Latar Belakang Masalah PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI SISTEM REM.

Sonny Caesar Subagja, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan teknologi, telah menjadi tantangan nasional yang menuntut perhatian serius bagi pemerintah, dan semua elemen masyarakat. Sejalan dengan kondisi demikian, perlu dipersiapkan Sumber Daya Manusia SDM yang memiliki kemampuan pada bidangnya masing-masing. SDM atau tenaga kerja yang ada, diharapkan mampu mengembangkan berbagai macam potensi, dengan berbekal kompetensi yang dimiliki. Kompetensi, menurut Muhaimin dkk 2009: 16 diartikan sebagai “seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas- tugaspekerjaan tertentu”. Uraian tersebut mengartikan bahwa, seorang yang memiliki kompetensi, harus mampu bertindak sesuai dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki, dan diwujudkan dalambentuk keterampilan pada bidang tertentu yang dikuasainya, dengan memperhatikan semua aturan-aturan yang ada. Lahirnya SDM yang kompeten, salah satunya ditentukan melalui pendidikan. Pendidikan memegang peranan yang strategis, untuk menghasilkan manusia yang berkualitas, sebagaimana pendapat Sutikno 2005: 1 bahwa : Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas SDM, sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia, dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan oleh Pemerintah dirumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang menjelaskan bahwa: 2 Sonny Caesar Subagja, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” . Peran pendidikan, sangatlah penting dalam mengatasi permasalahan, yang dialami oleh Bangsa Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam mengatasi kemiskinan dan kebodohan, yang melanda Bangsa Indonesia sampai saat ini. Pendidikan adalah salah satu bagian dari kegiatan yang dilakukan, agar peserta didik memiliki kepribadian yang baik, sehingga penerapan pendidikan, harus diselengggarakan sebaik mungkin. Peserta didik mendapatkan pendidikan melalui sekolah-sekolah, sebagai suatu lembaga terorganisir yang terbagi dalam tiga kategori,yaitu formal, informal dan non formal. Sekolah formal merupakan sekolah yang paling banyak ditempuh oleh peserta didik, untuk mendapat pendidikan. Upaya pemerintah dalam meningkatan mutu pendidikan, telah diatur melalui UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Melalui undang- undang tersebut, pemerintah berupaya mengembangkan berbagai macam pendidikan formal, melalui pembukaan sekolah-sekolah dasar dan menengah di berbagai daerah, sesuai program wajib belajar 9 tahun, serta dalam upaya peningkatan kualitas lulusan siap kerja. Sekolah Menengah Kejuruan SMK, merupakan salah satu satuan pendidikan yang pada saat ini sedang dikembangkan secara merata oleh pemerintah. Penjelasan pasal 15 UU RI No. 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa, “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta diklat terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”. Sejalan dengan pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional, serta meningkatkan mutu pendidikan kejuruan, sesuai kebutuhan dunia kerja dan industri, maka pemerintah memberikan otonomi kepada tiap-tiap satuan pendidikan sekolah, untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan 3 Sonny Caesar Subagja, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kemampuan, kondisi sekolah dan kebutuhan lulusan di dunia kerja. Muhaimin dkk 2009: 2 berpendapat bahwa: Otonomi daerah di bidang pendidikan berusaha memberikan kembali pendidikan kepada masyarakat pemiliknya daerah agar hidup dari, oleh dan untuk masyarakatdi daerah tersebut, atau berusaha memandirikan suatu lembaga atau suatu daerah untuk mengurus dirinya sendiri melalui pemberdayaan SDM yang ada di daerahnya . Setiap satuan pendidikan, dalam hal ini sekolah, berhak mengembangkan atau membuat kurikulum sendiri, yang sesuai dengan potensi dan keadaan yang ada di lingkungan sekitarnya, sedangkan pemerintah pusat hanya memberikan rambu-rambu umum, mengenai standar kompetensi lulusan dan standar isi yang harus dicapai dan tuntas. Salah satu cara untuk melihat ketuntasan belajar adalah dilihat dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang ditentukan oleh sekolah, nilai siswa yang belum mencapai KKM maka masuk dalam kategori remedial untuk mencapai nilai KKM. Hal ini dilakukan secara terus menerus sampai siswa mencapi ketuntasan belajarnya yaitu nilai KKM tersebut. Jadi KKM merupakan faktor penting dalam menentukan ketuntasan belajar