STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SIMPAN PINJAM PADA KUD (KOPERASI UNIT DESA) MOJOSONGO KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SIMPAN PINJAM PADA KUD (KOPERASI UNIT DESA) MOJOSONGO KECAMATAN MOJOSONGO

KABUPATEN BOYOLALI

SKRIPSI Oleh : TITIK EKAWATI

K7406030

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET


(2)

commit to user

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SIMPAN PINJAM PADA KUD (KOPERASI UNIT DESA) MOJOSONGO KECAMATAN MOJOSONGO

KABUPATEN BOYOLALI

Oleh : TITIK EKAWATI

K7406030

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(3)

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sukirman, M.M Laily Faiza Ulfa, S.E, M.M


(4)

commit to user

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang : Tanda Tangan

Ketua :Drs. Wahyu Adi< M.Pd ……….

Sekretaris :Drs.Sudiyanto,M.Pd ……….

Anggota I : Drs. Sukirman, M.M ……….

Anggota II : Laily Faiza Ulfa, S.E, M.M ……….

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan,

Prof. Dr.H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001


(5)

ABSTRAK

Titik Ekawati. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SIMPAN PINJAM PADA KUD (KOPERASI UNIT DESA) MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI. Skripsi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui strategi yang digunakan dalam pengembangan usaha simpan pinjam (2) Mengetahui hambatan yang dihadapi dalam pengembangan usaha simpan pinjam (3) mengetahui upaya yang dilakukan dalam menghadapi hambatan-hambatan yang ada.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskrepsi kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik teknik purposive sampling dan teknik snowball sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tenik observasi, teknik wawancara, dan teknik dekumentasi. Teknik analisa data yang digunakan dalah dengan mengunakan model interaktif. Sedangkan valilditas data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik trainggulasi data dan trianggulasi metode.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Strategi yang diterapkan untuk mengembangkan usaha simpan pinjam dirumuskan dalam strategi-strategi berikut:progam penyehatan industri unit usaha koperasi melalui peningkatan aspek permodalan, penyempurnaan, sistem pengaturan dan pengawasan unit usaha koprasi berupa penilian tingkat kesehatan, peningkatan efektivitas dalam mematuhi peraturan yang berlaku, serta seleksi anggota baru, dan dukungan infrastruktur yang meliputi training, teknologi informasi serta linkage progam .(2) Kendala-kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan strategi-strategi tersebut adalah kurangnya permodalan dan adanya kredit macet.(3) Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala diatas adalah dengan dengan mencari bantuan kredit lunak kepada lembaga yang berwenag dengan sistem pembayaran angsuran, mengadakan panggilan kepada debitur untuk ditegur apabila tidak ada respon maka para pengurus dan karyawan terjun secara langsung ke lapangan.


(6)

commit to user

MOTTO

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang

yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”

(QS.Al-Mujaadillah Ayat 11)

“Tanpa semangat,kerja keras, ketekunan dan doa yang tulus, kesuksesan tidak

mungkin kita raih “. (Penulis)

“Alam benar adalah sabar. Alam benar tampaknya diam tetapi ia tidak mau

ditaklukkan”. (Anonim)


(7)

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan Kepada : Ibu dan Bapak tercinta , Dhian dan Kristina , Mas Yusuf, Teman-teman seperjuangan, dan almamater


(8)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, hidayah serta inayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat di selesaikan, untuk memenuhi sebagai persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan Progam Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Akutansi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan yang berjudul, ”STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SIMPAN

PINJAM PADA KUD (KOPERASI UNIT DESA) MOJOSONGO

KABUPATEN BOYOLALI”. Dari sini penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, dan dukungan yang berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik dan dari lubuk hati yang paling dalam secara tulus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universiatas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin penyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi.

4. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, yang telah memberikan pengarahan dan ijin penyusunan skripsi.

5. Drs. Sukirman, M.M, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan menyediakan waktunya untuk memberikan pengarahan serta motivasi demi kelancaran penuh dalam penyusunan skripsi ini.

6. Laily Faiza Ulfa, S.E, M.M selaku Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

7. Bapak Ir Santosa, selaku Ketua KUD Mojosongo yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di KUD yang dipimpinnya.


(9)

8. Bapak Mulyono, selaku Ketua II KUD Mojosongo yang telah memberikan informasi dan bantuan kepada peneliti selama melakukan penelitian.

9. Ibu Enik Suharti, selaku Kabid. Simpan Pinjam KUD Mojosongo yang telah memberikan informasi dan bantuan kepada peneliti selama melakukan penelitian.

10. Bapak, Ibu, Dhian, dan Kristin, makasih ya…Miss You All..

11. Sahabatku Lia, kamu adalah sahabat terbaikku yang telah mendampingiku dalam keadaan susah dan senang hingga terselesaikannya skripsi ini.

12. Teman-temanku (mb Azizah, Intan, Rizal Dian, Lona, Ily, Yuke) yang telah memberikan dukungan dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 13. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi 2006 yang

telah membantu dalam penyusunan skripsi.

14. Mas Yusuf yang selalu mendukung dan memberi semangat.Love you pa..

15. Teman–temanku di seluruh Indonesia,Thanks For All…

16. Fc. Bian dan Fc. Menara, terima kasih…

17. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan balasan yang setimpal dari-Nya.

Di dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa dangkalnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan menyebabkan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran maupun kritik yang bersifat membangun demi perkembangan selanjutnya.

Sebagai akhir kata penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga dunia perkoperasian khususnya.

Surakarta, Desember 2010


(10)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PENGAJUAN ... iii

PERSETUJUAN ... iv

PENGESAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II.LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 9

1.Tinjauan KUD secara umum ... 9

a.Sejarah berdirinya KUD ... 9

b.Potret Koperasi Indonesia ... 10

2.Tinjauan tentang KUD Mojosongo ... 11

a.Gambaran umum KUD Mojosongo ... 11

b.Strategi Pengembangan KUD Mojosongo ... 12 x


(11)

3.Tinjauan tentang Strategi Pengembangan Usaha ... 13

a.Pengertian Strategi ... 13

b.Strategi Pengembangan Usaha Koperasi ... 15

4.Tinjauan tentang Simpan Pinjam ... 16

a.Pengertian simpan Pinjam ... b.Produk simpanan Koperasi ... c.Pengertian Pinjam atau Kredit ... d.Unsur–unsur pinjaman/ kredit ... e.Tujuan dan Fungsi Pinjaman/ Kredit ... f. Produk pinjaman Koperasi ... 5.Tinjauan Tentang Koperasi ... a.Pengertian Koperasi Indonesia ... b.Landasan Koperasi Indonesia ... c.Asas Koperasi Indonesia ... d.Tujuan Koperasi Indonesia ... e.Prinsip Koperasi Indonesia ... f. Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia ... g.Jenis Koperasi Indonesia ... B. Kerangka Pemikiran ... 28

BAB III.METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Bentuk Sumber dan Strategi Penelitian ... 32

C. Sumber Data ... 33

D. Teknik Sampling (Cuplikan) ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37 a.Teknik Pengamatan (Obsevasi)

b.Teknik Wawancara c.Teknik Dokumentasi


(12)

commit to user

H. Prosedur Penelitian ... 41

BAB IV.HASIL PENELITIAN A. Deskripsi lokasi Penelitian ... 44

1. Sejarah KUD Mojosongo ... 44

2. Visi dan Misi KUD Mojosongo ... 45

3. Stuktur Organisasi KUD Mojosongo ... 46

4. Susunan Organisasi KUD Mojosongo ... 46

5. Alur Pencairan Kredit Unit Simpan Pinjam ... 49

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ... 51

1. Strategi Pengembangan Usaha Simpan Pinjam ... 51

2. Kendala-kendala ... 55

3. Upaya yang dilakukan ... 55

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori ... 56

BAB V.SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 63

B. Implikasi ... 64

C. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Jadwal Penelitian ... 32 Tabel 2. Modal Koperasi ... 56


(14)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 30 Gambar 2. Model Analisis Interaktif Data ... 41 Gambar 3. Prosedur Penelitian Strategi Pengembangan Usaha

Simpan Pinjam Pada KUD Mojosongo ... 43 Gambar 4. Stuktur Organisasi KUD Mojosongo ... 46


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Pedoman Wawancara ... 71

Lampiran 2. Catatan Lapangan ... 72

Lampiran 3. Pos Pembagian SHU KUD Mojosongo... 75

Lampiran 4.Pos–Pos Neraca dan Perhitungan Hasil Usaha... 79 Lampiran 5. Neraca KUD Mojosongo Tahun 2009 dan 2008 ... Lampiran 6.Laporan Perubahan Ekuitas Tahun 2009... Lampiran 7. Laporan Arus Kas KUD Mojosongo 2009 ... Lampiran 8. Foto Wawanca ra ...


(16)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang di wilayah Asia Tenggara khususnya, hal ini terlihat dengan adanya pelaksanaan pembangunan di semua sektor kehidupan untuk menuju pada Negara yang adil, makmur dan sejahtera. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia ini merupakan suatu langkah dalam rangka mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia yang tercermin di dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945. Salah satu sektor yang mendapat perhatian di dalam pembangunan adalah sektor ekonomi karena sektor ini yang dapat dijadikan sebagai kriteria untuk menentukan kemakmuran suatu Negara.

