PENDAHULUAN Pengembangan sistem Informasi manajemen bukti tayang pada TVRI

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia terhadap teknologi dan informasi, maka secara otomatis akan memicu perkembangan teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Penggunaan sistem informasi sudah memasuki seluruh sektor bisnis, hal ini ditandai dengan penggunaan sistem informasi pada dunia korporasi kecil, menengah hingga besar, baik swasta maupun milik negara. Sistem informasi sudah menjadi kebutuhan korporasi yang memiliki visi dalam peningkatan kinerja. baik di perusahaan swasta maupun di instansi milik negara. Televisi Republik Indonesia TVRI merupakan lembaga penyiaran yang menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya tanggal 24 Agustus 1962, TVRI mengemban tugas sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional, mendorong kemajuan kehidupan masyarkat serta sebagai perekat sosial. Perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, dimana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT. Dalam bentuk PERSERO, benar- benar menguji TVRI untuk memanfaatkan semua sumber daya yang 2 dimiliki dan belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber, antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar, baik swasta maupun sesama BUMN, serta meningkatkan profesionalisme karyawan. Dalam rangka penggalian dana dan pembentukan kerjasama dengan pihak luar, TVRI membentuk satu divisi baru pada Direktorat Pengembangan Produk dan Website, yaitu divisi Bukti Tayang. Divisi ini bertanggung jawab terhadap penyediaan Bukti Tayang yang dibutuhkan oleh Account Executive. Bukti Tayang merupakan bukti penayangan berupa rekaman dari suatu tayangan dalam bentuk CD maupun DVD untuk menyatakan bahwa tayangan tersebut telah dilakukan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati Suharsono, 2002. Dimana Account Executive adalah bagian yang bertanggung jawab terhadap kontrak kerjasama antara TVRI dengan pihak asing. Bukti tayang yang dipesan oleh Account Executive digunakan sebagai bukti bahwa TVRI telah menyiarkan acara yang didanai oleh pihak luar. Dalam melakukan pemesanan bukti tayang, Account Executive sering kali mengalami kesulitan. Mulai dari pemesanan yang mengharuskan Account Executive mendatangi ruang Divisi Bukti Tayang, proses pemesanan yang memakan waktu lama, sampai pada pengambilan bukti tayang yang waktunya tidak pasti. Selain masalah diatas, Account Executive juga sering melakukan kesalahan dalam pemesanan bukti tayang, seperti salah pesan bukti tayang. 3 Begitu pula dengan Staf Bukti Tayang yang sering kali mengalami kesulitan dalam memenuhi permintaan bukti tayang. Sistem informasi yang belum berbasis komputer membuat staf bukti tayang harus melayani pemesanan secara langsung, hal ini menyebabkan kinerja staf menjadi kurang efisien dalam penyediaan bukti tayang, proses pemesanan tergantung pada kehadiran staf bukti tayang, dan seluruh data yang berhubungan dalam bukti tayang rawan hilang. Dari latar belakang di atas, penulis mencoba memecahkan masalah tersebut yang diimplementasikan menjadi sebuah skripsi yang berjudul: “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Bukti Tayang pada TVRI”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana mengembangkan sistem informasi pada Divisi Bukti Tayang untuk menunjang proses penyediaan bukti tayang dan mengefisienkan kinerja Staf Divisi Bukti Tayang. Seperti mempermudah proses pemesanan, pengontrolan stok bahan baku bukti tayang. 2. Bagaimana mengembangkan sistem informasi yang dapat di akses langsung oleh Account Executive sehingga dapat mempermudah melakukan pemesanan bukti tayang, memudahkan Account Executive dalam proses validasi pemesanan bukti tayang, mempermudah Account Executive dalam memilih bukti tayang yang akan di pesan dan 4 mengurangi kemungkinan Account Executive melakukan kesalahan pemesanan. 3. Bagaimana mengembangkan database untuk memudahkan pengelolaan data dan penyajian laporan-laporan yang terkait dengan proses pembuatan, proses pemesanan bukti tayang dan proses pengadaan bahan baku pembuatan bukti tayang.

1.3 Batasan Masalah

1. Berdasarkan perumusan masalah di atas, penulis akan membahas sistem informasi ini mulai dari pemesanan bukti tayang hingga pengambilan bukti tayang serta proses pengadaan bahan baku pembuatan bukti tayang dan pembuatan laporan-laporan yang terkait di dalamnya. Tidak membahas lebih lanjut mengenai proses kontrak siaran serta tidak mencantumkan nilai kontak siaran. 2. Metode pengembangan sistem yang digunakan hanya sampai tahap pengujian sistem informasi dengan menggunakan metode Blackbox testing, dan tidak dilakukan tahapan implementasi dan evaluasi sistem. 3. Sistem ini akan dijalankan pada web browser dengan server Apache, bahasa pemrograman PHP dan database MySQL 4. Pengembangan sistem ini tidak membahas komunikasi serta keamanan data. 5

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab berbagai permasalahan yang telah penulis uraikan pada perumusan masalah, yaitu: 1. Mengembangkan sistem informasi pada Divisi Bukti Tayang untuk menunjang proses penyediaan bukti tayang dan mengefisienkan kinerja Staf Divisi Bukti Tayang. Seperti mempermudah proses pemesanan, pengontrolan stok bahan baku bukti tayang. 2. Mengembangkan sistem informasi yang dapat di akses langsung oleh Account Executive sehingga dapat mempermudah Account Executive untuk melakukan pemesanan bukti tayang, memudahkan Account Executive dalam proses validasi pemesanan bukti tayang, mempermudah Account Executive dalam memilih bukti tayang yang akan di pesan dan mengurangi kemungkinan Account Executive melakukan kesalahan pemesanan. 3. Mengembangkan database untuk memudahkan pengelolaan data dan informasi yang terkait dengan proses pembuatan, proses pemesanan bukti tayang dan proses pengadaan bahan baku pembuatan bukti tayang. 4. Merancang penyajian laporan-laporan yang terkait dengan proses produksi, pemesanan bukti tayang dan pengadaan bahan baku pembuatan bukti tayang. 6

1.5 Manfaat

Manfaat dari pengembangan sistem ini adalah: 1. Bagi Penulis. a. Menerapkan dan mengembangkan ilmu serta kemampuan yang diperoleh selama kuliah. b. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu S1 Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. c. Memahami proses analisa dan perancangan sistem informasi serta dapat mengaplikasikannya. 2. Bagi Account Executive dan Staf Divisi Bukti Tayang pada Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia. a. Mempermudah staf Bukti Tayang dalam mengelola data yang berkaitan dengan kegiatan produksi dan pemesanan Bukti Tayang. b. Mempermudah proses pemesanan dan mengefisienkan kinerja Staf Divisi Bukti Tayang. c. Mempermudah Account Executive untuk melakukan pemesanan bukti tayang dan mengurangi kemungkinan Account Executive melakukan kesalahan dalam melakukan pemesanan bukti tayang.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 7

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut Gulo, 2005: 1. Observasi Observasi langsung terhadap kegiatan yang ada pada objek penelitian guna mengetahui bagaimana bagaimana kerja dan Sistem Informasi yang diterapkan. 2. Wawancara Mengadakan komunikasi langsung antara peneliti dan responden dalam bentuk tanya-jawab untuk memperoleh gambaran, keterangan dan penjelasan untuk membantu bahan dalam penulisan skripsi. 3. Penelitian Pustaka Pengumpulan data dengan cara membaca dan mencari referensi pada buku, website, maupun literatur sejenis yang dapat dijadikan acuan dalam pembahasan masalah ini.

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Pengembangan Sistem Informasi ini menggunakan metode terstruktur dengan model pendekatan SDLC System Development Life Cycle yakni pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalisis dan merancang sistem dimana sistem tersebut 8 dikembangkan melalui penggunaan siklus kegiatan penganalisis dan pemakai secara spesifik. Berikut merupakan tujuh tahap SDLC Kendall Kendall, 2003, yaitu : 1. Mengidentifikasi Masalah, Peluang, dan Tujuan Di tahap pertama dari siklus SDLC ini, memfokuskan pada identifikasi masalah, peluang, dan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. 2. Menentukan Syarat-Syarat Informasi Dalam tahap berikutnya, memasukkan apa saja yang menentukan syarat-syarat informasi untuk para user yang terlibat. Penganalisis berusaha untuk memahami informasi apa yang dibutuhkan user agar bisa ditampilkan dalam pekerjaan mereka. 3. Menganalisis Kebutuhan Sistem Untuk tahap berikutnya ialah menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem. Dalam tahap ini perangkat-perangkat dan teknik-teknik tertentu akan membantu dalam menentukan kebutuhan. Pada tahap ini tools yang digunakan flowchart system dan DFD Data Flow Diagram. 4. Merancang Sistem yang Direkomendasikan Dalam tahap desain dari SDLC ini, menganalisis sistem menggunakan informasi-informasi yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi yang logik. 9 5. Mengembangkan dan Mendokumentasikan Perangkat Lunak Pada tahap ini bekerjasama dengan programmer mengembangkan software yang diperlukan. Kemudian penganalisis juga bekerjasama dengan user dalam mengembangkan dokumentasi software yang efektif. 6. Menguji dan Mempertahankan Sistem Sebelum sistem informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Beberapa pengujian dilakukan oleh programmer sendiri. Sebagian lagi dilakukan oleh sistem analis bekerjasama dengan programmer.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini, pembahasan yang disajikan terbagi dalam lima bab yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN