Prosedur Pemberian Kredit Guna Bhakti Pada PT. Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh Bandung

(1)

1

1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek

Membangun ekonomi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan Pemerintah, lembaga-lembaga di sektor keuangan dan pelaku-pelaku usaha.Pemerintah sebagai pembuat dan pengatur kebijakan diharapkan dapat memberikan iklim yang kondusif bagi dunia usaha, sehingga lembaga keuangan baik perbankan maupun bukan perbankan serta pelaku usaha di lapangan mampu memanfaatkan kebijakan dalam melaksanakan kegiatan usaha dengan lancar, yang pada akhirnya dapat mendorong percepatan pembangunan ekonomi.

Lembaga keuangan perbankan merupakan lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan dana bagi pihak yang membutuhkan, baik untuk kegiatan produktif maupun kegiatan konsumsif.

Berbicara tentang bank, bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disisi lain bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan menyalurkan dana ini dikenal juga dengan istilah alokasi dana. Pengalokasian dan dapat dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit.


(2)

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam yang melinasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayayi kredit untuk pembelian rumah atau mobil.Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerimaan kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya.Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama.

Dalam rangka mendorong laju pembangunan dan pengentasan kemiskinan, Bank BJB KCP Abdulrahma Saleh senantiasa memprioritaskan pemberian kredit kepada masyarakat dan para pengusaha kecil/mikro. Salah satu kredit yang diberikan adalah Kredit Guna Bhakti (KGB).Kredit Guna Bhakti adalah fasilitas kredit yang diberikan dengan persyaratan ringan kepada para pegawai yang memiliki penghasilan tetap khususnya Pegawai Negri Sipil (PNS).Kredit Guna Bhakti (KGB) dirancang untuk membantu masyarakat kecil yang berpenghasilan tetap (PNS) dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Fasilitas KGBadalah fasilitas untuk pegawai yang berpenghasilan tetap yang gajinya telah disalurkan melalui bank BJB yang dapat digunakan untuk


(3)

berbagai keperluan seperti perbaikan rumah, pembelian kendaraan, pembelian tanah, memperluas usaha, dan lain sebagainya dengan sumber pembayaran utama berasal dari penghasilan yang bersangkutan.

Dalam melakukan proses awal hingga akhir mengenai kegiatan pemberian kredit kepada debitur, terkadang ada hal-hal yang menjadi hambatan dalam pelaksanaannya, salah satunya yaitu mengenai lama nya pencairan kredit dan kredit macet.Biasa nya bank dalam mengatasi lama pencairan kredit dengan mempercepat pemeriksaan analisa kredit, untuk kredit macet biasa nya Bank BJB menghubungi nasabah agar cepat membayar tungakannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulisan tertarik untuk membahas tentang prosedur pemberian kredit pada Bank BJB dengan Judul: “Prosedur Pengajuan Kredit Guna Bhakti (KGB) pada PT. Bank Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh”.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek Tujuan kerja praktek ini adalah:

1. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit guna bhakti pada PT. Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh Bandung.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam pemberian kredit guna bhakti pada PT. Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh


(4)

3. Untuk mengetahui upaya dalam mengatasi hambatan dalam pemberian kredit guna bhakti pada PT. Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh Bandung.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek 1.3.1Kegunaan Praktis

Sebagai bahan masukan terhadap informasi – informasi atas Praktek Kerja Lapangan mengenai proses kredit guna bhakti dan tanggapan atau saran – saran yang akan penulis kemukakan.

1.3.2 Kegunaan Akademis a. Bagi Penulis

Bagi penulis hasil kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang didapat dari bangku kuliah sehingga dapat membandingkan dengan kenyataan yang ada dilapangan dengan berbagai masalah yang relevan.

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai sumber data dan informasi yang memberiak ilmu pengetahuan sehingga dapat mendukung dan mengguatkan teori yang telah ada dan perluasan wawasan yang berkaitan dengan pengkreditan.


(5)

c. Bagi pihak lain

Laporan ini diharapkan berguna untuk penelitian selanjutnya.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Lokasi Penelitian untuk melaksanakan kerja praktek ini dilakukan pada PT Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh No.74 Bandung.

1.4.2Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Penulis melaksanakan kerja praktek selama 1 bulan, mulai dari tanggal 03 Agustus 2015 sampai dengan 04 September 2015.