Dengan adanya pembangunan di bidang ekonomi ini, diharapkan akan dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat agar semakin baik kehidupannya, pertumbuhan ekonomi yang merata dengan stabilitas ekonomi yang semakin mantap. Pembangunan di bidang atau sektor ini dilakukan karena masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan yang antara lain bagi usaha kecil dan menengah, misalnya: kurangnya modal, kurangnya pengetahuan dan wawasan guna mengembangkan usaha mereka serta kemampuan ekonomi masyarakat yang masih lemah sehingga akan mempengaruhi kondisi perkembangan perekonomian suatu negara.

Dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dibutuhkan suatu bentuk usaha yang memiliki asas usaha bersama dan asas kekeluargaan menurut kebutuhan adat istiadat budaya bangsa Indonesia serta sesuai dengan tujuan negara, yang tertuang di dalam Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) yang berbunyi, “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Inilah yang merupakan akar dari ekonomi kerakyatan bagi bangsa Indonesia.

Sesuai dengan penjelasan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 ini dikatakan bahwa produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, dibawah


(17)

pimpinan/pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamamakan, bukan kemakmuran orang seorang atau kelompok. Oleh sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dengan melandaskan pada penjelasan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 maka bentuk usaha yang sesuai adalah koperasi.

Definisi koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dengan demikian koperasi merupakan salah satu bentuk usaha yang diharapkan pemerintah dalam rangka meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang berdasarkan pada asas kekeluargaan. Berdirinya suatu koperasi mempunyai tujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya, serta turut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Koperasi merupakan wadah dan wahana yang sesuai bagi pelaksanaan pembangunan di bidang perekonomian Indonesia, terutama dalam usaha peningkatan kesejahteraan bagi golongan ekonomi lemah dengan ikut berpartisipasi dalam proses pembanguna bangsa. Sehingga keberadaan koperasi di tengah-tengah masyarakat dapat mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dengan demikian adanya koperasi diharapkan dapat mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat terutama golongan ekonomi melemah kebawah, Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional, dengan koperasi sebagai soko gurunya serta berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.sehingga koperasi diperankan dan difungsikan sebagai pilar utama dalam istem


(18)

commit to user

guru perekonomian” mempunyai arti sebagai pilar atau penyangga utama atau tulang punggung perekonomian bagi negara Indonesia.

Tujuan dari pendirian koperasi adalah untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Hal ini diperkuat dalam Undang – Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, pasal 3 disebutkan bahwa; koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945, sehingga keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat diukur dari peningkatan kesejahteraan anggotanya. Prinsip usaha yang digunakan koperasi antara lain; keanggotaan yang bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan dengan adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing–masing anggota, pemberian balasa jasa yang terbatas terhadap modal dan kemandirian.

Prinsip– prinsip yang digunakan koperasi menjadikannya sebagai badan usaha yang tidak semata–mata memperkaya pribadi pemilik modal seperti badan usaha lainnya. Keuntungan koperasi sebisa mungkin dikembalikan kepada anggota seperti dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha yang didasrkan pada besarnya jasa masing – masing anggota. Dengan demikian keuntungan akan terdistribusi secara adil dan kemudian diharapkan perekonomian anggota akan lebih meningkat.

Perkembangan koperasi yang telah melewati beberapa dekade memberikan nuansa dan warna tersendiri bagi perekonomian Indonesia. Perkembangan usaha koperasi meluas mengikuti tingkat kepentingan atau kebutuhan anggotanya, akan tetapi perkembangan koperasi tidak bisa secepat perkembangan bentuk usaha lainnya. Walaupun demikian telah terjadi peningkatan usaha-usaha dan pelayanan-pelayanan koperasi dengan beragam usaha sesuai dengan tujuan dan kepentingan anggota tanpa meninggalkan ciri khas dari koperasi itu sendiri yang mengutamakan kesejahteraan anggotanya.


(19)

Koperasi-koperasi di Indonesia saat ini ada yang bergerak dalam satu bidang usaha maupun beberapa bidang usaha sesuai dengan tujuannya. Koperasi yang bergerak dalam satu bidang uasaha contohnya adalah koperasi produksi, kopersi jasa, koperasi konsumsi dan koperasi simpan pinjam. Sedangkan koperasi yang bergerak dalam beberapa bidang usaha sekaligus disebut sebagai Koperasi Serba Usaha atau sering disebut sebagai Koperasi Unit Desa.

Namun pada kenyataanya, dari beberapa contoh bidang usaha dari koperasi yang ada di masyarakat, unit usaha simpan pinjam lebih banyak berkembang dari pada unit– unit usaha lainnya dari suatu koperasi, hal ini dapat dilihat dengan banyak berdirinya koperasi simpan pinjam di Indonesia karena terkait pemenuhan kebutuhan masyarakat, terutama masyarakat pengusaha kecil dan masyarakat lapisan bawah. Dengan adanya unit usaha simpan pinjam bertujuan untuk menghindari praktek lintah darat maupun rentenir dengan mentapkan bunga yang tinggi yang sering beroperasi di kalangan pengusaha kecil, pedagang, petani, dan sebagainya.

Selain itu unit usaha simpan pinjam yang dilakukan oleh koperasi akan dapat membantu menigkatnya perekonomian para anggota dan masyarakat yang ada di daerah kerjua sekitar koperasi yang memanfaatkan pinjaman dari koperasi tersebut selain kegiatan penyimpanan yang terdapat di koperasi. Karena salah satu kegiatan dari unit usaha simpan pinjam adalah untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi serta koperasi lainnya atau anggota koperasi lain tersebut. Hal ini sesuai dengan definisi unit simpan pinjam dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi pasal satu ayat (3) yang berbunyi: “Unit simpan pinjam adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan.”

Seperti halnya koperasi yang lain, usaha simpan pinjam merupakan salah satu dari berbagai unit usaha yang terdapat di KUD Mojosongo Kecamatan


(20)

commit to user

Mojosongo yang terdiri dari berbagai macam profesi yang diantaranya adalah petani, pedagang, buruh, pegawai dan sebagainya mempunyai berbagai macam kendala yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhannya masing-masing. Salah satunya adalah masalah permodalan yang merupakan kendala utama bagi anggota dan masyarakat sekitar daerah kerja KUD untuk mengembangkan usaha yang mereka tekuni. Dengan adanya usaha simpan pinjam pada KUD tersebut, hal ini akan dapat membantu masalah permodalan yang menjadi kendala bagi para anggota KUD sehingga akan menumbuhkan usaha para anggota dan masyrakat sekitar daerah kerja KUD serta membantu mengembangkan usahanya sehingga kesejahteraan anggota dan masyarakat yang ada disekitar daerah kerja diharapkan meningkat. Karena dalam kenyataannya, dari dulu hingga sekararang mereka merupakan suatu masyarakat yang mampu berproduksi tetapi hanya sebagian kecil saja yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan usahanya karena terbentur dalam masalah permodalan. Bagi para pengusaha yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan produksinya akan tetap dibawah garis kemiskinan atau tidak akan sejahtera. Dengan adanya usaha simpan pinjam di KUD akan dimanfaatkan untuk melakukan transaksi simpan maupun pinjam/ kredit sehingga permasalahan yang terjadi di masyarakat terutama dalam permodalan dapat teratasi. Dalam hal ini KUD Mojosongo terutama unit simpan pinjam berupaya melalui berbagai strategi untuk dapat mengembangkan usaha simpan pinjam agar dapat memperluas jangkauan penyaluran kredit sehingga masyarakat dapat memanfaatkan unit simpan pinjam dengan baik, meningkatkan pelayanan kepada para calon debitur dan dapat memenuhi permintaan kredit yang berasal dari anggota serta masyarakat di sekitar daerah kerja KUD.

Namun yang terjadi sekarang ini unit simpan pinjam pada KUD Mojosongo belum menunjukkan perkembangan yang maksimal, hal ini terlihat belum terpenuhinya semua permohonan kredit yang berasal dari anggota dan masyarakat di sekitar daerah kerja karena modal yang dimiliki unit simpan pinjam belum mencukupi untuk, memenuhi permintaan kredit yang tinggi dari calon debitur sehingga banyak calon debitur yang beralih pinjam di lembaga keuangan


(21)

yang lain. Masih banyak anggota serta masyarakat di sekitar daerah kerja yang belum memanfaatkan unit simpan pinjam di KUD Mojosongo secara optimal.

Selain itu, adanya berbagai kendala juga menghambat unit simpan pinjam pada KUD Mojosongo untuk dapat mengembangkan Usahanya. Untuk dapat mengatasi kendala-kendala tersebut, ada berbagai upaya yang KUD Mojosongo lakukan terutama bagian unit simpan pinjam agar dapat memenuhi semua kredit yang berasal dari anggota dan masyarakat disekitar daerah kerja, memperluas jangkauan penyaluran kredit dan meningkatkan pelayanan kepada calon debitur serta mengurangi kendala lain yang menghambat pengembangan usaha simpan pinjam supaya menjadi lebih baik lagi sehingga dapat memenuhi kebutuhan anggota dan masyarakat sekitar dareah kerja terutama bidang simpan pinjam. Atas dasar latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul penelitian SRTATEGI PENGEMBANGAN USAHA SIMPAN PINJAM PADA KUD (KOPERASI UNIT DESA) MOJOSONGO KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah sangat diperlukan dalam suatu penelitian yaitu merupakan upaya untuk mengetahui atau mengumpulkan masalah apa saja yang muncul atau dihadapi. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kemakmuran suatu Negara sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi.

