Prinsip Kerja Watthourmeter Momen Lawan Braking Torque

Sedangkan daya rata-ratanya : ∫ − = pdt t t P 2 1 1 Jika daya yang mengalir itu besarnya diketahui dan konstan selama selang waktu tertentu, jumlah energi dapat dihitung dengan mengalikan besarnya daya dengan waktu selama daya itu mengalir.

II.6.1. Prinsip Kerja Watthourmeter

Prinsip kerja dari watthourmeter dapat dijelaskan berdasarkan gambar II.1. Alat ukur ini dibangun oleh tiga bagian utama yaitu, dua kumparan yang tetap dan bagian yang berputar berupa piringan. Gambar II.3 menunjukan dua buah kumparan yang tetap 1 dan 2 , yang mana disebut kumparan tegangan dan kumparan arus. Bagian yang ketiga adalah piring yang berputar 3 , umumnya terbuat dari alumunium diikatkan pada suatu sumbu putar 4 yang menunjukan jumlah energi. Untuk menghasilkan momen lawan digunkan magnet permanen 5 . Universitas Sumatera Utara Gambar II.1 Pandangan samping watthourmeter Gambar II.2 Pandangan atas watthourmeter Universitas Sumatera Utara Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa momen putar yang memutar piringan adalah α φ φ sin 2 1 3 m m k T = Sedangkan fluksi m 1 φ sebanding dengan arus I v pada kumparan tegangan, jika jumlah lilitan kumparan tegangan dibuat besar sehingga mempunyai reaktansi yang besar, maka arus I 1 sebanding dengan t4egangan V yang berbeda phasa 90º lagging. Kumparan arus menghasilkan m 2 φ yang besarnya sebanding dengan arus beban I, dimana arus beban I berbeda phasa sebesar sudut φ terhadap tegangan V. Diagram phasor tegangan dan arus ditunjukan seperti gambar II.3 berikut. Gambar II.3 Diagram phasor tegangan dan arus watthourmeter Berdasarkan diagram phasor gambar II.3 di atas, maka momen putar darin persamaan dapat ditulis sebagai berikut : P k VI k VI k T 3 3 3 cos 90 sin = = − = ϕ ϕ  Universitas Sumatera Utara dimana P = ϕ cos VI = daya pada beban Dapat dilihat bahwa momen putar yang memutar pirangan sebanding dengan daya pada beban.

II.6.2. Momen Lawan Braking Torque

Magnet permanen 5 menghasilkan fluksi φ , dimana fluksi ini memotong piringan aluminium, maka dalam piringan akan diinduksikan tegangan yang sebanding dengan kecepatan putar piring, yaitu : ωφ ≈ e Arus induksi dalam piring adalah : R R e i ωφ ≈ = Momen lawan branking tarque adalah sebanding dengan fluksi dikali arus induksi sebagai berikut : i T B φ ≈ Kemudian subsitusikan persamaan arus induksi dengan momen lawan maka akan diperoleh : R T B ω φ 2 ≈ Universitas Sumatera Utara Bila kecepatan piring mencapai keepatan konstan, maka kedua momen putar dan momen lawan akan sama besar. Jadi P P R T T B ≈ ≈ = ω ω φ 2 Jika diambil suatu periode waktu tertentu akan diperoleh jumlah putaran yang besarnya sebanding dengan jumlah energi pada beban yaitu : ∫ ∫ ≈ t t Pdt dt ω CE N atau CE t E Pt t = = ≈ ≈ ω ω Jadi energi yang diukur dapat ditulis : C N E = dimana : N = t ω = jumlah putaran piringan putaran ω = jumlah putaran per jam rph = puth t = waktu hour = h C = konstanta alat ukur putKWH

II.6.3. Kesalahan Watthaourmeter