Analisis Strategi Pengembangan Usaha Koperasi di KUD Mina Samudera, Kabupaten Tangerang
FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA
KUD MINA SAMUDERA,
KABUPATEN TANGERANG
AMANDA AULIA AKBARI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi
Pengembangan Usaha Koperasi di KUD Mina Samudera, Kabupaten Tangerang
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Amanda Aulia Akbari
NIM H34104080
ABSTRAK
AMANDA AULIA AKBARI. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Koperasi
di KUD Mina Samudera, Kabupaten Tangerang. Dibimbing oleh JOKO
PURWONO.
KUD Mina Samudera merupakan salah satu KUD yang berkembang saat ini
di Kabupaten Tangerang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktorfaktor internal dan eksternal dari koperasi yang menjadi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi usahanya sehingga dapat
menyusun dan merekomendasikan alternatif strategi. Perumusan strategi ini
dengan mengevaluasi lima kekuatan dan lima kelemahan lingkungan internal
perusahan dalam IFE dengan total skor 2,912 dan mengidentifikasi enam peluang
serta empat ancaman yang datang dari eksternal perusahaan dalam EFE dengan
total skor 2,801. Selanjutnya pada tahap kedua yaitu tahap pencocokan, untuk
menghasilkan beberapa strategi yang dijadikan pilihan atau alternatif strategi
melalui Matriks (IE) yang berada pada sel V, yaitu strategi menjaga dan
mempertahankan (hold and maintain) malalui strategi penetrasi pasar dan
pengembangan produk bisa menjadi strategi yang paling tepat bagi koperasi KUD
Mina Samudera. Dan dengan Matrik SWOT menghasilkan empat strategi. Dan
terakhir tahapan ke empat menggunakan QSPM menghasilkan rekomendasi
strategi yang dapat digunakan yaitu Meningkatkan promosi melalui pemanfaatan
perkembangan teknologi dengan nilai STAS sebesar 6,380.
Kata kunci: koperasi, KUD Mina Samudera, strategi
ABSTRACT
AMANDA AULIA AKBARI. Cooperative Strategy Formulation Business
Development at KUD Mina Ocean, Tangerang regency. Mentored by JOKO
PURWONO.
KUD Mina Samudera is one of currently developing cooperatives in the district of
Tangerang. The purpose of this study was to determine the factors internal and
external to the cooperative the strengths, weaknesses, opportunities and threats
that may affect its business so as to formulate and recommend alternative
strategies. The formulation of this strategy by evaluating five strengths and five
weaknesses in the company's internal environment IFE with a total score of 2,912
and identifies six opportunities as well as the four threats coming from external
companies in EFE with a total score of 2,801. Later in the second stage of the
matching phase, to produce some strategies that be an option or alternative
strategies through Matrix (IE) which is in cell V, which is a strategy to maintain
and sustain (hold and maintain) malalui strategy of market penetration and
product development strategies that could be most appropriate for cooperatives
KUD Mina Samudera. And the SWOT matrix produced four strategies. The fourth
and final stage uses QSPM generate recommendation strategies that can be used
is through the promotion Improve utilization of technology development with
STAS value of 6,380.
Keywords: cooperative, KUD Mina Samudera, strategies
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
KOPERASI DI KUD MINA SAMUDERA,
KABUPATEN TANGERANG
AMANDA AULIA AKBARI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Koperasi di KUD Mina
Samudera, Kabupaten Tangerang
Nama
: Amanda Aulia Akbari
NIM
: H34104080
Disetujui oleh
Ir Joko Purwono, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 ini ialah
kekeringan, dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Koperasi di
KUD Mina Samudera, Kabupaten Tangerang.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Joko Purwono, M.S selaku
pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak
Moch. Nasyiruddin, Bapak Sukmajaya, dan Bapak Alwani dari KUD Mina
Samudera, serta Bapak Sangkata Wijaya dari Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupetan Tangerang, yang telah membantu selama pengumpulan data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga,
atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2013
Amanda Aulia Akbari
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Koperasi
Penelitian Terdahulu
Pengembangan Koperasi
Strategi Pengembangan Usaha
Metode dan Alat Analisis yang Digunakan Dalam Strategi
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Konseptual
Strategi
Manajemen Strategi
Jenis - Jenis Strategi
Formulasi Strategi
Visi, Misi dan Tujuan Strategi
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Eksternal
Merumuskan, Menerapkan dan Memilih Strategi
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Penentuan Responden
Metode Pengolahan Data
Analisis Matriks IFE (Internal Faactor Evaluation)
Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
Analisis Matriks IE(Internal-External)
Analisis Matriks SWOT(Strengths,Weaknesses,Oppotunities,Threats)
Analisis QSPM(Quantitatif Strategic Planning Matrix)
1
3
5
5
5
4
11
12
13
14
17
17
17
18
21
21
21
21
22
25
28
28
28
30
30
31
32
34
34
36
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
37
Kondisi Geografis
Sejarah dan Perkembangan KUD Mina Samudera
Visi, Misi, dan Tujuan KUD Mina Samudera
Lokasi KUD Mina Samudera
Struktur Organisasi KUD Mina Samudera
Kegiatan Usaha KUD Mina Samudera
Keanggotaan KUD Mina Samudera
Sumberdaya Koperasi
Operasional Kegiatan
37
38
39
40
40
43
45
46
47
ANALISIS LINGKUNGAN KUD MINA SAMUDERA
47
Analisis Lingkungan Internal
Manajemen
Pemasaran
Keuangan dan Akuntansi
Operasi
Penelitian dan Pengembangan
Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Jauh
Faktor Ekonomi
Faktor Sosial Budaya dan Demografi
Faktor Politik
Faktor Teknologi
Analisis Lingkungan Persaingan, Industri, dan Kompetisi
Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Ancaman Produk Pengganti atau Substitusi
Persaingan Perusahaan Sejenis
FORMULASI STRATEGI
Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Koperasi
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Identifikasi Peluang dan Ancaman
Analisis Matriks IFE(Internal Faactor Evaluation)
Analisis Matriks EFE(Eksternal Factor Evaluation)
Analisis Matriks IE(Internal-External)
Analisis Matriks SWOT(Strengths,Weaknesses,Oppotunities,Threats)
Analisis QSPM(Quantitatif Strategic Planning Matrix)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
47
48
49
50
51
52
52
53
53
54
54
55
56
56
56
56
57
57
58
58
58
61
65
66
67
68
71
72
72
73
DAFTAR PUSTAKA
73
LAMPIRAN
75
RIWAYAT HIDUP
93
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Jenis dan Sumber Data
Penilaian Bobot Strategi Internal Perusahaan
Matriks IFE
Penilaian Bobot Strategi Eksternal Perusahaan
Presentase Matrik EFE
Matriks IE
Matriks SWOT
Matriks QSP
Geografis dan Iklin Tangerang 2012
Perangkat Pengelolaan KUD Mina Samudera Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Perkembangan Keuangan USP Swamitra dari Tahun 2006-2012 dalam
(000.000)
Penjualan BBM Jenis Solar pada KUD Mina SAmuderea Tahun 20052012
Perkembangan Kedai Pesisir 2008-2012
Sebaran Anggota Aktif Per 31 Desember 2011-2012
Nilai Serta Presentase Pertumbuhn PDRB Kabupaten Tangerang
Periode Tahun 2008-2012
Hasil Analisis Lingkungan Internal
Hasil Lingkungan Eksternal
Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) KUD Mina
Samudera
Analisis Matriks EFE ( Eksternal Factor Evaluation) KUD Mina
Samudera
Matriks SWOT KUD Mina Samudera
Peringkat Alternatif Strategi pada KUD Mina Samudera
30
33
34
34
35
36
37
38
39
41
45
46
46
47
55
63
66
67
68
73
74
DAFTAR GAMBAR
Struktur Organisasi Koperasi
Tanggung jawab organisasi Pengawas terhadap Rapat Anggota
Tanggung jawab organisasi pengelola
Model Manajemen Strategi yang Komprehensif
Model Lima Kekuatan Porter
Kerangka Pemikiran Operasional
Struktur Organisasi KUD Mina Samudera
Persentase Penggunaan SHU yang Berasal dari Usaha-Usaha yang
diselenggarakan untuk anggota
9. Persentase Penggunaan SHU yang Berasal dari Usaha-Usaha yang
diselenggarakan untuk bukan anggota
10. Matriks IE KUD Mina Samudera
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
12
13
13
22
26
29
43
53
53
70
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Faktor Kunci Sukses
Kuesioner
Hasil Wawancara Bobot Internal
Hasil Wawancara Rating Internal
Presentase Matriks IFE
Hasil Wawancara Bobot Eksternal
Hasil Wawancara Rating Eksternal
Presentase Matriks EFE
Hasil Perhitungan QSPM
79
80
84
86
89
90
92
94
95
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan perikanan dan kelautan merupakan seluruh aspek yang
mencakup kehidupan masyarakat wilayah pesisir beserta potensi sumberdaya dan
komponen pendukungnya. Selama ini pembangunan perikanan telah mampu
meningkatkan produksi, devisa dan tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia.
Akan tetapi pembangunan perikanan nasional masih belum berhasil dalam
meningkatkan kesejahteraan nelayan, terutama nelayan tradisional dan buruh
nelayan. Tingkat kesejahteraan nelayan sangat ditentukan oleh hasil
tangkapannya. Kemiskinan yang dialami nelayan di Indonesia adalah hasil dari
permasalahan yang ada di berbagai bidang, seperti rendahnya pendidikan,
pembangunan yang tidak merata, kurangnya kepemilikan modal usaha, masalah
pada faktor geografis hingga kebijakan-kebijakan yang kurang memperhatikan
kesejahteraan nelayan. Salah satu hal yang menarik adalah nelayan justru banyak
mengalami masalah dalam pengembangan usahanya. Pengembangan usaha
nelayan salah satunya sangat bergantung kepada keberadaan pasar (konsumen),
untuk memiliki pasar yang sudah tetap adalah salah satu kesulitan yang dihadapi
nelayan. Kesulitan tersebut membuat nelayan yang telah bekerja keras menangkap
ikan, kadang tetap saja memiliki pendapatan yang kecil. Tidak ada yang bisa
menjamin bahwa mereka akan mendapat pendapatan yang besar, walaupun hasil
tangkapan mereka berlimpah. Jika ikan yang mereka tangkap tidak segera
disalurkan kepada konsumen maka ikan tersebut dapat menjadi busuk dan malah
menjadi sia-sia. Salah satunya adalah nelayan yang berada di desa Surya Bahari.
Mata pencaharian penduduk Desa Surya Bahari sebagian besar adalah sebagai
nelayan dengan jumlah 2.750 orang. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
Desa Surya Bahari memiliki ketergantungan yang besar terhadap sektor
perikanan. Walaupun sebagian lagi bekerja pada sektor-sektor lainnya secara rinci
akan dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 1. Komposisi Penduduk Desa Surya Bahari Menurut Mata Pencaharian
Tahun 2013.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Mata Pencaharian
Petani
Penggarap
Buruh Tani
Nelayan
Pedagang
Industry Kecil
Buruh Industri
Pertukangan
Pegawai Negeri Sipil
Pensiunan PNS
Perangkat Desa
Jumlah
Jumlah (Jiwa)
45
100
75
2750
300
100
45
16
8
1
18
3458
Sumber: Data Monografi Desa Surya Bahari, 2013
Persentase (%)
1.30
2.90
2.17
79.50
8.68
2.90
1.30
0.47
0.23
0.03
0.52
100
2
Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa mata pencaharian terbesar
ada di sektor perikanan atau lebih spesifik lagi terdapat pada sektor perikanan
tangkap yaitu sebagai nelayan. Sementara itu Masyarakat di Desa Surya Bahari
rata-rata juga memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah. Banyak dari
mereka yang lebih memilih untuk bekerja dibandingkan untuk meneruskan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Kebanyakan nelayan telah menekuni
pekerjaannya semenjak usia sekolah, hal ini membuat tingginya tingkat putus
sekolah di kalangan nelayan. Keadaan sosial masyarakat nelayan di Desa Surya
Bahari tidak jauh beda dengan keadaan sosial masyarakat nelayan di desa pesisir
lainnya. Hubungan patron-klien masih dapat dengan mudah ditemukan, terutama
pada nelayan yang merupakan penduduk asli Desa Surya Bahari. Hampir seluruh
nelayan tersebut memiliki hubungan dengan tengkulak atau dalam bahasa lokal
disebut langgan. Langgan biasanya telah dikenal baik oleh nelayan, sehingga
hubungan patron-klien yang terjadi terkesan lebih akrab. Selain nelayan yang
merupakan penduduk asli, di Desa Surya Bahari juga terdapat banyak nelayan
pendatang yang akhirnya menjadi penduduk tetap ataupun hanya menjadi
penduduk musiman. Daerah asal dari nelayan pendatang ini beragam, misalnya
dari: Brebes, Indramayu, dan Cirebon.