2. Masyarakat menaruh harapan dengan adanya KUD di lingkungan mereka, karena hal ini sangat mendukung sekali dalam kegiatan ekonomi yang mereka jalankan sehari–harinya.

3. KUD dapat memberikan solusi dalam kegiatan usaha yang dijalankan oleh anggota dan masyarakat sekitar.


(22)

commit to user

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah akan memudahkan peneliti dalam pembahasannya, agar lebih mendalam dan tidak terlalu luas, sehingga dapat mencapai sasaran, tujuan dengan tepat dan hasil yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan. Maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan batasan masalah terkait dengan istilah yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

2. Kemakmuran suatu Negara dipengaruhi oleh faktor ekonomi.

3. Ekonomi masyarakat yang merata dapat menciptakan suatu kesejahteraan masyarakat.

D. Perumusan Masalah

Adanya perumusan masalah yang jelas, diperlukan dalam suatu penelitian agar dapat memberikan kemudahan di dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Berdasarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas maka dapat disusun atau diajukan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi dalam pengembangan usaha simpan pinjam?

2. Apa saja hambatan yang dihadapi di dalam pengembangan usaha simpan pinjam?

3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh Koperasi Unit Desa Mojososngo untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada?

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan atau aktivitas yang terencana tentu memiliki tujuan termasuk kegiatan penelitian merupakan sasaran dari pemecahan masalah yang dikaji didalam penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:


(23)

1. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam pengembangan usaha simpan pinjam KUD Mojosongo.

2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi dal;am pengembangan usaha simpan pinjam.

3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan yang diperoleh dari suatu penelitian, diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis dalam rangka menigkatkan pengetahuan dan manfaat praktis dalam rangka memecahkan masalah tersebut.

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian pada KUD Mojosongo Kabupaten Boyolai diharapkan akan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan penulis terutama di bidang perkoperasian.

b. Sebagai acuan dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat memberi masukan bagi KUD dalam rangka meningkatkan usaha simpan pinjam yang ada.

b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi KUD sebagai bahan pertimbangan dalam rangka mengembangkan strategi pengelolaan yang sudah ada

c. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam hal simpan pinjam/ kredit dan sebagai langkah penerapan ilmu pengetahuan yang penulis terima di bangku kuliah.


(24)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan KUD Secara Umum a. Sejarah Berdirinya KUD

Untuk mengatasi kelemahan organisasi dan memajukan manajemen koperasi, maka sejak tahun 1972 dikembangkan penggabungan koperasi-koperasi kecil menjadi koperasi-koperasi-koperasi-koperasi yang besar. Daerah-daerah di pedesaan dibagi dalam wilayah-wilayah Unit Desa (WILUD) dan koperasi-koperasi yang ada dalam wilayah unit desa tersebut digabungkan menjadi organisasi yang besar dan dinamakan Badan Usaha Unit Desa (BUUD). Pada akhirnya koperasi-koperasi desa yang tergabung itu dibubarkan, selanjutnya BUUD menjelma menjadi KUD (Koperasi Unit Desa). Karena secara ekonomi menjadi besar dan kuat, maka BUUD/KUD itu mampu membiayai tenaga-tenaga yang cakap seperti manajer, juru buku, juru mesin, juru toko dan lain-lain. Juga BUUD/KUD itu dipercaya untuk meminjam uang dari bank dan membeli barang-barang produksi yang lebih modern, sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman (mesin giling padi, traktor, pompa air, mesin penyemprot hama dan lain-lain).

Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang Wilayah Unit Desa, BUUD/KUD dituangkan dalam Instruksi Presiden No. 4/1973 dibentuklah BUUD di daerah-daerah maupun di pedesaan yang wilayah kerjanya disesuaikan dengan potensi daerah-daerah masing-masing. Kemudian diperbaharaui menjadi Instruksi Presiden No 2/1978 dengan usaha BUUD dianggap sudah berjalan dan diarahkan untuk menjadi Koperasi Unit Desa kemudian secara bertahap dapat dibentuk suatu badan ekonomi yang berbadan hukum. Dengan dibentuknya Koperasi Unit Desa diharapkan dapat berkembang terus sehingga nantinya dapat berfungsi menjadi wadah ekonomi pedesaan seperti yang terdapat dalam Instruksi Presiden No 4 tahun 1984.


(25)

b. Potret Koperasi Indonesia

Sampai dengan bulan Nopember 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah itu jika disbanding dengan jumlah koperasi per- Desember 1998 mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-November 2001, sebanyak 96.180 unit (88,14%). Corak koperasi Indonesia adalah koperasi dengan skala sangat kecil. Satu catatan yang perlu diingat reformasi yang ditandai dengan pencabutan Inpres 4/1984 tentang KUD telah melahirkan gairah masyarakat untuk mengorganisasi kegiatan ekonomi yang melalui koperasi.

Secara historis pengembangan koperasi di Indonesia yang telah digerakan melalui dukungan kuat program pemerintah yang telah dijalankan dalam waktu lama, dan tidak mudah ke luar dari kungkungan pengalaman tersebut. Pergeseran ke arah peran swasta menjadi tantangan baru bagi lahirnya pesaing-pesaing usaha terutama KUD. Meskipun KUD harus berjuang untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi, namun sumbangan terbesar KUD adalah keberhasilan peningkatan produksi pertanian terutama pangan, disamping sumbagan dalam melahirkan kader wirausaha karena telah menikmati latihan dengan mengurus dan mengelola KUD (revolusi penggilingan kecil dan wirausahawan pribumi di desa).

Jika melihat posisi koperasi pada hari ini sebenarnya masih cukup besar harapan kita kepada koperasi. Memasuki tahun 2000 posisi koperasi Indonesia pada dasarnya justru didominasi oleh koperasi kredit yang menguasai antara 55-60% dari keseluruhan aset koperasi. Sementara itu dilihat dari populasi koperasi yang terkait dengan program pemerintah hanya sekitar 25% dari populasi koperasi atau sekitar 35% dari populasi koperasi aktif. Pada akhir-akhir ini posisi koperasi dalam pasar perkreditan mikro menempati tempat kedua setelah BRI-unit desa sebesar 46% dari KSP/USP dengan pangsa


(26)

commit to user

hanya menyentuh sebagian dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada dasarnya masih besar elemen untuk tumbuhnya kemandirian koperasi.

Mengenai jumlah koperasi yag meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu 3 tahun 1998-2001, pada dasarnya tumbuh sebagai tanggapan terhadap dibukanya secara luas pendirian koperasi dengan pencabutan Inpres 1/1984 dan lahirnya Inpres 18/1998. Sehingga orang bebas mendirikan koperasi pada basis pengembangan dan pada saat ini sudah lebih dari 35 basis pengorganisasian koperasi. Kesulitan pengorganisasian koperasi tidak lagi taat pada penjenisan koperasi sesuai prinsip dasar pendirian koperasi atau insentif terhadap koperasi. Keadaan ini menimbulkan kesulitan pada pengembangan aliansi bisnis maupun pengembangan usaha koperasi kearah penyatuan vertikal maupun horizontal. Oleh karena itu jenjang pengorganisasian yang lebih tinggi harus mendorong kembalinya pola spesialisasi koperasi. Di dunia masih tetap mendasarkan tiga varian jenis koperasi yaitu konsumen, produksi dan kredit serta akhir-akhir ini berkembang jasa lainnya.

Struktur organisasi koperasi Indonesia mirip organisasi pemerintah / lembaga kemasyarakatan yang terstruktur dari primer sampai tingkat nasional. Hal ini menunjukan kurang efektifnya peran organisasi sekunder dalam membantu koperasi primer, karena jarang menjadi instrument eksploitasi sumber daya dari daerah pengumpulan. Fenomena ini dimasa datang harus dirubah karena adanya perubahan orientasi bisnis. Yang berkembang dengan globalisasi yang mengarah pada ekonomi kapitalis. Untuk mengubah arah ini hanya mampu dilakukan bila penataan mulai dilektakan pada daerah otonom, yang harus mendukung kepada potensi ekonomi rakyat.

2. Tinjauan Tentang KUD Mojosongo a. Gambaran Umum KUD Mojosongo

Koperasi Unit Desa Mojosongo adalah sebuah unit koperasi yang berkedudukan di Jl.Boyolali-Jatinom Km.4 Boyolali di kecamatan Mojosongo kabupaten Boyolali. KUD ini sangat terkenal akan produksi susu sapi


(27)

perahnya. Karena KUD ini mampu menghasilkan susu sapi sebanyak 36.000 ton per hari, tapi karena ada bantuan alat dari PT. Frissian Flag maka produksi susu sapi dapat meningkat menjadi 60.000 ton per hari. Sebab, unit persusuan dari berbagai wilayah di Boyolali menyetorkan susu ke KUD Mojosongo.

Adanya peningkatan produksi susu sapi perah ini disebabkan karena pengurus KUD Mojosongo memberikan bantuan kredit / simpan pinjam kepada anggota atau masyarakat bukan anggota lainnya. Pemberian kredit yang dilakukan sangat membantu masyarakat ataupun anggota KUD tersebut, karena masyarakat daerah sekitar sebagian besar bermata pencarian sebagai petani dan peternak sapi.

