Hasil Analisa Model BF Model CBF Model DRF

121 Ketiga data gempa artifisial dimasukkan ke dalam Program SAP 2000 dalam bentuk Function Time History dengan pilihan interval waktu untuk 0,06 s . Dalam kasus program untuk loading cases, dipilih non linear dengan tipe direct integration method dan untuk metode Newmark Beta dimasukkan faktor  = 0,25. Jumlah data percepatan sebanyak 1000 buah.

4.2 Hasil Analisa

4.2.1. Analisa modal dan fundamental period T Dalam analisa 3 dimensi terdapat mode akibat translasi dan rotasi. Berikut ini akan ditampilkan contoh mode setelah dimasukkan ke dalam program SAP 2000.

a. Model BF

Gambar 128 : Mode 1 T = 1,122 s ; ω= 5,6 rad s Gambar 129 : Mode 2 T = 0,912 s ; ω= 6,889 rads Gambar 130 : Mode 3 T = 0,893 s ; ω= 7,036 rads Gambar 131 : Mode 4 T = 0,816 s ; ω= 7,7 rad s Universitas Sumatera Utara 122 Gambar 132 : Mode 5 T = 0,723 s ; ω= 8,69 rad s Gambar 133 : Mode 6 T = 0,701 s ; ω=8,963 rad s Gambar 134 : Mode 7 T = 0,685 s ; ω=9,173 rad s Gambar 135 : Mode 8 T = 0,598 s ; ω=10,507 rad s Gambar 136 : Mode 9 T = 0,514 s ; ω=12,224 rad s Gambar 137 : Mode 10 T = 0,491 s ; ω=12,797 rad s Universitas Sumatera Utara 123

b. Model CBF

Gambar 138 : Mode 1 T = 1,034 s ; ω=6,077 rad s Gambar 139 : Mode 2 T = 0,88 s ; ω=7,14 rad s Gambar 140 : Mode 3 T = 0,835 s ; ω=7,525 rad s Gambar 141 : Mode 4 T = 0,790 s ; ω=7,953 rad s Gambar 142 : Mode 5 T = 0,698 s ; ω=9,002 rad s Gambar 143 : Mode 6 T = 0,602 s ; ω=10,437 rad s Universitas Sumatera Utara 124

c. Model DRF

Gambar 144 : Mode 7 T = 0,587 s ; ω=10,704 rad s Gambar 145 : Mode 8 T = 0,493 s ; ω=12,745 rad s Gambar 146 : Mode 9 T = 0,402 s ; ω=15,630 rad s Gambar 147 : Mode 10 T = 0,378 s ; ω=16,622 rad s Gambar 148 : Mode 1 T = 0,932 s ; ω=6,742 rad s Gambar 149 : Mode 2 T = 0,845 s ; ω=7,436 rad s Universitas Sumatera Utara 125 Gambar 150 : Mode 3 T = 0,747 s ; ω=8,411 rad s Gambar 151 : Mode 4 T = 0,701 s ; ω=8,963 rad s Gambar 152 : Mode 5 T = 0,659 s ; ω=9,534 rad s Gambar 153 : Mode 6 T = 0,590 s ; ω=10,649 rad s Gambar 154 : Mode 7 T = 0,498 s ; ω=12,617 rad s Gambar 155 : Mode 8 T = 0,421 s ; ω=14,924 rad s Universitas Sumatera Utara 126 Tabel Perbandingan Fundamental period s dan Frekuensi natural rad s Gambar 156 : Mode 9 T = 0,389 s ; ω=16,152 rad s Gambar 157 : Mode 10 T = 0,305 s ; ω=20,601 rad s Tabel 47 : Data perbandingan periode dan frekuensi natural untuk ketiga model Universitas Sumatera Utara 127 4. 2.2 . Analisa Perpindahan 4.2.2.1 . Perpindahan Sumbu X Analisa perpindahan dilakukan untuk mengetahui peranan bracing dan damper dalam struktur. Berikut ini akan ditampilkan contoh hasil perbandingan untuk lantai 4 dan 8 akibat gempa di sumbu x . Gambar 158 : Hasil perbandingan perpindahan lantai 4 untuk sumbu x gempa artifisial 1 Model BF Model CBF Model DRF Universitas Sumatera Utara 128 Gambar 159 : Hasil perbandingan perpindahan lantai 4 untuk sumbu x gempa artifisial 2 Model BF Model CBF Model DRF Universitas Sumatera Utara 129 Gambar 160 : Hasil perbandingan perpindahan lantai 4 untuk sumbu x gempa artifisial 3 Model BF Model DRF Model CBF Universitas Sumatera Utara 130 Gambar 161 : Hasil perbandingan perpindahan lantai 8 untuk sumbu x gempa artifisial 1 Model BF Model DRF Model CBF Universitas Sumatera Utara 131 Gambar 162 : Hasil perbandingan perpindahan lantai 8 untuk sumbu x gempa artifisial 2 Model BF Model DRF Model CBF Universitas Sumatera Utara 132 Gambar 163 : Hasil perbandingan perpindahan lantai 8 untuk sumbu x gempa artifisial 3 Model BF Model DRF Model CBF Universitas Sumatera Utara 133

