Potensi Pakan dan Perilaku Makan Lutung Budeng(Trachypithecus auratus) di Cagar Alam Dungus Iwul, Jawa Barat

POTENSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN LUTUNG
BUDENG (Trachypithecus auratus) DI CAGAR
ALAM DUNGUS IWUL, JAWA BARAT

INNA SHOFA

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi Pakan dan
Perilaku Makan Lutung Budeng (Tracypithecus auratus) di Cagar Alam Dungus
Iwul, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2014
Inna Shofa
NIM E34090027

ABSTRAK
INNA SHOFA. Potensi Pakan dan Perilaku Makan Lutung Budeng di Cagar Alam
Dungus Iwul, Jawa Barat. Dibimbing oleh AGUS PRIYONO KARTONO dan
BURHANUDDIN MASY’UD.
Lutung budeng (Trachypithecus auratus) merupakan primata endemik
Pulau Jawa, Lombok dan Bali. Menurut Daftar Merah IUCN ver 3.1, status
konservasi lutung budeng adalah vulnerable dan termasuk dalam daftar Appendix
II CITES. Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk melestarikan populasi
lutung budeng adalah dengan mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan
dan kelimpahan pakan, karena pakan merupakan kebutuhan pokok bagi satwa.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis pakan lutung budeng,
mengukur kelimpahan dan penyebaran jenis pakan, menduga tingkat palatabilitas
pakan, dan mengidentifikasi perilaku makan lutung budeng. Data dianalisis
menggunakan analisis chi-square dan analisis vegetasi. Terdapat 29 jenis pohon

pakan lutung budeng. Salah satunya adalah iwul yang merupakan jenis yang
memiliki kelimpahan tertinggi. Secara keseluruhan, pakan lutung budeng
menyebar secara acak, hanya satu jenis yang menyebar secara seragam yaitu jenis
iwul. Tingkat palatabilitas pakan yang tertinggi yaitu jenis putat. Posisi yang
paling sering dilakukan lutung budeng ketika makan adalah posisi duduk.
Kata Kunci : lutung budeng, pakan, palatabilitas, perilaku makan

ABSTRACT
INNA SHOFA. Feeding Potential and Feeding Behaviour of Ebony Leaf Monkey
(Trachypithecus auratus) at Dungus Iwul Nature Reserve, West Java. Supervised
by AGUS PRIYONO KARTONO and BURHANUDDIN MASY’UD.
Ebony leaf monkey (Trachypithecus auratus) is an endemic primate to Java
Island, Lombok Island, and Bali Island. According to IUCN Red List of
Threatened Species ver 3.1, conservation status of ebony leaf monkey is
vulnerable and listed in Appendix II CITES. One of the things that need to be
considered to preserve ebony leaf monkey’s population is maintain and increase
the availability and abundance of its feed because feed is one of the basic needs of
animals. The objectives of this research are to identify feed plant species,
measured the abundance and distribution of feed plant species, estimate food
palatability level, and identify ebony leaf monkey’s feeding behaviour. Data were

analyzed using Chi-square test. There are 29 trees species of ebony leaf monkey’s
feed. One of the feed is Orania sylvicola, which has the highest abundance.
Distribution of ebony leaf monkey’s feed is random, only one species uniformly
distributed which is Orania sylvicola. The most palatable food of ebony leaf
monkey is Barringtonia racemosa. The position which most frequently performed
when eating is sitting position.
Keywords: ebony leaf monkey,feed, feeding behaviour, palatability

POTENSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN LUTUNG
BUDENG (Trachypithecus auratus) DI CAGAR
ALAM DUNGUS IWUL, JAWA BARAT

INNA SHOFA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata


DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Potensi Pakan dan Perilaku Makan Lutung Budeng(Trachypithecus
auratus) di Cagar Alam Dungus Iwul, Jawa Barat
Nama
: Inna Shofa
NIM
: E34090027

Disetujui oleh

Dr Ir Agus Priyono Kartono, M.Si
Pembimbing I

Dr Ir Burhanuddin Masy’ud, MS
Pembimbing II


Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi: Potensi Pakan dan Perilaku Makan Lutung Budeng(Trachypithecus
auratus) di eagar Alam Dungus Iwul, Jawa Barat
Nama
: Inna Shofa
: E34090027
NIM