Pemberian kredit pada anggota ataupun bukan anggota juga mempunyai banyak kendala, adapun kendala yang dihadapi adalah pinjaman yang diberikan tidak digunakan secara optimal sesuai permohonan dalam peningkatan produktivitas, pengembalian pinjaman tidak menentu atau melebihi jatuh tempo.

b. Strategi Pengembangan KUD Mojosongo

Strategi yang digunakan KUD Mojosongo pada saat ini dapat dilihat dari keberhasilan KUD Mojosongo dalam meningkatkan produktivitasnya dalam bidang pertanian dan produksi susu sapi yang meningkat. Strategi yang digunakan pada KUD tersebut adalah:

a. Pemberian kredit pada petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan bunga lunak.

b. Penyediaan alat-alat ataupun bahan-bahan pertanian yang cukup dengan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar yang ada di Indonesia, seperti PT. Frissian Flag Indonesia (FFI), PT. Pupuk Sriwijaya.

c. Peningkatan pelayanan usaha kepada anggota maupun masyarakat daerah sekitar.


(28)

commit to user

3. Tinjauan Tentang Strategi Pengembangan Usaha a. Pengertian strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata strategia

(statos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk

menjadi jenderal.

Menurut Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck (1997:12),

“Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang

mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.

Sedangkan Robert R. Grant (1992:2) menyatakan bahwa: “Strategi merupakan suatu tema yang memberikan satu kesatuan arah bagi pengambilan keputusan individual baik dalam organisasi maupun secara pribadi”

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang memberikan kesatuan arah bagi pengambilan keputusan individual baik dalam organisasi maupun secara pribadi untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.

Dermawan Wibisono (2006:50) berpendapat bahwa pentingnya suatu perusahaan memiliki strategi adalah:

1) Strategi perusahaan melibatkan semua pihak dalam organisasi, yang mencakup seluruh area dan fungsi bisnis.

2) Strategi perusahaan berkonsentrasi pada kelangsungan hidup bisnis perusahaan, sebagai tujuan minimal, dan pada penciptaan nilai tambah, sebagai tujuan maksimal.

3) Strategi perusahaan meliputi seluruh jangkauan dan kedalaman aktivitas organisasi.

4) Strategi perusahaan mengarahkan perubahan dan mencakup hubungan antara perusahaan dan lingkungannya.

5) Strategi perusahaan merupakan pusat pengembangan keunggulan kompetitif perusahaan yang berkelanjutan.

6) Pengembangan strategi perusahaan merupakan hal yang sangat krusial dan memicu penjualan, keuntungan, pangsa pasar dan nilai saham.


(29)

Saat-saat ini strategi banyak dipraktekan di dalam industri karena membuat tugas para eksekutif puncak menjadi lebih efektif dan kurang beresiko. Manfaat strategi perusahaan tidak hanya dirasakan oleh eksekutif puncak saja tetapi juga bermanfaat bagi semua karyawan untuk mengetahui apa yang diharapkan dari pada karyawan yang ada dan kemana arah tujuan suatu perusahaan / organisasi, dapat mengurangi konflik yang timbul karena strategi yang efektif mengarahkan kepada karyawan untuk mengikutinya, memberikan semangat kepada para karyawan dalam mencapai tujuan serta menjamin adanya dasar pengendalian manajemen dan evaluasi. Strategi suatu perusahaan atau organisasi mempunyai beberapa fungsi yaitu:

1) Strategi berfungsi sebagai alat pendukung pengambilan keputusan.

Strategi sebagai alat pendukung keputusan maksudnya bahwa strategi dapat menuntun orang–orang di dalam organisasi untuk mengambil alternatif yang tepat di dalam suatu persoalan. Strategi juga dapat dijadikan pedoman untuk mengambil keputusan pada suatu organisasi atau badan usaha.

2) Strategi berfungsi sebagai alat koordinasi.

Strategi sebagai alat pendukung pengambilan keputusan maksudnya bahwa strategi dapat menuntun orang-orang di dalam organisasi untuk mengambi alternatif yang tepat di dalam suatu persoalan. Strategi juga dapat dijadikan pedoman untuk mengambil keputusan pada suatu organisasi atau badan usaha.

3) Strategi berfungsi sebagai alat untuk mewujudkan visi.

Strategi berfungsi sebagai alat untuk mewujudkan visi maksudnya bahwa konsep strategi merupakan pola tindakan untuk mengarahkan dan mengerahkan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dalam rangka mewujudkan visi. Strategi merupakan usaha yang harus dilakukan organisasu untuk memujudkan visi sehingga dapat dikatakan bahwa strategi


(30)

commit to user

b. Strategi Pegembangan Usaha Koperasi

Strategi pengembangan unit usaha yang ada pada koperasi suatu cara bagi tiap unit usaha koperasi agar tujuan utama dari koperasi untuk mensejahterakan anggotanya dapat tercapai. Dengan adanya pengembangan unit usaha ini diharapkan dapat membangun kemampuan koperasi di dalam masyarakat.

Menurut teori Abdul Salam (http//:smecda.com, 9 Februari 2008) strategi menuju perkembangan unit usaha koperasi diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Program penyehatan industri unit usaha koperasi.

Adanya program penyehatan industri ini adalah dimulai dengan peningkatan kondisi keuangan koperasi untuk dapat memperkuat permodalan koperasi terutama untuk unit simpan pinjam. Dalam program ini, tentu ada unit usaha koperasi yang tidak mungkin lagi untuk disehatkan sehingga diperlukan adanya ketegasan untuk melikuidasi unit usaha tersebut.

2) Penyempurnaan sistem pengaturan dan pengawasan unit usaha koperasi. Penyempurnaan sistem pengaturan dan pengawasan diarahkan untuk dapat mengurangi tingkat resiko yang mendasar pada pelaksanaan operasional unit koperasi. Hal ini dapat dilakukan dengan menyempurnaan beberapa ketentuan mengenai penilaian tingkat kesehatan koperasi, meningkatkan efektifitas dalam mematuhi peraturan yang berlaku dan seleksi anggota yang baru.

3) Dukungan Infrastruktur

Dukungan infrastruktur yang baik akan dapat mengembangkan suatu unit usaha agar dapat lebih maju dan dapat mengikuti perkembangan jaman. Dukungan infrastruktur ini berupa penguatan kapasitas koperasi antara lain:

a) Training

Training merupakan salah satu cara penguatan kapasitas koperasi melalui sistem pelatihan yang baik bagi para pengurus dan pengawas koperasi. Hal ini merupakan upaya koperasi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di koperasi secara sistematis dan berkelanjutan. Dengan mengembangkan sistem


(31)

training ini dapat memperkuat aspek kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) koperasi.

b) Teknologi Informasi

Adanya teknologi informasi ini adalah untuk memperkuat sistem operasional koperasi terutama unit simpan pinjamnya sehingga diperlukan adanya pengimplementasian teknologi informasi yang memadai dalam operasionalnya. Selain itu adanya prasarana teknologi informasi tersebut dapat digunakan untuk mendukung pengambilan kebijakan secara tepat waktu.

c) Peningkatan kerjasama koperasi dengan bank umum / lembaga keuangan lain (Lingkage Program)

Linkage Program ini merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling menguntungkan antara bank umum / lembaga keuangan lain dengan koperasi terutama unit simpan pinjam untuk meningkatkan jangkauan dalam penyaluran kredit kepada anggota dan masyarakat sekitar daerah kerja yang bukan anggota koperasi.

4. Tinjauan Tentang Simpan Pinjam a. Pengertian Simpan Pinjam

Pengertian simpan pinjam adalah suatu kegiatan menaruh di tempat yang aman supaya jangan rusak, hilang dan sebagainya. Sedangkan untuk produk atau hasil dari kegiatan simpan adalah simpanan. Definisi simpanan dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan disebutkan bahwa “Simpanan adalah dana yang dipercayakan masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.”

Simpanan menurut ketentuan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi pasal 1 ayat (4) yaitu simpanan adalah dana yang


(32)

commit to user

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota calon anggota, koperas-koperasi lain atau anggotanya kepada koperasi berdasarkan perjanjian penyimpanan dalam bentuk tabungan dan simpanan koperasi berjangka.

Simpanan dalam koperasi Indonesia terdiri atas dua jenis simpanan utama yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib serta simpanan sukarela. Simpanan pokok dan wajib merupakan salah satu sumber modal koperasi, msing-masing jenis simpanan utama tersebut dalam penjelasan atas undang-undang Nomor 25 tahun 1992 pasal 41 tentang perkoperasian, diberikan defisi-defisi sebagai berikut:

1). Simpanan pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.

2). Simpanan wajib

Simpanan wajib adalah sejumlah nilai uang tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayar dalam waktu dan kesempatan tertentu (umumnya secara bulanan).

3). Simpanan sukarela

Simpanan sukarela adalah simpanan yang dibayarkan atas dasar sukarela, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Simpanan ini berfungsi untuk menambah modal koperasi.

b. Produk Simpanan Koperasi

Koperasi yang mempunyai usaha simpan pinjam termasuk badan usaha yang beroperasi di bidang keuangan, oleh karena itu produk yang dihasilkan berupa simpanan dan pinjaman (kredit). Menurut ketentuan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1995 Tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi pasal 1 ayat (4), selain simpanan utama ada juga simpanan sukarela yang bentuknya ada dua yaitu tabungan dan


(33)

simpanan koperasi berjangka. Berikut ini definisi dari produk simpanan sukarela yaitu:

1) Simpanan berjangka

Simpanan berjangka adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan koperasi yang bersangkutan.