4.2.2.2. Perpindahan Sumbu Z

Analisa perpindahan dilakukan untuk mengetahui peranan bracing dan damper dalam struktur. Berikut ini akan ditampilkan contoh hasil perbandingan untuk lantai 4 dan 8 akibat gempa di sumbu z . Gambar 164 : Hasil perbandingan perpindahan lantai 4 untuk sumbu z gempa artifisial 1 Model DRF Model CBF Model BF Universitas Sumatera Utara 134 Gambar 165 : Hasil perbandingan perpindahan lantai 4 untuk sumbu z gempa artifisial 2 Model DRF Model CBF Model BF Universitas Sumatera Utara 135 Gambar 166 : Hasil perbandingan perpindahan lantai 4 untuk sumbu z gempa artifisial 3 Model BF Model DRF Model CBF Universitas Sumatera Utara 136 Gambar 167 : Hasil perbandingan perpindahan lantai 8 untuk sumbu z gempa artifisial 1 Model BF Model DRF Model CBF Universitas Sumatera Utara 137 Gambar 168 : Hasil perbandingan perpindahan lantai 8 untuk sumbu z gempa artifisial 2 Model BF Model DRF Model CBF Universitas Sumatera Utara 138 Gambar 169 : Hasil perbandingan perpindahan lantai 8 untuk sumbu z gempa artifisial 3 Model BF Model DRF Model CBF Universitas Sumatera Utara 139

4.2.3 Interstory drift

Gambar 170 : Interstory drift akibat gempa artifisial 1 Gambar 171 : Interstory drift akibat gempa artifisial 2 Gempa 172 : Interstory drift akibat gempa artifisial 3 Universitas Sumatera Utara 140

