Respon Pertumbuhan Acacia decurrens Willd. terhadap Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula Gigaspora sp. dan Pemupukan

RESPON PERTUMBUHAN Acacia decurrens Willd.
TERHADAP INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA
Gigaspora sp. DAN PEMUPUKAN

DORIN LIDA KUSUMAWARDANI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Respon Pertumbuhan
Acacia decurrens Willd. terhadap Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula Gigaspora
sp. dan Pemupukan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2015
Dorin Lida Kusumawardani
NIM E44100073

ABSTRAK
DORIN LIDA KUSUMAWARDANI. Respon Pertumbuhan Acacia decurrens
Willd. terhadap Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula Gigaspora sp. dan
Pemupukan Dibimbing oleh SRI WILARSO BUDI R.
Kebutuhan bibit meningkat dengan cepat pada pencapaian progam
rehabilitasi hutan yang diinisiasikan oleh Kementerian Kehutanan untuk
mereduksi tingkat kekritisan lahan dan mengembalikan fungsi hutan pada tahun
2014. Acacia decurrens Willd adalah spesies yang familiar memiliki tingkat
adaptabilitas yang tinggi terhadap kondisi lingkungan, bernilai pada kayunya,
getah, tanin, digunakan sebagai bahan baku pulp, kayu lapis dan potensial untuk
dibudidayakan pada jumlah yang banyak dalam memenuhi permintaan bibit. Pada
penelitian ini, fungi arbuskula mikoriza (FMA) Gigaspora sp. diinokulasikan
pada A. decurrens untuk menilai respon pertumbuhan dan mengevaluasi
efektivitas masing-masing kombinasi perlakuan antara FMA dan pupuk. Analisis

statistik digunakan untuk mengidentifikasikan pengaruh signifikan setiap faktor
perlakuan terhadap parameter respon pertumbuhan. Hasil menunjukkan bahwa
perlakuan pupuk memberikan peningkatan respon pertumbuhan secara nyata
daripada perlakuan FMA. Penambahan pupuk 0.05 g dan FMA 2 g memiliki
efektivitas yang tinggi dalam meningkatkan biomassa akar, indeks mutu bibit dan
kolonisasi akar.
Kata kunci: Acacia decurrens, fungi mikoriza arbuskula, respon pertumbuhan,
rehabilitasi

ABSTRACT
DORIN LIDA KUSUMAWARDANI. Growth Responses of Acacia decurrens
Willd. to Inoculation with Arbuscular Mycorrhizal Fungi Gigaspora sp. and
Fertilization. Supervised by SRI WILARSO BUDI R.
Seedlings necessity is rapidly increase in achieving 2.5 millions hectare
forest rehabilitation program which initiated by Ministry of Forestry to reduce
critical land and recover forest function in 2014. Acacia decurrens Willd. is a
familiar species which has a high adaptability to environmental condition,
valuable for its woods, gum, tannin, utilized as raw materials for pulp, plywood,
and potentially can be cultivated into mass quantity to meet a demand of
seedlings. In this research, arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) Gigaspora sp. in

inoculated with A. decurrens to assess the growth response and to evaluate the
effectiveness of each treatment combination between AMF and fertilizer. The
statistical analysis was used to identify the significance of each treatment factors
towards growth response parameters. Results showed that fertilizer treatment was
significantly increasing growth responses rather than AMF treatment. The
additional 0.05 g fertilizer and 2 g AMF treatment are highly effective to gain root
biomass, seedling quality index and root colonization.
Key words: Acacia decurrens, arbuscular mycorrhizal fungi , growth responses,
rehabilitation

RESPON PERTUMBUHAN Acacia decurrens Willd.
TERHADAP INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA
Gigaspora sp. DAN PEMUPUKAN

DORIN LIDA KUSUMAWARDANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada

Departemen Silvikultur

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 ini adalah
Respon Pertumbuhan Acacia decurrens Willd. terhadap Inokulasi Fungi Mikoriza
Arbuskula Gigaspora sp. dan Pemupukan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Sri Wilarso Budi R,
MS selaku pembimbing, serta Bapak Dr Ir Prijanto Pamoengkas, MSc.FTrop yang
telah banyak memberi saran pada penulisan skripsi. Penghargaan penulis
sampaikan kepada pihak yang membantu dalam analisis unsur hara tanah dan
kandungan biomasa di Laboratorium Tanah BALITBANG (Balai Penelitian dan
Pengembangan) Pertanian, Bogor, Ibu Ismi dan Bapak Yudi pada analisis klorofil

