A. DESKRIPSI KEGIATAN
1. Tema Kegiatan
“
Optimalisasi Pembangunan Desa Pengeragoan melalui potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam berbasis pertanian terintegrasi
”.
2. Lokasi Kegiatan KKN
Kegiatan ini akan dilaksanakan di Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali.
B. BIDANG KEGIATAN KKN PPM
Program kegiatan KKN PPM tersebut dikelompokkan kedalam 4 empat bidang kegiatan yaitu:
1. Bidang Prasarana Fisik PF - Fakultas MIPA Prodi Fisika
- Fakultas Teknik - Fakultas Teknologi Pertanian Prodi Teknik Pertanian
2. Peningkatan Produksi PP - Fakultas MIPA Prodi Biologi
- Fakultas Kedokteran Hewan - Fakultas MIPA Prodi Kimia
- Fakultas Pertanian - Fakultas Pertenakan
- Fakultas Teknologi Pertanian Prodi Teknologi Pengolahan Hasil pertanian, dan Teknologi Industri Pertanian
3. Sosial Budaya SB - Fakultas Ekonomi
- Fakultas Hukum - Fakultas Sastra
- Fakultas FISIPOL - Fakultas MIPA Prodi Matematika dan Komputer
4. Bidang Kesehatan Masyarakat KM
- Fakultas Kedokteran
- Fakultas MIPA Prodi Farmasi C. ANALISIS SITUASI
Desa Pengeragoan merupakan salah satu dari beberapa desa yang ada di wilayah Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Desa Pengeragoan terletak kurang
lebih 45 kilometer ke arah timur dari pusat kota Jembrana. Secara administratif Desa Pengeragoan terbagi atas 5 lima Banjar Dinas antara lain Banjar Dinas Pengeragoan Dangin
Tukad, Banjar Dinas Pengeragoan Dauh Tukad, Banjar Dinas Bading Kayu, Banjar Dinas Mengenu Anyar dan Banjar Dinas Pasut. Dilihat dari kondisi geografisnya, wilayah Desa
Pengeragoan merupakan daerah landai dengan ketinggian 300-400 meter di atas permukaan laut, dengan batas batas wilayahnya sebagai berikut
a. Sebelah Utara : Desa Tista, Kabupaten Buleleng
b. Sebelah Timur : Sungai Yeh Leh, Kabupaten Tabanan
c. Sebelah Selatan : Samudra Indonesia d. Sebelah Barat
: Sungai Gumbrih, Desa Gumbrih Desa Pengeragoan memiliki luas 26,2 Km
2
, dimana hampir 50 merupakan kawasan hutan negara seluas 2,4 Km
2
dipergunakan untuk tanah persawahan; 7,6 Km
2
merupakan tanah perkebunan; 0,44 Km
2
merupakan Tanah Pekarangan, Pemukiman, Bangunan Umum dan Jalan, sedangkan sisanya merupakan kawasan hutan Negara. Di Desa Pengeragoan
terdapat berbagai jenis flora dan fauna, sebagian besar tanaman yang terdapat di Desa Pengeragoan merupakan tanaman perkebunan seperti cengkeh dan kopi, sementara sebagian
besar hewan merupakan hewan-hewan ternak seperti ayam, babi, kambing dan sapi. Desa Pengeragoan merupakan desa yang agraris, sebagian besar penduduknya bekerja di sektor
peternakan dan perkebunan, namun banyak juga di antara penduduknya yang berwirausaha, karyawan swasta dan sektor formal baik di Pemerintah Kabupaten Jembrana maupun di
instansi pemerintahan lainya seperti guru dan dosen. Sektor usaha paling banyak untuk penghidupan warga Desa Pengeragoan adalah dari
segi perkebunan dan peternakan, dari keseluruah sektor tersebut, banyak potensi yang masih dapat dimungkinkan untuk dikembangkan lebih jauh lagi mengingat kondisi wilayah Desa
Pengeragoan yang sangat bagus untuk pengembangan perkebunan dan peternakan, namun potensi-potensi tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kondisi alam, lingkungan, dan sumber
daya manusia yang ada di Desa Pengeragoan. Desa Pengeragoan memiliki sumber daya manusia yang cukup besar. Jumlah penduduk
yang mencapai 4.151 jiwa merupakan salah satu aset desa yang sangat potensial untuk dikembangkan. Terlebih lagi dari 4.141 jiwa yang tecatat tersebut 75 adalah usia produktif
sehingga apabila dikelola dengan baik akan memberikan kontribusi yang luar biasa untuk pembangunan desa. Namun potensi penduduk yang tidak dikelola dengan baik akan banyak
menimbulkan permasalahan sosial seperti pengangguran, kemiskinan, dan masalah sosial lain yang justru menghambat pelaksanaan pembangunan.
Peternakan sebagai mata pencaharian yang paling dominan merupakan salah satu potensi desa yang sangat besar. Keberadaan kelompok ternak di Desa Pengeragoan yang
berbasis pertanian terintegrasi memiliki hewan ternak yang cukup banyak. Banyaknya hewan ternak tentunya mengahasilkan limbah kotoran yang banyak pula. Jumlah limbah kotoran
yang menumpuk akan mengakibatkan polusi yang mengganggu kesehatan. Apabila kotoran ternak murni digunakan sebagai pupuk akan berakibat kurang baik pada tumbuhan. Dengan
optimalisasi limbah kotoran ternak yang dapat diolah menjadi pupuk dengan metode fermentasi akan mengurangi limbah kotoran dan meningkatkan kualitas pupuk yang
dihasilkan. Terlebih dengan produksi yang berkesinambungan dan pengemasan yang baik dapat dimanfaatkan oleh kelompok tani simantri dan kelompok ternak gembita untuk
berwirausaha meningkatkan perekonomian warga kelompok ternak tersebut.
D. TUJUAN