4.2.4 Perbandingan Antara Ketiga Model

4.2.4.1 Analisa perpindahan Hasil analisa perpindahan dibuat dalam bentuk rasio perbandingan selisih antara deformasi yang terjadi antara ketiga model untuk 3 gempa artifisial. Karena deformasi berubah menurut waktu, maka diambil maksimum dari semua hasil respons terhadap waktu dari struktur. Hasil respons maksimum keseluruhan 3 gempa artifisial terhadap waktu ditampilkan dalam tabel berikut : Lantai Respons perpindahan maksimum untuk model BF model 3 Respons perpindahan maksimum untuk model CBF model 1 Respons perpindahan maksimum untuk model DRF model 2 1 0,020 m 0,014 m 0,011 m 2 0,028 m 0,022 m 0,018 m 3 0,034 m 0,021 m 0,020 m 4 0,035 m 0,029 m 0,016 m 5 0,039 m 0,033 m 0,021 m 6 0,047 m 0,039 m 0,031 m 7 0,058 m 0,047 m 0,038 m 8 0,062 m 0,049 m 0,041 m Tabel 48 : Hasil deformasi maksimum untuk sumbu X Universitas Sumatera Utara 141 Hasil dari rasio gabungan rata - rata keseluruhan eksitasi ketiga gaya gempa tersebut adalah : Lantai Respons perpindahan maksimum untuk model BF model 3 Respons perpindahan maksimum untuk model CBF model 1 Respons perpindahan maksimum untuk model DRF model 2 1 0,022 m 0,019 m 0,010 m 2 0,028 m 0,022 m 0,019 m 3 0,033 m 0,028 m 0,023 m 4 0,034 m 0,031 m 0,026 m 5 0,043 m 0,035 m 0,034 m 6 0,044 m 0,038 m 0,036 m 7 0,051 m 0,048 m 0,041 m 8 0,056 m 0,052 m 0,047 m Keterangan Rasio model BF CBF Rasio model CBF DRF Rasio model BF DRF Gempa sumbu X 1,3 1,3 1,7 Gempa sumbu Z 1,2 1,3 1,6 Rata - rata 1,25 1,3 1,65 Tabel 49 : Hasil deformasi maksimum untuk sumbu Z Tabel 50 : Hasil rasio perpindahan dari ketiga model Universitas Sumatera Utara 142 Sehingga hasil akhir analisa adalah : a. Penambahan damper pada bracing memberikan faktor reduksi sebesar 0,77. b. Pengaruh penambahan bracing terhadap sturuktur frame utama adalah faktor reduksi sebesar 0,80. c. Pengaruh penambahan damper dan bracing memberikan faktor reduksi sebesar 0,61. Keterangan CBF BF DRF CBF DRF BF Faktor reduksi 0,80 0,77 0,61 Tabel 51 : Faktor reduksi perpindahan untuk rasio ketiga model Universitas Sumatera Utara 143 Gambar 173 : Diagram perbandingan perpindahan untuk ketiga model pada sumbu x Gambar 174 : Diagram perbandingan perpindahan untuk ketiga model akibat sumbu z 0.0000 0.0050 0.0100 0.0150 0.0200 0.0250 0.0300 0.0350 0.0400 BF CBF DRF 0.0355 0.0318 0.0276 Pe rp ind ahan m Pemodelan struktur Hasil respons maksimum perpindahan sumbu x Perpindahan maksimum 0.0000 0.0050 0.0100 0.0150 0.0200 0.0250 0.0300 BF CBF DRF 0.0293 0.0261 0.0233 Pe rp ind ahan m Pemodelan struktur Hasil respons maksimum perpindahan sumbu z Perpindahan maksimum Universitas Sumatera Utara 144 4.2.4.2 Perbandingan besar gaya geser pada reaksi dasar base reaction Pada analisa untuk ketiga model dapat diambil data mengenai base reaction pada perletakan dasar dari program SAP 2000. Berikut akan dijelaskan mengenai base shear pada bangunan : Total base reaction reaksi dasar adalah = F a + F b + F c + F d + F e + F f . Analisa gaya geser total berlaku untuk ketiga model dalam kondisi perlakuan 3 gempa artifisial. Secara time history hasil base shear tiap waktu dijumlahkan secara superposisi untuk semua reaksi pada dasar perletakan. Fa Fb Fc Fd Fe Ff Gambar 175 : Besar reaksi gaya geser dasar total adalah penjumlahan dari reaksi masing – masing gaya pada perletakan secara superposisi. Universitas Sumatera Utara 145 Berikut akan ditampilkan hasil superposisi total gaya reaksi dasar dengan pengambilan nilai maksimum untuk ketiga model : Dari tabel hasil analisa perbedaan gaya dasar base shear dapat dilihat pengaruh penambahan bracing dan damper yaitu sebagai berikut : a. Penambahan damper pada bracing memberikan pengaruh faktor reduksi sebesar 0,96. b. Pengaruh penambahan bracing terhadap sturuktur frame utama adalah reduksi sebesar 0,96. c. Perbedaan gaya dasar antara struktur bracing dan damper dengan struktur frame utama adalah reduksi sebesar 0,92. Keterangan Gaya geser dasar untuk model BF Gaya geser dasar untuk model CBF Gaya geser dasar untuk model DRF Gempa artifisial 1 2401,412 kN 2229,98 kN 2032,755 kN Gempa artifisial 2 3405,792 kN 3322,255 kN 3249,568 kN Gempa artifisial 3 2573,956 kN 2465,661 kN 2389,437 kN Rata – rata 2793,72 kN 2672,632 kN 2557,253 kN Keterangan CBF BF DRF CBF DRF BF Faktor reduksi 0,96 0,96 0,92 Tabel 52 : Perbandingan gaya geser dasar Tabel 53 : Faktor reduksi gaya geser dasar dari rasio ketiga model Universitas Sumatera Utara 146 Gambar 176 : Diagram perbandingan base shear untuk ketiga model akibat gempa artifisial 1 Gambar 177 : Diagram perbandingan base shear untuk ketiga model akibat gempa artifisial 2 1800 1900 2000 2100 2200 2300 2400 2500 BF CBF DRF 2401.412 2229.98 2032.755 Gay a d asa r k N Pemodelan struktur Hasil respons maksimum gaya dasar base shear akibat gempa artifisial 1 Base shear maksimum 3150 3200 3250 3300 3350 3400 3450 BF CBF DRF 3405.792 3322.255 3249.568 Gay a d asa r k N Pemodelan struktur Hasil respons maksimum gaya dasar base shear akibat gempa artifisial 2 Base shear maksimum Universitas Sumatera Utara 147 Gambar 178 : Diagram perbandingan base shear untuk ketiga model akibat gempa artifisial 3 4.2.4.3 Total Input energi dari respons struktur 2250 2300 2350 2400 2450 2500 2550 2600 BF CBF DRF 2573.956 2465.661 2389.437 Gay a d asa r k N Pemodelan struktur Hasil respons maksimum gaya dasar base shear akibat gempa artifisial 3 Base shear maksimum Gambar 179 : Diagram perbandingan input energi untuk ketiga model akibat gempa artifisial 1 Universitas Sumatera Utara 148 Gambar 180 : Diagram perbandingan input energi untuk ketiga model akibat gempa artifisial 2 Gambar 181 : Diagram perbandingan input energi untuk ketiga model akibat gempa artifisial 3 Universitas Sumatera Utara 149 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan