Pengaruh Pemberian Ekstrak Bahan Organik dari Kompos Kotoran Ayam, Kompos Kotoran Sapi dan Larutan Bahan Humat terhadap Fosfor Tersedia pada Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BAHAN ORGANIK
DARI KOMPOS KOTORAN AYAM, KOMPOS KOTORAN
SAPI DAN LARUTAN BAHAN HUMAT TERHADAP
FOSFOR TERSEDIA PADA INSEPTISOL DRAMAGA DAN
INSEPTISOL SURADE

IMAM SETIYADI

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Pemberian
Ekstrak Bahan Organik dari Kompos Kotoran Ayam, Kompos Kotoran Sapi dan
Larutan Bahan Humat terhadap Fosfor Tersedia pada Inseptisol Dramaga dan
Inseptisol Surade adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014
Imam Setiyadi
NIM A14080055

ABSTRAK
IMAM SETIYADI. Pengaruh Pemberian Ekstrak Bahan Organik dari Kompos
Kotoran Ayam, Kompos Kotoran Sapi dan Larutan Bahan Humat terhadap Fosfor
Tersedia pada Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade. Dibimbing oleh
ISKANDAR dan GUNAWAN DJAJAKIRANA.
Fosfor (P) merupakan unsur hara makro dan esensial bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Permasalahan fosfor saat ini adalah jumlahnya yang
sedikit dalam tanah dan ketersediaan P yang rendah akibat adanya fiksasi P yang
tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak
bahan organik dari kompos kotoran ayam (KA), kompos kotoran sapi (KS) dan
larutan bahan humat terhadap jumlah P tersedia pada Inseptisol Dramaga dan

Inseptisol Surade. Penelitian dilakukan dengan memberikan ekstrak bahan organik
dari kompos KA dan kompos KS (1:10) dan larutan bahan humat (1:4) pada
Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade. Analisis P tersedia dilakukan dengan
menggunakan metode Bray I. Hasil analisis menunjukkan terjadinya peningkatan
ketersediaan P setelah penambahan ekstrak kompos KA dan ekstrak kompos KS.
Pemberian ekstrak kompos KA dan ekstrak kompos KS yang mengandung P
masing-masing sebesar 1.43 ppm dan 1.02 ppm telah meningkatan P tersedia pada
Inseptisol Dramaga masing-masing menjadi sebesar 163 ppm dan 216 ppm dari
kontrol 5.3 ppm. Perlakuan yang sama juga meningkatkan P tersedia pada
Inseptisol Surade dari 4.8 ppm menjadi masing-masing sebesar 142 ppm dan
179 ppm. Pada Inseptisol Dramaga, pemberian larutan bahan humat A dan B yang
mengandung P tidak terukur juga berhasil meningkatkan ketersediaan P dari 5.3
ppm pada kontrol menjadi 44 ppm dan 35 ppm, serta pada Inseptisol Surade dari
4.8 ppm pada kontrol menjadi 26 ppm dan 30 ppm..

Kata kunci: Fosfor tersedia, Inseptisol, ekstrak bahan organik, kompos kotoran
ayam, kompos kotoran sapi, bahan humat

ABSTRACT
IMAM SETIYADI. Influence of Organic Matter Extract from Chicken Manure

Compost, Cow Manure Compost and Solution of Humate Materials on Available
Phosphorus in Dramaga Inceptisols and Surade Inceptisols. Supervised by
ISKANDAR and GUNAWAN DJAJAKIRANA.
Phosphorus (P) is an essential macro-nutrient for plant growth and
development. Phosphorus problems in the soils are the small amount of P content
and low availability because of high fixation. This research was aimed to find out
the influence of applying organic matter extract from chicken manure compost,
cow manure compost and solution of humate materials on the amount of available
P in Dramaga Inceptisol and Surade Inceptisol. In this research, organic matter
extract from chicken manure compost (1:10), cow manure compost (1:10), and
solution of humate materials (1:4) were added to Dramaga Inceptisol and Surade
Inceptisol. Analysis of available P was conducted using Bray I methods. The
results analysis showed that available P were increased by adding chicken manure
compost extract and cow manure compost extract. Addition of extract from
chicken manure compost and cow manure compost which contained P of 1.43
ppm and 1.02 ppm each has increased available P in Dramaga Inceptisol from 5.3
ppm on control sample to 163 ppm and 216 ppm. The same treatment also
increased available P in Surade Inceptisol from 4.8 ppm on control sample to 142
ppm and 179 ppm. Addition solution of humate materials A and B that containing
P in Dramaga Inceptisol successfully increased available P from 5.3 ppm on

control sample to 44 ppm and 35 ppm, and available P in Surade Inceptisol
increased from 4.8 ppm on control sample to 26 ppm and 30 ppm.

Keywords: available P, Inceptisol, organic matter extract, chicken manure
compost, cow manure compost, humate materials

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BAHAN ORGANIK
DARI KOMPOS KOTORAN AYAM, KOMPOS KOTORAN
SAPI DAN LARUTAN BAHAN HUMAT TERHADAP
FOSFOR TERSEDIA PADA INSEPTISOL DRAMAGA DAN
INSEPTISOL SURADE

IMAM SETIYADI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan


DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Ekstrak Bahan Organik dari Kompos Kotoran
Ayam, Kompos Kotoran Sapi dan Larutan Bahan Humat terhadap
Fosfor Tersedia pada Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade
Nama
: Imam Setiyadi
NIM
: A14080055

Disetujui oleh

Dr Ir Iskandar
Pembimbing I

Dr Ir Gunawan Djajakirana, MSc

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Baba Barus, MSc
Ketua Departemen

Tanggal lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pemberian Ekstrak Bahan Organik dari Kompos Kotoran Ayam, Kompos Kotoran
Sapi dan Larutan Bahan Humat terhadap Fosfor Tersedia pada Inseptisol Dramaga
dan Inseptisol Surade”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Dr.Ir. Iskandar selaku dosen pembimbing akademik dan pembimbing
skripsi I yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran, dan semangat
kepada penulis selama menempuh pendidikan dan penyelesaian skripsi.
2. Dr.Ir. Gunawan Djajakirana, MSc selaku dosen pembimbing skripsi II atas
teladan, bimbingan, ide, kritik, saran, kesabaran, motivasi dan ilmu yang

diajarkan selama penulis menempuh pendidikan dan penyelesaian skripsi.
3. Dr.Ir. Basuki Sumawinata, MAgr sebagai Penguji atas kritik dan sarannya.
4. Ika Wati Purwaningsih atas bantuan dan saran dalam penyelesaian skripsi.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penulisan skripsi
ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi ilmu
pengetahuan, khususnya bidang Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan.

Bogor, Juni 2014
Imam Setiyadi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR

ix


DAFTAR LAMPIRAN

ix

PENDAHULUAN
Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Hipotesis

2

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian


2

Bahan dan Alat

2

Prosedur Percobaan

2

HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat Kimia Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade

4

Bahan Organik Padat

5

Ekstrak Bahan Organik


5

pH Tanah

6

P Tersedia

7

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

8

Saran

9


DAFTAR PUSTAKA

9

LAMPIRAN

11

RIWAYAT HIDUP

14

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5
6
7

Parameter dan metode analisis tanah
Parameter dan metode analisis bahan organik padat
Parameter dan metode analisis ekstrak bahan organik
Parameter dan metode analisis tanah perlakuan ekstrak bahan organik
Hasil analisis Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade
Hasil analisis bahan organik padat
Hasil analisis ekstrak bahan organik

3
3
3
4
4
5
5

DAFTAR GAMBAR
1 Hasil analisis pH pada Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade
2 Pengaruh bahan organik pada Inseptisol Dramaga dan Inseptisol
Surade terhadap P tersedia

6
7

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kriteria penilaian analisis tanah (PPT 1983)
2 Data pH dan P tersedia ekstrak bahan organik pada Inseptisol Dramaga
dan Inseptisol Surade

12
13

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Fosfor (P) merupakan unsur hara makro dan esensial bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, yaitu berfungsi sebagai penyusun metabolit dan senyawa
kompleks, sebagai aktivator, kofaktor atau pengaruh enzim dan peranan dalam
proses fisiologik (Soepardi 1983). Permasalahan fosfor yang kini dihadapi
di antaranya adalah jumlahnya yang sedikit dalam tanah dan ketersediaan P yang
rendah akibat adanya fiksasi P yang tinggi.
Sumber utama P tanah adalah kerak bumi yang mengandung kurang lebih
0.12 % P, namun cadangan endapan P yang memiliki nilai ekonomi hanya
dimiliki oleh beberapa negara saja, seperti: Amerika Serikat (43.3 %), Rusia
(17.5 %), Maroko (17 %) dan Tunisia (0.3 %) (Hakim et al. 1986). Endapan P di
Indonesia terdapat di beberapa daerah, seperti Cirebon, Madura dan Pati namun
dalam jumlah yang sedikit.
Dalam tanah sebagian P tidak mudah tersedia. Apabila P larut ditambahkan
ke dalam tanah, sebagian dari P tersebut akan diikat atau dibuat menjadi kurang
tersedia bagi tanaman. Ketersediaan P dalam tanah yang sedikit telah
mengakibatkan semakin banyaknya pemakaian pupuk fosfat. Dalam upaya
meningkatkan ketersediaan P dalam tanah tersebut, maka diperlukan penambahan
unsur P seperti dari fosfat alam dan bahan organik, baik dalam bentuk pupuk
kandang maupun sisa-sisa tanaman. Bahan organik akan mengurangi erapan P
karena hasil dekomposisi bahan organik yang berupa asam-asam organik dapat
menurunkan jumlah fosfat yang difiksasi oleh Fe dan Al melalui mekanisme
pengkhelatan, sehingga P menjadi lebih tersedia bagi tanaman (Singh dan Jones
1976).
Beberapa penelitian mengenai pengaruh pemberian bahan organik pada
tanah masam dalam meningkatkan ketersediaan P telah dilakukan sebelumnya
dengan menggunakan metode Bray I. Menurut Wahyudi (2010) pemberian bahan
organik padat berupa bokashi kulit buah kakao dengan dosis 30 t ha-1 pada
Inseptisol Palolo dapat meningkatkan P tersedia dari 3.88 ppm menjadi 17.89
ppm. Zaitun et al. (2010) menyatakan bahwa kandungan P tersedia pada tanah
untuk media tanam sebelum perlakuan sebesar 0.8 ppm, setelah adanya
penambahan bahan organik T4 (100 % kotoran sapi) ke tanah untuk media tanam
selada dapat meningkatkan P tersedia dengan perlakuan T4S2 (2 kali seminggu
penyiraman T4 dalam media tanam) sebesar 63.1 ppm. Pada penelitian ini
digunakan bahan organik berupa ekstrak bahan organik yang berasal dari kompos
KA (kotoran ayam), kompos KS (kotoran sapi) dan larutan bahan humat untuk
dicobakan pada Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade.

2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak
bahan organik dari kompos kotoran ayam, kompos kotoran sapi dan larutan bahan
humat terhadap jumlah fosfor tersedia pada Inseptisol Dramaga dan Inseptisol
Surade.

Hipotesis
Pemberian ekstrak kompos kotoran ayam, ekstrak kompos kotoran sapi
dan larutan bahan humat dapat meningkatkan ketersediaan P pada Inseptisol
Dramaga dan Inseptisol Surade.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian berlangsung pada bulan Mei 2012 sampai Februari
2013 di Laboratorium Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan, Departemen Ilmu
Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan organik berupa
kompos ayam (KA), kompos sapi (KS) dan bahan humat, aquades dan bahan
kimia lain-lain untuk analisis P. Alat yang digunakan terdiri atas timbangan,
mesin kocok, ayakan, kertas saring, tabung reaksi, gelas ukur, pipet, cawan,
tabung sentrifuse, botol plastik, buret, gelas piala, erlenmeyer, labu ukur dan
sudip. Alat ukur yang digunakan untuk analisis antara lain: Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS), pH-meter, EC-meter, Flamephotometer dan
Spektrofotometer.

Prosedur Percobaan
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis tanah awal,
analisis bahan organik padat, analisis ekstrak bahan organik dan analisis tanah
setelah diberi perlakuan ekstrak bahan organik.
Pengambilan Contoh Tanah. Contoh tanah terganggu dari Dramaga Bogor
dan Surade Sukabumi diambil secara komposit pada kedalaman 0-20 cm.
Parameter dan metode analisis awal tanah disajikan pada Tabel 1.

3
Tabel 1 Parameter dan metode analisis tanah
Parameter
pH tanah
Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Basa-basa:
- K dan Na
- Ca dan Mg
C-organik
Al-dd
P tersedia
P total
Tekstur

Metode
pH meter
NH4OAc pH 7, titrasi
Ekstrak NH4OAc pH 7
Flamefotometer
AAS
Walkley dan Black
N KCl, titrasi
Bray I, spektrofotometer
HCl 25%, spektrofotometer
Pipet, gravimetri

Pembuatan Ekstrak Bahan Organik. Kompos KA dan kompos KS padat
dikeringkan kemudian diayak dengan ukuran 2 mm. Kompos padat selanjutnya
dianalisis dengan parameter dan metode yang disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Parameter dan metode analisis bahan organik padat
Parameter
P total
pH
C–organik

Metode
Pengabuan kering, spektrofotometer
pH meter
Walkley dan Black

Pembuatan ekstrak bahan organik diawali dengan pengocokan bahan
organik padat dengan aquades (1:10) selama 120 menit pada kecepatan 125 rpm.
Selanjutnya disentrifuse selama 30 menit dan disaring menggunakan kertas saring.
Selain ekstrak kompos KA dan kompos KS, dalam penelitian ini juga digunakan
larutan bahan humat dengan konsentrasi yang berbeda. Bahan humat A berasal
dari 15 ml bahan humat pekat yang diencerkan menjadi 1 liter, kemudian
diencerkan kembali 1000 kali, sehingga bahan humat A memperoleh pengenceran
66 666 kali dari bahan humat pekat. Bahan humat B berasal dari 50 ml bahan
humat pekat yang diencerkan menjadi 1 liter, kemudian diencerkan kembali 1000
kali, sehingga bahan humat B memperoleh pengenceran 20 000 kali dari bahan
humat pekat. Parameter dan metode analisis ekstrak bahan organik disajikan pada
Tabel 3.
Tabel 3 Parameter dan metode analisis ekstrak bahan organik
Parameter
pH
DHL
P total

Metode
pH meter
EC meter
Spektrofotometer

Perlakuan Tanah dengan Ekstrak Bahan Organik. Tanah kering udara
berukuran 2 mm diberi dua perlakuan. Perlakuan pertama, tanah direndam dengan
ekstrak bahan organik dari kompos KA dan kompos KS dengan perbandingan
1:10 di dalam ember, diinkubasi selama 1 minggu serta dilakukan pengadukan

4
pada pagi dan sore hari. Perlakuan kedua, tanah direndam larutan bahan humat
dengan dua konsentrasi yang berbeda, yaitu bahan humat A dengan perbandingan
1:4 dan bahan humat B juga dengan perbandingan 1:4 di dalam ember, kemudian
diinkubasi selama 1 minggu serta dilakukan pengadukan pada pagi dan sore hari.
Setelah inkubasi, tanah kembali dikeringudarakan, ditumbuk dan disaring dengan
menggunakan ayakan ukuran 2 mm. Parameter dan metode analisis tanah hasil
perlakuan dengan ekstrak bahan organik dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Parameter dan metode analisis tanah perlakuan ekstrak bahan organik
Parameter
pH
P tersedia

Metode
pH meter
Bray 1, spektrofotometer

Analisis P tersedia. Pengukuran P tersedia dilakukan dengan metode Bray I.
Timbang 1.5 gram tanah kemudian masukkan ke dalam botol dan tambahkan 15
ml larutan Bray I, setelah itu kocok 15 menit dengan mesin pengocok lalu
disaring. Ekstrak tanah tersebut dipipet 5 ml ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan 5 ml larutan P-B kemudian kocok. Tambahkan 6 tetes larutan
pereaksi P-C kemudian kocok kembali. Tunggu kira-kira 15 menit dan baca
kerapatan optik dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 µm. Buat
deret standar 1-5 ppm dari larutan standar P 50 ppm.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat Kimia Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade
Setiap jenis tanah memiliki sifat kimia yang berbeda. Hasil analisis awal
pada Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade yang digunakan dalam penelitian
disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Hasil analisis Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade
Sifat tanah
pH
C-organik (%)
P total (ppm)
P tersedia (ppm)
KTK (me/100g)
KB (%)
Al-dd (me/100g)
Pasir (%)
Debu (%)
Liat (%)
Tekstur

Tanah
Inseptisol Dramaga
4.60
2.50
52.6
5.3
16.86
20.54
2.50
4.27
12.92
82.81
Liat

Inseptisol Surade
5.60
2.31
70.2
4.8
12.91
36.16
0.26
6.68
16.46
76.85
Liat

5
Tabel 5 menunjukkan ketersediaan P pada Inseptisol Dramaga dan
Inseptisol Surade tergolong rendah, yaitu 4.6 ppm dan 3.5 ppm. Hal ini
disebabkan kandungan P total Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade juga
tergolong rendah, yaitu 53 ppm dan 70 ppm PPT (1983) (Lampiran 1).