2) Tabungan koperasi

Tabungan koperasi adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati antara penabung dengan koperasi yang bersangkutan dengan menggunakan buku tabungan koperasi.

c. Pengertian Pinjam / Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu credere yang berarti kepercayaan (truth atau paith). Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Menurut Ruddy Tri Santoso (1995:9) “Kredit dalam arti ekonomi berupa penundaan pembayaran prestasi dalam bentuk barang, uang, maupun jasa lain .”

Menurut undang-undang pokok perbankan nomor 10 tahun 1998 sebagaimana yang dikutip oleh Kasmir(2004:92), “Kredit adalah : “Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kredit koprasi merupakan salah satu kegiatan- kegiatan koprasi dalam mengalokasikan dana yang demiliki untuk memperoleh penghasilan kredit.


(34)

commit to user

d. Unsur-unsur pinjaman/kredit.

Berdasarkan pada pengertian diatas maka unsur-unsur kredit adalah :

1) Kepercayaan

Kepercayaan yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. 2) Waktu

Waktu adalah suatu masa yang memisahkan antar pemberi prestasi dengan kontrak prestasi dengan kontrak prestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.

3) Degree of Risk

Merupakan suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antar pemberi prestasi dengan kontrak prestasi yang akan diterima dikemudian hari.

4) Prestasi

Prestasi atau obyek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang tetapi juga dalam bentuk barang atau jasa.

e. Tujuan dan Fungsi Pinjaman/Kredit

Tujuan merupakan peryataan kondisi yang tidak dapat pada masa sekarang tetapi dimaksud untuk dicapai pada masa yang akan datang melalui kegiatan-kegiatan. Pemberian kredit oleh bank pada umumnya mempunyai tujuan sebagai berikut :

1). Mendapatkan/Mencari Keuntungan

Keuntungan yang diperoleh bank dalam pemberian kredit adalah berupa balas jasa yaitu pemberian bunga atau bagi hasil dan biaya-biaya administrasi yang dikenakan sehubungan dengan kegiatan pemberian kredit kepda nasabah tersebut.


(35)

2). Membantu Kelancaran Usaha Nasabah/Debitur

Dengan adanya pemberian kredit ini akan dapat membantu usaha nasabah yang memerlukan dana baik itu dana investasi maupun dana untuk modal kerja yang berguna untuk mengembangkan usaha mereka.

3). Memperlancar Pembangunan

Pemberian kredit merupakan salah satu usaha untuk memperlancar pembangunan karena semakin banyak kredit yang disalurkan oleh perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan juga mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang

Maksud dari meningkatkan daya guna uang adalah bahwa uang yang disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna sebaliknya apabila uang yang diberikan dalam bentuk kredit maka akan berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit. 2. Kredit dalam meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

Bahwa kredit uang yang disalurkan akan dapat meningkatkan peredaran uang kartal apabila kredit ditarik secara tunai dan peredaran uang giral apabila kredit yang ditarik melalui rekening giro.

3. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran uang.

Kredit yang diberikan dapat digunakan oleh dibitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi bermanfaat. Selain itu, dengan adaya kredit akan memperlancar arus barang dari wilayah satu ke wilayah lainya.

4. Kredit sebagai salah satu alat menjaga stabilitas ekonomi.

Dengan adanya kredit yang diberikan akan dapat menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masarakat, serta membantu dalam mengekspor barang ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.


(36)

commit to user

5. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berwirausaha.

Pemberian kredit yang diberikan akan dapat mengatasi kekurangan maupun para pengusaha di bidang permodalan, sehingga para pengusaha akan meningkatkan usahanya.

6. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapat

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam meningkatkan pendapatan. Hal ini dapat terlihat dengan adanya peningkatan usaha dan proyek-proyek baru yang membutuhkan tenaga kerja yang banyak sehingga mengurangi pengangguran. Dengan tertampungnya tenaga-tenaga kerja tersebut, maka pemerataan akan meningkat.

7. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional

Kredit yang diberikan kepada Negara-negara berkembang yang berguna untuk membangun negaranya akan dapat mempererat hubungan ekonomi dan Negara yang bersangkutan tetapi akan meningkatkan hubungan internasional.

F. Produk Pinjaman Koprasi

Unit simpan pinjam pada koprasi mengeluarkan produk yang berupa pinjaman yang ditawarkan kepada anggota maupun selain anggota berupa pinjaman atau kredit. Menurut tujuan kredit atau sifat penggunaanya, pinjaman/kredit pada koprasi dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu :

1. Pinjaman Konsumtif

Pinjaman konsumtif yaitu pinjaman yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi secara pribadi.

2. Pinjaman Produktif

Pinjaman produktif yaitu pinjaman yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalanya proses produksi agar terjadi peningkatan usaha atau produksi atau investasi.


(37)

Dalam kegiatan peminjaman pada usaha simpan pinjam mengutamakan pemberian pinjaman/kredit kepada para anggotanya dengan bunga yang relatif murah. Besarnya pinjaman biasanya dibatasi sampai jumlah tertentu untuk mengurangi adanya resiko timbulnya kredit macet. Jika memang para anggota tidak membutuhkan lagi dan dana masih lebih, maka tidak menutup kemungkinan usaha simpan pinjam pada koperasi memberikan. Pinjaman kepada buku anggota koprasi atau masarakat sekitar daerah kerja.

5. Tinjauan Tentang Koperasi a. Pengertian Koperasi Indonesia

Kata koperasi Berasal dari bahasa latin “coopere”, yang dalam bahasa inggris disebut cooperation. Co berarti bersama operation berarti berkerja, jadi cooperation berarti berkerjasama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan atau tujuan yang sama

Definisi koperasi menurut Chaniago yang dikutip dari Arifin Sitio dan Halomoan Tamba ( 2001:17) bahwa “Koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada para anggota untuk masuk dan keluar, dengan berkerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmani untuk para anggota”.

Pengertian koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoprasian : adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasarkan atas kekeluargaan.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau


(38)

commit to user

koperasi skaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

b. Landasan Koperasi Indonesia

Landasan yang berlaku bagi koperasi menurut undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 2 Tentang perkoperasian dikatakan bahwa, “Koperasi berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas

kekeluargaan”. Selain Pancasila dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992

juga menyebutkan Undang-undang Dasar 1945 sebagai landasan koperasi. Hal ini, ditegaskan pada batang tubuh Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1)

yang berbunyi,” Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas

asas kekeluargaan.

Di dalam masing-masing sila pancasila mempunyai kaitan tersendiri dengan koperasi, selain pancasila, Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 juga menyebut Undang-undang Dasar 1945 sebagai landasan koperasi. Hal ini, ditegaskan dalam batang tubuh pasal 33 ayat (1) yang berbunyi,”Perkonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”.

c. Asas koperasi Indonesia

Asas koperasi yang ada di Indonesia adalah sesuai dengan pasal 2 Undang-undang Nomor 25 yaitu berdasarkan asas kekeluargaan. Asas ini sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, koperasi suatu usaha bersama harus mencerminkan ketentuan-ketentuan sebagaimana dalam kehidupan keluarga yakni bahwa segala yaitu sesuatu yang dikerjakan secara bersama-sama ditujukan untuk kepentingan bersama seluruh anggota keluarga.

Asas kekelurgaan yang ada pada koperasi merupakan pencerminan terhadap adanya kesadaran dari dalam hati nurani manusia untuk melakukan kerjasama di dalam satu badan usaha yaitu koperasi. Kerjasama yang dilakukan oleh semua anggota koperasi berada di bawah pimpinan pengurus serta penilikan/pengawasan dari anggota atas dasar keadilan dan kebenaran serta keberanian berkorban bagi kepentingan bersama.


(39)

d. Tujuan Koperasi Indonesia

Dalam bab II Pasal 3 Undang-undang Nomor Tahun 1992 dikatakan bahwa,”Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta membangun tatanan perekonomian nasional berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Dari bunyi pasal 3 di atas jelas dikatakan. Bahwa koperasi hendak memajukan kesejahteraan anggota terlebih dahulu dan untuk masyarakat sekitarnya nanti apabila koperasi mempunyai kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut akan diperluas ke masyarakat di sekitar daerah kerja koperasi. Sehingga mengandung arti bahwa, “Meningkatkan anggota adalah yang menjadi program utama koperasi” melalui pelayanan jasa baru kemudian masyarakat di sekitar daerah kerja koperasi apabila tujuan utama koperasi sudah tercapai serta koperasi ikut berperan serta dalam membangun tatanan perekonomian nasional.

e. Prinsip Koperasi Indonesia

prinsip-prinsip koperasi memberikan acuan yang mendasari setiap gerak langkah usaha koperasi sebagai salah satu organisasi ekonomi yang ada di masyarakat. Dengan adanya prinsip koperasi, maka menjadi watak koperasi sebagai suatu badan usaha berbeda dengan badan usaha lainnya.

Prinsip-prinsip koperasi menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 5 (2002:3) menyebutkan bahwa:

1) Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut:

(a) Keanggotaan besifat sukarela dan terbuka. (b) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

(c) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sesuai dengan besar jasa usaha masing-masing anggota.


(40)

commit to user

2) Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut:

(a) Pendidikan perkoperasian. (b) Kerjasama antar koperasi

Berikut ini uraian mengenai prinsip-prinsip koperasi yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992:

1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

Keanggotaan bersifat sukarela mengandung pengertian bahwa, seseorang tidak boleh dipaksa untuk menjadi anggota koperasi, namun harus berdasarkan atas kesadaran sendiri. Setiap orang yang akan menjadi anggota harus menyadari bahwa, koperasi dapat meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya.