(6)

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Juli 2015 Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 November 2015 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pra Survei : a. Persiapan judul

b. Persiapan teori

c. Mencari Perusahaan

d. Kerja Praktek

2 Laporan KP a. Penulisan KP

b. Bimbingan


(7)

7 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah Pendirian – 1961Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dilatar belakangi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di Bandung yang dinasionalisasi yaitu NV Denis (De Erste Nederlansche Indische Shareholding) yang sebelumnya perusahaan tersebut bergerak di bidang bank hipotek. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 1960 Pemerintah Propinsi Jawa Barat dengan Akta Notaris Noezar nomor 152 tanggal 21 Maret 1961 dan nomor 184 tanggal 13 Mei 1961 dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Barat nomor 7/GKDH/BPD/61 tanggal 20 Mei 1961, mendirikan PD Bank Karya Pembangunan dengan modal dasar untuk pertama kali berasal dari Kas Daerah sebesar Rp. 2.500.000,00.

Perubahan Badan usaha – 1978Untuk menyempurnakan kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat, dikeluarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor 11/PD-DPRD/72 tanggal 27 Juni 1972 tentang kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat sebagai perusahaan daerah yang berusaha di bidang perbankan. Selanjutnya melalui


(8)

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor 1/DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni 1978, nama PD. Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.

Peningkatan Aktivitas – 1992Pada tahun 1992 aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat ditingkatkan menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 25/84/KEP/DIR tanggal 2 November 1992 serta berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 1995 mempunyai sebutan "Bank Jabar" dengan logo baru.

Perubahan Bentuk Hukum – 1998Dalam rangka mengikuti perkembangan perekonomian dan perbankan, maka berdasarkan Perda Nomor 22 Tahun 1998 dan Akta Pendirian Nomor 4 Tanggal 8 April 1999 berikut Akta Perbaikan Nomor 8 Tanggal 15 April 1999 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 16 April 1999, bentuk hukum Bank Jabar diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT).

Perluasan Bentuk Usaha - Dual Banking System 2000Dalam rangka memenuhi permintaan masyarakat akan jasa layanan perbankan yang berlandaskan Syariah, maka sesuai dengan izin Bank Indonesia No. 2/ 18/DpG/DPIP tanggal 12 April 2000, sejak tanggal 15 April 2000 Bank Jabar menjadi Bank Pembangunan Daerah pertama di Indonesia yang menjalankan dual banking system, yaitu memberikan layanan perbankan dengan sistem konvensional dan dengan sistem syariah.


(9)

Perubahan Nama dan Call Name Perseroan– 2007Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat tanggal 3 Juli 2007 di Bogor, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 9/63/KEP.GBI/2007 tanggal 26 November 2007 tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten serta SK Direksi Nomor 1065/SK/DIR-PPN/2007 tanggal 29 November 2007 maka nama perseroan berubah menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dengan sebutan (call name) Bank Jabar Banten.

Perubahan Logo & Call Name Perseroan– 2010Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS- LB) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Nomor 26 tanggal 21 April 2010, sesuai dengan Surat Bank Indonesia No.12/78/APBU/Bd tanggal 30 Juni 2010 perihal Rencana Perubahan Logo serta Surat Keputusan Direksi Nomor 1337/SK/DIR-PPN/2010 tanggal 5 Juli 2010, maka perseroan telah resmi berubah menjadi bank bjb.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai suatu tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam


(10)

struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa

Pemimpin Kantor Cabang Pembantu Tugas pemimpin kantor cabang

1. Supervisor

2. Admin

3. CS

4. Teller

5. AO (Account Officer)

6. Cash Pick Up

2.3 Uraian Tugas Manager

1. Pemimpin Kantor Cabang Pembantu Tugas pemimpin kantor cabang a. Mengelola pelaksanaan system dan prosedur bidang pemasaran,

perkreditan, dan dana jasa bank.

b. Memasarkan kredit kepada nasabah /bukan nasabah.

c. Melakukan penjualan silang (cross selling) produk dan jasa bank. d. Memasarkan dana dan jasa bank kepada nasaba / bukan nasabah. e. Mengelola pelayanan produk dan jasa.

f. Mengelola pembinaan kepada nasabh prima.

g. Mengelola pelaksanaan system dan prosedur di bidang pelayanan nasabah dan operasional bank.


(11)

h. Merencanakan, Mengembangkan, melaksanakan, mengelola,pelayanan produk jasa bank.

i. Mengelola pelayanan kartu ATM. j. Mengelola pelayanan transaksi kas. k. Mengelola kas ATM.

l. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem prosedur, peraturan BI, serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.

m. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan kegiatannya

2. Supervisor

a. Mengawasi dan menilai kinerja karyawan.

b. Mengawasi dan memastikan pelayanan terhadap permintaan informasi layanan perbankan dari konsumen yang datang.

c. Mengawasi dan memonitor proses aplikasi transaksi harian kredit &funding di kantor cabang pembantu.

d. Mengawasi dan memeriksa laporan operasional kredit &funding bank di kantor cabang pembantu.

e. Mengawasi pengelolaan credit & funding administration sub branch office.


(12)

3. ADMIN

a. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang pelayanan dan operasi.

b. Mengelola transaksi jasa bank dan transaksi kliring. c. Mengelola administrasi kredit serta laporan perkreditan.

d. Mengelola entry data/voucher transaksi kliring dan pemindahbukuan ke dalam sistem.

e. Memeriksa kebenaran atau akurasi transaksi keuangan. f. Memantau dan mengendalikan transaksi pembukuan. g. Mengelola analisa keuangan.

h. Mengelola laporan keuangan kantor cabang. i. Mengelola sumber daya manusia.

j. Mengelola teknik dan informasi.

k. Mengelola logistik kerumahtanggaan, kearsipan, dan administrasi umum lainnya.

l. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur peraturan BI serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.

m. Mempertanggangjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan kegiatannya.

4. Customer Service

a. Melayani nasabah yang datang untuk kepentingan administratif.

b. Melayani permintaan informasi layanan perbankan dari konsumen yang datang.


(13)

c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.

5. Teller

a. Melayani transaksi perbankan nasabah di Kantor Cabang Pembantu. b. Melaksakan tugaslainya yang diberikan oleh atasan.

6. Account Officer

a. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang pelayanan dan operasi.

b. Mengelola transaksi jasa bank dan transaksi kliring. c. Mengelola administrasi kredit serta laporan perkreditan.

d. Mengelola entry data/voucher transaksi kliring dan pemindahbukuan ke dalam sistem.

e. Memeriksa kebenaran atau akurasi transaksi keuangan. f. Memantau dan mengendalikan transaksi pembukuan. g. Mengelola analisa keuangan.

h. Mengelola laporan keuangan kantor cabang. i. Mengelola sumber daya manusia.

j. Mengelola teknik dan informasi.

k. Mengelola logistik kerumahtanggaan, kearsipan, dan administrasi umum lainnya.

l. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur peraturan BI serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.


(14)

7. Cash Pick Up

Mengambil dan menyetorkan uang nasabah ke pada bank jadi nasabah tidak perlu ke bank untuk mengambil atau menyetorkan uang akan di antarkan oleh cash pick up.

2.4 Kegiatan di Perusahaan

Aktivitas operasional Bank Jabar Banten adalah sebagai berikut :

a. Menyalurkan dana dalam aktivitas produktif baik dalam bentuk kredit maupun penempatan (placement) yang dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian (prudencial banking).

b. Sejalan dengan strategi pengembangan usaha, rencana dan pelaksanaan operasional dilaksanakan dengan lebih menitik beratkan kepada penerapan penghematan biaya, pengembangan jaringan kantor serta penyempurnaan organisasi dalam rangka menunjang keberhasilan pengembangan usaha. c. Peningkatan pelaksanaan pengawasan melekat diseluruh unit kerja, guna

menghindari tindakan-tindakan yang menimbulkan inefesiensi.

d. Mendukung program Pemerintah Daerah Jawa Barat dan Banten dalam Program Pemberdayaan Ekonomi Kerayatan Dengan Penyaluran Kredit kepada masyarakat.


(15)

e. Valas, dalam hal ini Bank Jabar menyediakan jasa lainnya dengan mata uang asing artinya produk tabungan maupun pinjaman bisa dalam bentuk mata uang asing.


(16)

16 3.1 Landasan Teori

3.1.1 Pengertian Prosedur

Yang dimaksud dengan prosedur adalah :

“Suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.Mulyadi (2009:5)

prosedur adalah :

“Suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi”. Zaki Baridwan (2009:30)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah suatu urutan langkah-langkah pemprosesan data atau urutan kegiatan klerikal yang terdiri atas beberapa tahapan yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang bertujuan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha transaksi perusahaan yang dilakukan berulang-ulang telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.


(17)

3.1.2 Pengertian Prosedur Pemberian Kredit Pengertian Prosedur Pemberian Kredit adalah :

“Tahapan-tahapan yang dirancang oleh pihak Bank dengan maksud mempermudah calon Debitur untuk melaksanakan kredit, dimana tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan oleh kedua belah pihak baik oleh pihak Bank maupun calon Debitur dengan ketentuan yang berlaku.”Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti (2009:91)

Prosedur pemberian kredit adalah : 1. Permohonan kredit

2. Analisis atau penilaian kredit.. 3. Keputusan kredit.

4. Pelaksanaan dan Administrasi Kredit.

5. Supervisi kredit & pembinaan debitur.Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti (2009:23)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur pemberian kredit dilakukan demi lancarnya proses pemberian kredit. Prosedur yang dilaksanakan dirancang dengan maksud memudahkan para calon Debitur untuk melaksanakan transaksi kredit.Adapun penyajiannya dalam bentuk langkah-langkah yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak, baik oleh pihak Bank atau bukan Bank maupun calon Debitur dengan ketentuan yang berlaku.


(18)

3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek 3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.2.1.1 Prosedur Pemberian Kredit Guna Bhakti

Mulai pihak BJB menyerahkan dokumen formulir untuk calon debitur,selanjut nya calon debitur menyerahkan formulir pengajuan kredit kepada bank,selanjutnya di verivikasi kelengkapan administratif terus di verifikasi BI cheking dan on the spot, apabila berkas belum lengkap maka berkas akan di kembalikan kepada nasabah/calon debitur,bisebaliknya bila berkas sudah lengkap maka bagian administrative akan menyerahkan berkas debitur supaya di proses, bila ditolak maka akan keluar surat penolakan sebaliknya bila disetujui maka akan melakukan penandatanganan surat pemberitahuan persetujuan pemberian kredit(SP3K) yaitu perjanjian antara debitur dan bank, selanjutnyanya ke bagian pengawasan kredit dan pengawasan kredit mencairkan data kredit dan selesai.


(19)

3.2.1.2 Hambatan dalam Pemberian Kredit Guna Bhakti

Kendala pertama yang dihadapi dalam proses pemberian kredit guna bhakti pada Bank BJB KCP Abdurahman Saleh Bandung adalah lamanya pencairan dana kredityang tidak sesuai dengan prosedur dan banyaknya calon debitur yang tidak memperhatikan kelengkapan dokumen sebagai persyaratan dalam pengajuan kredit guna bhakti sehingga terjadi penolakan hal ini menyebabkan tujuan pemberian KBG untuk debitur tidak dapat di proses oleh bank BJB KCP Abdulrahman Saleh Bandung.

Kendala yang kedua adalah terjadi nya kredit macet yang menghambat operasional bank sehingga menggangu kelancaran penyaluran kredit di bank tersebut.

3.2.1.3 Upaya dalam Mengatasi Hambatan dalam Pemberian Kredit Guna Bhakti

Upaya pihak bank dalam mengatasi lamanya proses pencairan dana kredit adalah menambah jumlah staf/pegawai pada Analisis dalam memeriksa berkas-berkas pengajuan permohonan kredit calon debitur agar proses pencairan dana kredit dapat sesuai dengan prosedur dan tidak menghambat calon debitur yang lain. Yang kedua yaitu upaya pihak bank dalam mengatasi banyaknya calon debitur yang tidak memperhatikan kelengkapan dokumen sebagai persyaratan dalam


(20)

pengajuan kredit guna bhakti adalah dengan lebih banyak lagi memberikan informasi ataupun sosialisasi langsung kepada calon debitur baik melalui media cetak seperti koran, media elektronik seperti layanan iklan dan radio.

Di dalam menyelesaikan kredit macet, pihak bank melakukan beberapa cara untuk menyelesaikan permasalahan kredit macet diantaranya melalui upaya damai, dengan bantuan saluran hukum atau dengan bantuan pihak ketiga, dan melalui penataan kembali hutang kredit macet. Dari ketiga cara yang dilakukan oleh pihak bank, beberapa tahapan untuk melakukan penyelesaian kredit macet yang ditimbulkan oleh debitur, yakni bila pihak debitur secara sengaja tidak menyediakan uang dalam rekening tabungan yang secara otomatis akan ditarik pihak bank untuk pembayaran kredit maka pihak bank mengupayakan untuk menghubungi debitur agar segera menyelesaikan pinjaman kredit tersebut.

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek 3.2.2.1 Pemberian Kredit Guna Bhakti Prosedur kredit sesui teori.

