Perancangan Museum Senjata Api Rusia Di Blitar Dengan Tema Military Camp

(1)

PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA DI BLITAR

DENGAN TEMA

MILITARY CAMP

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah DI 38309 Tugas Akhir Semester II tahun Akademik 2010/2011

Oleh :

Muhammad Rizky Darmawan Jusuf 52006013

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat, karunia, dan hidayah Nya lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Desain, Program Studi Desain Interior Universitas Komputer Indonesia di Bandung.

Kurangnya apresiasi masyarakat untuk mengunjungi museum membuat dan mendorong penulis untuk menyusun Laporan Tugas Akhir mengenai museum. Ketertarikan penulis terhadap senjata api dan militer khususnya yang berasal dari Rusia juga diikut sertakan dan menjadi bagian dari proyek perancangan museum ini. Karena itulah pada akhirnya penulis memutuskan untuk menyusun Laporan Tugas Akhir dengan judul Perancangan Museum Senjata Api Rusia di Blitar Dengan Tema Military Camp.

Semoga Laporan Pengantar Tugas Akhir ini dapat memberikan informasi bagi mahasiswa sebagai bagian dari civitas akademika Universitas Komputer Indonesia dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bandung, 10 Agustus 2011


(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Museum sebagai sarana atau fasilitas untuk memenuhi kebutuhan manusia akan tempat untuk melihat dan menikmati suatu pameran selayaknya mendapatkan perhatian tertentu terutama oleh masyarakat di kota-kota yang penduduknya membutuhkan hiburan sekaligus edukasi. Museum-museum yang ada di Indonesia pada umumnya dimiliki oleh pemerintah, beberapa yang lain dimiliki oleh korporasi swasta dan individu atau perorangan (Hartawan, 2010).

Mengunjungi museum adalah suatu hal atau kegiatan yang jarang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia. Jika bukan karena terpaksa seperti diharuskan dari sekolah atau untuk keperluan tugas, masyarakat memilih untuk pergi ke pusat hiburan seperti ke pusat perbelanjaan untuk mengisi waktu senggangnya. Fenomena ini sangat menyedihkan, karena menunjukkan kurangnya apresiasi masyarakat terhadap budaya bangsanya sendiri (Lukman, 2010: 3).

Museum dalam menjalankan aktivitasnya, mengutamakan dan mementingkan penampilan koleksi yang dimilikinya. Pengutamaan kepada koleksi itulah yang membedakan museum dengan lembaga-lembaga lainnya. Selain itu museum juga bertugas mengadakan, melengkapi, dan mengembangkan tersedianya objek penelitian ilmiah bagi siapapun yang membutuhkan. Hal tersebut dikarenakan setiap koleksi yang ada di museum merupakan bagian integral dari kebudayaan dan sumber ilmiah.

Bila mengacu kepada hasil musyawarah umum ke-11 (11th General Assembley International Council of Museum (ICOM) pada tanggal 14 Juni 1974 di Denmark, dapat dikemukakan sembilan fungsi museum sebagai berikut: 1) Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya; 2) Dokumentasi dan penelitian ilmiah; 3) Konservasi dan preservasi; 4) Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum; 5) Pengenalan dan penghayatan kesenian; 6) Pengenalan kebudayaan antardaerah dan antarbangsa; 7) Visualisasi warisan alam dan budaya; 8) Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia; dan 9) Pembangkit rasa takwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.


(4)

2 Museum dapat didirikan oleh Instansi Pemerintah, Yayasan, atau Badan Usaha yang dibentuk berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, maka pendirian museum harus memiliki dasar hukum seperti Surat Keputusan bagi museum pemerintah dan akte notaris bagi museum yang diselenggarakan oleh swasta. Penyimpanan informasi dalam bentuk susunan yang teratur rapi dan pembaharuan dalam prosedur, serta cara dan penanganan koleksi merupakan beberapa permasalahan yang perlu dipecahkan dalam perancangan museum. Museum senjata api adalah salah satu contoh dari beberapa jenis museum yang ada di berbagai negara di dunia. Dengan adanya museum jenis ini diharapkan akan merubah pandangan orang awam tentang museum pada umumnya dan secara khusus tentang persenjataan. Museum senjata juga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengenang sejarah suatu bangsa. Hal ini disebabkan karena sejarah suatu bangsa yang tidak lepas dari peran persenjataan baik yang tradisional maupun modern dan peran serta militer. Salah satu museum senjata api yang sangat terkenal di dunia adalah museum senjata api yang berada di Rusia yang bernama The Kalashnikov Museum atau disebut juga AK-47 Museum.

The Kalashnikov Museum memamerkan koleksi senjata api produksi Rusia yang jenisnya sangat banyak terutama senjata yang dirancang oleh Kalashnikov yaitu AK-47. Senapan serbu AK-47 adalah ikon pertempuran yang telah mendunia karena banyak sekali memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh senapan serbu lainnya. Hal ini membuat banyak pihak dari berbagai negara menggunakan senjata ini sebagai senjata utamanya. Mozambique, salah satu negara yang berada di bagian selatan benua Afrika menggunakan senapan serbu AK-47 sebagai bagian dari bendera dan lambang negara, hal ini dikarenakan peran AK-47 yang sangat dominan dalam berbagai konflik dan perang saudara di negara tersebut, dari masa penjajahan Portugal hingga hari kemerdekaannya sampai saat ini. Faktor sejarah antara Rusia dan Indonesia serta penggunaan senjata api itu sendiri merupakan salah satu alasan mengapa perlu didirikannya museum senjata api ini di Indonesia. Rusia dan Indonesia memiliki hubungan yang sangat erat dalam berbagai bidang. Salah satunya yaitu Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) operasional dan pemeliharaan ALUTSISTA (Alat Utama dan Sistem Persenjataan).


(5)

3 Anggota TNI pernah menggunakan senapan serbu AK-47, namun sejak tahun 1991 TNI yang memiliki visi Professional, Modern dan Tangguh ini sudah menggunakan senapan serbu buatan dalam negeri yaitu SS1 produksi PT. Pindad. Senapan serbu produksi PT.Pindad saat ini telah mengalami pengembangan hingga dihasilkan tipe SS2 dan SS3 yang menggunakan material yang lebih ringan namun lebih kokoh. Senapan-senapan ini digunakan TNI dan Polri sampai sekarang menggantikan senapan serbu AK-47.

Gambar 1. Perkembangan senapan serbu produksi PT. Pindad (sumber: www.pindad.com)

Beberapa tahun ini masyarakat di Indonesia sedang dilanda sebuah hobi yang baru yaitu mengkoleksi airsoftgun yaitu sejenis tiruan atau replika senjata api yang dibuat mirip dengan aslinya namun tidak berbahaya. Hal ini ditandai dengan mulai menjamurnya beberapa komunitas airsoftgun di beberapa kota di Indonesia. Dengan didirikannya museum senjata api Rusia ini diharapkan dapat mewadahi aktivitas komunitas-komunitas tersebut secara positif.

Penyampaian informasi tentang senjata secara visual tentu membutuhkan rencana-rencana yang matang dan telah diperhitungkan agar pengunjung yang datang dapat menerima dengan baik dan tepat informasi yang disampaikan. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari disiplin ilmu desain interior dimana diperlukannya gubahan-gubahan ruang dalam interior demi kenyamanan pengunjung yang datang,


(6)

4 sistem display pada koleksi yang teratur dan tertata sesuai dengan storyline, dan untuk menciptakan atmosfir ruang atau pengalaman ruang yang berkaitan dengan senjata dan militer yang akan membekas dalam benak pengunjung yang telah meninggalkan museum tersebut dan membuatnya berkeinginan untuk kembali lagi mengunjungi museum tersebut dilain waktu.

I.2. Permasalahan Perancangan

Museum Senjata Api Rusia pada perancangannya memiliki beberapa poin-poin permasalahan yaitu:

a. Metode seperti apakah yang tepat dan digunakan agar pengunjung dapat menerima dengan baik informasi tentang senjata api yang disampaikan secara menyeluruh dan terperinci?

b. Atmosfir ruang atau pengalaman ruang seperti apakah yang akan diperlihatkan sebagai ciri khas sebuah museum senjata api?

c. Penerapan sistem wayfinding yang seperti apakah yang cocok dan optimal untuk museum senjata api tersebut?

d. Sistem keamanan dan keselamatan yang seperti apakah yang akan diterapkan pada museum senjata api tersebut?

e. Konsep desain yang seperti apakah yang akan diterapkan agar pengunjung dapat menikmati pameran sesuai dengan storyline yang telah ditentukan?

f. Fasilitas pendukung dan tambahan apa saja yang akan dimasukkan pada perancangan proyek museum senjata api ini?

g. Desain furnitur seperti apakah yang tepat dan akan digunakan sebagai desain media display senjata dan furnitur lainnya yang akan digunakan pada museum?

I.3. Maksud dan Tujuan Perancangan

I.3.1. Perancangan Proyek Museum Senjata Api Rusia ini dimaksudkan untuk:  Menciptakan sarana hiburan sekaligus sarana edukasi bagi masyarakat.  Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang


(7)

5  Sebagai fasilitas konservasi, penyimpanan dan perawatan barang barang

tertentu khususnya persenjataan

 Mendokumentasikan seluruh informasi mengenai senjata api khususnya dari Rusia dan Indonesia serta informasi mengenai sejarah hubungan antara Indonesia dan Rusia.

 Sebagai fasilitas untuk pengembangan dan penelitian ilmiah.

I.3.2. Agar maksud perancangan di atas dapat terlaksana, maka ada beberapa tujuan perancangan yang perlu dicapai, yaitu:

 Untuk merancang, mendesain, dan menggubah ruang dalam (interior) dari sebuah museum dengan konsep dan tema tertentu sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan jelas oleh pengunjung museum tersebut

 Merancang ruang dalam sebuah museum sehingga ruangan tersebut memiliki atmosfir ruang yang merupakan ciri khas museum tersebut dan membuat museum tersebut berbeda dengan museum lainnya.

 Merancang ruangan pada museum dengan beberapa sistem yang terintegrasi yaitu sistem keamanan, wayfinding dan storyline museum tersebut.


(8)

6

BAB II

MUSEUM SENJATA API RUSIA

II.1. Museum

II.1.1. Pengertian Museum

Secara umum pengertian museum adalah suatu tempat penyimpanan benda-benda antik atau kuno yang memiliki nilai sejarah. Namun dari beberapa sumber yang berbeda museum pun memiliki pengertian yang berbeda-beda pula.

Beberapa artian yang didapat dari berbagai sumber, yaitu antara lain dijelaskan sebagai berikut:

 Secara etimologis Museum berasal dari kata mouseion, yaitu kuil pemujaan bagi salah satu dewa dari bangsa Yunani yaitu Mousa yang berarti pengetahuan ruang atas tempat menyimpan benda benda seni dan ilmu pengetahuan (American Corporation of Architects 1968).  Berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums,

museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengkoleksian, mengkonservasi, meriset, mengkomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan dan kesenangan (hiburan).

 Museum merupakan bagian atau gedung yang digunakan untuk menyimpan, merawat benda benda yang mempunyai nilai nilai tertentu seperti nilai sejarah, budaya dsb (Kamus Besar Indonesia Kontemporer, Hal.664).

 Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 Pasal 1 ayat (1) adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.


(9)

7

II.1.2. Acuan Hukum Pendirian Museum

Pendirian sebuah museum memiliki acuan hukum, yaitu:

1. Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya 2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan

Undangundang RI Nomor 5 Tahun 1992

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaandan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum

4. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM.33/PL.303/MKP/2004 tentang Museum

II.1.3. Jenis-jenis Museum

Menurut koleksi yang dimilikinya, jenis museum dapat dibagi menjadi dua jenis museum. Pertama, museum umum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. Kedua, museum khusus adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, cabang ilmu atau satu cabang teknologi. Museum berdasarkan kedudukannya, terdiri dari museum nasional, museum propinsi, dan museum lokal. Museum berdasarkan penyelenggaraannya, terdiri dari museum pemerintah dan museum swasta (Yogaswara, 2011: 2).

II.1.4. Persyaratan Berdirinya Sebuah Museum

Menurut Yogaswara (2011: 2), Adapun persyaratan berdirinya sebuah museum adalah:

1. Lokasi museum.

Lokasi harus strategis dan sehat (tidak terpolusi, bukan daerah yang berlumpur/tanah rawa).

2. Bangunan museum.

Bangunan museum dapat berupa bangunan baru atau memanfaatkan gedung lama. Harus memenuhi prinsip-prinsip konservasi, agar koleksi museum tetap lestari. Bangunan museum minimal dapat dikelompok


(10)

8

menjadi dua kelompok, yaitu bangunan pokok (pameran tetap, pameran temporer, auditorium, kantor, laboratorium konservasi, perpustakaan, bengkel preparasi, dan ruang penyimpanan koleksi) dan bangunan penunjang (pos keamanan, museum shop, loket, toilet, lobi, dan tempat parkir).

3. Koleksi.

Koleksi merupakan syarat mutlak dan merupakan roh nya sebuah museum, maka koleksi harus:

a. mempunyai nilai sejarah dan nilai-nilai ilmiah (termasuk nilai estetika);

b.harus diterangkan asal-usulnya secara historis, geografis dan fungsinya;

c. harus dapat dijadikan monumen jika benda tersebut berbentuk bangunan yang berarti juga mengandung nilai sejarah;

d.dapat diidentifikasikan mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi, makna, asal secara historis dan geografis, genus (untuk biologis), atau periodenya (dalam geologi, khususnya untuk benda alam);

e. harus dapat dijadikan dokumen, apabila benda itu berbentuk dokumen dan dapat dijadikan bukti bagi penelitian ilmiah;

f. harus merupakan benda yang asli, bukan tiruan;

g. harus merupakan benda yang memiliki nilai keindahan (masterpiece)

4. Peralatan museum.

Museum harus memiliki sarana dan prasarana museum berkaitan erat dengan kegiatan pelestarian, seperti media display, sarana perawatan koleksi (AC, dehumidifier, dan lain-lain), pengamanan (CCTV, alarm system, dll.), lampu, label, dan lain-lain.

5. Organisasi dan ketenagaan.

Pendirian museum sebaiknya ditetapkan secara hukum. Museum harus memiliki organisasi dan ketenagaan di museum, yang sekurang-kurangnya terdiri dari kepala museum, bagian administrasi, pengelola koleksi (kurator), bagian konservasi (perawatan), bagian penyajian


(11)

9

(preparasi), bagian pelayanan masyarakat dan bimbingan edukasi, serta pengelola perpustakaan.

6. Sumber dana tetap.

Museum harus memiliki sumber dana tetap dalam penyelenggaraan dan pengelolaan museum.

II.2. Museum Senjata Api Rusia II.2.1. The Kalashnikov Museum

The Kalashnikov Museum (juga disebut AK-47 museum) dibuka pada tanggal 4 November 2004, di Izhevsk, sebuah kota di Pegunungan Ural di Rusia. Museum ini juga mendeskripsikan biografi Jenderal Kalashnikov beserta dokumen-dokumen tentang penemuan dan pengembangan senjata terutama senjata berjenis AK. Selain memamerkan senapan serbu AK-47 dan variannya, museum ini juga memperlihatkan jenis persenjataan produksi Soviet lainnya seperti Korovin,Tokarev, PPSh-41, Dragunov, Mosin Nagant, dan masih banyak lainnya. Disamping itu ada pula serangkaian ruang dan pameran multimedia dikhususkan untuk evolusi senapan serbu AK-47 dan menarik 10.000 pengunjung setiap bulannya. Museum ini berfungsi sebagai monumen Rusia untuk ini senjata infanteri terkenal di dunia.

Museum ini memamerkan beragam jenis senjata dan sejarahnya dengan tujuan utama menumbuhkan rasa bangga dan menghidupkan kembali rasa percaya diri bangsa Rusia. Selain itu museum ini juga mengadakan pameran dengan menunjukkan data statistik dari suatu persenjataan dengan cara ditampilkan pada layar plasma serta evolusi senjata dalam beberapa dekade terakhir. Sisi kehidupan Jendral Mikhail T Kalashnikov juga diceritakan, beliau adalah orang yang sangat berpengaruh dalam sejarah perkembangan senjata di dunia, beliau juga tinggal hanya beberapa blok dari lokasi museum.


(12)

10

II.2.2. Mikhail Timofeyevich Kalashnikov

Mikhail Timofeyevich Kalashnikov, lahir di Kuriya, Altar Krai, bekas Uni Soviet pada tanggal 10 November 1919. Ia adalah pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Bersenjata Rusia pada masa perang dunia ke 2. Ayahnya termasuk salah satu korban pengasingan diktator Uni Soviet, Joseph Stalin, pada tahun 1930. Senjata Jerman, StG44 (SturmGewehr 44) tahun 1946 menjadi pijakan desain Kalashnikov. StG44 memang dikenal ampuh, sederhana, dan bandel. Tak heran Jerman bisa unggul di semua sektor peperangan di Eropa dan Afrika Utara. Rancangan yang sederhana, mudah penggunaannya, serta biaya produksi yang relatif murah membuat senjata rancangan Kalashnikov diterima pimpinan militer Uni Soviet (Gero, 2009: 16).

Gambar 2. Mikhail Timofeyevich Kalashnikov


(13)

11

II.2.3. AK-47 (Avtomat Kalashnikova 1947)

AK-47 (kependekan dari Avtomat Kalashnikova 1947, Rusia:

А К ш ц 1947 ) adalah senapan serbu yang dirancang oleh Mikhail Kalashnikov, diproduksi oleh pembuat senjata Rusia Izhmash, dan digunakan oleh banyak negara blok timur semasa perang dingin. Senapan ini diadopsi dan dijadikan senapan standar Uni Soviet pada tahun 1948. Jika dibandingkan dengan senapan yang digunakan semasa Perang Dunia II, AK-47 mempunyai ukuran lebih kecil, dengan jangkauan yang lebih pendek, memakai peluru dengan kaliber 7,62 x 39 mm yang lebih kecil, dan memiliki pilihan tembakan (selective-fire). AK-47 termasuk salah satu senapan serbu pertama dan hingga kini merupakan senapan serbu yang paling banyak diproduksi.

II.2.4. Latar Belakang Desain AK-47

Pada Perang Dunia II, Jerman menciptakan konsep senapan serbu. Konsep ini didasari pengalaman bahwa pertempuran modern lebih banyak terjadi pada jarak yang cukup dekat, yaitu sekitar 100 meter. Tenaga dan jangkauan peluru pada saat itu ternyata terlalu besar. Maka, Jerman mulai mengembangkan peluru dan senapan yang mempunyai sifat sub machine gun (isi magazine banyak dan bisa menembak full-otomatis) dengan peluru yang jangkauannya bisa sampai 300 meter. Dengan mempertimbangkan biaya produksi, ini dicapai dengan memendekkan peluru 7,92 x 57 mm Mauser menjadi ukuran 33 mm yaitu 7,92 x 33 mm Kurz (Kurz berarti pendek).

Gambar 3. StG44 produksi Nazi Jerman (sumber: world.guns.ru)


(14)

12

II.3. Analisis Proyek Museum Senjata Api Rusia II.3.1. Analisa Koleksi

Pada museum senjata api ini terdapat dua kategori koleksi yaitu koleksi senjata dan koleksi non-senjata (buku). Pada koleksi non-senjata atau buku dibagi lagi menjadi beberapa sub-kategori, yaitu:

 Buku-buku tentang sejarah dan perkembangan persenjataan di Rusia,  Buku-buku tentang sejarah dan perkembangan senjata di Indonesia,  Buku-buku tentang perkembangan senjata sebelum dan sesudah perang

dunia kedua,

 Buku-buku khusus tentang Jenderal Kalashnikov dan AK-47,  Buku-buku sejarah tentang hubungan RI dengan Federasi Rusia.

Pada koleksi senjata dibagi lagi menjadi dua kategori yaitu koleksi utama yaitu berupa senjata-senjata api yang diproduksi oleh Rusia terutama senapan serbu AK-47 dan koleksi tambahan yaitu berupa senjata-senjata api yang diproduksi oleh Indonesia dan beberapa negara lainnya selain Rusia. Kemudian pada kategori koleksi utama dibagi lagi sesuai dengan tipe dan varian-variannya yang mengacu pada timeline perkembangan senjata tersebut dari tahun awal pembuatannya hingga yang paling mutakhir. Untuk kategori koleksi tambahan dibagi lagi menjadi dua sub-kategori dengan masing masing tipe senjata api sebagai berikut:

a. Sub-kategori World War II weapons, dengan tipe: Rifles

Bolt-Action Rifles Anti-Tank

Machine Guns Sub-Machine Guns Hand Guns

b. Sub-kategori Modern Warfare Weapons, dengan tipe: Assault Rifles

Sniper Rifles Anti-Tank


(15)

13

Machine Guns Sub-Machine Guns Hand Guns

Pada sistem display, koleksi senjata akan disusun dan diatur sesuai dengan tipe dan variannya kemudian disusun kembali sesuai dengan konsep storyline yang mengacu pada timeline perkembangan senjata tersebut. Sebagai contoh, pada satu display memperlihatkan beberapa senjata dengan tipe yang sama yaitu senapan serbu AK-47 kemudian senjata-senjata tersebut diposisikan kembali sesuai dengan timeline perkembangannya yaitu diawali dengan AK-47 hingga AK-74.


(16)

14

Tabel Koleksi Utama Senjata Api Jenis AK-47

NO VARIAN& TAHUN

PEMBUATAN KALIBER DES KRIPS I GAMBAR

1 AK-47 1948–51 7,62 x 39 mm

Model paling awal, yang menggunkan receiver stamping Tipe 1, dan sudah sangat langka. Varian ini memiliki dimensi 870 mm dengan popor kayu, 875 mm dengan popor lipat, 645 mm tanpa popor atau popor terlipat, panjang laras 415 mm dan memiliki berat 4,3 kg dengan magasin kosong.

