View of ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN LISTRIK PADA GEDUNG BERTINGKAT TINGGI BERLANDASKAN SIMULASI INTENSITAS KONSUMSI ENERGI

  

ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN LISTRIK PADA GEDUNG BERTINGKAT

TINGGI BERLANDASKAN SIMULASI INTENSITAS KONSUMSI ENERGI

  1 AGUNG WIRJAWAN

  2 YAMAN SURYAMAN

  Program Studi Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung JL. Soekarno-Hatta No. 597, Bandung 40284

  Telp. (022) 7301738, 70791003 Fax. (022) 7304854

  

ABSTRACT

The results of the design of electrical systems in high buildings have begun to be installed, then

the question arises how efficient the results of the design. To answer the question, it is necessary

to simulate the audit of electricity usage so that the Intensity of Energy Consumption can be known

which category (highly efficient, efficient, quite efficient and wasteful). Comparative method is used

to perform simulation by comparing the results of simulation calculations with reference based on

Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia Number

  

13 Year 2012. Simulation implementation required supporting data, among others; building area

data and electricity usage plan data. The data of electricity usage is taken from the data wiring

diagram of each floor of the floor which calculated the electricity usage of each average load per

day then calculated per month multiplied by thirty days. The result of simulation study of Energy

Consumption Intensity of all floors is conclusion included in efficient category. Advice, for the area

of the apartment corridor so that the motion sensor installed so that the corridor lights will only light

up when there are people who enter the corridor area and specifically to the basement floor of the

parking area to install monoxide sensors that will turn on and off the exhaust fan automatically.

  Keywords: efficiency, consumption, energy, electricity.

  ABSTRAK

Hasil rancangan sistem kelistrikan pada gedung tinggi telah mulai dilaksanakan pemasangannya,

kemudian timbul pertanyaan seberapa efesienkah hasil rancangan tersebut. Untuk menjawab

pertanyaan tersebut perlu dilakukan simulasi audit penggunaan listrik sehingga dapat diketahui

Intensitas Konsumsi Energinya termasuk pada kategori yang mana (sangat efisien, efisien, cukup

efisien dan boros). Metode komparasi digunakan untuk melakukan simulasi dengan cara

membandingkan hasil perhitungan simulasi dengan acuan berdasarkan Peraturan Menteri Energi

dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012. Pelaksanaan simulasi

diperlukan data penunjang antara lain ; data luasan bangunan dan data rencana penggunaan

listrik. Data penggunaan listrik diambil dari data wiring diagram perpanel tiap lantai yang

diperhitungkan penggunaan listrik masing-masing beban rata-rata perharinya kemudian dihitung

perbulan dengan dikalikan tiga puluh hari. Hasil penelitian simulasi Intensitas Konsumsi Energi

seluruh lantai adalah simpulannya termasuk pada kategori efisien. Saran, untuk area koridor

apartemen supaya dipasang sensor gerak sehingga lampu koridor hanya akan menyala semua

ketika ada orang yang memasuki area koridor dan khusus untuk lantai basemen area parkir

supaya dipasang sensor monoksida yang akan menghidup dan matikan exhaust fan secara

otomatis.

  Kata kunci : efisiensi, konsumsi, energi, listrik.

I. PENDAHULUAN

  Energi. Sistem kelistrikan pada gedung Sebelum adanya instruksi Presiden bertingkat tinggi belum diwajibkan untuk nomor 10 tahun 2005 tentang Penghematan melakukan langkah-langkah penghematan energi. Sejalan dengan inpres tersebut, pemda daerah Jakarta dengan pergub nomor 38 tahun 2012 tentang Penggunaan Bangunan Gedung Hijau yang dalam hal ini tentang sistem pencahayaan (pencahayaan yang efisien). Salah satu langkah efisiensi terhadap pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dikendalikan sensor dan sensor untuk mengendalikan pencahayaan maksimum.

