Analisis Pemberian Kredit dan Resiko Kredit Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat Profitabilitas pada PT. BPR NBP 20 Delitua

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN RESIKO KREDIT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT

PEROFITABILITAS PADA PT. BPR NBP 20 DELITUA MEDAN

OLEH

DESY CRISTY MADUWU 110503330

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pemberian Kredit dan Resiko Kredit Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT. BPR

NBP 20 DELITUA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lan telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dala skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2015 Yang membuat pernyataan,


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN RESIKO KREDIT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT

PEROFITABILITAS PADA PT. BPR NBP 20 DELITUA MEDAN

Bank sebagai lembaga keuangan diharapkan dapat mengelola dana yang berasal dari masyarakat dengan menggunakan prinsip kehati-hatian, dalam pengelolaan dana termasuk juga dalam hal pemberian kredit. Kredit atau pemberian kredit yang dilakukan oleh bank tidak jauh dari risiko yang ada di dalamnya yaitu risiko kredit. Dengan adanya hal tersebut akan berdampak pada perusahaan dalam menghasilkan labanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pemberian kredit dan risiko kredit pengaruhnya terhadap profitabilitas pada PT. BPR NBP 20 Delitua.

Populasi penelitian ini adalah data laporan keuangan triwulan seperti seperti neraca, laporan laba rugi, catatan atas laporan keuangan, dan laporan pendukung lainnya. Serta informasi lain PT. BPR NBP 20 Delitua.

Sampel penelitian ini yaitu selama 7 tahun yang dihitung secara triwulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda.

Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel pemberian kredit memiliki nilai signifikansi < 0,05 (0,32 < 0,05) sehingga dapat


(4)

disimpulkan bahwa pemberian kredit (X1) berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. BPR NBP 20 Delitua.

sedangkan secara parsial Variabel resiko kredit memiliki nilai signifikansi < 0,05 (0,019 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian kredit (X2) berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. BPR NBP 20 Delitua. Secara simultan variabel bebas terhadap Tingkat Profitabilitas signifikan secara statistic dilihat dari nilai F hitung (6,214) F tabel (3,38519), serta nilai sig (0,006) 0,05.


(5)

ABSTRACT

ANALYSIS OF CREDIT AND CREDIT RISK AND ITS INFLUENCE ON THE LEVEL OF PROF ITABILITY AT PT.BPR NBP 20 DELITUA

Bank as a financial institution is expected to manage the funds of the community with the precautionary principle, the administration of funds, as well as in terms of the loans. Granting credits or loans made by banks not far from the risks that exist in it is credit risk. With this will impact on the company in generating profit.

Research as a purpose analyze lending and credit risk the effect on profitability at PT. BPR NBP 20 Delitua. The population of this research is data such as the balance of the first quarter financial report , profit reports loss , a note upon financial reports , and other supporting report .And other information PT. BPR NBP 20 Delitua. The method used in this research is descriptive verifikatif with kuantitative approach. The data was collected by observation, interview and documentation. This study used multiple linear regression analysis.

Partially, the results showed that the variable credit provision having the value it significance < 0.05 ( 0,32 & < 0.05 ) so that we can conclude that the provision of credit ( x1 ) influential significantly to the level of profitability on PT.BPR NBP 20 Delitua. While the variable partial credit risk having value significance & < 0.05 ( 0,019 & < 0.05 ) so that we ca n conclude that the provision of credit ( x2 ) significant on the level of profitability in PT.BPR NBP 20 Delitua. Simultaneously free variables on the level of profitability statistic


(6)

significant seen of the value of f count ( 6,214 ) f table ( 3,38519 ) , and scores a sig ( 0,006 ) 0.05 .


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul ”Analisis Pemberian Kredit dan Resiko Kredit Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat

Profitabilitas Pada PT. BPR NBP 20 DELITUA”, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung, antara lain kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr.Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Nurzaimah, M.M., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, serta pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.


(8)

5. Bapak Drs.Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembanding yang memberikan koreksi serta petunjuk dan saran sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi.

6. Orang tua Penulis Th. Maduwu, S.E. /U. br Pasaribu dan kepada abang saya Samuel Anthonius Maduwu, S.Ti yang selalu mendoakan, memberi semangat, motivasi dan kasih sayang yang begitu besar dalam penulisan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat penulis : Santa Lucia, Yessica Hutabarat, Henry Kosasih, Nadila Falensia, Emmanuella, Azura, Irene, Arif, Shan, Irfan, Ilham dan teman-teman P3MI Immanuel yang selalu menemani saat suka maupun duka, tempat berbagi cerita dan cita-cita. Terima kasih atas kebersamaan dan pertemanan yang terjalin selama ini. Sukses buat kita semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa sangat dibutuhkan penulis dari segenap pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca. Terimakasih.

Medan, 2015

Penulis,


(9)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Bank ... 10

2.1.2 Profitabilitas ... 11

2.1.3 Kredit ... 12

2.1.4 Pemberian Kredit ... 14

2.1.5 Resiko Kredit ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 22

2.3.1Hubungan Pemberian Kredit dengan Tingkat Profitabilitas 24 2.3.2 Hubungan Risiko Kredit dengan Tingkat Profitabilitas ... 25

2.3.3 Hubungan Pemberian Kredit dan Risiko Kredit Terhadap Tingkat Profitabilitas ... 26

2.4 Kerangka Konseptual ... 27

2.5 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Jenis Data dan Sumber Data ... 31

3.2.1 Jenis Data ... 31

3.2.2 Sumber Data ... 32

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.5.1 Populasi Penelitian ... 34

3.5.2 Sampel Penelitian ... 34

3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 35

3.6.1 Variabel Dependen(Y)... 35

3.6.2 Variabel Independen (X) ... 36


(10)

3.8 Teknik Analisis Data ... 38

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 38

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 38

3.8.2.1 Uji Normalitas ... 38

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas ... 40

3.8.2.3 Uji Autokorelasi ... 41

3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 42

3.9 Pengujian Hipotesis ... 43

3.9.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 43

3.9.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Data Penelitian... 46

4.1.1 Gambaran Umum PT. BPR NBP 20 Delitua... 46

4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 49

4.2.1 Perkembangan Pemberian Kredit PT. BPR NBP 20 Delitua 49 4.2.2 Perkembangan Risiko Kredit PT. Bank Negara Indonesia 46 (Persero), Tbk. ... 52

4.2.3 Perkembangan Profitabilitas PT. Bank Negara Indonesia 46 (Persero), Tbk. ... 54

4.3 Analisis Verifikatif ... 57

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 59

4.4.1 Uji Normalitas ... 59

4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 62

4.4.3 Uji Autokorelasi ... 63

4.4.4 Uji Homoskedastisitas ... 64

4.5 Pengujian Hipotesis ... 65

4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 65

4.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 66

4.5.3 Analisis Koefisien Determinasi ... 68

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

4.6.1 Pengujian Pengaruh Pemberian Kredit terhadap Tingkat Profitabilitas ... 69

4.6.2 Pengujian Pengaruh Resiko Kredit terhadap Tingkat Profitabilitas ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu 32

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 45 4.1 Perkembangan Pemberian Kredit PT. BPR NBP 20 Delitua 59 4.2 Perkembangan Risiko Kredit Pada PT. BPR NBP20 Delitua 61 4.3 Perkembangan Profitabilitas PT. BPR NBP 20 Delitua 63 4.4 Statistik Deskriptif dari Tingkat Profitabilitas (Y),

Pemberian Kredit (X1), dan Resiko Kredit (X2) 66

4.5 Hasil Uji Normalitas 68

4.6 Hasil Uji Multikolinearitas 70

4.7 Hasil Uji Autokorelasi 71

4.8 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 74

4.9 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial Secara Individu 75


(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual 38

4.1 Struktur Organisasi PT. BPR NBP 20 57

4.2 Histogram untuk Pengujian Asumsi Normalitas 69 4.3 Normalitas dengan Normal Probability Plot 70

4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas 72


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Perkembangan Pemberian Kredit PT. BPR NBP 20 Delitua 83 2 Perkembangan Risiko Kredit Pada PT. BPR NBP20 Delitua 84 3 Perkembangan Profitabilitas PT. BPR NBP 20 Delitua 85


(14)

ABSTRAK

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN RESIKO KREDIT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT

PEROFITABILITAS PADA PT. BPR NBP 20 DELITUA MEDAN

Bank sebagai lembaga keuangan diharapkan dapat mengelola dana yang berasal dari masyarakat dengan menggunakan prinsip kehati-hatian, dalam pengelolaan dana termasuk juga dalam hal pemberian kredit. Kredit atau pemberian kredit yang dilakukan oleh bank tidak jauh dari risiko yang ada di dalamnya yaitu risiko kredit. Dengan adanya hal tersebut akan berdampak pada perusahaan dalam menghasilkan labanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pemberian kredit dan risiko kredit pengaruhnya terhadap profitabilitas pada PT. BPR NBP 20 Delitua.

