Perancangan Interior Museum Tsunami Di Aceh Dengan Tema Pengangkatan Kembali Identitas Kultural Aceh.

(1)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR SKEMA ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Ruang Lingkup Kajian ... 3

1.4. Tujuan Pembahasan ... 3

1.5. Sumber Data ... 4

1.6. Metode dan Teknik Pengamatan ... 4

1.6.1. Metode Pengamatan ... 4

1.6.2. Teknik Pengamatan ... 4

1.7. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II. PERSPEKTIF TEORITIS MUSEUM DAN BUDAYA ACEH .... 6

2.1. Pengertian Museum ... 6

2.2. Jenis-jenis Museum ... 7


(2)

2.3.1. Tahap Permulaan ... 9

2.3.2. Program Persiapan ... 11

2.3.3. Desain Bangunan ... 13

2.4. Prinsip-prinsip Dasar dan Ktentuan Desain Museum ... 15

2.4.1. Kajian Program Ruang dan Sirkulasi ... 15

2.4.2. Kajian Fungsi Displai ... 17

2.4.2.1. Bentuk Displai ... 18

2.4.2.2. Dimensi Displai ... 19

2.4.2.3. Informasi Displai ... 21

2.4.2.4. Material Displai ... 21

2.4.3. Pencahayaan ... 22

2.4.4. Penghawaan ... 24

2.4.5. Sistem Keamanan Kebakaran ... 26

2.5. Pengertian Budaya ... 26

2.6. Budaya Aceh ... 27

2.6.1. Arsitektur Aceh ... 29

2.6.1.1. Rumoh Aceh ... 29

2.6.1.2. Arsitektur Mesjid Baiturrahman ... 32

2.6.2. Simbol-simbol dalam Adat Istiadat Aceh ... 34

2.6.3. Motif-motif Adat Istiadat Aceh... 35

2.7. Ruang Monumental ... 36

BAB III. ANALISA SITE ... 38

3.1. Analisa View ... 39


(3)

viii

3.4. Analisa Orientasi ... 43

3.5. Analisa Cahaya Matahari ... 44

3.6. Analisa Kebisingan ... 45

3.7. Analisa Fisik ... 46

3.8. Analisa Arah Angin ... 47

BAB IV. PERANCANGAN MUSEUM ... 50

4.1. Pemilihan Tema ... 50

4.2. Konsep Perancangan ... 51

4.2.1. Kebutuhan Ruang ... 51

4.2.2. Pembagian Ruang ... 52

4.2.3. Konsep Sirkulasi ... 53

4.2.4. Konsep Bentuk ... 54

4.2.5. Konsep Warna ... 54

4.2.6. Konsep Material ... 56

4.2.7. Konsep Keamanan Kebakaran ... 57

4.2.8. Konsep Penghawaan ... 57

4.2.9. Sistem Pencahayaan ... 58

4.3 Gambar Kerja ... 59

4.3.1 Denah General ... 59

4.3.2 Potongan General ... 62

4.3.3. Layout ... 63

4.3.4 Denah Ceilling ... 69

4.3.5 Denah Titik Lampu ... 71

4.3.6 Potongan Khusus ... 77


(4)

4.3.8 Detail Interior ... 88 4.3.9 Perspektif ... 95 BAB V. KESIMPULAN ... 97 DAFTAR PUSTAKA


(5)

x

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1. Contoh Layout Museum Besar ... 17 Skema 4.1. Sirkulasi Zona ... 53


(6)

DAFTAR TABEL

BAB II

Tabel 2.1. Korelasi antara Fungsi dan Kebutuhan Ruang pada Museum ... 16

Tabel 2.2. Illuminasi Maksimum untuk Pencahayaan pada Objek ... 22

Tabel 2.3. Klasifikasi Prinsip Cahaya berdasarkan Fungsinya ... 23

Tabel 2.4. Data Jenis-jenis Performa Lampu dan Tingkat Daya Rusak pada Benda ... 24

Tabel 2.5. Tingkat Kelembaban Udara Relatif Berdasarkan Benda Koleksinya dan Iklim ... 25

