❏ Siti Aisah Ginting
Evidensialitas dalam Artikel Penelitian
LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA
Volume II No. 2 Oktober Tahun 2006 Halaman 114
EVIDENSIALITAS DALAM ARTIKEL PENELITIAN
Siti Aisah Ginting
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
Abstract
This article traces aspects of evidentialities used in the Research Article published in Linguistik Indonesia Journal. Evidentiality is the value of the information based on the
source of it. The research articles show that the source information presented found from the direct and indirect information. Indirect information can be both report and conclusion
and the indirect information can be devided into second and third person. It is concluded that the information of research articles published presents acurately based on the sources
of the information. Key words: evidentialities, research article, information
1. LATAR BELAKANG
Artikel penelitian yang biasa disebut artikel ilmiah di dalam jurnal ilmiah merupakan salah satu
tingkat yang paling penting dari kegiatan komunikasi ilmiah. Swales 1990 menyarankan
bahwa hasil penelitian harus disosialisasikan
karena satu penelitian belum dikatakan lengkap bila hasilnya belum dapat digunakan oleh
komunitas peneliti dan masyarakat secara luas. Akademisi dan ilmuwan mengkomunikasikan hasil
penelitiannya kepada masyarakat, khususnya masyarakat ilmiah melalui artikel penelitian yang
dipublikasikan. Selain itu, publikasi artikel penelitian juga dapat meningkatkan kredibilitas
hasil penelitian tersebut. Oleh karena itu, kemampuan dalam memahami dan menyusun
gonre artikel penelitian dan gonre yang serupa adalah hal penting di dalam mencapai
keprofesionalan Berkenkotter dan Huckin 1995.
Ketika suatu hasil penelitian dipublikasikan bermakna bahwa peneliti atau
penulis menyampaikan informasi yang berkaitan dengan objek kajian yang diteliti atau dibahas.
Informasi yang dimaksud dapat berbentuk definisi, pendapat, saran, asumsi, dan simpulan orang lain.
Kebenaran informasi yang disampaikan sangat menentukan kredibilitas artikel tesebut dan penulis
atau peneliti bertanggung jawab penuh akan kebenaran informasi. Tingkat kebenaran informasi
itu ditentukan oleh sumber pemerolehannya yang biasa disebut dengan istilah evidensialitas.
Evidensialitas adalah nilai kebenaran informasi berdasarkan sumbernya Faller, 2000. Satu
informasi yang diperoleh dari orang pertama akan lebih akurat bila dibandingkan dengan informasi
yang diperoleh dari orang ketiga atau sumber informasi lainnya. Tingkat nilai kebenaran
informasi yang disampaikan dapat dilihat dan diukur berdasarkan fitur linguistik yang digunakan
yang akan memperlihatkan sumber pemerolehan informasi dengan mengikuti peraturan penulisan
karya ilmiah yang berlaku. Meskipun diketahui bahwa peraturan penulisan karya ilmiah banyak
ragamnya dan cenderung berubah. Tetapi sepanjang peraturan tersebut disetujui dan
berterima bukan menjadi hal yang perlu dipermasalahkan. Yang dibahas dalam artikel ini
adalah bagaimana tingkat kebenaran informasi yang dikandung artikel penelitian berdasarkan
sumbernya dan fitur linguistik apa yang digunakan untuk melihat tingkat kebenaran tersebut.
2. GONRE
Swales 1990 menyatakan bahwa gonre adalah: ...tingkat event komunikatif di mana anggota-
anggota memiliki seperangkat tujuan komunikatif yang sama. Tujuan ini disusun oleh ahli-ahli satu
komunitas wacana yang membangun rasional gonre. Rasional ini membentuk struktur skematik
wacana dan mempengaruhi serta memaksa pilihan sebagai isi dan gaya. Tujuan komunikatif adalah
kriteria yang paling ditonjolkan dan salah satunya dioperasikan untuk menyimpan ruang lingkup
gonre sebagai hal terpenting yang difokuskan pada aksi retorikal yang dapat dibandingkan. Selain itu,
gonre memperlihatkan adanya keanekaragaman pola persamaan struktur, gaya, isi dan peserta yang
dimaksud. Jika mungkin semua harapan direalisasikan, maka dapat sebagai prototipe dari
komunitas wacana. Gonre membangun komunikasi etnografi yang bernilai tetapi masih membutuhkan
validasi.