Populasi penelitian ini adalah data laporan keuangan triwulan seperti seperti neraca, laporan laba rugi, catatan atas laporan keuangan, dan laporan pendukung lainnya. Serta informasi lain PT. BPR NBP 20 Delitua.

Sampel penelitian ini yaitu selama 7 tahun yang dihitung secara triwulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda.

Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel pemberian kredit memiliki nilai signifikansi < 0,05 (0,32 < 0,05) sehingga dapat


(15)

disimpulkan bahwa pemberian kredit (X1) berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. BPR NBP 20 Delitua.

sedangkan secara parsial Variabel resiko kredit memiliki nilai signifikansi < 0,05 (0,019 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian kredit (X2) berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. BPR NBP 20 Delitua. Secara simultan variabel bebas terhadap Tingkat Profitabilitas signifikan secara statistic dilihat dari nilai F hitung (6,214) F tabel (3,38519), serta nilai sig (0,006) 0,05.


(16)

ABSTRACT

ANALYSIS OF CREDIT AND CREDIT RISK AND ITS INFLUENCE ON THE LEVEL OF PROF ITABILITY AT PT.BPR NBP 20 DELITUA

Bank as a financial institution is expected to manage the funds of the community with the precautionary principle, the administration of funds, as well as in terms of the loans. Granting credits or loans made by banks not far from the risks that exist in it is credit risk. With this will impact on the company in generating profit.

Research as a purpose analyze lending and credit risk the effect on profitability at PT. BPR NBP 20 Delitua. The population of this research is data such as the balance of the first quarter financial report , profit reports loss , a note upon financial reports , and other supporting report .And other information PT. BPR NBP 20 Delitua. The method used in this research is descriptive verifikatif with kuantitative approach. The data was collected by observation, interview and documentation. This study used multiple linear regression analysis.

Partially, the results showed that the variable credit provision having the value it significance < 0.05 ( 0,32 & < 0.05 ) so that we can conclude that the provision of credit ( x1 ) influential significantly to the level of profitability on PT.BPR NBP 20 Delitua. While the variable partial credit risk having value significance & < 0.05 ( 0,019 & < 0.05 ) so that we ca n conclude that the provision of credit ( x2 ) significant on the level of profitability in PT.BPR NBP 20 Delitua. Simultaneously free variables on the level of profitability statistic


(17)

significant seen of the value of f count ( 6,214 ) f table ( 3,38519 ) , and scores a sig ( 0,006 ) 0.05 .


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan masyarakat terhadap perbankan di zaman perekonomian sekarang ini sudah menjadi kebutuhan penting. Dengan begitu, kepercayaan masyarakat dalam menyimpan dana pada bank perlu dijaga, karena apabila terdapat permasalahan dalam mengelola dana mereka, maka masyarakat mulai tidak mempercayai jasa bank dalam mengelola dana mereka. Disamping itu, peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah terlepas dari masalah kredit. Oleh karena itu, bank tersebut diharapkan mampu menyediakan dana yang dibutuhkan oleh masyarakat yang akan mengajukan kredit. Bahkan, kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian kredit merupakan kegiatan utamanya (Kasmir, 2010). Maka dari itu dengan memberikan kredit kepada masyarakat, tujuannya untuk memperoleh keuntungan (profit) yang berasal dari selisih bunga kredit yang diberikan kepada nasabahnya.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Dari defenisi tersebut diketahui bahwa fungsi bank adalah memberikan jasa-jasa dalam lalu-lintas pembayaran dan peredaran uang dengan cara memberikan kredit.


(19)

Selanjutnya peran bank dalam mendukung kegiatan bisnis pasti akan sangat besar pula. Dimana kita ketahui, bahwa bank bekerja dalam menyalurkan kredit bagi masyarakat. Kredit bank diperlukan bagi pengusaha kecil, pengusaha menengah, dan juga pengusaha yang telah memiliki modal besar. Sehubungan dengan usaha pemerintah dalam meningkatkan fungsi dari dunia bisnis di Indonesia untuk memacu laju perekonomian Negara, maka dalam hal ini Pemerintah harus memperhatikan peran dan fungsi dari perbankan Indonesia. Sistem perbankan di Indonesia diatur dalam UU No.7 Tahun 1992 (diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998) Tentang Perbankan di Indonesia terdiri dari 2 jenis, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.

Untuk bisa menjaga kepercayaan masyarakat, maka bank harus menjaga kinerja keuangannya. Kinerja keuangan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik,baik dalam bentuk persentase atau kali (Riyadi, 2003 : 155).

Rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memperoleh laba, atau dengan kata lain profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. Profitabilitas


(20)

merupakan indikator yang paling penting untuk mengukur kinerja suatu bank.

Return On Assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan/memperoleh laba secara efektif dan efisien. Profitabilitas yang digunakan adalah ROA karena dapat memperhitungkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan income.

Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya, 2009 : 118).

Selain itu juga, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan (Dendawijaya, 2009:119).

Untuk menjalankan kegiatan operasionalnya perbankan membutuhkan dana, salah satunya bersumber dari pemberian kredit. Pada kondisi krisis saat ini


(21)

seharusnya perbankan tidak mengalokasikan dana terbesarnya pada pemberian kredit, karena pemberian kredit ini mengandung risiko yang besar. Tapi pada kenyataannya bank memproporsikan dana terbesarnya pada pemberian kredit karena kredit dapat menghasilkan profitabilitas besar (Husnul Khotimah:2005).

Dengan bank memberikan kredit maka secara tidak langsung bank sudah menghimpun dana yang berasal dari nasabahnya untuk melakukan operasinya. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan rasio LDR dalam menghitung

Namun dalam memberikan kredit tersebut bank harus mempunyai kemampuan untuk mengeluarkan dana dalam penyalurannya atau likuiditas. Selain itu ada ketentuan untuk bank memberikan kredit kepada masyarakat, karena dengan itu bank memperoleh keuntungan dan dapat menjalankan usahanya. Namun dalam proses pemberian kredit, ada beberapa masalah didalamnya yaitu dari segi intern salah satunya apabila bank sudah tidak mampu mengeluarkan dana, sedangkan dari segi ekstern yaitu apabila nasabah mengajukan permohonan kredit dan tidak direalisasikan oleh bank karena kurangnya persyaratan yang diajukan oleh nasabah tersebut (Heru Saptono:2008). Kredit menjadi sumber pendapatan dan keuntungan bank yang terbesar. Disamping itu kredit juga merupakan jenis kegiatan menanamkan dana yang sering menjadi penyebab utama bank menghadapi masalah besar. Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa stabilitas usaha bank sangat dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam mengelola kredit (Surwanto Sutojo:1997).