  Seberapa efisien penggunaan energi listrik pada gedung tinggi hasil suatu perancangan. Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut perlu adanya referensi tentang efisiensi yang dalam hal ini mengacu kepada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2012 diperoleh nilai Intensitas Konsumsi Energi listrik untuk gedung yang mempergunakan Air

  • Tapak, denah dan potongan bangunan gedung seluruh lantai.
  • Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.
  • Diagram satu garis listrik, lengkap dengan penjelasan penggunaan daya listriknya dan besarnya penyambungan daya listrik PLN serta besarnya daya listrik cadangan dari Diesel Generator Set.
  • Data pembayaran rekening listrik bulanan dan data pembelian bahan bakar untuk diesel

  Conditioning sesuai tabel 1.1 di bawah ini :

  Tabel 1 kriteria penggunaan energi listrik menggunakan AC Untuk mengetahui kriteria efisien tidaknya hasil suatu perencanaan kelistrikan perlu dilakukan perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE). Intensitas Konsumsi Energi merupakan istilah yang digunakan untuk mengetahui kriteria pemakaian energi pada suatu sistem.

  • Tingkat hunian bangunan. Menghitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) gedung dengan cara :
  • Rincian luas bangunan gedung dan luas total bangunan gedung (m2).
  • Konsumsi Energi bangunan gedung per tahun (kWh/tahun).
  • Intensitas Konsumsi Energi (IKE) bangunan gedung per tahun (kWh/m2.tahun).
  • Biaya energi bangunan gedung (Rp/kWh).

  Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil perancangan kelistrikan gedung bertingkat tinggi 36 lantai pada Lavie all Suite Apartment Kuningan perlantai dan keseluruhan bangunan termasuk pada kategori yang mana pada Intensitas Konsumsi Energi (sangat efisien, efisien, cukup efisien dan boros).

  Mengingat objek penelitian masih proses pembangunan, maka untuk mengetahui boros tidaknya tingkat konsumsi energi listriknya perlu dilakukan simulasi perhitungan IKE.

  II. TINJAUAN PUSTAKA

  Pengertian efisiensi energi listrik adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan, dalam menggunakan sebuah peralatan atau bahkan sistem yang berhubungan dengan energi kelistrikan.

  2.1 Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung

  Audit energi awal pada prinsipnya dapat dilakukan pemilik/ pengelola bangunan tersebut berdasarkan data rekening pembayaran energi yang dikeluarkan dan pengamatan visual. Kegiatan pengumpulan dan penyusunan data energi bangunan gedung meliputi :

  generator set dalam satu tahun terakhir.

  Penggunaan Energi Listrik kWH/m2/bln

  1 Lebih kecil dari 8,5 Sangat efisien 2 8,5 s/d lebih kecil dari 14 Efisien 3 14 s/d lebih kecil dari 18,5 Cukup efisien 4 lebih besar sama dengan 18,5 Boros

  No Kriteria

  Apabila besarnya

  IKE hasil (kWHD) dikali jumlah hari dalam sebulan perhitungan ternyata sama atau kurang dari yaitu 30 hari. Dan untuk menghitung per

  IKE target, maka kegiatan audit energi dapat tahun (kWHY), kWHM dikali 12. Untuk dihentikan atau diteruskan untuk mempermudah dibuat persamaan sebagai memperoleh target IKE yang lebih rendah berikut : lagi. Menghitung IKE bisa perbulan dan

  =

  30 (3) pertahun.

  = 12 (4)

2.2 Intensitas Konsumsi Energi

  Dimana Intensitas Konsumsi Energi (IKE) kWHY= Pemakaian listrik pertahun (30 x 12 merupakan istilah yang digunakan untuk bulan) mengetahui kriteria pemakaian energi pada kWHM = Pemakaian listrik perbulan (30 hari) suatu sistem kelistrikan (Bangunan tertentu). kWHD = Jumlah pemakaian kWH (1 hari)

  IKE merupakan pembagian antara konsumsi kWH = Jumlah pemakain listrik per jam (1 energi total selama periode 1 bulan dengan jam). luas bangunan. Sedangkan satuan IKE

  2 adalah kWh/ m / bulan.

  III. METODE PENELITIAN ( / )

  Metodologi penelitian yang dipakai =

  ( )

  adalah metodologi komparasi. Karena (1) metode penelitian yang dilakukan adalah membandingkan hasil simulasi perhitungan dimana kWH total adalah pemakaian listrik dengan standar dari Peraturan Menteri perbulan (30 hari).

  Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Sebelum menghitung IKE total Indonesia Nomor 13 tahun 2012 .