2 AK-47 1952 7,62 x 39 mm

Menggunakan milled receiver dengan popor dan pegangan kayu. Laras dan kamar peluru dilapisi krom untuk mencegah korosi. Varian ini memiliki dimensi yang sama dengan varian sebelumnya namun memiliki bobot yang lebih ringan yaitu 4,2 kg

3 AKS-47 7,62 x 39 mm Menggunakan popor lipat ke bawah yang mirip po por MP40 Jerman. Dimensi dan bobot sama seperti varian sebelumnya.

4 RPK 7,62 x 39 mm

Versi senapan mesin ringan, dengan laras yang lebih panjang dan bipod (penyangga kaki 2). Varian ini memiliki dimensi 1010 mm untuk RPK dan RPKS, 820 mm untuk RPKS dengan popor terlipat, 1060 mm untuk RPK-74 dan RPKS-RPK-74, 845 untuk RPKS-RPK-74 dengan popor terlipat, panjang laras 590 mm. Varian ini memiliki bobot 4,8 kg untuk RPK, 5,1 kg untuk RPKS, 4,7 untuk RPK-74, dan 4,85 kg untuk RPKS-74.


(17)

15

5 AKM 7,62 x 39 mm

Lebih sederhana dan lebih ringan dari AK-47; menggunakan receiver Tipe 4 yang terbuat dari logam stamping. Berat menurun jadi 3,61 kg, karena

receiver yang lebih ringan. Varian ini memiliki dimensi 880 mm untuk AKM dan AKML, 655 mm dengan popor terlipat, panjang laras 415 mm. Varian ini memiliki bobot 3,1 kg untuk AKM dan 3,8 kg untuk AKML.

6 AKMS 7,62 x 39 mm

Versi AKM yang menggunakan popor lipat ke bawah atau ke samping. Varian ini memiliki dimensi 902 mm, 655 mm dengan popor terlipat, panjang laras 415 mm dan memiliki berat 3,3 kg untuk AKMS dan 3,77 kg untuk AKMSN.

7 AK-74 5,45 x 39 mm

Generasi pertama senapan serbu AK dengan ukuran amunisi yang lebih kecil menggantikan amunisi yang dipakai sebelumnya yaitu 7,62 x 39 mm. Varian ini memiliki dimensi 943 mm untuk AK-74 dengan popor terpasang dan 690 mm dengan popor terlipat, 735 mm untuk AKS-74U dengan popor terpasang dan 490 mm dengan popor terlipat, 943 mm untuk AK-74M dengan popor terpasang dan 700 mm dengan popor terlipat. Panjang laras 415 mm untuk AK-74, AKS-74, AK-74M dan 210 mm untuk AKS-74U. Varian ini memiliki bobot 3,3 kg untuk AK-74, 3,2 kg untuk AKS-74, 2,7 kg untuk AKS-74U dan 3,4 kg untuk AKM-74.

8 AK-101 5,56 x 45 mm

Varian AK yang didesain dan diproduksi untuk diekspor ke penjuru dunia. Karena itu juga varian ini menggunakan ukuran amunisi yang ditetapkan oleh NATO agar bisa digunakan oleh tentara nasional nergara yang menerapkan standar NATO tersebut. Varian ini memiliki dimensi 943 mm dengan popor terpasang dan 700 mm dengan popor terlipat, memiliki panjang laras 415 mm dan memiliki bobot 3,4 kg.


(18)

16

9 AK-103 7,62 x 39 mm

Ini adalah senapan serbu AK rancangan Kalashnikov yang telah dimodernisasi, merupakan kombinasi antara desain AK-74 dan AK-74M. Varian ini menggunakan material plastik untuk menggantikan kayu dan beberapa bagian logam untuk mengurangi bobot keseluruhannya. Varian ini memiliki dimensi 943 mm dengan popor terpasang, 700 mm dengan popor terlipat, panjang laras 415 mm dan memiliki bobot 3,4 kg.

10 AK-107/108 7,62 x 39 mm

Varian ini adalah versi penyempurnaan dari AK-103 yang dilakukan oleh Youriy Alexandrov. Varian ini diyakini memiliki sistem yang lebih stabil dan seimbang daripada AK-103. Varian ini memiliki dimensi yang sama dengan varian AK-103 namun memiliki bobot yang lebih berat yaitu 3,8 kg.

Tabel Koleksi Senjata Api Tambahan

NO NAMA SENJATA KALIB ER DESKRIPS I GAMBAR

World War II Weapons RIFLES

1 Gewehr 43 8 x 57 mm

Gewehr 43 atau Karabiner 43 (G43, K43, Gew43, Kar43) adalah kaliber 8x57 mm IS senapan semi-otomatis yang dikembangkan oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Ini adalah modifikasi dari G41(W) menggunakan sistem peningkatan gas mirip dengan Soviet Tokarev SVT40. Varian ini memiliki dimensi 1130 mm, panjang laras 546 mm, dan berat 4,1 kg.


(19)

17 2 M1 Garand

7,62 x 63 mm 7,62 x 51 mm 7,62 x 54 mm

M1 Garand (resmi ditetapkan sebagai Amerika Serikat Rifle, kaliber.30, M1 dan kemudian hanya Rifle, kaliber.30, M1, dan juga disingkat sebagai US Rifle,Cal. 30., M1), adalah senapan semi-otomatis pertama yang secara umum dikeluarkan untuk infanteri dari negara mana pun . Memiliki dimensi 1100 mm, panjang laras 609,6 mm, dan berat 4,31 kg.

3 M1 Carbine .30 Carbine

M1 Carbine (nama resmi Carbine, Kaliber.30, M1) adalah senapan ringan, mudah digunakan semi-otomatis dan menjadi senjata api standar untuk militer AS selama Perang Dunia II, Perang Korea dan Perang Vietnam, dan diproduksi dalam beberapa varian. Secara luas digunakan oleh AS dan militer asing, paramiliter dan pasukan kepolisian. Memiliki dimensi 900 mm, panjang laras 460mm, dan berat 2,4 kg.

4 PTRS-41 14,5 x 114 mm

PTRS-41 diproduksi dan digunakan oleh Uni Soviet selama PD II. Pada tahun-tahun antara Perang Dunia, Uni Soviet mulai bereksperimen dengan berbagai jenis peluru untuk menembus kendaraan lapis baja. Memiliki dimensi 2100 mm, panjang laras 1219 mm, dan berat 20,3 kg.

5 StG44 7,92 x 33 mm

StG44 merupakan senapan serbu yang dikembangkan oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II dan adalah yang pertama dari jenisnya, dianggap oleh banyak sejarahwan sebagai senapan serbu modern pertama. Memiliki dimensi 940 mm, panjang laras 419 mm, dan berat 4,62 kg.


(20)

18

6 SVT40 7,62 x 54 mm

Samozaryadnaya Vintovka Tokár, Obrazets 1940 Goda (Tokarev Self-loading Rifle, Model 1940, Rusia: я я ,

ц 1940 ) adalah senapan semi-otomatis yang digunakan Soviet dalam berbagai pertempuran pada perang dunia kedua. Memiliki dimensi 1226 mm, panjang laras 625 mm, dan berat 3,85 kg.

World War II Weapons BOLT ACTION RIFLES

1 Arisaka 6,5 x 50 mm 7,7 x 58 mm

Arisaka (有坂铳Arisaka-ju) adalah senapan bolt-action militer Jepang, mulai diproduksi pada tahun 1898 menggantikan senapan Murata, digunakan hingga akhir Perang Dunia II pada 1945. Memiliki dimensi 1270 mm, panjang laras 798 mm, dan berat 4,1 kg.

2 Springfield M1903 30-06 Springfield

Springfield M1903, nama resmi kaliber 30-06, Model 1903, adalah senapan bolt-action yang menggunakan amunisi clip (magazine) digunakan terutama pada paruh pertama abad ke-20. Memiliki dimensi 1115 mm, panjang laras 610 mm, dan berat 3,9 kg.

3 Mauser 98k 8x57mm

Mauser Kurz (sering disingkat Kar98k, K98, atau K98k) adalah senapan

bolt-action dengan amunisi 8x57 mm IS cartridge yang diadopsi sebagai senapan standar pelayanan pada tahun 1935 oleh Wehrmacht Jerman. Memiliki dimensi 1110 mm, panjang laras 600 mm, dan berat 3,7 kg.


(21)

19 4 Mosin Nagant

7,62 x 54 mm 7,62 x 53 mm 7,92 x 57 mm

Mosin-Nagant (Rusia: В М ,Vintovka Mosina) adalah senapan bolt-action, menggunakan amunisi clip, senapan militer diciptakan di Belgia dan digunakan oleh angkatan bersenjata Kekaisaran Rusia, Uni Soviet dan negara-negara lain. Memiliki Dimensi 1287 mm, panjang laras 730 mm, dan berat 4,1 kg.

World War II Weapons HAND GUNS

1 Colt Phyton .357 Magnum

The S & W.357 Magnum (9x33 mmR), atau hanya 0,357 Magnum, adalah

cartridge pistol dibuat oleh Elmer Keith, Phillip B.Sharpe, Kolonel DB Wesson dari produsen senjata api Smith & Wesson, dan Winchester. Hal ini didasarkan pada Smith & Wesson yang sebelumnya .357 Magnum

cartridge diperkenalkan pada tahun 1934, dan penggunaannya sejak itu menjadi luas.

2 Tokarev 7,62 x 25 mm

TT-30 (Rusia: 7,62 mm Tokarev pistol otomatis Model 1930, 7,62 mm

Samozaryadnyj Pistolet Tokareva obraztsa Goda 1930) adalah pistol semi-otomatis Rusia. Ini dikembangkan pada awal 1930-an oleh Fedor Tokarev sebagai pistol layanan untuk militer Soviet untuk menggantikan Nagant M1895 revolver yang telah digunakan sejak zaman tsar, meskipun tidak pernah sepenuhnya menggantikan M1895 sampai setelah Perang Dunia II. Memiliki dimensi 194 mm, panjang laras 116 mm ,dan berat 854 g.


(22)

20 3 Luger P08 7,65 x 22 mm

The Parabellum Pistole 1908 atau Parabellum-Pistole (Pistol Parabellum), yang populer dikenal sebagai Luger, adalah pistol dengan sistem recoil yang dioperasikan semi-otomatis. Desain telah dipatenkan oleh Georg J. Luger pada tahun 1898 dan diproduksi oleh produsen senjata Jerman Deutsche Waffen-und Munitionsfabriken (DWM) mulai tahun 1900, itu adalah evolusi dari 1893 Hugo Borchardt dirancang C-93. Pistol ini kemudian digantikan oleh Walther P38. Memiliki dimensi 222 mm, panjang laras 98-203 mm, dan berat 871 g.

4 Walther P38 9 x 19 mm

The P38 Walther adalah 9 mm pistol semi-otomatis yang dikembangkan oleh Walther sebagai pistol yang digunakan Wehrmacht pada awal Perang Dunia II. Hal itu dimaksudkan untuk menggantikan Luger P08 yang mahal, produksi dihentikan pada tahun 1942. Memiliki dimensi 216 mm, panjang laras 125 mm, dan berat 800 g.