BAB III Tabel 3.1. Kelebihan dan Kekurangan View Bangunan Tinggi ... 40

Tabel 3.2. Kelebihan dan Kekurangan Topografi Bangunan Tinggi ... 42

Tabel 3.3. Kelebihan dan Kekurangan Analisa Pencapaian ... 43

Tabel 3.4. Kelebihan dan Kekurangan Analisa Orientasi ... 44

Tabel 3.5. Kelebihan dan Kekurangan Masuknya Sinar Matahari dalam Museum ... 45

Tabel 3.6. Kelebihan dan Kekurangan Analisa Kebisingan ... 47

Tabel 3.7. Kelebihan dan Kekurangan Analisa Fisik... 48

Tabel 3.8. Kelebihan dan Kekurangan Arah Angin ... 49

BAB IV Tabel 4.1. Ruang Berdasarkan Kebutuhannya ... 51

Tabel 4.2. Pembagian Ruang ... 53

Tabel 4.3. Warna yang Diambil Berdasarkan Konsep Setiap Ruangan... 56

Tabel 3.4. Material yang Digunakan Berdasarkan Setiap Konsep Ruang dan Konsep secara Menyeluruh ... 56


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

BAB II

Gambar 2.1. Sirkulasi Pengunjung, Dimensi Manusia dan Benda Pameran ... 17

Gambar 2.2. Contoh Displai Instalasi Eksterior/ Interior ... 18

Gambar 2.3. Contoh Display Cases ... 19

Gambar 2.4. Persentil Tinggi Mata Manusia ... 20

Gambar 2.5. Dimensi arak antar display ... 30

Gambar 2.6. Kerangka Rumah Adat Tradisional ... 30

Gambar 2.7. Mesjid Baiturrahman ... 32

Gambar 2.8. Rencong ... 34

Gambar 2.9. Motif Emas Khas Melayu ... 34

Gambar 2.10. Tampuk Bantal Merah Bersulam Emas ... 35

BAB III Gambar 3.1. Denah First Floor ... 39

Gambar 3.2. Potongan B-B ... 39

Gambar 3.3. Potongan A-A ... 40

Gambar 3.4. Potongan B-B ... 41

Gambar 3.5. Analisa Pencapaian ... 42

Gambar 3.6. Analisa Orientasi ... 43

Gambar 3.7. Analisa Cahaya Matahari (Tampak Atas) ... 44

Gambar 3.8. Analisa Cahaya Matahari (Tampak Samping) ... 45

Gambar 3.9. Analisa Kebisingan (Tampak Atas) ... 46

Gambar 3.10. Analisa Kebisingan (Tampak Samping) ... 46

Gambar 3.11. Tampak Muka Bangunan ... 47

Gambar 3.12. Analisa Fisik ... 47


(8)

ABSTRAK

Laporan Tugas Akhir ini membahas tentang perancangan tugas akhir yaitu perancangan interior museum tsunami di Aceh. Penulis membahas tentang pemilihan topik perancangan museum ini, apa yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan topik tersebut. Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam perancangan interior museum ini.

Perancangan museum terdiri dari banyak tahapan dan banyak standart yang harus dipenuhi dalam merancang interior sebuah museum agar pengguna (user) merasa nyaman berada di dalamnya. Selain itu pemeliharaan benda koleksi juga menjadi hal yang harus diperhatikan dalam perancangan sebuah museum.

Pemilihan tema dalam perancangan interior museum tsunami Aceh menjadi hal yang penting karena melibatkan masalah sosial, dan menyangkut permasalahan yang sifatnya mendasar seperti peraturan setempat, budaya masyarakat setempat dan menyangkut sebuah tragedi kemusiaan. Tema yang diangkat adalah kebudayaan setempat yaitu kebudayaan Aceh yang menjadi identitas masyarakat setempat sebagai pemulihan kebudayaan yang hancur saat tsunami.

Hasil perancangan interior museum ini banyak mengambil tema kebudayaan Aceh dan peristiwa tsunami yang kental. Peristiwa tsunami dibawa kembali ke dalam museum ini agar pengunjung dapat merasakan pengalaman saat terjadinya tsunami dan mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut. Pada museum ini empati pengunjung menjadi hal yang menjadi daya tarik tersendiri.

Dari hasil perancangan museum ini, Penulis menyimpulkan bahwa museum tragedi tsunami merupakan simbol dari masyarakat Aceh, yang menjadi monumen kebangkitan rakyat Aceh sekaligus kekuatan bagi mereka yang menjadi korban. Museum ini juga memberikan pengetahuan tentang tsunami agar generasi mendatang dapat belajar dari peristiwa yang telah terjadi.


(9)

Universitas Kristen Maranatha 2008 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peristiwa tsunami tanggal 26 Desember 2004 menjadi salah satu bencana terbesar abad ini, bencana ini telah merenggut lebih dari 200.000 jiwa. Bencana ini terjadi di lepas pantai barat Aceh, kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh. Peristiwa ini telah membekas dalam ingatan banyak orang terutama mereka yang menjadi korban dalam bencana ini. Banda Aceh merupakan salah satu daerah yang mengalami kerusakan terparah, dan paling banyak menelan korban jiwa. Menurut situs Wikipedia ada kira-kira sebanyak 126.000 orang meninggal dunia.Puluhan gedung hancur terutama di daerah Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatera. Di Banda Aceh sekitar 50% bangunan rusak akibat tsunami.

Peristiwa ini akan dapat diingat oleh kita yang mengalaminya saat ini tetapi apakah generasi yang akan datang dapat mengetahui peristiwa besar ini. Atau hanya akan terlupakan begitu saja dan tidak menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran. Atas dasar pemikiran tersebut maka Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Pemerintah Kota Banda Aceh beserta badan terkait lainnya berancana membangun museum untuk mengenang peristiwa ini.

Juru bicara Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD Nias, Mirza Keumala seperti yang dikutip oleh situs resmi Pemerintah Aceh mengatakan museum tersebut didirikan untuk mengenang sekaligus memetik pelajaran dari musibah tsunami yang merupakan musibah terdahsyat abad ini. “Museum ini akan menjadi pengingat bahwa kita pernah mengalami musibah besar yang tak hanya merenggut ratusan ribu jiwa tapi juga merusak sejumlah infrastruktur di sepanjang 800 kilometer pesisir pantai barat dan timur Aceh. Diharapkan, dengan adanya museum ini dapat menjadi pelajaran bagi generasi penerus kelak”, ujar Mirza.


(10)

Desain untuk museum ini dilakukan melalui sayembara untuk menemukan desain yang inovatif dan kreatif. Setelah melalui tahap sayembara maka telah terpilih Urbane Design yang diketuai oleh Ridwan Kamil sebagai pemenangnya. Bangunan museum akan dibangun di atas tiang-tiang, yang mengadopsi bentuk rumah tradisional Aceh. Ridwan Kamil mengatakan seperti yang dikutip oleh situs www.voanews.com, di masa yang akan datang museum ini dapat digunakan untuk situasi gawat mendadak, jika terjadi gelombang tsunami masyarakat dapat menggunakan bangunan ini sebagai tempat pengungsian.

Sebagai seorang calon sarjana desain interior, penulis merasa tertarik untuk mengangkat studi kasus projek ini sebagai projek tugas akhir. Hal ini dikarenakan, penulis sebagai bagian dari Bangsa Indonesia yang turut prihatin dan menganggap bahwa tragedi tsunami Aceh ini bukan hanya tragedi milik rakyat Aceh saja namun tragedi untuk seluruh Bangsa Indonesia. Penulis merasa bangga memilih projek ini sebagai projek tugas akhir dan turut serta menyumbangkan ide dan gagasan dalam mendesain sisi dalam (interior) museum ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini, yaitu:

