Retail Service Head, memastikan Memo
Permohonan telah ditandatangani. Serta menyerahkan Memo Permohonan Penetapan Harga Jual lembar 1 ke
Loan Administration
dengan dilampiri
data-data pendukung dan menggunakan buku register. Menyimpan
Memo Permohonan Penetapan Harga Jual lembar 2 sebagai arsip.
b. Loan Administration Staff 1 Menerima Memo Permohonan Penetapan Harga Jual
beserta lampirannya dari Loan Administration Head. Memastikan telah ada disposisi. membuat Surat
Penugasan Kepada Appraisal rangkap 2 untuk melakukan peninjauan lokasi dan menetapkan harga jual
rumah serta kesanggupan untuk memenuhi deadline, memeriksa kembali Surat, kemudian bubuhkan paraf
apabila telah benar. Menyerahkan Surat Penugasan ke Loan Administration Head, Branch Manager, disposisi
Operation Head
untuk otorisasi
melalui Loan
Administration Supervisor jika ada.
commit to user 100
2 Menerima kembali Surat Penugasan kepada Appraisal dari Branch Manager, memastikan Surat Penugasan
telah ditandatangani. Menghubungi petugas Appraisal yang telah ditunjuk untuk dibekali dengan Surat
Penugasan kepada Appraisal lembar 1. Menyimpan sebagai arsip Memo Permohonan Penetapan Harga Jual
beserta lampirannya, Surat Penugasan kepada Appraisal lembar 2. Memonitor perkembangan proses penetapan
harga jual oleh Appraisal. 3 Apabila penyelesaian penetapan harga jual oleh
Appraisal terlambat dari waktu yang telah disepakati, terbitkan Surat Teguran berikut denda atas keterlambatan
tersebut mengenai denda atas keterlambatan mengacu pada MOU antara Bank BTN dengan Appraisal.
4 Menerima Hasil Penetapan Harga Jual dari Appraisal, kemudian berikan nomor. Apabila hasil dari Appraisal
meragukan, adakan pengecekan ulang dan apabila hasil dari Appraisal telah diyakini, buat Memo Penetapan
Harga Jual ke Loan Service rangkap 2 berdasarkan Hasil Penetapan Harga Jual dari Appraisal tersebut.
Memeriksa kembali Memo, kemudian membubuhkan paraf apabila telah benar.
commit to user 101
5 Menyerahkan Memo ke Loan Administration Head, Operation Head untuk otorisasi dengan dilampiri Hasil
Penetapan Harga Jual melalui Loan Administration Supervisor jika ada.
c. Loan Administration Staff Menerima kembali Memo Penetapan Harga Jual beserta
lampirannya dari Operation Head. Memastikan Memo telah ditandatangani. Mencatat dan mengarsipkan nomor Hasil
Penetapan Harga Jual dari Appraisal pada register monitoring laporan. Copy Hasil Penetapan Harga Jual dari Appraisal.
Kemudian serahkan Memo Penetapan Harga Jual lembar 1 dan Hasil Penetapan Harga Jual dari Appraisal ke Loan
Service dengan menggunakan buku register, menyimpan sebagai arsip Memo Penetapan Harga Jual lembar 2, Copy
Hasil Penetapan Harga Jual dari Appraisal. Loan Service Head, disposisi Retail Service Head untuk otorisasi Memo
Penetapan Harga Jual dan Hasil Penetapan Harga Jual. d. Loan Service Analyst
Menerima Memo Penetapan Harga Jual beserta lampirannya dari Loan Service Head. Pastikan telah ada disposisi.
Memasukan Memo Penetapan Harga Jual dan Hasil Penetapan Harga Jual dari Appraisal ke dalam berkas
commit to user 102
permohonan masing-masing Pemohon. Melanjutkan dengan proses Pengambilan Keputusan.
c. Penetapan harga Jual Tanpa Appraisal Independen a. Loan Service Analyst
Memastikan penetapan harga jual tidak harus menggunakan jasa Appraisal Perusahaan Penilai Independen. Membuat
Memo Permohonan Penetapan Harga Jual rangkap 2 ke Loan Administration untuk melakukan peninjauan ke lokasi
dan penetapan harga jual rumah. Memeriksa kembali Memo Permohonan, kemudian membubuhkan tanda tangan apabila
telah benar. Menyerahkan Memo Permohonan ke Loan Service Head, Operation Head, disposisi Retail Service
Head , dan disposisi Loan Administration Head untuk otorisasi melalui Loan Administration Staff.
b Loan Administration Staff 1. Menerima Memo Permohonan Penetapan Harga Jual
beserta lampirannya dari Loan Administration Head, memastikan telah ada disposisi. Menyiapkan form Kertas
Kerja Pemeriksaan. Dengan terlebih dahulu mempelajari data-data yang diperlukan, melakukan pemeriksaan dan
taksasi harga jual rumah di lokasi. 2. Membuat Laporan Hasil Penetapan Harga Jual rangkap
2 dan beri nomor laporan. Memeriksa kembali Laporan
commit to user 103
dan menandatangani apabila telah benar. Kemudian buat Memo Pengantar ke Loan Service rangkap 2 untuk
menyampaikan Laporan.