Dengan adanya permasalah tersebut, maka perlu diadakannya programprogram pembinaan dan pemberdayaan salah satunya dengan koperasi. Koperasi
merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial, dan milik bersama para
anggota, pengurus, maupun pengelola. Menurut Undang – undang nomor 17
tahun 2012 tentang perkoperasian, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan
oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan
para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi
aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai
dengan nilai dan prinsip koperasi.
Dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang
demokratis dan berkeadilan. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang
otonom, dan independen. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan
memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan
pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional.
Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari
kedudukannya sebagai pemain utana dalam kegiatan ekonomi dalam berbagai
sector, penyedia lapangan pekerjaan yang terbesar, bidang penting dalam
pengembangan kegiatan ekonomi local dan pemberdayaan masyarakat, pencipta
pasar baru dan sumber inovasi, dan dapat menjaga neraca pembayaran melalui
kegiatan ekspor. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat
strategis dalam perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus
pembangunan ekonomi nasional pada masa mendatang. Koperasi menurut PP 60
tahun 1959 terbagi menjadi tujuh jenis koperasi, yaitu Koperasi Unit Desa,
koperasi pertanian, koperasi peternakan, koperasi perikanan, koperasi kerajinan/
industri, koperasi simpan pinjam dan koperasi konsumsi.
Koperasi unit desa adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
penduduk desa yang mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dalam
koperasi dalam menjalankan usahanya sedangkan koperasi perikanan adalah
3
koperasi yang anggotanya terdiri dari peternak ikan, pengusaha perikanan dan
sebagainya yang berkepentingan dengan mata pencaharian soal-soal perikanan.
KUD Mina Samudera merupakan salah satu KUD yang bergerak pada
koperasi mina yang berkembang saat ini di Kabupaten Tangerang khususnya di
desa Surya Bahari. KUD Mina Samudera saat ini memiliki anggota yang aktif
pertanggal 31 Desember 2012 yang aktif sebanyak 309 Orang yang terdiri dari 14
Orang perempuan dan 295 Orang anggota laki-laki, dengan sebaran anggota
berdasarkan beberapa kelompok, yaitu kelompok nelayan, kelompok bakul,
kelompok pengolah ikan asin, kelompok pedagang warungan dan kelompok
pegawai (karyawan). Koperasi Unit Desa yang berdiri pada sejak tanggal 8
Agustus 2006 dan berbadan hukum dengan nomor 518/11/BH/PAD/ KOPERASI
ini memiliki tiga unit usaha yang ditanganinya, yaitu unit simpan pinjam, unit
solar packed dealer nelayan, dan unit kedai pesisir.
Pengembangan usaha merupakan suatu bentuk perluasan lain dari suatu
usaha yang telah ada, dapat berupa hal yang saling berkaitan ataupun tidak
berkaitan dengan usaha yang telah ada. Saat ini KUD Mina Samudera memiliki
potensi untuk mengembangkan usaha guna untuk meningkatkan pelayanan kepada
anggota. Terlihat bahwa jumlah penduduk yang meningkat, dengan mata
pencarian yang masih berhubungan dengan nelayan seperti bakul, dan pengolahan
ikan asin. Dengan adanya pertumbuhan penduduk maka akan banyak warga yang
membutuhkan modal untuk usaha mereka sebagai sumber mata pencariannya.
Permintaan akan pelayanan berupa pembayaran listrik, telepon, internet,
peminjaman modal, asuransi, solar, kebutuhan bahan pokok, dan penyimpanan
dana usaha sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar koperasi. Untuk itu
koperasi berusaha meningkatkan pelayanan dengan sebaik-bakinya. Hal ini
menjadikan suatu potensi bagi KUD Mina Samudera untuk dapat meningkatkan
anggota.
Namun saat ini KUD Mina Samudera dihadapkan pada beberapa
permasalahan internal berupa upaya untuk mengembangkan usahanya, yaitu
kurangnya tenaga ahli dan modal. Selain itu persaingan yang semakin kompetitif
dengan lembaga swasta sejenis yang berada di wilayah Kab. Tangerang. Karena
KUD Mina Samudera ingin meluaskan usahanya keluar daerah sekitar Kab.
Tangerang. Oleh karena itu untuk menjaga keberlangsungan KUD dalam
menjalankan usahanya, diperlukan penyusunan rencana dan strategi usaha yang
handal dan efektif dalam mempertahankan pasar yang ada selama ini maupun
mendapatkan pasar baru yang menjadi peluang bagi KUD Mina Samudera.
Perumusan Masalah
KUD Mina Samudera ini memiliki sejarah panjang di dalam usaha untuk
bangkit. Mulai mengembangkan koperasi yang sudah fakum dan tidak dipercaya
oleh masyarakat hingga saat ini koperasi dapat berdiri kembali dan memiliki
anggota sebanyak 309 orang pertanggal 31 Desember 2012. Koperasi ini
sebenarnya telah berdiri dari tahun 1976, namun terjadi masalah internal ada
tahun 1987 dan akhirnya berhenti beraktivitas hingga tidak memiliki anggotanya
lagi, hingga tahun 1996 akhirnya berdasarkan keinginan bersama antar penduduk
4
dan alumnus IKOPIN maka dibentuklah tim untuk mulai membangun kembali
koperasi yang telah sempat fakum sekian lama, dan di tahun 2001 koperasi
kembali mulai diperkenalkan kemasyarakat dan akhirnya pada tahun 2006
koperasi mulai diresmikan.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh koperasi ini salah satunya adalah
jumlah anggota yang sempat memiliki 715 orang anggota koperasi pada awal
berdirinya kembali koperasi ini namun sesuai dengan Rapat Tahunan Tahunan
(RAT) nomor : 004/TAP-RAT/MS/III/2002, bahwa anggota yang tidak aktif dan
tidak loyal kepada KUD Mina Samudera akan tereliminir dari keanggotaan KUD
Mina Samudera dengan sendirinya maka pada tahun 2008 terjadi penurunan
anggota yang drastis sehingga tersisa 207 orang anggota koperasi. Di tahun 2009
terjadi peningkatan anggota mencapai 297 orang anggota, tahun 2011 sedikit
terjadi penurunan yaitu 279 orang, dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan
sebesar 309 anggota namun jumlah ini belum mencapai target yang diharapkan
pengelola. Indikasi adanya naik turunnya jumlah anggota dan peluang pasar yang
belum dimasuki oleh KUD Mina Samudera ditengah situasi persaingan dalam
meningkatkan kesejahteraan anggota dan mendapatkan pasar yang ketat dengan
kegiatan usaha diluar usaha koperasi menunjukkan bahwa KUD Mina Samudera
harus melakukan langkah-langkah strategi untuk dapat mengembangkan usahanya
agar pada akhirnya diharapkan akan berujung pada peningkatan ekonomi usaha
anggota KUD Mina Samudera.
KUD Mina Samudera memiliki tiga unit usaha, yaitu Unit Simpan Pinjam
(USP Swamitra), Unit Solar Packed Dealer Nelayan, dan Unit Kedai Pesisir.
Untuk menggerakkan ketiga unit usahanya pengelola KUD Mina Samudera pada
tahun 2009 memiliki karyawan sebanyak 23 pegawai dan meningkat pada tahun
2012 berjumlah 27 orang pegawai.
Faktor lain seperti kondisi persaingan pasar yang semakin kompetitif
memberikan pengaruh bagi KUD Mina Samudera dalam upaya pengembangan
kegiatan usahanya. Untuk mengatasi masalah yang ada tersebut, KUD Mina
Samudera harus dapat merumuskan strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi
perusahaan agar mampu mengembangkan usahanya. Perumusan strategi tersebut
dapat dilakukan dengan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan lingkungan
internal koperasi dan mengidentifikasi peluang serta ancaman yang datang dari
eksternal perusahaan. Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut selanjutnya
dapat dikombinasikan untuk menghasilkan beberapa strategi yang dijadikan
pilihan atau alternatif strategi untuk dapat dijalankan perusahaan dalam upaya
mengatasi berbagai masalah yang ada.
Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini adalah :
1.
Faktor-faktor lingkungan internal apa yang dapat menjadi kekuatan dan
kelemahan bagi KUD Mina Samudera dalam mengembangkan usaha ?
2.
Faktor-faktor lingkungan eksternal apa yang dapat menjadi peluang dan
ancaman bagi KUD Mina Samudera dalam mengembangkan usaha ?
3.
Apa rekomendasi alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh KUD Mina
Samudera dalam mengembangkan unit usaha?
5
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1.
Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal yang dapat menjadi
kekuatan dan kelemahan bagi KUD Mina Samudera dalam
mengembangkan usaha,
2.
Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat menjadi
peluang dan ancaman bagi KUD Mina Samudera dalam mengembangkan
usaha,
3.
Menyusun dan merekomendasikan alternatif strategi pengembangan usaha
pada KUD Mina Samudera,
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menyusun strategi pengembangan bisnis KUD Mina Samudra dimasa datang.
Selain itu, penelitian ini juga merupakan sarana latihan dan pengembangan
wawasan bagi penulis dalam penerapan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama
masa perkuliahan di Institut Pertanian Bogor serta penilitian ini diharapkan
mampu untuk dijadikan bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dalam melakukan studi strategi pengembangan usaha.
TINJAUAN PUSTAKA
Koperasi
Koperasi biasanya dikaitkan dengan upaya kelompok-kelompok individu
yang bermaksud mewujudkan tujuan-tujuan umum atau sasaran-sasaran
kongkritnya melalui kegiatan-kegiatan ekonomis, yang dilaksanakan secara
bersama bagi kemanfaatan bersama. Pengertian koperasi berasal dari bahasa latin
“coopere”, yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation. Co berarti bersama
dan operation berarti bekerja, jadi cooperation berarti bekerja sama. Dalam hal
ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan
dan tujuan yang sama. Terminologi yang mempunyai arti “kerja sama”, atau
paling tidak mengandung makna kerja sama, sangat banyak dan bervariasi dalam
berbagai bidang (Sitio, Halomoan 2001)1.
Menurut ILO (International Labour Organization) di dalam Sitio,
Halomoan (2001) definisi koperasi yang lebih detail dan berdampak internasional
mengandung enam elemen yang dikandung koperasi, yaitu:
1
Sitio, Halomoan. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta. Erlangga. Hal 16
6
a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang (association of person).
b. Penggabungan orang-orang tersebut berdasar kesukarelaan (voluntarily joined
together).
c. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai (to achieve a common economic
end).
d. Koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha) yang
diawali dan dikendalikan secara demokratis (formation of a democratically
controlled business organization).
e. Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan (making
equitable contribution to the capital required)
f. Anggota koperasi menerima risiko dan manfaat secara seimbang (accepting a
fair share of the risk and benefits of the undertaking).
Chaniago (1984) mendefinisikan dalam Sitio dan Halomoan (2001) koperasi
sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum,
yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan
bekerja sama secra kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi
kesejakteraan jasmaniah para anggotanya. Sedangkan menurut Moh. Hatta
“Bapak Koperasi Indonesia” mendefinisikan koperasi adalah usaha bersama untuk
memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.
Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa
kepada kawan berdasarkan „seorang buat semua dan semua buat seorang‟.
Pengertian koperasi menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 pasal 1
ialah bidang usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi sebagai badan
usaha dapat melakukan kegiatan usahanya sendiri dan dapat juga bekerja sama
dengan badan usaha lain, seperti perusahaan swasta maupun perusahaan negara.
Fay (1908) di dalam Firdaus (2004)2 menekankan bahwa koperasi itu
merupakan suatu perserikatan dengan tujuan berusaha berasama yang terdiri atas
mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri
sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan
kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan
pemanfaatan mereka terhadap organisasi. Di dalam Firdaus (2004) juga Prof. R.S
Soeriaatmadja memberikan definisi koperasi sebagai suatu perkumpulan dari
orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak
memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekedar
memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama.
Berdasarkan beberapa sumber di atas dapat disimpulkan bahwa perngertian
koperasi adalah upaya dari sekelompok individu atau suatu perkumpulan yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang memiliki tujuan umum
dengan berlandaskan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan asas kekeluargaan.
2
Firdaus M, Agus ES. (2004). Perkoperasian Sejarah Teori dan Praktek. Cetakan ke dua. Jakarta.
Ghalia Indonesia Anggota IKAPI. Hal 37 dan 43
7
Tujuan Koperasi
Didalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dilihat pada pasal 3
tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian Nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Dari bunyi pasal 3
diatas maka Firdaus dan Agus (2002) mengatakan bahwa koperasi hendaklah
memajukan kesejakteraan anggota terlebih dahulu, dan sekiranya nanti
mempunyai kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas masyarakat
disekitarnya. Para anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan anggota
masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut berperan
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Fungsi dan Peran Koperasi
Menurut Firdaus dan Agus (2002) gambaran dari fungsi dan peran
koperasi Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut.
a)
Koperasi dapat mengurangi tingkat pengangguran.
Kehadiran koperasi KUD, misalnya diharapkan dapat menolong nasib
mereka yang membutuhkan banyak pekerja untuk mengelola usahanya.
b)
Koperasi dapat mengembangkan kegiatan usaha masyarakat.
Misalnya KUD yang bergerak dibidang pertanian. KUD tersebut dapat
menyediakan alat-alat pertanian yang dibutuhkan petani dengan harga
lebih murah, sehingga petani akan membeli kebutuhan di KUD dan dapat
meningkatkan usahanya.
c)
Koperasi dapat berperan ikut meningkatkan pendidikan rakyat, terutama
pendidikan perkoperasian dan dunia usaha.
Koperasi dapat memberikan pendidikan kepada para anggota dan
kemudian secara bernatai para anggota koperasi dapat mengamalkan
pengetahuannya tersebut kepada masyarakat disekitarnya.
d)
Koperasi dapat berperan sebagai alat perjuangan ekonomi.
Sikap ketergantungan koperasi terhadap bantuan dan fasilitas dari
pemerintah harus dihilangkan. Koperasi harus dapat mandiri, sehingga
mampu bersaing dengan badan usaha yang lain. Majunya koperasi akan
dapat memberi dorongan untuk meningkatkan taraf hidup para anggota
dan masyarakat.
e)
Koperasi Indonesia dapat berperan menciptakan demokrasi ekonomi.
Demokrasi ekonomi yang dimaksud adalah demokrasi berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945, dimana demokrasi ekonomi tersebut
menekankan peran aktif masyarakat dalam pembangunan, sedangkan
pemerintah hanya wajib memberi dorongan, pengarahan dan bimbingan.
Prinsip-prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi adalah ketentuan-ketentuan pokok yang berlaku
dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi. Pada dasarnya,
prinsip-prinsip koperasi sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas koperasi
tersebut. Adanya prinsip koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai badan
usaha berbeda dengan badan usaha lain. Prinsip-prinsip koperasi di Indonesia
8
mengalami perubahan sesuai dengan dengan perkembangan kondisi sosial, politik,
dan ekonomi Indonesia. Prinsip-prinsip koperasi menurut Undang-Undang
Nomor 25 tahun 1992 dan yang berlaku saat ini di Indonesia adalah sebagai
berikut:
a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
c) Pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha) dilakukan secara adil sesuai dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota
d) Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal
e) Kemandirian
f) Pendidikan perkoperasian
g) Kerja sama antar koperasi
Sedangkan prinsip-prinsip menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun
2012 adalah sebagai berikut:
a) Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka;
b) Pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis;
c) Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi;
d) Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen;
e) Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota,
Pengawas, Pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada
masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi;
f) Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan
Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal,
nasional, regional, dan internasional; dan
g) Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan
masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota.
Koperasi Unit Desa
Menurut Firdaus dan Agus (2002) menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan koperasi desa adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
penduduk desa yang mempunyai kepentingan-keperntingan yang sama. Koperasi
desa menjalankan aneka usaha dalam suatu lingkungan. Jadi, koperasi ini dapat
menjalankan beberapa macam usaha (multipurpose) sesuai dengan keperluan
masyarakat dan lingkungan. Dalam satu desa, cukup diadakan satu koperasi desa
saja yang menyelenggarakan bermacam-macam usaha, antara lain: penggarapan
tanah, pembelian alat-alat pertanian, pembelian pupuk, transportasi, kebutuhan
sehari-hari, simpan pinjam, penjualan bersama, kerajinan, dan lain-lain.
Dengan adanya satu koperasi disatu desa akan meberikan beberapa
keuntungan, antara lain adalah : (1) seorang penduduk cukup menjadi anggota
satu koperasi desa, (2) Modal koperasi dapat dipakai lebih intensif, (3) tenaga ahli
yang jumlahnya sedikit dapat dihimpin, (4) mudah diadakan pembinaan dan
menyuluhan, (5) tidak terdapat persaingan antar usaha koperasi serta dapat bersatu
mengahdapi usaha-usaha dari luar.
Koperasi unit desa (KUD) didahului dengan berdirinya BUUD/KUD yang
berdasarkan pada Inpres No.4 Tahun 1973.
Sesungguhnya, mendahului
berdirinya BUUD/ KUD, Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 11
9
Februari 1971 telah mengeluarkan SK No.32/1971 bagi pendirian suatu BUUD
percobaan, cita-cita mana didukung oleh BRI dan peneliti dari UGM. Tujuan
pembentukan KUD adalah:
a)
Menjamin terlaksananya produksi program peningkatan produksi
pertanian, khususnya produksi pangan secara efektif dan efesien.
b)
Memberikan kepastian bagi petani produsen khususnya, serta masyarakat
umumnya, bahwa mereka tidak hanya mempunyai tanggung jawab untuk
ikut serta meningkatkan produksi sendiri, tetapi juga secra nyata dapat
memetik dan menikmati hasilnya guna meningkatkan taraf hidup serta
kesejahteraannya.
Struktur Organisasi di Indonesia
Secara umum, menurut Sitio dan Halomoan (2001) struktur dan tatanan
manajemen koperasi di Indonesia dapat diurut berdasarkan perangkat organisasi
koperasi, yaitu: Rapat anggota, Pengurus, Pengawas, Pengelola.
a)
Rapat anggota
Rapat anggota merupakan suatu adah dari para anggota koperasi
yang diorganisasikan oleh pengurus koperasi, untuk membicarakan
kepentingan organisasi maupun usaha koperasi, dalam rangka mengambil
keputusan dengan suara terbanyak dari para anggota yang hadir.
Pelaksanaan Rapat Anggota biasanya diatur dalam anggaran dasar
koperasi. Menurut TNP3K, Rapat Anggota dalam koperasi merupakan
sutu lembaga/institusi, bukan sekedar sebagai forum rapat. Rapat Anggota
adalah suatu perrangkat organisasi koperasi dan karenanya merupakan
suatu lembaga struktural organisasi koperasi. Segala keputusan yang di
ambil dalam Rapat Anggota memiliki kekuatan hukum karena berdasarkan
suara terbanyak, untuk setiap anggota koperasi memiliki hak suara yang
sama sesuai dengan prinsip koperasi. Hal ini ditegaskan didalam pasal 32
Undang – undang nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian yaitu Rapat
Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi, Pasal
34 ayat (3) menyatakan Rapat Anggota dihadiri oleh anggota yang
pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Dasar.
Rapat Anggota harus difungsikan secara efektif untuk membahas
segala pertanggungjawaban pengurus dan rencana kerja yang diajukan.
Penyusunan rencana kerja dituangkan dalam rencana anggaran pendapatan
dan belanja koperasi, yang akan dipakai sebagai dasar bagi pengurus dan
pengawasdalam melaksanakan tugas pada tahun buku berikutnya.
Sedangkan pengesahan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas atas
pelaksanaan tugas dalam tahun buku yang lalu, dilakukan selambatlambatnya enam bulan setelah tutup tahun buku dalam forum Rapat
Anggota Tahunan (RAT). Pengurus perlu diberikan diberikan wewenang
yang jelas dalam operasionalisasi keputusan-keputusan yang dihasilkan
oleh Rapat Anggota. Dengan kata lain pemberian mandat oleh Rapat
Anggota kepada pengurus harus tegas dijelaskan. Hal ini bermaksud agar
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin organisasi dan usaha,
kedudukan Pengurus menjadi jelas.
10
b)
Pengurus
Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui Rapat
Anggota, yang bertugas mengelola organisasi dan usaha. Idealnya,
pengurus koperasi sebagai perwakilan anggota diharapkan memiliki
kemampuan manajerial, teknis, dan berjiwa wirakoperasi, sehingga
pengelolaan koperasi mencerminkan suatu ciri yang dilandasi dengan
prinsip-prinsip koperasi. Kedudukan pengurus sebagai penerima mandat
dari pemilik koperasi dan mempunyai fungsi dan wewenang sebagai
pelaksana keputusan rapat anggota sangat strategis dan menetukan maju
mundurnya koperasi. Pasal 55 ayat (1) Undang – undang nomor 17 tahun
2012 menyebutkan bahwa “Pengurus dipilih dari orang perseorangan, baik
Anggota maupun non-Anggota”. Pasal 58 ayat (1) merinci tugas pengurus
koperasi, yaitu:
1) mengelola Koperasi berdasarkan Anggaran Dasar;
2) Mendorong dan memajukan usaha Anggota;
3) Menyusun rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan
dan belanja Koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota;
4) Menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas untuk diajukan kepada Rapat Anggota;
5) Menyusun rencana pendidikan, pelatihan, dan komunikasi Koperasi
untuk diajukan kepada Rapat Anggota;
6) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib;
7) Menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien;
8) Memelihara Buku Daftar Anggota, Buku Daftar Pengawas, Buku Daftar
Pengurus, Buku Daftar Pemegang Sertifikat Modal Koperasi, dan
risalah Rapat Anggota; dan melakukan upaya lain bagi kepentingan,
kemanfaatan, dan kemajuan Koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya
dan keputusan Rapat Anggota.
Berdasarkan ketentuan tersebut pengurus mengemban amanat dan
keputusan Rapat Anggota untuk mengelola organisasi dan usaha koperasi.
Tugas dan wewenang yang dilakukan pengurus merupakan pelaksaan
kegiatan sebagai lembaga eksekutif dan memiliki identitas tersendiri.
Sebagai mandatari Rapat Anggota, pengurus dapat juga mendelegasikan
wewenang dalam melaksanakan usaha kepada pengelola sesuai dengan
pasal 23 ayat (1) UU. Koperasi No.25 tahun 1992 yang berbunyi “Pengurus
koperasi dapat mengangkat Pengelola yang yang diberikan wewenang dan
kuasa untuk mengelola usaha”. Pengelola tersebut biasa disebut “manajer”.
Pengangkatan manajer harus diajukan pada dan mendapat persetujuan dari
Rapat Anggota, serta pengangkatannya harus disertai dengan dasar hukum,
yaitu berupa perjanjian kontraktual yang ditandatangini oleh pegurus atas
nama koperasi.
Manajer sebagai
pengelola
usaha
akan
mempertanggungjawakan tugasnya kepada pengurus kemudian penguruslah
yang mempertanggungjawabkannya kepada Rapat Anggota.
11
Rapat Anggota
Pengurus:
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
Manajer
(Pengelola)
Gambar 1. Struktur Organisasi Koperasi
Sumber : Sitio dan Halomoan, 2001
c)
Pengawas
Pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih anggota dan
diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda
organisasi dan usaha koperasi. Pengawas organisasi koperasi merupakan
suatu lembaga atau badan struktural organisasi koperasi. Pengawas
mengemban amanat anggota untuk melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, sebgaimana
ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga koperasi,
keputusan pengurus, serta peraturan lainnya yang berlaku di dalam
koperasi. Menurut Undang – undang nomor 17 tahun 2012 pasal Pasal 50
ayat 1, pengawasan bertugas sebagai berikut:
1) Mengusulkan calon Pengurus;
2) Memberi nasihat dan pengawasan kepada Pengurus;
3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan
pengelolaan Koperasi yang dilakukan oleh Pengurus; dan
4) Melaporkan hasil pengawasan kepada Rapat Anggota
Sedangkan di ayat ke (2) menyatakan Pengawasan berwenang
sebagai berikut:
1) menetapkan penerimaan dan penolakan Anggota baru serta
pemberhentian Anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran
Dasar;
2) Meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari
Pengurus dan pihak lain yang terkait;
3) Mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja
Koperasi dari Pengurus;
4) Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pengurus dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam Anggaran
Dasar; dan
5) Dapat memberhentikan Pengurus untuk sementara waktu dengan
menyebutkan alasannya.