Sedang sifat keterbukaan mengandung makna bahwa, di dalam keanggotaan koperasi tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun. Keanggotaan koperasi terbuka bagi siapapun yang memenuhi syarat-syarat keanggotaan atas dasar persamaan kepentingan ekonominya atau karena kepentingan ekonominya dapat dilayani oleh koperasi.

2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

Prinsip pengelolaan secara demokratis didasarkan pada kesamaan hak suara bagi setiap anggota dalam pengelolaan koperasi. Pemilihan para pengelola koperasi berasal dari anggota koperasi itu sendiri. Pada saat rapat anggota, setiap anggota yang hadir mempunyai hak suara yang sama dalam pemilihan pengurus dan pengawas, jadi setiap anggota mempunyai hak yang sama untuk memilih dan dipilih menjadi anggota.

3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

Setiap anggota yang memberikan partisipasi aktif dalam usaha koperasi akan dapat bagian sisa hasil usaha yang lebih besar daripada


(41)

anggota yang pasif. Selain itu, anggota yang menggunakan jasa koperasi, dan nilai jasa yang diperoleh dari anggota tersebut akan diperhitungkan pada saat pembagian sisa hasil usaha. Transaksi antara anggota dan koperasi inilah yang dimaksud dengan jasa usaha.

4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

Modal dalam koperasi pada dasarnya digunakan untuk melayani anggota dan masyarakat di sekitar daerah kerjanya, dengan mengutamakan pada layanan bagi anggota. Dari layanan yang diberikan tersebut diharapkan koperasi mendapatkan nilai lebih dari selisih antara biaya pelayanan dan pendapatan. Karena itu, balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota ataupun sebaliknya juga terbatas, tidak didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud dengan terbatas adalah pemberian balas jasa atas modal yang ditanamkan pada koperasi akan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki koperasi.

5) Kemandirian

Kemandirian pada koperasi dimaksudkan bahwa koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal pengambilan keputusan uasaha dan organisasi. Dalam kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang bertanggung jawab, otonomi, swadaya, dan keberanian mempertanggungjawabkan segala tindakan/ perbuatan sendiri dalam pengelolaan usaha dan organisasi. Apabila setiap anggota konsekuen dengan keanggotaannya dalam arti melakukan segala aktivitas ekonominya melalui koperasi dan koperasi mampu menyediakannya, maka prinsip kemadirian telah tercapai.

6) Pendidikan Perkoperasian.


(42)

commit to user

perkoperasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam mewujudkan kehidupan berkoperasi, agar berkembang menjadi baik dan maju.

7) Kerjasama antar koperasi

Kerjasama antar koperasi dimaksudkan untuk saling memanfaatkan kelebihan dan menghilangkan kelemahan masing-masing koperasi, sehingga hasil akhir dapat dicapai secara optimal. Tentunya dengan adanya kerjasama antar koperasi terdapat banyak keuntungan atau keunggulan yang akan diperoleh apabila kerjasama antar koperasi ini berjalan dengan baik, misalnya kerjasama dalam promosi hasil-hasil produksi anggota koperasi, kerjasama dalam penetrasi pasar, kerjasama dalam tukar-menukar informasi bisnis dan sebagainya.

f. Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia

Suatu badan usaha yang tumbuh dan berkembang di masyarakat masing-masing mempunyai fungsi dan peran tersendiri begitu juga untuk koperasi. Di dalam Bab III bagian pertama pasala 4 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 disebutkan mengenai fungsi dan peran koperasi. Fungsi dan peran koperasi adalah sebagai berikut:

1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.

2) Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.

4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.


(43)

g. Jenis Koperasi Indonesia

Sesuai ketentuan yang terdapat dalam pasal 16 Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 beserta penjelasannya dinyatakan bahwa,”Jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya”. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya.

Penjenisan koperasi menurut Ruddy Tri Santoso 91995:25) dapat ditinjau dari sudut pendekatan sebagai berikut:

1) Berdasarkan kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi sesuai dengan timbulnya gerakan koperasi:

a. Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi dalam kegiatan usahanya adalah untuk menyediakan kebutuhan akan barang-barang pokok sehari-hari seperti; sandang, pangan, dan kebutuhan yang berbentuk barang lainnya.

b. Koperasi Kredit

Koperasi kredit atau yang lebih dikenal dengan koperasi simpan pinjam merupakan suatu koperasi yang melakukan usaha penyimpanan dan peminjaman sejumlah uang utuk keperluan para anggotanya dan biasanya biaya yang dikenakan lebih murah bila dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya.

c. Koperasi Produksi

Koperasi produk adalah kopersi yang mengutamakan para anggotanya untuk menghasilkan barang maupun jasa. Produksi yang dilakukan oleh para anggotanya dapat dilakukan dalam berbagai bidang pertanian, industri dan jasa.


(44)

commit to user

koperasi angkutan, koperasi perencanaan dan kontruksi bangunan, koperasi perumahan nasional dan sebagainya.

e. Koperasi Serba Usaha/Koperasi Unit Desa (KUD)

Koperasi serba usaha atau yang lebih dikenal dengan koperasi unit desa merupakan koperasi yang didirikan dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan masyarakat di daerah pedesaan. Koperasi serba usaha mempunyai beberapa bidang kegiatan agar dapat memenuhi kebutuhan para anggotanya dan masyarakat di sekitar daerah kerja. Usaha-usaha yang di tekuni antara lain; penyediaan kredit; penyediaan sarana pertanian atau industri; penyediaan kelistrikan dan sebagainya.

2) Berdasar jenjang hierarki organisasinya.

a. Koperasi Primer

Koperasi primer merupakan koperasi yang anggotanya adalah orang-orang yang memiliki kesamaan kepentingan ekonomi dan melakukan kegiatan usaha langsung untuk melayanipara anggotanya. Contoh adalah Koperasi Unit Desa (KUD).

b. Koperasi sekunder

Koperasi sekunder adalah koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi karena kesamaan kepentingan ekonomi, sehingga mereka bergabung untuk tujuan efisiensi dan kelayakan ekonomis dalam rangka melayani para anggotanya. Contohnya adalah Koperasi pusat, induk KUD, Koperasi gabungan.

3) Berdasarkan karakteristik usahanya.

a. Koperasi Tunggal Usaha(single purpose cooperative).

Koperasi tunggal usaha adalah koperasi yang hanya menekuni satu bidang usaha. Contohnya adalah koperasi kredit, koperasi konsumsi, koperasi produksi dan lain sebagainya.


(45)

b. Koperasi Multi Usaha (Multi purpose cooperative/ serba usaha.)

Koperasi multi usaha merupakan salah satu jenis koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu macam usaha atau lebih dari satu kepentingan ekonomi para anggotanya. Contohnya adalah koperasi serba usaha atau Koperasi Unit Desa (KUD).

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir merupakan alur berfikir yang digunakan dalam penelitian ini, yang digambarkan secara menyeluruh dan sistematis setelah mempunyai teori yang mendukung penelitian ini, maka dapat dibuat kerangka berfikir sebagai berikut:

Koperasi unit desa Mojosongo Kabupaten Boyolali merupakan salah satu jenis koperasi yang mempunyai empat macam unit usaha, yaitu bidang usaha pelayanan jasa, bidang usaha pengolahan susu sapi, bidang usaha simpan pinjam dan bidang usaha pertokoan (waserda).

Dalam penelitian ini, penulis menfokuskan untuk meneliti mengenai usaha simpan pinjam yang ada di KUD tersebut. Kegiatan pokok dari usaha simpan pinjam ini adalah menghimpun dana dari anggota yang berupa simpanan dan tabungan kemudian menyalurkannya kembali kepada anggota dan masyarakat sekitar daerah kerja dalam bentuk pinjaman atau kredit. Akan tetapi KUD Mojosongo untuk dapat mengembangkan unit usaha simpan pinjam agar menjadi lebih baik sehingga tujuan dari koperasi untuk dapat tercapai. Guna merelasasikannya diperlukan serangkaian aktivitas yang harus ditempuh oleh KUD tersebut. Dalam artian selama unit simpan pinjam pada KUD beroprsi maka strategi-strategi tersebut diimplementasikan ke dalam berbagai aktivitas.

Strategi-strategi yang KUD gunakan untuk dapat mengembangkan usaha simpan pinjam ada tiga macam yaitu program penyehatan industri unit usaha


(46)

commit to user

kondisi keuangan koperasi untuk dapat memperkuat permodalan dan manajemen koperasi. Untuk strategi yang kedua yaitu penyempurnaan sistem pengaturan dan pengawasan unit usaha koperasi adalah strategi yang berupa penyempurnaan beberapa ketentuan mengenai penilaian tingkat kesehatan koperasi, meningkatkan efetivitas dalam mematuhi peraturan yang berlaku dan seleksi anggota yang baru. Sedang untuk strategi yang ketiga adalah dukungan infrastuktur yang meliputi program traning, teknologi informasi dan linkage program. Dalam melaksanakan strategi-strategi tersebut ada kendala-kendala yang harus dihadapi oleh KUD Mojosongo Boyolali sehingga diperlukan cara untuk dapat mengatasi kendala yang dapat menghambat strategi pengembangan yang telah dilaksanakan KUD.