“Tahapan-tahapan yang dirancang oleh pihak Bank dengan maksud mempermudah calon Debitur untuk melaksanakan kredit, dimana tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan oleh kedua belah pihak baik oleh pihak Bank maupun calon Debitur dengan ketentuan yang berlaku.”Rachmat Firdausdan Maya Ariyanti(2009:23)

prosedur pemberian kredit: 1. Permohonan kredit


(21)

2. Analisis atau penilaian kredit.. 3. Keputusan kredit.

4. Pelaksanaan dan Administrasi Kredit. 5. Supervisi kredit & pembinaan debitur.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur pemberian kredit dilakukan demi lancarnya proses pemberian kredit. Prosedur yang dilaksanakan dirancang dengan maksud memudahkan para calon Debitur untuk melaksanakan transaksi kredit.Adapun penyajianya dalam bentuk langkah-langkah yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak, baik oleh pihak Bank atau bukan Bank maupun calon Debitur dengan ketentuan yang berlaku.

Pada Bank Jabar Banten KCP Abdurahman Saleh Bandung pada dasarnya proses pemberian kredit guna bhakti sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan, sebagai berikut :

1. Permohonan Kedit.

Adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling mengetahui informasi mengenai persyaratan dalam memberikan kredit oleh bank yang bersangkutan. Syarat-syarat dan ketentuan mendapatkan kredit Guna Bhakti adalah sebagai berikut:

a. Formulir Permohonan kredit berpenghasilan tetap.

b. SK calon pegawai asli, SK penetapan Pegawai (asli), SK terakhir sesuai dengan rincian gaji yang asli.


(22)

d. Rincian gaji/ penghasilan yang ditandatangani oleh bendahara gaji.

e. Surat kuasa memotong gaji yang disetujui oleh pimpinan dan bendahara dinas/intansi

f. Rekomendasi pimpinan dinas/ instansi surat keterangan tidak mempunyai utang dari pihak bank/intansi,lembaga lain yang di tanda tangani oleh pimpinan

g. Surat persetujuan suami istri h. Pas Photo Suami & Istri (4x6). i. KTP Suami & Istri.

j. Surat Nikah / Akta Cerai / Surat Keterangan Meninggal k. Photocopi Buku Tabungan.

l. Kartu Taspen/ASABRI bagi anggota POLRI

2. Analisis Kredit.

Dalam tahap ini didalam penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit. Penilaian tersebut meliputi beberapa aspek antara lain :

a. Aspek Manajemen dan Organisasi b. Aspek Pemasaran

c. Aspek Keuangan d. Aspek Yuridis

e. Aspek Sosial Ekonomi 3. Tahap identifikasi


(23)

Dalam tahap identifikasi bank memeriksa kelengkapan formulir yang telah di isi oleh pemohon dan memeriksa lampiran lampiran permohonan kredit, bila ada data atau informasi yang kurang maka bank meminta permohonan untuk segera melengkapinya.Selanjutnya bank melakukan penilaian dan

pembahasan secara teliti.

4. Tahap Keputusan dan Tahapan Komitmen

Keputusan pemberian kredit adalah tindakan pejabat yang berdasarkan kewenangannya berhak mengambil keputusan berupa menolak atau menyetujui permohonan kredit debitur. Setelah Itu Bank memberitahukan secara resmi persetujuan kredit kepada debitur sesui permintaan dan petugas bank dalam hal ini Seksi Administrasi Kredit untuk melaksanakan :

a. Pemeriksaan kelengkapan permohonan/wawancara awal. b. Membuat ijin proses kepada yang berwenang.

c. Membuat data dan keputusan kredit sesuai dengan penghasilan dari pemohon.

d. Membuat perjanjian kredit dan kwitansi pencairan. e. Mendaftarkan pada buku registrasi.

f. Membuat kwitansi biaya-biaya (premi asuransi, materai, dan provisi). g. Mendaftarkan pada Check list

h. Menyiapakan berkas kredit yang telah di lengkapi oleh pemohon.

5. Tahap Realisasi

Tahap realisasi yaitu tahap diman semua syaratpemberian kredit telah di selesaikan atau di penuhi oleh pemohon. Dalam prakteknya, setelah kredit di


(24)

realisasi oleh petugas bank makan debitur dapat mencairkan kredit ini berupa pembayaran tunai di teller. Adapun prosedur realisasi yang harus di penuhi adalah:

Syarat-syarat Realisasi Kredit

a. Calon debitur telah menandatangani seluruh dokumen pengikat kredit dan pengikatan anggunan.

b. Untuk penarikan secara bertahap calon debitur mengajukan jadwal penarikan kredit yang di setujui oleh pejabat yang berwenang.

1). Pengisian Data Master Debitur

Penatausahaan kredit telah dilaksanakan secara komputerisasi maka data master computer lansung diinput kedalam program yang telah disediakan.