12
Rapat Anggota
Pengawas:
1. Ketua
2. Sekretaris
Gambar 2.Tanggung jawab organisasi Pengawas terhadap Rapat Anggota
Sumber : Sitio dan Halomoan, 2001
d)
Pengelola
Pengelola koperasi adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan
oleh Pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan
profesional. Oleh karena itu, kedudukan pengelola adalah sebagai
pegawai atau karyawan yang diberi kuasa dan wewenang oleh Pengurus.
Dengan demikian, di sini berlaku hubungan perikatan dalam bentuk
perjanjian ataupun kontrak kerja. Jumlah Pengelolaan dan ukuran struktur
organisasinya sangat tergantung pada besarnya usaha yang dikelola.
Pengurus
Manajer (Pengelola)
Manajer (Pengelola)
Manajer (Pengelola)
Manajer (Pengelola)
Gambar 3. Tanggung jawab organisasi pengelola
Sumber : Sitio dan Halomoan, 2001
Penelitian Terdahulu
Didalam melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan koperasi di
KUD Mina Samudera. Informasi yang diperoleh dari penelitian terdahulu
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan proses perencanaan
strategi dan alat analisis yang digunakan. Penelitian terdahulu yang relevan
dengan penelitian strategi pengembangan koperasi di KUD Mina Samudera yaitu
penelitian dengan tema mengenai strategi pengembangan koperasi menggunakan
analisis EFE, IFE, analisis Strengths-weakness-oppotunities-threats (SWOT),
hingga penentuan alternatif prioritas strategi dengan menggunakan metode
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Penelitian tentang koperasi
sebelumnya sudah ada beberapa yang meneliti. Dengan menggunakan alat
13
analisis strategi pengembangan yang hampir sama namun berbeda lokasi dan
waktu penelitian.
Pengembangan Koperasi
Di Indonesia saat ini perkembangan koperasinya cukup baik dari segi
kuantitas, namun dilihat dari segi kualitasnya masih kurang baik dari
permasalahan yang di hadapi oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA
Panumbangan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat yang diteliti oleh Permana
(2011), didalam penelitiannya menjelaskan permasalahan yang terjadi yaitu
kenyataan yang terjadi saat ini perkembangan koperasi belum mengalami
perkembangan yang signifikan. Hal ini dilihat dari total passiva koperasi yang
cenderung menurun. Pada tahun 2009 total passiva koperasi sebesar Rp
428.715.674 turun menjadi Rp 359.002.203 pada tahun 2010, sehingga
memerlukan suatu rancangan strategi untuk mengembangkan koperasinya. Selain
itu permasalahan yang sering dihadapi oleh Koperasi Jasa Agribisnis adalah
partisipasi anggota yang rendah, dan lingkungan bisnis yang kurang sehat
sehingga berdampak pada perkembangan koperasi.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh permasalahan yang dihadapi penelitian
terdahulunya yaitu Brikmar (2008) didalam penelitiannya yang berjudul Strategi
Pengembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara.
Didalam penelitiannya menyebutkan permasalahan yang terjadi ialah kurangnya
partisipasi anggota dalam mendukung koperasi melalui simpanan wajib dan
simpanan sukarela mengakibatkan modal sendiri yang dikumpulkan masih rendah.
Unit-unit usaha yang belum dikembangkan secara optimal, padahal kawasan
Muara Angke merupakan sentra perikanan di Jakarta Utara dan di DKI Jakarta
yang mempunyai potensi untuk dikembangkan.
Pernyataan-pernyataan tersebut diatas diperkuat dengan penelitian yang
dilakukan oleh Putri (2012) didalam penelitiannya yang berjudul Strategi
Pengembangan Usaha Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar di Kabupaten
Bandung Barat, Jawa Barat yang menjelaskan permasalahan beralihnya anggota
KUD Puspa Mekar ke perusahaan swasta yang menunjukkan masih kurangnya
tingkat partisipasi dan loyalitas anggota terhadap KUD Puspa Mekar. Kurangnya
tingkat partisipasi dan loyalitas anggota tersebut disebabkan oleh kurang
maksimalnya pelayanan yang diberikan oleh KUD Puspa Mekar terhadap
anggotanya, meliputi kurangnya intensitas penyuluhan dan pembinaan anggota
yang diadakan oleh KUD terkait dengan pendidikan dasar - dasar perkoperasian.
Dinyaatakan oleh Putri (2012) hal-hal inilah yang menjadi penyebab sikap
masyarakat masih berubah-ubah dalam memandang koperasi. Pemerintah sendiri
belum memberikn kepercayaan sepenuhnya kepada koperasi dalam menyalurkan
barang produksi, sebagian besar penyalurannya diserahkan kepada pihak swasta.
Hal ini merupakan bukti bahwa kemampuan dan kualitas koperasi yang ada
sekarang ini belum sebagaimana yang diharapkan. Devy (2012) menjelaskan
salah satu kendala utama yang dihadapi pertumbuhan koperasi adalah rendahnya
tingkat kecerdasan dan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap koperasi, dan
banyak partai politik yang memanfaatkan koperasi untuk meluaskan pengaruhnya.
Koperasi di Indonesia masih sangat lemah. Tidak ada perkembangan yang cukup
tinggi. Boleh dikatakan koperasi di Indonesia berjalan di tempat.
14
Putri (2012) juga menjelaskan bahwa upaya pengembangan koperasi
peranan pemerintah menjadi fundamental dan tidak dapat dikesampingkan,
walaupun peranan pengurus dan anggotanya juga tidak kalah penting. Peranan
pengurus dan anggota koperasi adalah pengurus dan menjaga citra koperasi di
masyarakat awam, sedangkan peranan pemerintah adalah membina dan
mengarahkan serta memberikan bantuan fasilitas yang diperlukan koperasi dalam
usahanya untuk mewujudkan suatu koperasi yang benar-benar mandiri agar dapat
memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan nasional. Dengan
demikian pengembangan koperasi masih sangat membutuhkan kepercayaan dari
para masyarakat sebagai calon anggota yang ditunjukkan dengan menjaga citra
koperasi oleh para pemimpin, para pengurus dan anggotanya yang serius didalam
mengelola koperasi sehingga menunjukan kinerja yang baik dan saling bekerja
sama menciptakan kepercayaan dari masyarakat. Selain itu dibutuhkan peran
pemerintah sebagai fasilitator untuk mendukung segala kebutuhan koperasi dan
menghapus paradigma negatif koperasi.
Strategi Pengembangan Usaha
Strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh organisasi bisnis,
perusahaan, maupun koperasi telah banyak diteliti dan menghasilkan hasil yang
cenderung hampir sama dengan tujuan yang sama yaitu mengidentifikasi faktorfaktor internal dan eksternal, merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha,
dan merumuskan strategi pengembangan koerasi yang baik. Putri (2012)
menjelaskan hal yang membedakan strategi pengembangan usaha pada
perusahaan dan koperasi, yaitu dalam merumuskan strategi pengembangan usaha
pada koperasi perlu melibatkan partisipasi anggota yang disesuaikan dengan visi
dan misi koperasi karena pada dasarnya koperasi merupakan badan usaha yang
terbentuk dari, oleh dan untuk anggota.
Ramadhan (2009) dengan judul penelitian mengenai Analisis Strategi
Pengembangan KUD (Koperasi Unit Desa) Giri Tani Kecamatan Cisarua
Kabupaten Bogor Jawa Barat merumuskan strategi pengembangan usaha dengan
perlu mengidentifikasi faktor lingkungan eksternal dan internal suatu perusahaan
atau koperasi. Faktor eksternal merupakan faktor yang berada diluar perusahaan
yang dapat mempengaruhi jalannya perusahaan. Faktor eksternal mencakup
peluang yang dapat memberikan manfaat dan ancaman yang harus dihindari.
Sedangkan faktor internal merupakan faktor yang berada di dalam perusahaan
yang mempengaruhi kelangsungan suatu perusahaan, mencakup kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Ramadhan (2009) di dalam Putri (2012) hanya
melibatkan ketua, sekretaris, bendahara, dan staff KUD Giri Tani sebagai pihak
internal koperasi, sehingga kelemahan penelitian ini adalah tidak melibatkan
anggota sebagai pihak internal dalam merumuskan strategi pengembangan
koperasinya. Hampir sama dengan Ramadhan (2009), Dharmanthi (2009) juga
hanya melibatkan Ketua Badan Pengurus dan Ketua Badan Pengawas
PRIMKOPTI Kota Bogor sebagai pihak internal dan Kepala Seksi Koperasi Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor sebagai pihak eksternal dan
terjadi permasalahan dengan kondisi anggotanya yaitu jumlah anggota yang tidak
mengalamai peningkatan dari tahun ke tahun dan kurangnya partisipasi anggota
15
dalam bertransaksi dengan koperasi sehingga terindikasi penurunan jumlah
anggota koperasi. Penelitian Putri (2012) yang dilakukan di KUD Puspa Mekar
yang juga mengkaji mengenai strategi pengembangan usaha pada koperasi,
dengan mengacu pada penelitian yang dilakukan Sembara (2011) yaitu
mempertimbangkan peran anggota sebagai pihak internal dalam merumuskan
strategi pengembangan koperasi.
Terkait dengan perkembangan koperasi penelitian terdahulu Brikmar (2008)
didalam penelitian yang berjudul Perkembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya
menjelaskan, bahwa perkembangan koperasi perikanan Mina Jaya meningkat dari
tahun ke tahun dilihat dari jumlah anggota yang terus bertambah, keuntungan
yang diperoleh dari kegiatan usahanya dan adanya unit usaha ekonomi dan unit
sosial yang memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan koperasi.
Kekuatan utama yang dimiliki koperasi adalah harga ikan di TPI yang tinggi dan
kelemahan utamanya adalah jumlah modal yang dimiliki koperasi terbatas.
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh KUD Mina Samudera tidak jauh
berbeda dengan permasalahan yang dihadapi oleh penelitian-penelitian terdahulu
lainnya, yaitu berkaitan dengan anggota. Kurang partisipasi dan loyalitas anggota
terhadap KUD Mina Samudera yang terjadi dilihat dari tidak stabilnya jumlah
anggota yang fluktuasi dari mulai bangkit kembali hingga saat ini yang mulai
terus menurun, hal ini akibat dari keputusan Rapat Anggota (RAT) nomor
004/TAP-RAT/MS/III/2002 bahwa anggota yang tidak aktif dan tidak loyal
kepada KUD Mina Samudera akan tereliminir dari keanggotaan KUD Mina
Samudera dengan sendirinya. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan
yang dihadapi oleh koperasi-koperasi tersebut dibutuhkan langkah-langkah
strategis dengan menggunakan metode dan berbagai alat analisis yang mendukung
dalam merumuskan strategi pengembangan koperasinya.
Metode dan Alat Analisis yang Digunakan Dalam Strategi
Penelitian tentang koperasi sebelumnya sudah ada beberapa yang meneliti.
Dengan alat analisis strategi pengembangan yang hampir sama namun berbeda
lokasi dan penelitian. David (2009) mengemukakan formulasi strategi terdiri dari
tiga tahapan analisis meliputi tahap input, tahap pencocokan, dan tahap
pengambilan keputusan. Beberapa alat analisi yang digunakan dalam hahap input,
yaitu Matriks IFE (Internal Factor Evaluation), Matriks EFE (Eksternal Factor
Evaluastion), dan CPM (Competitive Profile Matrix).
Dharmanti (2009), Ramadhan (2009), Permana (2011) dan Putri (2012)
menggunakan dalam penelitiannya Matriks IFE (Internal Factor Evaluation),
Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluastion), matriks IE (Internal External),
Matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) dan Arsitektur
Strategi. Dharmanti (2009) dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha
pada Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIMKOPTI) Kota
KUD MINA SAMUDERA,
KABUPATEN TANGERANG
AMANDA AULIA AKBARI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi
Pengembangan Usaha Koperasi di KUD Mina Samudera, Kabupaten Tangerang
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Amanda Aulia Akbari
NIM H34104080
ABSTRAK
AMANDA AULIA AKBARI. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Koperasi
di KUD Mina Samudera, Kabupaten Tangerang. Dibimbing oleh JOKO
PURWONO.
KUD Mina Samudera merupakan salah satu KUD yang berkembang saat ini
di Kabupaten Tangerang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktorfaktor internal dan eksternal dari koperasi yang menjadi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi usahanya sehingga dapat
menyusun dan merekomendasikan alternatif strategi. Perumusan strategi ini
dengan mengevaluasi lima kekuatan dan lima kelemahan lingkungan internal
perusahan dalam IFE dengan total skor 2,912 dan mengidentifikasi enam peluang
serta empat ancaman yang datang dari eksternal perusahaan dalam EFE dengan
total skor 2,801. Selanjutnya pada tahap kedua yaitu tahap pencocokan, untuk
menghasilkan beberapa strategi yang dijadikan pilihan atau alternatif strategi
melalui Matriks (IE) yang berada pada sel V, yaitu strategi menjaga dan
mempertahankan (hold and maintain) malalui strategi penetrasi pasar dan
pengembangan produk bisa menjadi strategi yang paling tepat bagi koperasi KUD
Mina Samudera. Dan dengan Matrik SWOT menghasilkan empat strategi. Dan
terakhir tahapan ke empat menggunakan QSPM menghasilkan rekomendasi
strategi yang dapat digunakan yaitu Meningkatkan promosi melalui pemanfaatan
perkembangan teknologi dengan nilai STAS sebesar 6,380.
Kata kunci: koperasi, KUD Mina Samudera, strategi
ABSTRACT
AMANDA AULIA AKBARI. Cooperative Strategy Formulation Business
Development at KUD Mina Ocean, Tangerang regency. Mentored by JOKO
PURWONO.
KUD Mina Samudera is one of currently developing cooperatives in the district of
Tangerang. The purpose of this study was to determine the factors internal and
external to the cooperative the strengths, weaknesses, opportunities and threats
that may affect its business so as to formulate and recommend alternative
strategies. The formulation of this strategy by evaluating five strengths and five
weaknesses in the company's internal environment IFE with a total score of 2,912
and identifies six opportunities as well as the four threats coming from external
companies in EFE with a total score of 2,801. Later in the second stage of the
matching phase, to produce some strategies that be an option or alternative
strategies through Matrix (IE) which is in cell V, which is a strategy to maintain
and sustain (hold and maintain) malalui strategy of market penetration and
product development strategies that could be most appropriate for cooperatives
KUD Mina Samudera. And the SWOT matrix produced four strategies. The fourth
and final stage uses QSPM generate recommendation strategies that can be used
is through the promotion Improve utilization of technology development with
STAS value of 6,380.
Keywords: cooperative, KUD Mina Samudera, strategies
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
KOPERASI DI KUD MINA SAMUDERA,
KABUPATEN TANGERANG
AMANDA AULIA AKBARI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Koperasi di KUD Mina
Samudera, Kabupaten Tangerang
Nama
: Amanda Aulia Akbari
NIM
: H34104080
Disetujui oleh
Ir Joko Purwono, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 ini ialah
kekeringan, dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Koperasi di
KUD Mina Samudera, Kabupaten Tangerang.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Joko Purwono, M.S selaku
pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak
Moch. Nasyiruddin, Bapak Sukmajaya, dan Bapak Alwani dari KUD Mina
Samudera, serta Bapak Sangkata Wijaya dari Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupetan Tangerang, yang telah membantu selama pengumpulan data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga,
atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2013
Amanda Aulia Akbari
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Koperasi
Penelitian Terdahulu
Pengembangan Koperasi
Strategi Pengembangan Usaha
Metode dan Alat Analisis yang Digunakan Dalam Strategi
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Konseptual
Strategi
Manajemen Strategi
Jenis - Jenis Strategi
Formulasi Strategi
Visi, Misi dan Tujuan Strategi
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Eksternal
Merumuskan, Menerapkan dan Memilih Strategi
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Penentuan Responden
Metode Pengolahan Data
Analisis Matriks IFE (Internal Faactor Evaluation)
Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
Analisis Matriks IE(Internal-External)
Analisis Matriks SWOT(Strengths,Weaknesses,Oppotunities,Threats)
Analisis QSPM(Quantitatif Strategic Planning Matrix)
1
3
5
5
5
4
11
12
13
14
17
17
17
18
21
21
21
21
22
25
28
28
28
30
30
31
32
34
34
36
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
37
Kondisi Geografis
Sejarah dan Perkembangan KUD Mina Samudera
Visi, Misi, dan Tujuan KUD Mina Samudera
Lokasi KUD Mina Samudera
Struktur Organisasi KUD Mina Samudera
Kegiatan Usaha KUD Mina Samudera
Keanggotaan KUD Mina Samudera
Sumberdaya Koperasi
Operasional Kegiatan
37
38
39
40
40
43
45
46
47
ANALISIS LINGKUNGAN KUD MINA SAMUDERA
47
Analisis Lingkungan Internal
Manajemen
Pemasaran
Keuangan dan Akuntansi
Operasi
Penelitian dan Pengembangan
Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Jauh
Faktor Ekonomi
Faktor Sosial Budaya dan Demografi
Faktor Politik
Faktor Teknologi
Analisis Lingkungan Persaingan, Industri, dan Kompetisi
Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Ancaman Produk Pengganti atau Substitusi
Persaingan Perusahaan Sejenis
FORMULASI STRATEGI
Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Koperasi
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Identifikasi Peluang dan Ancaman
Analisis Matriks IFE(Internal Faactor Evaluation)
Analisis Matriks EFE(Eksternal Factor Evaluation)
Analisis Matriks IE(Internal-External)
Analisis Matriks SWOT(Strengths,Weaknesses,Oppotunities,Threats)
Analisis QSPM(Quantitatif Strategic Planning Matrix)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
47
48
49
50
51
52
52
53
53
54
54
55
56
56
56
56
57
57
58
58
58
61
65
66
67
68
71
72
72
73
DAFTAR PUSTAKA
73
LAMPIRAN
75
RIWAYAT HIDUP
93
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Jenis dan Sumber Data
Penilaian Bobot Strategi Internal Perusahaan
Matriks IFE
Penilaian Bobot Strategi Eksternal Perusahaan
Presentase Matrik EFE
Matriks IE
Matriks SWOT
Matriks QSP
Geografis dan Iklin Tangerang 2012
Perangkat Pengelolaan KUD Mina Samudera Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Perkembangan Keuangan USP Swamitra dari Tahun 2006-2012 dalam
(000.000)
Penjualan BBM Jenis Solar pada KUD Mina SAmuderea Tahun 20052012
Perkembangan Kedai Pesisir 2008-2012
Sebaran Anggota Aktif Per 31 Desember 2011-2012
Nilai Serta Presentase Pertumbuhn PDRB Kabupaten Tangerang
Periode Tahun 2008-2012
Hasil Analisis Lingkungan Internal
Hasil Lingkungan Eksternal
Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) KUD Mina
Samudera
Analisis Matriks EFE ( Eksternal Factor Evaluation) KUD Mina
Samudera
Matriks SWOT KUD Mina Samudera
Peringkat Alternatif Strategi pada KUD Mina Samudera
30
33
34
34
35
36
37
38
39
41
45
46
46
47
55
63
66
67
68
73
74
DAFTAR GAMBAR
Struktur Organisasi Koperasi
Tanggung jawab organisasi Pengawas terhadap Rapat Anggota
Tanggung jawab organisasi pengelola
Model Manajemen Strategi yang Komprehensif
Model Lima Kekuatan Porter
Kerangka Pemikiran Operasional
Struktur Organisasi KUD Mina Samudera
Persentase Penggunaan SHU yang Berasal dari Usaha-Usaha yang
diselenggarakan untuk anggota
9. Persentase Penggunaan SHU yang Berasal dari Usaha-Usaha yang
diselenggarakan untuk bukan anggota
10. Matriks IE KUD Mina Samudera
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
12
13
13
22
26
29
43
53
53
70
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Faktor Kunci Sukses
Kuesioner
Hasil Wawancara Bobot Internal
Hasil Wawancara Rating Internal
Presentase Matriks IFE
Hasil Wawancara Bobot Eksternal
Hasil Wawancara Rating Eksternal
Presentase Matriks EFE
Hasil Perhitungan QSPM
79
80
84
86
89
90
92
94
95
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan perikanan dan kelautan merupakan seluruh aspek yang
mencakup kehidupan masyarakat wilayah pesisir beserta potensi sumberdaya dan
komponen pendukungnya. Selama ini pembangunan perikanan telah mampu
meningkatkan produksi, devisa dan tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia.
Akan tetapi pembangunan perikanan nasional masih belum berhasil dalam
meningkatkan kesejahteraan nelayan, terutama nelayan tradisional dan buruh
nelayan. Tingkat kesejahteraan nelayan sangat ditentukan oleh hasil
tangkapannya. Kemiskinan yang dialami nelayan di Indonesia adalah hasil dari
permasalahan yang ada di berbagai bidang, seperti rendahnya pendidikan,
pembangunan yang tidak merata, kurangnya kepemilikan modal usaha, masalah
pada faktor geografis hingga kebijakan-kebijakan yang kurang memperhatikan
kesejahteraan nelayan. Salah satu hal yang menarik adalah nelayan justru banyak
mengalami masalah dalam pengembangan usahanya. Pengembangan usaha
nelayan salah satunya sangat bergantung kepada keberadaan pasar (konsumen),
untuk memiliki pasar yang sudah tetap adalah salah satu kesulitan yang dihadapi
nelayan. Kesulitan tersebut membuat nelayan yang telah bekerja keras menangkap
ikan, kadang tetap saja memiliki pendapatan yang kecil. Tidak ada yang bisa
menjamin bahwa mereka akan mendapat pendapatan yang besar, walaupun hasil
tangkapan mereka berlimpah. Jika ikan yang mereka tangkap tidak segera
disalurkan kepada konsumen maka ikan tersebut dapat menjadi busuk dan malah
menjadi sia-sia. Salah satunya adalah nelayan yang berada di desa Surya Bahari.
Mata pencaharian penduduk Desa Surya Bahari sebagian besar adalah sebagai
nelayan dengan jumlah 2.750 orang. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
Desa Surya Bahari memiliki ketergantungan yang besar terhadap sektor
perikanan. Walaupun sebagian lagi bekerja pada sektor-sektor lainnya secara rinci
akan dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 1. Komposisi Penduduk Desa Surya Bahari Menurut Mata Pencaharian
Tahun 2013.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Mata Pencaharian
Petani
Penggarap
Buruh Tani
Nelayan
Pedagang
Industry Kecil
Buruh Industri
Pertukangan
Pegawai Negeri Sipil
Pensiunan PNS
Perangkat Desa
Jumlah
Jumlah (Jiwa)
45
100
75
2750
300
100
45
16
8
1
18
3458
Sumber: Data Monografi Desa Surya Bahari, 2013
Persentase (%)
1.30
2.90
2.17
79.50
8.68
2.90
1.30
0.47
0.23
0.03
0.52
100
2
Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa mata pencaharian terbesar
ada di sektor perikanan atau lebih spesifik lagi terdapat pada sektor perikanan
tangkap yaitu sebagai nelayan. Sementara itu Masyarakat di Desa Surya Bahari
rata-rata juga memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah. Banyak dari
mereka yang lebih memilih untuk bekerja dibandingkan untuk meneruskan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Kebanyakan nelayan telah menekuni
pekerjaannya semenjak usia sekolah, hal ini membuat tingginya tingkat putus
sekolah di kalangan nelayan. Keadaan sosial masyarakat nelayan di Desa Surya
Bahari tidak jauh beda dengan keadaan sosial masyarakat nelayan di desa pesisir
lainnya. Hubungan patron-klien masih dapat dengan mudah ditemukan, terutama
pada nelayan yang merupakan penduduk asli Desa Surya Bahari. Hampir seluruh
nelayan tersebut memiliki hubungan dengan tengkulak atau dalam bahasa lokal
disebut langgan. Langgan biasanya telah dikenal baik oleh nelayan, sehingga
hubungan patron-klien yang terjadi terkesan lebih akrab. Selain nelayan yang
merupakan penduduk asli, di Desa Surya Bahari juga terdapat banyak nelayan
pendatang yang akhirnya menjadi penduduk tetap ataupun hanya menjadi
penduduk musiman. Daerah asal dari nelayan pendatang ini beragam, misalnya
dari: Brebes, Indramayu, dan Cirebon.
Dengan adanya permasalah tersebut, maka perlu diadakannya programprogram pembinaan dan pemberdayaan salah satunya dengan koperasi. Koperasi
merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial, dan milik bersama para
anggota, pengurus, maupun pengelola. Menurut Undang – undang nomor 17
tahun 2012 tentang perkoperasian, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan
oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan
para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi
aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai
dengan nilai dan prinsip koperasi.
Dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang
demokratis dan berkeadilan. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang
otonom, dan independen. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan
memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan
pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional.
Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari
kedudukannya sebagai pemain utana dalam kegiatan ekonomi dalam berbagai
sector, penyedia lapangan pekerjaan yang terbesar, bidang penting dalam
pengembangan kegiatan ekonomi local dan pemberdayaan masyarakat, pencipta
pasar baru dan sumber inovasi, dan dapat menjaga neraca pembayaran melalui
kegiatan ekspor. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat
strategis dalam perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus
pembangunan ekonomi nasional pada masa mendatang. Koperasi menurut PP 60
tahun 1959 terbagi menjadi tujuh jenis koperasi, yaitu Koperasi Unit Desa,
koperasi pertanian, koperasi peternakan, koperasi perikanan, koperasi kerajinan/
industri, koperasi simpan pinjam dan koperasi konsumsi.
Koperasi unit desa adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
penduduk desa yang mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dalam
koperasi dalam menjalankan usahanya sedangkan koperasi perikanan adalah
3
koperasi yang anggotanya terdiri dari peternak ikan, pengusaha perikanan dan
sebagainya yang berkepentingan dengan mata pencaharian soal-soal perikanan.
KUD Mina Samudera merupakan salah satu KUD yang bergerak pada
koperasi mina yang berkembang saat ini di Kabupaten Tangerang khususnya di
desa Surya Bahari. KUD Mina Samudera saat ini memiliki anggota yang aktif
pertanggal 31 Desember 2012 yang aktif sebanyak 309 Orang yang terdiri dari 14
Orang perempuan dan 295 Orang anggota laki-laki, dengan sebaran anggota
berdasarkan beberapa kelompok, yaitu kelompok nelayan, kelompok bakul,
kelompok pengolah ikan asin, kelompok pedagang warungan dan kelompok
pegawai (karyawan). Koperasi Unit Desa yang berdiri pada sejak tanggal 8
Agustus 2006 dan berbadan hukum dengan nomor 518/11/BH/PAD/ KOPERASI
ini memiliki tiga unit usaha yang ditanganinya, yaitu unit simpan pinjam, unit
solar packed dealer nelayan, dan unit kedai pesisir.
Pengembangan usaha merupakan suatu bentuk perluasan lain dari suatu
usaha yang telah ada, dapat berupa hal yang saling berkaitan ataupun tidak
berkaitan dengan usaha yang telah ada. Saat ini KUD Mina Samudera memiliki
potensi untuk mengembangkan usaha guna untuk meningkatkan pelayanan kepada
anggota. Terlihat bahwa jumlah penduduk yang meningkat, dengan mata
pencarian yang masih berhubungan dengan nelayan seperti bakul, dan pengolahan
ikan asin. Dengan adanya pertumbuhan penduduk maka akan banyak warga yang
membutuhkan modal untuk usaha mereka sebagai sumber mata pencariannya.
Permintaan akan pelayanan berupa pembayaran listrik, telepon, internet,
peminjaman modal, asuransi, solar, kebutuhan bahan pokok, dan penyimpanan
dana usaha sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar koperasi. Untuk itu
koperasi berusaha meningkatkan pelayanan dengan sebaik-bakinya. Hal ini
menjadikan suatu potensi bagi KUD Mina Samudera untuk dapat meningkatkan
anggota.
Namun saat ini KUD Mina Samudera dihadapkan pada beberapa
permasalahan internal berupa upaya untuk mengembangkan usahanya, yaitu
kurangnya tenaga ahli dan modal. Selain itu persaingan yang semakin kompetitif
dengan lembaga swasta sejenis yang berada di wilayah Kab. Tangerang. Karena
KUD Mina Samudera ingin meluaskan usahanya keluar daerah sekitar Kab.
Tangerang. Oleh karena itu untuk menjaga keberlangsungan KUD dalam
menjalankan usahanya, diperlukan penyusunan rencana dan strategi usaha yang
handal dan efektif dalam mempertahankan pasar yang ada selama ini maupun
mendapatkan pasar baru yang menjadi peluang bagi KUD Mina Samudera.
Perumusan Masalah
KUD Mina Samudera ini memiliki sejarah panjang di dalam usaha untuk
bangkit. Mulai mengembangkan koperasi yang sudah fakum dan tidak dipercaya
oleh masyarakat hingga saat ini koperasi dapat berdiri kembali dan memiliki
anggota sebanyak 309 orang pertanggal 31 Desember 2012. Koperasi ini
sebenarnya telah berdiri dari tahun 1976, namun terjadi masalah internal ada
tahun 1987 dan akhirnya berhenti beraktivitas hingga tidak memiliki anggotanya
lagi, hingga tahun 1996 akhirnya berdasarkan keinginan bersama antar penduduk
4
dan alumnus IKOPIN maka dibentuklah tim untuk mulai membangun kembali
koperasi yang telah sempat fakum sekian lama, dan di tahun 2001 koperasi
kembali mulai diperkenalkan kemasyarakat dan akhirnya pada tahun 2006
koperasi mulai diresmikan.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh koperasi ini salah satunya adalah
jumlah anggota yang sempat memiliki 715 orang anggota koperasi pada awal
berdirinya kembali koperasi ini namun sesuai dengan Rapat Tahunan Tahunan
(RAT) nomor : 004/TAP-RAT/MS/III/2002, bahwa anggota yang tidak aktif dan
tidak loyal kepada KUD Mina Samudera akan tereliminir dari keanggotaan KUD
Mina Samudera dengan sendirinya maka pada tahun 2008 terjadi penurunan
anggota yang drastis sehingga tersisa 207 orang anggota koperasi. Di tahun 2009
terjadi peningkatan anggota mencapai 297 orang anggota, tahun 2011 sedikit
terjadi penurunan yaitu 279 orang, dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan
sebesar 309 anggota namun jumlah ini belum mencapai target yang diharapkan
pengelola. Indikasi adanya naik turunnya jumlah anggota dan peluang pasar yang
belum dimasuki oleh KUD Mina Samudera ditengah situasi persaingan dalam
meningkatkan kesejahteraan anggota dan mendapatkan pasar yang ketat dengan
kegiatan usaha diluar usaha koperasi menunjukkan bahwa KUD Mina Samudera
harus melakukan langkah-langkah strategi untuk dapat mengembangkan usahanya
agar pada akhirnya diharapkan akan berujung pada peningkatan ekonomi usaha
anggota KUD Mina Samudera.
KUD Mina Samudera memiliki tiga unit usaha, yaitu Unit Simpan Pinjam
(USP Swamitra), Unit Solar Packed Dealer Nelayan, dan Unit Kedai Pesisir.
Untuk menggerakkan ketiga unit usahanya pengelola KUD Mina Samudera pada
tahun 2009 memiliki karyawan sebanyak 23 pegawai dan meningkat pada tahun
2012 berjumlah 27 orang pegawai.
Faktor lain seperti kondisi persaingan pasar yang semakin kompetitif
memberikan pengaruh bagi KUD Mina Samudera dalam upaya pengembangan
kegiatan usahanya. Untuk mengatasi masalah yang ada tersebut, KUD Mina
Samudera harus dapat merumuskan strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi
perusahaan agar mampu mengembangkan usahanya. Perumusan strategi tersebut
dapat dilakukan dengan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan lingkungan
internal koperasi dan mengidentifikasi peluang serta ancaman yang datang dari
eksternal perusahaan. Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut selanjutnya
dapat dikombinasikan untuk menghasilkan beberapa strategi yang dijadikan
pilihan atau alternatif strategi untuk dapat dijalankan perusahaan dalam upaya
mengatasi berbagai masalah yang ada.
Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini adalah :
1.
Faktor-faktor lingkungan internal apa yang dapat menjadi kekuatan dan
kelemahan bagi KUD Mina Samudera dalam mengembangkan usaha ?
2.
Faktor-faktor lingkungan eksternal apa yang dapat menjadi peluang dan
ancaman bagi KUD Mina Samudera dalam mengembangkan usaha ?
3.
Apa rekomendasi alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh KUD Mina
Samudera dalam mengembangkan unit usaha?
5
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1.
Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal yang dapat menjadi
kekuatan dan kelemahan bagi KUD Mina Samudera dalam
mengembangkan usaha,
2.
Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat menjadi
peluang dan ancaman bagi KUD Mina Samudera dalam mengembangkan
usaha,
3.
Menyusun dan merekomendasikan alternatif strategi pengembangan usaha
pada KUD Mina Samudera,
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menyusun strategi pengembangan bisnis KUD Mina Samudra dimasa datang.
Selain itu, penelitian ini juga merupakan sarana latihan dan pengembangan
wawasan bagi penulis dalam penerapan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama
masa perkuliahan di Institut Pertanian Bogor serta penilitian ini diharapkan
mampu untuk dijadikan bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dalam melakukan studi strategi pengembangan usaha.
TINJAUAN PUSTAKA
Koperasi
Koperasi biasanya dikaitkan dengan upaya kelompok-kelompok individu
yang bermaksud mewujudkan tujuan-tujuan umum atau sasaran-sasaran
kongkritnya melalui kegiatan-kegiatan ekonomis, yang dilaksanakan secara
bersama bagi kemanfaatan bersama. Pengertian koperasi berasal dari bahasa latin
“coopere”, yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation. Co berarti bersama
dan operation berarti bekerja, jadi cooperation berarti bekerja sama. Dalam hal
ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan
dan tujuan yang sama. Terminologi yang mempunyai arti “kerja sama”, atau
paling tidak mengandung makna kerja sama, sangat banyak dan bervariasi dalam
berbagai bidang (Sitio, Halomoan 2001)1.
Menurut ILO (International Labour Organization) di dalam Sitio,
Halomoan (2001) definisi koperasi yang lebih detail dan berdampak internasional
mengandung enam elemen yang dikandung koperasi, yaitu:
1
Sitio, Halomoan. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta. Erlangga. Hal 16
6
a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang (association of person).
b. Penggabungan orang-orang tersebut berdasar kesukarelaan (voluntarily joined
together).
c. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai (to achieve a common economic
end).
d. Koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha) yang
diawali dan dikendalikan secara demokratis (formation of a democratically
controlled business organization).
e. Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan (making
equitable contribution to the capital required)
f. Anggota koperasi menerima risiko dan manfaat secara seimbang (accepting a
fair share of the risk and benefits of the undertaking).
Chaniago (1984) mendefinisikan dalam Sitio dan Halomoan (2001) koperasi
sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum,
yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan
bekerja sama secra kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi
kesejakteraan jasmaniah para anggotanya. Sedangkan menurut Moh. Hatta
“Bapak Koperasi Indonesia” mendefinisikan koperasi adalah usaha bersama untuk
memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.
Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa
kepada kawan berdasarkan „seorang buat semua dan semua buat seorang‟.
Pengertian koperasi menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 pasal 1
ialah bidang usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi sebagai badan
usaha dapat melakukan kegiatan usahanya sendiri dan dapat juga bekerja sama
dengan badan usaha lain, seperti perusahaan swasta maupun perusahaan negara.
Fay (1908) di dalam Firdaus (2004)2 menekankan bahwa koperasi itu
merupakan suatu perserikatan dengan tujuan berusaha berasama yang terdiri atas
mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri
sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan
kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan
pemanfaatan mereka terhadap organisasi. Di dalam Firdaus (2004) juga Prof. R.S
Soeriaatmadja memberikan definisi koperasi sebagai suatu perkumpulan dari
orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak
memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekedar
memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama.
Berdasarkan beberapa sumber di atas dapat disimpulkan bahwa perngertian
koperasi adalah upaya dari sekelompok individu atau suatu perkumpulan yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang memiliki tujuan umum
dengan berlandaskan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan asas kekeluargaan.
2
Firdaus M, Agus ES. (2004). Perkoperasian Sejarah Teori dan Praktek. Cetakan ke dua. Jakarta.
Ghalia Indonesia Anggota IKAPI. Hal 37 dan 43
7
Tujuan Koperasi
Didalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dilihat pada pasal 3
tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian Nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Dari bunyi pasal 3
diatas maka Firdaus dan Agus (2002) mengatakan bahwa koperasi hendaklah
memajukan kesejakteraan anggota terlebih dahulu, dan sekiranya nanti
mempunyai kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas masyarakat
disekitarnya. Para anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan anggota
masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut berperan
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Fungsi dan Peran Koperasi
Menurut Firdaus dan Agus (2002) gambaran dari fungsi dan peran
koperasi Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut.
a)
Koperasi dapat mengurangi tingkat pengangguran.
Kehadiran koperasi KUD, misalnya diharapkan dapat menolong nasib
mereka yang membutuhkan banyak pekerja untuk mengelola usahanya.
b)
Koperasi dapat mengembangkan kegiatan usaha masyarakat.
Misalnya KUD yang bergerak dibidang pertanian. KUD tersebut dapat
menyediakan alat-alat pertanian yang dibutuhkan petani dengan harga
lebih murah, sehingga petani akan membeli kebutuhan di KUD dan dapat
meningkatkan usahanya.
c)
Koperasi dapat berperan ikut meningkatkan pendidikan rakyat, terutama
pendidikan perkoperasian dan dunia usaha.
Koperasi dapat memberikan pendidikan kepada para anggota dan
kemudian secara bernatai para anggota koperasi dapat mengamalkan
pengetahuannya tersebut kepada masyarakat disekitarnya.
d)
Koperasi dapat berperan sebagai alat perjuangan ekonomi.
Sikap ketergantungan koperasi terhadap bantuan dan fasilitas dari
pemerintah harus dihilangkan. Koperasi harus dapat mandiri, sehingga
mampu bersaing dengan badan usaha yang lain. Majunya koperasi akan
dapat memberi dorongan untuk meningkatkan taraf hidup para anggota
dan masyarakat.
e)
Koperasi Indonesia dapat berperan menciptakan demokrasi ekonomi.
Demokrasi ekonomi yang dimaksud adalah demokrasi berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945, dimana demokrasi ekonomi tersebut
menekankan peran aktif masyarakat dalam pembangunan, sedangkan
pemerintah hanya wajib memberi dorongan, pengarahan dan bimbingan.
Prinsip-prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi adalah ketentuan-ketentuan pokok yang berlaku
dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi. Pada dasarnya,
prinsip-prinsip koperasi sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas koperasi
tersebut. Adanya prinsip koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai badan
usaha berbeda dengan badan usaha lain. Prinsip-prinsip koperasi di Indonesia
8
mengalami perubahan sesuai dengan dengan perkembangan kondisi sosial, politik,
dan ekonomi Indonesia. Prinsip-prinsip koperasi menurut Undang-Undang
Nomor 25 tahun 1992 dan yang berlaku saat ini di Indonesia adalah sebagai
berikut:
a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
c) Pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha) dilakukan secara adil sesuai dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota
d) Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal
e) Kemandirian
f) Pendidikan perkoperasian
g) Kerja sama antar koperasi
Sedangkan prinsip-prinsip menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun
2012 adalah sebagai berikut:
a) Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka;
b) Pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis;
c) Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi;
d) Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen;
e) Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota,
Pengawas, Pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada
masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi;
f) Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan
Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal,
nasional, regional, dan internasional; dan
g) Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan
masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota.
Koperasi Unit Desa
Menurut Firdaus dan Agus (2002) menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan koperasi desa adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
penduduk desa yang mempunyai kepentingan-keperntingan yang sama. Koperasi
desa menjalankan aneka usaha dalam suatu lingkungan. Jadi, koperasi ini dapat
menjalankan beberapa macam usaha (multipurpose) sesuai dengan keperluan
masyarakat dan lingkungan. Dalam satu desa, cukup diadakan satu koperasi desa
saja yang menyelenggarakan bermacam-macam usaha, antara lain: penggarapan
tanah, pembelian alat-alat pertanian, pembelian pupuk, transportasi, kebutuhan
sehari-hari, simpan pinjam, penjualan bersama, kerajinan, dan lain-lain.
Dengan adanya satu koperasi disatu desa akan meberikan beberapa
keuntungan, antara lain adalah : (1) seorang penduduk cukup menjadi anggota
satu koperasi desa, (2) Modal koperasi dapat dipakai lebih intensif, (3) tenaga ahli
yang jumlahnya sedikit dapat dihimpin, (4) mudah diadakan pembinaan dan
menyuluhan, (5) tidak terdapat persaingan antar usaha koperasi serta dapat bersatu
mengahdapi usaha-usaha dari luar.
Koperasi unit desa (KUD) didahului dengan berdirinya BUUD/KUD yang
berdasarkan pada Inpres No.4 Tahun 1973.
Sesungguhnya, mendahului
berdirinya BUUD/ KUD, Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 11
9
Februari 1971 telah mengeluarkan SK No.32/1971 bagi pendirian suatu BUUD
percobaan, cita-cita mana didukung oleh BRI dan peneliti dari UGM. Tujuan
pembentukan KUD adalah:
a)
Menjamin terlaksananya produksi program peningkatan produksi
pertanian, khususnya produksi pangan secara efektif dan efesien.
b)
Memberikan kepastian bagi petani produsen khususnya, serta masyarakat
umumnya, bahwa mereka tidak hanya mempunyai tanggung jawab untuk
ikut serta meningkatkan produksi sendiri, tetapi juga secra nyata dapat
memetik dan menikmati hasilnya guna meningkatkan taraf hidup serta
kesejahteraannya.
Struktur Organisasi di Indonesia
Secara umum, menurut Sitio dan Halomoan (2001) struktur dan tatanan
manajemen koperasi di Indonesia dapat diurut berdasarkan perangkat organisasi
koperasi, yaitu: Rapat anggota, Pengurus, Pengawas, Pengelola.
a)
Rapat anggota
Rapat anggota merupakan suatu adah dari para anggota koperasi
yang diorganisasikan oleh pengurus koperasi, untuk membicarakan
kepentingan organisasi maupun usaha koperasi, dalam rangka mengambil
keputusan dengan suara terbanyak dari para anggota yang hadir.
Pelaksanaan Rapat Anggota biasanya diatur dalam anggaran dasar
koperasi. Menurut TNP3K, Rapat Anggota dalam koperasi merupakan
sutu lembaga/institusi, bukan sekedar sebagai forum rapat. Rapat Anggota
adalah suatu perrangkat organisasi koperasi dan karenanya merupakan
suatu lembaga struktural organisasi koperasi. Segala keputusan yang di
ambil dalam Rapat Anggota memiliki kekuatan hukum karena berdasarkan
suara terbanyak, untuk setiap anggota koperasi memiliki hak suara yang
sama sesuai dengan prinsip koperasi. Hal ini ditegaskan didalam pasal 32
Undang – undang nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian yaitu Rapat
Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi, Pasal
34 ayat (3) menyatakan Rapat Anggota dihadiri oleh anggota yang
pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Dasar.
Rapat Anggota harus difungsikan secara efektif untuk membahas
segala pertanggungjawaban pengurus dan rencana kerja yang diajukan.
Penyusunan rencana kerja dituangkan dalam rencana anggaran pendapatan
dan belanja koperasi, yang akan dipakai sebagai dasar bagi pengurus dan
pengawasdalam melaksanakan tugas pada tahun buku berikutnya.
Sedangkan pengesahan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas atas
pelaksanaan tugas dalam tahun buku yang lalu, dilakukan selambatlambatnya enam bulan setelah tutup tahun buku dalam forum Rapat
Anggota Tahunan (RAT). Pengurus perlu diberikan diberikan wewenang
yang jelas dalam operasionalisasi keputusan-keputusan yang dihasilkan
oleh Rapat Anggota. Dengan kata lain pemberian mandat oleh Rapat
Anggota kepada pengurus harus tegas dijelaskan. Hal ini bermaksud agar
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin organisasi dan usaha,
kedudukan Pengurus menjadi jelas.
10
b)
Pengurus
Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui Rapat
Anggota, yang bertugas mengelola organisasi dan usaha. Idealnya,
pengurus koperasi sebagai perwakilan anggota diharapkan memiliki
kemampuan manajerial, teknis, dan berjiwa wirakoperasi, sehingga
pengelolaan koperasi mencerminkan suatu ciri yang dilandasi dengan
prinsip-prinsip koperasi. Kedudukan pengurus sebagai penerima mandat
dari pemilik koperasi dan mempunyai fungsi dan wewenang sebagai
pelaksana keputusan rapat anggota sangat strategis dan menetukan maju
mundurnya koperasi. Pasal 55 ayat (1) Undang – undang nomor 17 tahun
2012 menyebutkan bahwa “Pengurus dipilih dari orang perseorangan, baik
Anggota maupun non-Anggota”. Pasal 58 ayat (1) merinci tugas pengurus
koperasi, yaitu:
1) mengelola Koperasi berdasarkan Anggaran Dasar;
2) Mendorong dan memajukan usaha Anggota;
3) Menyusun rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan
dan belanja Koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota;
4) Menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas untuk diajukan kepada Rapat Anggota;
5) Menyusun rencana pendidikan, pelatihan, dan komunikasi Koperasi
untuk diajukan kepada Rapat Anggota;
6) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib;
7) Menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien;
8) Memelihara Buku Daftar Anggota, Buku Daftar Pengawas, Buku Daftar
Pengurus, Buku Daftar Pemegang Sertifikat Modal Koperasi, dan
risalah Rapat Anggota; dan melakukan upaya lain bagi kepentingan,
kemanfaatan, dan kemajuan Koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya
dan keputusan Rapat Anggota.
Berdasarkan ketentuan tersebut pengurus mengemban amanat dan
keputusan Rapat Anggota untuk mengelola organisasi dan usaha koperasi.
Tugas dan wewenang yang dilakukan pengurus merupakan pelaksaan
kegiatan sebagai lembaga eksekutif dan memiliki identitas tersendiri.
Sebagai mandatari Rapat Anggota, pengurus dapat juga mendelegasikan
wewenang dalam melaksanakan usaha kepada pengelola sesuai dengan
pasal 23 ayat (1) UU. Koperasi No.25 tahun 1992 yang berbunyi “Pengurus
koperasi dapat mengangkat Pengelola yang yang diberikan wewenang dan
kuasa untuk mengelola usaha”. Pengelola tersebut biasa disebut “manajer”.
Pengangkatan manajer harus diajukan pada dan mendapat persetujuan dari
Rapat Anggota, serta pengangkatannya harus disertai dengan dasar hukum,
yaitu berupa perjanjian kontraktual yang ditandatangini oleh pegurus atas
nama koperasi.
Manajer sebagai
pengelola
usaha
akan
mempertanggungjawakan tugasnya kepada pengurus kemudian penguruslah
yang mempertanggungjawabkannya kepada Rapat Anggota.
11
Rapat Anggota
Pengurus:
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
Manajer
(Pengelola)
Gambar 1. Struktur Organisasi Koperasi
Sumber : Sitio dan Halomoan, 2001
c)
Pengawas
Pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih anggota dan
diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda
organisasi dan usaha koperasi. Pengawas organisasi koperasi merupakan
suatu lembaga atau badan struktural organisasi koperasi. Pengawas
mengemban amanat anggota untuk melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, sebgaimana
ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga koperasi,
keputusan pengurus, serta peraturan lainnya yang berlaku di dalam
koperasi. Menurut Undang – undang nomor 17 tahun 2012 pasal Pasal 50
ayat 1, pengawasan bertugas sebagai berikut:
1) Mengusulkan calon Pengurus;
2) Memberi nasihat dan pengawasan kepada Pengurus;
3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan
pengelolaan Koperasi yang dilakukan oleh Pengurus; dan
4) Melaporkan hasil pengawasan kepada Rapat Anggota
Sedangkan di ayat ke (2) menyatakan Pengawasan berwenang
sebagai berikut:
1) menetapkan penerimaan dan penolakan Anggota baru serta
pemberhentian Anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran
Dasar;
2) Meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari
Pengurus dan pihak lain yang terkait;
3) Mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja
Koperasi dari Pengurus;
4) Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pengurus dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam Anggaran
Dasar; dan
5) Dapat memberhentikan Pengurus untuk sementara waktu dengan
menyebutkan alasannya.