1. Apakah definisi dan fungsi museum pada umumnya dan museum tragedi tsunami Aceh pada khususnya?

2. Bagaimana tahap-tahap perancangan pada sisi interior museum tsunami Aceh?

3. Bagaimanakah korelasi antara karakteristik fisik arsitektur museum tragedi tsunami Aceh dengan interiornya?


(11)

Universitas Kristen Maranatha 2008 3 1.3. Ruang Lingkup Kajian

Prinsip dasar atau teori-teori yang digunakan penulis sebagai landasan berpikir dalam membahas rumusan masalah yang telah diuraikan di atas diperoleh melalui dua pendekatan studi, yaitu sebagai berikut:

1. Studi Literatur, wacana atau definisi, yaitu:

a. Pengertian atau definisi museum secara umum dan museum tsunami secara khusus.

b. Karakter budaya Aceh dari segi pemikiran, pemaknaan, simbolisasi, dan visual.

c. Study komparasi dengan museum lain yang bertaraf internasional sebagai bahan literatur.

2. Studi Literatur Desain, yaitu:

a. Tahap-tahap perancangan interior sebuah museum.

b. Prinsip-prinsip dasar, standar baku dan standar internasional dalam mendesain sisi interior sebuah museum.

c. Studi komparasi dengan museum yang bertaraf internasional sebagai komparatif, inovatif, dan evaluatif.

1.4. Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan definisi dan fungsi museum pada umumnya dan museum tragedi tsunami Aceh pada khususnya.

2. Menguraikan tahap-tahap perancangan pada sisi interior museum tsunami di Aceh.

3. Menganalisa korelasi antara karakteristik fisik arsitektur museum tragedi tsunami Aceh dengan interiornya.

4. Mendesain sebuah museum yang dapat dijadikan ikon masyarakat Aceh, ikon nasional, dan ikon internasional sebagai museum tragedi tsunami Aceh ditinjau dari perpaduan arsitektur (eksisting) beserta desain interiornya.


(12)

1.5. Sumber Data

Terdapat dua sumber data dalam proses pembuatan laporan Tugas Akhir ini, yaitu:

1. Sumber Data Primer, yaitu semua data yang berhubungan dengan kondisi lapangan dalam hal ini adalah data-data yang diberikan oleh pihak Urbane Design sebagai arsitek.

2. Sumber Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil studi literatur seperti buku, situs internet dan artikel.

1.6. Metode dan Teknik Pengamatan

Dalam melakukan pengamatan, penguraian dan pembahasan laporan ini, penulis menggunakan metode dan teknik pengamatan sebagai berikut:

1.6.1. Metode Pengamatan

Penulis memilih metode analisis deskriptif karena dalam perancangan interiornya didahului dengan pengumpulan dan analisa data yang disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya kemudian diuraikan, ditelaah, dicari korelasi dan relevansinya agar memperoleh hasil desain yang tepat.

1.6.2. Teknik Pengamatan

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah studi literatur, yaitu mencari semua data tentang objek yang akan didesain yang berasal dari berbagai media tulis seperti buku, artikel dan situs internet.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

- BAB I, yaitu Bab Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup kajian, tujuan pembahasan, sumber data,


(13)

Universitas Kristen Maranatha 2008 5 - BAB II, yaitu Bab Perspektif Teoritis Museum dan Budaya Aceh, menguraikan tentang pengertian dan definisi museum, jenis-jenis museum, tahap-tahap perancangan interior museum, prinsip-prinsip dasar dan standar baku dalam mendesain museum, studi komparasi dengan museum yang bertaraf internasional sebagai komparatif, inovatif, dan evaluatif, karakter budaya Aceh serta ruang monumental.

- BAB III, yaitu Bab Analisa Site, memaparkan tentang analisa objek dalam hal ini adalah arsitektur museum tsunami yang telah didesain oleh Urbane Design.

- BAB IV, yaitu Bab Perangcangan Museum, memaparkan tentang perancangan interior museum tragedi tsunami Aceh dan konsep perancangan museum dan aplikasi visualnya dalam wujud desain dan gambar kerja.

- BAB V, yaitu Bab Kesimpulan, menyimpulkan keseluruhan hasil kerja perancangan interior museum tragedi tsunami Aceh yang dijadikan studi kasus mata kuliah Tugas Akhir.