di Laboratorium Spektrophotometry UV-VIS, Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian IPB. Selain itu terima kasih kepada Bapak Dr Ir
Supriyanto, DEA, Ibu Dr Ir Noor Farikhah Haneda, M.Si, Bapak Dr Ir Naresworo
Nugroho, MS, dan Bapak Dr Ir Rinekso Soekmadi, MScF yang telah memberikan
bimbingan dan saran dalam pencapaian prestasi akademik maupun non-akademik
selama menjadi mahasiswa Fakultas Kehutanan.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah (Bapak Dhanoe
Soepomo), ibu (Ibu Tutik Lisaju), adik (Endah Nurwijayanti) serta seluruh
keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Kepada rekan-rekan Silvikultur 47,
penghuni kostan Wisma Queen 1, sahabat-sahabat kecil Agen Hijau IGTV, rekanrekan IFSA LC IPB, IFSA World, dan delegasi COP-12 UNCBD yang membantu
dalam mendukung secara moral dan materi selama proses penyusunan skripsi ini.
Penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan skripsi ini. Semoga bermanfaat dalam pengembangan dan
penerapan ilmu di masa yang akan datang.

Bogor, Februari 2015
Dorin Lida Kusumawardani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL


vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian


1

Manfaat Penelitian

2

METODE

2

Alat dan Bahan

2

Prosedur Penelitian

2

Persiapan semai dan Media Sapih

Inokulasi Tanaman
Pemeliharaan Tanaman
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Rancangan Percobaan
Analisis Data

2
2
3
3
4
4

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Tinggi dan Diameter
Bobot Kering
Nisbah Pucuk Akar

Indeks Mutu Bibit
Kolonisasi Akar
Serapan Unsur P
Analisis Klorofil

5
8
10
11
12
14
15

SIMPULAN DAN SARAN

17

Simpulan

17


Saran

18

DAFTAR PUSTAKA

18

LAMPIRAN

22

RIWAYAT HIDUP

26

DAFTAR TABEL
1 Rekapitulasi analisis sidik ragam pengaruh berbagai perlakuan terhadap
parameter pertumbuhan semai akasia (A. decurrens) (8 MST)

2 Hasil uji Duncan pengaruh pemberian faktor perlakuan terhadap riap
tinggi semai akasia (A. decurrens) (8 MST)
3 Hasil uji Duncan pengaruh pemberian FMA terhadap riap diameter
semai akasia (A. decurrens) (8 MST)
4 Hasil uji Duncan pengaruh pemberian pupuk terhadap parameter bobot
kering semai akasia (A. decurrens) (8 MST)
5 Hasil uji Duncan pengaruh interaksi pemberian pupuk dan FMA
terhadap bobot kering akar semai akasia (A. decurrens) (8 MST)
6 Hasil uji Duncan pengaruh pemberian pupuk terhadap indeks mutu
bibit semai akasia (A. decurrens) (8 MST)
7 Hasil uji Duncan pengaruh terhadap kolonisasi akar semai akasia (A.
decurrens) (8 MST)
8 Hasil uji Duncan pengaruh faktor perlakuan terhadap serapan unsur
hara P semai akasia (A. decurrens) (8 MST)
9 Hasil analisis kandungan klorofil pada daun semai akasia (A.
decurrens) (8 MST)

5
6
7
8
9
11
13
15
16

DAFTAR GAMBAR
1 Rata-rata pertumbuhan tinggi semai akasia (A. decurrens) (8 MST)
terhadap perlakuan penambahan pupuk dan FMA
2 Rata-rata pertumbuhan diameter semai akasia (A. decurrens) (8 MST)
terhadap perlakuan penambahan pupuk dan FMA
3 Nilai nisbah pucuk akar semai akasia (A. decurrens) (8 MST) terhadap
perlakuan penambahan pupuk dan FMA
4 Nilai indeks mutu bibit akasia (A. decurrens) (8 MST) terhadap
perlakuan penambahan pupuk dan FMA
5 Presentase kolonisasi akar semai akasia (A. decurrens) (8 MST)
terhadap perlakuan penambahan pupuk dan FMA
6 Struktur hifa ekstarseluler (A), hifa intraseluler (B), arbuskula (C), dan
auxilary cells (D)