(47)

Alur pemikiran peneliti dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Program Pelaksanaan dan Evaluasi

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Sumber : Teori Abdul Salam (http//:smecda.com, 9 Februari 2008) KUD

Mojosongo

B.Usaha Pelayanan

Jasa

B.Usaha Simpan

Pinjam

B.Usaha Pengolahan

Susu sapi

B.Usaha Pertokoan

Strategi Pengembangan

Dukungan Infrastuktur

Penyempurnaan sistem Pengaturan dan Pengawasan Unit

Usaha Koperasi

Program Penyehatan Industri Unit Usaha


(48)

commit to user

BAB III METODOLOGI

Metodologi penelitian merupakan suatu rangkaian prosedur untuk menentukan, mengembangkan dan melakukan verifikasi kebenaran pengetahuan dengan menggunakan metode – metode ilmiah. Metodologi dalam penelitian ini meliputi: tempat dan waktu penelitian; bentuk dan strategi penelitian; sumber data; teknik sampling; teknik pengumpilan data;validitas data; analisis data; dan prosedur penelitian. Penjelasan masing–masing bagian adalah sebagai berikut:

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di KUD Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali, dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Tersedianya data-data yang berhubungan dengan obyek penelitian yang penulis lakukan.

2. Adanya kemudahan dan keterbukaan dari pimpinan serta karyawan KUD Mojosongo Boyolali untuk memberikan data-data yang penulis perlukan.

2. Waktu Penelitian

Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari Bulan Juni sampai dengan Bulan September 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut: Tabel. 1 Jadwal Penelitian Bentuk dan Strategi Penelitian.


(49)

No. Jenis Kegiatan Tahun 2010

Juli Agustus September Oktober 1 Penyusunan Judul

2 Penyusunan Proposal 3 Perijinan

4 Pengumpulan Data 5 Analisa Data

6 Penyusunan Laporan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian

Pemilihan bentuk penelitian yang tepat akan memudahkan peneliti untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Bentuk penelitian secara umum yang dapat digunakan adalah penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, dan kombinasi diantara kedua penelitian tersebut. Peneliti menggunakan bentuk penelitian yang berupa deskriptif kualitatif. Dengan bahan pertimbangan adalah bahwa bentuk penelitian kualitatif ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri pada kenyataan ganda serta dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden. Selain itu penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati. Hal ini sesuai dengan pendapat Lexy J. Moleong (2000: 3) yaitu, , “

Metodologi Kualitatif sebagai suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dari pelaku yang diamati”.

Ciri-ciri metode diskriptif yaitu :

1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang actual.


(50)

commit to user

2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering disebut metode analitik). Winarno Sukarmand (1994:140)

3) Bahan pertimbangan lain bagi peneliti adalah metode d iskriptif umumnya menggambarkan fakta-fakta yang ada pada saat penelitian. Metode ini tidak menguji hipotesis tetapi pada umumnya untuk menggambarkan fakta yang sedang terjadi. Selalin itu, dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif kualitatif memperlajari situasi-situasi tertentu berdasarkan keadaan tertentu yang hasilnya berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku orang yang diamati.

2. Strategi Penelitian

Sikap penelitian dapat mencapai hasil yang maksimal dengan menggunakan suatu strategi penelitian. Strategi penelitian merupakan suatu strategi yang digunakan untuk mengumpulkan informasi, menganalisa data, menentukan sample, dan memilih instrument penelitian yang akan dipakai oleh peneliti. Strategi penelitian yang tepat akan membantu mempermudah peneliti dalam pemecahan masalah penelitian.

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan strategi penelitian studi pustaka. Adapun hal yang mendasarkan adalah bahwa penelitian ini lebih fokus untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan berupa “bagaimana” dan “mengapa” serta peneliti tidak membutuhkan kontrol terhadap peristiwa masa lalu karena hanya fokus pada peristiwa kontemporer. Peneliti, dalam strategi penelitian studi kasus ini beruasaha untuk menemukan kebenaran ilmiah dengan cara mempelajari masalah secara mendalam. Sehingga penelitian ini terpancang pada tujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan usaha simpan pinjam pada KUD Mojosongo Kabupaten Boyolali.


(51)

C. Sumber Data

Sumber data merupakan hal yang penting di dalam penelitian. Jadi data tidak boleh diperoleh tanpa adanya sumber data. Sumber data merupakan tempat peneliti untuk memperoleh data. Sehingga dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berfikir mengenai kemungkinan kelengkpan informasi yang akan dikumpulkan. Menurut Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong (2000:112) menyatakan bahwa. “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Pendapat lain, Wanarno Surakhman (1994:163) menjelaskan tentang data primer dan data sekunder yaitu :

Yang dimaksud dengan data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik untuk tujuan khusus itu sedangkan data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang diluar dari penyelidik sendiri, karena itu pula dibedakan antara lain sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah berasal dari sumber asli, sumber tangan pertama penyelidik dan sumber sekunder adalah berisi data dari tangan kedua (atau kaki tangan yang kesekian) yang bagi penyelidik tidak mungkin berisi data yang seasli sumber primer.

Sumber dari data primer/utama dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diobservasi atau diwawancarai oleh peneliti. Data utama dalam penelitian ini diperoleh dari :

1. Pegawai KUD, yaitu :

a. Ketua b. Manajer

c. Bagian Kabid. Simpan Pinjam 2. Aggota KUD yang terdiri dari :


(52)

commit to user

Sumber data sekunder merupakan tempat peneliti memperoleh data pelengkap atau tambahan. Data sekunder ini memperkaya informasi bagi peneliti. Sumber data sekunder pada umumnya berasal dari :

1. Sumber tertulis seperti buku, arsip, dan dokumen-dokumen lainnya 2. Foto juga digunakan sebagai data sekunder

D. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik yang dipakai untuk membatasi jumlah dan jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian. Teknik sampling dalam penelitian kualitatif jelas berbeda dengan penelitian kuantitatif. Pengambilan sample dalam penelitian kualitatif lebih ditujukan untuk menggali informasi sebanyak – banyaknya dari berbagai sumber dan tidak memusatkan pada perbedaan–perbedaan yang nantinya dikembangkan ke dalam generalisasi.

Penelitian ini menggunakan teknik sampling bertujuan (purposive

sampling). Menurut Lexy J. Moleong (2000: 165), “ Maksud sampling dalam hal

ini adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya ( constructions)”. Dalam penelitian ini, sample yang diambil tidak ada sample acak dan tidak mutlak jumlahnya, artinya sample yang diambil merupakan sample yang bertujuan serta disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Sehingga teknik sampling ini lebih menekankan pada kualitas pemahaman terhadap masalah yang diteliti dan tidak menekankan pada jumlah.

Peneliti juga menggunakan teknik bola salju ( snowball sampling), dalam menentukan informan atau nara sumber untuk memperoleh data yang rinci mengenai permasalahan yang sedang diteliti.berdasarkan teknik ini maka langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu pertama- tama memilih sample informan awal untuk diwawancarai , kemudian dari petunjuk informan awal tersebut peneliti menemukan informan baru yang seterusnya berganti informan lainnya yang tidak terencana sebelumnya. Peneliti berharap dengan menggunaklan teknik ini akan diperoleh data yang lebih lengkap dan mendalam sehingga dapat mendukung tercapainya hasil penelitian.


(53)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan serangkaian tindakan yang dilakuakn oleh peneliti untuk mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan. Data-data yang diperlukan oleh peneliti dapat diperoleh melalui beberapa melalui beberapa teknik pengumpulan, diantaranya :

1. Teknik Pengamatan (Observasi)

Teknik pengamatan ini merupakan teknik pengumpulan data yang peneliti mencatat semua informasi sebagaimana yang disaksikan selama penelitian. Pengamatan ini bertujuan untuk menggali data dari sumber data yang berupa paristiwa, tempat dan benda serta rekaan gambar. Hadari Nawawi (1995:100), mengemukakan bahwa :

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian, observasi ini dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Observasi langsung b. Observasi tidak langsung

Teknik observasi langsung merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana seorang penyelidik mengadakan pengamatannya secara langsung tanpa menggunakan suatu alat terhadap gejalal-gejala subjek yang timbul dari dari objek yang diteliti. Sedangkan untuk teknik observasi tidak langsung merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana seorang penyelidiikan mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subjek yang timbul dan objek yang diteliti dengan terhadap perantara sebuah alat.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kegiatan pengamatan atau observasi langsung dan mendengarkan dengan cermat tentang strategi pengembangan usaha simpan pinjam.


(54)

commit to user

2. Teknik Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk

percakapan. Menurut Hadari Nawawi (1995:111), bahwa “Interview” adalah

usaha pengumpulan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relationship)antara si pencari informasi dengan sumber informasi”. Pembagian jenis wawancara menurut Guba dan Lincoln sebagaimana dikutip oleh Lexy L. Moleong (2000:137) ada empat :

1. Wawancara oleh Tim atau Panel

Wawancara oleh tim ialah wawancara yang dilakukan tidak hanya oleh satu orang, tetapi oleh dua orang atau lebih terhadap seseorang yang diwawancarai.

2. Wawancara Tertutup dan Wawancara Terbuka

Wawancara tertutup merupakan jenis wawancara yang mana pihak yang diwawancarai tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa mereka mereka diwawancarai. Sedangkan wawancara terbuka adalah wawancara yang mana pihak yang diwawancarai mengetahui bahwa mereka sedang saling diwawancarai dan serta mengetahui tujuan wawancara tersebut.