Selanjutnya Swales 1990: 56 mengembangkan kerangka kerja yang penting
yang bertujuan untuk membangun parameter gonre:
a. Gonre adalah tingkat kegiatan komunikatif. b. Fitur kriteria utama yang mengalihkan
❏ Siti Aisah Ginting
Evidensialitas dalam Artikel Penelitian
LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA
Volume II No. 2 Oktober Tahun 2006 Halaman 115
kegiatan-kegiatan komunikasi ke dalam gonre yang memiliki tujuan komunikatif yang sama.
c. Gonre dibuat beraneka ragam dalam prototipenya.
d. Rasional di balik gonrenya dibangun paksaan- paksaan kontribusi yang memungkinkan
terhadap isi, posisi, bentuk, dan nilai yang fungsional.
e. Paksaan-paksaan ini sering dieksploitasi oleh anggota komunitas yang ahli untuk mencapai
perhatian dalam kerangka kerja tujuan yang diperhatikan secara masyarakat.
Gonre adalah kegiatan komunikatif yang dapat diketahui di mana bahasa berperan penting
tidak hanya dalam dominasinya, tetapi juga dalam frekuensinya. Dengan kata lain, untuk memberi
kualitas sebagai gonre, kegiatan komunikatif didominasi oleh penggunaan bahasa verbal yang
dilakukan secara teratur.
3. ARTIKEL PENELITIAN SEBAGAI GONRE AKADEMIK
Artikel Penelitian memiliki hubungan yang dinamis dengan gonre penelitian umum yang
dipublikasikan lainnya, seperti abstrak, tesis, disertasi, presentasi, proposal grant, buku, dan
monograf sehingga artikel penelitan memerankan peran sentral. Mengingat pentingnya fungsi artikel
penelitian dan kuantitas yang signifikan maka perlu diberikan perhatian khusus Swales 1990.
Saragih 2000 menyatakan bahwa artikel penelitian yang dipublikasikan sebagai
artikel ilmiah berbeda dengan karya ilmiah. Artikel ilmiah merupakan realisasi retorika ilmiah dalam
teks. Sebagai realisasi dalam berkala ilmiah, artikel ilmiah tidak harus mencakup semua unsur retorika
ilmiah secara kualitatif atau kuantitatif. Selanjutnya Saragih menyimpulkan bahwa artikel
ilmiah bukanlah bentuk singkat, ringkasan, embrio atau bentuk mini karya ilmiah, tetapi realisasi lain
yang memenuhi kriteria artikel ilmiah. Fitur retorika artikel penelitian relatif tetap, paling tidak
pada level struktur makro. Sejak tahun 1930 fitur retorikal artikel penelitian secara umum dibagi atas
introduction, method, result, dan discussion yang disingkat IMRD Bazerman 1984. Fitur artikel
penelitian ini relatif tidak berubah karena komunitas wacana yang relatif konsisten yakni
orang-orang yang berpartisipasi secara aktif dengan tujuan komunikasi yang relatif tetap dalam
gonre artikel penelitian. Seperti yang dikatakan Gunnarson 1993, pola atau bentuk retorikal
artikel penelitian berubah jika norma-norma dan kepercayaan yang diadopsi oleh komunitas wacana
mengubahnya atau jika epistemologi disiplin ilmu penelitian itu berubah Burrough-Boesnisch
1999: 297. Menurut Rifai 1995: 67-68, seperti yang dikutip Saragih 2000, artikel penelitian
sekurang-kurangnya terdiri atas judul dan judul pelari, baris kepemilikan, abstrak, sajian data atau
hasil, bahasan dan simpulan, serta acuanreferensi.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi struktur, fitur dan gaya suatu gonre
fitur linguistik dan nonlinguistik, demikian pula halnya dengan artikel penelitian. Ada dua faktor
yang berbeda yang mungkin mempengaruhi proses penulisannya, yaitu: faktor internal dan eksternal.
Faktor internal berhubungan dengan penulis, yaitu keterampilan penulis, pengetahuan umum,
pengetahuan tentang isi, norma-norma, keyakinan, dan nilai yang diadopsi. Faktor eksternal atau
faktor di luar penulis adalah bantuan dari reviewer, akses terhadap materi, dan format penulisan yang
disarankan. Penulis dan pembaca seharusnya familiar dengan faktor-faktor ini untuk mencapai
keberhasilan interaksi. Johns 1997 menyarankan agar pembaca memiliki pengetahuan yang sama
tentang gonre yang dihasilkan penulis. Untuk itu, Saragih 2000 menyarankan bahwa penulis yang
ingin artikel ilmiahnya dipublikasikan dalam satu berkala ilmiah hendaklah memenuhi gaya
selingkung terbitan artikel ilmiah yang mencakup struktur generik, perwajahan naskah, ukuran
kertas, dan lain-lain karena baik faktor internal dan eksternal akan sangat menentukan nilai kebenaran
informasi yang disampaikan penulispeneliti dalam artikel penelitian.
4. EVIDENSIALITAS DAN MODALITAS EPISTEMIK