World War II Weapons MACHINE GUNS

1 M1918 Browning Automatic Rifle

7,62 x 63 mm 7,62 x 51 mm 7,62 x 54 mm

Browning Automatic Rifle (BAR) adalah sebuah senapan mesin ringan yang digunakan oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara lain selama perang dunia ke-dua. Memiliki dimensi 1194 mm, panjang laras 610 mm, dan berat 7,25 kg.

2 Browning M1919 30-06 Springfield

Browning M1919 adalah.30 kaliber senapan mesin menengah yang banyak digunakan selama abad 20. Itu digunakan sebagai infanteri ringan, koaksial, dipasang dipesawat, dan anti-pesawat senapan mesin oleh AS dan banyak negara lain, khususnya selamaPerang Dunia II, Perang Korea, dan Perang Vietnam. Memiliki dimensi 1346 mm, panjang laras 609 mm, dan berat 14 kg.


(23)

21

3 FG42 7,92 x 57 mm

FG42 (Jerman: Fallschirmjägergewehr 42 atau "senapan penerjun payung 42") adalah pertempuran senapan api selektif diproduksi oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Senjata ini dikembangkan khusus untukdigunakan dengan Fallschirmjäger udara infanteri pada tahun 1942 dan digunakan dalam jumlah yang sangat terbatas sampai akhir perang. Memiliki dimensi 975 mm, panjang laras 500 mm, dan berat 4,95 kg.

4 MG42 7,92 x 57 mm

MG42 (Jerman: Maschinengewehr 42, atau "senapan mesin 42") adalah senapan mesin 7.92 mm universal yang dikembangkandi Nazi Jerman dan memasuki layanan denganWehrmacht pada tahun 1942.

5 Type99 7,7 x 58 mm

Type 99 Machine Gun (九九式軽机关铳 Kyūkyū-shiki Kei-kikanjū) Adalah senapan mesin ringan yang digunakan oleh Tentara Kekaisaran Jepang dalam Perang Dunia II. Memiliki dimensi 1181 mm, panjang laras 550 mm, dan berat 10,4 kg.

World War II Weapons SUB MACHINE GUNS

1 MP40 9 x 19 mm

MP38 dan MP40 (Maschinenpistole, harfiah "Pistol Mesin") adalah senapan mesin ringan dikembangkan di Nazi Jerman dan digunakan secara luas oleh pasukan terjun payung, awak tank, pemimpin peleton dan regu, dan pasukan lainnya selama Perang Dunia II. Memiliki dimensi 833 mm, panjang laras 251 mm, dan berat 4 kg.


(24)

22

2 PPSh-41 7,62 x 25 mm

PPSh 41 (Pistolet-Pulemyot Shpagina; Rusia:П - ё

Ш ; "Shpagin pistolmesin") adalah senapan mesin ringan yang dirancang oleh Uni Soviet Georgi Shpagin sebagai alternatif, murah dan disederhanakan dari varian PPD-40. Memiliki dimensi 843 mm, panjang laras 269 mm, dan berat 3,63 kg.

3 Sten Mk II 9 x 19 mm

The Sten (atau Sten gun) adalah sebuah mesin ringan yang digunakan secara ekstensif oleh pasukan Inggris dan Persemakmuran selama Perang Dunia II dan Perang Korea. Mereka terkenal karena memiliki desain yang sederhana dan sangat rendah biaya produksi sehingga senjata perlawanan yang efektif dengan kelompok-kelompok perlawanan. Memiliki dimensi 760 mm, panjang laras 196 mm, dan berat 3,2 kg.

4 Thompson 11,43 x 23 mm

Thompson adalah senapan mesin ringan Amerika, diciptakan oleh John T. Thompson pada 1919, yang menjadi terkenal selama era Larangan. Merupakan pemandangan umum di media dari waktu ke waktu, yang digunakan oleh kedua aparat penegak hukum dan penjahat . Memiliki dimensi 850 mm, dan berat 4,9 kg.

Modern Warfare Weapons ASSAULT RIFLES

1 ACR 7,62 x 39 mm

Senapan Tempur Adaptif (ACR) adalah nama produksi untuk versi terbaru dari Sistem Senjata Tempur Adaptive Masada. Pada akhir Januari 2008, Bushmaster menandatangani perjanjian lisensi dengan Magpul dimana Bushmaster akan mengambil alih produksi, pengembangan masa depan dan penjualan pabrik Masada. Memiliki panjang laras 266-508 mm, dan berat 3,175 kg.


(25)

23

2 FAMAS 5,56 x 45 mm

FAMAS (Perancis: Senapan serbu dari d'Assaut de la Industrid' Armesde

Saint-Étienne atau "senapan serbu oleh pabrik senjata Saint-Etienne") adalah senapan serbu dengan sistem bullpup dirancang dan Diproduksi di Prancis oleh MAS terletak di Saint-Stephen, yang sekarang menjadi anggota kelompok Nexter milik pemerintah Perancis . Memiliki dimensi 757 mm, panjang laras 488 mm, dan berat 3,61 kg.

3 F2000 5,56 x 45 mm

The F2000 FN adalah bullpup senapan serbu NATO 5.56 x 45 mm, dirancang oleh FN Herstal di Belgia. Para F2000 memulai debutnya Maret 2001 di pameran pertahanan IDEX diselenggarakan di Ab u Dhabi, di Uni Emirat Arab. Memiliki dimensi 688 mm, panjang laras 400 mm, dan berat 3,6 kg.

4 FAL 7,62 x 51 mm

Fusile Automatique Léger ("Senapan otomatisringan) atau FAL adalah

self-loading, senapan serbu dengan selective-fire diproduksi oleh produsen persenjataan Belgia Fabrique Nationale de Herstal (FN). Selama Perang Dingin telah diadopsi oleh banyak negara Pakta Atlantik Utara (NATO), kecuali Amerika Serikat. Ini adalah salah satu senapan yang paling banyak digunakan dalam sejarah, yang telah digunakanoleh lebih dari 90 negara. Memiliki dimensi 1090 mm, panjang laras 533 mm, dan berat 4,3 kg.

5 SCAR

5.56 x 45mm 7.62 x 51mm

The Special Operations Forces (SOF) Combat Assault Rifle, atau SCAR, adalah senapan modular dibuat oleh FN Herstal (FNH) untuk Komando Operasi Khusus Amerika Serikat (SOCOM) untuk memenuhi persyaratan kompetisi SCAR. Keluarga senapan ini terdiri dari dua jenis utama yaitu SCAR-L, untuk versi ringan, menggunakan amunisi 5.56 x 45mm NATO cartridge dan SCAR-H, untuk versi berat, menggunakan amunisi 7.62 x 51 mm NATO. Keduanya tersedia dalam barrel panjang dan Close Quarters varian tempur. Memiliki panjang laras 368 mm untuk SCAR-L, 400 mm untuk SCAR-H, dan berat 3,29 kg untuk SCAR-L dan 3,8 kg untuk SCAR-H.


(26)

24

6 G11 4,73 x 33 mm

The Heckler & Koch G11 adalah non-produksi prototipe senapan serbu yang berkembang selama akhir 1960-an, 1970-an dan 1980-an oleh

Gesellschaftfür Hülsenlose Gewehrsysteme (GSHG) (Jerman "Corporation for Caseless Rifle Systems "), konglomerasi perusahaan produsen senjata api dipimpin oleh Heckler & Koch (teknik mesin dan desain senjata), Dynamit Nobel (propelan komposisi dan desain proyektil), dan Hensoldt Wetzlar (identifikasi target dan sistemoptik). Senapan dicatat untuk penggunaan amunisi tanpa penutup. Memiliki dimensi 750 mm, panjang laras 540 mm, dan berat 3,6 kg.

7 G36 5,56 x 45 mm

The Heckler & Koch G36 adalah senapan serbu 5.56 x 45 mm, dirancang pada awal 1990-an oleh Heckler & Koch (H & K) di Jerman sebagai pengganti senapan G3 pertempuran 7.62 mm. Memiliki dimensi 999 mm, panjang laras 480 mm, dan berat 3,36 kg.

8 M16 5,56 x 45 mm

M16 (kaliber 5,56 mm, M16) adalah sebutan dari Militer Amerika Serikat untuk senapan AR-15. Colt membeli hak untuk AR-15 dari Arma Lite dan saat ini menggunakan s ebutan yang hanya untuk versi semi-otomatis dari senapan tersebut. M16 menembakkan amunisi 5.56 x 45 mm. M16 merupakan senjata Angkatan Darat Amerika Serikat dan digunakan untuk operasi perang hutan di Vietnam Selatan pada tahun 1963, dan menjadi senapan serbu standar Militer AS Perang Vietnam tahun 1969, menggantikan senapan M14. Memiliki dimensi 1010 mm, panjang laras 508 mm, dan berat 3,5 kg.


(27)

25

9 TAR21 5,56 x 45 mm

TAR-21 (atau Tavor) adalah senapan serbu bullpup Israel untuk amunisi NATO berukuran 5.56 x 45 mm dengan sistem selective-fire, dapat memilih antara mode semi-otomatis, burst mode, dan mode full-otomatis. Memiliki dimensi 720mm, panjang laras 460 mm, dan berat 3,27 kg.

10 XM8 5,56 x 45 mm

M8 adalah proyek untuk sistem senapan serbu ringan y ang sedang dikembangkan oleh Angkatan Darat Amerika Serikat dari akhir 1990-an ke awal 2000-an. Memiliki dimensi 838 mm, panjang laras 318 mm, dan berat 3,4 kg.

Modern Warfare Weapons HAND GUNS

1 Makarov 9 x 18 mm

PM (Pistolet Makarova, Rusia:П М ) adalah pistol semi-otomatis. Di bawah kepemimpinan proyek Nikolay Fyodorovich Makarov , menjadi senjata side-arm standar militer Uni Soviet dari 1951-1991. Memiliki dimensi 161,5 mm, panjang laras 29,4 mm, dan berat 730 g.

2 Walther P99 9 x 19 mm

Walther P99 adalah pistol semi-otomatis yang dikembangkan oleh perusahaan Jerman Carl Walther GmbH Sportwaffen Ul untuk keperluan penegakan hukum, aparat keamanan dan penggunaan sipil sebagai pengganti P5 Walther dan P88. The P99 dan variannya juga dibuat di bawah lisensi oleh Fabryka Broni Radom. Memiliki dimensi 180 mm, panjang laras 102 mm, dan berat 630 g.


(28)

26

3 Glock 30 9 x 19 mm

Glock 30 adalah pistol semi-otomatisyang dirancang dan diproduksi oleh Glock GES.MBH, yang terletak di Deutsch-Wagram, Austria. Pendiri perusahaan, insinyur Gaston Glock, tidak memiliki pengalaman dengan desain atau pembuatan senjata api pada saat pistol pertama mereka , Glock17, sedang dirancang.

4 Desert Eagle

.357 Magnum .50 Action

Express

Desert Eagle adalah pistol semi-otomatis yang besar dirancang oleh Magnum Penelitian di AS dan oleh IMI di Israel, pistol ini diproduksi terutama di Israel oleh IMI (Israel Military Industries , sekarang Israel Senjata Industries ). Memiliki 374 mm, panjang laras 254 mm, dan berat 1897 g.

