3
berkas laser menjadi dua buah, yaitu untuk sensor dan untuk referensi. Dengan adanya pemecahan berkas sinar laser ini, kerusakan atau perubahan
pada salah satu berkas sinar laser terutama untuk laser yang melewati sensor akan mudah terdeteksi.
Tentunya dengan melakukan pemecahan berkas sinar laser menjadi dua membutuhkan dua buah pengkondisi sinyal. Fotodioda FGA01FC yang
digunakan sebagai sensor cahaya memiliki sebuah rangkaian pengkondisi sinyal yang direkomendasikan oleh pihak produsen guna mendapatkan hasil
keluaran yang baik. Rangkaian itu bisa kita sebut sebagai rangkaian Fotokonduktif. Namun, ternyata selain menggunakan rangkaian tersebut, ada
rangkaian lain yang bisa berperan sama sebagai pengkondisi sinyal untuk sistem Weight In Motion. Rangkaian yang dibentuk dengan menggunakan
sebuah amplifier sebagai pusat pengolah sinyalnya itu biasa disebut sebagai rangkaian Transimpedansi Amplifier. Maka pada penelitian ini, akan dilihat
manakah rangkaian yang paling baik untuk sistem Weight In Motion dengan menguji kedua rangkaian tersebut pada laser dengan panjang gelombang 1310
nm dan 1610 nm dengan pertimbangan nilai jangkauan atenuasi, kestabilan, serta noise.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat ditarik sebuah permasalahan dalam penelitian ini yaitu
4
1. Seperti apakah rangkaian Transimpedansi Amplifier Ganda dan rangkaian
Fotokonduktif Ganda yang perlu dibuat? 2.
Manakah kombinasi yang baik antara rangkaian pengkondisi dan panjang sinar laser yang digunakan?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut : 1.
Membuat rangkaian Transimpedansi Amplifier Ganda dan rangkaian Fotokonduktif Ganda
2. Menganalisis dan membandingkan kedua rangkaian dengan menggunakan
laser dengan panjang gelombang 1310 nm dan 1610 nm dengan pertimbangan: jangkauan atenuasi, kestabilan, dan noise.
1.4. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan-pembatasan masalah agar lebih terarah dalam membahasnya, antara lain :
1. Pengujian dilakukan dalam skala laboratorium.
2. Melakukan pengujian dengan dua variasi panjang gelombang sinar laser,
yaitu 1310 nm dan 1610 nm. 3.
Penelitian ini difokuskan pada pengujian atenuasi dan pengujian kestabilan.
5
4. Tegangan keluaran diamati melalui program Weight In Motion Based
Optical Fiber 5.
Rangkaian Transimpedansi Amplifier dibuat dalam mode photovoltaic. 6.
Kesalahan dalam pengukuran tidak diperhitungkan 7.
Dalam pembuatan rangkaian, digunakan fotodioda FGA01FC, OPA2356 untuk rangkaian Transimpedansi Amplifier, Data Translation Simultanous
DT 9816
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari penelitian ini ialah : 1.
Mengetahui rangkaian manakah yang lebih baik digunakan dalam sistem WIM berbasis serat optik.
2. Menyempurnakan sistem WIM yang sedang dibuat.
3. Sebagai bahan refrensi jika ingin dilakukan pengembangan penelitian
lebih lanjut
1.6. Sistematika Penulisan
Sistem penulisan yang digunakan dalam penulisan hasil penelitian ini ialah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Berisi mengenai latar belakang penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
6
BAB II Dasar Teori
Berisi mengenai landasan teori dasar dan pendukung serta pengenalan terhadap penghubung seluruh kegiatan
penelitian. BAB III
Metodologi Penelitian Berisi mengenai tahap-tahap penelitian dan keseluruhan
sistem kerja dari proses pencarian nilai jangkauan daya optik, kestabilan rangkaian, serta perhitungan noise.
BAB IV Pembahasan dan analisa data
Pada bab ini dibahas mengenai hasil pengukuran dari perubahan nilai daya optik yang terukur ketika diberi
attenuasi, hasil dari kestabilan rangkaian serta penarikan nilai noise rangkaian dari hasil visualisasi
data pada pengukuran menggunakan program Weight In Motion Based Optical Fiber.
BAB V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran untuk penelitian yang bisa
dikembangkan dari penelitian ini.
7
BAB II DASAR TEORI
2.1. Sejarah Eksperimen Transmisi Cahaya dan Hukum Snellius