  Metode penelitian dilakukan dengan keseluruhan bangunan, untuk merinci dan mempermudah mengevaluasi terhadap hasil mengikuti diagram alur penelitian seperti

  IKE maka perlu perhitungan untuk gambar di bawah ini : menghitung IKE perlantai. Maka untuk menghitung IKE perlantai dipergunakan persamaan berikut ini :

  ⋯..

  = (2) dimana IKE = Intensitas Konsumsi

  lt Energi perbulan pada suatu lantai.

  kWHM a = Jumlah pemakaian kWH dalam 1 bulan pada panel a. kWHM = Jumlah pemakaian

  b kWH dalam 1 bulan pada panel b.

  kWHM = Jumlah pemakaian

  x

  kWH dalam 1 bulan pada panel ke – x panel.

  2 lt = luas lantai (m ).

  Persamaan yang dipergunakan untuk menyelesaikan simulasi perhitungan Intensitas Konsumsi Energi adalah menghitung energi listrik yang dipergunakan dalam satuan kilo Watt Hours (kWH) menjadi kilo Watt Hours perbulan (kWHM) dengan Gambar 1 diagram alur penelitian cara merata-ratakan penggunaan sehari-hari

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  • Distribution Board Double Car

  • Main Distribution Board Pump

  • Main Distribution Board Fire (MDB-Fire) di lantai basement 1 untuk keperluan pompa fire

  Analisis simulasi konsumsi energi dilakukan karena kondisi dilapangan sistem kelistrikan belum terpasang sehingga tidak memungkinkan dilakukan pengukuran konsumsi energi secara langsung. Analisis ini dilakukan dapat sebagai percontohan bahwa untuk mengetahui hasil suatu rancangan kelistrikan pada gedung bertingkat 36 lantai khususnya dapat diketahui sedini mungkin hasilnya termasuk pada kategori yang mana, sangat efisien, efisien, cukup efisien atau boros.

  A (DB-DCP.B2.A) untuk keperluan mesin penggerak parkir ganda di basement 2.

  Tower A (MDB-PUMP.A) untuk

  keperluan semua pompa dari lantai dasar sampai lantai basement 4.

  fighting, panel elektronik, panel lift dan panel pressurized fan.

  Untuk mempermudah memahami pembebanan perlantai pada tower A dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.

  4.3 Analisis Konsumsi Energi dan Intensitas Konsumsi Energi

  2 bedroom + 1. Untuk penthouse tersedia di lantai 31 dan menyambung ke lantai 32 hanya 2 unit. Lantai roof dipergunakan untuk keperluan penunjang bangunan seperti ruang mesin lift, penampungan air dan lain-lain. Untuk lebih detail tabel data bangunan seperti tabel 2 dibawah ini.

  Secara garis besar, dari panel LVMDP-A di basement 1 dibagi menjadi 7 panel besar yang antara lain:

  4.2 Data Kelistrikan

  Parking Basement 2 Floor Tower

  bedroom + 1, type A2 dan A2” yang memiliki

  Untuk unit apartment dimulai dari lantai 2 sampai lantai 30 dengan memiliki 4 type yaitu type A1 dan A3 yang memiliki 3

  Objek penelitian merupakan bangunan bertingkat tinggi dengan memiliki 36 lantai, 32 lantai ke atas dan memiliki 4 lantai basement. Lantai Basement dipergunakan untuk ruangan parkir dan ruangan kebutuhan mekanikal elektrikal.

  4.1 Data Bangunan

  Lavie All Suite Apartment Kuningan Jakarta Selatan sebenarnya memiliki 2 tower, yaitu Tower A dan B. Mengingat secara sistem kelistrikan antara Tower A dan Tower B hampir sama, maka yang menjadi objek penelitian hanya pada Tower A saja.

  Conditioning (VAC) dari lantai 27 sampai lantai roof.

  • Distribution Board-1.A (DB-1.A) di basement 1 untuk keperluan penerangan, stop kontak,
  • Main Distribution Board-1.A

  • Main Distribution Board-2.A
  • Main Distribution Board-3.A

  (MDB-3.A) di lantai 27 untuk keperluan penerangan, stop kontak, Ventilation Air

  Conditioning (VAC) dari lantai 18 sampai lantai 26.

  (MDB-2.A) di lantai 18 untuk keperluan penerangan, stop kontak, Ventilation Air

  (MDB-1.A) di lantai 2 untuk keperluan penerangan, stop kontak, Ventilation Air

  dari lantai basement 1 sampai basement 4.