(22)

Namun apabila kegiatan ini tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan risiko kredit. Risiko kredit merupakan perbandingan antara saldo kredit bermasalah (non performing loan) dengan total harta (assets) secara keseluruhan. Risiko kredit disebabkan karena ketidakmampuan pihak debitur atau nasabah untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak kreditur atau bank. Seperti pembayaran pokok pinjaman, pembayaran bunga dan lain-lain yang tidak sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, apabila tidak dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan kredit bermasalah (non performing loan) yang semakin besar sehingga akan berdampak pada kondisi perbankan yang pada akhirnya dapat pula mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap kesehatan bank dan mempengaruhi profitabilitas pada bank tersebut (Heru Saptono:2008). Pada dasarnya risiko kredit tidak dapat dihindari oleh setiap bank. Di lain pihak, kredit merupakan jenis usaha bank yang besar risikonya. Risiko ini merupakan kondisi dan situasi yang akan dihadapi di masa yang akan datang yang sangat besar pengaruhnya terhadap perolehan laba bank (Kamir:2010).

Nilai ROA dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya.Dimana faktor-faktor ini juga dapat digunakan dalam penilaian kinerja maupun laba yang diperoleh bank seperti LDR (mewakili pemberian kredit) dan NPL (mewakili risiko kredit). Namun kredit yang diberikan oleh bank tidak menutup kemungkinan mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat serta memiliki fundamental yang lebih kuat. Agar pemberian kredit dapat dilaksanakan secara konsisten dan berdasarkan asas-asas perkreditan yang sehat. Menurut Siamat (2005) kredit macet atau yang biasa


(23)

disebut Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang menunjukkan pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan dan faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur. Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin kecil Non Performing Loan (NPL), maka semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lumbangaol (2014) tentang Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2012. Dari hasil penelitian menunjukkan variabel risiko kredit (NPL) dan tingkat kecukupan modal (CAR) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas (ROA).

Melina (2014) tentang Analisis Pengaruh Risiko Kredit Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT.BANK NEGARA INDONESIA,Tbk Pekanbaru. Dari hasil penelitian menunjukkan pengaruh risiko kredit terhadap profitabilitas memiliki pengaruh yang besar artinya profitabilitas pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk, begitu tergantung pada risiko kredit.

Fitri Kania (2013) tentang Pengaruh Intensifitas Pemberian Kredit Konsumsi dan Tingkat Non Performing Loan Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Pada Perbankan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil penelitian menunjukkan secara parsial intensifitas pemberian kredit konsumsi dan


(24)

Fitri (2013) Pengaruh Resiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal Terhadap Tingkat Profitabilitas pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil penelitian menunjukkan risiko kredit yang diukur dengan Non Performing Loan (NPL) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2010. Tingkat kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2010.

Sukma (2013) tentang Pengaruh Dana Pihak Ketiga,Kecukupan Modal dan Resiko Kredit Terhadap Profitabilitas. Dari hasil penelitian menunjukkan Dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan. Kecukupan modal yang diukur dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio

tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan. Risiko Kredit yang diukur dengan Non Performing Loan berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan, yang berarti semakin tinggi

Non Performing Loan maka profitabilitas akan semakin rendah.

Lestari (2014) Pengaruh Tingkat Pengembalian kredit Terhadap Tingkat Profitabilitas pada PT. Bank OCBC NISP Tbk. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengembalian kredit berpengaruh terhadap profitabilitas.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “ Analisis Pemberian Kredit Dan Resiko Kredit Serta


(25)

Pengaruhnya Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT.BPR NBP 20

DELITUA”.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat profitabilitas pada PT. BPR NBP 20 Delitua?

2. Bagaimana pengaruh risiko kredit terhadap tingkat profitabilitas pada PT. BPR NBP 20 Delitua?

3. Bagaimana pengaruh pemberian kredit dan risiko kredit terhadap tingkat profitabilitas secara simultan pada PT. BPR NBP 20 Delitua?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat profitabilitas pada PT.BPR NBP 20 Delitua.

2. Untuk menganalisis pengaruh resiko kredit terhadap tingkat profitabilitas pada PT.BPR NBP 20 Delitua.

3. Untuk menganalisis pengaruh pemberian kredit dan risiko kredit terhadap tingkat profitabilitas secara simultan pada PT. BPR NBP 20 Delitua

1.3.2 Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya sebagai berikut :


(26)

Dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perkreditan di dunia perbankan, terutama mengenai Analisis Pemberian Kredit dan Risiko Kredit serta Pengaruhnya terhadap Tingkat Profitabilitas .

b. Bagi Perusahaan

Perusahaan dapat memperoleh masukan atau informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan agar mampu meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang dan dalam menentukan kebijakan-kebijakan terutama kebijakan untuk menyalurkan kredit konsumsi kepada debitur.

c. Bagi Pihak lain

Yaitu sebagai sumbangan yang diharapkan akan memperkaya ilmu pengetahuan dan dalam rangka pengembangan disiplin ilmu akuntansi, serta memberikan referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian yang dilakukan penulis.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Bank

Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 november 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah “badan usaha yang menghimpundana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak” (Kasmir, 2002).

Bank merupakan tempat dimana orang yang mempunyai kelebihan dana untuk menyimpan uang dan tempat dimana orang-orang yang membutuhkan dan kekurangan dana untuk meminjam. Dana yang diperoleh bank dalam simpanan disalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukannya. Bank akan memperoleh keuntungan dari selisih bunga yang diberikan kepada masyarakat.

Fungsi-fungsi perbankan tersebut, antara lain :

1. Lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitannya sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana.

2. Pelaksana kebijakan moneter.


(28)

4. Lembaga yang ikut mendorong pertumbuhan dan pemerataan pendapatan.

2.1.2 Profitabilitas

Profitabilitas atau disebut dengan rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Profitabilitas diukur dengan ROA yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya, 2009 : 119).

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total aset (total aktiva). Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional bank sebelum pajak. Total aset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari aset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Analisis rasio profitabilitas ini menggunakan ROA. Alasan penggunaan ROA dikarenakan BI sebagai Pembina dan pengawas perbankan yang lebih mementingkan aset yang dananya berasal dari masyarakat. Disamping itu ROA merupakan metode pengukuran yang obyektif yang didasarkan pada data akuntansi yang tersedia dan besarnya


(29)

ROA dapat mencerminkan hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan terutama perbankan:

ROA = EBT x 100%

TA

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.

Perhitungan ROA terdiri dari :

1) ROA

ROA adalah return on asset atau hasil pengembalian dari asset.

2) EBT

EBT adalah laba perusahaan (bank) sebelum dikurangi pajak 3) Total aktiva

Merupakan keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh bank, terdiri dari: a) Aktiva lancar

b) Aktiva tetap

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, maka standar ROA yang baik adalah sekitar 1,5 persen.

2.1.3 Kredit

Menurut Kasmir (2010 : 73) pembiayaan atau kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,


(30)

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.

Berdasarkan pengertian diatas maka kredit merupakan suatu bentuk usaha yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh keuntungan atau profit

dari selisih bunga yang diberikan kepada masyarakat. Dalam hal ini tentunya ada kendala, setiap usaha pasti ada risiko dalam menjalaninya. Dalam menjalankan usaha didalamnya pasti terdapat risiko. Terutama perbankan dalam melakukan pemberian kredit.

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2010 : 74):

1. Kepercayaan

Yang merupakan suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benarbenar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.

2. Waktu

Yang menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan pemberian kredit dan pelunasannya. Pada saat pelunasan kredit yang telah disepakati jarak atau jangka waktunya bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.


(31)

Yang menyatakan adanya risiko yang mungkin muncul sepanjang jarak antara saat memberikan dan pelunasannya. Semakin panjang masa kredit maka semakin besar risiko yang menjadi tanggungan bank, demikian juga sebaliknya. Risiko ini ada yang di sengaja maupun tidak disengaja.

