Hasil penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang erat antara pendekatan scientific dengan strategi NHT
berdasarkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti kali ini ingin mengamati apakah kesimpulan tersebut
berlaku dalam penerapan pendekatan scientific dengan strategi NHT dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
B. KajianTeori
1. Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika
a. Hakikat Belajar
Belajar adalah sesuatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto, 2010: 2.
Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Perubahan terjadi melalui latihan atau pengalaman
dalam periode waktu cukup panjang. Perubahan ini disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian, biasanya hanya
berlangsung sementara. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik
maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian pemecahan
masalah, keterampilan, kecakapan, atau kebiasaan ataupun sikap Purwanto, 2006:85.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan pada
diri seseorang melalui beberapa tahap untuk menjadi yang lebih baik.
b. Kemampuan
Pengertian kemampuan dalam kamus bahasa Indonesia artinya kesanggupan; kecakapan; kekuatan dengan diri sendiri.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru diwajibkan dapat mendorong kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa berkembang.
Ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki siswa, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan kognitif yang
berkembang tidak hanya mempengaruhi kemampuan kognitif saja, tetapi kemampuan afektif dan psikomotoriknya juga akan
berkembang. Guru dituntut dapat mengembangkan kecakapan kognitif pada siswa dalam memecahkan masalah dengan
pengetahuan yang dimilikinya. c.
Pemecahan Masalah Pemecahan masalah merupakan tipe belajar yang paling
tinggi di bandingkan tipe belajar lainnya. Menurut Slameto 2010:86 pemecaham masalah dipandang sebagai suatu proses
untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu gambaran perilaku siswa
dengan aturan yang diterapkan untuk mengatasi suatu yang baru. d.
Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah Pemecahan masalah merupakan bagian integral dalam
pembelajaran matematika, sehingga hal tersebut tidak boleh dilepaskan dari pembelajarn matematika. Ruseffendi 2006
mengemukakan bahwa kemampuan pemecahan masalah sangat penting dalam matematika, bukan saja bagi merekan yang
dikemudian hari akan mendalami atau mempelajari matematika juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
Dewi Puspitasari
2012:86 kemampuan
pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa dan masa depannya. Para ahli pembelajaran sependapat bahwa kemampuan
pemecahan masalah dalam batas-batas tertentu, dapat dibentuk melalui bidang studi dan disiplin ilmu yang diajarkan. Persoalan
tentang bagaimana mengajarkan pemecahan masalah tidak akan pernah terselesaikan tanpa memperhatikan jenis masalah yang ingin
dipecahkan, saran dan bentuk program yang disiapkan untuk mengajarnya, serta variabel- variabel pembawaan siswa.
Menurut Sri Harmini 2011:120 mengatakan bahwa latihan merupakan pemecahan masalah jika siswa perlu mengidentifikasi
persoalan yang harus dikerjakan, kemudian siswa memerlukan menyusun strategi terlebih dahulu bagaimana cara mengerjakannya,
bagaimana kalimat matematika yang harus dibuat, dan bagaimana menentukan jawaban dari persoalan. Suatu pendekatan pemecahan
masalah tidak terkait dengan kegiatan mengajar matematika secara rutin tetapi mengajar keterampilan matematika sebagaimana
mestinya dengan menggunakan pemecahan masalah yang sesuai dan situasi yang cocok.
Menurut Jhon 2008:5, indikator pemecahan masalah adalah 1 membangun pengetahuan matetematika melalui
pemecahan masalah; 2 menyelesaikan soal yang muncul dalam matematika; 3 menerapkan dan menyesuaikan berbagai macam
strategi yang cocok untu memecahkan masalah; dan 4 mengamati dan mengembangkan proses pemecahan masalah matematika.
Polya 1985 mengartikan pemecahan masalah sebagai satu usaha mencari jalan keluar dari satu kesulitan guna mencapai satu
tujuan yang tidak begitu mudah segera untuk dicapai, sedangkan menurut Utari 1994 dalam Hamsah 2003 mengatakan bahwa
pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide baru, menemukan teknik atau produk baru. Bahkan di dalam pembelajaran matematika,
selain pemecahan masalah mempunyai arti khusus, istilah tersebut
mempunyai interpretasi yang berbeda, misalnya menyelesaikan soal cerita yang tidak rutin dan mengaplikasikan matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah harus dimiliki siswa agar terbiasa menghadapi
berbagai permasalahan,
baik masalah
dalam matematika, masalah dalam kehidupan sehari-hari yang semakin
kompleks. Polya 1985 mengajukan empat langkah fase penyelesaian masalah. Indikator kemampuan pemecahan masalah
dapat diamati dari: 1 memahami masalah; 2 merencanakan
pemecahan masalah; 3 menyelesaikan masalah; dan 4 memeriksa kembali hasil dari suatu masalah matematika.
2. Pendekatan Scientific dengan strategi NHT