Landasan Teoritis Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritis

2.1.1. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan pada dasarnya diukur dari beberapa aspek salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor atas keseluruhan ekuitas yang dimiliki Permanasari, 2010.Ishlahuddin 2008: 7 mendefinisikan nilai perusahaan sebagai nilai pasar.Alasannya, karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran atau keuntungan bagi pemegang saham secara maksimum jika harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi keuntungan pemegang saham sehingga keadaan ini akan diminati oleh investor karena dengan permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai perusahaan juga akan meningkat. Nilai perusahaan dapat dicapai dengan maksimum jika para pemegang saham menyerahkan urusan pengelolaan perusahaan kepada orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya, seperti manajer maupun komisaris. Para akademisi dan analis di bidang keuangan mengembangkan berbagai konsep nilai sebagai upaya memahami tingkah laku harga saham. Berikut beberapa diantaranya adalah : A.Nilai Ekonomi Konsep ini berkaitan dengan kemampuan dasar suatu aktiva untuk memberikan aliran arus kas sesudah pajak kepada yang pemilikinya. Nilai ekonomi pada dasarnya merupakan konsep pertukaran, didefinisikan sebagai jumlah kas yang ingin diserahkan pembeli saat ini untuk dipertukarkan dengan suatu pola arus kas masa depan yang diharapkan. Nilai ekonomi mendasari beberapa konsep umum nilai lainnya karena nilai ekonomi didasarkan pada logika pertukaran yang sangat alami dalam proses penginvestasian dana. B.Nilai Pasar Nilai pasar sering disebut kurs, harga yang terjadi dari proses tawar- menawar di pasar juga dikenal sebagai nilai pasar wajar, adalah nilai yang pada saat diperdagangkan dalam pasar yang terorganisasi atau diantara pihak- pihak swasta dalam suatu transaksi tanpa beban dan tanpa paksaan. C.Nilai Intrinsik Pada dasarnya, nilai intrinsik adalah konsep yang paling abstrak karena mengacu pada perkiraan nilai riil suatu saham sebagai wakil dari nilai perusahaan.Makna nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan aset, melainkan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari. D.Nilai Likuidasi Nilai ini berkaitan dengan kondisi khusus mana kala suatu perusahaan harus melikuidasikan sebagian atau seluruh aktiva serta tagihan- tagihannya.Nilai likuidasi hanya dapat dipakai untuk kegunaan yang terbatas.Meskipun demikian, nilai likuidasi dipergunakan dalam menilai aktiva dari perusahaan yang belum diketahui untuk melaksanakan analisis perbandingan dalam penilaian kredit. Nilai likuidasi bisa dihitung dengan cara yang sama dengan menghitung nilai buku yaitu dari neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan menjelang proses likuidasi. E.Nilai Nominal Nilai nominal lebih dikenal oleh banyak orang.Karena besaran itu tercantum secara formal dalam anggaran dasar perusahaan. Nilai nominal memiliki beberapa fungsi yuridis antara lain menunjukkan jumlah nominal yang harus disetor pemegang saham dalam memenuhi kewajibannya, juga memperlihatkan besarnya porsi kepemilikan seorang pemegang saham terhadap perusahaan. F.Nilai Pemecahan Konsep nilai pemecahan berkaitan dengan pengambilalihan take over dan restrukturisasi aktivitas perusahaan. Dengan asumsi bahwa kombinasi nilai ekonomi dari masing-masing segmen multi usaha melebihi nilai perusahaan secara keseluruhan, karena manajemen masa lalu yang tidak cakap ataupun kesempatan-kesempatan saat ini yang tidak diketahui lebih awal, sehingga perusahaan dipecah menjadi komponen-komponen yang dapat dijual untuk dilepaskan kepada pembeli lain. G.Nilai Reproduksi Nilai reproduksi merupakan jumlah yang diperlukan untuk menggantikan aktiva tetap yang sejenis.Nilai reproduksi pada kenyataannya adalah salah satu dari beberapa tolak ukur yang digunakan dalam mempertimbangkan nilai perusahaan yang masih berjalan.Penetapan nilai reproduksi didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan teknik. H.Nilai Berkelanjutan Ini merupakan penerapan dari nilai ekonomi karena perusahaan yang masih berjalan diharapkan menghasilkan rangkaian arus kas dimana pembeli harus menilai untuk memperkirakan harga dari perusahaan tersebut secara keseluruhan. Tobin membangun suatu teori, yang disebut Teori Q Tobin Tobin’s Q Theory, rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan.Inti teori ini adalah sistem kebijakan moneter yang mempengaruhi perekonomian melalui pengaruhnya pada penilaian ekuitas.Tobin mendefinisikan Q sebagai nilai pasar perusahaan dibagi dengan biaya penggantian modal. Jika Q tinggi, nilai pasar relatif tinggi terhadap biaya penggantian modal, dan akan relatif murah terhadap nilai pasar perusahaan. Perusahaan dapat mengeluarkan ekuitas dan mendapatkan harga relatif tinggi terhadap biaya fasilitas dan perlengkapan yang mereka beli.Pengeluaran investasi akan meningkat karena perusahaan dapat membeli lebih banyak barang investasi baru dengan hanya mengeluarkan sedikit ekuitasnya, begitupun sebaliknya. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik sebab rasio ini mampu menjelaskan berbagai fenomena dalam kegiatan perusahaan, seperti misalnya terjadinya perbedaan cross-sectional dalam pengambilan keputusan investasi dan diversifikasi.Tobin’s Q memasukkan semua unsur utang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan.Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja, namun juga untuk kreditur sebab sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja, tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur Permanasari, 2010: 8.Jadi, semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik.Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar dibandingkan dengan nilai buku maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut Permanasari, 2010: 8. Dimana : TobinsQ =Nilai perusahaan MVE =Nilai pasar ekuitas Closing price saham x Jumlah saham beredar DEBT =Total kewajiban TE =Nilai buku dari total ekuitas