Bahan Organik Padat
Bahan organik padat yang digunakan berasal dari kompos KA dan kompos
KS. Kompos dianalisis dengan menggunakan beberapa parameter seperti pH, Corganik dan P total. Hasil analisis bahan organik padat dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Hasil analisis bahan organik padat
Bahan organik
Kompos KA
Kompos KS

pH

C-organik (%)

P total (ppm)

7.50
6.90

28.46
21.42

11 003
2 604

Tabel 6 menunjukkan hasil analisis pH pada kompos KA 7.50 dan kompos
KS 6.90. Kandungan C-organik dan P total pada kompos KA lebih tinggi
dibandingkan C-organik dan P total pada kompos KS. Menurut Hakim et al.
(1986) kandungan hara pada kompos KA 1.00 % N dan 0.80 % P2O5, lebih tinggi
dari kompos KS yaitu 0.60 % N dan 0.15 % P2O5, sedangkan kandungan hara
K2O pada kompos KA setara dengan kompos KS, yaitu 0.40 % dan 0.45 %.

Ekstrak Bahan Organik
Ekstrak bahan organik yang diperoleh dari kompos padat berupa kompos
KA, kompos KS dan bahan humat dianalisis dengan menggunakan beberapa
parameter seperti pH, daya hantar listrik (DHL) dan P total. Hasil analisis ekstrak
bahan organik dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Hasil analisis ekstrak bahan organik
Bahan organik cair
Kompos KA
Kompos KS
Larutan Bahan humat A
Larutan Bahan humat B

pH
7.90
7.20
7.70
7.60

DHL (mS/cm)
11.5
3.1
3.2
2.0

P total (mg/l)
143.4
102.5
0.2
0.3

Tabel 7 menunjukkan bahwa kompos KA dan kompos KS mengalami
perubahan pH setelah menjadi ekstrak bahan organik, yaitu dari 7.50 menjadi 7.90
pada kompos KA dan 6.90 menjadi 7.20 pada kompos KS. Kadar P total pada
ekstrak bahan organik kompos KA dan kompos KS, yaitu berturut-turut 143.4
ppm dan 102.5 ppm. Kadar P total pada larutan bahan humat A dan larutan bahan
humat B sangat rendah, yaitu 0.2 ppm dan 0.3 ppm. Hal ini disebabkan bahan

6
humat A dan bahan humat B telah dilakukan pengenceran yang sangat besar, yaitu
66 666 kali dan 20 000 kali.
pH Tanah
Pengaruh penambahan ekstrak bahan organik terhadap pH tanah disajikan
pada Gambar 1 (lampiran 2).

Gambar 1 Hasil analisis pH pada Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade
Penambahan ekstrak bahan organik dari kompos KA, kompos KS dan
larutan bahan humat terlihat meningkatkan pH tanah. Pada Inseptisol Dramaga,
pH kontrol sebesar 4.6 dan setelah adanya penambahan ekstrak bahan organik dari
kompos KA mengalami peningkatan pH menjadi 6.9, kompos KS menjadi 6.8,
larutan bahan humat A menjadi 6.0 dan larutan bahan humat B menjadi 5.9. Pada
Inseptisol Surade, pH kontrol sebesar 5.6 juga meningkat setelah adanya
penambahan ekstrak bahan organik dari kompos KA menjadi 7.0, kompos KS
menjadi 7.1, larutan bahan humat A menjadi 5.7 dan larutan bahan humat B
menjadi 6.2. Peningkatan pH tanah ini disebabkan pH dari ekstrak bahan organik
yang ditambahkan ke tanah memiliki pH yang tinggi (Tabel 7). Soepardi (1983)
menyatakan bahwa hasil akhir sederhana dari perombakan bahan organik adalah
berupa kation-kation basa seperti Ca, Mg, K dan Na, sehingga pelepasan kationkation basa ke dalam larutan tanah akan menyebabkan tanah mengandung kationkation tersebut dalam jumlah yang cukup tinggi dan pada akhirnya akan
meningkatkan pH tanah. Menurut Cyio (2008) pada tanah masam pH meningkat