12
Rapat Anggota
Pengawas:
1. Ketua
2. Sekretaris
Gambar 2.Tanggung jawab organisasi Pengawas terhadap Rapat Anggota
Sumber : Sitio dan Halomoan, 2001
d)
Pengelola
Pengelola koperasi adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan
oleh Pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan
profesional. Oleh karena itu, kedudukan pengelola adalah sebagai
pegawai atau karyawan yang diberi kuasa dan wewenang oleh Pengurus.
Dengan demikian, di sini berlaku hubungan perikatan dalam bentuk
perjanjian ataupun kontrak kerja. Jumlah Pengelolaan dan ukuran struktur
organisasinya sangat tergantung pada besarnya usaha yang dikelola.
Pengurus
Manajer (Pengelola)
Manajer (Pengelola)
Manajer (Pengelola)
Manajer (Pengelola)
Gambar 3. Tanggung jawab organisasi pengelola
Sumber : Sitio dan Halomoan, 2001
Penelitian Terdahulu
Didalam melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan koperasi di
KUD Mina Samudera. Informasi yang diperoleh dari penelitian terdahulu
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan proses perencanaan
strategi dan alat analisis yang digunakan. Penelitian terdahulu yang relevan
dengan penelitian strategi pengembangan koperasi di KUD Mina Samudera yaitu
penelitian dengan tema mengenai strategi pengembangan koperasi menggunakan
analisis EFE, IFE, analisis Strengths-weakness-oppotunities-threats (SWOT),
hingga penentuan alternatif prioritas strategi dengan menggunakan metode
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Penelitian tentang koperasi
sebelumnya sudah ada beberapa yang meneliti. Dengan menggunakan alat
13
analisis strategi pengembangan yang hampir sama namun berbeda lokasi dan
waktu penelitian.
Pengembangan Koperasi
Di Indonesia saat ini perkembangan koperasinya cukup baik dari segi
kuantitas, namun dilihat dari segi kualitasnya masih kurang baik dari
permasalahan yang di hadapi oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA
Panumbangan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat yang diteliti oleh Permana
(2011), didalam penelitiannya menjelaskan permasalahan yang terjadi yaitu
kenyataan yang terjadi saat ini perkembangan koperasi belum mengalami
perkembangan yang signifikan. Hal ini dilihat dari total passiva koperasi yang
cenderung menurun. Pada tahun 2009 total passiva koperasi sebesar Rp
428.715.674 turun menjadi Rp 359.002.203 pada tahun 2010, sehingga
memerlukan suatu rancangan strategi untuk mengembangkan koperasinya. Selain
itu permasalahan yang sering dihadapi oleh Koperasi Jasa Agribisnis adalah
partisipasi anggota yang rendah, dan lingkungan bisnis yang kurang sehat
sehingga berdampak pada perkembangan koperasi.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh permasalahan yang dihadapi penelitian
terdahulunya yaitu Brikmar (2008) didalam penelitiannya yang berjudul Strategi
Pengembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara.
Didalam penelitiannya menyebutkan permasalahan yang terjadi ialah kurangnya
partisipasi anggota dalam mendukung koperasi melalui simpanan wajib dan
simpanan sukarela mengakibatkan modal sendiri yang dikumpulkan masih rendah.
Unit-unit usaha yang belum dikembangkan secara optimal, padahal kawasan
Muara Angke merupakan sentra perikanan di Jakarta Utara dan di DKI Jakarta
yang mempunyai potensi untuk dikembangkan.
Pernyataan-pernyataan tersebut diatas diperkuat dengan penelitian yang
dilakukan oleh Putri (2012) didalam penelitiannya yang berjudul Strategi
Pengembangan Usaha Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar di Kabupaten
Bandung Barat, Jawa Barat yang menjelaskan permasalahan beralihnya anggota
KUD Puspa Mekar ke perusahaan swasta yang menunjukkan masih kurangnya
tingkat partisipasi dan loyalitas anggota terhadap KUD Puspa Mekar. Kurangnya
tingkat partisipasi dan loyalitas anggota tersebut disebabkan oleh kurang
maksimalnya pelayanan yang diberikan oleh KUD Puspa Mekar terhadap
anggotanya, meliputi kurangnya intensitas penyuluhan dan pembinaan anggota
yang diadakan oleh KUD terkait dengan pendidikan dasar - dasar perkoperasian.
Dinyaatakan oleh Putri (2012) hal-hal inilah yang menjadi penyebab sikap
masyarakat masih berubah-ubah dalam memandang koperasi. Pemerintah sendiri
belum memberikn kepercayaan sepenuhnya kepada koperasi dalam menyalurkan
barang produksi, sebagian besar penyalurannya diserahkan kepada pihak swasta.
Hal ini merupakan bukti bahwa kemampuan dan kualitas koperasi yang ada
sekarang ini belum sebagaimana yang diharapkan. Devy (2012) menjelaskan
salah satu kendala utama yang dihadapi pertumbuhan koperasi adalah rendahnya
tingkat kecerdasan dan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap koperasi, dan
banyak partai politik yang memanfaatkan koperasi untuk meluaskan pengaruhnya.
Koperasi di Indonesia masih sangat lemah. Tidak ada perkembangan yang cukup
tinggi. Boleh dikatakan koperasi di Indonesia berjalan di tempat.
14
Putri (2012) juga menjelaskan bahwa upaya pengembangan koperasi
peranan pemerintah menjadi fundamental dan tidak dapat dikesampingkan,
walaupun peranan pengurus dan anggotanya juga tidak kalah penting. Peranan
pengurus dan anggota koperasi adalah pengurus dan menjaga citra koperasi di
masyarakat awam, sedangkan peranan pemerintah adalah membina dan
mengarahkan serta memberikan bantuan fasilitas yang diperlukan koperasi dalam
usahanya untuk mewujudkan suatu koperasi yang benar-benar mandiri agar dapat
memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan nasional. Dengan
demikian pengembangan koperasi masih sangat membutuhkan kepercayaan dari
para masyarakat sebagai calon anggota yang ditunjukkan dengan menjaga citra
koperasi oleh para pemimpin, para pengurus dan anggotanya yang serius didalam
mengelola koperasi sehingga menunjukan kinerja yang baik dan saling bekerja
sama menciptakan kepercayaan dari masyarakat. Selain itu dibutuhkan peran
pemerintah sebagai fasilitator untuk mendukung segala kebutuhan koperasi dan
menghapus paradigma negatif koperasi.
Strategi Pengembangan Usaha
Strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh organisasi bisnis,
perusahaan, maupun koperasi telah banyak diteliti dan menghasilkan hasil yang
cenderung hampir sama dengan tujuan yang sama yaitu mengidentifikasi faktorfaktor internal dan eksternal, merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha,
dan merumuskan strategi pengembangan koerasi yang baik. Putri (2012)
menjelaskan hal yang membedakan strategi pengembangan usaha pada
perusahaan dan koperasi, yaitu dalam merumuskan strategi pengembangan usaha
pada koperasi perlu melibatkan partisipasi anggota yang disesuaikan dengan visi
dan misi koperasi karena pada dasarnya koperasi merupakan badan usaha yang
terbentuk dari, oleh dan untuk anggota.
Ramadhan (2009) dengan judul penelitian mengenai Analisis Strategi
Pengembangan KUD (Koperasi Unit Desa) Giri Tani Kecamatan Cisarua
Kabupaten Bogor Jawa Barat merumuskan strategi pengembangan usaha dengan
perlu mengidentifikasi faktor lingkungan eksternal dan internal suatu perusahaan
atau koperasi. Faktor eksternal merupakan faktor yang berada diluar perusahaan
yang dapat mempengaruhi jalannya perusahaan. Faktor eksternal mencakup
peluang yang dapat memberikan manfaat dan ancaman yang harus dihindari.
Sedangkan faktor internal merupakan faktor yang berada di dalam perusahaan
yang mempengaruhi kelangsungan suatu perusahaan, mencakup kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Ramadhan (2009) di dalam Putri (2012) hanya
melibatkan ketua, sekretaris, bendahara, dan staff KUD Giri Tani sebagai pihak
internal koperasi, sehingga kelemahan penelitian ini adalah tidak melibatkan
anggota sebagai pihak internal dalam merumuskan strategi pengembangan
koperasinya. Hampir sama dengan Ramadhan (2009), Dharmanthi (2009) juga
hanya melibatkan Ketua Badan Pengurus dan Ketua Badan Pengawas
PRIMKOPTI Kota Bogor sebagai pihak internal dan Kepala Seksi Koperasi Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor sebagai pihak eksternal dan
terjadi permasalahan dengan kondisi anggotanya yaitu jumlah anggota yang tidak
mengalamai peningkatan dari tahun ke tahun dan kurangnya partisipasi anggota
15
dalam bertransaksi dengan koperasi sehingga terindikasi penurunan jumlah
anggota koperasi. Penelitian Putri (2012) yang dilakukan di KUD Puspa Mekar
yang juga mengkaji mengenai strategi pengembangan usaha pada koperasi,
dengan mengacu pada penelitian yang dilakukan Sembara (2011) yaitu
mempertimbangkan peran anggota sebagai pihak internal dalam merumuskan
strategi pengembangan koperasi.
Terkait dengan perkembangan koperasi penelitian terdahulu Brikmar (2008)
didalam penelitian yang berjudul Perkembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya
menjelaskan, bahwa perkembangan koperasi perikanan Mina Jaya meningkat dari
tahun ke tahun dilihat dari jumlah anggota yang terus bertambah, keuntungan
yang diperoleh dari kegiatan usahanya dan adanya unit usaha ekonomi dan unit
sosial yang memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan koperasi.
Kekuatan utama yang dimiliki koperasi adalah harga ikan di TPI yang tinggi dan
kelemahan utamanya adalah jumlah modal yang dimiliki koperasi terbatas.
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh KUD Mina Samudera tidak jauh
berbeda dengan permasalahan yang dihadapi oleh penelitian-penelitian terdahulu
lainnya, yaitu berkaitan dengan anggota. Kurang partisipasi dan loyalitas anggota
terhadap KUD Mina Samudera yang terjadi dilihat dari tidak stabilnya jumlah
anggota yang fluktuasi dari mulai bangkit kembali hingga saat ini yang mulai
terus menurun, hal ini akibat dari keputusan Rapat Anggota (RAT) nomor
004/TAP-RAT/MS/III/2002 bahwa anggota yang tidak aktif dan tidak loyal
kepada KUD Mina Samudera akan tereliminir dari keanggotaan KUD Mina
Samudera dengan sendirinya. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan
yang dihadapi oleh koperasi-koperasi tersebut dibutuhkan langkah-langkah
strategis dengan menggunakan metode dan berbagai alat analisis yang mendukung
dalam merumuskan strategi pengembangan koperasinya.
Metode dan Alat Analisis yang Digunakan Dalam Strategi
Penelitian tentang koperasi sebelumnya sudah ada beberapa yang meneliti.
Dengan alat analisis strategi pengembangan yang hampir sama namun berbeda
lokasi dan penelitian. David (2009) mengemukakan formulasi strategi terdiri dari
tiga tahapan analisis meliputi tahap input, tahap pencocokan, dan tahap
pengambilan keputusan. Beberapa alat analisi yang digunakan dalam hahap input,
yaitu Matriks IFE (Internal Factor Evaluation), Matriks EFE (Eksternal Factor
Evaluastion), dan CPM (Competitive Profile Matrix).
Dharmanti (2009), Ramadhan (2009), Permana (2011) dan Putri (2012)
menggunakan dalam penelitiannya Matriks IFE (Internal Factor Evaluation),
Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluastion), matriks IE (Internal External),
Matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) dan Arsitektur
Strategi. Dharmanti (2009) dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha
pada Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIMKOPTI) Kota