4. Kesepakatan

Yang menyatakan bahwa antara kreditur dan debitur terdapat suatu persetujuan dan dibuktikan dengan suatu perjanjian dimana masing masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. 5. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. 2.1.4 Pemberian Kredit

Pemberian kredit merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat dilakukan oleh sebuah bank. Pemberian kredit biasanya dilakukan oleh bank dalam hal menyalurkan dananya kepada masyarakat untuk masyarakat yang kekurangan dana. Termasuk kredit dalam kerangka pembiayaan bersama atau kredit dalam proses penyelamatan.

Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit dengan jumlah dana. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang


(32)

dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. Loan to Deposit Ratio menunjukkan kemampuan bank didalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dikumpulkan dari masyarakat (Achmad dan Kusuno, 2003).

Menurut Dendawijaya (2005) Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun memang akan menguntungkan, namun hal ini terkait resiko apabila sewaktu-waktu pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjamnya. Sebaliknya, apabila bank tidak menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena resiko karena hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, batas minimum pinjaman yang diberikan bank adalah 80% dan maksimum 110%. Rumus Loan to Deposit Ratio sebagai berikut:

LDR = Kredit x 100%

Dana Pihak Ketiga

2.1.4.1 Sumber Dana Pemberian kredit

Pertumbuhan bank dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menghimpun dana dari masyarakat. Bagi bank dana merupakan persoalan utama, tanpa dana bank tidak dapat menjalankan kegiatan : “Bagi


(33)

sebuah bank sebagai lembaga keuangan, dana merupakan darah dalam tubuh badan usaha dan persoalan paling utama. Tanpa dana bank tidak dapat berbuat apa-apa, artinya tidak dapat berfungsi sama sekali”. Disamping itu, adapun dana-dana bank yang digunakan sebagai alat operasional suatu bank bersumber dari dana-dana sebagai berikut (Lukman Dendawijaya, 2009 : 46) :

1. Dana Pihak Kesatu (Dana dari modal bank sendiri) 2. Dana Pihak Kedua (Dana pinjaman dari pihak luar) 3. Dana Pihak Ketiga (Dana dari masyarakat)

Adapun penjelasan mengenai sumber - sumber dana bank secara lebih rinci, yaitu sebagai berikut :

1. Dana pihak kesatu (dana dari modal bank sendiri)

Dana dari bank sendiri adalah dana yang berasal dari pemilik bank atau para pemegang saham, baik para pemegang saham pendiri (yang pertama kalinya ikut mendirikan bank tersebut) maupun pihak pemegang saham yang ikut dalam usaha bank tersebut pada waktu kemudian, termasuk para pemegang saham publik (jika mislanya bank tersebut sudah go public atau merupakan suatu badan usaha terbuka). Dana modal sendiri terdiri atas beberapa bagian (pos), yaitu sebagai berikut:

a. Modal disetor, adalah uang yang disetor secara efektif oleh pemegang saham pada saat bank didirikan. Pada umunya, sebagai dari setoran pertama modal pemilik bank (pemegang


(34)

saham) dipergunakan bank untuk penyediaan sarana perkantoran seperti tanah atau gedung, peralatan kantor, dan promosi untuk menarik minat masyarakat.

b. Agio saham, adalah nilai selisih jumlah uang yang dibayarkan oleh pemegang saham baru dibandingkan dengan nilai nominal saham.

c. Cadangan-cadangan, adalah sebagian laba bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk menutup kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari.

d. Laba ditahan, adalah laba milik para pemegang saham yang diputuskan oleh mereka sendiri melalui rapat umum pemegang saham untuk tidak dibagikan sebagai deviden, tetapi dimasukkan kembali dalam modal kerja untuk operasional bank.

2. Dana pihak kedua (dana pinjaman dari pihak luar)

Dana dari pihak kedua adalah dana-dana pinjaman yang berasal dari pihak luar, yaitu terdiri atas dana-dana sebagai berikut:

a. Call Money, adalah pinjaman dari bank lain yang berupa pinjaman antar bank. Pinjaman ini diminta bila ada kebutuhan mendesak yang diperlukan oleh bank, jangka waktu call money biasanya tidak lama, yaitu sekitar satu minggu, satu bulan, dan bahkan hanya beberapa hari saja.


(35)

b. Pinjaman biasa antar bank, adalah pinjaman dari bank lain yang berupa pinjaman biasa dengan jangka waktu relatif lebih lama. Pinjaman ini umumnya terjadi jika antar bank peminjam dan bank memberikan pinjaman kerja sama dalam bantuan keuangan dengan persyartan-persyaratan tertentu yang disepakati kedua belah pihak, jangka waktunya bersifat menengah atau panjang dengan tingkat bunga relatif lebih lunak.

c. Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), pinjaman dari LKBB lebih banyak berbentuk surat berharga yang dapat diperjualbelikan dalam pasar uang sebelum jatuh tempo daripada berbentuk kredit. Pinjaman dari Bank Sentral (BI), adalah pinjaman yang diberikan Bank Indonesia kepada bank untuk membiayai usaha-usaha masyarakat yang tergolong berprioritas tinggi, seperti kredit-kredit program, misalnya kredit investasi pada sektor-sektor ekonomi harus ditunjang sesuai dengan petunjuk pemerintah.

3. Dana pihak ketiga (dana dari masyarakat)

Bank bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat dan bertindak selaku perantara bagi keuangan masyarakat. Oleh karena itu, bank harus selalu berada ditengah masyarakat agar arus uang dari masyarakat yang kelebihan dana dapat ditampung dan disalurkan kembali kepada masyarakat. Kepercayaan masyarakat akan keberadaan bank dan keyakinan masyarakat bahwa bank akan


(36)

menyelesaikan permasalahan-permasalahan keuangan dengan sebaik-baiknya merupakan suatu keadaan yang diharapkan oleh semua bank. Untuk itu, bank selalu berusaha memberikan pelayanan (service) yang memuaskan masyarakat.

Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (bisa mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank). Dana dari masyarakat terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagi berikut :

a. Giro, adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

b. Deposito atau simpanan berjangka, adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian.

c. Tabungan, adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Semua bank diperkenankan untuk mengembangkan sendiri berbagai jeniis tabungan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat tanpa perlu adanya persetujuan dari bank sentral (Bank Indonesia).

Selain tiga macam bentuk dana dari pihak ketiga tersebut, masih terdapat beberapa macam dana dari pihak ketiga yang diterima bank. Akan tetapi, dana-dana ini sebagian besar bersifat sementara, seperti


(37)

uang titipan, transfer, setoran jaminan Letter of Credit (dalam maupun luar negeri).

2.1.5 Resiko Kredit

Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila kredit yang diberikannya ternyata menjadi kredit bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok kredit beserta bunga bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit (Dendawijaya, 2009 : 82).

Secara umum diartikan sebagai bentuk-bentuk peristiwa yang mempunyai pengaruh terhadap kemampuan seseorang atau sebuah institusi untuk mencapai tujuannya. Risiko kredit merupakan risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau default debitur yang tidak dapat diperkirakan.

Menurut Ktut Silvanita (2009 : 28), Risiko kredit adalah risiko pinjaman tidak kembali sesuai dengan kontrak, seperti penundaan, pengurangan pembayaran suku bunga dan/atau pinjaman pokoknya, dan tidak membayar pinjaman sama sekali. Risiko kredit sering direfleksikan dengan Non Performing Loan (NPL). NPL merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan macet) terhadap total kredit yang disalurkan bank semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Bank dalam melakukan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali


(38)

kewajibannya. Dendawijaya (2009 : 82) menyatakan bahwa, implikasi bagi pihak bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah dapat berupa sebagai berikut:

1) Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan) dari kredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank.

2) Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR (Bad Debt Ratio) menjadi semakin besar yang menggambarkan terjadinya situasi yang memburuk.

3) Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank dan akan sangat berpengaruh terhadap CAR (Capital Adequacy Ratio).

4) Menurunnya tingkat kesehatan bank. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perhitungan

Non Performing Loan adalah sebagai berikut: NPL = Kredit Macet x 100%

Total Kredit

Perhitungan NPL terdiri dari :

1. NPL= Non performing loan , rasio risiko kredit 2. KM = Kredit macet ( Kredit yang tidak dapat ditagih) 3. TK = Total Kredit


(39)

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai tingkat profitabilitas telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu yang menghasilkan temuan yang bermacam-macam dengan berbagai variabel. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti

Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1 Listio Juni Harty Lumbanga ol (2014) Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2012

Variabel Dependen : Tingkat

Profitabilitas

Variabel Independen :

Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal

Hasil dari penelitian ini adalah variabel risiko kredit (NPL) dan tingkat kecukupan modal (CAR) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas (ROA).

2 Melina (2014) Analisis Pengaruh Risiko Kredit Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT.BANK NEGARA INDONESIA,T bk Pekanbaru

Variabel Dependen : Tingkat Profitabilitas Variabel Independen : Analisis Pengaruh Risiko Kredit

Hasil dari penelitian ini adalah pengaruh risiko kredit terhadap

profitabilitas memiliki pengaruh yang besar artinya profitabilitas pada PT. Bank Negara

Indonesia, Tbk, begitu tergantung pada risiko kredit.


(40)

3 Fitri Kania (2013) Pengaruh Intensifitas Pemberian Kredit Konsumsi dan Tingkat Non Performing Loan Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Pada Perbankan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Variabel Dependen : Tingkat profitabilitas Variable Independen : Pengaruh Intensifitas Pemberian Kredit Konsumsi dan Tingkat Non Performing Loan

Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan secara parsial intensifitas pemberian kredit konsumsi dan non performing loan berpengaruh terhadap profitabilitas bank

4 Fifit Syaiful Fitri (2013) Pengaruh Resiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal Terhadap Tingkat Profitabilitas pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Variabel Dependen : Tingkat

Profitabilitas

Variabel Independen : Pengaruh Resiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal

Hasil dari penelitian ini adala risiko kredit yang diukur dengan Non Performing Loan (NPL) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2010. Tingkat kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2010.h 5 Yoli Lara

Sukma (2013)

Pengaruh Dana Pihak

Ketiga,Kecukup an Modal dan Resiko Kredit Terhadap Profitabilitas

Variable Dependen : Tingkat

Profitabilitas

Variable Independen : Pengaruh Dana Pihak

Ketiga,Kecukupan Modal dan Resiko Kredit

Hasil dari penelitian ini adalah Dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan. Kecukupan modal yang diukur dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan. Risiko Kredit yang diukur dengan Non Performing Loan berpengaruh


(41)

2.3 Hubungan Antar Variabel

2.3.1 Hubungan Pemberian Kredit dengan Tingkat Profitabilitas

Pemberian kredit merupakan salah satu kegiatan bank dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya. Pada sebagian bank pemberian kredit merupakan bisnis terbesar dan sumber pendapatan terbesar. Maka menurut Kasmir (2010:71-72) : ”Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntunganbank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit, sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak, akan menyebabkan bank tersebut rugi”. Jadi, kontribusi terbesar sebagai sumber penghasilan sebuah usaha bank berasal dari penyaluran kredit. Semakin besar aktivitas pembangunan serta semakin tnggi pertumbuhan ekonomi, semakin besar pula peranan yang dilakukan oleh bank, baik dari segi pengerahan dana maupun dari segi arah dan volume kredit yang diberikan/disalurkan, Rivai, dkk. (2007:437).

perusahaan perbankan, yang berarti semakin tinggi Non Performing Loan maka profitabilitas akan semakin rendah. 6 Dinni

Fitrianni Lestari (2014) Pengaruh Tingkat Pengembalian kredit Terhadap Tingkat Profitabilitas pada PT. Bank OCBC NISP Tbk

Variabel Dependen : Tingkat Profitabilitas Variabel independen: Pengaruh Tingkat Pengembalian kredit

Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa tingkat

pengembalian kredit berpengaruh terhadap profitabilitas.


(42)

Menurut penelitian Rosidah (2009), bahwa semakin besar penyaluran kredit maka semakin besar pula laba yang akan menyebabkan naiknya nilai

returnon asset, yaitu profitabilitas.

2.3.2 Hubungan Risiko Kredit dengan Tingkat Profitabilitas

Dalam melakukan pemberian kredit pada suatu bank maka didalamnya tidak jauh dari risiko yang dihadapinya. Risiko kredit yang di hadapi oleh bank cukup besar karena mengingat bahwa perkreditan merupakan penghasilan terbesar bagi sebagian besar bank.

Menurut Kasmir (2010 : 103) : “Dalam rangka meningkatkan perolehan laba, perbankan perlu mengetahui risiko-risiko yang akan dihadapinya. Risiko ini merupakan kondisi dan situasi yang akan dihadapi di masa yang akan datang yang sangat besar pengaruhnya terhadap perolehan laba bank”.

Dalam hal ini adalah risiko kredit. Menurut Astuty (2007), bahwa jika risiko usaha berpengaruh terhadap return, maka secara logis risiko-risiko usaha bank juga berpengaruh terhadap bank return, dalam hal ini adalah profitabilitas bank. Risiko usaha bank tersebut yaitu risiko kredit. Maka apabila risiko kredit tersebut tidak dapat dikelola dengan baik oleh bank, maka akan mempengaruhi bank dalam memperoleh keuntungan (profitabilitas). Diantara risiko-risiko yang terdapat dalam bisnis perbankan, pada umumnya risiko kredit yang paling penting, karena ketidakampuan memenuhi kewajiban sebagian nasabah inti dapat mengakibatkan


(43)

2.3.3 Hubungan Pemberian Kredit dan Risiko Kredit Terhadap

Tingkat Profitabilitas

Bank merupakan suatu badan yang berfungsi untuk menghimpun dana dan menyalurkan dana yang berasal dari masyarakat guna untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak dalam bentuk pinjaman atau dengan pemberian kredit. Hal ini berdasarkan pada pendapat Kasmir (2010 : 71) : “Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah kredit/pembiayaan. Bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan pemberian kredit/pembiayaan merupakan kegiatan utamanya. Besarnya jumlah kredit/pembiayaan yang diberikan akan membuat risiko kredit/pembiayaan semakin besar, dan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit/pembiayaan sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi”. Berdasarkan hal tersebut pemberian kredit yaitu kegiatan yang dilakukan oleh bank dalam hal kemampuan untuk menyalurkan dana kepada masyarakat guna memperoleh keuntungan yang berasal dari selisih bunga yang didapat. Risiko kredit akan terjadi apabila nasabah tidak dapat mengembalikan kredit dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Apabila tidak dapat mengembalikan kredit tersebut maka akan menimbulkan kerugian bagi bank, maka dana tersebut tidak dapat disalurkan kembali kepada masyarakat. Hal ini akan berdampak mempengaruhi tingkat profitabilitas pada bank atas adanya pemberian kredit tersebut.


(44)

2.4 Kerangka Konseptual

Profitabilitas merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan. Profitabilitas sangat memegang peranan yang sangat penting untuk masa depan perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus memiliki profitabilitas yang baik untuk menjamin masa depan perusahaan. Profitabilitas perbankan diukur dengan ROA. ROA diukur dengan membandingkat laba sebelum pajak dengan total aktiva. Kemudian terdapat faktor yang mungkin mempengaruhi tingkat profitabilitas diantaranya adalah pemberian kredit (LDR) dan risiko kredit (NPL). Risiko kredit yang diproksikan dengan non performing loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap tingkat profitabilitas bank yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA). Sehingga semakin besar NPL maka akan mengakibatkan penurunan ROA yang juga berarti tingkat profitabilitasnya menurun. Begitu pula sebaliknya, jika

non performing loan (NPL) turun, maka return on asset (ROA) akan semakin meningkat sehingga tingkat profitabilitas dikatakan semakin baik. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil hipotesis bahwa risiko kredit (NPL) berpengaruh negatif terhadap tingkat profitabilitas (ROA).