Modern Warfare Weapons MACHINE GUNS

1 Browning M2 .50 Cal

Browning Machine Gun Kaliber.50, adalah senapan mesin berat yang dirancang menjelang akhir Perang Dunia I oleh John Browning . Bentuknya mirip senjata mesin Browning sebelumnya yaitu M1919, yang menggunakan amunisi 0,30-06. Browning M2 menggunakan 0,50 lebih besar dan lebih kuat. Memiliki dimensi 1656 mm, panjang laras 1143 mm, dan berat 38 kg.

2 MG4 5,56 x 45 mm

MG4 adalah senapan mesin ringan yang menggunakan sabuk amunisi 5,56 mm dan dirancang serta dikembangkanoleh perusahaan Jerman Heckler & Koch. Senjata ini dikembangkan diakhir 1990-an dan pertama kali dipublikasikan pada September 2001. Memiliki dimensi 1030 mm, panjang laras 482 mm, dan berat 8,15 kg.


(29)

27

3 M249 5,56 x 45 mm

M249 adalah senapan mesin ringan (LMG), yang sebelumnya disebut M249 Squad Automatic Weapon (SAW), dan secara resmi digunakan sebagai senapan mesin ringan dengan amunisi 5,56 mm. M249 adalah versi Amerika dari FN Minimi Belgia, senapan mesin ringan yang diproduksi oleh Belgia FN Herstal perusahaan (FN). Memiliki dimensi 1041 mm, panjang laras 521 mm, dan berat 7,5 kg.

4 Steyr AUG 5,56 x 45 mm

Steyr AUG adalah senapan serbu bullpup 5.56 mm Austria, yang dirancang pada awal tahun 1970 oleh Steyr MannlicherGmbH & Co KG (sebelumnya Steyr-Daimler-Puch). Steyr AUG (Armee Universal

Gewehr-"universal army rifle") diadopsi oleh Tentara Austria sebagai 77STG (Sturmgewehr 77) pada tahun 1977, di mana ia menggantikan STG587.62 mm senapan otomatis (lisensi FNFAL). Memiliki dimensi 790 mm, panjang laras 508 mm, dan berat 3,6 kg.

Modern Warfare Weapons SUB MACHINE GUNS

1 P90 5,7 x 28 mm

FN P90 adalah senjata pertahanan personel dengan sistem selective-fire

(PDW – Personel Defense Weapon) yang dirancang dan diproduksi oleh FN Herstal di Belgia. Nama P90 adalah diambil dari tahun 1990, pada saat dipublikasikannya senjata tersebut. P90 diciptakan dalam menanggapi permintaan NATO untuk pengganti amunisi 9×19 mm Parabellum. Senjata ini kemudian dirancang sebagai senjata api kompak namun kuat untuk kru kendaraan, dukungan personel, pasukan khusus dan kelompok anti-teror. Memiliki dimensi 500 mm, panjang laras 263 mm, dan berat 2,54 kg.


(30)

28

2 MP5 9 x 19 mm

Heckler & Koch MP5 (Jerman: Maschinenpistole5, "mesin pistol model 5") adalah senapan mesin ringan 9 mm desain Jerman, yang dikembangkan pada tahun 1960 oleh sebuah tim insinyur dari produsen senjata kecil Jerman Heckler & KochGmbH (H & K) dari Oberndorfam Neckar. Memiliki dimensi 680mm, panjang laras 225 mm, dan berat 2,54 kg.

3 UMP45 .45 ACP

UMP (Universale Maschinenpistole, bahasa Jerman untuk "Pistol Mesin Universal") adalah senapan mesin ringan yang dikembangka ndan diproduksi oleh Heckler & Koch. UMP telah diadopsi oleh berbagai instansi seperti Bea Cukai dan Perlindungan PerbatasanAS. Heckler & Koch mengembangkan UMP sebagai penerus MP5, meskipun keduanya tetap dalam produksi. Memiliki dimensi 690 mm, panjang laras 200 mm, dan berat 2,3 kg.

4 Uzi 9 x 19 mm

Uzi (Ibrani: י ע, UZI) adalah senapan mesin dengan sistem open-bolt, juga disebut pistol mesin. Memiliki dimensi 640 mm, panjang laras 260 mm, dan berat 3,5 kg.

5 TDI Kriss 9 x 19 mm

Vector Kriss seri adalah keluarga NFA dan non-NFA dan senjata berdasarkan desain senjata sebelumnya yaitu senapan mesin ringan yang dikembangkan oleh Kriss Amerika Serikat. Kriss USA sebelumnya dikenal sebagai Transformasional Industri Pertahanan (TDI). Memiliki dimensi 620 mm, panjang laras 140 mm, dan berat 2,5 kg.


(31)

29 Modern Warfare Weapons

SNIPER RIFLES

1 Barret M82 .50 BMG

The M82 adalah senapan recoil-operated, semi-otomatis anti-material Amerika Serikat yang dikembangkan oleh pabrik senjata api Barret. Telah digunakan oleh banyak unit dan tentara di seluruh dunia. Memiliki dimensi 145 cm, panjang laras 73,3 cm, dan berat 14 kg.

2 Intervention .408 dan .375 CheyTac

Intervention adalah senapan sniper Amerika yang yang diproduksi oleh CheyTac LLC untuk digunakan sebagai senapan jarak jauh dengan tujuh amunisi berukuran .408 dan .375 CheyTac. ChayTac mengklaim senapan ini mampu memberikan akurasi tembak hingga jarak 2500 yard. Memiliki dimensi 1,34 m, panjang laras 73,7 cm, dan berat 14 kg.

3 L96 AIAW .243 Winchester 7,62 x 51 mm

Accuracy International Arctic Warfare (AIAW) adalah senapan sniper

bolt-action yang dirancang dan diproduksi oleh British company Accuracy International. Telah populer sebagai senapan sipil, militer dan polisi sejak dipublikasikan pada tahun 1980. Memiliki dimensi 1180 mm, panjang laras 660 mm, dan berat 6,5 kg.

4 SVD Dragunov 7,62 x 54 mm

Senapan sniper Dragunov (Rusia: я Д ,

Snayperskaya Vintovka Dragunova (SVD), harfiah "senapan sniper Dragunov") adalah senapan sniper semi-otomatis/senapan penembak jitu dengan amunisi 7.62 x 54 mm dan dikembangkandi Uni Soviet. Memiliki dimensi 1225 mm, panjang laras 610 mm, dan berat 4,30 kg.


(32)

30 5 Walther WA2000

7,62 x 51 mm 7,5 x 55 mm .300 Winchester

WA2000 adalah senapan sniper bullpup semi-otomatis yang diproduksi oleh perusahaan Carl Walther GmbH Sportwaffen dengan tiga jenis kaliber yang berbeda. Produksi senapan ini sangat terbatas karena biaya produksi yang sangat mahal. Saat ini senapan ini menjadi sangat langka dan berharga mahal. Memiliki dimensi 905 mm, panjang laras 650 mm, dan berat 6,95 kg.


(33)

31

II.3.2. Analisa Pengguna

Pengunjung atau pengguna museum senjata api ini diperkirakan berasal dari berbagai kalangan seperti anggota-anggota komunitas airsoftgun, militer, masyarakat umum (sipil), wisatawan asing, pelajar dan mahasiswa. Salah satu komunitas airsoftgun adalah Red Target yaitu tim yang solid yang berada di Jakarta. Komunitas ini seringkali mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan airsoftgun yang ada di Indonesia. Banyak anggota mereka yang memiliki airsoftgun dengan model AK-47 dibandingkan dengan model senjata lain, hal ini tentu saja dikarenakan ketenaran senapan serbu AK-47. Mereka berpendapat bahwa AK-47 adalah jenis senjata yang lebih bandel dan tangguh daripada jenis senjata yang lain.

Museum Senjata The Kalashnikov memiliki target segmentasi yang variatif yaitu remaja hingga dewasa atau usia 15 tahun keatas. Museum ini terbuka untuk umum, dan bagi pengunjung yang berusia dibawah 21 tahun diwajibkan dibawah pengawasan orang dewasa. Selain itu ada beberapa zona tertentu yang dibatasi (restricted) yang hanya diperuntukkan bagi pengunjung dewasa karena zona ini menampilkan diorama adegan-adegan perang yang syarat dengan kekerasan yang memang tidak diperuntukkan untuk pengunjung yang masih dibawah umur.

Gambar 4. Mini diorama pertempuran Stalingard


(34)

32

II.3.3. Analisa Pengelola

Proyek Museum Senjata Api Rusia ini direncanakan dan dibangun atas dasar kerjasama antara pemerintah RI dengan pemerintah Federasi Rusia. Mengacu pada poin lima persyaratan berdirinya sebuah museum yaitu tentang organisasi dan ketenagaan, museum ini dikelola oleh organisasi yang dibentuk oleh pemerintah RI yang terdiri dari kepala museum, bagian administrasi, pengelola koleksi (kurator), bagian konservasi (perawatan), bagian penyajian (preparasi), bagian pelayanan masyarakat dan bimbingan edukasi, serta pengelola perpustakaan (pustakawan).

Seperti pada museum lain pada umumnya, museum senjata api ini memiliki visi, misi dan sasaran yaitu:

 Visi: Menjadikan museum senjata api khususnya senjata api yang diproduksi oleh Rusia sebagai tempat wisata edukatif bertaraf internasional untuk semua lapisan masyarakat.

 Misi: 1) Mengkomunikasikan koleksi senjata api sebagai bagian dari sejarah perjuangan bangsa khususnya bangsa Rusia dan Indonesia; 2) Memberikan informasi mengenai senjata api dari berbagai negara di dunia khususnya Rusia dan Indonesia; 3) Menyelenggarakan kegiatan edukatif dan rekreatif; 4) Memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi semua lapisan masyarakat; 5) Memberikan pelayanan prima bagi semua lapisan masyarakat.

 Sasaran: 1) Meningkatnya minat masyarakat terhadap pengetahuan tentang militer dan senjata api; 2) Meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap museum; 3) Meningkatnya profesionalitas pengelola museum; 4) Mempertahankan nilai-nilai nasionalisme bangsa Indonesia.

II.3.4. Analisa Site Plan

Site plan yang digunakan untuk mengerjakan proyek museum senjata ini adalah site plan museum Blitar atau museum Bung Karno yang bergaya modern minimalis dan memiliki dua lantai yang berada di kota Blitar, Jawa Timur. Pemilihan site plan tersebut sebagai bagian dari proyek


(35)

33

museum senjata yang dikerjakan ini tentu memiliki dasar-dasar pertimbangan mengenai hubungan antara proyek museum dengan lokasi site plan dimana proyek museum tersebut dikerjakan.