2.1.2. Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility atau pertanggungjawaban sosial perusahaan didefinisikan sebagai aksi yang muncul sebagai lanjutan dari tindakan sosial, di luar kepentingan perusahaan dan yang diwajibkan oleh hukum Williams dan Siegel, 2001. Corporate Social Resposibility TE Debt MVE sQ Tobin + = merupakan suatu pengembangan konsep yang dikemukan oleh Elkington pada tahun 1997 yaitu “The Triple Bottom Line”.Dalam konsep tersebut dinyatakan bahwa agar perusahaan dapat mempertahankan keberlangsungannya maka perlu memperhatikan 3P, yaitu tidak hanya profit, namun juga mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat people serta ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan planet. Widjajanto 1991:203 mendefinisikan pengungkapan disclosure sebagai penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien.Pengungkapan ada yang bersifat wajib mandatory dan ada yang bersifat sukarela voluntary.Konsep pelaporan Corporate Social Responsibility digagas dalam Global Reporting Inisiative GRI.Dalam GRI Guidelines disebutkan bahwa perusahaan harus menjelaskan dampak aktivitas perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial pada bagian standard disclosures. Tiga dimensi tersebut kemudian diperluas menjadi 6 dimensi, yaitu ekonomi, sosial, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggungjawab produk, dimana didalamnya terdapat penjelasan sejumlah 79 item. Selain memberdayakan masyarakat dari sisi perusahaan, jelas agar operasional berjalan lancer tanpa gangguan.Jika hubungan antara perusahaan dan masyarakat tidak mesra bisa dipastikan ada masalah. Dari uraian tersebut, menurut untung 2008:6 tampak bahwa manfaat Corporate Social Responsibility bagi perusahaan antara lain : a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan. b. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial. c. Mereduksi risiko bisnis perusahaan. d. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha. e. Membuka peluang pasar yang lebih luas. f. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah. g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholder. h. Memperbaiki hubungan dengan regulator. i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. j. Peluang mendapatkan penghargaan