Disetujui oleh

Dr Ir Agus Priyono Kartono, M.Si
Pembimbing I


Dr Ir Burhanuddin Masy'ud, MS
Pembimbing II

MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

.. u 4

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian ini adalah Potensi Pakan dan Perilaku Makan Lutung
Budeng (Trachypithecus auratus) di Cagar Alam Dungus Iwul, Jawa Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Agus Priyono Kartono,
M.Si dan Bapak Dr Ir Burhanuddin Masy’ud, MS selaku pembimbing. Penulis
ucapkan juga terima kasih kepada pihak Balai Besar Konservasi Sumberdaya
Alam Jawa Barat yang telah memberi ijin untuk menggunakan lokasi penelitian,
serta kepada Pak Wardi dan istri yang telah membantu dalam pengumpulan data.

Terimakasih kepada ayah, ibu, kakak dan adik-adikku atas kasih sayang, motivasi,
dan doa yang tiada henti sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah ini.
Ungkapan terima kasih juga kepada teman-teman yaitu Lerissa, Intannia, Deka,
Ambar, Puji, Dita, Ratnasari, Safrina, Yuhanna dan Anggrek Hitam 46 atas segala
doa dan kebersamaanya selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014
Inna Shofa

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii


DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

2


METODE

2

Lokasi dan Waktu Penelitian

2

Alat dan Bahan

3

Metode Pengambilan Data

3

Analisis Data

4


HASIL DAN PEMBAHASAN

6

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

6

Potensi Pakan Lutung Budeng

8

Perilaku Makan Lutung Budeng
SIMPULAN

12
16

Simpulan


16

DAFTAR PUSTAKA

16

LAMPIRAN

18

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8

Beberapa jenis tumbuhan dominan di Cagar Alam Dungus Iwul
Jenis pohon pakan dominan lutung budeng
Lima spesies pakan Lutung Budeng yang memiliki kelimpahan tertinggi
Pola sebaran pohon pakan Lutung Budeng di Cagar Alam Dungus Iwul
Tingkat Palatabilitas Pakan Lutung Budeng
Kebutuhan Gizi Pada Primata
Durasi waktu makan pada tiap kelas umur Lutung Budeng
Alokasi penggunaan waktu makan pada tiap kelas umur lutung

7
8
9
10
11
12
13
14

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

Peta Lokasi Cagar Alam Dungus Iwul
Bentuk jalur analisis vegetasi
Kawasan Cagar Alam Dungus Iwul
Komposisi Pakan Lutung Budeng
Kandungan gizi pakan lutung budeng
Posisi lutung pada saat mengambil pakan dan makan
Persentase aktivitas lutung budeng
Aktivitas bergerak lutung jawa

2
3
6
8
11
13
15
15

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Hasil analisis vegetasi tingkat semai dan tumbuhan bawah
Hasil analisis vegetasi tingkat pancang
Hasil analisis vegetasi tingkat tiang
Hasil analisis vegetasi tingkat pohon
Pola Sebaran pohon pakan lutung budeng
Jenis-jenis Pohon Pakan Lutung Budeng
Bagian yang dimakan oleh Lutung Budeng
Perhitungan Analisis Chi-Square (χ2)

