Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

99 2. Potensi Non Fisik Dalam upaya meningkatkan potensi sumber daya manusia diwilayah Kecamatan Gido perlu peningkatan pembangunan sarana dan prasarana, baik Fasilitas pendidikan, Fasilitas Perekonomian, Fasilitas Kesehatan dan fasilitas pendukung lainnya. Untuk meningkatkan penghasilan komoditas pertanian Kecamatan Gido, maka perlu penyediaan berupa mesin yang membantu pengerjaan lahan yang dimiliki masyarakat, perlu peningkatan pelatihan tenaga kerja sesuai dengan profesi dan bidangnya, serta pendampingan dan penyuluhan pertanian yang terstruktur untuk mendampingi masyarakat aktifitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perindustrian. Dalam bidang Aksesibilitas, pemerintah perlu memperhatikan pembangunan jalan-jalan yang menghubungkan antara desa dengan desa, antara desa dengan Kecamatan diwilayah Kecamatan Gido. Dokumen-dokumen yang ada dalam proses penetapan hingga pembangunan Kecamatan Gido sebagai ibukota Pemerintahan Kabupaten Nias, hendaknya disimpan sebagai dokumen sejarah yang bisa memberikan pengetahuan bagi masyarakat pada umumnya. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Analisis Lokasi dan Pola Ruang

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang spatial order kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber- sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial Tarigan, 2006. Pengertian teori lokasi yang lainnya adalah suatu penjelasan teoritis yang dikaitkan dengan tata ruang dari kegiatan ekonomi. Hal ini selalu dikaitkan pula dengan alokasi geografis dari sumber daya yang terbatas yang pada gilirannya akan berpengaruh dan berdampak terhadap lokasi berbagai aktivitas baik ekonomi maupun sosial. Teori Christaller 1933 menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah. Menurut Christaller, pusat-pusat pelayanan cenderung tersebar di dalam wilayah menurut pola berbentuk heksagon segi enam. Keadaan seperti itu akan terlihat dengan jelas di wilayah yang mempunyai dua syarat. Pertama, topografi yang seragam sehingga tidak ada bagian wilayah yang mendapat pengaruh dari lereng dan pengaruh alam lain dalam hubungan dengan jalur pengangkutan. Kedua, kehidupan ekonomi yang homogen dan tidak memungkinkan adanya produksi primer, yang menghasilkan padi-padian, kayu atau batu bara.