Periksa kembali
Memo Pengantar, kemudian membubuhkan paraf apabila telah
benar. 3. Menyerahkan Memo Pengantar dan Laporan ke Loan
Administration Head, Loan Service Head, Operation Head, disposisi Retail Service Head untuk otorisasi
melalui Loan Administration Supervisor jika ada. 4. Menerima kembali Memo Pengantar dan Laporan Hasil
Penetapan Harga Jual dari Operation Head. Memastikan telah ada tanda tangan dan persetujuan, mencatat dan
mengarsipkan nomor Laporan pada register monitoring laporan. Menyerahkan Memo Pengantar lembar 1 dan
Laporan Hasil Penetapan Harga Jual lembar 1 ke Loan Service dengan menggunakan buku register. Menyimpan
sebagai arsip Memo Pengantar lembar 2, Laporan Hasil Penetapan Harga Jual lembar 2, Memo Permohonan
Penetapan Harga Jual beserta lampirannya c. Loan Service Analyst
Menerima Memo Pengantar dan Laporan Hasil Penetapan Harga Jual dari Loan Service Head. Memastikan telah ada
disposisi. Memasukan Memo Pengantar dan Laporan Hasil
commit to user 104
Penetapan Harga Jual ke dalam berkas permohonan masing- masing Pemohon. Melanjutkan dengan proses Pengambilan
Keputusan. d. Observasi Usaha Verifikasi Penghasilan On The Spot OTS
a. Operation Head Menerima Memo Permintaan OTS dan berkas permohonan
Kredit yang direkomendasi untuk dilakukan observasi usahaverifikasi penghasilan dari Loan Service. Kemudian
memberikan disposisi kepada Loan Administration Head untuk dilakukan OTS. Menyerahkan Memo Permintaan
beserta lampirannya ke Loan Administration Head. b. Loan Administration Head
1 Menerima Memo
Permintaan OTS
dan berkas
permohonan Kredit yang direkomendasi untuk dilakukan observasi usahaverifikasi penghasilan dari Operation
Head. Memastikan telah ada disposisi, memeriksa Memo Permintaan beserta lampirannya, kemudian memberikan
disposisi kepada Loan Administration Staff untuk menindaklanjuti disposisi Operation Head. Membuat
Memo Permohonan Kendaraan ke General Branch Administration untuk melakukan OTS. Melakukan
kunjungan ke instansi tempat Pemohon bekerja atau ke
commit to user 105
tempat usaha Pemohon untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
2 Menuangkan hasil OTS pada Kertas Kerja OTS dan Lembar Rekomendasi Hasil Observasi. Membuat Memo
Hasil OTS ke Loan Service rangkap 2. Memeriksa kembali Memo, kemudian membubuhkan paraf apabila
telah benar. 3 Menyerahkan Memo ke Loan Administration Head,
Loan Service Head, Operation Head, dan disposisi dari Retail Service Head untuk otorisasi melalui Loan
Administration Supervisor jika ada dengan dilampiri Kertas Kerja OTS dan Rekomendasi Hasil Observasi,
Berkas permohonan Kredit. 4 Menyerahkan Memo Hasil OTS lembar 1 ke Loan
Service dengan menggunakan buku register yang dilampiri Kertas Kerja OTS dan Rekomendasi Hasil
Observasi, Berkas permohonan yang direkomendasi untuk dilakukan observasi usahaverifikasi penghasilan.
Menyimpan Memo Hasil OTS lembar 2 sebagai arsip. b. Prosedur keputusan atas permohonan Kredit Griya Utama pada PT Bank
Tabungan Negara Persero Tbk, Kantor Cabang Surakarta 1 Proses Pengambilan Keputusan Wewenang Kantor Cabang
a. Loan Service Analyst
commit to user 106
Memeriksa kembali Daftar Usulan Pemohon DUP dan menyusun berkas-berkas Pemohon sesuai dengan urutan pada
DUP. Menyerahkan DUP yang dilampiri berkas permohonan ke Loan Service Head , Retail Service Head, Branch
manager untuk memberikan pendapat dan otorisasi melalui Loan Service Supervisor jika ada.
b. Branch Manager
1. Memastikan bahwa
permohonan Kredit
menjadi wewenang Kantor Cabang untuk memutuskannya.