6
7
10
12
13
14

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil sidik ragam pengaruh berbagi perlakuan penambahan pupuk
FMA terhadap riap tinggi akasia (A. decurrens) (8 MST)
2 Hasil sidik ragam pengaruh berbagi perlakuan penambahan pupuk
FMA terhadap riap diameter akasia (A. decurrens) (8 MST)
3 Hasil sidik ragam pengaruh berbagi perlakuan penambahan pupuk
FMA terhadap bobot kering pucuk akasia (A. decurrens) (8 MST)
4 Hasil sidik ragam pengaruh berbagi perlakuan penambahan pupuk
FMA terhadap bobot kering akar akasia (A. decurrens) (8 MST)

dan
22
dan
22
dan
22
dan
22

5 Hasil sidik ragam pengaruh berbagi perlakuan penambahan pupuk dan
FMA terhadap bobot kering total akasia (A. decurrens) (8 MST)
6 Hasil sidik ragam pengaruh berbagi perlakuan penambahan pupuk dan
FMA terhadap nisbah pucuk akar akasia (A. decurrens) (8 MST)
7 Hasil sidik ragam pengaruh berbagi perlakuan penambahan pupuk dan
FMA terhadap indeks mutu bibit akasia (A. decurrens) (8 MST)
8 Hasil sidik ragam pengaruh berbagi perlakuan penambahan pupuk dan
FMA terhadap kolonisasi akar akasia (A. decurrens) (8 MST)
9 Hasil sidik ragam pengaruh pemberian pupuk dan FMA terhadap
serapan unsur P akasia (A. decurrens) (8 MST)
10 Hasil analisis rata-rata kandungan unsur N,P dan K pada jaringan semai
akasia (A. decurrens) (8 MST)
11 Kriteria penilaian sifat kimia tanah (Hardjowigeno 2010)
12 Hasil analisis kandungan kimia tanah

23
23
23
23
24
24
25
25

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan bibit meningkat seiring dengan era rehabilitasi hutan dan lahan
yang dicanangkan oleh Kementerian Kehutanan. Hingga tahun 2014, hutan seluas
2.5 juta hektar ditargetkan untuk dilakukan rehabilitasi, sebagai upaya mereduksi
tingkat kekritisan lahan dan pengembalian fungsi hutan (Pusat Humas
Kementerian Kehutanan dan Forclime 2011). Jenis tanaman yang dibutuhkan
dalam rehabilitasi harus memenuhi kriteria yang bersifat toleran, lokal, adaptif,
dan memberikan fungsi ekologi, ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar.
Jenis Acacia decurrens merupakan tanaman yang berasal dari famili
Fabaceae dan memiliki nama lokal Bintami. Jenis ini telah dibudidayakan sejak
tahun 1915 khususnya di daerah Wonosobo, Jawa Tengah (Retnowati 2004).
Tanaman ini memiliki karakteristik fast growing species, adaptabilitas lingkungan
yang baik dan dapat menjadi pioner pada kawasan pasca terbakar karena memiliki
kemampuan untuk berkecambah pada suhu yang tinggi (Hamzah et al. 2010).
Populasinya ditemukan menyebar secara alami dalam suksesi di kawasan pasca
erupsi, Gunung Merapi (Pradana 2013). Jenis ini sering dimanfaatkan sebagai
kayu bakar, termasuk kategori yang baik sebagai bahan pulp dan berpotensi
menghasilkan gum (Wijayanti 2013). Hasil penelitian Syafii (2000)
menambahkan bahwa A. decurrens dapat dijadikan sebagai papan serat, tanin
pada kulitnya berfungsi sebagai perekat. Berdasarkan adaptabilitas dan fungsi
tersebut, A. decurrens dapat menjadi salah satu jenis pohon lokal non
dipterocarpaceae yang dapat dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan bibit.
Kualitas bahan tanaman dan lahan perlu ditingkatkan untuk mendapatkan
produktivitas yang tinggi dalam pertumbuhan suatu jenis tanaman. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan menurut Martin et al. (2004), yaitu melalui
pemanfaatan mikroorganisme tanah yang dapat menentukan adaptabilitas dan
daya hidup pertumbuhan tanaman. Fungi mikoriza arbuskula (FMA) merupakan
mikroba-simbion dalam tanah yang berasosisasi secara mutualisme dengan
tanaman. Tanaman dengan mikoriza memiliki adaptasi yang tinggi terhadap
kekeringan, mampu menyerap racun dalam tanah yang tercemar logam berat, dan
tahan terhadap gangguan hama, penyakit (Zandavalli et al. 2004). Mikoriza
berfungsi meningkatkan proses penyerapan dan translokasi fosfor untuk nutrisi
pertumbuhan tanaman melalui sistem perakaran yang luas (Paul dan Clark 1989).
Penelitian simbiosis fungi mikoriza arbuskula dengan jenis tanaman A. decurrens
perlu dilakukan, untuk mengetahui tingkat efektivitasnya pada berbagai perlakuan
tambahan dengan dosis pupuk yang berbeda.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui respon pertumbuhan tanaman
A. decurrens terhadap efektivitas pemberian FMA jenis Gigaspora sp. dan pupuk
dalam berbagai dosis.

2

Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan informasi tentang peranan FMA dalam
pertumbuhan A. decurrens, sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman.

METODE
Waktu dan Lokasi
Penelitian mulai dilaksanakan pada September 2013 hingga Maret 2014.
Inokulasi tanaman dengan FMA dilakukan di rumah kaca Departemen Silvikultur
Fakultas Kehutanan IPB. Penghitungan kolonisasi FMA dilakukan di
Laboratorium Silvikultur, Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB.
Analisis unsur hara tanah dan kandungan biomassa dilakukan di Laboratorium
Tanah BALITBANG (Balai Penelitian dan Pengembangan) Pertanian, Bogor.
Analisis klorofil dilakukan di Laboratorium Spektrophotometry UV-VIS,
Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, alat penyiraman,
mistar ukur, kaliper digital, gunting, sudip, sendok, gelas ukur, botol kaca,
polybag, plastik, label, cawan petri, pinset, oven, mikroskop stereo, timbangan ohauss, kamera digital, kamera mikroskop (opti lab), software Micrososf Office
Excel, software SAS (Statistic Analysis System) 9.1 portable.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah yang telah
disterilkan, bibit A. decurrens umur 2 minggu, pupuk majemuk dengan merek
dagang Hyponex merah memiliki kandungan unsur makro yaitu N (Nitrat
Nitrogen 4.5%, Urea Nitrogen 20.5%), P 5%, K 20% dan unsur mikro meliputi B,
Ca, Cu, Co, Fe, inokulum fungi mikoriza arbuskula (FMA) yaitu Gigaspora sp.,
alkohol 75%, aquades, KOH 25%, HCl 0,1 N, trypan blue, gliserin 50%.
Prosedur Penelitian
Persiapan semai dan media sapih
Benih A. decurrens disemaikan pada tray dengan media pasir. Semai umur
2 minggu dipindahkan pada media sapih berupa top soil yang sudah disterilkan
melalui penyangraian dan dimasukkan ke dalam polybag.
Inokulasi tanaman
Inokulum Gigaspora sp. disiapkan dengan dosis 2 g (± setara dengan 150
spora), 4 g (± setara dengan 300 spora) dan 6 g (± setara dengan 450 spora).
Inokulasi dilakukan setelah penyapihan dengan mencampurkan inokulum FMA
dan pupuk pada lubang tanaman. Perlakuan dosis pupuk yang diberikan yaitu 0.05
g/tanaman, 0.075 g/tanaman dan 0.1 g/tanaman.

3

Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan cara penyiraman, pencegahan
terhadap hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara, pengontrolan setiap hari
melalui pengamatan untuk memastikan tidak adanya serangan hama dan penyakit
pada semai, membunuh hama sebagai cara pembasmian.
Pengamatan parameter dan pengumpulan data
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah tinggi semai, diameter
semai, bobot kering mencakup bobot kering akar (BKA), bobot kering pucuk
(BKP), bobot kering total (BKT), nisbah pucuk akar (NPA), presentase kolonisasi
FMA, serapan unsur P, indeks mutu bibit (IMB) dan analisis klorofil.
Tinggi Semai (cm). Pengukuran tinggi semai dilakukan setiap 2 minggu
sekali selama 8 minggu pengamatan. Pengukuran dengan mistar dari pangkal
batang hingga titik tumbuh pucuk semai.
Diameter Semai (mm). Pengukuran diameter semai dilakukan setiap 4
minggu sekali selama 8 minggu pengamatan. Pengukuran dengan kaliper digital
dihitung 1 cm dari pangkal batang.
Analisis Klorofil. Pemilihan sampel dilakukan dengan memilih urutan daun
yang tidak terlalu muda dari titik tumbuh pucuk semai, digunakan 2 sampel daun
setiap perlakuan. Sampel uji dianalisis oleh Laboratorium Spektrophotometry
UV-VIS, Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB.
Bobot Kering Tanaman (g). Pengukuran dilakukan pada akhir
pengamatan. Bagian pucuk dan akar dipotong, dimasukkan kedalam kertas secara
terpisah, kemudian di oven pada suhu 60 oC selama 48 jam.
Nisbah Pucuk Akar. Perhitungan dilakukan dengan membandingkan bobot
kering pucuk dengan bobot kering akar.
Serapan Unsur P (g/polybag). Nilai serapan unsur P diketahui melalui
analisis laboratorium dan perhitungan. Analisis dilakukan dengan sampel
biomassa bagian pucuk yang telah diukur bobot keringnya diambil sebanyak 3
sampel setiap perlakuan. Sampel uji dianalisis oleh Laboratorium Tanah
BALITBANG Pertanian, Bogor. Nilai serapan unsur hara dihitung menggunakan
rumus perhitungan (Prayudyaningsih 2014).
Serapan hara (g/polybag) = konsentrasi jaringan (%) x bobot kering tanaman (g)
Indeks Mutu Bibit. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui daya tahan
hidup tanaman dengan metode Roller (Soedarmo 1993 dalam Prayudyaningsih
2014).
Bobot kering total
IMB =
Tinggi semai
Bobot kering pucuk
+ Bobot kering akar
Diameter semai
Presentase Kolonisasi FMA. Tahapan pengamatan kolonisasi FMA
diawali dengan metode penjernihan (clearing) dan pewarnaan (staining) akar
menggunankan metode Brundrett et al. 1996. Akar dipotong pada bagian ujung,
kemudian disimpan kedalam gelas kaca berisi alkohol 75%. Akar yang direndam