Dari uraian di atas maka yang menjadi variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah Pemberian kredit yang diproksikan dengan Loan Deposit Ratio (LDR) dan Risiko kredit yang diproksikan dengan Non Performing Loan (NPL) Dan Tingkat Profitabilitas yang diproksikan dengan

Return on Assets (ROA) yang merupakan variabel terikat (dependent variable). Sehingga kerangkakonseptualnya dapat digambarkan sebagai berikut :


(45)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara yang digunakan sebelum dilakukannya penelitian dalam hal pendugaannya menggunakan statistika untuk menganalisisnya. Menurut Sugiyono (2008:64) pengertian hipotesis adalah sebagai berikut:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat.”

Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis seperti penelitian eksploratif dan deskriptif tidak memerlukan hipotesis. Tetapi melalui penelitian eksploratif dan deskriptif justru akan menemukan hipotesis. Hipotesis dari penelitian ini adalah :

Pemberian Kredit (X1) Variabel Independen

Resiko Kredit (X2) Variabel Independen

Tingkat Profitabilitas (Y) Variabel Dependen


(46)

1. Pemberian Kredit berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. BPR NBP 20 Delitua.

2. Resiko Kredit berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. BPR NBP 20 Delitua.

3. Pemberian Kredit dan Resiko Kredit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. BPR NBP 20 Delitua.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif (descriptive research) yaitu, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.

Berdasarkan jenis datanya, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Karena penelitian ini datanya diambil dari data laporan keuangan PT. BPR NBP 20 DELITUA yang berbentuk angka.

Menurut Bungin (2005:36), “Penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variable yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi”.

3.2 Jenis Data dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Ada dua jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Data Primer

Data Primer menurut Sugiyono (2001:21), “data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman


(48)

sendiri oleh penulis.” Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari bagian teknologi informasi dan akuntansi mengenai metode penghitungan laporan keuangan serta kondisi keuangan PT. BPR NBP DELITUA 20.

2. Data Sekunder

Data Sekunder menurut Sugiyono (2001:21) yaitu “data yang diperoleh dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah diolah dan terdokumentasi di perusahaan misalnya sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan laporan keuangan perusahaan.” Data ini yang mendukung data primer yang diperoleh dari bacaan, literatur-literatur dari perusahaan yang bersangkutan seperti laporan keuangan berupa neraca , laporan laba/rugi dan informasi keuangan lain tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014, serta sejarah singkat dan struktur organisasi PT. BPR NBP DELITUA 20.

3.2.2 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh meliputi, tingkat profitabilitas, pemberian kredit, dan resiko kredit selama periode 2008 – 2014. Data tersebut diambil secara triwulan hal tersebut berdasarkan pada pendapat Gay dalam buku H. Umar yang berjudul Metode Penelitian (2005:79) di mana Gay berpendapat bahwa “Untuk sampel yang


(49)

menggunakan metode deskriptif minimal 10 % dari populasi”. Sampel tersebut diambil sesuai dengan syarat time series (rentetan waktu), yaitu data sampel diambil minimal 5 periode terakhir. Data diambil selama 7 tahun secara triwulan, karena :

1)Data yang diambil merupakan Laporan Keuangan Triwulan yang merupakan data terbaru yang sudah diaudit.

2)Karena sudah mewakili kondisi kinerja perusahaan dan bahwa data sampel tersebut berkaitan dengan masalah fenomena yang diteliti sesuai dengan judul.

3)Diambil selama 7 tahun karena sudah dianggap representatif

(mewakili) untuk dilakukan penelitian.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

A. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan meminta dan menganalisis bahan-bahan hasil dokumentasi kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan objek penelitian dan melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan terutama yang sudah terdokumentasi di bank untuk kemudian mengolah dan menganalisis pos-pos Neraca, Laporan Laba/Rugi dan informasi keuangan lain menurut Rencana Kerja Tahunan (rencana dan realisasi) pada PT. BPR NBP 20 DELITUA


(50)

B. Teknik Kepustakaan, menurut Bungin (2005) : “Teknik Kepustakaan , yaitu mengumpulkan informasi yang dibutuhka melalui buku-buku, literatur, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Februari 2015 guna mendapatkan data (neraca dan laporan laba-rugi) yang diperlukan dalam penelitian ini pada PT. BPR NBP DELITUA 20 yang beralamat di Jl. Besar Delitua No. 8 Medan.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2010 : 80) : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa populasi yaitu suatu objek atau subjek tertentu untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya. Populasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan triwulan seperti seperti neraca, laporan laba rugi, catatan atas laporan keuangan, dan laporan pendukung lainnya. Serta informasi lain PT. BPR NBP 20 Delitua.

3.5.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:81) : “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili)”. Teknik


(51)

sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis yaitu dengan menggunakan teknik nonprobability sampling. Teknik

nonprobability sampling yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik sampling purposive. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan triwulan yang merupakan data terbaru. Yaitu seperti neraca, laporan laba rugi, catatan atas laporan keuangan, dan laporan pendukung lainnya.

3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Erlina (2008 : 57), pengoperasian konsep (operationalizing the concept) atau biasa juga disebut dengan mendefinisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian. Penelitian ini melibatkan 3 variabel yang terdiri dari 2 variabel independen dan 1 variabel dependen. Variabel dependen yakni tingkat profitabilitas dan 2 variabel independen pemberian kredit dan resiko kredit.

3.6.1 Variabel Dependen(Y)

Variabel dependen (Variabel Y) yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat profitabilitas dengan menggunakan indikator ROA.


(52)

3.6.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen (variabel X) yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhinya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah: pemberian kredit (LDR) dan resiko kredit (NPL).

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No Variabel Definisi Pengukuran Skala Pengukuran

1 Tingkat Profitabilitas

Analisis rasio profitabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh

keuntungan (laba) secara keseluruhan.

ROA =

Laba Sebelum x100% PajakTotal Aset

Rasio

2 Pemberian Kredit

Penyerahan barang jasa atau

uang dari satu pihak

(kreditor/pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (debitur/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah

disepakati kedua belah pihak.

LDR =

Total Kredit x 100% Dana Pihak Ketiga

Rasio

3 Resiko

Kredit

Rasio antara kredit terhadap total oustanding

NPL =

Kredit Macet x100% Total kredit


(53)

3.7 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis lebih lanjut dengan alat-alat bantu, berupa dasar-dasar teori yang telah dipelajari sebelumnya. Sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai obyek yang diteliti, dan dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Adapun analisis penelitiannya akan dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode statistik, untuk pengujian hipotesis. Untuk melakukan pengujiannya diperlukan serangkaian langkah yang akan dimulai dari operasionalisasi variabel, teknik pengumpulan data, penentuan populasi dan sampel, serta metode analisa dan rancangan pengujian hipotesis. Metode kuantitatif dalam penelitian ini antara lain :

a. Analisis Regresi Linier Berganda (Multipel)

Analisis Regresi Linear Berganda (multiple linear regression) digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y), dengan bantuan penggunaan program pengolahan data statistik yaitu Statistical Package for Social Science (SPSS) yang dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = a + b1 X1+ b2 X2 + e

Keterangan :

Y = Tingkat profitabilitas X1 = pemberian kredit X2 = resiko kredit


(54)

b1,b2 = koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen.

e = Tingkat kesalahan (standard error)

3.8 Teknik Analisis Data

Metode dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang menggunakan perangkat lunak statistik. Alat analisis data yang digunakan adalah statistic deskriptif,yakni untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini. Analisis data yang digunakan dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Sebelum data dianalisis, maka utnuk keperluan data analisis tersebut, terlebih dahulu dilakyukan uji asumsi klasik sebelum pengujian hipotesis.