Memeriksa pendapat seluruh anggota KPK. Memberikan pendapat secara tertulis pada DUP kolom pendapat
anggota KPK dan membubuhkan tanda tangan. 2. Apabila sesuai kesepakatan dengan Branch Risk Control
Officer permohonan Kredit termasuk kriteria yang harus dimintakan second opinion pendapat, maka DUP
beserta lampirannya diserahkan terlebih dahulu ke Branch Risk Control Officer untuk mendapatkan second
opinion pendapat tersebut. 3. Apabila dalam pengajuan permohonan Kredit terdapat
perbedaanpengecualian terhadap ketentuan Kredit yang berlaku, keputusannya dapat dilakukan oleh Ketua
Komite Kebijakan Perkreditan KKP melalui Divisi
commit to user 107
Pengelolaan Kredit DPK dengan mekanisme sebagai berikut :
a. Kantor Cabang mengajukan Usulan Kredit beserta lampirannya ke DPK. DPK melakukan analisa atas
Usulan Kredit tersebut, kemudian mengajukan Memo Permohonan KajianPendapat Risiko kepada
Divisi Manajemen Risiko DMR atas hal tersebut, disertai data berkas dari Kantor Cabang, latar
belakang permasalahan dan hasil analisa DPK. b. DMR melakukan kajian risiko yang selanjutnya
hasil kajian akan menjadi salah satu masukan bagi DPK untuk mendapat rekomendasi dari KKP.
c. KKP merekomendasikan disetujui atau ditolak ke Ketua KKP. Ketua KKP memberi keputusan atas
rekomendasi tersebut. 4. Menuliskan keputusan finansial dan non finansial pada
DUP dan pada map permohonan Kredit Disetujui Ditolak. Kemudian membubuhkan tanda tangan pada
DUP. Menyerahkan kembali DUP beserta lampirannya ke Loan Service Analyst.
commit to user 108
c. Loan Service Analyst
1. Menerima kembali DUP beserta lampirannya dari Branch Manager. Memastikan hasil keputusan pada DUP sama
dengan keputusan pada map permohonan Kredit. 2. Input data keputusan KPK pada Loan Application
Creation SIBS untuk semua permohonan yang direkomendasi Disetujui maupun Ditolak lihat Users
Guide Loan Application. Memisahkan map permohonan Kredit sesuai hasil keputusan pada DUP seperti map
disetujui ditolak. Mengarsip DUP hasil KPK sebagai data historis riwayat KPK dan Kredit. Melanjutkan
dengan proses Pemberitahuan Keputusan
2 Pemberitahuan Keputusan Disetujui a.
Loan Service Analyst 1. Mencetak Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit
SP3K. Memastikan SP3K telah sesuai dengan hasil keputusan
Kelompok Pemutus
Kredit KPK.
Membubuhkan paraf apabila telah benar. Menyerahkan SP3K yang dilampiri berkas-berkas permohonan yang
disetujui ke Loan Service Head, Retail Service Head, Branch Manager untuk otorisasi penandatanganan SP3K
beserta lampirannya melalui Loan Service Supervisor jika ada.
commit to user 109
2. Menyerahkan SP3K kepada Pemohon atau Petugas Pengembang untuk kemudian diserahkan kepada
masing-masing Pemohon kolektif melalui Pengembang untuk ditandatangani.
3. Pada saat pengambilan SP3K, Mencatat penyerahan pada Register Serah Terima SP3K. Menginformasikan
rencana tanggal Akad Kredit. Mengingatkan kembali agar Pemohon melakukan setoran dana ke Tabungan atau
Giro yang bersangkutan untuk biaya-biaya realisasi Kredit.
3 Pemberitahuan Keputusan Ditolak a.
Loan Service Analyst 1. Input status data permohonan yang ditolak dan otorisasi
persetujuan penolakan pada Loan Function Maintenance users guide Loan Function Maintenance SIBS.
Membuat Surat Penolakan Kredit ke Pemohon rangkap 2. Memeriksa kembali Surat Penolakan dan bubuhkan
paraf apabila
telah benar.
Memisahkan berkas
permohonan yang dapat dikembalikan dan yang tidak mengenai berkas yang harus dipisahkan dapat dilihat
dalam manual Kredit. 2. Menyerahkan Surat Penolakan ke Loan Service Head,
Retail Service Head, Branch Manager untuk otorisasi
commit to user 110
penandatanganan dengan dilampiri berkas permohonan yang akan dikembalikan melalui Loan Service Supervisor
jika ada. 3. Menerima kembali Surat Penolakan Kredit beserta
lampirannya dari Branch Manager. Memastikan Surat Penolakan telah ditandatangani, selanjutnya kirimkan
Surat Penolakan Kredit lembar 1 ke Pemohon dengan dilampiri berkas permohonan melalui General Branch
AdministrationMailing Staff. 4. Membuat Memo Permohonan Update Data Pemohon ke
Customer Service untuk update data informasi penolakan Kredit pada Customer Information File CIF Pemohon.
