1. Trauma Tumpul KERANGKA TEORI

Kaherma Sari : Prevalensi Kebutaan Akibat Trauma Mata Di Kabupaten Langkat, 2010. Tabel.2 Klasifikasi trauma tertutup pada bola mata 11,15 Tipe atau mekanisme trauma A. Kontusio B. Superficial foreign body C. Lamellar laserasi D. Campuran Tingkatan trauma berdasarkan hasil dari tajam penglihatan 1. ≥ 20 40 2. 20 50 – 20 100 3. 19 100 – 5 200 4. 4 200 – persepsi cahaya 5. Persepsi cahaya - Pupil Positif : Adanya relative afferent pupillary defect Negatif : Tidak adanya relative afferent pupillary defect Zona I. Eksternal, konjungtiva bulbi, Kornea, sclera II. Sekmen anterior : kapsul lensa posterior dan pars plikata III. Sekmen posterior : kapsul lensa posterior

A. 1. Trauma Tumpul

Trauma Kontusio pada mata lebih sering disebabkan oleh trauma yang berasal dari benda tumpul seperti, pukulan, bola tennis atau bola kriket. 13- 16 Secara epidemiologi, prevalensi terjadinya trauma tumpul ini lebih banyak ditemukan pada laki – laki di bandingkan pada wanita dan berusia muda. 16 Kaherma Sari : Prevalensi Kebutaan Akibat Trauma Mata Di Kabupaten Langkat, 2010. Trauma tumpul dengan kekuatan yang besar akan menghasilkan tekanan anteroposterior, sehingga keadaan ini dapat juga menghasilkan peningkatan tekanan intraokuli, ruptur, dan robekan pada struktur intraokuli lainnya. Keadaan ini juga dapat meluas sehingga dapat menyebabkan kerusakan segmen posterior. 12-16 Trauma tumpul ini dapat ditemukan pada keadaan – keadaan berikut: 10 • Pukulan langsung pada bola mata dengan menggunakan kepalan tangan, bola atau benda – benda tumpul lainnya seperti : tongkat dan batu. • Trauma tumpul pada bola mata yang dapat ditemukan di jalanan, di perkebunan, dan di kawasan industri. Mekanisme Trauma Tumpul Pada Bola Mata Trauma tumpul pada bola mata dapat menghasilkan kerusakan dengan cara: 10,16 • Trauma langsung yang terjadi pada bola mata akan menghasilkan kerusakan dengan nilai yang maksimum. • Gelombang tekanan yang menyelusuri cairan – cairan intraokuli akan mencapai kamera okuli anterior sehingga cairan – cairan intraokuli ini akan terdorong ke depan bersama lensa, iris dan korpus vitreus ke polus posterior. Gelombang tekanan ini juga dapat mencapai retina dan khoroid sehingga dapat menimbulkan kerusakan. • Gelombang tekanan yang dipantulkan. Setelah gelombang tekanan bagian luar tertutupi, maka gelombang ini akan di pantulkan kearah posterior sehingga dapat merusak foveal. Kaherma Sari : Prevalensi Kebutaan Akibat Trauma Mata Di Kabupaten Langkat, 2010. • Gelombang tekanan yang memantul. Setelah gelombang tekanan mencapai dinding posterior pada bola mata, gelombang tekanan ini dipantulkan kearah belakang secara anterior.Pada keadaan ini dapat merusak retina juga khoroid. • Kekuatan secara tidak langsung. Kerusakan okuli dapat juga disebabkan oleh tulang – tulang dinding bola mata serta isi bola mata yang terjadi secara tiba – tiba. Kelainan – kelainan yang dapat ditimbulkan oleh trauma tumpul dapat berupa: hipema, subluksasio lentis, luksasio lentis, katarak traumatika, perdarahan pada korpus vitreus, ruptur kornea, rupture khoroid dan lain sebagainya. 12-18 A.2. Trauma Tembus Penetrasi Perforasi Prevalensi trauma tembus dapat ditemukan tiga kali lebih besar pada laki – lakidi bandingkan pada wanita pada usia muda. Prevalensi terjadinya trauma tembus ini lebih sering di jumpai pada korban perkelahian, kecelakaan di dalam rumah tangga, dan pada olahragawan. Trauma tembus ini, prognosanya sangat ditentukan oleh : luasnya lesi, waktu, kekuatan dan kecepatan benda. 13 Trauma tembus dapat disebabkan oleh : benda tajam atau runcing seperti : pisau, kuku jari, panah, pensil, pecahan kaca dan lain – lainnya. Dapat juga disebabkan oleh benda asing yang masuk dengan kecepatan tinggi seperti peluru dan serpihan besi. 12-15,17,18 Kaherma Sari : Prevalensi Kebutaan Akibat Trauma Mata Di Kabupaten Langkat, 2010. Trauma tembus merupakan penyakit mata serius dan termasuk emergensi medis yang dapat mengancam visus dan harus dilakukan tindakan segera, cepat dan tepat, oleh karena : • Terbukanya dinding bola mata berarti merupakan pintu masuk infeksi. • Bahaya paska traumatik iridosiklitis yang dapat dapat terjadi dalam interval waktu yang lama dari kejadian, walaupun di saat kejadian tidak menunjukan tanda peradangan yang aktif. • Terjadinya peradangan simpatetik ophthalmia merupakan komplikasi yang paling berbahaya. • Walaupun bukan merupakan penyebab utama kebutaan, tapi paling sering merupakan penyebab hilangnya visus unilateral 10,13-15,17,18 Sebagian besar trauma tembus menyebabkan penurunan penglihatan yang mencolok, namun cedera akibat partikel kecil berkecepatan tinggi yang dihasilkan oleh tindakan menggerenda atau memalu mungkin hanya menimbulkan nyeri ringan dan kekaburan penglihatan. 10,17 A.3. Trauma Tumbuhan Hal yang penting yang harus diperhatikan dalam terjadinya trauma mata, khususnya pada kornea adalah terjadinya suatu komplikasi yang disebabkan oleh material – material vegetatif. Keadaan ini sering ditemukan di negara – negara yang berdaerah agraris daerah pertanian seperti negara – negara Asia Tenggara dan negara Afrika yang dikenal sebagai rice – harvesting keratitis . Sikatrik Kornea Kaherma Sari : Prevalensi Kebutaan Akibat Trauma Mata Di Kabupaten Langkat, 2010. merupakan salah satu komplikasi yang paling sering ditemukan yang pada awalnya kornea mengalami inflamasi setelah terjadinya trauma tumbuhan pada mata umumnya dan kornea khususnya. 10 Pada penelitian yang dilakukan di Aravind Eye Hospital India terdapat sekitar 56 trauma mata yang disebabkan oleh padi dan tebu. Selanjutnya pada penelitian yang berbeda ditemukannya kultur yang positip pada ulkus kornea yang spesimennya ditemukan berupa golongan bakteri dan jamur pada 297 orang penderita yang mengalami trauma pada mata. 10

B. TRAUMA KIMIA