7
hingga 6.5 bila tergenang beberapa minggu yang disertai dengan penambahan
bahan organik. Wahyudi (2010) menyatakan bahwa peningkatan pH tanah
tersebut erat kaitannya dengan proses dekomposisi bahan organik (bokashi kulit
buah kakao). Bahan organik yang telah terdekompisisi dapat meningkatkan
aktivitas ion OH- yang bersumber dari gugus karboksil (-COOH) dan gugus
hidroksil (OH-). Ion OH- akan menetralisir ion H+ yang berada dalam larutan
tanah. Bayer et al. (2001) menyatakan bahwa naik turunnya pH tanah merupakan
fungsi ion H+ dan OH-, jika konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah naik, maka pH
akan turun dan jika konsentrasi ion OH- naik maka pH akan naik. Bahan organik
yang telah terdekomposisi akan dapat menghasilkan ion OH- yang dapat
menetralisir aktivitas ion H+.

P Tersedia
Pengaruh pemberian ekstrak bahan organik terhadap jumlah P tersedia pada
Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade dapat dilihat pada Gambar 4
(lampiran 2).

Gambar 2 Pengaruh bahan organik pada Inseptisol Dramaga dan Inseptisol
Surade terhadap P tersedia
Gambar 2 menunjukkan perlakuan pemberian ekstrak kompos KA dan
ekstrak kompos KS berhasil meningkatkan ketersediaan P pada Inseptisol
Dramaga dan Inseptisol Surade. Penambahan ekstrak kompos KA dan ekstrak
kompos KS pada Inseptisol Dramaga dan Insepisol Surade masing-masing dengan
perbandingan sebesar 1:10, berarti jumlah P yang ditambahkan ke dalam tanah
sebesar 1.43 ppm dari ekstrak kompos KA dan 1.02 ppm dari ekstrak kompos KS.

8
Perlakuan ekstrak kompos KA dan ekstrak kompos KS pada Inseptisol Dramaga
telah meningkatkan P tersedia dari 5.3 ppm pada kontrol P menjadi berturut-turut
163 ppm dan 216 ppm, sedangkan pada Inseptisol Surade juga telah
meningkatkan P dari 4.8 ppm pada kontrol menjadi berturut-turut 142 ppm dan
179 ppm. Suharyani et al. (2012) menyatakan bahwa bahan organik berupa pupuk
kandang yang diberikan ke tanah akan berpengaruh terhadap penurunan fiksasi P,
sehingga meningkatkan ketersediaan P. Harahap et al. (2013) menyatakan bahwa
pemberian kompos sampah domestik, residu lubang sampah dan kombinasi
keduanya berpengaruh sangat nyata meningkatkan P tersedia pada Inseptisol yang
memiliki nilai awal 17.10 ppm menjadi 125.79 ppm pada perlakuan M4 (25%
tanah + 75% kompos sampah domestik).
Perlakuan pemberian larutan bahan humat A dan B juga berhasil
meningkatkan ketersediaan P pada Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade.
Penambahan larutan bahan humat A dan B pada Inseptisol Dramaga dan Insepisol
Surade masing-masing dengan perbandingan sebesar 1:4, maka jumlah P yang
ditambahkan ke dalam tanah tidak terukur. Pada Inseptisol Dramaga, P tersedia
meningkat dari 5.3 ppm meningkat menjadi berturut-turut 49 ppm dan 39 ppm,
sedangkan pada Inseptisol Surade dari 4.8 ppm meningkat menjadi berturut-turut
29 ppm dan 33 ppm. Penambahan larutan bahan humat dapat melepaskan P
dengan baik pada Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade. Bahan humat
berperan dalam meningkatkan ketersediaan P, yaitu dengan mencegah terjadinya
interaksi logam Al dan Fe dengan ion P melalui reaksi kompleks dan khelat,
sehingga P yang ada di dalam tanah dilepaskan (Herviyanti et al. 2012a).
Herviyanti et al. (2012b) menyatakan semakin besar takaran bahan humat yang
diberikan maka semakin besar ketersediaan P pada tanah. Hal ini menunjukkan
bahwa penambahan ekstrak bahan organik berupa kompos KA, kompos KS,
larutan bahan humat A dan B dapat meningkatkan ketersediaan P pada Inseptisol
Dramaga dan Inseptisol Surade. Bahan organik menghasilkan asam-asam organik
yang secara efektif bereaksi dengan besi dan aluminium membentuk senyawasenyawa organik. Senyawa-senyawa organik tersebut sangat efektif membebaskan
fosfor yang semula terikat sebagai besi fosfat dan aluminium fosfat, sehingga
fosfor tersedia untuk tanaman (Soepardi 1983).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pemberian ekstrak bahan organik berupa kompos KA, kompos KS, larutan
bahan humat A dan B berhasil meningkatkan ketersediaan P pada Inseptisol
Dramaga dan Inseptisol Surade. Ketersediaan P pada Inseptisol Dramaga dan
Inseptisol Surade meningkat dari masing-masing 5.3 ppm dan 4.8 ppm setelah
penambahan ekstrak bahan organik dari kompos KA menjadi masing-masing
163 ppm dan 142 ppm, kompos KS menjadi masing-masing 216 ppm dan 179