Memeriksa kembali Memo Permohonan, kemudian membubuhkan paraf apabila telah benar. Menyerahkan
Memo Permohonan ke Loan Service Head, Retail Service Head,
Costumer Service
Head untuk
otorisasi penandatanganan dengan dilampiri Surat Penolakan
Kredit lembar 2 melalui Loan Service Supervisor jika ada.
5. Menerima kembali Memo Permohonan Update Data Pemohon beserta lampirannya dari Retail Service Head.
Memastikan Memo Permohonan telah ditandatangani. Menyerahkan Memo Permohonan Update Data Pemohon
commit to user 111
lembar 1 ke Customer Service dengan menggunakan buku register. Menyimpan sebagai arsip permohonan
yang ditolak seperti Memo Permohonan Update Data Pemohon lembar 2, Surat Penolakan Kredit lembar 2.
b. Customer Service Staff
Menerima Memo Permohonan Update Data Pemohon dari Customer Service Head. Memastikan telah ada disposisi.
Melakukan update data Pemohon pada CIF yang
bersangkutan. Mencetak hasil update dan membubuhi paraf. Menyimpan Memo Permohonan Update Data dan hasil
cetakan update CIF sebagai arsip 4 Laporan Pemeriksaan AkhirLPA Dengan Appraisal Independen
a. Loan Service Analyst
Memastikan pemeriksaan akhir harus menggunakan jasa Appraisal Perusahaan Penilai Independen. Membuat Memo
Permohonan LPA rangkap 2 ke Loan Administration untuk menunjuk Appraisal guna dilakukan pemeriksaan akhir
kondisi fisik bangunan, sarana dan prasarana, kemudian membubuhkan
tanda tangan
apabila telah
benar. Menyerahkan Memo Permohonan ke Loan Service Head,
Retail Service Head, Operation Head untuk otorisasi, kemudian memberikan disposisi kepada Loan Administration
commit to user 112
Head kepada
Loan Administration
Staff untuk
menindaklanjuti disposisi Operation Head. b.
Loan Administration Staff 1. Menerima Memo Permohonan LPA beserta lampirannya
dari Loan Administration Head. Memastikan telah ada disposisi. Membuat Surat Penugasan Kepada Appraisal
rangkap 2 untuk melakukan pemeriksaan akhir kondisi fisik bangunan, sarana dan prasarana, serta kesanggupan
untuk memenuhi deadline.Memeriksa kembali Surat, kemudian membubuhkan paraf apabila telah benar.
Menyerahkan Surat Penugasan ke Loan Administration Head, Operation Head, Branch Manager untuk otorisasi
melalui Loan Administration Supervisor jika ada. 2. Apabila penyelesaian pemeriksaan akhir oleh Appraisal
terlambat dari waktu yang telah disepakati, terbitkan Surat Teguran berikut denda atas keterlambatan tersebut
mengenai denda atas keterlambatan mengacu pada MOU antara Bank BTN dengan Appraisal.
3. Menerima Hasil Pemeriksaan Akhir dari Appraisal, kemudian berikan nomor. Apabila hasil dari Appraisal
meragukan, adakan pengecekan ulang. 4. Apabila hasil dari Appraisal telah diyakini, buat Memo
Hasil Pemeriksaan Akhir ke Loan Service rangkap 2
commit to user 113
berdasarkan Hasil Pemeriksaan Akhir dari Appraisal tersebut.
Memeriksa kembali
Memo, kemudian
membubuhkan paraf apabila telah benar. 5. Menyerahkan Memo ke Loan Administration Head ,
Operation Head dengan dilampiri Hasil Pemeriksaan Akhir untuk otorisasi melalui Loan Administration
Supervisor jika ada. 6. Menerima kembali Memo Hasil Pemeriksaan Akhir
beserta lampirannya dari Operation Head. Meng-Copy Hasil Pemeriksaan Akhir dari Appraisal. Kemudian
menyerahkan Memo Hasil Pemeriksaan Akhir lembar 1 dan Hasil Pemeriksaan Akhir dari Appraisal ke Loan
Service dengan menggunakan buku register. Menyimpan sebagai arsip Memo Hasil Pemeriksaan Akhir lembar
2, meng-Copy Hasil Pemeriksaan Akhir dari Appraisal. Dengan otorisasi Retail Service Head memberikan
disposisi kepada Loan Service Head untuk diproses lebih lanjut. Memo beserta lampirannya ke Loan Service
Analyst. c.
Loan Service Analyst Menerima Memo Hasil Pemeriksaan Akhir beserta
lampirannya dari Loan Service Head. Memastikan telah ada disposisi. Memasukan Memo Hasil Pemeriksaan Akhir dan
commit to user 114
Hasil Pemeriksaan Akhir dari Appraisal ke dalam berkas
permohonan masing-masing Pemohon. Melanjutkan dengan proses Akad Kredit.