3.8.1 Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2006 : 19), statistic deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standart deviasi, maksimum, dan minimum, sehingga secara konstektual dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.


(55)

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Erlina (2008:154), uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal. Cara yang digunakan untuk melihat apakah data normal atau tidak adalah dengan melakukan analisis grafik dengan melihat grafik histogram dan probability plot dan dengan melakukan analisis statistik. Analisis grafik ini dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram dan

probability plot. Sedangkan analisis statistik dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

Menurut Ghozali (2011) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu:

A. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafikhistogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat membingungkan ,khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode


(56)

lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Dasar pengambilan keputusannya adalah :

- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

- Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

B. Analisis Statistik

Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Pedoman dalam pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang akan diolah adalah sebagai berikut:

- Apabila hasil signifikansi lebih besar (>) dari 0,05 maka data

terdistribusi normal.

- Apabila hasil signifikansi lebih kecil (<) dari 0,05 maka data

tersebut tidak terdistribusi secara normal.


(57)

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel – variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel – variabel bebas ini tidak ortogonal (Erlina, 2008 : 156). Variabel – variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Model regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinearitas. Multikolinearitas dapat dilihat dari VIF (Variance Inflation Factor), jika VIF 10 maka tingkat multikolinearitas dapat ditoleransi. Multikolinearitas dilihat juga melalui TOL (Tolerance). Nilai TOL berkebalikan dengan nilai VIF. Tolerance (TOL) mengukur variabilitas dari variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel inpenden lainnya. Jadi multikolinearitas terjadi jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10.

3.8.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi antar variabel itu sendiri. Asumsi mengenai independensi terhadap residual (non-autokorelasi) dapat diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson (Field dalam Gio, 2015 : 31). Nilai statistik dari uji Durbin-Watson berkisar di antara 0 dan 4. Field (2009:220) menyatakan sebagai berikut.

“Specifically, it (Durbin-Watson) tests whether adjacent residuals are correlated. The test statistic can vary between 0 dan 4 with a value 2 meaning that the residuals are uncorrelated".


(58)

Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. Field (2009:220-221) menyatakan sebagai berikut.

“The size of the Durbin-Watson statistic depends upon the number of predictors in the model and the number of observations. For accuracy, you should look up the exact acceptable values in Durbin and Watson's (1951) original paper. As very conservative rule of thumb, values less then 1 or greater than 3 are definitely cause for concern; however, values closer to 2 may stil be problematic depending on your sample and model”.

3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot

antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X. (Ghozali, 2011 : 139). Menurut Ghozali (2011:139) menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(59)

Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.9 Pengujian Hipotesis

3.9.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Tahap pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Ha : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

2. Menentukan besarnya nilai F hitung dan signifikan F (Sig F). 3. Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5%.

4. Menganalisis data penelitian yang telah diolah dengan kriteria pengujian yaitu :

 Jika nilai sig F > 0.05, maka Ho diterima, artinya variabel bebas secara simultan tidak mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.


(60)

 Jika nilai sig F ≤ 0.05, maka Ho ditolak, artinya variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.

3.9.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Tahap pengujian adalah sebagai berikut :

1. Ho: β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Ha: β = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap dependen secara parsial.

2. Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5%

3. Jika probabilitas (signifikasi) lebih besar dari 0,05 (α) maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap struktur modal, jika lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap struktur modal.

3.8.2.3Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ( ) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas (Gujarati, 2003:212). Nilai koefisien determinasi berada di sekitar 0 dan 1. Nilai koefsien


(61)

determinasi yang kecil (mendekati nol) berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel tak bebas (Gio, 2015 : 20).


(62)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum PT. BPR NBP 20 Delitua

Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku, bangku inilah yang dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan populer menjadi bank. Pengertian bank menurut undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 10 tahun 1998, pengertian bank adalah:

Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit, dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

Jenis bank dilihat dari segi fungsinya dibagi menjadi dua yaitu: Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

1. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan


(63)

syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

PT. Bank Perkreditan Rakyat Nusantara Bona Pasogit 20, merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang keuangan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (tabungan dan deposito), dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

4.1.1.1 Sejarah Singkat PT. BPR NBP 20

PT. Bank Perkreditan Rakyat Nusantara Bona Pasogit 20 (BPR) merupakan lembaga keuangan bank yang berdiri sejak tanggal 21 September 1993 yang beralamat di Jl. Besar Delitua No.8 Delitua,Kec.Delitua.

Dengan mendukung program pemerintah dalam mewujudkan pembangunan perekonomian masyarakat kecil dan menengah, dengan kegiatan ini diharapkan dapat terciptanya pemerataan pembangunan yang dapat mencakup masyarakat sampai ke pelosok-pelosok.

4.1.1.2 Visi dan Misi PT. BPR NBP 20

a. Visi PT. BPR NBP 20

Adapun visi PT BPR NBP 20 adalah menjadi Perusahaan Perbankan terbaik di bidang Makro untuk daerah Delitua dan Sekitarnya dan akan menjadi Perusahaan andalan masyrakat daerah tersebut dalam 5 tahun kedepan.


(64)

b. Misi PT. BPR NBP 20

Adapun misi PT BPR NBP 20 adalah memberikan pelayanan cepat,tepat dan akurat melalui produk yang sesuai dengan kebutuhan masyrakat berdasarkan kompetensi dan komitmen SDM untuk meningkatkan kesejahteraan Pengurus dan Karyawan serta meningkatkan nilai saham.

4.1.1.3 Struktur Organisasi PT. BPR NBP 20

4.1.1.4

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. BPR NBP 20 Sumber : PT. BPR NBP 20 Delitua

RUPS Dewan Direksi Dewan Komisaris Kabag.Marketing Kabag.Operasio AO Funding AO Funding AO Funding IC Staff Kepala K.Kas Bandar OB Telle Kepala K.Kas T.Anom Kepala K.Kas Tiga Telle OB Legal Telle OB Telle

C Adm.Legal Accounting Adm. EDP Kredi Securit y Drive r OB


(65)

4.1.1.5 Aktivitas Perusahaan

Aktivitas utama PT.BPR NBP 20 adlah penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat dan pelaku UMKM. Dalam menjalankan kedua aktivitas utama dipimpin oleh Kepala Bagian. Sebagai pedoman kerj dalam menjalankan aktivitas ini telah dibuatkan SOP tentang penghimpunan dana dan penyaluran dana sehingga setiap petugas memahami bidang kerjanya masing-masing.

4.2 Analisis Statistik Deskriptif

Penelitian ini dilakukan pada PT. BPR NBP 20 Delitua selama periode tahun 2008-2014 menggunakan data triwulan. Sebelum membahas pengaruh pemberian kredit dan risiko kredit terhadap profitabilitas, terlebih dahulu akan dibahas perkembangan pemberian kredit, risiko kredit, dan profitabilitas perusahaan selama periode 2008-2014. Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini berupa data sekunder, karena merupakan data yang dikumpulkan oleh perusahaan dan telah mengalami pengolahan dalam bentuk laporan keuangan.