(14)

BAB V

KESIMPULAN

Perancangan interior sebuah museum merupakan sesuatu hal yang tidak mudah. Perancangan interior museum haruslah memikirkan berbagai aspek teoritis, bukan hanya yang sifatnya estetik semata. Namun bukan hanya museum yang harus memikirkan segi teori saja, setiap perancangan interior fungsi apapun juga, seorang desainer harus dapat melihat aspek-aspek teoritis karena desain yang baik adalah desain yang dapat dipertanggungjawabkan.

Banyak tantangan dalam merancang sebuah museum terutama dari sisi teori, sulitnya mencari informasi tentang museum dan tidak berkembangnya museum di Indonesia membuat penulis sulit untuk mencari bahan pembanding sebagai ukuran sebuah museum yang baik. Sehingga penulis harus mencari bahan pembanding tersebut ke museum yang berada di luar Indonesia, sehingga penulis hanya dapat melihat melalui gambar atau foto saja.

Museum tsunami dibuat untuk menarik minat orang Indonesia secara khusus dan masyarakat internasional secara umum agar mau mendatangi museum ini. Maka pada perancangan museum tsunami ini dibuat hal-hal yang menjadi daya tarik tersendiri seperti ruang monumental, pada ruangan ini pengunjung diajak berinteraksi dengan kondisi ruangan sehingga pengunjung tidak merasa bosan dan pasif. Namun selain ketertarikan tersebut sebuah museum harus terus berkembang dari segi desain dan benda koleksi, jika tidak pengunjung yang sudah pernah datang tidak akan datang lagi, maka interior ruang pamer dibuat semi permanen sehingga desain dapat dengan mudah diperbaharui. Penulis berharap di masa yang akan datang museum di Indonesia dapat berkembang dan minat kunjungan ke museum dapat meningkat karena museum merupakan salah satu sarana pendidikan yang baik bagi masyarakat.

Perancangan interior museum Aceh mencangkup banyak hal selain hanya ukuran teoritis saja, museum tragedi tsunami menyangkut masalah sosial dan budaya daerah setempat. Masalah ini merupakan isu yang sifatnya sensitif, maka kita harus


(15)

berhati-Universitas Kristen Maranatha 2008 98 mewakili banyak pihak, secara khusus mewakili rakyat Aceh juga harus mewakili tragedi tsunami yang juga menghantam banyak negara. Interior Museum Tragedi Tsunami Aceh ini adalah monumen yang akan membangkitkan semangat korban tsunami.

Dalam perancangan tugas akhir ini penulis banyak mengalami tantangan dan rintangan. Namun tantangan dan rintangan tersebutlah yang kemudian menjadikan penulis untuk bias lebih berusaha untuk menjadi seorang desainer yang baik. Perancangan tugas akhir yang membuat penulis mendapat banyak ilmu tambahan dan dapat mempraktekkan segala teori yang telah didapat pada semester-semester yang lalu.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Adimihardja, Kusnaka dan Salura, Purnama ( 2004 ) Arsitektur dalam Bingkai Kebudayaan, Bandung : Foris Publishing.

Lefebvre, Henri ( 1991 ) The Production of Space, Oxford, Blackwell. Matthews, Geoff ( 1991 ) Museums and Art Galleries, Oxford :Butterworth

Architecture.

Neufert, Ernst ( 2002 ) Data Arsitek, Edisi 33, Jilid 2, Jakarta : Erlangga.

Phillips Lighting ( 1993 ) Lighting Manual, Fifth Edition, Netherlands : Ligthing Design and Application Centre.

Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah ( 1978 ) Adat Istiadat Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah ( 1978 ) Sejarah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah ( 1985 ) Arsitektur Tradisional Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ( 1990 ) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Reznikoff, S.C. ( 1986 ) Interior Graphic and Design Standards, New York : Watson-Guptill Publications.

