Mandarin Parahyangan Residence Tema : Feng Shu In Architecture

(1)

Konsep :

SYMMETRY AND BALANCE IN ARCHITECTURE

LAPORAN PERANCANGAN

AR 38313 S - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER IX TAHUN 2013 / 2014

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

Hendra Hartarto Sugianto

1.04.09.027

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA


(2)

STUDIO TUGAS AKHIR v

ABSTRAKSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumahan ... 1

1.2. Tujuan, Manfaat dan Sasaran ... 1

1.2.1. Tujuan ... 1

1.2.2. Manfaat ... 2

1.2.3. Sasaran ... 2

1.3. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 2

1.3.1. Identifikasi Masalah ... 2

1.3.2. Rumusan Masalah ... 2

1.4. Pendekatan dan Batasan Masalah ... 2

1.4.1. Pendekatan Masalah ... 2

1.4.2. Batasan Masalah ... 2

1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Perumahan ... 4


(3)

STUDIO TUGAS AKHIR vi

3.3. Kategori Apartemen ... 12

BAB IV DESKRIPSI PROYEK 4.1. Peraturan ... 13

4.1.1. Rencana Tata Guna Lahan... 13

4.1.2. Luas Lahan ... 13

4.1.3. Garis Sempadan Bangunan - Jalan Jamika... 13

4.1.4. Garis Sempadan Bangunan - Jalan Pagarsih ... 13

4.1.5. Koefisien Dasar Bangunan ... 13

4.1.6. Koefisien Lantai Bangunan ... 13

4.2. Program Kegiatan ... 14

4.3. Kebutuhan Ruang ... 21

4.3.1. Luas Lantai Podium ... 21

4.3.2. Luas Lantai Apartemen ... 22

4.3.3. Luas Lantai Parkir ... 23

4.3.4. Perhitungan Keseluruhan Luas dan Tinggi Lantai ... 24

4.3.5. Tinggi Lantai ... 24

4.3.6. Hunian Type 88 M

²

Single Bed

Right & Left ( Up & Down ) ... 25

4.3.7. Hunian Type 88 M

²

Double Bed

Right & Left ( Up & Down ) ... 25

4.4. Studi Banding ... 26

4.4.1. Apartemen The Mansion – Jakarta Pusat ... 26

4.4.2. Apartemen Taman Anggrek Residence – Jakarta Barat ... 29

4.5. Studi Literatur ... 31

4.5.1. Apartemen 1Park Avenue – Jakarta Selatan ... 31

4.5.2. Apartemen The Aspen Residence – Jakarta Selatan ... 33

4.6. Data Apartemen di Kota Bandung ... 36


(4)

STUDIO TUGAS AKHIR vii

5.2.1. Pengertian Feng Shui ... 40

5.2.2. Implementasi Ilmu Feng Shui Dalam Arsitektur ... 40

5.3. Interpretasi Tema ... 41

BAB VI ANALISIS 6.1. Fungsional ... 43

6.1.1. Hubungan Fungsional ... 43

6.1.2. Persyaratan Teknis ... 45

6.1.3. Program Ruang ... 160

6.1.4. Diagram Skematik ... 162

6.1.5. Hubungan Kedekatan Ruang ... 164

6.2. Kondisi Lingkungan ... 167

6.2.1. Lokasi Tapak ... 167

6.2.2. Batas Tapak ... 167

6.2.3. Bentuk dan Topografi Tapak ... 167

6.2.4. Konteks Tapak ... 168

6.2.5. Potensi Tapak dan Lingkungan Sekitar Tapak ... 168

6.2.6. Observasi Tapak dan Lingkungan Sekitar Tapak ... 170

6.2.7. Pencahayaan ... 172

6.2.8. Akses dan Sirkulasi ... 172

6.2.9. Drainase ... 172

6.3. Kesimpulan ... 173

6.3.1. Masalah ... 173

6.3.2. Solusi ... 173


(5)

STUDIO TUGAS AKHIR viii

7.2.1. Zoning ... 175

7.2.2. Gubahan Massa ... 176

7.2.3. Hirarki Ruang ... 177

7.2.4. Aksesibilitas ... 177

7.2.5. Sirkulasi ... 178

7.2.6. Parkir ... 178

7.2.7. Vegetasi ... 178

7.3. Bangunan ... 179

7.3.1. Desain Massa Bangunan ... 179

7.3.2. Estetika Bantuk ... 180

7.3.3. Sirkulasi ... 180

7.3.4. Struktur dan Konstruksi... 181

7.3.5. Desain Interior ... 181

7.3.6. Lansekap ... 182

BAB VIII HASIL PERANCANGAN 8.1. Peta Situasi ... 183

8.2. Gambar Perancangan ... 184

8.3. Maket ... 226


(6)

STUDIO TUGAS AKHIR 230

DAFTAR PUSTAKA

Too, L. ( 1995 ). Feng Shui. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Too, L. ( 1995 ). Penerapan Praktis Feng Shui. Jakarta : Elex Media Komputindo. Neufert, E. ( 1996 ). Data Arsitek Jilid I Edisi 33. Terjemahan Sunarto Tjahjadi. Jakarta : Erlangga.

Neufert, E. ( 1996 ). Data Arsitek Jilid II Edisi 33. Terjemahan Sunarto Tjahjadi. Jakarta : Erlangga.

Dy, V, L. ( 1997 ). Feng Shui For Everybody. Jakarta : Elex Media Komputindo. Hoo, K, L. ( 1997 ). Pedoman Merancang Feng Shui. Jakarta : Indira.

Wong Seng Tian, V, H. ( 1998 ). Buku Pintar Feng Shui. Jakarta : Kentindo Publisher. Linn, D. ( 1999 ). Feng Shui Bagi Jiwa. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Too, L. ( 2000 ). Essential Feng Shui. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Teh, S, W . ( 2007 ). Feng Shui & Arsitektur. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Wicaksono, A. ( 2008 ). Merancang Rumah Sesuai Feng Shui. Jakarta : Griya Kreasi. Dian, M. ( 2008 ). Solusi Feng Shui Buku Lanjutan. Jakarta : Elex Media Komputindo. Wicaksono, A. ( 2009 ). 125 Tips Praktis Feng Shui Rumah Tinggal. Jakarta : Griya Kreasi.

Negari, S ( 2010 ). Penerapan Arsitektur Rumah Tinggal China di Indonesia. Diakses

01 Oktober 2013 dari World Wide Web :

http://sekarnegari.wordpress.com/2010/02/24/penerapan-arsitektur-rumah-tinggal-china-di-indonesia/

Xicusa ( 2010 ). Definisi Perumahan dan Rumah. Diakses 01 Oktober 2013 dari World Wide Web : http://xisuca.blogspot.com/2010/06/definisi-perumahan-dan-rumah.html

Rahardjo, M., & Rahardjo, L. ( 2011 ). Feng Shui Rumah Tahun 2011. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer.

Lulu, L ( 2011 ). Pecinan di Bandung. Diakses 01 Oktober 2013 dari World Wide Web : http://likalulu.weebly.com/pecinan-di-bandung.html

Hamzah, M ( 2012 ). Definisi Apartemen, Jenis dan Bentuknya. Diakses 01 Oktober

2013 dari World Wide Web :


(7)

STUDIO TUGAS AKHIR 231

Tongky, A. ( 2012 ). Kitab Suci Feng Shui Rumah. Yogyakarta : Araska.

Too, L. ( 2012 ). 168 Tip Feng Shui Praktis Untuk Rumah. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer.

Invpro ( 2013 ). Apartemen. Diakses 01 Oktober 2013 dari World Wide Web : http://investproperti.com/di/tipe/apartemen/

Yang, H. ( 2013 ). Feng Shui Delapan Rumah. Jakarta : Elex Media Komputindo. Wong, H. S., & Slamet, G. ( 2013 ). Rumah Hoki Menurut Pandangan Feng Shui dan Arsitektur. Jakarta : Griya Kreasi.


(8)

STUDIO TUGAS AKHIR iv

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur dengan pokok bahasan yang berjudul

“ Mandarin Parahyangan Residence ”.

Selama Proses Asistensi Tugas Akhir sampai penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tentunya tidak lepas dari bantuan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, yaitu :

1. Bapak Dr. Salmon Priaji Martana, MT. sebagai Ketua Program Studi Teknik Arsitektur, serta sebagai Dosen Penguji Tugas Akhir.

2. Ibu Ir. Dhini Dewiyanti Tantarto, MT. sebagai Koordinator Tugas Akhir, serta sebagai Dosen Penguji Tugas Akhir.

3. Bapak Ir. Rahy Rachmawan Soekardi, MT. sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan.

4. Ibu Hj. Ir. Wanita Subadra Abioso, MT. sebagai Dosen Penguji Tugas Akhir. 5. Bapak Dr. Andi Harapan Siregar, MT. sebagai Dosen Penguji Tugas Akhir.