5 Laporan Pemeriksaan AkhirLPA Tanpa Appraisal Independen a.
Loan Service Analyst 1. Memastikan pemeriksaan akhir tidak harus menggunakan
jasa Appraisal
Perusahaan Penilai
Independen. Membuat Memo Permohonan LPA rangkap 2 ke Loan
Administration untuk melakukan pemeriksaan akhir kondisi fisik bangunan, sarana dan prasarana. Memeriksa
kembali Memo Permohonan, kemudian membubuhkan paraf
apabila telah
benar. Menyerahkan
Memo Permohonan ke Loan Service Head, Retail Service Head,
Operation Head, untuk otorisasi kemudian diserahkan ke Loan Administration Head untuk memberikan disposisi
kepada Loan Administration Staff. b.
Loan Administration Staff 1. Membuat Laporan Hasil Pemeriksaan Akhir rangkap 2
dan beri nomor laporan. Memeriksa kembali Laporan dan Menandatangani apabila telah benar. Kemudian membuat
Memo Pengantar ke Loan Service rangkap 2 untuk menyampaikan Laporan. Memeriksa kembali Memo
commit to user 115
Pengantar, kemudian membubuhkan paraf apabila telah benar.
2. Menyerahkan Memo Pengantar dan Laporan ke Loan Administration Head, Operation Head, Retail Service
Head, Loan Service Head untuk otorisasi dan memberikan disposisi kepada Loan Service Analyst.
3. Menyerahkan Memo Pengantar lembar 1 dan Laporan Hasil Pemeriksaan Akhir lembar 1 ke Loan Service
dengan menggunakan buku register. Menyimpan sebagai arsip Memo Pengantar lembar 2, Laporan Hasil
Pemeriksaan Akhir lembar 2, Memo Permohonan LPA beserta lampirannya.
4. Menerima Memo Pengantar dan Laporan Hasil Pemeriksaan Akhir dari Loan Service Head. Memastikan
telah ada disposisi. Memasukan Memo Pengantar dan Laporan Hasil Pemeriksaan Akhir ke dalam berkas
permohonan masing-masing Pemohon. Melanjutkan dengan proses Akad Kredit.
d. Prosedur realisasi Kredit Griya Utama pada PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk Kantor Cabang Surakarta
1 Akad Kredit Persiapan a. Loan Service Analyst
commit to user 116
1. Mencetak Daftar Rincian Realisasi DRR, membuat Memo Rencana Akad Kredit ke Branch Manager dengan
hal-hal pokok antara lain Rencana tanggal Akad Kredit, Lokasi Akad Kredit, Jumlah Pemohon yang akan Akad
Kredit, Penunjukan Pejabat yang akan memberikan penjelasan umum.
2. Kemudian membuat Memo Blokir Saldo TabunganGiro untuk biaya realisasi Kredit Griya Utama KGU ke
Transaction Processing rangkap 2. Memeriksa kembali kedua Memo, kemudian membubuhkan paraf pada
keduanya apabila telah benar. Menyerahkan Memo Rencana Akad Kredit dan Memo Blokir yang dilampiri
DRR ke Loan Service Head, Retail Service Head untuk otorisasi serta Branch Manager memberikan disposisi
pada Memo Rencana Akad Kredit penunjukan Pejabat yang
akan memberikan
penjelasan umum
dan menandatangani kedua Memo apabila telah benar.
Menyerahkan kembali kedua Memo beserta lampirannya ke Loan Service.
b. Loan Service Analyst 1. Meng-Copy DRR, kemudian menyerahkan Memo
Blokir Saldo TabunganGiro lembar 1 yang dilampiri copy DRR ke Transaction Processing.
commit to user 117
Dengan otorisasi Operation Head dan Transaction Processing Head untuk memberikan disposisi kepada
Processing Staff untuk menindaklanjuti disposisi Operation Head.
2. Menyimpan Memo Blokir Saldo TabunganGiro lembar 2 sebagai arsip. Membentuk dan nomor
rekening pada Account Creation - SIBS . c. Processing Staff
Menerima Memo Blokir Saldo TabunganGiro yang dilampiri copy DRR dari Transaction Processing Staff. Memastikan
telah ada disposisi. Melakukan blokir saldo TabunganGiro sesuai perintah dalam Memo Blokir dan DRR. Menyimpan
Memo Blokir Saldo TabunganGiro dan copy DRR sebagai arsip
2 Akad Kredit Penandatanganan a. Loan Service Analyst
Mendistribusikan Daftar Hadir, Perjanjian Kredit PK dan Kartu Data Penting kepada Pemohon atau dengan bantuan
Petugas Pengembang untuk Pemohon secara kolektif melalui Pengembang. Menginformasikan kepada Pengembang untuk
memberikan penjelasan mengenai bangunan dan kondisi proyek perumahan kepada Pemohon.
