Potensi Tumbuhan Berguna di Cagar Alam Dungus Iwul Bogor Jawa Barat

POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI CAGAR ALAM
DUNGUS IWUL BOGOR JAWA BARAT

SINTA SUSANTI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi Tumbuhan
Berguna di Cagar Alam Dungus Iwul Bogor Jawa Barat adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Sinta Susanti
NIM E34090053

ABSTRAK
SINTA SUSANTI. Potensi Tumbuhan Berguna di Cagar Alam Dungus Iwul,
Bogor Jawa Barat. Dibimbing oleh AGUS HIKMAT dan SISWOYO.
Cagar Alam (CA) Dungus Iwul merupakan kawasan hutan hujan dataran
rendah, tempat tumbuhnya spesies iwul (Orania sylvicola). Kondisi CA Dungus
Iwul mempunyai potensi ditumbuhi berbagai spesies tumbuhan berguna.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman spesies
tumbuhan dan potensi tumbuhan berguna di CA Dungus Iwul serta bentuk
pemanfaatan tumbuhan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar CA Dungus Iwul.
Hasil analisis vegetasi dengan metode kombinasi jalur dan garis berpetak
diperoleh sebanyak 72 spesies tumbuhan dari 40 famili. Keanekaragaman
tumbuhan di CA Dungus Iwul tergolong sedang. Potensi tumbuhan berguna di CA
dungus Iwul teridentifikasi sebanyak 52 spesies tumbuhan (72.22%). Kelompok
kegunaan tertinggi yaitu tumbuhan bahan bangunan (25 spesies). Pemanfaatan
tumbuhan yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar CA Dungus Iwul,

teridentifikasi sebanyak 104 spesies dari 52 famili. Tumbuhan yang dimanfaatkan
oleh masyarakat tidak berasal dari dalam kawasan CA Dungus Iwul.
Kata kunci: cagar alam Dungus Iwul, masyarakat, tumbuhan berguna
ABSTRACT
SHINTA SUSANTI. The potential of plants Useful in the nature reserve Dungus
Iwul, Bogor, West Java. Supervised by AGUS HIKMAT and SISWOYO.
Dungus Iwul nature reserve is a lowland rain forest area inhibits the
growth of iwul species (Orania sylvicola). The same area is potentially overgrown
by the various species of useful plants, therefore this study aims to identify the
diversity of species of plants and potential useful herbs in Dungus Iwul nature
reserve and the utilization of plans by local community at Dungus Iwul nature
reserve. Vegetation analysis with the combination method of lines and line
terraced results plant diversity as many as 72 plant species from 40 families which
belongs to the medium category of plant diversity. The potential useful plants in
Dungus Iwul nature reserve were identified and counted as 52 species of plants
(72.22%). The highest utility group of the plants was belong to building materials
(including 25 species); whereas the local communities around Dungus Iwul nature
reserve were recorded to utilize 104 plant species from 52 families that all came
from outside area of Dungus Iwul nature reserve.
Keywords: Dungus Iwul nature reserve, local community, plant utilization, useful

plants

POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI CAGAR ALAM
DUNGUS IWUL BOGOR JAWA BARAT

SINTA SUSANTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Potensi Tumbuhan Berguna di Cagar Alam Dungus Iwul Bogor

Jawa Barat
Nama
: Sinta Susanti
NIM
: E34090053

Disetujui oleh

Dr Ir Agus Hikmat, MSc F
Pembimbing I

Ir Siswoyo, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013
sampai Januari 2014 ini berjudul Potensi Tumbuhan Berguna di Cagar Alam
Dungus Iwul, Bogor- Jawa Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Agus Hikmat MSc F dan
Bapak Ir Siswoyo MSi selaku pembimbing, serta Bapak Alan dan Ibu Sanat yang
telah banyak memberi saran dan telah membantu peneliti selama pengumpulan
data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh
keluarga Himakova dan Anggrek hitam 46, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014
Sinta Susanti

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL


vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian


1

Manfaat Penelitian

1

METODE

2

Lokasi dan Waktu

2

Bahan dan Alat

2

Jenis data


2

Pengumpulan Data

3

Analisis Data

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

8

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

8

Komposisi Tumbuhan di CA Dungus Iwul


9

Klasifikasi Kelompok Kegunaan

12

Bentuk Pemanfaatan oleh Msyarakat

19

Interaksi Masyarakat dengan CA Dungus Iwul

26

SIMPULAN DAN SARAN

28

Simpulan


28

Saran

28

DAFTAR PUSTAKA

28

LAMPIRAN

30

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Jenis dan metode pengambilan data
Klasifikasi kelompok kegunaan tumbuhan
Persen habitus tumbuhan di CA Dungus Iwul
Tumbuhan termasuk ranking 5 INP terbesar
Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dan indeks kemerataan di CA
Dungus Iwul
Rekapitulasi kegunaan tumbuhan dalam dan di sekitar CA Dungus Iwul
Potensi tumbuhan penghasil pangan di CA Dungus Iwul
Potensi tanaman hias di CA Dungus Iwul
Potensi penghasil pakan ternak di CA Dungus Iwul
Potenai penghasil bahan pewarna dan tanin di CA Dungus Iwul
Potensi penghasil kayu bakar di CA Dungus Iwul
Potensi penghasil, tali, anyaman, dan kerajinan di CA Dungus Iwul
Potensi penghasil bahan bangunan di CA Dungus Iwul
Potensi penggunaan lain di CA Dungus Iwul
Rekapitulasi kegunaan tumbuhan di sekitar masyarakat CA Dungus
Iwul
Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat dan tumbuh di
kawasan CA Dungus Iwul

3
7
9
10
12
13
14
15
15
16
16
17
18
18
19
27

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Peta lokasi penelitian CA Dungus Iwul
Bentuk jalur pengamatan vegetasi
Kondisi CA Dungus Iwul
Famili yang memiliki jumlah spesies ≥ 3
Spesies Rane daun (Selaginella opaca)
a) pohon Iwul (Orania sylvicola) dan (b) semai iwul (Orania sylvicola)
Padi (Oryza sativa) tanaman penghasil pangan yang dimanfaatkan oleh
masyarakat
Sri rejeki (Dieffenbachia seguine) yang dimanfaatkan oleh masyarakat
Tamanan ilalang (Imperata cylindrica) sebagai tanaman penghasil
pakan ternak
a) Kunyit (Pleomele angustifolia) dan (b) Suji (Dracaena angustifolia)
Kayu afrika (Maesopsis eminii) dan kayu ketapang (Terminalia
catappa) yang dimanfaatkan oleh masyarakat
Kayu bakar yang dimanfaatkan oleh masyarakat
Bambu dimanfaatkan masyarakat untuk menghasilkan tali anyaman dan
kerajinan seperti saung
Famili yang memiliki jumlah spesies ≥ 3 individu
Persentase habitus yang dimanfaatkan oleh masyarakat
Persentasi bagian yang dimanfaatkan oleh masyarakat
Tumbuhan yang ditemukan dari hasil analisis vegetasi dan wawancara
dengan masyarakat sekitar CA Dungus Iwul

2
4
8
9
11
11
20
21
21
22
23
23
24
24
25
26
27

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Hasil Perhitungan INP tingkat tumbuhan bawah di CA Dungus Iwul
Hasil Perhitungan INP tingkat semai di CA Dungus Iwul
Hasil Perhitungan INP tingkat pancang di CA Dungus Iwul
Hasil Perhitungan INP tingkat tiang di CA Dungus Iwul
Hasil Perhitungan INP tingkat pohon di CA Dungus Iwul
Tumbuhan berguna di CA Dungus Iwul
Potensi tumbuhan obat di CA Dungus Iwul
Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar CA Dungus Iwul

30
31
32
34
35
38
45
47

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan tropika Indonesia diakui sebagai komunitas yang paling kaya akan
keanekaragaman spesies tumbuhan di dunia. Indonesia sangat kaya dengan
berbagai spesies flora. Dari 40 000 spesies yang tumbuh di dunia, 30 000 spesies
diantaranya tumbuh di Indonesia. Kurang lebih 26 % telah dibudidayakan dan
sisanya 74 % masih tumbuh liar di hutan-hutan (Syukur dan Hernani 1999). Salah
satu fungsi hutan sebagai tempat tumbuhnya berbagai spesies tumbuhan tersebut
adalah hutan konservasi, salah satunya Cagar Alam (CA) Dungus Iwul.
Kawasan CA Dungus Iwul terletak di Desa Wirajaya Kecamatan Jasinga
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. CA Dungus Iwul merupakan kawasan
hutan hujan dataran rendah, tempat tumbuhnya spesies iwul (Orania sylvicola).
Kondisi CA Dungus Iwul mempunyai potensi berbagai spesies tumbuhan
berguna. Menurut Kartikawati (2004), tumbuhan berguna dapat dikelompokkan
berdasarkan pemanfaatannya antara lain sebagai bahan pangan, sandang,
bangunan, obat-obatan, kosmetika, alat rumah tangga dan pertanian, tali-temali,
anyam-anyaman, pelengkap upacara adat dan kegiatan sosial, minuman, dan
kesenian.
Pada umumnya masyarakat yang berbatasan langsung dengan kawasan
hutan sangat bergantung terhadap sumberdaya alam hayati yang ada di sekitarnya.
Daerah pedesaan di sekitar hutan sudah sejak dulu kala memanfaatkan tumbuhan
untuk kehidupan sehari-hari berupa hasil hutan, mulai dari sandang, pangan,
papan, dan kesehatan. Keadaan ini menyebabkan terjadinya interaksi antara
potensi sumberdaya alam yang terdapat di dalamnya dengan masyarakat di
sekitar kawasan hutan.
Potensi tumbuhan berguna di CA Dungus Iwul belum banyak diketahui,
disamping itu interaksi masyarakat sekitar CA Dungus Iwul dalam memanfaatkan
potensi tumbuhan berguna tersebut juga belum diketahui. Oleh karena itu
penelitian ini perlu dilakukan.

Tujuan Penelitian
1.
2.
3.

Penelitian ini bertujuan untuk:
Mengidentifikasi keanekaragaman spesies tumbuhan di CA Dungus Iwul
Mengidentifikasi potensi tumbuhan berguna di CA Dungus Iwul
Mengidentifikasi bentuk pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat di sekitar
CA Dungus Iwul.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi,
data dasar dan masukan bagi pihak pengelola CA Dungus Iwul dalam menyusun
kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan
sumberdaya tumbuhan di kawasan tersebut.

2
METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di CA Dungus Iwul yang terletak di Desa
Wirajaya, Kecamatan Jasingan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.
Pengambilan data dilakukan pada bulan Desember 2013 sampai Januari 2014.
Adapun gambaran lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Peta lokasi penelitian

Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan adalah peta, buku panduan lapang tentang
tumbuhan, kamera, kertas koran, kantong plastik, tally sheet, meteran gulung,
kompas, tambang/tali rafia, meteran jahit, kuisioner, label gantung, gunting,
selotip,alkohol 70%, alat tulis menulis dan komputer beserta perlengkapannya.

Jenis Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi jenis data primer dan
data sekunder. Data primer meliputi data potensi tumbuhan berguna di CA
Dungus Iwul, pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar, dan data sekunder
meliputi kondisi umum lokasi penelitian serta sosial, ekonomi dan budaya

3
masyarakat sekitar CA Dungus Iwul. Jenis dan metode pengumpulan data serta
informasi dalam penelitian ini secara rinci disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis dan metode pengambilan data
No
Jenis data
Parameter yang diambil
1 Kondisi umum
1. Sejarah, letak dan
lokasi penelitian
luas kawasan
2. Topografi dan
kelerengan
3. Iklim dan hidrologi
4. Geologi dan spesies
Tanah
5. Flora dan fauna
6. Sosial,ekonomi, dan
budaya masyarakat
sekitar kawasan
2 Potensi
1. Nama lokal
keanaekaragaman 2. Nama ilmiah
tumbuhan
3. Famili
4. Habitus
5. Manfaat
3 Pemanfaatan
1. Nama lokal
tumbuhan
2. Nama ilmiah
berguna oleh
3. Famili
masyarakat
4. Habitus
5. Manfaat
6. Bagian yang
digunakan

Sumber data
Metode
Bidang KSDA Studi pustaka
Wilayah 1 –
seksi
konservasi
Wilayah II
Jawa Barat

Lapang (CA
Analisis
Dungus Iwul) vegetasi,
pengambilan
contoh
herbarium
Masyarakat
Wawancara
sekitar
kawasan
(Desa
Wirajaya)

Teknik Pengumpulan Data
Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mencari data mengenai kondisi umum
kawasan, meliputi letak dan luas, iklim dan curah hujan, geologi dan tanah,
topografi, flora dan fauna serta kondisi sosial ekonomi masyarakat CA Dungus
Iwul. Pengumpulan data dilakukan dengan merekapitulasi data-data dari pustaka
yang ada, baik penelitian yang dilakukan oleh pihak pengelola maupun dari hasil
penelitian pihak lain (instansi/mahasiswa).
Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai bentuk
pemanfaatan beserta spesies-spesies tumbuhan berguna yang dimanfaatkan oleh
masyarakat desa sekitar CA Dungus Iwul. Wawancara dilakukan secara terbuka.
Hal-hal yang akan ditanyakan meliputi spesies tumbuhan dan jenis pemanfaatan
tumbuhan oleh masyarakat.
Penentuan responden dilakukan dengan teknik snowball sampling yaitu
menentukan responden kunci (key person). Responden kunci nantinya digunakan

4
sebagai penentu responden lainnya. Orang yang dijadikan responden kunci adalah
orang yang memiliki pengetahuan luas mengenai nama lokal tumbuhan dan
manfaat atau kegunaan tumbuhan. Responden yang diwawancarai adalah
masyarakat sekitar CA Dungus Iwul yang terletak di Desa Wirajaya Kampung
Cigeulung dan Barambang Raya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.
Wawancara berhenti ketika jawaban sudah sama atau jenuh.
Pengelolaan dan Analisis vegetasi
Analisis vegetasi dilakukan dengan metode jalur garis berpetak. Metode ini
merupakan kombinasi jalur garis berpetak pada unit contoh berbentuk jalur
sepanjang 100 m sebanyak 7 jalur atau 35 plot, 1 jalur terdiri dari 5 petak contoh.
Peletakan jalur dilakukan dengan cara systematic sampling, jalur pertama
diletakkan 20 meter dari batas terluar. Jarak antara jalur satu dengan yang lainnya
50 m.
Data yang dikumpulkan meliputi nama spesies, jumlah individu setiap
spesies untuk tingkat pertumbuhan semai, tumbuhan bawah dan pancang,
sedangkan untuk tingkat tiang dan pohon dicatat nama spesies, jumlah individu,
diameter batang. Tingkat pertumbuhan semai, tumbuhan bawah (a) (tinggi < 1,5,
diameter < 3 cm) petak berukuran 2 m x 2 m, untuk tingkat pertumbuhan pancang
5 m x 5 m (b) (diameter < 10 cm, tinggi > 1,5 m), untuk tingkat pertumbuhan
tiang 10 m x 10 m (c) (diameter 10-19 cm) dan untuk tingkat pertumbuhan pohon,
epifit dan liana ukuran petaknya adalah 20 m x 20 m, disajikan pada Gambar 2.

d
20 Meter
c
b
a
20 Meter

50 Meter

Keterangan :
a. 2 m x 2 m (Semai dan tumbuhan bawah)
b. 5 m x 5 m (Pancang)
c. 10 m x 10 m (Tiang)
d. 20 m x 20 m (Pohon, epifit dan liana)

Gambar 2 Bentuk jalur pengamatan vegetasi

5
Pembuatan herbarium
Pembuatan herbarium bertujuan untuk mempermudah proses identifikasi
spesies tumbuahan yang belum teridentifikasi di lapangan. Tahapan pembuatan
herbarium antara lain (Hidayat 2009):
1. Pengambilan bahan sampel untuk herbarium yang terdiri dari ranting
lengkap dengan daunnya, beserta bunga dan buahnya jika ada
2. Spesimen tumbuhan yang dijadikan herbarium dipotong dengan panjang
sekitar ± 40 cm
3. Sampel tersebut dimasukkan ke dalam kertas koran dengan memberikan
etiket yang berukuran 3 cm x 5 cm. Etiket berisi keterangan tentang nama
koleksi, tanggal pengambilan spesimen, nama lokal, lokasi pengambilan
spesimen dan nama kolektor
4. Lipatan kertas koran yang berisi spesimen ditumpuk menjadi satu dalam
kantong plastik bening berukuran 40x60 cm
5. Tumpukan spesimen disiram dengan alkohol 70% hingga seluruh bagian
tumpukan tersiram rata, selanjutnya kantong plastik ditutup rapat agar cairan
alkohol tidak menguap
6. Tumpukan herbarium dipress dalam sasak dan dioven dengan suhu 70ºC
selama 3 hari
7. Herbarium kering yang lengkap dengan keterangan yang diperlukan
kemudian diidentifikasi di Laboratorium Ekologi Hutan.
Analisis Data
Indeks Nilai Penting
Soegianto (1994) diacu dalam Indriyanto (2006) menyatakan INP (Indeks
Nilai Penting) adalah parameter kuantitatif yang dapat digunakan untuk
menyatakan tingkat dominansi (tingkat penguasaan) spesies-spesies dalam suatu
komunitas tumbuhan. Parameter ini dapat dihitung dengan rumus:
Kerapatan (K) =

jumlah individu suatu spesies (individu)
luas seluruh petak (Ha)

Kerapatan Relatif (KR) =

Frekuensi (F)=

kerapatan suatu spesies
kerapatan seluruh spesies

x 100%

jumlah petak ditemukan suatu spesies
jumlah seluruh petak contoh

Frekuensi Relatif (FR)=

Dominasi (D) =

frekuensi suatu spesies
fekuensi seluruh spesies

x 100%

luas bidang dasar suatu spesies(meter persegi)
luas petak contoh (Ha)

6

Dominansi Relatif (DR) =

dominansi suatu spesies
dominansi seluruh spesies

x 100%

INP untuk tumbuhan bawah, semai dan pancang= KR+FR
INP untuk tiang dan pohon = KR+FR+DR
Indeks Keanekaragaman Spesies (H')
Indeks keanekaragaman spesies dihitung dengan menggunakan Shannonwienner Index (Krebs 1989), yaitu :

H' =-Σ[(Pi)ln(Pi)] dimana pi =

ni
N

Keterangan :
H' = Indeks keanekaragaman Shannon-wiener
ni = Jumlah individu spesies ke-i
N = Jumlah individu seluruh spesies
Indeks Kemeraatan Spesies (E)
Kemerataan spesies digunakan untuk mengetahui sebaran individu setiap
spesies dalam suatu lokasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai
Evennes (Pielou 1969 diacu dalam Magurran 2004) adalah:
H′
H′
=
J'= ′
Ln S
H max
Keterangan :
J' = Indeks kemerataan spesies
H' = Indeks keanekaragaman Shannon-wiener
S = Jumlah spesies
Persen Habitus
Habitus merupakan penampakan luar dan sifat tumbuh suatu tumbuhan.
Persen habitus merupakan telaah tentang persentase habitus yang dimanfaatkan
terhadap habitus yang ada. Adapun habitus berbagai spesies tumbuhan menurut
Tjitrosoepomo (1988) adalah sebagai berikut:
1.
Pohon: merupakan tumbuhan berkayu yang tinggi besar, memiliki suatu
batang yang jelas dan bercabang jauh dari permukaan tanah
2.
Perdu: merupakan tumbuhan berkayu yang tidak terlalu besar dan bercabang
dekat dengan permukaan tanah atau di dalam tanah
3.
Semak: merupakan tumbuhan berkayu yang mengelompok dengan anggota
yang sangat banyak membentuk rumpun, tumbuh pada permukaan tanah
dan tingginya dapat mencapai 1 m
4.
Herba: merupakan tumbuhan tidak berkayu dengan batang lunak dan berair
5.
Liana:merupakan tumbuhan berkayu, yang batangnya menjalar/memanjat
pada tumbuhan lain
6.
Epifit: merupakan tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain sebagai
tempat hidupnya
Rumus perhitungan persen habitus (Atok 2009) yaitu:
spesies dengan habitus tertentu
Persen habitus =
X 100%
seluruh habitus

7

Persentase Bagian yang Dimanfaatkan
Pemanfaatan bagian tumbuhan meliputi akar, daun, bunga, buah, batang,
umbi, kulit batang, kulit buah, dan rimpang. Rumus perhitungan persentase bagian
yang dimanfaatkan (Atok 2009), yaitu:
Σbagian tertentu yang dimanfaatkan
Persen bagian yang dimanfaatkan =
X 100%
seluruh bagian yang dimanfaatkan
Persentase Potensi Tumbuhan Berguna
Berdasarkan hasil analisis vegetasi di hutan dihitung persen potensi
tumbuhan berguna, sebagai berikut :
spesies tumbuhan berguna
X 100%
Persen potensi tumbuhan berguna =
seluruh spesies
Persentase Budidaya Tumbuhan
Berdasarkan hasil tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat ditentukan
presentase budidaya tumbuhannya dengan menggunakan rumus berikut :
spesies tumbuhan budidaya
X 100%
Persen budidaya tumbuhan=
seluruh spesies yang dimanfaatkan
Identifikasi Spesies Tumbuhan Berguna
Spesies tumbuhan hasil analisis vegetasi kemudian diidentifikasi. Ada dua
tahap identifikasi, yaitu (a) identifikasi spesies tumbuhan secara umum dan (b)
identifikasi spesies tumbuhan berguna. Identifikasi tumbuhan berguna dilakukan
dengan cek silang dari berbagai literatur/sumber tentang tumbuhan berguna yang
ada. Klasifikasi tumbuhan berdasarkan kelompok kegunaan tumbuhan tersaji pada
Tabel 2.
Tabel 2 Klasifikasi kelompok kegunaan tumbuhan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Kelompok kegunaan
Tumbuhan obat
Tumbuhan hias
Tumbuhan penghasil pangan
Tumbuhan pakan ternak
Tumbuhan penghasil minyak atsiri (tumbuhan aromatik)
Tumbuhan bahan pewarna dan tanin
Tumbuhan penghasil bahan bangunan
Tumbuhan keperluan ritual adat dan keagamaan
Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan
Tumbuhan penghasil kayu bakar
Lainnya

Sumber : Purwanto dan Waluyo (1992)

8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Kawasan hutan Dungus Iwul ditetapkan sebagai Cagar Alam berdasarkan
Surat Keputusan Goverment Besluit (GB) Nomor: 23 stbl 99 tanggal 21 Maret
1931, dengan luasan 9.01 ha. Secara administratif kawasan CA Dungus Iwul
terletak di Desa Wirajaya Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Barat (Ditjen PHKA 2012) dengan batas kawasan Desa Curug (Utara), Desa
Jugalajaya (Timur), Desa Luhur Jaya (Selatan) dan Desa Guradog (Barat).
Kawasan Cagar Alam Dungus Iwul terletak di pinggir jalan raya antara Bogor dan
Rangkasbitung sehingga mudah dicapai dengan rute perjalanan Bandung-Bogor ±
120 km, Bogor-Jasinga-Lokasi ± 60 km dengan kondisi jalan baik dan banyak
dilintasi oleh kendaraan umum (Dishut 2007).
Iklim di kawasan CA Dungus Iwul menurut klasifikasi Schmidt dan
Ferguson termasuk tipe iklim A dengan curah hujan rata-rata per tahun 3.191 mm
(Ditjen PHKA 2012). Keadaan topografi kawasan Cagar Alam Dungus Iwul
relatif datar dengan ketinggian tempat 175 m di atas permukaan laut (Dishut
2007). Vegetasi CA Dungus Iwul merupakan gambaran dari hutan dataran rendah
yang dahulunya terhampar luas di bagian utara Jawa Barat.
Flora yang tumbuh di cagar alam ini adalah iwul (Orania sylvicola),
kibentili (Kickxia arborea), anggrit (Adina polycephala), dahu (Dracontomelon
mangiferum), ki hijuer (Quercus blumeana), ranji (Dialium indum) dan teureup
(Artocarpus elasticus). Beberapa jenis satwaliar yang terdapat pada kawasan ini
adalah jenis burung (aves) seperti elang ular (Spilornis cheela) dan beo (Gracula
religiosa), merpati yang mirip kakatua (Treron pamedora pulverulenta),
sedangkan jenis mamalia diantaranya adalah lutung (Tracyphithecus auratus),
bajing terbang (Sciurepterus sagitta) dan jelarang (Ratufa bicolor) (Ditjen PHKA
2012).

Gambar 3 Kondisi CA Dungus Iwul
Komposisi Tumbuhan di CA Dungus Iwul
Berdasarkan hasil analisis vegetasi yang sudah dilakukan di CA Dungus
Iwul maka teridentifikasi sebanyak 72 spesies yang terdiri dari 40 famili. Daftar

9
lengkap spesies tumbuhan yang ditemukan di CA Dungus Iwul dapat dilihat pada
Lampiran 1.

Famili

Komposisi Tumbuhan Berdasarkan Famili
Famili yang memiliki jumlah lebih dari dan atau sama dengan 3 spesies
disajikan pada Gambar 4.
Meliacea

3

Myrtaceae

3

Anacardiaceae

4

Poaceae

4

Moraceae

5

Euphorbiaceae

6
0

1

2

3

4

5

6

7

Jumlah spesies

Gambar 4 Famili yang memiliki jumlah spesies ≥ 3
Famili dengan spesies terbanyak adalah Euphorbiaceae sebanyak 6 spesies,
Adapun spesies yang termasuk kedalam famili Euphorbiaceae pada lokasi
penelitian diantaranya bintinu (Mallotus paniculatus), ki sawo (Aporosa nitida),
menteng monyet (Mallotus sp.), taritih (Drypetes sumatrana), calik angin (Acer
niveum), dan mara (Macaranga triloba). Sebagaian besar dari spesies tumbuhan
famili Euporbiaceae ini memiliki kegunaan pada bagian kayunya yaitu dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bagunan. Penelitian Polosakan (2011) mengatakan
bahwa suku Euphorbiaceae sangat toleran terhadap kondisi lingkungan. Hal ini
menunjukkan bahwa famili Euphorbiaceae memiliki kemampuan adaptasi yang
baik pada lingkungan CA Dungus Iwul.
Komposisis Tumbuhan Berdasarkan Habitus
Habitus tumbuhan dapat pula dikatakan sebagai bentuk pertumbuhan.
Persen habitus tumbuhan di CA Dungus Iwul disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Persen habitus tumbuhan di CA Dungus Iwul
No.
1
2
3
4
5
6

Habitus
Pohon
Perdu
Semak
Herba
Liana
Epifit

Jumlah spesies
53
6
6
4
2
1
72

Persen habitus (%)
74
8
8
6
3
1
100

10
Tumbuhan yang mendominasi di CA Dungus Iwul berupa habitus pohon
dengan nilai persen habitus tertinggi yaitu 74% dengan jumlah 53 spesies. Spesies
tumbuhan berhabitus pohon yang banyak ditemukan di CA Dungus Iwul adalah
iwul (Orania sylvicola). Tumbuhan yang berhabitus epifit hanya ditemukan satu
jenis dengan persen habitus sebesar 1% yaitu kadaka (Asplenium nidus),
tumbuhan yang berasal dari famili Polypodiacea ini merupakan spesies yang
memiliki kegunaan sebagai tumbuhan obat dan biasanya digunakan juga sebagai
tanaman hias.
Dominansi Spesies Tumbuhan
Spesies-spesies tumbuan yang termsuk ranking 5 INP terbesar kelas
pertumbuhan disajikan pada Tabel 4, sedangkan daftar lengkap ini tersaji di
Lampiran 1, 2, 3, 4, dan 5.
Tabel 4 Tumbuhan yang termasuk ranking 5 INP terbesar
No
Nama lokal
Nama ilmiah
Tumbuhan bawah
1 Rane daun
Selaginella opaca
2 Harendong bulu
Clidemia hirta
3 Jampang kawat
Cynodon dactylon
4 Rinu
Piper cubeba
5 Canar
Smilax leucophylla
Semai
1 Iwul
Orania sylvicola
2 Ki laja
Knema laurina
3 Ki tahun
Ardisia elliptica
4 Ki tulang
Polyalthia subcordata
5 Rengrang
Garcinia rostrata
Pancang
1 Iwul
Orania sylvicola
2 Ki tulang
Polyalthia subcordata
3 Ki laja
Knema laurina
4 Ki sawo
Aporosa nitida
5 Ki tahun
Ardisia elliptica
Tiang
1 Iwul
Orania sylvicola
2 Ki laja
Knema laurina
3 Ki sawo
Aporosa nitida
4 Ki toke
Parinari sumatrana
5 Ki tulang
Polyalthia subcordata
Pohon
1 Iwul
Orania sylvicola
2 Keranji
Dialum indum
3 Darandan
Ficus melinocarpa
4 Ki tulang
Polyalthia subcordata
5 Ki sawo
Aporosa nitida

INP (%)
33.17
25.11
21.35
19.93
11.82
109.77
11.45
10.91
10.21
10.01
36.02
27.49
14.22
14.22
11.37
185.55
24.31
20.21
15.57
12.36
149.25
18.93
12.33
10.26
7.30

11

Jenis rane daun (Selaginella opaca) merupakan jenis tumbuhan bawah yang
memiliki INP tertinggi, S. opaca ditemukan hanya di beberapa plot saja dapat
dilihat pada Gambar 5. Untuk jenis tertinggi selanjutnya ada jenis harendong bulu
(Clidemia hirta) dan jampang kawat (Cynodon dactylon). Menurut Simbolon
(2013) dua jenis tumbuhan C. hirta dan C. dactylon tergolong tumbuhan asing
invasif di CA Dungus Iwul. C. hirta menjadi masalah di hutan tropis, dimana
akan menyerang vegetasi hutan dan mencegah regenerasi tumbuhan alami lainnya
(SEAMEO BIOTROP 2011). Spesies asing invasif merupakan spesies yang
bukan spesies lokal dalam suatu ekosistem, dan yang menyebabkan gangguan
terhadap ekonomi dan lingkungan, serta Berdampak buruk bagi kesehatan
manusia (Campbell (2005) diacu dalam Simbolon (2013).

Gambar 5 Rane daun (Selaginella opaca)
Untuk spesies tumbuhan iwul (Orania sylvicola) memiliki nilai INP
tertinggi pada semua tingkatan diantaranya tingkat semai, pancang, tiang dan
pohon kecuali pada timgkat tumbuhan bawah. Spesies iwul (Orania sylvicola) ini
ditemukan dalam jumlah yang banyak di semua plot (35 petak) dapat dilihat pada
Gambar 6. Secara umum, tumbuhan dengan INP yang tinggi mempunyai daya
adaptasi, daya kompetisi dan kemampuan reproduksi yang lebih baik
dibandingkan dengan tumbuhan lain dalam suatu areal tertentu (Soerianegara dan
Indrawan 1998).

(a)

(b)

Gambar 6 (a) pohon Iwul (Orania sylvicola) dan (b) semai iwul (Orania sylvicola)
Keanekaragaman dan Kemerataan Tumbuhan
Nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dan kemerataan spesies di
CA Dungus Iwul disajikan pada Tabel 5.

12
Tabel 5 Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dan indeks kemerataan spesies
di CA Dungus Iwul
No
1
2
3
4
5

Tingkat
pertumbuhan
Tumbuhan bawah
Semai
Pancang
Tiang
Pohon

Jumlah
spesies

Keanekaragaman
spesies (H')

Kemerataaan
spesies (E)

16
25
36
15
43

2.41
1.04
3.02
1.02
1.24

0.87
0.32
0.84
0.38
0.33

Menurut Shannon-Wiener (1963) diacu dalam Fachrul (2012), besarnya
indeks keanekaragaman spesies didefinisikan dalam tiga kategori, yaitu tinggi (H’
> 3), sedang (1 < H’< 3), dan rendah (H’ < 1). Berdasarkan Tabel 5 bahwa indeks
keanekaragaman spesies pada komunitas pancang tergolong tinggi (3.02) hal ini
dikarenakan pada komunitas pancang merupakan komunitas yang paling stabil
terhadap gangguan. Sementara indeks keanekaragaman spesies pada komunitas
tumbuhan bawah, semai, tiang, dan pohon tergolong sedang. Komunitas tiang
memiliki nilai indeks keanekaragaman yang lebih rendah yang dapat disebabkan
oleh gangguan alam maupun aktivitas manusia. Menurut Indriyanto (2006)
keanekaragaman menunjukkan tingkat interaksi spesies yang mempengaruhi
kompleksitas kestabilan komunitas terhadap gangguan.
Indeks kemerataan digunakan untuk mengetahui kemerataan penyebaran
individu suatu spesies dalam komunitas. Menurut Krebs (1989) nilai indeks
kemerataan yang mendekati satu menunjukkan bahwa suatu komunitas tumbuhan
semakin merata, dan apabila mendekati nol maka semakin tidak merata.
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa indeks kemerataan yang tinggi terdapat
pada tingkat pertumbuhan pancang dan tumbuhan bawah sedangkan indeks
kemerataan yang rendah pada tingkat pertumbuhan pohon dan semai. Indeks
kemerataan yang tinggi menunjukan bahwa individu-individu spesies merata.
Menurut Magurran (2004), indeks kemerataan derajat keseragaman kelimpahan
spesies nilai mendekati satu menunjukkan bahwa seluruh spesies memiliki
kelimpahan yang sama. Indeks kemerataan yang rendah menunjukkan individuindividu spesies kurang merata.
Klasifikasi Kelompok Kegunaan
Berdasarkan hasil identifikasi kelompok kegunaan tumbuhan diperoleh
sebanyak 52 spesies (72.22%) dari 72 spesies tumbuhan yang merupakan
tumbuhan berguna atau yang sudah diketahui kegunaannya. tumbuhan berguna
diperoleh bahwa tumbuhan berguna yang memiliki kegunaan terbesar adalah pada
penghasil bahan bangunan sebanyak 25 spesies dari 17 famili dan tumbuhan obat
sebanyak 20 spesies dari 12 famili. Rekapitulasi potensi kegunaan tumbuhan di
dalam dan sekitar CA Dungus Iwul disajikan pada Tabel 6, sedangkan daftar
lengkap tersaji pada Lampiran 6.

13
Tabel 6 Rekapitulasi kegunaan tumbuhan hasil analisis vegetasi CA Dungus Iwul
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Kelompok kegunaan
Tumbuhan obat
Tumbuhan penghasil pangan
Tumbuhan hias
Tumbuhan penghasil pakan ternak
Tumbuhan bahan pewarna dan
tannin
Tumbuhan penghasil minyak atsiri
Tumbuhan penghasil bahan
bangunan
Tumbuhan penghasil kayu bakar
Tumbuhan keperluan ritual adat
dan keagamaan
Tumbuhan penghasil tali, anyaman
dan kerajinan
Lainnya

Hasil analisis vegetasi
Jumlah spesies
Jumlah famili
20
12
19
14
3
3
4
3
7
6
1
25

1
17

5
0

5
0

5

4

8

8

Tumbuhan Obat
Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang bagian tumbuhannya (akar, batang,
kulit, buah, biji, dan getah) mempunyai khasiat sebagai obat dan digunakan
sebagai bahan mentah dalam pembuatan obat modern atau tradisional (Suhirman,
1987 diacu dalam Suyono 1991). CA Dungus Iwul memiliki potensi tumbuhan
obat yang cukup besar, yaitu 20 spesies dari 12 famili, dari seluruh tumbuhannya
bermanfaat sebagai obat, sedangkan daftar lengkap tersaji pada Lampiran 7.
Salah satu tumbuhan diantaranya: teureup (Artocarpus elasticus) berkhasiat
sebagai obat TBC dan disentri, serta mencret; leungsir (Pometia pinnata) sebagai
obat demam dan luka bernanah; dan laban (Vitex pubescens), sebagai obat luka,
kudis dan demam.
Tumbuhan Penghasil Pangan
Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang sebagian besar termasuk
kerajaan tumbuh-tumbuhan dan disebut dengan bahan pangan nabati. Menurut
Purnawan (2006) tumbuhan penghasil pangan adalah segala sesuatu yang tumbuh,
hidup, berakar, berdaun, dan dapat dikonsumsi oleh manusia, seperti buah, sayur,
gandum dan padi.
Potensi tumbuhan penghasil pangan di CA Dungus Iwul sebagian besar
merupakan penghasil buah yang salah satu diantaranya spesies yang bernilai
ekonomi cukup tinggi yaitu manggis (Garcinia mangostana), rambutan
(Nephelium mutabile), dan duren (Durio zibethinus). Winarno (2000) diacu dalam
Uji (2007) menyebutkan bahwa tiga spesies tersebut merupakan “buah-buahan
unggulan nasional”. Potensi tumbuhan penghasil pangan di CA Dungus Iwul
sebanyak 19 spesies dari 14 famili yang tersaji pada Tabel 7.

14
Tabel 7 Potensi tumbuhan penghasil pangan di CA Dungus Iwul
No
.

Nama lokal

Nama ilmiah

Bagian
yang
Kegunaan
digunakan
Buah
Buah untuk dirujak
Buah
Biji direbus dimakan

1 Jatake
2 Mangga
babi
3 Talas

Bouea macrophylla
Mangifera sp
Colocasia esculenta

Umbi

4 Durian
5 Ki sasah

Buah
Buah

8 Keranji

Durio zibethinus
Canarium
denticulatum
Garcinia mangostana
Semecarpus
heterophyllus
Dialum indum

9 Kasungka

Gnetum cuspidatum

Biji

10 Duku
11 Teureup

Lansium domesticum
Artocarpus elasticus

Buah
Biji

12 Ki laja
13 Ki rinyuh

Knema laurina
Rhodamnia cinerea

Buah
Buah

14 Kupalalai
15 Salam

Syzygium densiflora
Syzygium polyanthum

Buah
Daun

6 Manggis
7 Huni

Nephelium mutabile
Xerospermum
noronhianum
18 Matoa/lensir Pometia pinnata
19 Canar
Smilax leucophylla
16 Rambutan
17 Ki caang

Untuk makanan
sekunder
Buah untuk dimakan
Buah untuk dimakan

Buah
Buah

Buah untuk dimakan

Buah

Untuk sayur atau
lalab
Biji dapat dimakan
sebagai sayur
Buah untuk dimakan
Biji yang tua dapat
dimakan dengan
digoreng
Buah untuk dimakan
Untuk buah agak
kecut rasanya
Buah untuk dimakan
Penyedap, bumbu
sayur
Buah untuk dimakan

Buah
Buah
Buah
Daun
muda

Buah untuk dimakan

Buah untuk dimakan
Buah untuk dimakan
Daun muda dimasak
menjadi sayur

Tumbuhan Hias
Umumnya komoditas ini dibudidayakan untuk menikmati keindahannya.
Tumbuhan hias merupakan komoditi hortikultura non-pangan yang digolongkan
ke dalam hortikultur, dalam kehidupan sehari-hari dibudidayakan untuk hiasan
dalam dan luar rumah (Arafah 2005). Tumbuhan hias merupakan tumbuhan yang
memiliki karakteristik morfologi yang bernilai estetika dan eksotik (Ardiani
2012).

15
Kadaka merupakan tumbuhan hias yang sudah terkenal. Tumbuhan ini
merupakan tumbuhan epifit dimana tumbuhan tersebut menumpang pada
tumbuhan lain sebagai tempat hidupnya karena bentuk yang indahnya sehingga
banyak dijadikan tumbuhan hias. Potensi tumbuhan hias di CA Dungus Iwul
ditemukan sebanyak 4 spesies dari 4 famili yang disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Potensi tumbuhan hias di CA Dungus Iwul
No
1
2
3

Nama lokal
Kuping gajah
Kadaka
Rane daun

Nama ilmiah
Anthurium crystallinum
Asplenium nidus
Selaginella opaca

Status budidaya
Liar
Liar
Liar

Tumbuhan Penghasil Pakan Ternak
Menurut Manetje dan Jones (1992) diacu dalam Kartikawati (2004), pakan
ternak adalah tumbuhan konsentrasi rendah dan mudah dicerna yang merupakan
penghasil pakan bagi satwa herbivora. CA Dungus Iwul memiliki potensi
tumbuhan penghasil pakan ternak sebanyak 4 spesies dari 3 famili. Potensi
tersebut disajikan pada Tabel 9. Spesies rumput yang ada di CA Dungus Iwul juga
berpotensi sebagai pakan ternak, yaitu talas, jukut palis, jampang kawat, dan
rumput gajah.
Tabel 9 Potensi tumbuhan penghasil pakan ternak di CA Dungus Iwul
No
1
2
3
4

Nama lokal
Talas
Jampang kawat
Jukut palias
Rumput gajah

Nama ilmiah
Colocasia esculenta
Cynodon dactylon
Pogonatherum crinitum
Pennisetum purpureum

Status
budidaya
Liar
Liar
Liar
Liar

Bagian yang
digunakan
Daun
Herba
Herba
Herba

Tumbuhan Penghasil Minyak Atsiri
Tumbuhan penghasil aroma atau wangi-wangian dikenal dengan istilah
penghasil minyak atsiri. rinu yang merupakan salah satu spesies penghasil
minyak atsiri. Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri berbau dan aroma karena fungsi
utamanya adalah sebagai pengharum baik parfum, kosmetik, penyegar ruangan,
sabun, pasta gigi, pemberi rasa pada makanan maupun produk rumah tangga
(Kartikawati 2004). Potensi tumbuhan penghasil minyak atsiri di CA Dungus Iwul
hanya teridentifikasi satu spesies yang memiliki potensi sebagai penghasil minyak
atsiri yaitu rinu yang merupakan salah satu spesies penghasil minyak atsiri.
Tumbuhan Bahan Pewarna dan Tanin
Tumbuhan pewarna adalah jenis tumbuhan yang dapat memberikan
pengaruh warna terhadap benda baik berpa makanan, minuman, atau benda
lainnya setelah diolah sebelumya. Potensi tumbuhan sebagai pewarna dan tannin
di CA Dungus Iwul sebanyak 7 spesies dari 6 famili disajikan pada Tabel 10.

16
Tabel 10 Potensi tumbuhan bahan pewarna dan tanin di CA Dungus Iwul
No

Nama
lokal

1 Ki hoe

Nama ilmiah
Calamus sp

Famili

Kegunaan

Getah

Pewarna merah

2 Jeret

Combretaceae Buah

3

Fabaceae

Kulit batang

Pewarna coklat
kekuningan
Pewarna rotan

Myrtaceae

Kulit batang

Pewarna hitam

Myrtaceae

Kulit batang

Myrtaceae

Bunga

Pewarna coklat
benang dan kain
Pewarna gigi
atau cat gigi

4
5
6

Terminalia
belerica
Ki pare
Archidendron
clypearia
Ki rinyuh Rhodamnia
cinerea
Kupalalai Syzygium
densiflora
Mahmol Horsfieldia
sp

Arencaceae

Bagian yang
digunakan

Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar
Menurut Sutarno (1996) diacu dalam Nurdia (2012), kriteria kayu bakar
yaitu kayu yang menghasilkan energi tinggi dan tahan lama, tahan terhadap
kekeringan dan toleran terhadap iklim, pertumbuhan tajuk baik, pertumbuhan
cepat, kadar air rendah, dan sebagainya. Potensi tumbuhan penghasil kayu bakar
yang teridentifikasi di CA Dungus Iwul sebanyak 5 spesies dari 5 famili disajikan
pada Tabel 11.
Tabel 11 Potensi tumbuhan penghasil kayu bakar di CA Dungus Iwul
No

Nama lokal

1 Menteng
monyet
2 Ki hujan
3 Harendong
besar
4 Kupalalai
5 Ki caang
6 Rambutan
hutan

Nama ilmiah

Famili

Bagian
yang
digunakan
Kayu

Mallotus sp

Euporbiaceae

Engelhardtia spicata
Bellucia axinanthera

Junglandaceae
Kayu
Melastomataceae Kayu

Syzygium densiflora
Xerospermum
noronhianum
Nephelium mutabile

Myrtaceae
Sapindaceae

Kayu
Kayu

Sapindaceae

Kayu

Tumbuhan Penghasil Tali Anyaman dan Kerajinan
Potensi tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan di CA Dungus
Iwul terdiri dari 5 spesies dari 4 famili, yang disajikan pada Tabel 12. Kerajinan
tangan yang dimiliki menghasilkan beberapa barang kebutuhan rumah tangga
seperti tikar, lukah (penangkap ikan), sumpit, ambung, bakul dan lain-lain. untuk

17
pembuatan tikar biasanya menggunakan bahan dasar dari tumbuhan dari famili
Arecaceae.
Tabel 12 Potensi tumbuhan penghasil tali anyaman dan kerajian di CA Dungus
Iwul
No

Nama
lokal

Nama ilmiah

Famili

Bagian
yang
digunakan

Kegunaan
Pagar, jerami,
alat-alat rumah
tangga, saung,
tali
Tikar, kincir
angin, tali
pancing, bilahbilah
Tali pengikat,
perabotan rumah
tangga

1

Bambu

Gigantochloa
apus

2

Tisuk

Hibiscus
macrophyllus

Malvaceae Kulit
batang

3

Ki hoe

Calamus sp.

Arecaceae

Batang

4

Iwul

Orania sylvicola

Arecaceae

Daun

Atap rumah

5

Tereup

Artocarpus
elasticus

Moraceae

Kulit
batang

Pengikat

Poaceae

Batang

Tumbuhan Keperluan Ritual Adat dan Keagamaan
Indonesia yang terdiri kurang lebih 350 etnis dapat memberikan gambaran
pemanfaatan tumbuhan di masing-masing tempat yang khususnya dipakai dalam
berbagai upacara. Dalam upacara-upacara adat yang dilakukan, terutama yang
berkenaan dengan upacara daur hidup, tumbuhan banyak dipakai (Kartiwa dan
Wahyono 1992). Potensi tumbuhan sebagai tumbuhan keperluan ritual adat dan
keagamaan di CA Dungus Iwul tidak ditemukan.
Tumbuhan Bahan bangun
Potensi tumbuhan penghasil bahan bangunan di CA Dungus Iwul ditemukan
sebanyak 25 spesies dari 17 famili. Daftar tumbuhan penghasil bahan bangunan di
CA Dungus Iwul disajikan pada Tabel 13.
Tumbuhan untuk Penggunaan Lain
Selain pengunaan utama tumbuhan di CA Dungus Iwul juga memiliki
potensi untuk penggunaan lain yaitu sebagai pembungkus nasi, pembuat areng,
pakan satwa, korek api, amplas, dan penangkal erosi yang disajikan pada Tabel
14.

18

Tabel 13 Potensi tumbuhan penghasil bahan bangunan di CA Dungus Iwul
No.

Nama lokal

Nama ilmiah

Famili

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Jatake
Reunghas
Iwul
Ki hoe
Jeret
Ki areng/eboni
Huni
Menteng monyet
Taritih
Keranji
Saninten
Ki hujan
Tisuk
Duku
Pisitan
Teureup
Ki laja
Ki rinyuh
Salam
Bambu
Kayu afrika
Rambutan hutan
Ki caang
Matoa/lensir
Ki laban

Bouea macrophylla
Semecarpus albescens
Orania sylvicola
Calamus sp
Terminalia belerica
Diospyros sundaica
Semecarpus heterophyllus
Mallotus sp
Drypetes sumatrana
Dialum indum
Castanopsis argentea
Engelhardtia spicata
Hibiscus macrophyllus
Lansium domesticum
Dysoxylum excelsum
Artocapus elastius
Knema laurina
Rhodamnia cinerea
Syzygium polyanthum
Gigantochloa apus
Maesopsis eminii
Nephelium mutabile
Xerospermum noronhianum
Pometia pinnata
Vitex pubescens

Anacardiaceae
Anacardiaceae
Arecaceae
Arecaceae
Combretaceae
Ebenaceae
Anacaediaceae
Euporbiaceae
Euporbiaceae
Fabaceae
Fagaceae
Junglandaceae
Malvaceae
Meliaceae
Meliaceae
Moraceae
Myristicaceae
Myrtaceae
Myrtaceae
Poaceae
Rhamnaceae
Sapindaceae
Sapindaceae
Sapindaceae
Verbenaceae

Bagian yang
digunakan
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Kayu

Tabel 14 Potensi tumbuhan untuk penggunaan lain di CA Dungus Iwul
Bagian yang
digunakan

Nama lokal

1

Ki sasah

Canarium
denticulatum

Burseraceae

Harsa kayu

Perekat

2

Menteng
monyet

Mallotus sp

Euporbiaceae

Daun

Pembungkus
nasi

3

Tisuk

Malvaceae

Kayu

Korek api

4
5
6
7

Ki ara
Ki hampelas
Kondang
Darandan
Rumput
gajah

Moraceae
Moraceae
Moraceae
Moraceae

Buah
Daun
Buah
Buah

Poaceae

Herba

Pakan satwa
Amplas
Pakan satwa
Pakan satwa
Penangkal
erosi

8

Nama ilmiah

Famili

No

Hibiscus
macrophyllus
Ficus sp
Ficus ampelas
Ficus variegata
Ficus melinocarpa
Pennisetum
purpureum

Kegunaan

19
Bentuk Pemanfaatan Tumbuhan oleh Masyarakat Sekitar CA Dungus Iwul
Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar CA Dungus Iwul
Desa Wirajaya Kampung Cigeulung dan Kampung Barambang raya didapat
sekitar 20 responden yang diwawancarai yang masing-masing terdiri dari 11
orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Komposisi responden lebih banyak lakilaki hal tersebut dikarenakan laki-laki memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang lebih luas didandingkan perempuan. Jika dilihat dari umur responden,
sebagian besar usia responden lansia (lanjut usia). Kebanyakan masyarakat yang
berusia lanjut lebih banyak dan paham tentang kegunaan serta pemanfaatan
tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari mereka.Responden yang diwawancarai
terdiri dari Kepala Desa, tokoh masyarakat, pekerja (penyiang rumput). Sementara
mata pencarian masyarakat desa ini sebagian besar ialah petani, penggarap atau
berladang dan pendidikan rata-rata responden ialah Sekolah Dasar (SD).
Jenis Pemanfaatan oleh Masyarakat
Daftar spesies tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat CA Dungus Iwul
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Masyarakat sekitar CA Dungus Iwul
memanfaatkan 104 spesies tumbuhan dari 52 famili untuk kehidupan sehari-hari.
Rekapitulasi potensi kegunaan tumbuhan di dalam dan sekitar CA Dungus Iwul
disajikan pada Tabel 15, sedangkan daftar lengkap tersaji pada Lampiran 8.
Tabel 15 Rekapitulasi kegunaan tumbuhan hasil wawancara masyarakat sekitar
CA Dungus Iwul
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Kelompok kegunaan
Tumbuhan obat
Tumbuhan penghasil pangan
Tumbuhan hias
Tumbuhan penghasil pakan ternak
Tumbuhan bahan pewarna dan
tannin
Tumbuhan penghasil minyak atsiri
Tumbuhan penghasil bahan
bangunan
Tumbuhan penghasil kayu bakar
Tumbuhan keperluan ritual adat dan
keagamaan
Tumbuhan penghasil tali, anyaman
dan kerajinan
Lainnya

Jumlah spesies

Jumlah famili

63
48
15
6
3

39
27
12
6
3

10
17

6
11

8
1

6
1

3

2

3

3

Tumbuhan Obat
Umumnya jenis tumbuhan yang sering dimanfaatkan para ibu sekitar CA
Dungus Iwul sebagai obat setelah melahirkan dan menyusui diantaranya jenis
kisarira, sirih, lempuyang, kirinyuh, senggugu, katuk, kunyit, bayam dan

20
sebagainya. Adapun tumbuhan yang biasa digunakan sebagai obat luka
masyarakat umumnya biasa menggunakan jenis tumbuhan daun singkong. Cara
penggunaanya yaitu mengambil daun singkong kemudian ditumbuk atau
dikunyah kemudian ditempelkan di daerah yang luka. Masyarakat menggunakan
jenis daun singkong karena mudah dijumpai jika masyarakat sedang berkebun.
Tumbuhan Penghasil Pangan
Masyarakat sekitar CA Dungus Iwul memanfaatkan 48 spesies tumbuhan
dari 27 famili untuk sumber pangan. Spesies padi dan singkong merupakan makan
yang selalu dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar CA Dungus Iwul. Padi (Oryza
sativa) digunakan sebagai sumber pangan utama dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Padi (Oryza sativa) tanaman penghasil pangan yang dimanfaatkan oleh
masyarakat
Tumbuhan Keperluan Ritual Adat dan Keagamaan
Masyarakat sekitar CA Dungus Iwul tepatnya di Desa Wirajaya merupakan
desa yang sudah berbentuk semi modern sehingga tidak memiliki kebudayaan
yang khas yang mencirikan masyarakatnya. Tumbuhan yang biasa digunakan
untuk upacara adat di daerah ini hanya daun kelapa yang buat menjadi janur
biasanya digunakan pada saat acara pernikahan digunakan juga pada saat hari raya
lebaran yaitu daun kelapa muda dibuat menjadi ketupat.
Tumbuhan hias
Sri rejeki merupakan tumbuhan hias yang sudah umum diketahui oleh
masyarakat. Tumbuhan ini banyak ditanam dan tumbuh liar di pekarangan rumah
masyarakat sekitar CA Dungus Iwul disajikan pada Gambar 8. Tumbuhan lainnya
diantaranya kembang sepatu dan melati. Kedua jenis tumbuhan ini sangat umum
ditanam di pekarangan rumah karena tumbuhan ini menghasilkan bunga yang
wangi dan indah.

21

Gambar 8 Sri rejeki (Dieffenbachia seguine) yang dimanfaatkan oleh masyarakat

Tumbuhab Penghasil Pakan Ternak
Tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak oleh masyarakat sekitar
CA Dungus Iwul terdiri dari 6 spesies dari 6 famili. Spesies yang sering
dimanfaatkan adalah ilalang, padi, rumput gajah dan sebagainya. Tumbuhan ini
banyak diperoleh dari ladang dan kebun. Umumnya pertumbuhannya yang cepat
dan mengandung banyak serat yang baik untuk pakan ternak.
Ternak merupakan hal penting bagi masyarakat CA Dungus Iwul, sehingga
mencari pakan ternak adalah kegiatan yang dilakukan sehari-hari oleh
masyarakat sekitar CA Dungus Iwul. Spesies ilalang dapat dilihat pada Gambar
9.

Gambar 9 Tumbuhan ilalang (Imperata cylindrica) sebagai tumbuhan penghasil
pakan ternak
Tumbuhan Penghasil Warna dan Tanin
Masyarakat sekitar CA Dungus Iwul hanya memanfaatkan kunyit yang
menghasilkan warna kuning untuk membuat nasi tumpeng, sedangkan daun suji
(Pleomele angustifolia) menghasilkan warna hijau dan biasa digunakan untuk

22
membuat kue. Selain memiliki warna yang menarik, daun suji (Dracaena
angustifolia) juga memiliki aroma yang khas dan wangi disajikan pada Gambar
10.

(a)

(b)

Gambar 10 (a) Kunyit (Pleomele angustifolia) dan (b) Suji (Dracaena
angustifolia)
Tumbuhan Penghasil Minyak Atsiri
Potensi tumbuhan sebagai penghasil aromatik di masyarakat sekitar CA
Dungus Iwul hanya sekedar untuk pewangi, sebagian dipergunakan oleh para
perempuan dalam memasak. Tumbuhan yang biasa dipergunakan masyarakat
sebagai aromatik, diantaranya adalah daun pandan wangi (Pandanus
amaryllifolius), lengkuas (Languas galanga) daun suji (Pleomele angustifolia),
jahe (Zingiber officinale), dan ki teja (Cinnamomum iners) dan sebagainya.
Tumbuhan tersebut dipilih sebagai pemberi aroma pada makanan karena
tumbuhan tersebut memiliki aroma yang khas dan wangi. Menurut Heyne (1987),
salah satu famili yang spesiesnya merupakan penghasil minyak atsiri yang sudah
umum adalah dari famili Zingiberaceae.
Tumbuhan Bahan Bangun
Potensi tumbuhan penghasil bahan bangunan yang dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar CA Dungus Iwul adalah spesies kayu afrika dan ketapang
berikut contoh kayu balok kayu afrika dan ketapang dapat dilihat pada Gambar
11. Kayu afrika dan ketapang dikenal awet dan sangat baik digunakan untuk
bahan bangunan rumah juga memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Masyarakat
juga menggunakan kayu afrika dan ketapang sebagai tiang dan gunungan pada
rumah yang berkaitan dengan bahan bangunan dalam membuat rumah.
Tumbuhan untuk Penggunaan Lain
Masyarakat sekitar CA Dungus Iwul biasanya menggunakan daun pisang
sebagai pembungkus nasi untuk membuat lontong atau sejenisnya. Selain itu
pohon karet juga dimanfaatkan bagian getahnya untuk dijual ke tempat pembuatan
ban atau karet.

23

Gambar 11 Kayu afrika (Maesopsis eminii) dan kayu ketapang (Terminalia
catappa) yang dimanfaatkan oleh masyarakat
Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar
Masyarakat sekitar CA Dungus Iwul masih memanfaatkan kayu bakar
untuk memasak. Bagian kayu yang biasa digunakan untuk kayu bakar biasanya
berupa ranting-ranting yang terjatuh, maupun kulit batang. Bagian kayu yang
dimanfaatkan biasanya diperoleh dari ladang atau kebun. Biasanya spesies yang
yang sering dimanfaatkan spesies penghasil buah, seperti ranting pohon rambutan,
karet, mangga, lamtoro, sungkai. Berikut spesies kayu bakar yang baru diambil
dari ladang dapat dilihat pada Gambar 12.
Spesies yang baik untuk dijadikan kayu bakar adalah spesies yang nyala
apinya tahan lama. Sebelum dibakar ada beberapa kayu yang harus dijemur
terlebih dahulu dibawah sinar matahari agar kandungan air didalam kayu
berkurang sehingga mudah dibakar. Kayu yang telah kering disusun sedemikian
rupa sehingga kayu tetap kering agar bisa digunakan kapan saja.

Gambar 12 Kayu bakar yang dimanfaatkan oleh masyarakat

24

Tumbuhan Penghasil Tali Anyaman dan Kerajinan
Masyarakat sekitar CA Dungus Iwul masih memanfaatkan tumbuhan
sebagai tali, anyaman dan kerajinan. Bambu dimanfaatkan masyarakat untuk
anyaman dan tali (kepang). Anyaman-anyaman bambu tersebut berupa Pagar,
jerami, alat-alat rumah tangga, dan saung. Berikut bentuk anyaman berupa saung
yang terbuat dari bambu disajikan pada Gambar 13.

Gambar 13 Bambu dimanfaatkan masyarakat untuk menghasilkan tali anyaman
dan kerajinan seperti saung

Famili

Komposisi Tumbuhan yang Dimanfaatkan Masyarakat Berdasarkan Famili
Hasil wawancara dengan masyarakat diketahui bahwa sebanyak 104 spesies
tumbuhan dari 52 famili dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar CA Dungus Iwul.
Komposisi tumbuhan berdasarkan famili seperti disajikan pada Gambar 14.

3
3
3
3

Melastomataceae
Araceae
Anacardiaceae
Liliaceae
Euphorbiaceae
Poaceae
Solanaceae
Asteraceae
Myrtaceae
Meliaceae
Zingiberaceae
Fabaceae

4
4
4
5
5
6
8
8
0

2

4

6

Jumlah spesies

Gambar 14 Famili yang memiliki jumlah spesies ≥ 3

8

25

Famili yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yang terbesar berasal
dari famili Fabaceae dan Zingiberaceae (8 spesies). Pemanfaatan tumbuhan paling
banyak yaitu sebagai obat, pangan, bahan bangunan, tanaman hias, dan minyak
atsiri. Menurut Indryanto (2006) famili Fabaceae merupakan famili yang paling
banyak dijum