4.2.1 Perkembangan Pemberian Kredit PT. BPR NBP 20 Delitua

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Kegiatan pemberian kredit sangat penting artinya bagi perbankan, karena melalui pemberian kredit bank memperoleh


(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Perkembangan Pemberian Kredit PT. BPR NBP 20 Delitua

Tahun Triwulan Kredit yang

diberikan Perkembangan Pertumbuhan

2008

I Rp. 14.135.953 - -

II Rp. 16.230.004 Rp. 2.094.051 12.90% III Rp. 18.525.088 Rp. 2.295.084 12.39% IV Rp. 18.331.670 Rp. -193.418 -1.06%

2009

I Rp. 18.557.894 Rp. 326.224 1.75%

II Rp. 19.349.191 Rp. 691.297 3.57%

III Rp. 20.602.406 Rp. 1.253.215 6.08% IV Rp. 22.948.163 Rp. 2.345.757 10.22%

2010

I Rp. 25.804.054 Rp. 2.855.891 11.07% II Rp. 27.871.530 Rp. 2.067.576 7.42% III Rp. 26.711.233 Rp. -1.160.397 -4.34% IV Rp. 26.259.449 Rp. -451.784 -1.72%

2011

I Rp. 27.782.733 Rp. 1.523.284 5.48%

II Rp. 31.302.750 Rp. 3.520.017 11.25% III Rp. 33.990.042 Rp. 2.687.292 7.91% IV Rp. 36.677.334 Rp. 2.687.292 7.33%

2012

I Rp. 38.634.370 Rp. 1.957.035 5.07%

II Rp. 40.844.324 Rp. 2.209.954 5.41% III Rp. 42.514.097 Rp. 1.669.773 3.93% IV Rp. 44.631.387 Rp. 2.117.290 4.74%

2013

I Rp. 47.660.739 Rp. 3.029.352 6.36%

II Rp. 50.203.934 Rp. 2.543.195 5.07% III Rp. 52.716.240 Rp. 2.512.306 4.77%

IV Rp. 52.917.237 Rp. 200.997 0.38%

2014

I Rp. 53.350.787 Rp. 433.550 0.81%

II Rp. 55.439.107 Rp. 2.088.320 3.77% III Rp. 59.239.141 Rp. 3.800.034 6.41% IV Rp. 60.588.283 Rp. 1.349.142 2.23%


(2)

Lampiran 2

Perkembangan Risiko Kredit Pada PT. BPR NBP20 Delitua

Tahun Triwulan NPL Total Aktiva Resiko

Kredit Perkembangan

2008

I Rp. 505.474 Rp. 22.872.484 2.21% -

II Rp. 581.576 Rp. 19.517.891 2.98% 0.77% III Rp. 932.566 Rp. 15.065.560 6.19% 3.21% IV Rp. 1.996.229 Rp. 25.041.502 7.97% 1.78%

2009

I Rp. 581.293 Rp. 15.193.131 3.83% -4.15% II Rp. 796.111 Rp. 14.429.554 5.52% 1.69% III Rp. 777.067 Rp. 11.194.811 6.94% 1.42% IV Rp. 1.937.781 Rp. 35.558.326 5.45% -1.49%

2010

I Rp. 438.307 Rp. 14.251.442 3.08% -2.37% II Rp. 996.570 Rp. 24.797.129 4.02% 0.94% III Rp. 1.243.235 Rp. 35.523.637 3.50% -0.52% IV Rp. 1.135.541 Rp. 26.764.271 4.24% 0.74%

2011

I Rp. 1.204.956 Rp. 32.127.924 3.75% -0.49% II Rp. 1.201.088 Rp. 33.457.544 3.59% -0.16% III Rp. 1.116.879 Rp. 32.603.702 3.43% -0.16% IV Rp. 1.991.210 Rp. 50.040.060 3.98% 0.55%

2012

I Rp. 968.335 Rp. 39.565.833 2.45% -1.53% II Rp. 1.392.101 Rp. 53.139.172 2.62% 0.17% III Rp. 1.581.583 Rp. 53.692.755 2.95% 0.33% IV Rp. 1.507.746 Rp. 57.803.781 2.61% -0.34%

2013

I Rp. 1.754.363 Rp. 60.269.836 2.91% 0.30% II Rp. 1.760.138 Rp. 56.800.177 3.10% 0.19% III Rp. 1.720.636 Rp. 59.430.197 2.90% -0.20% IV Rp. 1.837.781 Rp. 58.354.913 3.15% 0.25%

2014

I Rp. 1.909.863 Rp. 60.150.867 3.18% 0.03% II Rp. 1.784.909 Rp. 62.853.364 2.84% -0.34% III Rp. 1.746.229 Rp. 70.527.215 2.48% -0.36% IV Rp. 1.791.210 Rp. 71.018.410 2.52% 0.05%


(3)

Lampiran 3

Perkembangan Profitabilitas PT. BPR NBP 20 Delitua

Tahun Triwulan EBT Total Aktiva ROA Perkembangan

2008

I Rp. 294.632 Rp. 19.517.891 1.10% -

II Rp. 686.457 Rp. 22.872.484 2.42% 1.31% III Rp. 898.533 Rp. 25.065.560 3.20% 0.79% IV Rp. 1.339.289 Rp. 25.041.502 4.70% 1.49%

2009

I Rp. 172.834 Rp. 25.193.131 1.44% -3.26% II Rp. 548.667 Rp. 24.429.554 2.49% 1.05% III Rp. 840.645 Rp. 31.194.811 3.91% 1.42% IV Rp. 1.086.225 Rp. 35.558.326 5.22% 1.31%

2010

I Rp. 232.053 Rp. 34.251.442 1.36% -3.86% II Rp. 509.404 Rp. 34.797.129 2.67% 1.30% III Rp. 545.095 Rp. 35.523.637 3.94% 1.27% IV Rp. 756.359 Rp. 36.764.271 5.01% 1.07%

2011

I Rp. 185.515 Rp. 42.127.924 0.61% -4.40% II Rp. 430.813 Rp. 43.457.544 1.31% 0.70% III Rp. 1.075.028 Rp. 42.603.702 3.00% 1.69% IV Rp. 1.780.966 Rp. 50.040.060 4.02% 0.00%

2012

I Rp. 430.559 Rp. 49.565.833 1.14% -1.86% II Rp. 1.154.422 Rp. 53.139.172 1.45% 0.31% III Rp. 1.832.439 Rp. 53.692.755 1.54% 0.09% IV Rp. 2.641.079 Rp. 57.803.781 2.70% 1.16%

2013

I Rp. 546.780 Rp. 60.269.836 0.78% -1.92% II Rp. 1.396.749 Rp. 66.800.177 2.77% 1.99% III Rp. 2.316.060 Rp. 69.430.197 2.98% 0.21% IV Rp. 3.360.240 Rp. 68.354.913 3.31% 0.33%

2014

I Rp. 534.614 Rp. 70.150.867 2.28% -1.02% II Rp. 1.400.147 Rp. 72.853.364 3.53% 1.24% III Rp. 2.248.946 Rp. 80.527.215 4.17% 0.64% IV Rp. 3.422.722 Rp. 81.018.410 5.69% 1.52%


(4)

Lampiran 4

Output SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tingkat Profitabilitas

28 .6100 5.6900 2.812143 1.4172884

Pemberian Kredit 28 2.1200 3.8200 3.220714 .3478072

Resiko Kredit 28 438307 1996229 1328242.04 500487.953

Valid N (listwise) 28

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 28

Kolmogorov-Smirnov Z .480

Asymp. Sig. (2-tailed) .975

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


(5)

Normalitas dengan

Normal Probability Plot

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Pemberian Kredit .994 1.006

Resiko Kredit .994 1.006

Hasil Uji Autokorelasi

Model

Durbin-Watson

1 1.140


(6)

Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18.009 2 9.005 6.214 .006a

Residual 36.226 25 1.449

Total 54.235 27

a. Predictors: (Constant), Resiko Kredit, Pemberian Kredit

b. Dependent Variable: Profitabilitas

Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial Secara Individu

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.155 2.296 2.681 .013

Pemberian Kredit -1.518 .668 -.373 -2.272 .032

Resiko Kredit 1.165E-6 .000 .411 2.509 .019

Hasil Koefisien Determinasi

Mod

el R R Square

Adjusted R Square