9
ppm, larutan bahan humat A menjadi masing-masing 49 ppm dan 29 ppm dan
larutan bahan humat B menjadi masing-masing 39 ppm dan 33 ppm.
2. Penambahan ekstrak bahan organik berupa kompos KA, kompos KS, larutan
bahan humat A dan B dapat meningkatkan pH pada Inseptisol Dramaga dan
Inseptisol Surade. Pada Inseptisol Dramaga pH kontrol sebesar 4.6 meningkat
setelah penambahan ekstrak kompos KA menjadi 6.9, ekstrak kompos KS
menjadi 6.8, larutan bahan humat A menjadi 6.0 dan larutan bahan humat B
menjadi 5.9. Pada Inseptisol Surade pH kontrol sebesar 5.6 juga meningkat
setelah penambahan ekstrak kompos KA menjadi 7.0, ekstrak kompos KS
menjadi 7.1, larutan bahan humat A menjadi 5.7 dan larutan bahan humat B
menjadi 6.2.

Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan ekstrak
bahan organik pada tanah masam yang berbeda agar lebih terlihat peningkatan
ketersediaan P. Mengaplikasikan ke tanaman untuk lebih terlihat pengaruh
peningkatan ketersediaan P pada Inseptisol Dramaga dan Inseptisol Surade
dengan pemberian ekstrak bahan organik.

DAFTAR PUSTAKA
Bayer C, Martin-Neto LP, Mielniczuk J, Pillon CN, Sangoi L. 2001. Changes in
soil organic matter fractions under subtropical no-till cropping systems.
Soil Sci. Soc. Am. J. 65: 1473-1478.
Cyio MB. 2008. Efektivitas bahan organik dan tinggi genangan terhadap
perubahan Eh, pH dan status Fe, P, Al terlarut pada tanah Ultisol. J
Agroland. 15(4):257-263.
Hakim N, Nyakpa MY, Lubis AM, Nugroho SG, Saul MR, Diha MA, GB Hong,
Bailey HH. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung (ID): Universitas
Lampung.
Harahap MM, Rauf A, Madjid M, Damanik B. 2013. Pengujian media tanam
kompos sampah domestik dan residu lubang sampah terhadap kandungan
hara N, P, K serta produksi sawi (Brassica oleraceae L.) pada tanah
Inceptisol. J Agrotek. 1(3): 543-553.
Herviyanti, Ahmad F, Sofyani R, Darmawan, Gusnidar, Saidi A. 2012a. Pengaruh
pemberian bahan humat dari ekstrak batubara muda (subbituminus) dan
pupuk P terhadap sifat kimia Ultisol serta produksi tanaman jagung (Zea
mays L.). J Solum. 9(1):15-24.
Herviyanti, Anche C, Gusnidar, Darfis I. 2012b. Perbaikan sifat kimia Oxisol
dengan pemberian bahan humat dan pupuk P untuk meningkatkan serapan
hara dan produksi tanaman jagung (Zea mays L.). J Solum. 9(2):51-60.

