BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Hernia
Hernia adalah keluarnya suatu bagian tubuh dari tempatnya dan masuk ke bagian tubuh yang lain dan bisa terjadi akibat lemahnya jaringan ikat atau dinding otot,
selain itu bisa juga karena sudah ada sejak lahir. Hernia paling sering terjadi pada rongga abdomen sebagai akibat kelemahan muskular abdomen kongenital. Hernia
merupakan protusi penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Terdapat beberapa poin penting dalam hernia, yaitu
: defek bagian yang lemah dari dinding rongga, kantung hernia, isi hernia, dan cincin hernia daerah penyempitan kantung hernia akibat defek tersebut.
2.1.1 Pembagian Hernia
Berdasarkan terjadinya, dibagi atas hernia congenital atau bawaan dan hernia aquired atau yang didapat. Hernia diberi nama menurut letaknya, misalnya diafragma,
inguinal, umbilical, femoral, dan sebagainya. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat
keluar masuk. Isi hernia keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila
isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga disebut hernia irreponibel. Hal ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantung pada perineum
kantong hernia. Bila tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus akibat perlekatan tersebut disebut hernia akreta.
Bintang Sulastri Aruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan, 2008
USU Repository © 2008
Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, disebut hernia inkarserata atau hernia strangulata. Disebut hernia inkarserata bila isi kantung terperangkap, tidak dapat
kembali ke dalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi.
Secara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia irreponibel dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut hernia strangulata.
Sebenarnya gangguan vaskularisasi sudah terjadi saat jepitan dimulai, dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis.
Hernia Inguinalis.
Dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat, dalam hal ini pria lebih rentan dari pada wanita. Faktor yang berperan adalah peninggian
tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut pada trigonom Hesselbach. Tekanan rongga perut yang tinggi secara kronis dapat berupa batuk
kronis, hipertrofi prostat, konstipasi, ascites, obesitas, dll. Hernia inguinalis bisa berupa hernia inguinalis medialis maupun hernia inguinalis lateralis. Hernia inguinalis yang
mencapai scrotum disebut hernia scrotalis. Keluhan dan tanda klinik yang timbul bergantung pada keadaan isi hernia, ada tidaknya perlekatan, maupun komplikasi yang
telah terjadi. Pada hernia reponibel, keluhan yang timbul hanya berupa benjolan di lipat paha
yang muncul pada waktu berdiri batuk bersin mengedan, dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri pada hernia ini jarang dijumpai, kalaupun ada dirasakan di
daerah epigastrium atau para umbilical berupa nyeri visceral akibat regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantung hernia. Bila
telah timbul inkarserasi atau strangulasi, dapat timbul nyeri yang hebat dan keluhan mual - muntah.
Bintang Sulastri Aruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan, 2008
USU Repository © 2008
Pengelolaannya bisa dengan pengobatan konservatif, maupun tindakan definitif berupa operasi. Tindakan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Jika reposisi tidak berhasil, dalam waktu 6 jam harus dilakukan operasi
segera. Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan hernioraphy. Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain
obstruksi usus sederhana hingga perforasi lubangnya usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis.
Terdapat banyak jenis hernia yang lain, antara lain :
Hernia femoralis
Hernia berupa benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis. Selanjutnya isi hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena
femoralis sepanjang sekitar 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha.
Hernia umbilicalis
Hernia berupa penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus pusar akibat peninggian tekanan intra abdomen. Merupakan
kelainan kongenital. Hernia ini biasanya akan regresi spontan dalam 6 bulan sampai 1
tahun, bila cincin hernia 2 cm. Bila lebih dari 2 cm, perlu tindakan operasi. Hernia paraumbilicalis
Hernia melalui suatu celah di garis tengah tepi atas umbilicus.
Hernia epigastrika
Hernia yang keluar melalui defek di linea alba antara umbilicus dan processus xyphoideus. Dengan penanganan yang dini, komplikasi yang mungkin timbul dapat
dihindari Anonim, 2008
Bintang Sulastri Aruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan, 2008
USU Repository © 2008
Bila isi kantong hernia dapat dipindahkan ke rongga abdomen dengan manipulasi hernia disebut redusibel. Hernia iredusibel dan inkarserata adalah istilah
yang menunjukkan hernia yang tidak dapat dipindahkan atau dikurangi dengan manipulasi. Bila tekanan dari cincin hernia cincin dari jaringan otot yang dilalui oleh
usus memotong suplai darah ke segmen hernia dari usus, akan menjadi terstrangulasi. Situasi ini adalah kedaruratan bedah karena kecuali usus terlepas, usus ini cepat
menjadi gangrene karena kekurangan darah suplai.
2.1.2 Hernia Inguinalis