  Ventilation Air Conditioning (VAC)

  4.3.1 Analisis Total Konsumsi Energi Listrik Perlantai

  Cara pembahasan dan analisis adalah dengan simulasi menghitung kebutuhan energi listrik dari tiap lantai dari semua wiring diagram panel yang ada dilantai tersebut sebagai contoh pada gambar 2 wiring diagram DB-B3.A dan tabel 4 tabel analisis panel basemen 3.

  Conditioning (VAC) dari lantai dasar sampai lantai 17.

  Tabel 2 data bangunan tower A

  Tabel 3 data skedul beban perlantai LVMDP- A

  Gambar 2 wiring diagram DB-B3 UNIT 1 Atap Total ruangan tertutup 281.03 Ruang terbuka 294.14 Luas Ruang Atap 575.17 2 32 Hunian : 3 bed (Type P2) 2 534.94 Loby Lift & Koridor 21.93 Luas Lantai 32 2 556.87 3 31 Hunian : 2 bed (Type P1) 2 639.28 Kolam renang 2 95.80 Loby Lift & Koridor 29.88 Luas Lantai 31 2 764.96 4 2 a Hunian : 3 bed (Type A1) 1 179.14 30 b Hunian : 2 bed (Type A2) 1 148.95 c Hunian : 2 bed (Type A2") 1 147.48 d Hunian : 3 bed (Type A3) 1 179.14 Total (a+b+c+d) 4 654.71 Area Tangga, Loby Lift & Koridor 85.48 Luas Lantai 30 740.19 Luas Lantai 2~30 21,465.51 5 GF Gymnasium, Lobby Lift, Storage, Toliet, Koridor Class Private, Lounge, Vestibule, Playground Pavilion, PLN Room, Guard House, Bbq Pit, Trash Room Total Ruangan GF 756.31 Swimming Pool, Children Pool Water feature, Taman, area terbuka Total area terbuka GF 3,382.26 Total Luas GF 4,138.57 6 B1 Lobby Lounge, Entrance, Smoke Free Lobby Lift Lobby, Vestibule, Trash Room, Storage LVMDP Room, Panel Room, Mini Market, Pump Room Laundry, Genset Room, Fan Room, Balancing Tank Total Ruangan B1 694.04 Drive Way & Parking 1,677.48 Total Luas B1 2,371.52 7 B2 Lobby Lounge, Lift service Lobby, Koridor Vestibule, Trash Room, ME Room, Fan Room Fuel Storage tank, Pump Room Total Ruangan B2 260.90 Drive Way & Parking 2,110.62 Total Luas B2 2,371.52 8 B3 Lift service Lobby, Trash Room, Koridor Vestibule, ME Room, Fan Room Total Ruangan B3 50.09 Drive Way & Parking 2,321.43 Total Luas B3 2,371.52 9 B4 Lift service Lobby, Trash Room, Fan Room Vestibule, ME Room, Trash Collection Total Ruangan B4 86.48 Drive Way & Parking 2,285.04 Total Luas B4 2,371.52 Total Luas Bangunan 118 33,604.90 Total Area terbuka & Bangunan 36,987.16 TOTAL (M2) No LANTAI FUNGSI JENIS TABEL 3.2 SKEDUL BEBAN PERLANTAI LVMDP-A 1 Basement 4 DB-TLF.A + A + B + C 10,439 9,349 9,180 28,968 DB-SP.3 850 850 850 2,550 DB-SP.4 850 850 850 2,550 DB-B4.A TOTAL B4 12,139 11,049 10,880 34,068 2 Basement 3 A + B + C 6,246 6,363 6,230 18,838 DB-B4.A 12,139 11,049 10,880 34,068 DB-B3.A TOTAL B3 18,385 17,412 17,110 52,906 3 Basement 2 A + B + C 6,530 6,997 6,626 20,154 DB-DCP.B2.A 4,000 4,000 4,000 12,000 DB-B3.A 18,385 17,412 17,110 52,906 DB-B2.A TOTAL B2 28,915 28,409 27,736 85,060 4 Basement 1 DB-B1.A 15,831 16,280 15,780 47,891 DB-WFDO 2,399 2,310 2,310 7,020 DB-GR 2,999 3,027 2,999 9,026 DB-F.PUMP 71,759 71,760 71,845 215,363 FROM ALL B2 28,915 28,409 27,736 85,060 TOTAL ALL B1 121,904 121,786 120,671 364,360 ALL GF ALL GF 21,158 21,958 20,855 63,971 0.52 11,002 11,418 10,844 33,265 MDB-1.A 2nd Fl~17th Fl 212,609 195,587 208,691 616,886 0.52 110,557 101,705 108,519 320,781 MDB-2.A MDB-2.A 119,593 110,017 117,388 346,999 0.53 63,384 58,309 62,216 183,909 MDB-3.A MDB-3.A 124,092 118,453 120,353 362,898 0.63 78,281 74,723 75,922 228,925 DB-B1.A ALL B1 121,904 121,786 120,671 364,360 CAP. BANK LVMDP-A 385,127 367,941 378,172 1,131,240 0.8 481,409 459,926 472,715 1,414,051 CADANGAN 10 % 1,555,456 VA KEBUTUHAN TRAFO 85 % 1,829,948 VA MENGGUNAKAN TRAFO 2,000 kVA 5 Ground Floor DB-G.A DB-GYM + A + B 12,488 13,510 12,777 38,774 MDB-PUMP.A DB-S.POOL 3,186 3,107 2,729 9,022 DB-DW.3 1,834 1,833 1,833 5,500 DB-DW.4 1,833 1,834 1,833 5,500 MDB-FIRE DB-OL.1 1,817 1,674 1,683 5,174 TOTAL GF 21,158 21,958 20,855 63,971 6 2nd~17th Floor MDB-1A A + B + C + FS (16 UNIT) 212,609 195,587 208,691 616,886 7 18th~26th Floor MDB-2A A + B + C + FS (9 UNIT) 119,593 110,017 117,388 346,999 8 27th~30th Floor A + B + C + FS (4 UNIT) 53,152 48,897 52,173 154,222 A. DB-LW 1 + A. DB-LW 2 (31st Floor) 15,427 15,881 16,059 47,366 DB-RF.A (ROOF FLOOR) 55,513 53,675 52,122 161,310 MDB-3.A TOTAL MDB-3.A 124,092 118,453 120,353 362,898 9 31st Floor B (CORRIDOR) 262 - - 262 A. DB-LW 1 A + DB-UP. PENT. 1 + DB-SW. POOL 1 9,758 10,180 10,294 30,232 A. DB-LW 2 A + DB-UP. PENT. 2 + DB-SW. POOL 2 9,758 10,180 10,294 30,232 (TO MDB-3.A) TOTAL 31st FLOOR 15,427 15,881 16,059 47,366 10 32nd Floor DB-UP. PENT. 1 7,322 7,926 7,343 22,591 (TO A. DB-LW) DB-UP. PENT. 2 7,322 7,926 7,343 22,591 TOTAL 32nd FLOOR 14,644 15,852 14,686 45,182 11 Roof Floor DB-RF.A DB-BP.A + DB-GD.A + (33rd Floor) DB-PLF.1.A + DB-PLF.2.A DB-NS.A + B (CORRIDOR) 41,205 41,109 37,813 120,126 DB-SLF.A P-PF.A 14,308 12,567 14,309 41,184 (TO MDB-3.A) TOTAL ROOF 55,513 53,675 52,122 161,310 TOTAL (W) No LANTAI NAMA PANEL NAMA BEBAN R S T BEBAN (W) Tabel 4 analisis panel basemen 3