19
21
23
24
27
28
29
30

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Primata merupakan salah satu ordo dalam kelas mamalia yang menghuni
hutan tropis Indonesia. Primata memegang peranan penting dalam proses
dinamika tumbuhan, yaitu sebagai penyebar biji dan membantu proses
penyerbukan (Cowlishaw dan Dunbar 2000). Primata yang hidup di Indonesia
terdapat 40 jenis, 24 jenis di antaranya merupakan satwa endemik Indonesia
(Supriatna dan Wahyono 2000). Lutung budeng (Trachypithecus auratus)
merupakan salah satu satwa endemik Indonesia yang penyebarannya hanya
terdapat di Pulau Jawa, Bali, dan Lombok. Perlindungan terhadap satwa ini telah
tercantum dalam beberapa peraturan, baik nasional maupun internasional. Lutung
budeng termasuk dalam jenis satwa yang dilindungi berdasarkan SK Menhutbun
No.733/Kpts-II/1999. Menurut CITES, lutung budeng termasuk dalam kategori
Appendix II dan pada tahun 1996 oleh IUCN dikategorikan sebagai primata yang
rentan (vulnerable) terhadap gangguan habitat karena terus terdesak oleh
kepentingan manusia (IUCN 2013).
Menurut IUCN (2013), hal yang mengancam kelestarian populasi lutung
budeng adalah berkurangnya habitat dan degradasi hutan akibat perluasan lahan
pemukiman dan pertanian, perburuan lutung sebagai makanan dan dijual sebagai
hewan peliharaan, fragmentasi habitat, dan populasi yang terisolasi. Cowlishaw
dan Dunbar (2000) menyatakan bahwa, primata merupakan satwa yang sangat
rentan terhadap kehilangan habitat. Primata lebih terancam punah dibandingkan
mamalia lain akibat hilangnya habitat.
Tindakan konservasi perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian lutung
budeng baik secara in situ maupun ex situ. Pelestarian in situ merupakan usaha
pelestarian yang dilakukan dengan cara menetapkan beberapa kawasan hutan
menjadi kawasan konservasi dan dijadikan cagar alam atau suaka margasatwa.
Salah satu kawasan konservasi adalah Cagar Alam Dungus Iwul yang merupakan
habitat asli dari lutung budeng. Kawasan Cagar Alam Dungus Iwul merupakan
salah satu cagar alam yang terletak di Desa Cigeulung, Kecamatan Jasinga,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Cagar alam ini memiliki luas sekitar 9 ha. Salah
satu yang perlu diperhatikan dalam usaha untuk mensejahterakan populasi lutung
budeng adalah dengan cara mempertahankan dan meningkatkan ketersedian dan
kelimpahan pakan. Hal ini dikarenakan pakan merupakan faktor pembatas utama
pemenuhan kebutuhan pokok bagi satwa. Perilaku makan juga sangat penting
untuk dipelajari sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku makan serta tingkat palatabilitas pakan. Informasi ini selanjutnya dapat
digunakan sebagai dasar dalam pembinaan habitat dan populasi lutung budeng,
sehingga penelitian ini menjadi penting.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :
1. Mengidentifikasi potensi pakan lutung budeng meliputi : jenis pakan,
kelimpahan pakan, penyebaran jenis pakan, tingkat palatabilitas pakan dan
kandungan gizi pakan lutung budeng.

2

2. Mengidentifikasi perilaku makan lutung budeng.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian potensi pakan dan perilaku makan lutung budeng ini
dapat dijadikan sebagai informasi ataupun data dasar mengenai potensi pakan dan
pola perilaku makan lutung budeng di Cagar Alam Dungus Iwul, sehingga dapat
dilakukan kegiatan pembinaan habitat dan perencanaan pengelolaan kawasan
dalam upaya pelestarian populasi lutung budeng.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan di Cagar Alam Dungus Iwul yang terletak di Desa
Cigeulung Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian
yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. Penelitian dipusatkan pada lokasi ditemukannya
lutung budeng. Peta lokasi penelitian seperti ditunjukan pada Gambar 1.

(Sumber : Deviyanti 2010)

Gambar 1 Peta lokasi Cagar Alam Dungus Iwul, Bogor

3

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitin ini terdiri dari kompas, GPS, pita ukur,
phi band, tali raffia, stopwatch, binokuler, kamera, thermometer, tally sheet,
gunting/cutter, dan spidol. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta
kawasan Cagar Alam Dungus Iwul, label spesimen dan kantong specimen.