2.1.3. Profitabilitas Profitability

Profitabilitas merupakan “kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba profit selama periode tertentu yang dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal”.Susan 2006:47 Profitabilitas mengasumsikan bahwa perusahaan yang memiliki atau mendapatkan laba profit yang besar akan memiliki kesempatan yang baik untuk bersaing dengan jenis perusahaan yang sama. Rasio ini menghubungkan laba bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan net income dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut.Sebagai bagian dari laporan keuangan perusahaan, profitabilitas merupakan wujud keberhasilan manajemen dalam menjalankan perusahaan.Profitabilitas menyangkut efesiensi perusahaan menggunakan modal, baik modal sendiri maupun modal asing. Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan harahap 2007:53 Rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, antara lain margin laba kotor gross profit margin, margin laba bersih net profit margin, pengembalian modal atas ekuitas return on equity, pengembalian modal atas aset return on assets. Bersih Penjualan Bersih Laba NPM = Ekuitas Total Bersih Laba ROE = A. Net Profit Margin NPM Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok bagi perusahaan yang bersangkutan.Rasio ini juga diinterprestasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya ukuran efisiensi di perusahaan pada periode tertentu Hanafi, 2005: 42.Profit margin yang tinggi menunjukkan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.Secara umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen. X 100 B. Return On Equity ROE Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.Semakin tinggi rasio ini, semakin baik posisi pemilik perusahaan, demikian pula sebaliknya.Return on equity menurut Syamsudin 2000: 64, “Suatu pengukuran dari suatu penghasilan income yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan dalam perusahaan”. Rasio ini juga menunjukkan kesuksesan manajemen perusahaan dalam mengelola investasi. X 100 C. Return On Asset ROA Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Harahap 2007: 54 menyatakan bahwa tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun pihak luar perusahaan, yaitu: a Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. b Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. Aktiva Total Bersih Laba ROA = c Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. d Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. e Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik pinjaman maupun modal sendiri. f Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri. X 100

2.1.4. Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan

Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan antara lain di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting laporan keberlanjutan. Corporate Social Responsibility dapat menjadi berkelanjutan apabila program yang dibuat oleh suatu perusahaan benar-benar merupakan komitmen bersama dari segenap unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri. Tentunya tanpa adanya komitmen dan dukungan dengan penuh antusias dari karyawan akan menjadikan program-program tersebut bagaikan program penebusan dosa dari pemegang saham belaka. Dengan melibatkan karyawan secara intensif, maka nilai dari program-program tersebut akan memberikan arti tersendiri yang sangat besar bagi perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaaan. Nilai perusahaan akan terjamin tumbuh secara berkelanjutan sustainable apabila perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup karena keberlanjutan merupakan keseimbangan antara kepentingankepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Dimensi tersebut terdapat di dalam penerapan Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan kepedulian terhadap lingkungan di sekitar perusahaan. Survei yang dilakukan Monitor pada tahun 2001 dalam Sutopoyudo 2009 menunjukkan bahwa mayoritas konsumen akan meninggalkan suatu produk yang mempunyai citra buruk atau diberitakan negatif. Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan pelaksanan corporate social responsibility, antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan perusahaan diminati investor. Pelaksanaan Corporate Social Responsibilityakan meningkatkan nilai perusahaan dilihat dari harga saham dan laba perusahaan earning sebagai akibat dari para investor yang menanamkan saham di perusahaan. Nurlela dan Islahuddin 2008 menyatakan bahwa dengan adanya praktik CSR yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Corporate Social Responsibility akan meningkatkan nilai perusahaan pada saat penilaian Corporate Social Responsibility perusahaan meningkat.

2.1.5. Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan

dengan Profitabilitas sebagai moderating Profitabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode akuntansi. Profitabilitas dapat menjadi pertimbangan penting bagi investor dalam keputusan investasinya, karena semakin besar dividen dividendpayout akan semakin menghemat biaya modal, di sisi lain para manajer insider menjadi meningkat powernya bahkan bisa meningkatkan kepemilikannya akibat penerimaan deviden sebagai hasil keuntungan yang tinggi. Dengan tawaran mendapatkan hasil keuntungan yang tinggi, diharapkan dapat menarik minat investor didalam berinvestasi. Pengungkapan sosial perusahaan diwujudkan melalui kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial.Semakin baik kinerja yang dilakukan perusahaan didalam memperbaiki lingkungannya kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial, maka nilai perusahaan semakin meningkat sebagaiakibat dari para investor yang menanamkan sahamnya pada perusahaan.Hal tersebut dikarenakan para investor lebih tertarik untuk menginvestasikan modalnya pada korporasi yang ramah lingkungan.Bowman Haire 1976 semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial yang dilakukan perusahaan bowman dan haire :1976. Hasil penelitian Dahli dan Siregar 2008 juga mengindikasikan bahwa perilaku etis perusahaan berupa tanggungjawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya memberikan dampak positif, yang dalam jangka panjang akan tercermin pada keuntungan perusahaan profit dan peningkatan kinerja keuangan. Sehingga dapatdisimpulkan bahwa, Corporate Social Responsibility akan meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan meningkat.

2.2. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)

1 47 22

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 15 88

Pengaruh Corporate Social Responsibilty Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari Tahun 2011 – 2015

2 10 61

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 8

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 23

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Chapter III V

0 0 31

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11