Latar Belakang Sistem Pencarian Jalur Tercepat untuk Ambulans Menggunakan Algoritma A* (A Star)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sangat pesat. Sehubungan dengan keadaan tersebut hampir seluruh aspek kehidupan memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan tujuan agar lebih mudah dan bahkan lebih cepat untuk menjalankan suatu aktivitas. Salah satu hal yang membutuhkan pengolahan informasi dengan menggunakan teknologi saat ini adalah pencapaian suatu tempat dengan waktu yang secepat mungkin. Dalam hal ini, ambulans adalah salah satu kendaraan yang membutuhkan suatu inovasi yang dapat mengoptimalkan cara kerja dan fungsi ambulans sebagai mana mestinya. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI online versi 1.4 2015 am·bu·lans n adalah kendaraan mobil dan sebagainya yang dilengkapi peralatan medis untuk mengangkut orang sakit atau korban kecelakaan. Jika dilihat dari pengertian ambulans, dalam menjalankan fungsinya mengangkut orang sakit atau kecelakaan tentunya jalan bagi ambulans harus didahulukan karna jika dilihat pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 43 tahun 1993 tentang prasarana dan lalu lintas dimuat pada Pasal 65 ayat 1 b dan c yang isinya adalah 1 Pemakai jalan wajib mendahulukan sesuai urutan prioritas sebagai berikut : b. Ambulans mengangkut orang sakit; c. Kendaraan untuk memberi pertolongan pada kecelakaan lalu lintas. Hal ini bertujuan untuk mempercepat ambulans sampai ke tempat tujuan. Kecelakaan pada suatu lokasi tertentu sering kali terjadi. Pada insiden seperti ini tentunya membutuhkan pertolongan pertama secepat mungkin. Seperti halnya membutuhkan ambulans untuk mengangkut korban kecelakaan tersebut agar dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama. Namun sering kali korban kecelakaan atau orang di sekitar kejadian tidak mengetahui rumah sakit terdekat mana yang akan dihubungi untuk menangani korban kecelakaan. Dalam Universitas Sumatera Utara kondisi seperti ini dibutuhkan sebuah sistem berupa layanan pemesanan ambulans dalam kondisi gawat darurat agar dapat mempermudah melakukan pemesanan ambulans sehingga korban tersebut dapat ditangani secepat mungkin. Untuk hal seperti ini tentunya ambulans harus sampai ke lokasi kejadian lokasi pasien dengan waktu secepat mungkin. Akan tetapi pada kenyataannya ambulans yang sedang mengangkut pasien dalam keadaan darurat sering kali terjebak dalam kondisi jalan yang mengalami hambatan berupa macet. Hal ini terjadi karena tidak ada informasi kepada supir ambulans tentang kondisi jalan yang akan dilaluinya. Untuk mendapat suatu informasi tentang jalur- jalur yang akan dilalui agar dapat sampai ke tujuan secepat mungkin ada beberapa peneliti yang telah membangun aplikasi terkait dengan hal ini. Ichsan, Yudaningtyas Muslim 2012, membangun aplikasi pencarian jalur terdekat dengan menggunakan Algoritma Hybrid Fuzzy-Djikstra. Pada aplikasi yang dibangun penulis mempertimbangan karakteristik jalan serta fenomena yang terjadi, sehingga digunakan logika fuzzy untuk memberi pertimbangan yang spesifik dalam memberikan nilai bobot tiap ruas jalan dan algoritma dijkstra untuk mencari rute yang diambil, sehingga didapat rute tercepat. Nilai yang dimiliki oleh jalan selalu dinamis, sehingga proses yang dilalui akan bisa berubah setiap saat, dan rute yang dipilih bisa berubah setiap saat. Putra, Aswin Djuriatno 2012, membangun aplikasi pencarian rute terdekat pada labirin menggunakan metode A. Objek dari aplikasi yang dibangun adalah berupa labirin. Labirin yang diteliti terdiri dari 5 jenis yaitu, labirin tanpa cabang, labirin bercabang, labirin buntu bersolusi, labirin buntu dan labirin 2020 bercabang buntu bersolusi. Kesimpulan yang didapat dari peniltian ini bahwa algoritma A tidak menjamin selalu mendapat jalur yang terbaik bobot terkecil, dari semua rute yang ada. Pugas et al. 2011, membangun aplikasi pencarian rute terpendek menggunakan algoritma Djikstra dan A Star A pada SIG berbasis web untuk pemetaan pariwisata kota Sawahlunto. Penulis membangun aplikasi dengan menggunakan dua algoritma yaitu algoritma A dan Djikstra. Dari hasil pengujian melalui host to host dengan 5 kali percobaan titik awal dan tujuan, disimpulkan bahwa pencarian rute terpendek menggunakan algoritma Dijkstra dan A star menghasilkan rute jalan yang sama. Akan tetapi untuk kecepatan pencarian rute terpendek Universitas Sumatera Utara menggunakan algoritma Dijkstra berbeda dengan algoritma A dimana A lebih cepat untuk proses pencarian rute terpendek. Setelah mempertimbangkan dengan apa yang dibuktikan dan dihasilkan oleh peneliti terdahulu sesuai dengan aplikasi yang akan dibangun, pada kesempatan ini penulis akan membangun sebuah aplikasi untuk mempermudah supir ambulans, agar ambulans sampai ke tujuan secepat mungkin untuk menjemput dan mengantar pasien dimana sistem ini akan dibangun dengan menggunakan algoritma A Star A . Algoritma A menyelesaikan masalah yang menggunakan graf untuk perluasan statusnya, dengan menerapkan suatu heuristik. Heuristik adalah nilai yang memberi nilai pada tiap simpul yang memandu A mendapatkan solusi yang diinginkan. Dengan kata lain, heuristik adalah fungsi optimasi yang menjadikan algoritma A lebih baik dari pada algoritma lainnya Kusumadewi et al. 2005. Sistem ini akan dipergunakan oleh admin pada instansi tertentu yang akan menangani sistem pemesanan ambulans. Akan dibuat berupa nomor panggilan darurat khusus untuk pemesanan ambulans bagi pasien dalam keadaan gawat darurat. Yang akan dijemput dan diantar ke rumah sakit terdekat dari alamat pasien. Dengan adanya inovasi ini, maka pasien yang memerlukan ambulans bisa langsung menghubungi nomor panggilan darurat tersebut untuk pemesanan ambulans. Sehingga sistem akan menunjukkan rumah sakit terdekat dari alamat pasien, dan rumah sakit tersebut akan menyediakan ambulans untuk menjemput pasien melalui jalur terpendek menghindari macet dari rumah sakit ke alamat pasien. Lalu mengantar pasien tersebut ke rumah sakit terdekat dari alamat pasien. Data yang akan digunakan pada pembangunan aplikasi ini berupa data jalan protokol kota Medan, yang dibutuhkan dalam hal ini adalah titik koordinat setiap titik persimpangan jalan dan jarak dari satu titik ke titik yang lainnya. Ada pun data tersebut diperoleh dari Google Map. Karena sistem yang akan dibangun berhubungan dengan kemacetan, maka dibutuhkan data kemacetan jalan di kota Medan yang diperoleh dari Kantor Satuan Lalu Lintas SATLANTAS kota Medan.

1.2 Rumusan Masalah