2). Pembebanan Biaya Kredit

Pembebanan biaya kredit baik berupa biaya bunga,provisi, asuransi dilakukan dengan pemindah bukuan dari rekening debitur yang bersangkutan.

3). Dokumentasi File Kredit

Semua dokumen perkreditan baik yang diterima dari debitur maupun yang di terbitkan oleh bank harus diadministrasikan dengan rapih dan baik, sehingga dapat memberikan informasi yang akurat dan up to date untuk kepentingan pihak internal maupun external,dapat dijamin kelengkapan, kebenaran dan dapat memberikan rasa aman bagi debitur.


(25)

3.2.2.2 Hambatan yang di Hadapi Dalam Pemberian Kredit Guna Bhakti Lamanya pencairan dana kredit yang tidak sesuai dengan prosedur dikarenakan proses dalam tahap menganalisis pemberian kredit membutuhkan waktu yang cukup lama. (Sumber: wawancara dengan Staff Bagian Marketing).

Suatu perusahaan membutuhkan prosedur agar perusahaannya dapat berjalan dengan lancar, suatu prosedur mempunyai karakteristik atau ciri, sebagai berikut:

a. Prosedur menunjang tercapainya suatu organisasi.

b. .Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

c. Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

d. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab. e. Prosedur Menunjukkan tidak adanya keterlambatan atau hambatan.”

Mulyadi (2008:6)

Teori yang dikemukakan oleh Mulyadi mengenai karakteristik atau ciri prosedur salah satunya pada point e yaitu “prosedur menunjukkan tidak adanya keterlambatan atau hambatan”, tidak berjalan sesuai dengan prosedur pemberian kredit yang ada pada bank BJB, dimana lamanya proses pencairan dana kredit yang tidak sesuai dengan prosedur akibat dari pada tahap analisis membutuhkan waktu yang cukup lama.

Kredit bermasalah adalah kredit dimana debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang telah diperjanjikan sebelumnya, misalnya persyaratan mengenai pembayaran bunga, pengambilan pokok pinjaman, peningkatan margin deposit, pengikatan dan peningkatan anggunan dan sebagainya. As. Mahmoeddin (2002;2)

Suatu kredit dikatakan bermasalah karena debitur wanprestasi atau ingkar janji atau tidak menyelesaikan kewajibanya sesuai dengan perjanjian baik jumlah


(26)

maupun waktu, misalnya pembayaran atas perhitungan bunga maupun utang pokok. S.Mantayborbir,et al (2002:23),

Nasabah yang tidak membayar angsuran sesuai perjanjian di katakan nasabah tersebut termasuk nasabah yang mengalami kredit macet.

3.2.2.3 Upaya yang Telah Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan Pemberian Kredit Guna Bhakti

Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala dalam proses pemberian kredit yaitu penambahan pegawai pada staf Analisis, sehingga waktu yang digunakan dalam menganalisis berkas ataupun dokumen persayaratan kredit akan lebih efisien dan tidak menghambat calon debitur yang lainya. Perbaikan kinerja para karyawan, manajer dan departemen personalia dalam memperbaiki kegiatan-kegiatan mereka untuk meningkatkan prestasi ataupun meminimalisir kesalahan dalam kerja perusahaan.Dalam persyaratan KGB calon debitur kadang tidak mengetahui apa saja persyaratannya seharusnya pihak bank memperkenalkan persyaratan -persyaratan KGB melaui media cetak koran ataupun melalui media elekronik seperti radio.

Dalam mengatasi kredit macet pihak bank harus berunding dulu dengan nasabah yang mengalami kredit macet untuk mencari jalan keluarnya kalau nasabah tidak sanggup membayar kredit nya biasa nya bank menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan.


(27)

27 BAB IV

KESMIPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kerja praktek dan pembahasan, pada akhirnya dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Prosedur pemberian kredit guna bhakti pada Bank Jabar Banten (BJB) Kantor Cabang Pembantu Abdurahman Saleh Bandung. Pertaman calon debitur menyampaikan permohonan Kredit Guna Bhakti dengan mengisi formulir permohonan kredit dan melengkapi berkas-berkas yang dipersyaratkan. Selanjutnya berkas permohonan diproses oleh pihak analisis kredit. Berkas permohonan yang diajukan oleh calon debitur diproses meliputi tiga tahapan yaitu pengumpulan data dengan merencanakan jenis data yang diperlukan dari calon debitur, verifikasi data dan melakukan analisis keuangan calon debitur. Tahap yang terakhir adalah keputusan kredit. Apabila calon debitur sudah memenuhi berkas ataupun dokumen didalam persyaratan KGB dan memenuhi kriteria umum calon debitur maka pihak bank melalui komite kredit dapat memutuskan untuk menyetujui permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur. 2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pemberian kredit guna

bhakti pada Bank BJB KCP Abdurahman saleh Bandung adalah lamanya pencairan dana kredit yang tidak sesuai dengan prosedur dan banyaknya calon debitur yang tidak memperhatikan kelengkapan dokumen sebagai


