Analisis Hubungan Keaktifan Ibu dalam Posyandu dengan

5.1.2.2 Analisis Hubungan Keaktifan Ibu dalam Posyandu dengan

Penurunan Jumlah Balita BGM Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan keaktifan ibu dalam posyandu dengan penurunan jumlah balita BGM di Desa Suko Jember Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Variabel yang diteliti adalah ibu yang aktif ke posyandu dan tidak aktif ke posyandu dengan balita BGM dan tidak BGM. Keaktifan ibu yang diteliti adalah jumlah kunjungan ibu datang ke posyandu minimal 8 kali dalam 1 tahun, sedangkan ibu yang dikatakan tidak aktif kurang dari 8 kali melakukan kunjungan ke posyandu. Suatu wilayah dikatakan terjadi Kejadian Luar Biasa KLB balita BGM apabila pada suatu wilayah tersebut terdapat 5 balita BGM yang dihitung dari jumlah balita BGM di suatu wilayah dibandingkan dengan jumlah sasaran balita yang ada di posyandu di suatu wilayah dikalikan dengan 100. Desa Suko Jember terdapat 34 balita BGM dengan prosentase 7,15 yang lebih besar ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jember tahun 2013, sehingga hal ini perlu dilakukan penanganan segera dalam menurunkan jumlah balita BGM dan mencegah terjadinya peningkatan jumlah balita BGM Dinas Kesehatan Jember, 2013. Hasil uji terhadap variabel yang telah digabungkan kategorinya dapat dilihat pada tabel 5.4 dibawah ini. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keaktifan Ibu ke Posyandu di Desa Suko Jember Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember Bulan Juni Tahun 2013 n=218 Status Gizi Keaktifan Ibu ke Posyandu Total P value Ibu yang aktif Ibu yang tidak aktif f f F Balita BGM 12 9,84 22 22,92 34 15,60 0,014 Balita tidak BGM 110 90,16 74 77,98 184 84,40 Total 122 100 96 100 218 100 Sumber Data: Data Primer 2013 Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang menggunakan uji chi-square, didapatkan hasil bahwa p value = 0,014 dengan taraf signifikan α sebesar 0,05. Berdasarkan hasil di atas, nilai p value lebih kecil dari nilai taraf signifikan pα, sehingga Ho ditolak yang artinya ada hubungan keaktifan ibu dalam posyandu dengan penurunan jumlah balita BGM di Desa Suko Jember Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember.

5.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Gambaran Epidemiologi Balita Bawah Garis Merah (BGM) Di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Propinsi Nanggoe Aceh Darussalam Tahun 2003

3 24 83

EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN (PMT-P) PADA BALITA BGM TAHUN 2013 (Studi Kasus di Desa Sukojember Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember)

1 7 21

HUBUNGAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI DESA PANDUMAN KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER

1 10 18

HUBUNGAN JUMLAH ANAK DALAM KELUARGA DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA PLALANGAN KECAMATAN KALISAT KABUPATEN JEMBER

0 5 19

HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU DALAM POSYANDU DENGAN PENURUNAN JUMLAH BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI DESA SUKO JEMBER KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER

2 22 19

HUBUNGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR BALITA (ASUH, ASAH, DAN ASIH) DENGAN PERKEMBANGAN BALITA YANG BERSTATUS BGM DI DESA SUKOJEMBER KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER

4 19 118

HUBUNGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR BALITA (ASUH, ASAH, DAN ASIH) DENGAN PERKEMBANGAN BALITA YANG BERSTATUS BGM DI DESA SUKOJEMBER KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER

0 4 7

HUBUNGAN PENYELENGGARAAN MAKANAN SEHAT SEIMBANG DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAWAH GARIS MERAH (BGM) PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI DESA SUMBERSALAK KECAMATAN LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER

0 9 28

Hubungan Penyelenggaraan Makanan Sehat Seimbang dengan Kejadian Berat Badan Bawah Garis Merah (BGM) Pada Anak Usia 1-3 Tahun di Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember

0 25 18

HUBUNGAN PENYELENGGARAAN MAKANAN SEHAT SEIMBANG DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAWAH GARIS MERAH (BGM) PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI DESA SUMBERSALAK KECAMATAN LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER

1 6 18