4

alkohol lalu dibilas dengan air mengalir, kemudian akar direndam menggunakan
KOH 2,5% dan dioven pada suhu ± 90 °C selama 40 menit. Akar dibilas kembali
menggunakan air mengalir, direndam kedalam larutan HCl 0,1 N selama 10
menit. Larutan HCl 0,1 N diganti dengan larutan trypan blue dan dioven pada
suhu ± 90 °C selama 40 menit. Akar yang berwarna menjadi biru dibilas dengan
air mengalir, kemudian disimpan kedalam gelas kaca berisi larutan gliserin 50%.
Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x10,
dilakukan sebanyak 5 kali disetiap perlakuan, sehingga terdapat 80 sampel yang
diamati. Sampel akar diletakkan pada cawan petri yang telah diberi grid,
kemudian pengamatan dilakukan secara horizontal dan vertikal. Bidang pandang
yang terinfeksi ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda hifa, arbuskula, maupun
vesikula. Presentase terinfeksi dihitung dengan rumus Giovanenetti dan Moose
1980 (Christina 2010), sebagai berikut:
∑ Bidang pandang yang terkolonisasi
% Kolonisasi =
∑ Keseluruhan bidang pandang

× 100%

Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap
(RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu, dosis pupuk dan dosis inokulum fungi
mikoriza arbuskula (FMA). Masing-masing faktor terdiri dari 4 taraf perlakuan
dengan 10 kali ulangan. Total pengamatan seluruhnya berjumlah 160 polybag.
Faktor perlakuan dirinci sebagai berikut:
Faktor P
P0
P1
P2
P3
Faktor GI
GI0
GI1
GI2
GI3

= Pupuk
= 0 g/tanaman
= 0.05 g/tanaman
= 0.075 g/tanaman
= 0.1 g/tanaman
= Inokulum Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)
= 0 g/tanaman
= 2 g/tanaman
= 4 g/tanaman
= 6 g/tanaman

Analisis Data
Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam pada taraf kepercayaan
99% dan 95% menggunakan software statistik SAS 9.1 portable. Faktor yang
berpengaruh nyata terhadap parameter, maka dilakukan uji beda nyata Duncan
(Duncan Multiple Range Test). Model persamaan linier pada penelitian ini
menggunakan rumus Hanafiah (2005a) :
Yijk = µ+ αi + βj + (αβ)ij + εijk
Keterangan :
Yijk

= Nilai /respon dari pengamatan pada faktor pupuk taraf
ke-i , faktor FMA taraf ke-j dan ulangan ke- k

5

µ
αi
βj
(αβ)ij
εijk

= Nilai rataan umum
= Pengaruh pupuk ke-i
= Pengaruh FMA ke-j
= Pengaruh interaksi faktor pupuk pada taraf ke-i dengan
FMA pada taraf ke-j
= Pengaruh acak

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis uji statistik dari hasil pengamatan 8 MST (Minggu Setelah Tanam)
parameter pertumbuhan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Rekapitulasi analisis sidik ragam pengaruh berbagai perlakuan terhadap
parameter pertumbuhan semai akasia (A. decurrens) (8 MST)
Parameter
Perlakuan
Pupuk
FMA
Interaksi
Pupuk x FMA
Tinggi