Metode Pengumpulan Data
Analisis vegetasi
Analisis vegetasi dilakukan untuk mengetahui struktur dan jenis vegetasi
pakan di habitat lutung budeng. Metode yang digunakan adalah kombinasi jalur
dan garis berpetak, dengan panjang jalur 100m sebanyak 5 jalur. Setiap jalur
dibagi menjadi 5 petak, dengan 4 plot contoh dengan ukuran yang berbeda
(Gambar 2). Parameter yang diamati adalah nama jenis, jumlah individu setiap
jenis, diameter batang setinggi dada ±130 cm diatas permukaan tanah, jenis
tumbuhan pakan, dan bagian tumbuhan yang dimakan.
20m

20m 2 2m

0m

5m

m
10m

Keterangan : 2m x 2m untuk tingkat pertumbuhan semai dan tumbuhan bawah
5m x 5m untuk tingkat pertumbuhan pancang
10m x 10m untuk tingkat pertumbuhan tiang
20m x 20m untuk tingkat pertumbuhan pohon
Gambar 2 Bentuk jalur analisis vegetasi

Palatabilitas dan Analisis Proksimat
Palatabilitas merupakan derajat kesukaan satwa pada jenis pakan tertentu.
Parameter yang diamati adalah frekuensi kunjungan lutung budeng
(makan/feeding visit) ke suatu jenis pohon untuk memakan bagian dari pakan
tersebut.
Analisis proksimat merupakan salah satu pendekatan untuk menilai
kualitas suatu vegetasi pakan berdasarkan komposisi kimianya (nilai gizi).
Penghitungan nilai gizi hanya dilakukan pada pakan lutung budeng yang berupa

4

daun. Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Terpadu, Kampus IPB,
Baranangsiang, Bogor.

Perilaku makan
Langkah pertama yang dilakukan sebelum pengambilan data adalah
orientasi lapang untuk menentukan titik pengamatan. Pengambilan data parameter
aktivitas makan pada lutung budeng yang meliputi perilaku selama lutung budeng
makan mulai dari mengambil pakan sampai menelan pakan dan lama waktu
makan. Pengamatan perilaku lutung budeng menggunakan metode focal animal
sampling yaitu mencatat objek satwa yang menjadi fokus pengamatan dengan cara
memilih salah satu individu dengan pencatatan interval waktu selama lima menit.
Pengamatan dilakukan selama 30 hari berdasarkan waktu aktif lutung budeng
yaitu mulai pukul 06.00- 17.00 WIB.

Analisis Data
Analisis vegetasi
Analisis vegetasi dilakukan untuk mengetahui komposisi dan dominansi
suatu jenis vegetasi pada suatu komunitas. Dominansi suatu jenis vegetasi
ditetapkan berdasarkan nilai Indeks Nilai Penting (INP) yang diperoleh dari
penjumlahan nilai kerapatan relatif (KR) dan frekuensi relatif (FR) untuk tingkat
semai dan pancang serta ditambah nilai dominansi relatif (DR) untuk tingkat
tiang dan pohon (Soerianegara dan Indrawan, 1998). Persamaan yang
digunakan adalah :
Kerapatan jenis ke- i (Ki) =
Kerapatan relatif (KR)

=

Frekuensi jenis ke-i (Fi)

=

Frekuensi relatif (FR)

=

Dominansi jenis ke-i (Di) =
Dominansi relatif (DR)

=

jumlah individu jenis ke -i
luas total petak contoh
Kerapatan suatu jenis

×100%

Kerapatan seluruh jenis
jumlah petak contoh ditemukannya jenis ke -i
jumlah total petak contoh
Frekuensi suatu jenis

×100%

Frekuensi seluruh jenis
luas bidang dasar jenis ke-i
luas total petak contoh
Dominansi suatu jenis
Dominansi seluruh jenis

×100%

INP = KR+FR+DR

Pola sebaran jenis tumbuhan pakan
Pola sebaran tumbuhan pakan lutung budeng dianalisis dengan indeks
penyebaran berdasarkan Ludwig dan Reynold (1988). Data yang digunakan
adalah hasil analisis vegetasi dengan jumlah plot (n) < 30, sehingga persamaan
yang digunakan yaitu:
ID =

�2


dan χ2 = ID (n-1)

5

Keterangan:
ID = Indeks dispersal
S2 = Keragaman jumlah individu setiap jenis
X = rata-rata jumlah individu setiap jenis
χ2 = Nilai kuadrat hitung
n = jumlah petak ukur jenis pakan.
Kriteria yang digunakan adalah, jika:
χ2 ≤χ20.975 ; maka jenis tumbuhan memiliki pola sebaran merata.
χ20.975< χ2