(28)

persyaratan dalam pengajuan kredit guna bhakti sehingga terjadi penolakan hal ini menyebabkan tujuan pemberian KGB kepada debitur menjadi terhambat di bank BJB KCP Abdurahman Saleh Bandung.

3. Upaya pihak bank dalam mengatasi lamanya proses pencairan dana kredit adalah menambah jumlah staf/pegawai pada Analsis dalam memeriksa berkas-berkas pengajuan permohonan kredit calon debitur agar proses pencairan dana kredit dapat sesuai dengan prosedur dan tidak menghambat calon debitur yang lain. Yang kedua yaitu upaya pihak bank dalam mengatasi banyaknya calon debitur yang tidak memperhatikan kelengkapan dokumen sebagai persyaratan dalam pengajuan kredit guna bhakti adalah dengan lebih banyak lagi memberikan informasi ataupun sosialisasi langsung kepada calon debitur.

Di dalam menyelesaikan kredit macet, pihak bank melakukan beberapa cara untuk menyelesaikan permasalahan kredit macet diantaranya melalui upaya damai, dengan bantuan saluran hukum atau dengan bantuan pihak ketiga, dan melalui penataan kembali hutang kredit macet. Dari ketiga cara yang dilakukan oleh pihak bank, beberapa tahapan untuk melakukan penyelesaian kredit macet yang ditimbulkan oleh debitur, yakni bila pihak debitur secara sengaja tidak menyediakan uang dalam rekening tabungan yang secara otomatis akan ditarik pihak bank untuk pembayaran kredit maka pihak bank mengupayakan untuk menghubungi debitur agar segera menyelesaikan pinjaman kredit tersebut.


(29)

25 4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran kepada Bank Jabar banten KCP Abdurahman Saleh Bandung, adalah sebagai berikut:

1. Dalam prosedur pemberian kredit guna bhakti, Bank Jabar Banten KCP Abdurahman Saleh Bandung sebaiknya dalam prosedur pemberian kredit harus lebih diperketat lagi, agar tujuan atau penyaluran kredit dapat digunakan oleh pihak yang semestinya dan terhindar dari kredit yang bermasalah.

2. Bank bjb seharus nya menambah pegawai di bagian anlisa kredit supaya proses analisa kredit lebih cepat di proses agar tidak terjadi penumpukan debitur,serta lebih selektif dalam memilih calon debitur supaya tidak terjadi kredit macet.

3. Dalam tahap analisis sebaiknya pihak bank menambah tenaga kerja dalam mengerjakan proses analisis pemberian kredit guna bhakti, karena dengan adanya penambahan jumlah tenaga kerja, waktu yang digunakan akan lebih efisien dan ini terkait dengan proses pencairan dana kredit yang harus sesuai dengan prosedurnya. Dalam menyelesikan masalah kredit macet bank BJB harus lebih menggunakan cara yang baik dalam menagih debitur yang mengalami kredit macet supaya tidak menimbulkan hal-hal yang tidak di inginkan.


(30)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Program Strata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

INDRA PRAWIRA 21112111

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(31)

iv

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ...

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek ... 1

1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek ... 3

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 4

1.3.1 Kegunaan Praktis ... 4

1.3.2 Kegunaan Akademis ... 4

1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5

1.4.1 Lokasi Kerja Praktek ... 5

1.4.2 Waktu Kerja Praktek ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Instansi ... 7

2.2 Struktur Organisasi ... 8

2.3 Uraian Tugas Instansi ... 9


(32)

v

3.1.2 Pengertian Prosedur Pemberian Kredit ... 17

3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek ... 18

3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek... 18

3.2.1.1 Prosedur Pemberian Kredit Guna Bhakti ... 18

3.2.1.2 Hambatan dalam Pemberian Kredit Guna Bhakti ... 19

3.2.1.3 Upaya yang Telah Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan Pemberian Kredit Guna Bhakti ... 19

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek ... 20

3.2.2.1 Pemberian Kredit Guna Bhakti ... 20

3.2.2.2 Hambatan yang Dihadapi dalam Pemberian Kredit Guna Bhakti… ... 25

3.2.2.3 Upaya yang Telah Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan Pemberian Kredit Guna Bhakti ... 26

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 27

4.2 Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 30

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 31


(33)

30 Harapan.

Indra Bastian.2008. Akuntansi Perbankan. Jakarta : Salemba empat

Rachmat Firdausdan Maya Ariyanti 2009. Manajemen Perkreditan Bank Umun. Bandung : Alfabeta.

