Dari penjelasan diatas diketahui 0,75 P + 0,025 Ma bekerja bersama-sama dalam 1 satu hari akan menghasilkan 1 m² galian tanah. Atau dapat ditulis dalam
bentuk matematikanya Rumus adalah:
Volume pekerjaan ialah jumlah banyaknya pekerjaan dalam satu satuan dan 1,05 diberikan sebagai faktor ketelitian pengamat selama melakukan pengamatan.
Koefisien =
Jumlah tenaga kerja x 1,05
Volume Pekerjaan x 1 satuan pekerjaan
+
1,2 0,12
3,6 0,18
Upah Rp. Jumlah
Mandor Rp. D = Rp. 0,18 x D
Pekerja Rp. C = Rp. 3,6 x C
Kepala Tukang
Rp. B = Rp. 0,12 x B Tukang
Batu Rp. A = Rp.
1,2 x A
Upah Kerja
Koefisien Harga Satuan
2.3.2. Cara Menentukan Besar Nilai Koefisien Satuan Upah Kerja
Untuk menentukan besarnya nilai koefisien satuan upah kerja maka perlulah kita memperhatikan nilai-nilai asumsi dasar dan pengamatan lapangan. Kami
menganalisa bahwa untuk menentukan besarnya nilai koefisien upah pekerjaan ada beberapa hal yang perlu diketahui, diantaranya :
‐ Produktivitas Kerja
15
‐ Tenaga pekerja
‐ Jam kerja efektif
‐ Hasil kerja
Dari hasil pengamatan dilapangan dapat diperoleh data-data dari keempat variabel tersebut diatas, sehingga dengan data-data tersebut dapat dihitung besarnya
koefisien upah pekerja, dibawah ini diberikan contoh data dan contoh perhitungan untuk menghitung besarnya koefisien upah pekerjaan.
Upah Pasangan Batu Merah tiap 1 m³ camp. 1 : 3 : 10
‐ Produktivitas
: 0,08 m³jam. ‐
Tenaga : 4 orang 1 tukang batu dan 3 tukang pekerja.
‐ Jam kerja efektif
: 8 jamhari ‐
Hasil kerja : 8 x 0,08 = 0,64m³
1 m³ pasangan tembok ½ batu bata membutuhkan tenaga : ‐
1 m³ 0,64 m³ = 1,56 tukang batu Asumsi :
Jika 1 kepala tukang memimpin 10 orang tukang dan jika 1 mandor memimpin 20 orang pekerja, maka diperlukan tenaga :
‐ Tukang batu
: 1,56 ‐
Kepala tukang : 1,56 10 tukang batu = 0,156
‐ Pekerja
: 1,56 x 3 pekerja = 4,68
16
‐ Mandor
: 4,68 20 pekerja = 0,234 Apabila dibuat dalam suatu daftar Analisa Satuan Upah Pekerja maka dapat
dituliskan sebagai berikut :
Upah Pasangan Batu Merah tiap 1 m³ camp. 1 : 3 : 10
1,56 tukang batu Rp. A = Rp. 1,56 x A
0,156 Kepala tukang batu Rp. B = Rp. 0,156 x B
4,68 Pekerja Rp. C = Rp. 4,68 x C
0,234 Mandor Rp. D = Rp. 0,234 x D
Data-data yang diperoleh diketahui : ‐
Volume pekerjaan ‐
Jumlah tenaga kerja n ‐
Tukang batu T ‐
Kepala tukang KT ‐
Pekerja P ‐
Mandor Ma Pengolahan data:
Dalam hal ini koefisien dihitung berdasarkan 1m³ volume pekerjaan perhari P = x 1 satuan pekerjaan
nP.1,05 V
T = x 1 satuan pekerjaan nT.1,05
V
17
Disinikan diasumsikan 1 orang mandor membawahi beberapa orang pekerja, dan 1 orang kepala tukang membawahi beberapa tukang sesuai data
lapangan. Maka didapat rumus untuk koefisien mandor dan kepala tukang, yaitu :
Ma = KT =
P T
nT nP
Keterangan :
nP = jumlah tenaga kerja yang terlibat
nT = jumlah tukang yang terlibat
KT = Kepala tukang
Ma =
Mandor V
= volume pekerjaan P
= Koefisien
pekerja T
= Koefisien
tukang KT
= Koefisien kepala tukang
18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Pengamatan
Pelaksaan pengamatan ini, mulai dari pekerjaan Persiapan sampai dengan finishing pekerjaan pada proyek dan dilaksanakan pada lokasi proyek Pembangunan
Gudang Penyimpanan Rumput Laut Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. Waktu pelaksanaan pengamatan dimulai pada bulan Agustus
2009 sampai November 2009.
3.2. Metode Pengelompokan Data
Data pada suatu pengamatan dibagi menjadi dua : ‐
Data Primer Data didapat dan diperoleh berdasarkan pengamatan langsung dilapangan
oleh penyusun Tugas Akhir, dalam hal ini pengamatan dilakukan hanya pada Pembangunan Gudang Penyimpanan Rumput Laut di Kabupaten Pacitan.
‐ Data Sekunder
Data yang didapat dari perhitungan-perhitungan yang sudah ada sebelumnya dan data yang diperoleh berdasarkan pengalaman-pengalaman dilapangan yang
sudah dibakukan, data ini dapat berupa daftar-daftar atau table, hasil-hasil penelitian. Disini kami menggunakan data sekunder utama yaitu daftar analisa upah kerja yang
dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Pacitan.
19
3.3. Metode Analisa Varians
Suatau sistem pemantauan dan pengendalian disamping memerlukan
perencanaan yang realistis sebagai tolak ukur pencapaian sasaran, juga harus dilengkapi dengan teknik dan metode yang dapat segera mengungkapkan tanda-tanda
terjadinya penyimpangan. Untuk pengendalian biaya dan jadwal menggunakan metode identifikasi varians, identifikasi yang dilakukan dengan cara membandingkan
jumlah uang atau volume yang dikeluarkan atau di kerjakan.
3.4. Analisa Pengamatan
Analisa pengamatan dibagi maenjadi dua, yaitu : a
Studi Pustaka, bertujuan menguji hubungan variable yang akan diamati dengan mempelajari teori-teori yang ada untuk dapat
merumuskan gambaran hasil pengamatan lapangan. b
Studi Lapangan, pengamatan langsung dilapangan dilakukan guna mendapatkan data-data yang valid sesuai dengan realita
sesungguhnya. Data tersebut dianalisa secara aljabar untuk mendapatkan kesimpulan dasarawal.
3.5. Prosedur Pengamatan
Pelaksanaan proses pengamatan dilaksanakan secara sistematis dan terarah hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan hasil
pengamatan dilapangan.
20