6. Sekretaris Program Studi Teknik Arsitektur atas bantuan administrasi dari awal sampai akhir pelaksanaan Tugas Akhir.

7. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan moral dan spiritual, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur.

8. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Teknik Arsitektur UNIKOM yang telah menjadi lingkungan tempat beraktivitas dan mengembangkan wawasan. Sehingga, memperoleh banyak saran dan pengalaman selama Proses Tugas Akhir.

9. Ryan Firmansyah ( Angkatan 2007 ), Sandi Maulana ( Angkatan 2008 ), Eka Nurliyadin ( Angkatan 2008 ), Kiswan Zaki ( Angkatan 2009 ) serta Angkatan 2009 lainnya atas kebersamaan dan bantuan yang telah diberikan kepada Saya selama Proses Tugas Akhir berlangsung.

Bandung, 05 Februari 2014


(9)

STUDIO TUGAS AKHIR 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumahan

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal / hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya : penyediaan air minum, pembuangan sampah, tersedianya listrik, telepon dan jalan. Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung keluarga dan menyimpan barang berharga dan sebagai status sosial. Selain itu, Rumah adalah struktur fisik / bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu.

Masyarakat Tionghoa pertama kali datang ke Indonesia melalui ekspedisi Laksamana Cheng Hoo ( 1405 – 1433 ). Ketika itu, Laksamana Cheng Hoo berkeliling dunia untuk membuka jalur sutra dan keramik. Laksamana Cheng Hoo pun pernah menginjakkan kaki di Pulau Jawa. Sejak ekspedisi itu, banyak Masyarakat Tionghoa berdatangan dan membangun Pecinan di beberapa daerah di Pulau Jawa. Di Kota Bandung sangat berkembang disekitar Pasar Baru sejak tahun 1905. Pada umumnya Masyarakat Tionghoa memiliki usaha berdagang. Pada saat terjadi Perang Diponegoro ( 1825 ) sebagian besar Masyarakat Tionghoa yang tinggal di Pulau Jawa pindah ke Kota Bandung. Pecinan di Kota Bandung terlihat seperti toko – toko pada umumnya, tidak ada aksesoris khusus seperti Pecinan yang ada di daerah lainnya. Masyarakatnya sangat beragam, tidak hanya keturunan Tionghoa.

1.2. Tujuan , Manfaat dan Sasaran 1.2.1. Tujuan

Menyediakan Perumahan ( Apartemen ) dan memberikan pemahaman atas pertanyaan di lingkungan masyarakat tentang Perumahan Masyarakat Tionghoa dari aspek sejarah, feng shui, teori arsitektur dan perancangan arsitektur yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.


(10)

STUDIO TUGAS AKHIR 2

1.2.2. Manfaat

Perumahan ( Apartemen ) yang dijadikan tempat tinggal tetap dengan suasana yang nyaman sesuai dengan tata nilai budaya / adat istiadat supaya memberikan ketentraman, kenyamanan dan keberkahan untuk Masyarakat Tionghoa.

1.2.3. Sasaran

Menyediakan Perumahan ( Apartemen ) untuk Masyarakat Tionghoa yang masih memegang teguh tata nilai budaya / adat istiadat dan tata cara sembahyang / ritual keagamaan Masyarakat Tionghoa.

1.3. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.3.1. Identikasi Masalah

Identifikasi yang memberikan pengetahuan masyarakat tentang Perumahan Masyarakat Tionghoa.

1.3.2. Rumusan Masalah

Bagaimana Perumahan Masyarakat Tionghoa dalam satu kawasan.

1.4. Pendekatan dan Batasan Masalah 1.4.1. Pendekatan Masalah

Untuk mempermudah dalam mengumpulkan data yang diperlukan, maka dilakukan beberapa cara yang terdiri atas :

Studi Literatur dengan menggunakan internet yang dapat menunjang Laporan Tugas Akhir ini.

Studi Banding ke Perumahan ( Apartemen ).

Buku tentang Perumahan ( Apartemen ).

Buku tentang Feng Shui.

1.4.2. Batasan Masalah

Untuk mengetahui permasalahan tentang perumahan , maka dilakukan beberapa cara yang terdiri atas :

Melengkapi hal – hal Perumahan ( Apartemen ) yang memenuhi tata nilai Masyarakat Tionghoa / Feng Shui.


(11)

STUDIO TUGAS AKHIR 3

1.5. Sistematika Penulisan Laporan

Laporan ini secara garis besar berisi tentang pelaksanaan proyek yang terdiri atas :

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang ; tujuan, manfaat dan sasaran ; identifikasi dan rumusan masalah ; pendekatan dan batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Menjelaskan pengertian perumahan dan sejarah perumahan masyarakat tionghoa di Kota Bandung.

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK

Menjelaskan jenis apartemen ; type apartemen, serta kategori apartemen.

BAB IV DESKRIPSI PROYEK

Menjelasakan peraturan ; program kegiatan ; kebutuhan ruang ; studi banding ; studi literatur ; data apartemen di Kota Bandung, serta perbedaan apartemen feng shui dengan apartemen biasa untuk mempermudah dalam menguraikan elaborasi tema, analisis, konsep perancangan dan hasil rancangan.

BAB V ELABORASI TEMA

Menjelaskan latar belakang ; tinjauan konseptual, serta interpretasi tema yang digunakan pada konsep perancangan.

BAB VI ANALISIS

Menjelaskan kondisi fungsional ; tapak dan lingkungan sekitar tapak, serta kesimpulan.

BAB VII KONSEP PERANCANGAN

Menjelaskan konsep dasar ; rencana tapak, serta desain bangunan.

BAB VIII HASIL PERANCANGAN


(12)

STUDIO TUGAS AKHIR 4

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Perumahan

Berdasarkan UUD No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, terdapat beberapa pengertian dasar, yaitu :

Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal / hunian dan sarana pembinaan keluarga.

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal / lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal / lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur.

Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman sesuai dengan fungsinya.

Rumah sebagai bangunan merupakan bagian dari suatu permukiman yang utuh, dan tidak semata – mata merupakan tempat bernaung untuk melindungi diri dari segala bahaya, gangguan, dan pengaruh fisik belaka, melainkan juga merupakan tempat tinggal, tempat beristirahat setelah menjalani perjuangan hidup sehari – hari.

Permukiman adalah satuan kawasan perumahan lengkap dengan prasarana lingkungan, prasarana umum dan fasilitas sosial yang mengandung keterpaduan, kepentingan dan keselarasan pemanfaatan sebagai lingkungan kehidupan.


(13)

STUDIO TUGAS AKHIR 5

Perumahan dan pemukiman merupakan kesatuan fungsional, sebab pembangunan perumahan harus berlandaskan suatu pola permukiman yang menyeluruh, yaitu tidak hanya meliputi pembangunan fisik rumah saja, melainkan juga dilengkapi dengan prasarana lingkungan, sarana umum dan fasilitas sosial, terutama di daerah perkotaan yang mempunyai permasalahan majemuk dan multidimensional.

2.2. Sejarah Perumahan Masyarakat Tionghoa di Kota Bandung

Setelah perkembangan kemakmuran Hindia Belanda mencapai momentumnya, bukan hanya si majikan Belanda yang menikmatinya keuntungannya, si budak yang kebanyakan pribumi juga mulai merasakan hidup diatas angin. Di Batavia, budak – budak ini mulai bertindak arogan dengan menyerang pedagang – pedagang Cina. Masyarakat Tionghoa akhirnya merasa tertekan dan melapor kepada otoritas Hindia Belanda, namun respon yang didapat tidak memuaskan sehingga mereka melakukan aksi protes di daerah Gandaria, jumlahnya mencapai ribuan orang. Aksi tersebut dibasmi, ratusan dari mereka diangkut dengan kapal untuk diasingkan, namun berdasarkan pengakuan beberapa saksi, para tawanan ini tidak pernah sampai dimanapun karena kebanyakan dari mereka dibuang ke laut.

Kejadian ini menyulut aksi yang lebih luas, Masyarakat Tionghoa kemudian menyiapkan perlawanan bersenjata terhadap otoritas Belanda. Perlawanan tersebut dipimpin oleh seseorang bernama Sipan Jang. Pemberontakan dengan kekuatan 10 Ribu orang pun semakin mengancam, Belanda segera menutup gerbang Batavia dan penyerangan pun kemudian berlangsung. Namun, benteng tak dapat ditembus, selain itu pemberontak pun berhasil dipukul mundur Belanda ke daerah Gending Melati. Keesokan harinya, otoritas Belanda memerintahkan penduduk pribumi untuk membantai Masyarakat Tionghoa tanpa pandang usia dan jenis kelamin. Ribuan Masyarakat Tionghoa menjadi korban peristiwa ini, dan ratusan lainnya di lokasi yang berbeda. Kejadian ini menyulut pemberontakan di daerah – daerah lain di Jawa seperti Semarang, Surakarta, Malang, Grobogan, dll. Kejadian ini segera dibasmi oleh otoritas setempat dibantu oleh Belanda.