Sachari, Agus ( 2007 ) Budaya Visual Indonesia, Jakarta : Erlangga. White, Edward T. ( 1983 ) Site Analysis: Diagramming Information for

Architectural Design, United States of America : Architectural Media. ---- ( 2002 ) Islamic Designs , Amsterdam : The Pepin Press.


(17)

Artikel dan Laporan :

Sueca, Ngakan Putu ( 2007 ) Rekonstruksi Aceh Pasca Tsunami. Indonesian Design Magazine, edisi November 2007.

Santoso, Miky E. ( 2003 ) Dimensi Sosio-Politik, dan Simbolik Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Bandung : Tesis Program Magister Arsitektur ITB.

Artikel Elektronik :

www.djpp.depkumham.go.id www.aceh.net

www.urbane.co.id

www.arsitekturmedia.blogspot.com www.wikipedia.com


(1)

Universitas Kristen Maranatha 2008 4

1.5. Sumber Data

Terdapat dua sumber data dalam proses pembuatan laporan Tugas Akhir ini, yaitu:

1. Sumber Data Primer, yaitu semua data yang berhubungan dengan kondisi lapangan dalam hal ini adalah data-data yang diberikan oleh pihak Urbane Design sebagai arsitek.

2. Sumber Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil studi literatur seperti buku, situs internet dan artikel.

1.6. Metode dan Teknik Pengamatan

Dalam melakukan pengamatan, penguraian dan pembahasan laporan ini, penulis menggunakan metode dan teknik pengamatan sebagai berikut:

1.6.1. Metode Pengamatan

Penulis memilih metode analisis deskriptif karena dalam perancangan interiornya didahului dengan pengumpulan dan analisa data yang disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya kemudian diuraikan, ditelaah, dicari korelasi dan relevansinya agar memperoleh hasil desain yang tepat.

1.6.2. Teknik Pengamatan

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah studi literatur, yaitu mencari semua data tentang objek yang akan didesain yang berasal dari berbagai media tulis seperti buku, artikel dan situs internet.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

- BAB I, yaitu Bab Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang,

rumusan masalah, ruang lingkup kajian, tujuan pembahasan, sumber data, metode dan teknik pengamatan, serta sistematika penulisan.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 2008 5

- BAB II, yaitu Bab Perspektif Teoritis Museum dan Budaya Aceh,

menguraikan tentang pengertian dan definisi museum, jenis-jenis museum, tahap-tahap perancangan interior museum, prinsip-prinsip dasar dan standar baku dalam mendesain museum, studi komparasi dengan museum yang bertaraf internasional sebagai komparatif, inovatif, dan evaluatif, karakter budaya Aceh serta ruang monumental.

- BAB III, yaitu Bab Analisa Site, memaparkan tentang analisa objek dalam

hal ini adalah arsitektur museum tsunami yang telah didesain oleh Urbane Design.

- BAB IV, yaitu Bab Perangcangan Museum, memaparkan tentang

perancangan interior museum tragedi tsunami Aceh dan konsep perancangan museum dan aplikasi visualnya dalam wujud desain dan gambar kerja.

- BAB V, yaitu Bab Kesimpulan, menyimpulkan keseluruhan hasil kerja

perancangan interior museum tragedi tsunami Aceh yang dijadikan studi kasus mata kuliah Tugas Akhir.


(3)

Universitas Kristen Maranatha 2008 97

BAB V

KESIMPULAN

Perancangan interior sebuah museum merupakan sesuatu hal yang tidak mudah. Perancangan interior museum haruslah memikirkan berbagai aspek teoritis, bukan hanya yang sifatnya estetik semata. Namun bukan hanya museum yang harus memikirkan segi teori saja, setiap perancangan interior fungsi apapun juga, seorang desainer harus dapat melihat aspek-aspek teoritis karena desain yang baik adalah desain yang dapat dipertanggungjawabkan.

Banyak tantangan dalam merancang sebuah museum terutama dari sisi teori, sulitnya mencari informasi tentang museum dan tidak berkembangnya museum di Indonesia membuat penulis sulit untuk mencari bahan pembanding sebagai ukuran sebuah museum yang baik. Sehingga penulis harus mencari bahan pembanding tersebut ke museum yang berada di luar Indonesia, sehingga penulis hanya dapat melihat melalui gambar atau foto saja.