  Dari tabel 4 analisis panel basemen 3 dengan menggunakan persamaan 1 dapat dihitung :

  Dengan mempergunakan persamaan 1 di atas, kriteria Intensitas Konsumsi Energi seluruh lantai adalah :

  ( ) 7,08 =

  16.788,96 ( ℎ / ) 2.371,52 ( )

  Dengan demikian untuk basemen 3 nilai Intensitas Konsumsi Energi sebesar 7,08 kWh /m2 / bulan adalah kriteria sangat efisien.

  = ℎ ( ℎ / )

4.3.2 Analisis Total Konsumsi Energi Listrik Seluruh Lantai

  Tabel 5 konsumsi energi listrik seluruh lantai Grafik konsumsi energi listrik seluruh lantai

  = ℎ ( ℎ / )

  ( ) 10,06 =

  372.212,78 ( ℎ / ) 36.987,16 ( )

  Dengan mempergunakan cara-cara seperti analisis total konsumsi energi listrik perlantai pada seluruh lantai sehingga hasil untuk konsumsi energi listrik seluruh lantai seperti pada tabel 5 di bawah ini :

  2

  / bulan termasuk kategori efisien.

  V. SIMPULAN DAN SARAN

  5.1 Simpulan

  Dengan demikian simpulannya adalah bahwa sistem kelistrikan yang akan terpasang di Proyek Lavie All Suite

  Apartment Tower A Kuningan Jakarta

  Selatan dengan hasil simulasi pemakaian Intensitas Konsumsi Energi sebesar 10,06 kWH / m

  2

  / bulan berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 diperoleh nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dengan kriteria efisien. Konsumsi Daya kWH/bulan (kWHM) 1 Basement 4 19.253,40 2.371,52 8,12 Sangat efisien 2 Basement 3 16.788,96 2.371,52 7,08 Sangat efisien 3 Basement 2 17.359,44 2.371,52 7,32 Sangat efisien 4 Basement 1 25.722,93 2.371,52 10,85 Efisien 5 Ground floor 13.871,52 4.138,57 3,35 Sangat efisien 6 2 ~ 17 130.533,84 11.843,04 11,02 Efisien 7 18 ~ 26 73.425,29 6.661,71 11,02 Efisien 8 27 ~ 30 32.633,46 2.960,76 11,02 Efisien 9 31 ~32 11.423,40 1.321,83 8,64 Efisien 10 33 (roof) 31.200,54 575,17 54,25 boros Total 372.212,78 36.987,16 10,06 Efisien No Nama Lantai IKE / Bulan Luas Lantai (m2) Kriteria

  Maka dengan demikian Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dari lantai basemen 4 sampai lantai 33 (Roof) keseluruhannya sebesar 10,06 kWH / m

5.2 Saran-Saran

  Dengan demikian simpulannya adalah bahwa sistem kelistrikan yang akan terpasang di Proyek Lavie All Suite

  PLN (Persero).

  04 Tahun 2009 tentang aturan distribusi tenaga listrik.

  9. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor

  13 Tahun 2012 tentang Penghematan Pemakaian Tenaga Listrik.

  Apartment Tower A Kuningan Jakarta

  10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor

  28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

  11. PT PLN (Persero). 2010. Buku I Kriteria

  Disain Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik, Jakarta : PT

  2016. Power System Grounding. Singapore : Springer Science+Business Media.

  12. Salam Abdus. Md & Rahman Quazi M.

  8. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor

  / bulan berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 diperoleh nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dengan kriteria efisien.

  2

  Selatan dengan hasil simulasi pemakaian Intensitas Konsumsi Energi sebesar 10,06 kWH / m

  Apartment Tower A Kuningan Jakarta

  Dengan demikian simpulannya adalah bahwa sistem kelistrikan yang akan terpasang di Proyek Lavie All Suite

  / bulan berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 diperoleh nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dengan kriteria efisien.

  2

  Selatan dengan hasil simulasi pemakaian Intensitas Konsumsi Energi sebesar 10,06 kWH / m

  7. Neidle, Michael. 1991. Teknologi Instalasi Listrik. Edisi ke-3. Jakarta : Erlangga.

DAFTAR PUSTAKA

  6. Maxfield, Clive et al. 2008. Electrical Engineering. Burlington : Elsevier Inc.

  Jakarta : Badan Standar Nasional Indonesia.

  Nasional Indonesia. 5. …….. 2011. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011).

  Nasional Indonesia. 4. …….. 2011. SNI-03-6197-2011 tentang

  Prosedur Audit Energi pada Bangunan Gedung. Jakarta : Badan Standar

  2011. SNI-03-6196-2011 tentang

  3. Badan Standar Nasional Indonesia.

  Penggunaan Listrik Pada Bangunan Gedung Di Lingkungan Universitas Tadulako. Jurnal Imiah Foristek Vol. 1 No. 1. Halaman 34.

  2. Baso Mukhlis. 2011. Evaluasi

  Cetakan ke-7. Jakarta : PT Pradnya Paramita.

  1. Arismunandar, Artono dan Susumu Kuwahara. 2004. Buku PeganganTeknik Tenaga Listrik Jilid III . Gardu Induk.

  Konservasi Energi pada Pada Sistem Pencahayaan. Jakarta : Badan Standar