(14)

STUDIO TUGAS AKHIR 6

Kejadian ini mungkin menjadi awal bagi kecurigaan penduduk Jawa terhadap Masyarakat Tionghoa. Terlebih menurut Gubernur Jenderal Adriaan Valkenier, bibit kecurigaan terhadap Masyarakat Tionghoa adalah karena mereka berbakat pedagang dan telah tumbuh menjadi penduduk kaya raya, sedangkan orang pribumi yang pada dasarnya pemalas tetap berada pada keadaan kemiskinan. Hubungan antara pribumi dengan Masyarakat Tionghoa dapat dilacak hingga berabad – abad lamanya tanpa insiden permusuhan. Konflik antara Pribumi dan Cina mungkin hanya merupakan salah satu taktik Devide Et Impera Belanda untuk mencegah kekuatan dua pihak tersebut. Berbagai bentuk pemberontakan Masyarakat Tionghoa tersebut mendorong Belanda untuk menyusun kebijakan Wijkenstelsel yang menempatkan Masyarakat Tionghoa pada suatu perkampungan khusus dengan batas tertentu, termasuk yang ada di Kota Bandung.

Kebijakan ini disertai dengan Passenstelsel yang mewajibkan Masyarakat Tionghoa untuk membawa surat ijin khusus apabila ingin keluar dari kawasannya. Kebijakan yang terakhir ini hanya berlangsung hingga tahun 1830. Tidak cukup, kemudian Belanda juga mengeluarkan peraturan yang melarang Masyarakat Tionghoa untuk berpakaian seperti orang Eropa atau Pribumi. Lucunya, peraturan ini dikeluarkan untuk mencegah Masyarakat Tionghoa menyamar sebagai pribumi saat hendak ditagih pajak oleh Belanda. Pecinan mempunyai pemimpin sendiri yang diangkat atas persetujuan Belanda, mereka diberi pangkat Mayor, Kapten, Letnan dan sebagainya. Mereka ini biasanya orang yang sangat kaya dan berpengaruh pada masyarakatnya. Selain itu, kekayaan mereka akan meningkat karena mereka mendapat hak monopoli atas penjualan opium, yang semua ini baru dihapuskan di tahun 1900 – an. Pecinan memiliki karakter dan latar belakang sejarah yang berbeda – beda. Di Kota Bandung, karakter Pecinan terbagi dua. Yang pertama di Cibadak dimana Masyarakat Tionghoa di kawasan ini kebanyakan berprofesi sebagai tukang, sedangkan yang ke dua di Pecinan Lama ( Pasar Baru ) kebanyakan profesinya adalah sebagai pedagang dan pemilik toko. Namun, pada dasarnya letak Pecinan tersebut hampir sama di seluruh daratan Jawa. H.F. Tillema seorang apoteker di Semarang mengatakan bahwa pada masa kolonial, tata ruang kotanya bisa digambarkan sebagai berikut :


(15)

STUDIO TUGAS AKHIR 7

“Disekeliling alun – alun itu terdapat bangunan sekolah, rumah sakit dan tempat tinggal orang – orang penting pejabat Belanda. Pada jalan utama disekitar alun –

alun itu terdapat aktifitas komersial, dimana tedapat “ Kampung Cina ” yang cukup padat dan disekitar pasar yang kebanyakan terdiri dari toko – toko kecil serta pengrajin seperti tukang kunci, tukang lemari, tukang kayu dan sebagainya.“

Karakter lain dari permukiman Cina tentunya adalah gaya arsitektur yang memiliki ciri khas. Namun hal ini juga cukup sulit karena permukiman Cina peranakan sudah tidak lagi menggunakan gaya arsitektur Cina asli, melainkan menyesuaikan dengan perkembangan dan adat istiadat setempat. Masyarakat Tionghoa peranakan ini, selain sudah berjarak dengan budaya asli bangsanya, juga tidak lagi menggunakan bahasa Mandarin dalam pergaulan sehari – hari. Pengarang Kwee Tik Hoay menggambarkannya sebagai berikut :

”Masyarakat Tionghoa di Jawa sebelum akhir abad ke 19 pada dasarnya adalah

masyarakat peranakan. Para anggota masayarkat ini telah kehilangan kemampuannya berbahasa Mandarin, dan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar komunikasinya.”

Di Indonesia, hanya ada tiga jenis arsitektur Cina, yaitu : Kuil ( Klenteng ), Aula Belajar ( Sekolah ) dan Rumah. Ada satu hal lagi yang khas, bahwa kebanyakan perumahan Masyarakat Tionghoa harus menyesuaikan dengan keterbatasan lahan di kawasan Pecinan, oleh karena itu jarang sekali ada rumah yang sangat besar walau pemiliknya sangat kaya. Johannes Widodo juga mengemukakan ciri lainnya, yaitu bahwa di zona khusus Pecinan di Kota Kolonial adalah tipologi toko yang panjang dan sempit terbangun di blok kota yang padat dengan gang dibelakang dan gang buntu di dua sisi blok untuk mencapai kampung yang lebih organik dibelakangnya. Satu blok bangunan biasanya terdiri dari dua tingkat, yang didalamnya terdapat berbagai ruangan yang dapat digunakan sebagai hunian keluarga dan toko. Setengah abad ke 19, selain Masyarakat Tionghoa tidak diperbolehkan menggunakan pakaian model Eropa atau Pribumi, mereka juga dilarang untuk menggunakan gaya dan ornamen Eropa pada bangunannya. Apabila melanggar, mereka harus merombak kembali bangunannya ke bentuk khas budaya Cina.


(16)

STUDIO TUGAS AKHIR 8

Dari masa ini, dapat menemukan antara lain ornamen khas seperti sepasang sarang walet di ujung atap rumah atau sepasang kucing merangkak diatas atap rumah toko. Keduanya sama – sama menunjukan simbol kemakmuran yang diharapkan penghuninya. Tetapi sesuai dengan perkembangan berikutnya, setelah aturan – aturan yang membatasi Masyarakat Tionghoa dihapuskan. Masyarakat Tionghoa yang sudah mapan mulai melirik gaya arsitektur Eropa sebagai simbol kemakmuran dan status sosial di masyarakat. Akhirnya mereka mulai meninggalkan gaya arsitektur Cina, selain dari faktor kekurangan tukang kayu dan batu yang mampu membuat gaya arsitektur Cina tradisonal. Akhirnya mereka beralih pada gaya arsitektur mutakhir saat itu, seperti gaya Indische Empire yang banyak ditemukan di Pecinan, hingga Art Deco yang banyak digunakan Masyarakat Tionghoa di daerah Bandung Utara. Jadi, salah apabila ada orang mengatakan bahwa kawasan Bandung Utara hanya digunakan orang Eropa. Masyarakat Tionghoa yang kaya raya diketahui cukup banyak mendirikan bangunan mewah di kawasan ini.

Bangunan Drie Driekleur, SMAK Dago, hingga Villa Mei Ling adalah sedikit dari Villa megah yang dimiliki Masyarakat Tionghoa saat itu. Semua itu adalah simbol kemajuan dan kemakmuran Masyarakat Tionghoa di Kota Bandung. Namun masa kejayaan Masyarakat Tionghoa di Kota Bandung mulai meredup seiring dengan terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api. Pada masa itu, setelah Jepang menyerah, ternyata mereka masih melakukan provokasi khususnya kepada Masyarakat Tionghoa dengan mengadakan penculikan, perampokan, dll. Masyarakat Tionghoa yang sudah tidak tahan lagi, kemudian bergabung dengan polisi dan pasukan keamanan, bukan karena pro – NICA melainkan karena mereka sangat kekurangan senjata untuk mempertahankan diri. Saat Kota Bandung dibagi dua oleh NICA, Masyarakat Tionghoa memilih untuk tinggal di kawasan utara yang lebih aman serta kondusif untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Namun tetap saja kebutuhan itu sulit didapat karena pasukan republik memblokade pengiriman dari Bandung Selatan. Pada tahun 1946, NICA mengeluarkan mata uang baru dan Masyarakat Tionghoa memilih untuk menggunakan mata uang tersebut, sehingga mereka semakin dibenci kaum republik dan dipanggil sebagai “ Anjing NICA ”.


(17)

STUDIO TUGAS AKHIR 9

Properti Masyarakat Tionghoa di kawasan Pecinan yang ditinggalkan sangat rawan dan dalam kondisi tersebut bahkan sebuah mobil palang merah Cina sempat diserang pejuang republik. Lim Shui Chuan, yang gagal menyelamatkan mobil tersebut namun nyawanya selamat mengatakan bahwa :

”Apa yang Bung Karno telah lakukan selama ini dalam membangun hubungan orang Indonesia dan Cina telah dihancurkan secara singkat oleh tindakan sekelompok pengacau.”

Saat hendak menyerang selatan, Inggris melakukan kesalahan dengan membiarkan kaum republik mengetahui rencana tersebut, sehingga tindakan tersebut sama saja dengan memberi waktu kepada kaum republik untuk merampok dan membakar properti – properti Masyarakat Tionghoa di Bandung Selatan. Akhirnya hingga saat ini tidak dapat menemukan banyak peninggalan bangunan khas Cina di Kota Bandung.


(18)

STUDIO TUGAS AKHIR 10

BAB III

TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Jenis Apartemen

Apartemen memiliki beberapa kategori, jika dilihat dari jenis dan besaran bangunannya, maka apartemen terbagi kedalam :

High Rise Apartemen, yaitu suatu bangunan apartemen yang memiliki ketinggian lebih dari 10 lantai. Apartemen jenis ini biasanya sudah dilengkapi dengan area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan full service. Apartemen jenis ini memiliki struktur yang lebih kompleks ( padat ) sehingga desain unit apartemen ini cenderung standar. Jenis apartemen high rise ini banyak dibangun di pusat kota.

Mid Rise Apartemen, yaitu suatu bangunan apartemen yang memiliki ketinggian 7 – 10 lantai. Jenis apartemen mid rise seperti ini lebih sering dibangundi kota – kota satelit.

Low Rise Apartemen, yaitu suatu bangunan apartemen yang memiliki ketinggian kurang dari 7 lantai dan konsepnya masih menggunakan tangga sebagai alat transportasi vertikal. Biasanya apartemen low rise ini untuk golongan menengah ke bawah.

Walked Up Apartemen, yaitu suatu bangunan apartemen yang memiliki ketinggian 3 – 6 lantai. Apartemen ini ada yang sudah menggunakan lift sebagai alat transportasi vertikal dan ada juga yang belum memakainya. Jenis apartemen walked up ini cenderung lebih disukai oleh keluarga besar.

Garden Apartemen, yaitu suatu bangunan apartemen yang memiliki ketinggian 2 – 4 lantai. Apartemen ini biasanya memiliki beberapa halaman dan taman disekitar bangunannya. Apartemen ini cenderung sangat cocok bagi keluarga yang memiliki anak kecil karena mudah mencapai ke taman. Apartemen garden ini biasanya untuk golongan menengah ke atas.


(19)

STUDIO TUGAS AKHIR 11

3.2. Type Apartemen

Berdasarkan type apartemen dibagi menjadi beberapa golongan diantaranya adalah sebagai berikut :

Apartemen Studio, yaitu apartemen yang hanya memiliki satu ruang saja yang bersifat multifungsi seperti ruang duduk, kamar tidur dan dapur. Kamar mandi pada apartemen ini terpisah dan sangat cocok untuk dihuni oleh satu orang atau pasangan yang belum memiliki anak karena luas bangunannya hanya 20 M – 35 M.

Apartemen Keluarga, yaitu apartemen yang mirip dengan rumah biasa. Apartemen ini memiliki kamar tidur yang terpisah, memiliki ruang duduk, ruang makan, dapur yang bisa terbuka dalam satu ruang atau terpisah. Biasanya luas apartemen dengan tipe ini sangat beragamtergantung ruang yang dimiliki serta jumlah kamarnya.

Apartemen Loft, yaitu bangunan bekas gudang atau pabrik yang fungsinya diganti menjadi sebuah apartemen dengan menyekat menjadibeberapa unit hunian. Apartemen ini memiliki beberapa keunikan yaitu biasanya memiliki ruang yangtinggi, mezzanine atau 2 lantai dalam satu unit dalam bangunan yang baru.

Apartemen Penthouse, yaitu unit hunian ini berada di lantai paling atas dari sebuah bangunan apartemen, luasnya melebihi unit dibawahnya. Bahkan terkadang1 lantai hanyasatu atau dua unit saja. Apartemen ini selain terkesan mewah juga sangat privasi karenamemiliki lift khusus untuk penghuninya.


(20)

STUDIO TUGAS AKHIR 12

3.3. Kategori Apartemen

Berdasarkan tujuan pembangunannya, apartemen dibagi menjadi 3 kategori, diantaranya adalah sebagai berikut :

Apartemen Komersial, yaitu apartemen yang hanya digunakan untuk bisnis komersial karena pemiliknya bertujuan mengejar keuntungan.

Apartemen Umum, yaitu apartemen yang digunakan untuk semua lapisan masyarakat baik masyarakat kecil, menengah dan atas. Akan tetapi biasanya apartemen ini hanya dihuni oleh lapisan masyarakat golongan menengah ke bawah.

Apartemen Khusus, yaitu sebuah apartemen yang tidak semua golongan masyarakat bisa memiliki atau menggunakannya.


(21)

STUDIO TUGAS AKHIR 13

BAB IV

DESKRIPSI PROYEK 4.1. Peraturan

4.1.1. Rencana Tata Guna Lahan

Jalan Jamika dan Pagarsih berada di Kelurahan Babakan Tarogong, Kecamatan Bojongloa Kaler dikarenakan bangunan yang boleh dibangun, 80 % berfungsi untuk perumahan ( Apartemen ) dan 20 % berfungsi untuk perdagangan ( Mini Market, Food Court, Fitness / Gym dan Cafe ).

4.1.2. Luas Lahan

33.848 M² / 34.000 M² ( 3,4 Ha ).

4.1.3. Garis Sempadan Bangunan - Jalan Jamika

( 24 M / 2 ) + 1 = 13 M ( 16 M ).

4.1.4. Garis Sempadan Bangunan - Jalan Pagarsih

( 14 M / 2 ) + 1 = 8 M ( 16 M ).

4.1.5. Koefisien Dasar Bangunan

25 % ( 0,25 ).

4.1.6. Koefisien Lantai Bangunan


(22)

STUDIO TUGAS AKHIR 14

4.2. Program Kegiatan

Tabel 4.1.

Judul : Program Kegiatan 1 Sumber :


(23)

STUDIO TUGAS AKHIR 15

Tabel 4.2.

Judul : Program Kegiatan 2 Sumber :


(24)

STUDIO TUGAS AKHIR 16

Tabel 4.3.

Judul : Program Kegiatan 3 Sumber :


(25)

STUDIO TUGAS AKHIR 17

Tabel 4.4.

Judul : Program Kegiatan 4 Sumber :


(26)

STUDIO TUGAS AKHIR 18

Tabel 4.5.

Judul : Program Kegiatan 5 Sumber :


(27)

STUDIO TUGAS AKHIR 19

Tabel 4.6.

Judul : Program Kegiatan 6 Sumber :


(28)

STUDIO TUGAS AKHIR 20

Tabel 4.7.

Judul : Program Kegiatan 7 Sumber :


(29)

STUDIO TUGAS AKHIR 21

4.3. Kebutuhan Ruang

4.3.1. Luas Lantai Podium

Lantai 1 :

Lobby / Lounge = 1.136,73 M² = 1.138 M².

Mini Market = 321,48 M² = 322 M² X 6 Unit = 1932 M².

Food Court = 149,67 M² = 150 M² X 6 Unit = 900 M².

Toilet = 99,16 M² = 99 M² X 4 Unit = 396 M².

Service = 72,65 M² = 73 M² X 4 Unit = 292 M².

Selasar / Koridor = 695,29 M² = 695 M² X 2 Unit = 1.390 M².

Selasar A = 149,67 M² = 150 M² X 4 Unit = 600 M².

Koridor A = 56,05 M² = 56 M² X 10 Unit = 560 M².

Koridor B = 32,45 M² = 33 M² X 4 Unit = 132 M².

Koridor C = 79,65 M² = 80 M² X 2 Unit = 160 M².

Lift Kendaraan = 100 M² X 2 Unit = 200 M².

Total Keseluruhan = 7.700 M².

Lantai 2 :

Kantor Pengelola = 1.136,73 M² = 1.138 M².

Fitness = 321,48 M² = 322 M² X 6 Unit = 1.932 M².

Service ( Apartemen ) = 149,67 M² = 150 M² X 6 Unit = 900 M².

Toilet = 99,16 M² = 99 M² X 4 Unit = 396 M².

Service = 72,65 M² = 73 M² X 4 Unit = 292 M².

Selasar / Koridor = 695,29 M² = 695 M² X 2 Unit = 1.390 M².

Selasar A = 149,67 M² = 150 M² X 4 Unit = 600 M².

Koridor A = 56,05 M² = 56 M² X 10 Unit = 560 M².

Koridor B = 32,45 M² = 33 M² X 4 Unit = 132 M².

Koridor C = 79,65 M² = 80 M² X 2 Unit = 160 M².

Ruang Mesin Lift Kendaraan = 100 M² X 2 Unit = 200 M².

Total Keseluruhan = 7.700 M².


(30)

STUDIO TUGAS AKHIR 22

Lantai Community Space :

Garden = 1.136,73 M² = 1.138 M².

Kolam Renang = 321,48 M² = 322 M² X 6 Unit = 1.932 M².

Cafe = 149,67 M² = 150 M² X 6 Unit = 900 M².

Toilet = 99,16 M² = 99 M² X 4 Unit = 396 M².

Service = 72,65 M² = 73 M² X 4 Unit = 292 M².

Selasar / Koridor = 695,29 M² = 695 M² X 2 Unit = 1.390 M².

Selasar A = 149,67 M² = 150 M² X 4 Unit = 600 M².

Koridor A = 56,05 M² = 56 M² X 10 Unit = 560 M².

Koridor B = 32,45 M² = 33 M² X 4 Unit = 132 M².

Koridor C = 79,65 M² = 80 M² X 2 Unit = 160 M².

Total Keseluruhan = 7.500 M².

4.3.2. Luas Lantai Apartemen

Lantai 1 – 9 Up :

Kamar = 91,06 M² = 91 M² X 14 Unit = 1.274 M² X 2 Tower = 2.548 M².

Service = 72,65 M² = 73 M² X 4 Unit = 292 M².

Selasar / Koridor = 695,29 M² = 695 M² X 2 Unit = 1.390 M².

Selasar A = 74,83 M² = 75 M² X 4 Unit = 300 M².

Koridor A = 56,05 M² = 56 M² X 2 Unit = 112 M².

Koridor B = 69,96 M² = 70 M² X 2 Unit = 140 M².

Total Keseluruhan 1 Tower = 2.391 M².

Total Keseluruhan 2 Tower = 4.782 M².

Lantai Community Space :

Lobby / Lounge = 585,67 M² = 574 M².

Garden = 149,67 M² = 150 M² X 12 Unit = 1800 M².

Service = 72,65 M² = 73 M² X 4 Unit = 292 M².

Selasar / Koridor = 695,29 M² = 695 M² X 2 Unit = 1.390 M².

Selasar A = 149,67 M² = 150 M² X 4 Unit = 600 M².


(31)

STUDIO TUGAS AKHIR 23

Koridor B = 32,45 M² = 33 M² X 14 Unit = 462 M².

Total Keseluruhan = 5.230 M²

Lantai 1 – 9 Down :

Kamar = 91,06 M² = 91 M² X 14 Unit = 1.274 M² X 2 Tower = 2.548 M².

Service = 72,65 M² = 73 M² X 4 Unit = 292 M².

Selasar / Koridor = 695,29 M² = 695 M² X 2 Unit = 1.390 M².

Selasar A = 74,83 M² = 75 M² X 4 Unit = 300 M².

Koridor A = 56,05 M² = 56 M² X 2 Unit = 112 M².

Koridor B = 69,96 M² = 70 M² X 2 Unit = 140 M².

Total Keseluruhan 1 Tower = 2.391 M².

Total Keseluruhan 2 Tower = 4.782 M². 4.3.3. Luas Lantai Parkir

Kantung Parkir Podium = 40 Parkir.

Basement = 99 X 2 Tower = 198 Parkir X 4 Basement = 792 Parkir.

1 Lantai Hunian = 14 Kamar X 16 Lantai = 224 X 2 Tower = 448 Parkir.

Parkir Podium = 30 % X 448 ( Apartemen ) = 134 Parkir.

Total Keseluruhan = 448 + 134 = 582 Parkir.

Sisa Parkir Basement = 792 - 582 = 210 Parkir ( Basement ).

Sisa Keseluruhan Parkir Podium & Basement = 40 + 210 = 250 Parkir.

Penggunaan Lift Kendaraan =

Masuk = 792 : 4 Lift = 198 Kendaraan.

Keluar = 792 : 4 Lift = 198 Kendaraan.


(32)

STUDIO TUGAS AKHIR 24

4.3.4. Perhitungan Keseluruhan Luas Lantai

KDB = 34.000 M² X 0,25 = 8.500 M².

KLB = 109.424 M² : 34.000 M² = 3,21835294 = 3,22.

Luas Lantai Dasar Podium = 7.688,07 = 7.700 X 2 Lantai = 15.400 M².

Luas Lantai Community Space Podium = 7.489,75 = 7500 X 1 Lantai = 7.500 M².

Luas Lantai Apartemen = 2.391,11 = 2391 X 16 Lantai = 38.256 M² X 2 Tower = 76.512 M².

Luas Lantai Community Space Apartemen = 5.227,97 = 5.230 X 1 Lantai = 5.230 M².

Luas Lantai Roof Top = 2.391,11 = 2.391 X 1 Lantai = 2.391 M² X 2 Tower = 4.782 M².

Sisa KDB = 8.500 M² - 7.700 M² = 800 M² ( Ruang Terbuka Hijau ).

Total Keseluruhan Luas Lantai = 15.400 M² + 7.500 M² + 76.512 M² + 5.230 M² + 4.782 M² = 109.424 M².

4.3.5. Tinggi Lantai

Jumlah Lantai Basement : 4 Lantai.

Jumlah Lantai Podium :

3 Lantai ( 2 Lantai Podium & 1 Lantai Community Space Podium ).

Jumlah Lantai Apartment :

19 Lantai ( 8 Lantai Apartment – Up, 1 Lantai Community Space Apartment & 8 Lantai Apartment – Down, 1 Lantai Roof Top Apartment, 1 Lantai Atap Apartment ).

Total Keseluruhan Jumlah Lantai Bangunan : 22 Lantai – High Rise Building.


(33)

STUDIO TUGAS AKHIR 25

4.3.6. Hunian Type 88 M² Single Bed – Right & Left ( Up & Down )

Kamar Tidur = 4,5 M X 4 M = 18 M².

Balkon, Altar & Area Sembahyang = 3 M X 4 M = 12 M².

Ruang Keluarga, Ruang Tamu, Ruang Makan, Dapur = 43,15 M².

Kamar Mandi Utama = 1,8 M X 3 M = 5,4 M².

Shaft Kamar Mandi Utama = 1,2 M X 1 M = 1,2 M².

Kamar Mandi Tamu = 2,3 M X 3 M = 6,9 M².

Shaft Dapur & Kamar Mandi Tamu = 2,3 M X 1 M = 2,3 M².

Total Keseluruhan = 88,95 M² = 88 M².

4.3.7. Hunian Type 88 M² Double Bed – Right & Left ( Up & Down )

Kamar Tidur Utama = 4,5 M X 4 M = 18 M².

Kamar Tidur Anak = 3 M X 3,5 M = 10,5 M².

Balkon, Altar & Area Sembahyang = 3 M X 3 M = 9 M².

Ruang Keluarga, Ruang Tamu, Ruang Makan, Dapur = 34,5 M².

Kamar Mandi Utama = 1,8 M X 3 M = 5,4 M².

Shaft Kamar Mandi Utama = 1,2 M X 1 M = 1,2 M².

Kamar Mandi Tamu = 2,3 M X 3,5 M = 8,05 M².

Shaft Dapur & Kamar Mandi Tamu = 2,3 M X 1 M = 2,3 M².

Total Keseluruhan = 88,95 M² = 88 M².


(34)

STUDIO TUGAS AKHIR 26

4.4. Studi Banding

4.4.1. Apartemen The Mansion – Jakarta Pusat

Gambar 4.1.

Judul : Ground Plan Apartemen The Mansion Sumber :

Invpro ( 2013 ). Apartemen. Diakses 01 Oktober 2013 dari World Wide Web : http://investproperti.com/di/tipe/apartemen/


(35)

STUDIO TUGAS AKHIR 27

Gambar 4.2.

Judul : Denah Typikal Apartemen The Mansion Sumber :

Invpro ( 2013 ). Apartemen. Diakses 01 Oktober 2013 dari World Wide Web : http://investproperti.com/di/tipe/apartemen/


(36)

STUDIO TUGAS AKHIR 28

Gambar 4.3.

Judul : Perspektif Apartemen The Mansion Sumber :

Invpro ( 2013 ). Apartemen. Diakses 01 Oktober 2013 dari World Wide Web : http://investproperti.com/di/tipe/apartemen/

Desain Apartemen The Mansion memiliki bentuk dasar gubahan massa yang digunakan berasal dari bentuk persegi yang memiliki bentuk terpusat ( sejumlah bentuk sekunder yang dikelompokkan terhadap sebuah bentuk berinduk pusat, dominan ) yang dimodifikasi kemudian dilakukan aditif ( penambahan bentuk ) dan subtraktif ( pengurangan bentuk ) untuk mendapatkan bentuk segi 8 yang simetri ( distribusi dan tatanan seimbang antara bentuk dan ruang yang setara pada sisi – sisi berlawanan di suatu garis / bidang pembagi / terhadap sebuah sumbu / titik pusat ).


(37)

STUDIO TUGAS AKHIR 29

Dalam Ilmu Feng Shui, desain Apartemen The Mansion memiliki bentuk lahan yang mencembung / memeluk bangunan merupakan salah satu lahan yang baik dikarenakan sisa dari lahan digunakan untuk ruang terbuka hijau. Selain itu, bentuk segi 8 dalam Ilmu Feng Shui merupakan simbol dari Ba Gua / Pat Kwa yang menentukan sebuah keberuntungan dalam kehidupan dan membawa keberuntungan yang tidak akan putus. Bentuk segi 8 pada desain akan menyikapi sudut jalan karena bangunan tersebut akan menjadi eye catcher.

4.4.2. Apartemen Taman Anggrek Residence – Jakarta Barat

Gambar 4.4.

Judul : Ground Plan Apartemen Taman Anggrek Residence Sumber :

Invpro ( 2013 ). Apartemen. Diakses 01 Oktober 2013 dari World Wide Web : http://investproperti.com/di/tipe/apartemen/


(38)

STUDIO TUGAS AKHIR 30

Gambar 4.5.

Judul : Perspektif Apartemen Taman Anggrek Residence Sumber :

Invpro ( 2013 ). Apartemen. Diakses 01 Oktober 2013 dari World Wide Web : http://investproperti.com/di/tipe/apartemen/

Desain Apartemen Taman Anggrek Residence memiliki bentuk dasar gubahan massa yang digunakan berasal dari bentuk persegi yang memiliki bentuk terpusat ( sejumlah bentuk sekunder yang dikelompokkan terhadap sebuah bentuk berinduk pusat, dominan ) yang dimodifikasi kemudian dilakukan aditif ( penambahan bentuk ) dan subtraktif ( pengurangan bentuk ) untuk mendapatkan bentuk yang simetri ( distribusi dan tatanan seimbang antara bentuk dan ruang yang setara pada sisi – sisi berlawanan di suatu garis / bidang pembagi / terhadap sebuah sumbu / titik pusat ).


(39)

STUDIO TUGAS AKHIR 31

Dalam Ilmu Feng Shui, desain Apartemen Taman Anggrek Residence memiliki bentuk lahan yang kurang baik tetapi ada cara supaya lahan terlihat baik yaitu dengan cara memberikan titik pusat pada bagian tengah bangunan meskipun bentuk dasarnya tidak segi 8 dikarenakan simbol dari Ba Gua / Pat Kwa memiliki titik pusat yang menentukan sebuah keberuntungan dalam kehidupan dan membawa keberuntungan yang tidak akan putus. Bentuk segi 6 pada desain akan menyikapi sudut jalan karena bangunan tersebut akan menjadi eye catcher.

4.5. Studi Literatur

4.5.1. Apartemen 1Park Avenue – Jakarta Selatan

Gambar 4.6.

Judul : Ground Plan Apartemen 1Park Avenue Sumber :

Invpro ( 2013 ). Apartemen. Diakses 01 Oktober 2013 dari World Wide Web : http://investproperti.com/di/tipe/apartemen/


(40)

STUDIO TUGAS AKHIR 32

Gambar 4.7.

Judul : Perspektif Apartemen 1Park Avenue Sumber :

Invpro ( 2013 ). Apartemen. Diakses 01 Oktober 2013 dari World Wide Web : http://investproperti.com/di/tipe/apartemen/

Desain Apartemen 1Park Avenue memiliki bentuk dasar gubahan massa yang digunakan berasal dari bentuk persegi yang memiliki bentuk terpusat ( sejumlah bentuk sekunder yang dikelompokkan terhadap sebuah bentuk berinduk pusat, dominan ) yang dimodifikasi kemudian dilakukan aditif ( penambahan bentuk ) dan subtraktif ( pengurangan bentuk ) untuk mendapatkan bentuk persegi yang simetri ( distribusi dan tatanan seimbang antara bentuk dan ruang yang setara pada sisi – sisi berlawanan di suatu garis / bidang pembagi / terhadap sebuah sumbu / titik pusat ).


(41)

STUDIO TUGAS AKHIR 33

Dalam Ilmu Feng Shui, desain Apartemen 1Park Avenue memiliki bentuk lahan yang mencembung / memeluk bangunan merupakan salah satu lahan yang baik dikarenakan sisa dari lahan digunakan untuk ruang terbuka hijau. Selain itu, bentuk persegi dalam Ilmu Feng Shui merupakan simbol dari Ba Gua / Pat Kwa yang menentukan sebuah keberuntungan dalam kehidupan dan membawa keberuntungan yang tidak akan putus. Bentuk persegi pada desain akan menyikapi sudut jalan karena bangunan tersebut akan menjadi eye catcher.

4.5.2. Apartemen The Aspen Residence – Jakarta Selatan

Gambar 4.8.

Judul : Ground Plan Apartemen The Aspen Residence Sumber :

Invpro ( 2013 ). Apartemen. Diakses 01 Oktober 2013 dari World Wide Web : http://investproperti.com/di/tipe/apartemen/


(42)

STUDIO TUGAS AKHIR 34

Gambar 4.9.

Judul : Perspektif Apartemen The Aspen Residence Sumber :

Invpro ( 2013 ). Apartemen. Diakses 01 Oktober 2013 dari World Wide Web : http://investproperti.com/di/tipe/apartemen/

Desain Apartemen The Aspen Residence memiliki bentuk dasar gubahan massa yang digunakan berasal dari bentuk persegi yang memiliki bentuk terpusat ( sejumlah bentuk sekunder yang dikelompokkan terhadap sebuah bentuk berinduk pusat, dominan ) yang dimodifikasi kemudian dilakukan aditif ( penambahan bentuk ) dan subtraktif ( pengurangan bentuk ) untuk mendapatkan bentuk yang simetri ( distribusi dan tatanan seimbang antara bentuk dan ruang yang setara pada sisi – sisi berlawanan di suatu garis / bidang pembagi / terhadap sebuah sumbu / titik pusat ).


(43)

STUDIO TUGAS AKHIR 35

Dalam Ilmu Feng Shui, desain Apartemen The Aspen Residence memiliki bentuk lahan persegi panjang yang merupakan salah satu lahan yang baik dikarenakan sisa dari lahan digunakan untuk ruang terbuka hijau. Selain itu, bentuk persegi dalam Ilmu Feng Shui merupakan simbol dari Ba Gua / Pat Kwa yang menentukan sebuah keberuntungan dalam kehidupan dan membawa keberuntungan yang tidak akan putus. Bentuk persegi pada desain akan menyikapi sudut jalan karena bangunan tersebut akan menjadi eye catcher.


(44)

STUDIO TUGAS AKHIR 36

4.6. Data Apartemen di Kota Bandung

Pembangunan Apartemen 5 tahun terakhir di Kota Bandung sangat banyak tetapi belum ada yang menerapkan Ilmu Feng Shui pada desain Apartemen, berikut ini daftar nama Apartemen di Kota Bandung yang terdiri atas :

Braga City Walk Apartment ( Jalan Braga No. 99 – 101 ).

Buah Batu Park ( Jalan Adhyaksa Raya No. 1 ).

Butik Dago ( Jalan Ir. H. Juanda No. 181 ).

Dago Suites ( Jalan Sangkuriang No. 13 ).

Beverly Dago Residence ( Jalan Sangkuriang No. 15 ).

Grand Setiabudhi Apartment ( Jalan Dr. Setiabudhi No. 130 – 134 ).

Galeri Ciumbuleuit Apartment ( Jalan Ciumbuleuit No. 42 A ).

Gateway @ Cicadas ( Jalan Ahmad Yani No. 669 ).

Gateway @ Pasteur ( Jalan Gunung Batu No 29 – 30 ).

Grand Asia Afrika Residence ( Jalan Sunda No. 8 ).

Grand Dago Apartment ( Jalan Bangbayang Selatan No. 45 – 157 D ).

Green Horison De Green Pasteur ( Jalan HMS. Mintaredja, Cimahi ).

Grand Royal Panghegar ( Jalan Merdeka No. 2 ).

Grand Seriti Apartment ( Jalan Hegarmanah No. 9 – 15 ).

La Grande Tamansari Merdeka Apartment ( Jalan Merdeka No. 25 – 29 ).

Marbella Suites ( Jalan Sentra Dago Pakar ).

New Ton The Hybrid Park ( Jalan Terusan Buah Batu No. 5 ).

Panghegar Resort Dago Golf, Hotel & Spa ( Jalan Cigadung Raya No. 92 ).

Parahyangan Residence ( Jalan Ciumbuleuit No. 125 ).

Pasadena Apartment ( Jalan Caringin No 177 A ).

Pinewood Apartment Jatinangor ( Jalan Raya Jatinangor No. 150 ).