b. Branch Manager
commit to user 118
Memberikan penjelasan umum mengenai hak dan kewajiban Pemohon dengan menggunakan transparansi yang telah
distandarisasi. Mengingatkan Pemohon untuk mengecek Nama Debitur, Alamat, Jumlah Pinjaman dan data-data
lainnya dalam
PK. Memerintahkan
Notaris untuk
membacakan PK, Akta Jual Beli AJB, Surat Kuasa Membebankan
Hak Tanggungan
SKMHTAkta Pembebanan Hak Tanggungan APHT, Akta Pengakuan
Hutang APU. Melakukan tanya jawab dengan Pemohon, pihak Notaris dan Pengembang jika masih ada yang ingin
ditanyakan. c. Loan Service Analyst
1. Memanggil Pemohon dengan memperhatikan nomor urut pada Daftar Hadir untuk proses penandatanganan PK,
Surat Pencairan Dana Rangkap 5 SPD-5, AJB, SKMHTAPHT, APU dan Form Fasilitas Tambahan –
AGF jika ada. Mengkonfirmasikan ke Pemohon mengenai Nama Debitur, Alamat, Jumlah Pinjaman dan
data-data lainnya dalam PK adalah benar. 2. Membubuhi paraf pada setiap lembaran PK setelah
dilakukan konfirmasi. Mempersilahkan Pemohon untuk Membubuhkan
paraf pada
setiap lembar
PK,
commit to user 119
Menandatangani SPD-5, Menyerahkan Kartu Data Penting kepada Debitur.
3. Mempersilahkan Debitur untuk menuju petugas Notaris untuk menandatangani AJB dan SKMHTAPHT, Akta-
akta lain yang dibutuhkan. 4. Mempersilahkan Debitur menuju Petugas Asuransi guna
mengambil polis asuransi jika pada Kantor Cabang telah ada perwakilan perusahaan asuransi.
5. Mencoret nama Pemohon yang tidak hadir pada acara penandatanganan Akad Kredit pada semua lembaran
SPD-5. 6. Mengkonsolidasikan semua nama-nama Debitur yang
telah menandatangani Akad Kredit dari masing-masing Petugas.
7. Meng - Cross check jumlah tanda tangan di SPD-5 dengan jumlah Akta pada Petugas Notaris.
8. Menulis jumlah
Debitur yang
telah melakukan
penandatanganan pada SPD-5. 9. Memastikan jumlah fisik PK sudah sesuai dengan SPD-5.
10. Menyerahkan PK dan SPD-5 yang telah ditandatangani tersebut ke Loan Service Head, Retail Service Head,
Branch Manager untuk pengesahan.
commit to user 120
11. Menerima kembali PK dan SPD-5 dari Branch Manager. Memastikan PK dan SPD-5 telah ditandatangani Branch
Manager. Menyerahkan PK dan SPD-5 kepada Notaris untuk
pengesahan ditandatangani
dan distempel
NotarisPPAT dengan
membuat Berita
Acara Penyerahan BAP.
12. Menerima kembali SPD-5 yang telah ditandatangani dan distempel oleh Notaris PPAT. Distribusikan SPD-5 yang
telah mendapatkan pengesahan ke Notaris untuk arsip, Pengembang untuk arsip, Loan Administration 2
lembar, Arsip Loan Service untuk pembuatan Laporan Realisasi Debitur.
13. Terhadap Pemohon yang tidak hadir, konfirmasikan kembali dengan yang bersangkutan atau dengan pihak
Pengembang. Kemudian lakukan : a. Apabila diyakini Pemohon akan melaksanakan
Akad Kredit tetapi tidak melewati akhir bulan, simpan berkas permohonan yang belum Akad
Kredit dengan diberi batch untuk berkas yang belum Akad Kredit.
b. Apabila dipastikan Pemohon batal Akad Kredit Menyerahkan berkas permohonan Kredit kepada
Pengembang. Memintakan tanda terima penyerahan
commit to user 121
berkas. Menyerahkan SPD-5 Pemohon yang batal Akad Kredit ke Loan Administration.
d. Loan Document Staff 1. Menerima dokumen dari Loan Service Analyst yakni
Berkas permohonan Kredit, Dokumen Pokok. Memeriksa dokumen yang diterima. Apabila telah benar, tanda
tangani BAP Dokumen dan kembalikan BAP Dokumen ke Loan Service Analyst.
2. Menyimpan berkas permohonan Kredit dan Dokumen Pokok pada tempat yang telah ditentukan.
e. Loan Administration Staff Menerima dokumen dari Loan Service Analyst yakni SPD-5
yang telah disahkan 2 lembar, Daftar Rincian Dana Realisasi, SPD-5 Pemohon yang batal Akad Kredit.