Wawancara Riwayat Secara Lisan

Wawancara ini dimaksudkan untuk mengungkap riwayat, pekerjaan, kesenangannya, ketekunannya, pergaulan, dan lain sebagainya. Pada wawancara jenis ini pihak yang diwawancarai bicara terus menerus dan pewawancara sekali-kali mengajukan pertanyaan.

3. Wawancara Terstruktur dan Tidak Terstruktur

Wawancara tersebut merupakan wawancara dimana pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Peneliti yang menggunakan jenis wawancara ini bertujuan untuk mencari jawaban terhadap hipotesis. Sedangkan wawancara tak struktur merupakan wawancara yang digunakan untuk menemukan yang bukan baku atau


(1)

commit to user

c. Dukungan Infrastruktur

Dukungan infrastruktur merupakan sarana untuk membantu dalam pengembangan unit simpan pinjam adalah Teknologi Informasi.

Adanya teknologi informasi ini adalah untuk memperkuat sistem operasional koperasi terutama unit simpan pinjamnya sehingga diperlukan adanya pengimplementasian teknologi informasi yang memadai dalam operasionalnya. Selain itu dengan adanya prasarana teknologi informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mendukung pengambilan kebujakan secara tepat waktu.

Pada KUD Mojosongo adanya penggunaan teknologi yang berupa media elektronik sudah diterapkan guna meningkatkan pelayanan kepada para anggota dan masyarakat di sekitar daerah kerja. Selain itu dengan adanya penggunaan media elektronik seperti komputer akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja unit simpan pinjam.

Keberadaan media elektronik sudah dimanfaatkan secara optimal dalam kegiatan operasional simpan pinjam. Sehingga hal ini akan membantu dalam memberikan informasi kepada pihak manajemen dengan lebih cepat, lengkap dan akurat yang akan berpengaruh dalam ketepatan mengambil keputusan maupun penyusunan perencanaan yang akan dilaksanakan oleh bagian unit simpan pinjam pada KUD tersebut.

Dari data-data sesuai dengan teori Abdul Salam yang di akses dari (http//:smecda.com, 9 Februari 2008 jam 11.30 WIB) bahwa, “Perangkat

teknologi informasi untuk mendukung kegiatan operasional”.

d. Traning

Aspek sumber daya manusia hal yang sangat mempengaruhi kualitas dari usaha simpan pinjam yang ada pada KUD Mojosongo. Untuk mencapai kualitas yang terbaik maka pegawai/karyawan harus dilatih agar menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu agar memberikan kualitas pelayanan yang memuaskan terhadap para pengguna jasa simpan pinjam. Untuk dapat meningkat kualitas sumber daya manusia pada usaha simpan pinjam maka


(2)

pembinaan atau penyuluhan kepada seluruh karyawan KUD terutama untuk unit simpan pinjam agar dapat menciptakan suatu kinerja yang lebih baik dan professional dalam memberikan layanan kepada anggota dan masyarakat sekitar daerah kerja.

Selain itu setiap akhir tahun pada waktu pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan KUD selalu diadakan evaluasi kinerja terhadap karyawan KUD Mojosongo. Dengan adanya evaluasi terhadap kinerja para karyawan khususnya untuk unit simpan pinjam akan dapat memantau kinerja dari karyawan agar bekerja dengan lebih baik. Apabila ada karyawan yang tidak sesuai dengan peraturan maka akan ditegur atau ditindak sesuai dengan AD/ART yang ada.

Dari data-data yang ditulis di atas sesuai dengan teori Abdul Salam (http//:smecda.com, 9 Februari 2008 jam 11.30 WIB) bahwa, “Traning

merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas SDM secara sistematis dan berkelanjutan, dengan mengembangkan sistem dalam memperkuat aspek fit

(kemampuan) SDM KSP”.

e. Linkage Program

Kerjasama dalam sebuah entitas usaha dengan usaha yang lain merupakan suatu hal yang penting untuk dapat mengembangkan usaha dari masing-masing pihak. Disamping itu dengan adanya kerjasama akan menguntungkan antara pihak yang saling mengadakan kerjasama.

Salah satu bentuk kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh unit simpan pinjam pada KUD Mojosongo dengan bank atau lembaga keuangan yaitu dengan BPD (Bank Pembangunan Daerah), sebagai perantara bagi para anggota dan masyarakat yang mempunyai kredit dengan KUD yang bekerja di luar kota Boyolali dalam membayar kredit mereka. Dengan demikian, hal ini akan mempermudah pihak KUD untuk dapat menerima angsuran kredit. Sehingga dengan adanya kerjasama antara pihak unit simpan pinjam pada


(3)

commit to user

KUD Mojosongo dengan pihak bank/lembaga keuangan akan membantu dalam meningkat jangkauan penyaluran kredit yang lebih luas lagi.

Dari data-data sesuai dengan teori Abdul Salam yang di akses dari (http//:smecda.com, 9 Februari 2008 jam 11.30 WIB) bahwa, Linkage program ini merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling menguntungkan antara bank umum/lembaga keuangan dengan koperasi terutama unit simpan


(4)

commit to user

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang penulis kemukakan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi pengembangan usaha simpan pinjam yang digunakan oleh KUD Mojosongo diwujudkan melalui:

a. Program penyehatan industri unit usaha koperasi, bahwa program penyehatan usaha simpan pinjam dilakukan dengan memperkuat aspek permodalan seperti mencari bantuan kredit lunak dari lembaga di luar koperasi, pengenaan biaya administrasi untuk setiap kredit, serta pengenaan bunga tetap yang ditarik pada awal transaksi kredit mingguan. b. Penyempurnaan sistem pengaturan dan pengawasan unit usaha koperasi,

berusaha melakukan pengawasan terhadap kinerja karyawan dan pengurus yang disesuaikan dengan AD/ART, melakukan seleksi yang ketat terhadap calon nasabah dengan melakukan survey ke lapangan oleh petugas unit simpan pinjam serta adanya penilaian tingkat kesehatan koperasi oleh jasa audit yang independen yang dilakukan setiap akhir periode.

c. Dukungan infrastruktur, berupa penggunaan media elektronik seperti komputer yang berfungsi untuk meningkatkan efektifitas kinerja para karyawan.

d. Traning, merupakan sistem pelatihan yang ditunjukan bagi para karyawan koperasi. Hal ini dapat berupa adanya pembinaan dari para pengurus dan penyuluh-penyuluh, traning serta diklat dari pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas karyawan dalam melaksanakan kegiatan pada usaha simpan pinjam serta pemberian layanan kepada para nasabah

e. Linkage Program, merupakan program untuk memperluas jangkauan dalam penyaluran kredit dengan melakukan kerjasama dengan bank atau lembaga keuangan lain.


(5)

commit to user

2. Faktor penghambat unit simpan pinjam KUD Mojosongo dalam mengembangkan usahanya

Faktor penghambat unit simpan pinjam KUD Mojosongo dalam mengembangkan usahanya adalah adanya kredit macet.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas maka penulis dapat mengkaji implikasinya baik teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam mengembangkan usaha simpan pinjam di KUD Mojosongo agar lebih bermanfaat bagi anggota dan masyarakat di sekitar daerah kerja. Dengan diketahuinya strategi dan hambatan yang dihadapi oleh unit simpan pinjam pada KUD Mojosongo diharapkan adanya usaha untuk memaksimalkan strategi dan meminimalkan hambatan yang ada sehingga upaya KUD Mojosongo, untuk meningkatkan perkembangan unit simpan pinjam menjadi lebih efektif dan efisien agar unit simpan pinjam bisa dimanfaatkan oleh anggota KUD Mojosongo dan masyarakat sekitar daerah kerja dalam meningkatkan kehidupan perekonomian yang lebih baik.

2. Implikasi Praktis

Unit simpan pinjam pada Mojosongo seharusnya menerapkan strategi-strategi pengembangan usaha sesuai dengan teori agar dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Namun demikian dalam pelaksanaannya belum dapat optimal dikarenakan adanya hambatan-hambatan yaitu kurangnya permodalan dan adanya kredit macet, sehingga diperlukan adanya upaya-upaya dan penanganan yang lebih serius agar hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi.

C. Saran

Dari kesimpulan dan implikasi penelitian yang penulis lakukan maka saran untuk KUD Mojosongo adalah:

1. KUD Mojosongo hendaknya lebih meningkatkan lagi permodalannya terutama untuk unit simpan pinjam dengan mencari bantuan kredit lunak yang lebih


(6)

dari anggota dan masyarakat sekitar daerah kerja agar para nasabah tersebut tidak beralih untuk meminjam di lembaga keuangan lain.

2. Lebih meningkatkan sumber daya manusia yang ada dengan cara pemberian diklat atau pembinaan secara lebih rutin agar para karyawan lebih professional sehingga dalam memberikan pelayanan dapat lebih baik dan cepat.

3. Untuk unit-unit yang ada pada KUD Mojosongo juga menerapkan strategi pengembangan yang sama dengan yang digunakan oleh unit simpan pinjam yang disesuaikan dengan bidang masing-masing ( infrastruktur ) agar semua unit saling mendukung demi kemajuan KUD Mojosongo.

4. Karena masih adanya kredit macet, maka sebaiknya unit simpan pinjam pada KUD Mojosongo perlu bertindak lebih tegas lagi terhadap nasabah yang kreditnya macet agar jumlah kredit yang ada dapat dikurangi sehingga kredit yang diterima kembali dapat menambah permodalan unit simpan pinjam.