Puri Setiabudhi Residence ( Jalan Dr. Setiabudhi No. 378 ).

Pusat Niaga Cimahi Apartment ( Jalan Jendral. H. Amir Machmud, Kav. 105

–109 ).

Royal Apartment ( Jalan Lembong No. 21 ).


(45)

STUDIO TUGAS AKHIR 37

Setra Manunggal Apartment ( Jalan Manunggal No. 7 ).

Sudirman Suites Apartment ( Jalan Jendral Sudirman No. 593 ).

Tamansari Panoramic Apartment ( Jalan Soekarno Hatta No. 783 ).

Taman Melati Apartment Jatinangor ( Jalan Hegarmanan, Cikeruh, Sumedang ).

The Edge Apartment Cimahi ( Jalan Raya Baros No. 157 ).

The Jarrdin @ Cihampelas ( Jalan Cipaganti No. 90 ).

The Majesty ( Jalan Surya Sumantri No. 91 – 93 ).

The Royal Apartment ( Jalan Cipaku Indah III No. 11 ).

The Suites @ Metro ( Jalan Soekarno Hatta No. 689 ).


(46)

STUDIO TUGAS AKHIR 38

4.7. Perbedaan Apartemen Feng Shui dengan Apartemen Biasa

Desain Apartemen Feng Shui menerapkan Ilmu Feng Shui dan Arsitektur yang dihubungkan menjadi satu, sehingga terbentuk sebuah bangunan yang didalamnya terdapat ruang – ruang yang digunakan untuk penghuni dikarenakan Ilmu Feng Shui sangat dipercayai 80 % oleh Masyarakat Tionghoa yang ingin memiliki tempat tinggal, perdagangan, perjodohan, dll. Hal tersebut sudah menjadi warisan dari nenek moyang dikarenakan Masyarakat Tionghoa memiliki tata cara beribadah yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya.

Di Kota Bandung belum terdapat Apartemen yang menerapkan Ilmu Feng Shui. Kebetulan pendekatan desain Apartemen yang akan saya desain menerapkan Ilmu Feng Shui dan memiliki banyak potensi view dikarenakan tapak berada di Bandung Selatan, sehingga Apartemen yang akan saya desain sudah pasti akan terjual habis untuk Masyarakat Tionghoa dan masyarakat umum yang mempercayai Ilmu Feng Shui. Tapak berada di Jalan Jamika dan Pagarsih dikarenakan berdekatan dengan pusat tempat tinggal dan perdagangan Masyarakat Tionghoa yang berada di Jalan Otto Iskandar Dinata, Pecinan Lama, Cibadak, Astana Anyar, Pajagalan, Kalipah Apo, Terusan Pasir Koja dan Pasir Koja.

Selain itu tidak terlalu jauh dari Jalan Klenteng yang terdapat Vihara / Klenteng, sehingga Masyarakat Tionghoa yang akan beribadah tidak perlu waktu yang cukup lama untuk menuju Klenteng. Sedangkan, Apartemen Biasa yang tidak menerapkan Ilmu Feng Shui sudah pasti akan terjual pada masyarakat umum bukan kepada Masyarakat Tionghoa dikarenakan hanya mementingkan potensi tetapi tidak mementingkan keberuntungan, dll. Apartemen Biasa tidak terjual habis seperti Apartemen yang menerapkan Ilmu Feng Shui dikarenakan masyarakat umum masih banyak yang tidak mengetahui Ilmu Feng Shui yang memiliki 5 elemen dikarenakan setiap manusia memiliki elemen yang berbeda yang terdiri atas : Kayu, Tanah, Logam, Api dan Air.


(47)

STUDIO TUGAS AKHIR 39

BAB V

ELABORASI TEMA 5.1. Latar Belakang

Pada dunia arsitektur, bangunan yang menggunakan bentuk segi 8 sangat memungkinkan dikarenakan bangunan itu memiliki bentuk dasar persegi dan lingkaran yang dikombinasikan, sehingga terbentuk segi 8 yang memiliki bentuk terpusat ( sejumlah bentuk sekunder yang dikelompokkan terhadap sebuah bentuk berinduk pusat, dominan ) yang dimodifikasi dengan bentuk lingkaran. Lingkaran diletakkan pada bagian dalam persegi, kemudian dilakukan aditif ( penambahan bentuk ) dan subtraktif ( pengurangan bentuk ) untuk mendapatkan bentuk segi 8 yang simetri ( distribusi dan tatanan seimbang antara bentuk dan ruang yang setara pada sisi – sisi berlawanan di suatu garis / bidang pembagi / terhadap sebuah sumbu / titik pusat ). Selain itu, berhubungan sangat baik dengan Ilmu Feng Shui dikarenakan bangunan yang simetri yang memiliki bentuk segi 8 sangat baik untuk keberuntungan pengguna bangunan tersebut. Ilmu Feng Shui dalam merancang sebuah bangunan arsitektur ( eksterior, interior dan landscape ) sudah mendapatkan pengakuan dari negara barat dikarenakan sudah mendapatkan banyak kemakmuran dan kesehatan. Feng Shui untuk Masyarakat Tionghoa sangat berpengaruh dalam menentukan sebuah keberuntungan dalam kehidupannya. Menurut Ilmu Feng Shui, angka 8 memiliki makna yang khusus dan memiliki pengaruh dalam kehidupan ( keberuntungan ) dikarenakan Ba Gua / 8 Situasi Kehidupan TRIGRAM disetiap sisinya memiliki makna yang berbeda yang terdiri atas :

CHIEN – Pembimbing / Penolong.

K’UN – Perkawinan.

CHEN – Keluarga dan Kesehatan.

SUN – Kekayaan / Kemakmuran.

K’AN – Karier / Peluang.

LI – Ketenaran dan Reputasi.

KEN – Ilmu Pengetahuan / Pelajaran.

TUI – Anak.


(48)

STUDIO TUGAS AKHIR 40

5.2. Tinjauan Konseptual

5.2.1. Pengertian Feng Shui

Feng Shui berasal dari kata Feng ( Angin ) yang melambangkan arah dan Shui ( Air ) yang melambangkan kekayaan. Feng Shui adalah suatu pelajaran unik dalam metafisika China yang mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keberuntungan manusia.

Feng Shui juga bisa dianggap sebagai pelajaran tentang lingkungan hidup yang mencakup bumi, landscape, samudera, sungai dan rumah yang merupakan tempat tinggal manusia.

Manusia sangat membutuhkan Feng Shui, khususnya Masyarakat Tionghoa yang akan mendesain sebuah bangunan. Dengan adanya Feng Shui diharapkan dapat memberikan energi positif bagi penghuni bangunan tersebut.

5.2.2. Implementasi Ilmu Feng Shui Dalam Arsitektur

Ilmu Feng Shui dalam arsitektur merupakan sebuah sudut pandang yang diterapkan ketika seorang arsitek akan mendesain sebuah rumah serta penataan ruang – ruang yang ada didalamnya. Feng Shui juga dapat mempertimbangkan keharmonisan antara unsur alam dan lingkungan sekitar pada saat mendesain suatu bangunan yang sesuai dengan keselarasan jiwa penghuninya.

Pada zaman modern, Feng Shui juga digunakan pada bangunan rumah tinggal, kantor, ruko, bangunan komersial dan hotel. Salah satu hotel yang terkenal di kalangan selebritis holywood karena terletak dipesisir Pantai Hawaii juga menggunakan dan menerapkan Feng Shui dalam mendesain bangunan dan penataan ruang – ruang yang ada didalamnya. Sehingga, tema akan menggunakan Feng Shui In Architecture.


(49)

STUDIO TUGAS AKHIR 41

5.3. Interpretasi

Pada dasarnya, Ilmu Feng Shui merupakan ilmu perancangan bangunan. Bukan seperti yang digambarkan oleh beberapa orang, bahwa Feng Shui merupakan takhayul karena berhubungan dengan hal – hal magis dan mitos tertentu. Feng Shui adalah ilmu penataan bangunan dan lingkungan yang sesuai dengan keselarasan jiwa penghuninya. Pada dasarnya ilmu perancangan bangunan terdiri atas 3 hal, yaitu : Arsitek sebagai perancang, Arsitektur sebagai wujud atau produk rancanganya dan Masyarakat sebagai pengguna wujud atau produk tersebut.

Hal itu disebabkan oleh adanya bangunan di suatu tempat yang dapat mempengaruhi emosi dan aktivitas manusia serta dapat membangun pribadi, kehidupan sosial dan budaya masyarakat di daerah tersebut. Sehingga, produk – produk arsitektur yang dihasilkan juga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat disekitarnya, khususnya yang berhubungan dengan bangunan yang dihasilkan. Pada dasarnya Feng Shui digunakan untuk mengatur keseimbangan, antara lain : Manusia, Bangunan dan Lingkungan.