Menyimpan SPD-5 Pemohon yang batal Akad Kredit sebagai
arsip. Melanjutkan dengan proses Pencairan Kredit
3 Pencairan Kredit – Melalui Pengembang a. Loan Administration Staff
1. Menerima Surat Pencairan Dana Rangkap 5 SPD-5 dalam rangkap 2 dan Daftar Rincian Dana Realisasi dari
Loan Service Analyst. Memastikan SPD-5 telah sama dengan Daftar Rincian Dana Realisasi, termasuk dana
commit to user 122
jaminan Pengembang. Apabila terdapat SPD-5 yang belum ditandatangani Debitur, coret Debitur yang
bersangkutan dari Daftar Rincian Dana Realisasi. Memeriksa kewajiban Pengembang lainnya, kemudian
lakukan : a. Apabila terdapat kewajiban Pengembang lainnya
kepada Bank selain dana jaminan Pengembang misalnya kewajiban pokok Kredit Modal Kerja
Konstruksi yang harus dibayar Pengembang, lakukan pemotongan terlebih dahulu atas pencairan
Kredit untuk pembayaran kewajiban tersebut. b. Apabila tidak terdapat kewajiban Pengembang
lainnya kepada Bank, lanjutkan proses dengan langkah selanjutnya di bawah.
2. Jika SPD-5 dan Daftar Rincian Dana Realisasi telah diyakini kebenarannya, membuat Memo Pencairan Dana
MPD ke Transaction Processing rangkap 2 atas dasar Daftar Rincian Dana Realisasi, yang berisi permohonan
pencairan dana Kredit ke Rekening Giro Pengembang sebesar pencairan dana Kredit dikurangi dana retensi
dana jaminan ditahan. Memeriksa kembali MPD, kemudian membubuhkan paraf apabila telah benar.
Menyerahkan MPD beserta lampiran pendukungnya
commit to user 123
SPD-5 dan Daftar Rincian Dana Realisasi ke Loan Administration Head, Operation Head Branch Manager
untuk diteliti
dan ditandatangani
melalui Loan
Administration Supervisor jika ada. 3. Menerima kembali MPD beserta lampiran pendukungnya
dari Branch Manager. Memastikan telah ada persetujuan. Copy Daftar Rincian Dana Realisasi. Kemudian serahkan
MPD lembar 1 beserta lampirannya SPD-5 lembar 2 dan copy Daftar Rincian Dana Realisasi ke Transaction
Processing untuk proses pencairan dananya dengan menggunakan buku register. Menyimpan sebagai arsip
pada berkas permohonan Kredit yang telah dicairkan berdasarkan tanggal pencairannya seperti MPD lembar
2, SPD-5 lembar 1, Daftar Rincian Dana Realisasi. b. Transaction Processing Head
Menerima MPD
beserta lampirannya
dari Loan
Administration. Meneliti
kebenaran MPD
beserta lampirannya, kemudian membubuhkan paraf pada buku
register jika telah lengkap dan benar.Memeriksa MPD beserta lampirannya, kemudian berikan disposisi kepada Processing
Staff untuk pencairan dananya. Menyerahkan MPD beserta lampirannya ke Processing Staff untuk pencairan dananya
melalui Transaction Processing Supervisor jika ada.
commit to user 124
c. Processing Staff 1. Menerima MPD beserta lampirannya dari Transaction
Processing Head. Memastikan telah ada disposisi. Membandingkan MPD dengan SPD-5 dan copy Daftar
Rincian Dana Realisasi yang akan dibukukan untuk meyakini kebenarannya. Apabila MPD telah diyakini
kebenarannya, buat Nota Kredit NK dalam rangkap 2 untuk pengkreditan pencairan dana Kredit sesuai
permohonan dalam MPD. Memeriksa kembali NK, kemudian membubuhkan paraf pada NK apabila telah
benar. 2. Menyerahkan NK ke Transaction Processing Head ,
Operation Head, dengan dilampiri data pendukung pencairan Kredit MPD, SPD-5 dan copy Daftar Rincian
Dana Realisasi. d. Processing Staff
Menerima kembali NK beserta lampirannya dari Operation Head. Memastikan telah ada persetujuan. Apabila data
transaksi telah diyakini secara menyeluruh, input pencairan dana ke dalam sistem
4 Pencairan Kredit – Tidak Melalui Pengembang a. Loan Administration Staff
commit to user 125
1. Menerima Surat Pencairan Dana Rangkap 5 SPD-5 dalam rangkap 2 dan Daftar Rincian Dana Realisasi dari
Loan Service Analyst. Memastikan SPD-5 telah sama dengan Daftar Rincian Dana Realisasi, termasuk dana
jaminan Penjual. Apabila terdapat SPD-5 yang belum ditandatangani Debitur, coret Debitur yang bersangkutan
dari Daftar Rincian Dana Realisasi. Jika SPD-5 dan Daftar
Rincian Dana
Realisasi telah
diyakini kebenarannya, buat Memo Pencairan Dana MPD ke
Transaction Processing rangkap 2 atas dasar Daftar Rincian Dana Realisasi, yang berisi permohonan
pencairan dana Kredit sebagai berikut ke Rekening GiroTabungan Rekening di Bank Lain atas nama
Penjual sebesar pencairan dana Kredit. Periksa kembali MPD, kemudian membubuhkan paraf apabila telah benar.