10
[PPT] Pusat Penelitian Tanah. 1983. Jenis dan Macam Tanah di Indonesia untuk
Keperluan Survey dan Pemetaan Tanah Daerah Transmigrasi. Bogor
(ID): PPT.
Singh BB, Jones JP. 1976. Phosphorus sorption and desorption characteristics of
soil as affected by organic residue. Soil Sci Soc Am Proc. 35:244-249.
Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Suharyani, Kusmiyati F, Karno. 2012. Pengaruh metode perbaikan tanah salin
terhadap serapan Nitrogen dan Fosfor rumput benggala (Panicum
maximum). Anim Agric J. 1(2):168-176.
Wahyudi I. 2010. Kajian perubahan status fosfor tanah akibat pemberian bokashi
kulit buah kakao pada Inseptisols Palolo. J Agroland. 17(2):131-137.
Zaitun, Saeni MS, Kooswardhono M, Djoefri HMHB. 2010. Pengaruh pemberian
pupuk organik cair hasil proses pencernaan anaerobik limbah industri nata
de coco dan kotoran sapi terhadap sifat kimia tanah pada media tanam
selada. Agrista. 14(3): 74-81.

LAMPIRAN

212
Lampiran 1 Kriteria penilaian analisis tanah (PPT 1983)
Sifat Tanah
C-Organik (%)
Nitrogen (%)
C/N
P2O5 HCl (mg/100g)
P2O5 Bray-1 (ppm)
P2O5 Olsen (ppm)
K2O HCl 25% (mg/100g)
KTK (me/100g)
Susunan Kation :
- K (me/100g)
- Na (me/100g)
- Mg (me/100g)
- Ca (me/100g)
Kejenuhan Basa (%)
Aluminium (%)

pH H2O

Sangat
masam
60
> 35
> 60
> 60
> 40

< 0.1
< 0.1
< 0.4
< 0.2
< 20
< 10

0.1 - 0.2
0.1 - 0.3
0.4 -1.0
2–5
20 – 35
10- 20

0.3 - 0.5
0.4 - 0.7
1.1 - 2.0
6 -10
36 – 50
21 – 30

0.6 - 1.0
0.8 - 1.0
2.1 - 8.0

> 1.0
> 1.0
> 8.0
> 20
> 70
> 60

Masam
4.5-5.5

Agak
masam
5.5-6.5

Netral
6.6-7.5

51 – 70
31 – 60

Agak
alkalis
7.6-8.5

Alkalis
>8.5

13
3
Lampiran 2 Data pH dan P tersedia ekstrak bahan organik pada Inseptisol Dramaga
dan Inseptisol Surade

Perlakuan
Kontrol
Ekstrak kompos KA
Ekstrak kompos KS
Larutan Bahan humat A
Larutan Bahan humat B

Inseptisol Dramaga

Inseptisol Surade

pH

ppm

pH

ppm

4.6
6.9
6.8
6.0
5.9

5.3
163
216
49
39

5.6
7.0
7.1
5.7
6.2

4.8
142
179
29
33

14
4

RIWAYAT HIDUP
Penulis ini dilahirkan pada tanggal 15 Juli 1990 di Cilacap. Penulis merupakan
anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Rasin dan Ibu Admini. Penulis
memiliki satu orang adik perempuan bernama Amaliyah Utami. Penulis mengawali
pendidikan formal di TK Mumma 02 Lenteng Agung yang diselesaikan pada tahun
1996, kemudian melanjutkan ke SDN 01 Pagi Lenteng Agung yang diselesaikan pada
tahun 2002, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri
98 Jakarta dan selesai pada tahun 2005. Penulis meneruskan pendidikan di SMA Suluh
Jakarta dan selesai pada tahun 2008.
Pada tahun 2008 penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor
melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) di Departemen Ilmu Tanah dan
Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama menjadi
mahasiswa, penulis aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (HMIT)
periode 2009-2010 pada Divisi Informasi dan Komunikasi, selain itu pada periode yang
sama penulis aktif sebagai pengurus Biro Lingkungan Hidup AZIMUTH Ilmu Tanah,
Institut Pertanian Bogor pada Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) sebagai
Koordinator. Dalam kegiatan akademik, penulis berkesempatan menjadi asisten
Praktikum Mata Kuliah Survey dan Evaluasi Sumberdaya Lahan pada periode 20112012, selain itu penulis juga menjadi asisten Praktikum Morfologi dan Klasifikasi
Tanah pada periode 2012-2013, serta asisten Praktikum Pengantar Ilmu Tanah pada
periode 2012-2013. Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan
IPB, di antaranya sebagai panitia Pekan Ilmiah Ilmu Tanah Nasional (PILMITANAS)
pada tahun 2011 sebagai Koordinator Logistik dan Perlengkapan.