Jika ilmu lingkungan dapat memprediksi jenis perilaku yang akan muncul dari sebuah stimulus lingkungan, maka pendekatan yang sama dilakukan oleh Feng Shui dengan cara melihat tata letak, bentuk, warna dan waktu. Feng Shui berusaha untuk menyatukan seseorang dan aktivitas yang dilakukan pengguna bangunan sebagai tempat tinggal dengan lingkungan sekitarnya. Pada pelaksanaanya, tema yang dipilih ini diharapkan dapat memecahkan permasalahan sebagai berikut :

Masalah :

Kurangnya hunian untuk Masyarakat Tionghoa.

Sirkulasi kendaraan kurang maksimal.

Pedestrian kurang maksimal.

Vegetasi kurang maksimal.


(50)

STUDIO TUGAS AKHIR 42

Solusi :

Perlu disediakan Apartemen yang menerapkan Ilmu Feng Shui.

Perlu bekerja sama dengan pihak lalu lintas.

Perlu disediakan food court.

Perlu ditanami vegetasi pada jalan dan disediakan ruang terbuka hijau.

Perlu disediakan infrastruktur utilitas, drainase dan limbah.


(51)

STUDIO TUGAS AKHIR ii

Tema :

FENG SHUI IN ARCHITECTURE

Konsep :

SYMMETRY AND BALANCE IN ARCHITECTURE

Oleh :

Hendra Hartarto Sugianto

1.04.09.027

Disetujui Oleh :

Bandung, 05 Februari 2014 Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Ir. Rahy Rachmawan Soekardi, MT. NIP : 04.311.26.001

Koordinator Tugas Akhir Ketua Program Studi Teknik Arsitektur

Ir. Dhini Dewiyanti Tantarto, MT. Dr. Salmon Priaji Martana, MT. NIP : 4127.70.12.010 NIP : 4127.70.12.001

Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., MSc. NIP : 4127.70.013


(52)

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk

kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, 29 September 2014 Mengetahui,

Penulis, Pembimbing,

Hendra Hartarto Sugianto Ir. Rahy Rachmawan Soekardi, MT.


(53)

Data Pribadi / Personal Details

Nama : Hendra Hartarto Sugianto, S.T. Tempat Tanggal Lahir : Banyuwangi, 25 Agustus 1991 Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Khong Hu Cu

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Alamat : Jln. Karang Tinggal Dalam No. 06 - RT. 08 / RW. 11 Kel. Cipedes / Kec. Sukajadi - Bandung

Telepon : 082161002666

Email : h3ndr4_1991@yahoo.co.id


(54)

1997 - 2003 SDK Santa Maria - Banyuwangi - - - 2003 - 2005 SMPK Kolese Santo Yusup - Malang - - - 2005 - 2006 SMPK Bakti – Rogojampi

( Banyuwangi ) - - -

2006 - 2009 SMAK Hikmah Mandala -

Banyuwangi IPA - -

2009 - 2014 Universitas Komputer Indonesia -

Bandung ARSITEKTUR S1 3,07

 Non – Formal :

 Mengikuti Seminar “Urban Vernacular” di UNIKOM.

 Mengikuti Seminar “Bandung dan Schoemaker” di UNIKOM.  Mengikuti Seminar “Out of The Box” di UNIKOM

 Mengikuti Seminar “Transformasi Arsitektur Tropis” di UNIKOM

 Mengikuti Seminar “Building Information Modeling The Future Of Design” di UNIKOM.

 Mengikuti Kuliah Umum Geologi di UNIKOM.  Mengikuti Kuliah Umum Motivasi di UNIKOM.  Mengikuti Seminar “Past and Future” di UNIKOM.

 Mengikuti “Extra Large Workshop” dalam rangka Pemecahan Rekor Muri dengan Peserta Terbanyak dan Waktu Terlama Merakit dan Instalasi PC di UNIKOM.


(55)

3. Program Animasi Lumion ( Eksterior & Interior ) 4. Program Corel Draw

5. Program Adobe Photoshop 6. Program Microsoft Office

Riwayat Pengalaman Kerja / Summary of Working Experience

1. Instansi / Perusahaan : PT. Studio Cilaki Empat Lima Jabatan : Junior Architect

Tahun : 2012

2. Instansi / Perusahaan : PT. Hutama Karya

Jabatan : Pengawas Lapangan

Tahun : 2013

3. Instansi / Perusahaan : PT. Sukses Cipta Kelola Propertel & PT. Wijaya Karya

Jabatan : Pengawas Lapangan

Tahun : 2013

Demikian CV ini saya buat dengan sebenar – benarnya.

Hormat saya,


(1)

Laporan Tugas Akhir

Judul : MANDARIN PARAHYANGAN RESIDENCE Tema : FENG SHUI IN ARCHITECTURE

Konsep : SYMMETRY AND BALANCE IN ARCHITECTURE

05 Februari 2014

STUDIO TUGAS AKHIR 42

Solusi :

Perlu disediakan Apartemen yang menerapkan Ilmu Feng Shui.

Perlu bekerja sama dengan pihak lalu lintas.

Perlu disediakan food court.

Perlu ditanami vegetasi pada jalan dan disediakan ruang terbuka hijau.


(2)

STUDIO TUGAS AKHIR ii LEMBAR PERSETUJUAN

MANDARIN PARAHYANGAN RESIDENCE

Tema :

FENG SHUI IN ARCHITECTURE

Konsep :

SYMMETRY AND BALANCE IN ARCHITECTURE

Oleh :

Hendra Hartarto Sugianto

1.04.09.027

Disetujui Oleh :

Bandung, 05 Februari 2014 Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Ir. Rahy Rachmawan Soekardi, MT. NIP : 04.311.26.001

Koordinator Tugas Akhir Ketua Program Studi Teknik Arsitektur

Ir. Dhini Dewiyanti Tantarto, MT. Dr. Salmon Priaji Martana, MT. NIP : 4127.70.12.010 NIP : 4127.70.12.001

Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., MSc. NIP : 4127.70.013


(3)

SURAT KETERANGAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, 29 September 2014 Mengetahui,

Penulis, Pembimbing,

Hendra Hartarto Sugianto Ir. Rahy Rachmawan Soekardi, MT.


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi / Personal Details

Nama : Hendra Hartarto Sugianto, S.T. Tempat Tanggal Lahir : Banyuwangi, 25 Agustus 1991 Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Khong Hu Cu

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Alamat : Jln. Karang Tinggal Dalam No. 06 - RT. 08 / RW. 11 Kel. Cipedes / Kec. Sukajadi - Bandung

Telepon : 082161002666

Email : h3ndr4_1991@yahoo.co.id


(5)

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan / Educational and Professional Qualification

 Formal :

Periode Sekolah / Institusi / Universitas Jurusan Jenjang IPK 1997 - 2003 SDK Santa Maria - Banyuwangi - - - 2003 - 2005 SMPK Kolese Santo Yusup - Malang - - - 2005 - 2006 SMPK Bakti – Rogojampi

( Banyuwangi ) - - -

2006 - 2009 SMAK Hikmah Mandala -

Banyuwangi IPA - -

2009 - 2014 Universitas Komputer Indonesia -

Bandung ARSITEKTUR S1 3,07

 Non – Formal :

 Mengikuti Seminar “Urban Vernacular” di UNIKOM.

 Mengikuti Seminar “Bandung dan Schoemaker”di UNIKOM.

 Mengikuti Seminar “Out of The Box” di UNIKOM

 Mengikuti Seminar “Transformasi Arsitektur Tropis” di UNIKOM

 Mengikuti Seminar “Building Information Modeling The Future Of Design” di UNIKOM.

 Mengikuti Kuliah Umum Geologi di UNIKOM.  Mengikuti Kuliah Umum Motivasi di UNIKOM.  Mengikuti Seminar “Past and Future”di UNIKOM.

 Mengikuti “Extra Large Workshop” dalam rangka Pemecahan Rekor Muri

dengan Peserta Terbanyak dan Waktu Terlama Merakit dan Instalasi PC di


(6)

Kemampuan / Skill

1. Program Auto CAD

2. Program 3D Modeling Sketch Up + Rendering ( Eksterior & Interior ) 3. Program Animasi Lumion ( Eksterior & Interior )

4. Program Corel Draw 5. Program Adobe Photoshop 6. Program Microsoft Office

Riwayat Pengalaman Kerja / Summary of Working Experience

1. Instansi / Perusahaan : PT. Studio Cilaki Empat Lima Jabatan : Junior Architect

Tahun : 2012

2. Instansi / Perusahaan : PT. Hutama Karya Jabatan : Pengawas Lapangan

Tahun : 2013

3. Instansi / Perusahaan : PT. Sukses Cipta Kelola Propertel & PT. Wijaya Karya Jabatan : Pengawas Lapangan

Tahun : 2013

Demikian CV ini saya buat dengan sebenar – benarnya.

Hormat saya,