2. Menyerahkan MPD beserta lampiran pendukungnya SPD-5 dan Daftar Rincian Dana Realisasi ke Loan
Administration Head, Operation Head, Branch Manager untuk
diteliti dan
ditandatangani melalui
Loan Administration
Supervisor jika
ada ke
Loan Administration
untuk diteruskan
ke Transaction
Processing.
commit to user 126
3. Menerima kembali MPD beserta lampiran pendukungnya dari Branch Manager. Memastikan telah ada persetujuan.
Copy Daftar Rincian Dana Realisasi. Kemudian serahkan MPD lembar 1 beserta lampirannya SPD-5 lembar 2
dan copy Daftar Rincian Dana Realisasi ke Transaction Processing untuk proses pencairan dananya dengan
menggunakan buku register. Menyimpan sebagai arsip pada berkas permohonan Kredit yang telah dicairkan
berdasarkan tanggal pencairannya seperti MPD lembar 2, SPD-5 lembar 1, Daftar Rincian Dana Realisasi.
b. Transaction Processing Head Menerima
MPD beserta
lampirannya dari
Loan Administration.
Meneliti kebenaran
MPD beserta
lampirannya, kemudian membubuhkan paraf pada buku register jika telah lengkap dan benar. Memeriksa MPD
beserta lampirannya, kemudian memberikan disposisi kepada Processing Staff untuk pencairan dananya. Menyerahkan
MPD berikut lampirannya ke Processing Staff untuk pencairan
dananya melalui
Transaction Processing
Supervisor jika ada. c. Processing Staff
1. Menerima MPD beserta lampirannya dari Transaction Processing Head serta memastikan telah ada disposisi.
commit to user 127
Membandingkan MPD dengan SPD-5 dan copy Daftar Rincian Dana Realisasi yang akan dibukukan untuk
meyakini kebenarannya. 2. Apabila MPD telah diyakini kebenarannya, buat Nota
Kredit NK dalam rangkap 2 untuk pengkreditan pencairan dana Kredit sesuai permohonan dalam MPD.
Periksa kembali NK, kemudian bubuhkan paraf pada NK apabila telah benar.
3. Menyerahkan NK ke Transaction Processing Head, Operation Head, dengan dilampiri data pendukung
pencairan Kredit MPD, SPD-5 dan copy Daftar Rincian Dana
Realisasi melalui
Transaction Processing
Supervisor jika ada ke Processing Staff. d. Processing Staff
Menerima kembali NK beserta lampirannya dari Operation Head. serta memastikan telah ada persetujuan. Apabila data
transaksi telah diyakini secara menyeluruh, input pencairan dana ke dalam sistem. Memastikan hasil input transaksi pada
sistem telah sesuai dengan bukti transaksi. e. Prosedur pelunasan Kredit Griya Utama pada PT Bank Tabungan
Negara Persero Tbk, Kantor Cabang Surakarta Dalam prosedur pelunasan Kredit Griya Utama yang telah dilaksanakan
oleh BTN cabang Surakarta telah sesuai dengan Standard Operation
commit to user 128
Procedures yang berdasarkan Surat Edaran Direksi PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk No. 26DIRDPKK2004 Tanggal 1 September
2004 Perihal Ketentuan yang mengatur tentang Kredit Griya Utama KGU oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa persyaratan dan
ketentuan- ketentuan diselenggarakan dengan baik sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian prosedur pelunasan Kredit Griya
Utama dijelaskan sebagai berikut : 1 Debitur membayar angsuran kedua dan angsuran selanjutnya hingga
lunas sesuai dengan perjanjian yang disepakati melalui Teller Service dan debitur menerima formulir penyetoran dana lembar pertama.
Pencatatan tersebut tercatat pula dalam rekening tabungan debitur. Pembayaran angsuran Kredit Griya Utama dapat dilakukan dengan
cara yaitu sebagai berikut: a Pembayaran dengan pemotongan langsung dari gaji.
b Pembayaran tunai yang dilakukan melalui loket yang ada di kantor cabang maupun kantor kas pembantu.
c Pemindahbukuan yang dilakukan dengan mendebet rekening debitur atas permintaannya scndiri dengan memberi Kuasa pada
bank yang bersangkutan. d Transfer melalui ATM BTN maupun ATM lain dengan jaringan
ATM Link dan ATM Bersama namun belum semua debitur menggunakan ATM sehingga terjadi antrian panjang. Seharusnya
diberikan penyuluhan tentang penggunaan kartu ATM.
commit to user
129
BAB III TEMUAN