Gambar 5. Halaman belakang museum Bung Karno

(sumber: kriswidianto.blogs pot.c om/2010/11/blitar-kutho-cilik-nan-damai.html) Alasan dipilihnya site plan museum Bung Karno di Blitar sebagai bagian dari proyek museum senjata adalah keterkaitan yang sangat erat antara Bung Karno dengan Uni Soviet (sekarang Federasi Rusia) yang pernah mendapat predikat sebagai negara adidaya, tempat lahirnya senapan serbu AK-47 yang mendunia. Hubungan antara RI dengan Uni Soviet diawali dengan kunjungan Bung Karno ke negara adidaya tersebut pada tahun 1956. Selain berkunjung ke Moskow beliau juga berkunjung ke kota Saint Petersburg yang pada saat itu masih bernama Leningrad. Di kota itulah Bung Karno melihat sebuah bangunan masjid dengan kubah biru yang indah. Namun saat itu juga kekecewaan menerpa beliau saat mengetahui kondisi masjid tersebut yang diperlakukan tidak selayaknya sebuah masjid. Runtuhnya kekuatan Tsar Rusia oleh rezim komunis Uni Soviet yang kemudian menutup Masjid Saint Petersburg dan mengubahnya menjadi gudang penyimpanan perlengkapan medis ditahun 1940. Kekecewaan Bung Karno itulah yang kemudian dilontarkan kepada Presiden Uni Soviet pada saat itu yaitu Nikita Kruschev pada jamuan kenegaraan di Istana Kremlin,


(36)

34

Moskow. 10 hari pasca kepulangan Bung Karno ke tanah air, secara mengejutkan keluarlah perintah resmi dari Istana Kremlin untuk memfungsikan kembali Masjid Saint Petersburg dan mengembalikannya kepada kaum muslimin tanpa syarat apapun. Untuk menghargai jasa Bung Karno, warga kota Saint Petersburg juga menyebut masjid ini sebagai Masjid Bung Karno.

Gambar 6. Masjid St. Petersburgh di Rusia

(sumber: bujangmasji d.blogspot.com/2010/11/masjid-saint-peters burg-rusia.html) Arsitektur museum Bung Karno yang bergaya modern tetap dipertahankan, karena arsitektur seperti ini sangat umum digunakan dan mudah dikombinasikan dengan berbagai konsep dan tema. Tema yang diusung adalah military camp yang menonjolkan kesan basis militer yang terbuat dari tenda namun tetap kokoh. Dari mind mapping analisis proyek dihasilkan konsep Solid & Sturdy yang didapat dari karakteristik pengguna yang berasal dari kalangan komunitas airsoftgun, kalangan militer dan karakteristik senjata itu sendiri.


(37)

35

II.4. Tinjauan Teoritis Proyek Museum Senjata Api Rusia II.4.1. Aktivitas dan Fasilitas

Pada museum senjata ini berlaku aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh pengguna yang ditunjang dengan adanya berbagai fasilitas seperti ruangan dan furnitur. Beberapa contoh aktivitas pengguna tersebut adalah berkunjung, melihat berbagai macam koleksi, berbelanja, beribadah dan berdiskusi. Furnitur yang digunakan sebagai penunjang aktivitas tersebut nantinya akan ditelaah lebih lanjut untuk mendapatkankan luas ruangan yang tepat untuk kenyamanan penggunanya.

Untuk zoning dan blocking telah ditetapkan area-area yang akan difungsikan sebagai ruangan-ruangan penunjang aktivitas, yaitu:

 Untuk lantai dasar (ground floor):

a.Public Area, yang terdiri dari Exhibition area, mushalla, retail store dan perpustakaan.

b.Semi-public Area, yang terdiri dari Restricted exhibition area dan audio-visual room.

c.Private Area, yang terdiri dari pos pengamanan atau pos sekuriti.  Untuk lantai atas (top floor) hanya difungsikan sebagai private area

yang terdiri dari kantor, ruang kuratorial, workshop, ruang fumigasi dan ruang seminar.


(38)

(39)

37

Tabel Program Aktivitas

No. AKTIVITAS PENGGUNA JML

SIFAT RUANGAN

FASILITAS

PRIVATE

SEMI-PRIVATE GENERAL

1 Berkunjung Pengunjung/Klien ~ √

-Ruang Pameran -Perpustakaan -Ruang Audio-Visual -Wahana Menembak

2 Berbelanja Pengunjung/Klien ~ √ Retail Store

3 Beribadah Pengunjung/Klien ~ √ Mushalla

4 Diskusi Klien ~ √ Ruang Seminar

5 Promosi/Informasi Staff/Guide 4 √ Kantor

6 Kuratorial Kurator 2 √ Ruang Kuratorial

7 Maintenance Maintenance Team/Staff 4 √ Workshop

8 Pendataan Staf 2 √ Kantor

9 Managing Manajer 1 √ Kantor


(40)

38

Tabel Program Fasilitas

No AREA/RUANGAN FURNITUR

DIMENS I* (m) LUAS

FURNITUR (m2)

TOTAL LUAS FURNITUR

(m2)

TOTAL LUAS FURNITUR KESELURUHAN

(m2)

AREA SIRKULASI

(m2)

KEBUTUHAN RUANG (m2) (LUAS FURNITUR KESELURUHAN+AREA

SIRKULASI)

P L T JML

GROUND FLOOR

1 EXHIBITION AREA (AK-47 & Development)

SIRKULASI 100%. Memamerkan senjata khusus AK-47 dan perkembangannya.

- Display panel - Neon box - Display vitrine

2,2 6,36 3,13 0,3 0,25 1 2,45 2,5 1,2 13 1 4 0,66 1,59 3,13 8,58 1,59 12,52

22,69 22,69 45,38

2 EXHIBITION AREA (World War II Weapons)

SIRKULASI 100%. Memamerkan senjata yang digunakan pada masa perang dunia ke-2

- Display panel - T-34 tank mock up

2,2 5,83 0,3 2,9 2,45 2,85 7 1 0,66 16,9 4,62 16,9

21,52 21,52 43,04

3 EXHIBITION AREA (Modern Warfare Weapons)

SIRKULASI 100%. Memamerkan senjata yang digunakan pada masa modern (saat ini)

- Display panel - Howitzer mock up

2,2 4,7 0,3 3,48 2,45 1,68 4 1 0,66 16,35 2,64 16,35

18,99 18,99 37,98

4 EXHIBITION AREA (Restricted Audio-Visual Room)

Sirkulasi 200%. Memperlihatkan

-LCD panel (wallmount) -LCD panel (floormount)

1,83 1,83 0,2 0,5 2,15 2,15 6 2 0,36 0,91 2,16 1,82


(41)

39 informasi mengenai

senjata secara audio-visual

5 EXHIBITION AREA (Restricted Armament & Diorama)

SIRKULASI 100%. Memperlihatkan berbagai senjata dan diorama untuk pengunjung dewasa

- Display panel - Display vitrine

2,2 3,13 0,3 1 2,45 1,2 9 1 0,66 3,13 5,94 3,13

9,07 9,07 18,14

6 EXHIBITION AREA (Relation of Indonesia–

Russia Federation)

SIRKULASI 100%. Memperlihatkan berbagai dokumentasi mengenai hubungan Rusia dan Indonesia

- Display panel 2,2 0,3 2,45 7 0,66 4,62

4,62 4,62 9,24

7 MUSHALLA

SIRKULASI 50%

- Praying carpet - Storage cabinet

1,11 2,57 0,69 0,6 ~ 1,2 19 1 0,76 1,54 14,44

1,54 15,98 7,99 23,92

RETAIL STORE

SIRKULASI 100%. Menjual suvenir dan berbagai cinderamata yang berhubungan dengan museum

- Display 1 - Display 2 - Display rack

8,53 3,05 4,82 0,7 0,7 0,7 1,2 1,2 2 1 1 1 5,97 2,13 3,37 5,97 2,13 3,37

11,47 11,47 22,94

8 LIBRARY

SIRKULASI 80%. Perpustakaan museum yang tidak melayani peminjaman yang dibawa (baca ditempat)

- Librarian working desk - Built in couch + table 1 - Built in couch + table 2 - Bookshelf

- Round Bookshelf - Reading/working desk - Stackable easy chair

4,5 2,6 2,6 4,35 2,4 1,5 0,75 0,7 3,43 6,86 1 2,4 1,2 0,53 0,8 0,5 0,5 2 2 0,8 0,5 1 1 1 6 1 6 24 3,15 8,91 17,83 4,35 5,76 1,8 0,39 3,15 8,91 17,83 26,1 5,76 10, 8 9,36


(42)

40 TOP FLOOR

1 MANAGER ROOM

SIRKULASI 60%. Ruang manager museum

- Medium workstation - Manager chair - Filing cabinet - Small TV rack

- Utility/personal storage

3,47 0,7 0,5 1,22 0,76 0,8 0,7 0,5 0,56 0,46 0,8 0,5 1,6 0,55 0,68 1 1 2 1 1 2,77 0,49 0,25 0,68 0,34 2,77 0,49 0,5 0,68 0,34

4,78 2,86

7,64

2 STAF ROOM

(Adm. & archiving staff)

SIRKULASI 60%. Ruang staff administrasi dan arsip/dokumentasi

- Small workstation - Working chair - Filing cabinet - Stackable easy chair - Utility/personal storage

2,25 0,7 0,5 0,75 0,76 0,8 0,7 0,5 0,53 0,46 0,8 0,5 1,6 0,5 0,68 2 2 4 4 2 1,8 0,49 0,25 0,39 0,34 3,6 0,98 1 1,56 0,68

7,82 4,69 12,51

3 LOUNGE (Rest area)

SIRKULASI 80%. Ruang istirahat staf

- Custom couch - Coffe table - TV cabinet

3,2 2,25 2,71 0,8 1,2 0,6 0,4 0,4 0,55 1 1 1 2,56 2,7 1,62 2,56 2,7

1,62 6,88 4,12 11

4 STAFF ROOM (Maintenance staff)

SIRKULASI 60%. Ruang staff pemeliharaan dan perawatan

- Modular workstation - Filing cabinet - Working chair

1,83 0,5 0,7 0,5 0,5 0,7 0,8 1,6 0,5 4 7 4 0,91 0,25 0,49 3,64 1,75 1,96

7,35 4,41 11,76

5 CURATORIAL ROOM

SIRKULASI 60%. Ruang kurator /pemeliharaan dan kuratorial

- Curator workstation 1 - Curator workstation 2 - Working chair

5,06 4,06 0,7 0,8 0,8 0,7 0,8 0,8 0,5 1 1 2 4,04 3,24 0,49 4,04 3,24

0,98 8,26 4,95 13,21

6 COLLOQUIUM ROOM

SIRKULASI 80%. Ruang seminar yang juga berfungsi sebagai ruang rapat

- Moderator table - Moderator chair - Speech podium - Audience chair

3,5 0,75 0,7 0,75 0,9 0,7 0,68 0,53 0,8 0,5 1,36 0,5 1 4 1 42 3,15 0,52 0,47 0,39 3,15 2,08 0,47

16,38 22,08 17,66 39,74

7 GUEST ROOM

SIRKULASI 80%.

- 3 seat couch - Single couch

2,4 0,8 0,8 0,8 0,4 0,4 1 4 1,92 0,64 1,92


(43)

41 Ruang untuk menerima

tamu para staf

- Coffe table 2,25 1,2 0,4 1 2,7 2,7

8 PANTRY

SIRKULASI 80%. Ruang untuk membuat, mempersiapkan dan menyimpan makanan

- Stove cabinet - Food cabinet - Sink cabinet - Refrigerator - Small dining table

2,6 3,1 2,7 0,68 1,7 0,65 0,7 0,65 0,66 1,7 0,9 0,9 0,9 1,8 0,75 1 2 1 2 1 1,69 2,17 1,75 0,44 2,89 1,69 4,34 1,75 0,88 2,89

11,55 9,24 20,79

*Sumber:

Human Dimension & Interior Space, Julius Panero Pengukuran manual standar furnitur


(44)

42 II.4.2. Sistem Tata Ruang dan Display Koleksi

Sistem tata ruang dan display yang baik akan menyampaikan informasi mengenai koleksi dengan tepat dan menyeluruh kepada pengunjung. Menurut Lukman (2010: 35), hal ini tidak lepas dari beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor pandangan, kekontrasan dari suatu keseragaman dapat memberikan gubahan masa yang tidak biasa. Faktor pandangan dapat dipengaruhi oleh cara pandang manusia terhadap materi koleksi dan sudut pandang manusia itu sendiri. Faktor yang berpengaruh pada cara pandang manusia terhadap materi koleksi adalah dimensi materi koleksi dan cara penyajiannya. Apabila dilihat secara dimensi dan arah pandang terhadap materi koleksi terdapat dua kategori:

 Benda koleksi dua dimensi yang mempunyai arah pandang satu arah  Benda koleksi tiga dimensi yang mempunyai arah pandang dari

segala arah

Oleh karena itu diperoleh sistem penyajian antara lain:

 Tata penyajian yang hanya dinikmati dari arah satu pandang, yaitu benda-benda dua dimensi dan tiga dimensi yang ditata sedemikian rupa dalam satu bidang

 Tata penyajian yang dapat dinikmati dari arah dua pandang, yaitu benda tiga dimensi yang ditata berderet

 Tata penyajian yang dapat dinikmati dari segala arah pandang, yaitu untuk benda koleksi yang ditata dengan lugas pada bidang dasar yang datar baik secar berkelompok maupun tunggal.

2. Faktor warna, penggunaan warna untuk penataan ruang dalam sebuah bangunan tidak lepas dari fungsi bangunan serta fungsi ruangan di dalamnya. Tujuan pewarnaan untuk interior tidak terbatas hanya sekedar menyenangkan mata saja, tetapi mempunyai tujuan lain, misalnya untuk peningkatan efisiensi kerja, penyembuhan, dan mengundang selera. Penataan harus dirancang dengan baik, sehingga baik dari segi keindahan maupun dari segi fungsi keduanya tercapai (Darmaprawira, 2002: 130).


(45)

43 3. Faktor cahaya, sebagai pemberi efek ruang dalam suatu ruang pameran. Kehadiran cahaya pada ruang dalam bertujuan menyinari berbagai bentuk elemen-elemen yang ada di dalam ruang sedemikian rupa sehingga ruangan menjadi teramati dan suasananya dapat dirasakan secara visual (Hanggowijaya dalam Lukman, 2010: 21). Selain itu cahaya mampu membantu pemakai ruang untuk dapat melakukan kegiatan atau aktivitasnya dengan baik dan terasa nyaman. Sistem pencahayaan di dalam sebuah ruang pamer harus memenuhi fungsi untuk menerangi ruang dalam (interior) pameran, seperti pencahayaan untuk dapat melihat dengan jelas objek-objek yang dipamerkan pada ruang pamer.

Sistem pencahayaan yang mendukung sebuah ruang pamer berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

a. Pencahayaan alami

Pencahayaan alami yang berasal dari matahari adalah sumber pencahayaan yang baik untuk hampir semua ruang interior. Pencahayaan matahari sangat baik untuk kantor, sekolah, dan ruang kerja yang membutuhkan cahaya matahari siang hari secara maksimal dan untuk ruang publik seperti mall, bandar udara, dan institusi. Jendela, skylight, dan bentuk lain bukaan digunakan untuk membawa masuk cahaya matahari ke dalam bangunan. Cahaya matahari sangat disukai sebagai sumber cahaya karena manusia dapat bekerja dengan baik dengan pencahayaan alami tersebut. Dari segi penghematan energi, pemanfaatan cahaya matahari dapat memberikan keuntungan yakni penghematan energi listrik untuk pencahayaan. Setidaknya 2,5 kali sebanyak energi pendingin ruangan dibutuhkan untuk mendinginkan efek panas dari energi listrik yang menghasilkan tingkat pencahayaan yang sama dengan pencahayaan matahari. Maka, jika matahari digunakan dengan tingkat pencahayaannya sebanding dengan 50% atau lebih dari tingkat pencahayaan listrik dan lampu listrik dapat dipadamkan, bangunan dapat diterangi dengan menghemat seluruh energi listrik


(46)

44

untuk pencahayaan serta sekitar setengah dari energi yang diperlukan untuk mendinginkan isi bangunan dari panas yang biasanya diciptakan oleh pencahayaan dari lampu listrik tersebut (Karlen, 2007: 32).

b. Pencahayaan merata buatan

Pencahayaan buatan merupakan pencahayaan yang menggunakan sumber energi yang lazim digunakan yaitu energi listrik. Kebutuhan pencahayaan merata buatan ini disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas akan intensitas cahaya serta luasan ruang. Pencahayaan merata buatan dapat menggunakan lampu filamen, lampu halogen ataupun lampu fluorescent. Pencahayaan ini pada umumnya bersifat general karena berfungsi menerangi ruangan secara merata.

c. Pencahayaan terfokus buatan

Pencahayaan terfokus buatan juga merupakan cahaya yang bersumber dari energi listrik. Pencahayaan terfokus biasanya bersifat local karena difungsikan untuk memberikan penerangan pada bagian-bagian tertentu pada ruangan dan juga objek tertentu pada ruangan tersebut dengan spesifikasi khusus.

4. Faktor sirkulasi, pengaturan pola pergerakan dalam suatu kegiatan pameran perlu dilakukan agar memberikan kenyamanan dan juga memberikan kesan menarik dan komunikatif antara objek yang dipamerkan dengan pengunjung museum. Dalam perancangan museum yang terpenting adalah bagaimana perencanaan sirkulasi yang baik agar pengunjung dengan mudah mencapai tempat-tempat yang diinginkan. Dengan adanya sirkulasi yang baik dapat membantu mengatasi penumpukan massa pengunjung yang terjadi di dalam ruangan museum dan mencegah rasa bosan pada pengunjung (Lukman, 2010: 28).

Ada lima pola sirkulasi yang berlaku pada ruangan di dalam bangunan yaitu:


(47)

45

Semua jalan pada dasarnya linier, yang dimaksud disini adalah jalan lurus yang dapat menjadi unsur pembentuk utama deretan ruang.

Gambar 7. Pola sirkulasi linier

(sumber: nurwantobl ogs.bl ogspot.c om/2010_03_01_archive.html)

b. Pola sirkulasi radial

Pola radial memiliki jalan yang berkembang dari atau menuju sebuah pusat.

Gambar 8. Pola sirkulasi radial

(sumber: nurwantobl ogs.bl ogspot.c om/2010_03_01_archive.html) c. Pola sirkulasi spiral

Pola spiral adalah suatu jalan menerus berasal dari titik pusat, berputar mengelilinginya dan bertambah jauh dari titik pusat tersebut.


(48)

46 Gambar 9. Pola sirkulasi spiral

(sumber: nurwantobl ogs.bl ogspot.c om/2010_03_01_archive.html) d. Pola sirkulasi jaringan

Pola network (jaringan) terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan titik-titik terpadu dalam ruangan.

Gambar 10. Pola sirkulasi jaringan

(sumber: nurwantobl ogs.bl ogspot.c om/2010_03_01_archive.html)

e. Pola sirkulasi campuran

Suatu bangunan biasanya memiliki suatu kombinasi dari pola-pola di atas. Untuk menghindari terbentuknya orientasi yang membingungkan, di bentuk aturan urutan utama dalam sirkulasi tersebut.

Gambar 11. Pola sirkulasi campuran

(sumber: nurwantobl ogs.bl ogs pot.c om/2010_03_01_archive.html)

Pada perancangan museum ini menggunakan pola sirkulasi linier yang diterapkan pada konsep layout yaitu konsep labirin yang pada dasarnya terbentuk dari garis-garis lurus sebagai unsur pembentuk utama.


(49)

47

Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja atau beraktivitas dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.

Dalam menentukan konsep desain yang ergonomis dapat dilakukan dengan beberapa metode ergonomi, yaitu:

1. Diagnosis, dapat dilakukan dengan melalui wawancara dengan pengguna, inspeksi tempat dilakukannya aktivitas, uji pencahayaan, dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.

2. Treatment, pemecahan masalah akan tergantung pada database pada saat diagnosis. Pemecahannya kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furnitur sesuai dengan dimensi fisik pekerja.

3. Follow-up, dengan evaluasi yang subjektif atau objektif, subjektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain. Secara objektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.

Pada perancangan museum senjata api ini menerapkan metode tersebut yaitu salah satunya pada desain display panel utama yang ada di setiap ruangan pamer. Ergonomi desain display panel ini mengacu pada ergonomi pada display artwork yang pada umumnya digunakan di galeri-galeri lukisan. Untuk ukuran yang digunakan pada display panel ini yaitu menggunakan persentil 95, yaitu untuk ketinggian mata, jarak pandang mata dan sudut pandang mata seperti pada gambar di bawah berikut:


(50)

48 Gambar 12. Display of Artwork

(sumber: Julius Panero, Human Dimension & Interior Space, 1979: 138) Setelah pekerja/pengguna melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini harus diwaspadai dan harus dibedakan jenis kelelahannya. Beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut:

1. Physical Fatigue, kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performanya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.

2. Pathological Fatigue, kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya.

3. Psychological dan Emotional Fatigue, kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme melarikan diri dari kenyataan” pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat beraktivitas.


(51)

49

Physical Fatigue adalah jenis kelelahan yang pada umumnya terjadi pada pengunjung museum. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya jenis koleksi dan besarnya ruangan pamer yang tidak disertai tempat untuk beristirahat dan jeda sebelum melanjutkan aktivitas. Pada museum senjata api ini memiliki jarak tempuh normal sekitar sepuluh hingga lima belas menit untuk satu area pameran. Setelah melewati dua area pameran yang berbeda maka pengunjung akan menghabiskan waktu kurang lebih dua puluh hingga tiga puluh menit. Untuk menetralkan physical fatigue yang timbul akibat aktivitas tersebut maka disediakan area peristirahatan sementara atau ruang jeda sebelum pengunjung meneruskan aktivitasnya di museum tersebut.


(52)

49

BAB III

KONSEP PERANCANGAN

MUSEUM SENJATA API RUSIA

III.1. Konsep dan Tema Perancangan

Konsep perancangan pada proyek ini adalah “Solid & Sturdy” yang diterapkan untuk mendeskripsikan sesuatu yang solid dan kokoh tak tergoyahkan. Konsep ini akan sandingkan dengan tema Military Camp dimana desain ruangan bergaya basis militer Rusia yang dikombinasikan dengan unsur-unsur modern yang berasal dari arsitektural bangunan.

III.2. Konsep Bentuk

Bangunan militer tidak memiliki visualisasi bentuk tersendiri maka konsep bentuk pada perancangan museum ini lebih difokuskan pada bentuk-bentuk geometris seperti persegi, segitiga, lingkaran dan bentuk-bentuk geometris lainnya agar lebih mudah dikembangkan dan disesuaikan dengan tema yang diusung yaitu Military Camp. Pada bangunan semi-permanen seperti military workshop dan tenda-tenda basis militer pada umumnya memiliki bentuk setengah silinder dan berbentuk piramid. Untuk militer Rusia biasanya menggunakan tenda yang berbentuk piramid sebagai tenda militer mereka, sedangkan bentuk setengah silinder biasanya digunakan oleh militer Amerika Serikat.

Gambar 13. Camp militer Rusia yang berbentuk piramid (sumber: forums.eagle.ru)


(53)

50 Gambar 14. Camp militer AS yang berbentuk setengah silinder

(sumber: http://www.rubb.com/ pr oducts -militar y-r api d-de pl oyment-shelters.php)

III.3. Konsep Warna dan Material

Konsep warna pada perancangan ini berupa warna-warna dominan yang digunakan pada pola kamuflase militer Rusia seperti warna hijau, coklat, khaki, abu-abu, dan merah. Warna-warna tersebut tidak memiliki makna khusus pada militer Rusia karena warna-warna tersebut adalah warna-warna yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan medan pertempuran agar para prajurit dapat membaur dengan keadaan sekitar dan sulit terlihat oleh musuh. Warna-warna ini akan diterapkan pada desain bangunan yaitu pada dinding, pola langit-langit dan pola lantai. Berikut adalah image pola kamuflase militer Rusia dengan kombinasi warna yang disebutkan diatas:

Gambar 15. Pola kamuflase pada militer Rusia (sumber: http://www.kamouflage.ne t/countr y/00156.php)


(54)

51

Untuk menunjukkan kesan solid dan kokoh sesuai dengan tema yang diusung maka material utama yang digunakan pada perancangan interior museum ini adalah logam yang dikombinasikan dengan berbagai jenis material lainnya yaitu kaca, akrilik, kayu, keramik, granit, dan stone marble.

Penggunaan logam seperti stainless steel dan aluminium akan diterapkan pada furnitur-furnitur media display dan akan dikombinasikan dengan material kayu dan kaca. Untuk ceiling ruang pameran akan digunakan kerangka aluminium yang akan dikombinasikan kain terpal polyester filament coated yang umum digunakan sebagai material utama tenda, sedangkan untuk ceiling ruangan kantor dan seminar akan menggunakan kombinasi antara logam dan akrilik. Desain lantai museum akan menggunakan material keramik, granit dan stone marble yang akan disesuaikan dengan atmosfir ruangan yang diinginkan.

III.4. Konsep Penghawaan

Penghawaan yang digunakan pada proyek museum ini adalah penghawaan buatan yaitu menggunakan sistem pengatur suhu yang terpusat yaitu AC central yang telah terintegrasi dengan dehumidifier agar kelembaban ruangan selalu terjaga. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kelembaban yang berlebihan pada ruangan yang nantinya akan berpengaruh negatif pada barang-barang yang disimpan di museum.

Gambar 16. AC central yang telah terintegrasi dengan dehumidifier (sumber: http://www.fnal.gov/ pub/today/ archi ve_2004/today04 -10-07.html)


(1)

56 Gambar 22. Ceiling yang mengadopsi bentuk tenda setengah silinder

(sumber: portofolio tugas akhir)

Warna background utama pada interior museum ini yaitu warna hijau tua yang merupakan warna yang paling sering digunakan pada kamuflase militer Rusia. Warna ini digunakan pada material tenda yaitu polyester filament coated yang digunakan pada ceiling (khusus untuk ceiling yang mengadopsi bentuk tenda). Material tenda tersebut juga digunakan pada beberapa bagian pada dinding yaitu pada bagian yang tertutup oleh display panel. Disamping itu penggunaan warna-warna kamuflase militer juga digunakan pada setiap pilar pada museum. Penggunaan warna-warna kamuflase secara menyeluruh pada museum dihindari agar tidak terlalu menarik perhatian pengunjung dan pengunjung tetap terfokus pada koleksi-koleksi yang dipamerkan.

Gambar 23. Penggunaan warna background hujau tua pada ceiling (sumber: portofolio tugas akhir)


(2)

57 IES Light dengan dimmer dipasang pada armatur tergantung yang disebut hanging grill yang pada umumnya digunakan pada interior hangar dan military workshop. Penggunaan hanging grill ini hanya pada ceiling yang mengadopsi bentuk tenda, sedangkan pada ceiling akrilik menggunakan armatur reflektor yang tertanam pada ceiling.

Gambar 24. Penggunaan IES Light pada armatur tergantung (hanging grill) (sumber: portofolio tugas akhir)

Konsep labirin yang gunakan sebagai konsep layout, diterapkan pada beberapa bagian ruangan pameran, bentuk labirin ini lebih terbentuk dari unsur linier sehingga tidak membingungkan, dan merupakan bagian dari sistem wayfinding yang berfungsi mengarahkan pengunjung.

Gambar 25. Pola labirin sebagai sistem wayfinding pada layout (sumber: portofolio tugas akhir)


(3)

1

DAFTAR PUSTAKA

Darmaprawira, 2002, Sulasmi, Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya, Bandung, ITB.

Dharma, Agus, 1998, Teori Arsitektur 2, Jakarta, Univ. Gunadharma.

Direktorat Permuseuman, 1986, Pedoman Standardisasi Pengadaan Sarana Peralatan Pokok Museum Umum Tingkat Propinsi. Jakarta: Proyek Pengembangan Permuseuman Jakarta, Ditjenbud, Depdikbud.

Gero, Pieter P, 2009, Kalashnikov AK-47 demi Tanah Air, Jakarta, Harian Kompas.

Karlen, Mark, 2002, Dasar-Dasar Desain Pencahayaan, Jakarta, Erlangga. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Official Website

(

http://www.budpar.go.id/filedata/4410_1346-BAGAIMANAMENDIRIKANSEBUAHMUSEUMwebsite.pdf - diakses pada tanggal 20 Maret 2011)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Official Website (http://www.depkes.go.id/downloads/Ergonomi.PDF - diakses pada tanggal 8 Juli 2011)

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Official Website (http://www.deplu.go.id/moscow/Pages/Embassies.aspx?IDP=31&l=l c– diakses pada tanggal 15 Maret 2011)

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Official Website (http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&si d=8007– diakses pada tanggal 20 Juli 2011)

Lukman, 2010, Makalah Tugas Akhir Museum Sejarah dan Budaya Blitar, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Microsoft Encarta, Free Encyclopedia

Neufert, Ernst, 1997, Data Arsitek Edisi 33, Jakarta, Erlangga.

Panero, Julius, 1979, Human Dimension & Interior Space, New York, Whitney Library of Design.

Sutaarga, Moh. Amir, Studi Museologia. Jakarta: Proyek Pembinaan Permuseuman.


(4)

2 Sutaarga, Moh. Amir, 1997/1998, Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud.

Suyati, Tatik, 2000, Metode Pengadaan dan Pengelolaan Koleksi. Jakarta: Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta, Dit. Sejarah dan Museum, Ditjenbud, Depdiknas.

Hartawan, Tony, 2010, TEMPO Interaktif, Orientasi dan Status Kepemilikan Hambat Integrasi Museum, 2010. (http://www.tempointeraktif.com/hg/sastra_dan_budaya/2010/05/18/b rk,20100518-248655,id.html– diakses pada tanggal 20 Mei 2011)

Tentara Nasional Indonesia, Official Website

(http://www.tni.mil.id/index2.php?page=visimisi.html – diakses pada tanggal 25 April 2011)


(5)

CURRICULUM VITAE

PERSONAL DATA

NAME : Muhammad Rizky Darmawan Jusuf

GENDER : Male

PLACE, DATE OF BIRTH : Balikpapan, 29 April 1983

CITIZENSHIP : Indonesian

MARITAL STATUS : Single

HEIGHT, WEIGHT : 190 cm, 75 kg

HEALTH : Good

RELIGION : Islam

PERMANENT ADDRESS : Jl. Danau Semayang Blok RA No. 50 Pondok Karya Agung : Balikpapan, East Borneo

MOBILE PHONE : +62 81 321 368 928

: +62 85 659 383 393

EMAIL : [email protected]

ACADEMIC BACKGROUND

ELEMENTARY SCHOOL : Patra Dharma 3 Elementary, Balikpapan (1989-1995) JUNIOR HIGH SCHOOL : Patra Dharma Junior High, Sangatta (1995-1998) SENIOR HIGH SCHOOL : Patra Dharma Senior High, Balikpapan (1998-2001)

UNIVERSITY : Widyatama University (2001-not completed)

: The Faculty of Economic, Management Major : Computer University of Indonesia (2006-2011) : The Faculty of Design, Interior Design Major

SKILL AND ABILITY

 Manual free hand drawing

 Computer software designing: CorelDraw, AutoCAD, Google SketchUp, Microsoft Expression Studio, Adobe Flash, and 3d’s Max

 Basic computer software: Microsoft Windows and Microsoft Office  Basic computer hardware and PC assembling

LANGUAGE

 Fluent in Indonesian, oral and written  Fluent in English, oral and written

JOB EXPERIENCES

 Karuchi Interior (August 2010-September 2010), as apprentice designer  Computer technician for freelance till present


(6)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

NAMA : Muhammad Rizky Darmawan Jusuf

JENIS KELAMIN : Laki-laki

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : Balikpapan, 29 April 1983

KEWARGANEGARAAN : Indonesia

STATUS PERKAWINAN : Belum menikah

TINGGI BADAN, BERAT BADAN : 190 cm, 75 kg

KESEHATAN : Baik

AGAMA : Islam

ALAMAT TETAP : Jl. Danau Semayang Blok RA No. 50 Pondok Karya Agung

: Balikpapan, Kalimantan Timur

NOMOR SELULER : +62 81 321 368 928

: +62 85 659 383 393

EMAIL : [email protected]

LATAR PENDIDIKAN

SEKOLAH DASAR : SD Patra Dharma 3, Balikpapan (1989-1995)

SLTP : SLTP Patra Dharma, Sangatta (1995-1998)

SMU : SMU Patra Dharma, Balikpapan (1998-2001)

PERGURUAN TINGGI : Universitas Widyatama (2001-tidak selesai) : Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen : Universitas Komputer Indonesia (2006-2011) : Fakultas Desain, Program Studi Desain Interior

KEAHLIAN DAN KEMAMPUAN

 Menggambar manual bebas dengan tangan

 Perangkat lunak desain: CorelDraw, AutoCAD, Google SketchUp, Microsoft Expression Studio, Adobe Flash, dan 3d’s Max

 Perangkat lunak dasar: Microsoft Windows dan Microsoft Office  Perangkat keras dasar dan perakitan PC

BAHASA

 Fasih berbahasa Indonesia, lisan dan tulisan  Fasih berbahas Inggris, lisan dan tulisan

PENGALAMAN KERJA

 Karuchi Interior (Agustus 2010-September 2010), sebagai desainer magang  Teknisi komputer, freelance