Museum tsunami dibuat untuk menarik minat orang Indonesia secara khusus dan masyarakat internasional secara umum agar mau mendatangi museum ini. Maka pada perancangan museum tsunami ini dibuat hal-hal yang menjadi daya tarik tersendiri seperti ruang monumental, pada ruangan ini pengunjung diajak berinteraksi dengan kondisi ruangan sehingga pengunjung tidak merasa bosan dan pasif. Namun selain ketertarikan tersebut sebuah museum harus terus berkembang dari segi desain dan benda koleksi, jika tidak pengunjung yang sudah pernah datang tidak akan datang lagi, maka interior ruang pamer dibuat semi permanen sehingga desain dapat dengan mudah diperbaharui. Penulis berharap di masa yang akan datang museum di Indonesia dapat berkembang dan minat kunjungan ke museum dapat meningkat karena museum merupakan salah satu sarana pendidikan yang baik bagi masyarakat.

Perancangan interior museum Aceh mencangkup banyak hal selain hanya ukuran teoritis saja, museum tragedi tsunami menyangkut masalah sosial dan budaya daerah setempat. Masalah ini merupakan isu yang sifatnya sensitif, maka kita harus berhati-hati dalam mengangkat tema bagi museum ini. Museum Tragedi Tsunami Aceh


(4)

Universitas Kristen Maranatha 2008 98 mewakili banyak pihak, secara khusus mewakili rakyat Aceh juga harus mewakili tragedi tsunami yang juga menghantam banyak negara. Interior Museum Tragedi Tsunami Aceh ini adalah monumen yang akan membangkitkan semangat korban tsunami.

Dalam perancangan tugas akhir ini penulis banyak mengalami tantangan dan rintangan. Namun tantangan dan rintangan tersebutlah yang kemudian menjadikan penulis untuk bias lebih berusaha untuk menjadi seorang desainer yang baik. Perancangan tugas akhir yang membuat penulis mendapat banyak ilmu tambahan dan dapat mempraktekkan segala teori yang telah didapat pada semester-semester yang lalu.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Adimihardja, Kusnaka dan Salura, Purnama ( 2004 ) Arsitektur dalam Bingkai Kebudayaan, Bandung : Foris Publishing.

Lefebvre, Henri ( 1991 ) The Production of Space, Oxford, Blackwell. Matthews, Geoff ( 1991 ) Museums and Art Galleries, Oxford :Butterworth

Architecture.

Neufert, Ernst ( 2002 ) Data Arsitek, Edisi 33, Jilid 2, Jakarta : Erlangga.

Phillips Lighting ( 1993 ) Lighting Manual, Fifth Edition, Netherlands : Ligthing Design and Application Centre.

Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah ( 1978 ) Adat Istiadat Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah ( 1978 ) Sejarah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah ( 1985 ) Arsitektur Tradisional Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ( 1990 ) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Reznikoff, S.C. ( 1986 ) Interior Graphic and Design Standards, New York : Watson-Guptill Publications.

Sachari, Agus ( 2007 ) Budaya Visual Indonesia, Jakarta : Erlangga. White, Edward T. ( 1983 ) Site Analysis: Diagramming Information for

Architectural Design, United States of America : Architectural Media. ---- ( 2002 ) Islamic Designs , Amsterdam : The Pepin Press.


(6)

Artikel dan Laporan :

Sueca, Ngakan Putu ( 2007 ) Rekonstruksi Aceh Pasca Tsunami. Indonesian Design Magazine, edisi November 2007.

Santoso, Miky E. ( 2003 ) Dimensi Sosio-Politik, dan Simbolik Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Bandung : Tesis Program Magister Arsitektur ITB.

Artikel Elektronik :

www.djpp.depkumham.go.id www.aceh.net

www.urbane.co.id

www.arsitekturmedia.blogspot.com www.wikipedia.com