Mulyadi.2008. Sistem Akuntansi Edisi Tiga. Universitas Gajah Mada.Yogyakarta :Salemba Empat.

S.Mantayborbir,et al.2002. Hukum Piutang dan Lelang Negara di Indonesia. Medan: Pustaka Bangsa.


(34)

i

Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di PT. Bank Jabar Banten Bandung KCP Abdulrahman Saleh Bandung. Laporan kerja praktek yang berjudul “PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT GUNA BHAKTI DI PT.BANK JABAR BANTEN KCP ABDULRAHMAN SALEH”. ini penulis ajukan untuk melengkapi salah satu mata Kuliah Kerja Praktek.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan baik dalam pengumpulan data maupun tata cara penyusunan, pembahasan serta penyajiannya mengingat keterbatasan kemampuan dan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun.

Terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia

2. Dr. Siti Kurnia Rahayu SE., M. Ak., CA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi


(35)

ii

4. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

5. Pengelola Program Studi dan seluruh karyawan / karyawati Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

6. Yulia Savitri, selaku Pimpinan Bank Jabar Banten KCP Addulrahman Saleh Bandung

7. Hany Yanuar, selaku Suverpisor Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh Bandung dan pembimbing Instansi yang sudah membimbing penulis.

8. Bpk. Sidik, ibu Imel, ibu Dini, dan ibu Nindi yang sudah membantu selama Kerja Praktek berlangsung.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa dan semangatnya.

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya bagi semua pihak tersebut di atas dan semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.


(36)

iii

Penulis

Indra Prawira NIM. 21112111


(37)

(38)

(39)

40

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri

Pendidikan Formal

Nama Lengkap : Indra Prawira Nama Panggilan : Indra

Tempat/TanggalLahir : Bandung , 07 juli 1994 JenisKelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : BelumMenikah

Kewarganegaraan : Indonesia

AlamatTetap : Kp.Pamujaan Rt 01/Rw 12 Des,Citaman Kec.Nagreg Kab. Bandung

No Telepon : Handphone : 08987754366

Email : akeno_mage@ymail.com

2012 - : Universitas Komputer Indonesia, FakultasEkonomi, Program Studi Akuntansi. Program Srata-1

2009 – 2012 : SMA Negeri 1 Nagreg 2006 – 2009 : SMP Negeri 1 Nagreg 2000–2006 : SD Negri Pamujaan 2


(40)

(1)

ii

3. Dian Dwinita Kurniawaty, SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis dalam menyusun Laporan Kerja Praktek

4. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

5. Pengelola Program Studi dan seluruh karyawan / karyawati Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

6. Yulia Savitri, selaku Pimpinan Bank Jabar Banten KCP Addulrahman Saleh Bandung

7. Hany Yanuar, selaku Suverpisor Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh Bandung dan pembimbing Instansi yang sudah membimbing penulis.

8. Bpk. Sidik, ibu Imel, ibu Dini, dan ibu Nindi yang sudah membantu selama Kerja Praktek berlangsung.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa dan semangatnya.

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya bagi semua pihak tersebut di atas dan semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.


(2)

iii

Bandung, Desember 2015 Penulis

Indra Prawira NIM. 21112111


(3)

Lampiran Surat Peryataan


(4)

(5)

40

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri

Pendidikan Formal

Nama Lengkap : Indra Prawira Nama Panggilan : Indra

Tempat/TanggalLahir : Bandung , 07 juli 1994 JenisKelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : BelumMenikah

Kewarganegaraan : Indonesia

AlamatTetap : Kp.Pamujaan Rt 01/Rw 12 Des,Citaman Kec.Nagreg Kab. Bandung

No Telepon : Handphone : 08987754366

Email : akeno_mage@ymail.com

2012 - : Universitas Komputer Indonesia, FakultasEkonomi, Program Studi Akuntansi. Program Srata-1

2009 – 2012 : SMA Negeri 1 Nagreg 2006 – 2009 : SMP Negeri 1 Nagreg 2000–2006 : SD Negri Pamujaan 2


(6)