siswa disekolah, KKM ditentukan oleh tiga faktor yang mendukung diantara yaitu input, kompleksitas dan daya dukung semuanya diramu dan ditentukan berdasarkan data yang ada serta diputuskan melalui dewan guru. Hasil observasi penulis dilapangan menunjukan bahwa pada kenyataannya banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM, sehingga masuk kategori remedial tetapi kebanyak siswa setelah di remedial masih ada yang belum juga mencapai nilai KKM, seperti pada data hasil belajar siswa XI TKR pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga standar kompetensi memperbaiki sistem rem di SMK Merdeka Soreang berikut ini : 4 Sonny Caesar Subagja, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1 Nilai Hasil Belajar Mata Pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem Tahun Ajaran 20112012 Nilai Frekuensi Kategori 90 – 100 18 10,11 A 80 – 89 37 20,79 B 70 - 79 13 7,30 C 60 – 69 20 11,24 D 60 90 50,56 E Jumlah 178 100 Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum SMK MERDEKA Soreang Tabel diatas menujukan bahwa dari 178 orang siswa hanya 68 orang atau 38,20 tuntas dan 110 orang atau 61,60 tidak tuntas. Hal ini merupakan keadaan sebenarnya dilapangan bahwa tidak seluruh siswa masuk kategori tuntas belajar. Bisa disimpulkan dari data diatas maka memberikan gambaran bahwa terjadi suatu masalah yang menyebabkan ketuntasan belajar siswa belum tercapai. Penulis pun melakukan wawancara dengan guru-guru produktif khususnya yang mengajar tentang Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem dan Komponen dari hasil wawancara tersebut penulis berpendapat bahwa kualitas guru yang ada sudah cukup baik, media pembelajaran pun sudah lengkap, namun ada ketimpangan dilihat dari nilai yang telah dicapai peserta didik yaitu belum sesuai dengan KKM, berarti disini terdapat faktor lain yang mempengaruhi hasil belasar siswa tersebut salah satunya metode pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Ahmadi dkk 2011 : 101 bahwa metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta didik mencapai kompetensi tertentu. Hal inilah yang membuat penulis beranggapan bahwa ada ketidaksesuaian mengenai penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi sehingga berakibat tidak tuntasnya pembelajaran seluruh siswa, pendapat ini diperkuat oleh Ahmadi dkk yang meny atakan bahwa”...metode pembelajaran yang dipilih memainkan peranan utama yang berakhir pada semakin meningkatnya prestasi belajar peserta didik ”. 5 Sonny Caesar Subagja, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sehingga penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode yang dipergunakan oleh guru belum sesuai dengan keadaan siswa pada saat ini. Belum tepatnya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru menyebabkan ketidaktuntasan pembelajaran terhadap siswa. Metode yang tepat memungkinkan prestasi siswa bisa terangkat sehingga ketuntasan belajar pun bisa tercapai. Penyesuaian metode yang tepat perlu dicari oleh guru yang sesuai dengan karakter, latar belakang, keadaan peserta didik pada saat ini. Penyesuaian metode tersebut mengharuskan guru mengembangkan metode yang lebih inovatif. Metode tutor sebaya banyak digunakan oleh para guru, metode ini dimaksudkan agar pembelajaran yang sedang dilaksanakan lebih aktif dan tidak bersifat pasif satu arah. Metode pembelajaran berbasis tutor sebaya ini merupakan salah satu inovasi dalam metode pembelajaran. Metode pembelajaran tutor sebaya bertujuan untuk mempermudah penyampaian materi yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti karena yang mengajarkan materi adalah rekan-rekan yang seusia dengan siswa. Metode tutor sebaya ini diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam menuntaskan setiap materi pembelajaran. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian terhadap metode pembelajaran yang berbasis tutor sebaya pada Standar Kopentsi Memperbaiki Sistem Rem. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka problematika metode pembelajaran perlu dicari solusi pemecahannya, agar ketuntasan belajar siswa dapat terselesaikan. Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai metode pembelajaran, khusus melingkupi metode tutor sebaya. Judul yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah “PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI SISTEM REM Studi Quansi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI TKR di SMK Merdeka Soreang ”. 6 Sonny Caesar Subagja, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah