Strategi Pengembangan Kud Di Kabupaten Deli Serdang

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN KUD DI KABUPATEN

DELI SERDANG

SKRIPSI

Oleh :

DEDE PRASETYA 090304138 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

STRATEGI PENGEMBANGAN KUD DI KABUPATEN

DELI SERDANG

SKRIPSI

Oleh :

DEDE PRASETYA 090304138 AGRIBISNIS

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk MemperolehGelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Iskandarini, MM, Ph.D) (Dr. Ir. Salmiah, MS) NIP : 196405051994032002 NIP : 195702171986032001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

DEDEPRASETYA (090304138/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi STRATEGI PENGEMBANGAN KUD DI KABUPATEN DELI SERDANG Penelitian ini dibimbing oleh Ir. Iskandarini, MM, Ph.D dan Dr. Ir. Salmiah, MS.

Latar belakang penelitian ini adalah terjadi penurunan jumlahkoperasi khususnya koperasi unit desa di Kabupaten Deli Serdang.Adapun jumlah penurunan koperasi unit desa cukup signifikan yaitu dari 32 unit menjadi 8 unit. Setelah dilakukan penelitian dari 8 unit koperasi unit desa di Kabupaten Deli Serdang,koperasi unit desa yang masih aktif hanya tinggal 3 unit.Untuk itu perlu disusun sebuah strategi pengembangan koperasi unit desa di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk menganalisis faktor internal yang mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang, 2) Untuk menganalisis faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang, 3) Menentukan strategi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa faktor-faktor internal yang mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang ialah KUD yang memiliki badan hukum, struktur organisasi yang sesuai dengan koperasi, kepengurusan yang bersifat demokratis (terbuka dan transparan),banyaknya unit usaha yang dikelola koperasi, kepengurusan sesuai keahlian dan bidangnya, kurangnya sumber modal bagi koperasi, pengelolaan/manajemen usaha yang masih lemah, pengelola yang kurang inovatif dalam menemukan ide baru untuk pengembangan KUD, kurangnya penguasaan dalam penggunaan teknologi bagi pengelola maupun anggota, pengelola sulit menentukan bisnis inti.Dan Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang ialah Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan pemerintah, UU no 12 tahun 1992. Tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi, adanya tuntutan masyarakat untuk lebih membangun koperasi adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi, adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi, adanya persaingan usaha yang semakin ketat, peranan IPTEK yang meningkat, terbatasnya penyediaan teknologi secara nasional, adanya anggapan yang masih negatif dari masyarakat terhadap koperasi, menurunnya daya beli masyarakat. Serta strategi pemasaran yang cocok untuk pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang adalahstrategi ST (Strenght-Threats). Strateginya adalah Pengoptimalan penggunaan sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan dan menciptakan inovasi-inovasi baru untuk menghindari dan mengimbangi persaingan usaha, pemanfaatan penyuluh pertanian guna mensosialisasikan koperasi, melakukan diversifikasi produk hasil koperasi ataupun diversifikasi usaha, peningkatan pengetahuan tentang pasar guna penguasaan pangsa pasar yang luas, peningkatan keahlian SDM dalam pengusaan teknologi dan penerapannya, mengedepankan prinsip kepengurusan yang bersifat demokratis (terbuka dan transparan) guna menepis anggapan negatif dari masyarakat.


(4)

RIWAYAT HIDUP

DEDE PRASETYA lahir di Kota Medan pada tanggal 08 Juni 1991 anak dari Bapak Drs.Zulkifli Batubara dan Ibu Sri Wardani. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut: pada tahun 1997 masuk Sekolah Dasar Swasta Kemala Bhayangkari 1 Medan, tamat tahun 2003. Tahun 2003 masuk Sekolah Menengah Pertama Swasta Harapan 3 Deli serdang, tamat tahun 2006. Tahun 2006 masuk sekolah Menengah Atas Negeri 2 medan, tamat tahun 2009.

Tahun 2009 diterima di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan melalui jalur Reguler Mandiri. Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti berbagai organisasi kemahasiswaan, antara lain Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) sebagai anggota dari seksi pengabdian masyarakat dan Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Sosial Ekonomi Pertanian (FSMM-SEP).

Pada bulan September 2013 penulis melaksanakan penelitian skripsi di Kabupaten Deli Serdang yaitu di Kecamatan Pancur Batu, Kecamatan Bangun Purba, dan Kecamatan Gunung Meriah. Kemudian pada bulan Juli – Agustus 2013 penulis

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Desa Binjai, Kecamatan Tebing Syahbandar, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumater Utara.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah :“STRATEGI PENGEMBANGAN KUD di KABUPATEN DELI SERDANG.Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini pertama-tama penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtua penulis yaitu Ayahanda Drs. Zulkifli Batubara dan Ibunda Sri Wardani yang telah memberikan seluruh cinta dan kasih sayang,motivasi, dan dukungan secara materi maupun doa kepada penulis.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan arahan berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Iskandarini, M.M, Ph. D selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk mengajar, dan membimbing serta memberi masukan dan semangat yang sangat berharga dalam penyusunan skripsiini. 2. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS, selaku Anggota Komisi Pembimbing dan Ketua

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu untuk membimbing,memotivasi serta memberikan masukan yang sangat berarti kepada penulis.


(6)

3. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh Dosen, Staff dan Pegawai di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU.

5. Keluarga besar Djenar dan Keluarga besar Batubara terima kasih atas dukungan selama ini. Khususnya Kakanda Ika Prihatini Batubara, SS dan Abangda Rizki Adinata Harahap, SE,MM.

6. Sahabat-sahabat mahasiswa stambuk 2009 Program Studi Agribisnis khususnya Amel, Rian(bebe), Qiqiqiera, Ahmad Fauzi, Fika, Dicky, Zainul, Tasnim, Ruby, Bayu, Angga,Debbie,Fauzi serta kelompok PKL Desa Binjai, Desa Laut Tador dan Desa Paya Bagas atas kebersamaan dan canda tawa kalian yang membuat penulis menjadi lebih semangat. Semoga apa yang kita cita-citakan dapat terwujud dan semoga Allah SWT selalu melindungi kita semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

RIWAYAT HIDUP ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1 Pengertian Koperasi ... 10

2.2 Landasan Teori ... 12

2.3 Kerangka Pemikiran ... 23

2.4 Hipotesis Penelitian ...26

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 27

3.2 Metode Pengumpulan Sampel ... 27

3.3 Metode Pengumpulan Data... 27

3.4Metode Analisa Data ... 27

3.5Definisi dan Batasan Operasional ... 29

BAB IVDESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis ... 31


(8)

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Faktor-Faktor Internal yang Mempengaruhi Pengembangan KUD di

Kabupaten Deli Serdang ... 34

5.1.1 Kekuatan Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang .... 34

5.1.2Kelemahan Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang .. 35

5.2 Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang ... 36

5.2.1 Peluang Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang ... 36

5.2.2Ancaman Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang ... 37

5.3 Strategi Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang ... 38

BAB VI TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6.1 Kesimpulan ... 57

6.2 Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

No Keterangan Hal

1 Jumlah KUD Menurut Kabupaten/Kota Se-Sumut

Tahun 2012 6

2 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) KUD Kulampah 39 3 Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) KUD Kulampah 40 4 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) KUD Petani Jaya 42 5 Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) KUD Petani Jaya 43 6 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) KUD Setia Tani 45 7 Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) KUD Setia Tani 46


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Hal

1 Matriks SWOT 21

2 Analisis SWOT 22

3 Skema Kerangka Pemikiran 25


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan

1 Jumlah Koperasi Unit Desa di Kabupaten Deli serdang Tahun 2012


(12)

ABSTRAK

DEDEPRASETYA (090304138/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi STRATEGI PENGEMBANGAN KUD DI KABUPATEN DELI SERDANG Penelitian ini dibimbing oleh Ir. Iskandarini, MM, Ph.D dan Dr. Ir. Salmiah, MS.

Latar belakang penelitian ini adalah terjadi penurunan jumlahkoperasi khususnya koperasi unit desa di Kabupaten Deli Serdang.Adapun jumlah penurunan koperasi unit desa cukup signifikan yaitu dari 32 unit menjadi 8 unit. Setelah dilakukan penelitian dari 8 unit koperasi unit desa di Kabupaten Deli Serdang,koperasi unit desa yang masih aktif hanya tinggal 3 unit.Untuk itu perlu disusun sebuah strategi pengembangan koperasi unit desa di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk menganalisis faktor internal yang mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang, 2) Untuk menganalisis faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang, 3) Menentukan strategi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa faktor-faktor internal yang mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang ialah KUD yang memiliki badan hukum, struktur organisasi yang sesuai dengan koperasi, kepengurusan yang bersifat demokratis (terbuka dan transparan),banyaknya unit usaha yang dikelola koperasi, kepengurusan sesuai keahlian dan bidangnya, kurangnya sumber modal bagi koperasi, pengelolaan/manajemen usaha yang masih lemah, pengelola yang kurang inovatif dalam menemukan ide baru untuk pengembangan KUD, kurangnya penguasaan dalam penggunaan teknologi bagi pengelola maupun anggota, pengelola sulit menentukan bisnis inti.Dan Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang ialah Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan pemerintah, UU no 12 tahun 1992. Tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi, adanya tuntutan masyarakat untuk lebih membangun koperasi adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi, adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi, adanya persaingan usaha yang semakin ketat, peranan IPTEK yang meningkat, terbatasnya penyediaan teknologi secara nasional, adanya anggapan yang masih negatif dari masyarakat terhadap koperasi, menurunnya daya beli masyarakat. Serta strategi pemasaran yang cocok untuk pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang adalahstrategi ST (Strenght-Threats). Strateginya adalah Pengoptimalan penggunaan sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan dan menciptakan inovasi-inovasi baru untuk menghindari dan mengimbangi persaingan usaha, pemanfaatan penyuluh pertanian guna mensosialisasikan koperasi, melakukan diversifikasi produk hasil koperasi ataupun diversifikasi usaha, peningkatan pengetahuan tentang pasar guna penguasaan pangsa pasar yang luas, peningkatan keahlian SDM dalam pengusaan teknologi dan penerapannya, mengedepankan prinsip kepengurusan yang bersifat demokratis (terbuka dan transparan) guna menepis anggapan negatif dari masyarakat.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pembangunan adalah untuk kesejahteraan dan peningkatan taraf hidup manusia. Lebih jauh lagi hakekat pembangunan adalah memanusiakan manusia agar matang dalam kedewasaan, dinamis, dan sanggup mengatasi segala tantangan lingkungan. Dalam hal ini maka hakekat pembangunan pertanian adalah meningkatkan taraf hidup petani.

Pembangunan sering kali diartikan sebagai pertumbuhan dan perubahan. Pembangunan yang berhasil dapat diartikan kalau pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat petani dari yang kurang baik menjadi lebih baik (Soekartawi,1995).

Masyarakat Indonesia yang lemah ekonominya sebaiknya bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan ekonominya. Salah satunya adalah dengan bergabung ke sebuah organisasi yaitu koperasi, yang dapat memperkuat kedudukan ekonomi. Koperasi merupakan pilihan yang tepat bagi masyarakat yang perekonomiannya menengah kebawah. Koperasi berusaha mempersatukan orang untuk berjuang bersama-sama. Koperasi bertujuan meningkatkan pemenuhan kebutuhan ekonomi mereka, melalui usaha bersama yang bersifat lugas dan berkesinambungan dengan tetap mempertahankan semangat kekeluargaan.


(14)

Sejarah perkembangan koperasi tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan perkembangan sosialisme yang merupakan antitesis dan kapitalisme yang berkembang di Eropa. Kinerja kapitalisme yang memburuk berupa terjadinya depresi ekonom (kelangkaan barang, pengangguran yang meluas berkepanjangan) mendorong munculnya dari orang- orang yang tertindas dan terpinggirkan seperti gerakan kaum buruh dan ide tentang koperasi (Hudiyanto,2002).

Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang mantap dan tepat. Tujuan koperasi adalah membebaskan para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka. Orang – orang mengatakan bahwa koperasi merupakan KIN DER DER NOT yang maksudnya “anak yang lahir dari kesengsaraan”. Hal ini mengandung arti bahwa dalam suatu masyarakat dimana para anggotanya berkeadaan ekonomi lemah, maka koperasi mempunyai peranan yang penting untuk mengatasi, menanggulangi kesulitan-kesulitan ekonominya. Beberapa kenyataan yang terkait dengan pendapat diatas dapat dikemukakan antara lain (Kartasapoetra, 2001) :

a. Pada pertengahan abad ke- 19 di Jerman dibentuk koperasi Simpan Pinjam (kredit) bertujuan untuk memperbaiki tingkat kehidupan petani dan buruh. b. Dalam perkiraan waktu yang sama, di Inggris (Rochdale) dibentuk

koperasi konsumsi (Charles Horwart) bertujuan untuk memperbaiki tingkat hidup para buruh yang bekerja di pabrik planel.

c. Dan selanjutnya berbagai bentuk koperasi lahir di Prancis, Belanda, Denmark dan beberapa negara lainnya di Eropa. Umumnya tujuan


(15)

berekonomi lemah. Koperasi selanjutnya berkembang di beberapa negara Asia dan bahkan Amerika. Perkembangan ini terjadi karena masyarakat di Amerika tidak semuanya tergolong yang berekonomi kuat.

Menurut Siwijatmo (1992), dalam pasal 3 UU No. 12/1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial ,beranggotakan orang – orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata azas kekeluargaan. Yang dimaksud dengan kekeluargaan yaitu dari anggota,ke anggota, dan untuk anggota.

Penjelasan dari pasal tersebut menyatakan bahwa “koperasi indonesia adalah kumpulan orang – orang yang sebagai manusia sevara bersamaan, bekerja untuk memajukan kepentingan- kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat”. Dari pengertian umum diatas, maka ciri- ciri seperti di bawah ini seharusnya selalu nampak (Japanugerah, 2008) :

1. Bahwa koperasi Indonesia adalah Kumpulan orang- orang dan bukan kumpulan modal. Pengaruh dan penggunaan modal dalam koperasi Indonesia tidak boleh mengurangi makna dan tidak boleh mengaburkan pengertian koperasi Indonesia berdasarkan perkumpulan orang- orang dan bukan sebagi perkumpulan modal. Ini berarti bahwa koperasi Indonesia harus benar- benar mengabdikan kepada perikemanusiaan dan bukan kepada kebendaan.

2. Bahwa koperasi Indonesia bekerjasama, bergotong- royong berdasarkan persamaan derajat, hak dan kewajiban yang berarti koperasi adalah dan seharusnya merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial. Karena dasar demokrasi ini, milik para anggota sendiri dan pada dasarnya harus


(16)

diatur dan diurus sesuai dengan keinginan para anggota sendiri yang berarti bahwa hak tertinggi dalam koperasi terletak pada Rapat Anggota. 3. Bahwa segala kegiatan koperasi Indonesia harus didasarkan atas

kesadaran para anggota. Dalam koperasi tidak boleh dilakukan paksaan, ancaman, intimidasi, dan campur tangan dari pihak- pihak lain yang tidak ada sangkut- pautnya dengan soal- soal intern koperasi.

4. Bahwa tujuan koperasi Indonesia harus benar- benar merupakan kepentingan bersama dari para anggotanya dan disumbangkan para anggota masing-masing. Ikut sertanya anggota sesuai dengan kecilnya karya dan jasanya harus dicerminkan pula dalam hal ini pembagian pendapatan dalam koperasi.

Secara kelembagaan struktur organisasi koperasi di Indonesia mirip dengan organisasi pemerintah/lembaga kemasyarakatan yang terstruktur dari daerah sampai ke pusat, atau dari koperasi primer sampai induk koperasi. Sebagai contoh, koperasi unit desa (KUD) yang berbasis di pedesaan memiliki struktur pusat koperasi unit desa (PUSKUD) di tingkat provinsi dan induk kopersi unit desa (INKUD) di tingkat pusat. Struktur yang mirip struktur birokrasi ini seringkali membawa semangat birokrasi, sehingga perannya dalam membantu mengembangkan koperasi primernya menjadi kurang efektif. Tidak jarang dijumpai peran lembaga sekundernya menyebabkan produk yang dihasilkan primer menjadi tidak kompetitif karena keberadaan sekunder hanya menambah panjang rantai tata niaga saja (Nurwahid, 2009).


(17)

Permasalahan utama yang dihadapi oleh koperasi adalah bahwa sebagian besar masyarakat, khususnya masyarakat yang berpenghasialn rendah di pedesaan, seperti buruh tani dan petani- petani kecil yang belum seluruhnya menjadi anggota koperasi. Hal tersebut disebabkan karena belum berkembangnya kesadaran dan kepercayaan mereka terhadap koperasi dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Hal ini dapat dipahami karena berbagai kegiatan koperasi khususnya KUD, sampai saat ini masih belum sepenuhnya mampu memberikan tingkat dan mutu pelayanan yang dapat menjangkau kebutuhan seluruh kelompok masyarakat golongan ekonomi lemah dalam skala ekonomi yang berdaya guna dan berhasil (Departemen Perdagangan dan Koperasi RI, 1984).

Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden No. 2/1978 tentang BUUD/KUD, penjenisan koperasi di Indonesia mengalami perubahan lagi yaitu, Koperasi- koperasi unit desa (KUD) yang aneka usaha. Itulah sebabnya banyak koperasi pedesaan, seperti Koperta, yang beramalgasi menjadi KUD. Apabila dilihat dari kegiatan usahanya, KUD adalah koperasi aneka usaha, baik dari segi fungsi ekonomi yang dilakukan maupun dari komoditi yang diperdagangkan. Oleh sebab itu KUD adalah aneka usaha dalam pengertian aneka fungsi dan aneka komoditi atau dapat disebut koperasi serba usaha (all purpose cooperative) (Sudarsono dan Edilius, 2010).


(18)

Tabel 1. Jumlah Koperasi Unit Desa Menurut Kabupaten/Kota Se-Sumut

Nama Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010 2011

Kabupaten

1. Nias 15 10 10 10 5

2. Mandailing Natal 60 61 61 61 61

3.Tapanuli Selatan 24 68 68 68 21

4.Tapanuli Tengah 23 23 23 23 26

5. Tapanuli Utara 30 30 30 30 -

6. Toba Samosir 23 30 30 30 9

7. Labuhan batu 55 55 55 55 19

8. Asahan 20 16 16 16 40

9. Simalungun 53 53 53 53 3

10. Dairi 16 16 16 16 16

11. Karo 30 31 31 31 31

12. Deli Serdang 32 32 32 32 8

13. Langkat 41 39 39 39 20

14. Nias Selatan 8 9 9 9 -

15. Humbang Hasundutan 15 16 16 16 2

16. Pakpak Bharat 2 3 3 3 3

17. Samosir 19 4 4 4 9

18. Serdang Bedagai 24 24 24 24 -

19. Batu Bara 13 12 12 12 12

20. Padang Lawas Utara x x X x 6

21. Padang Lawas x x X x -

22. Labuhanbatu Selatan x x X x 23

23. Labuhanbatu Utara x x X x 44

24. Nias Utara x x X x -

25. Nias selatan x x X x 3

Kota

26. Sibolga 1 1 1 1 -

27. Tanjungbalai 1 5 5 5 -

28. Pematangsiantar 1 1 1 1 1

29. Tebing Tinggi 1 1 1 1 -

30. Medan 5 5 5 5 3

31. Binjai 1 3 3 3 -

32. Padangsidimpuan 4 4 4 4 3

33.Gunungsitoli x x X x 5

Jumlah 517 552 552 552 373


(19)

Berdasarkan tabel diatas perkembangan KUD di kabupaten Deli Serdang dari tahun 2007-2011 adalah mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu dari 32 unit menjadi 8 unit.Pada dasarnya koperasi yang ada di Kabupaten Deli Serdang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu Koperasi Unit Desa (KUD) dan Non Koperasi Unit Desa.

Dalam menjalankan kegiatannya KUD yang didirikan bisa mengambil beberapa bentuk. KUD memang bisa mengambil beberapa bentuk, akan tetapi juga mempunyai fungsi dan kegiatan yang harus dijalankan. Beberapa fungsi atau kegiatan usaha koperasi yang harus dijalankan dalam KUD adalah sebagai berikut (Hudiyanto, 2002) :

1. Sebagai penyedia kebutuhan usaha tani. 2. Koperasi sebagai pemasaran hasil pertanian.

3. Koperasi sebagai alat untuk memperlancar proses produksi dan meningkatkan efisiensi usaha tani.

4. Koperasi sebagai penampung semua aktivitas pertanian.

Petani- petani dan ushawan kecil ini, baik yang memproduksi benda- benda berwujud maupun yang memproduksi jasa dikenal dengan sebutan “yang ekonomi lemah”. Pada masa lampau (sebelum berkembang koperasi) mereka merupakan makanan yang empuk bagi usahawan yang ekonominya kuat atau bermodal besar (Kartasapoetra, 2001).


(20)

Banyak masalah yang dihadapi oleh masyarakat terutama tentang koperasi. Permasalahan- permasalahan ini tentu saja dapat meenghambat pengembangan koperasi. Selain itu, ada juga faktor- faktor internal dan eksternal yang dapat menghambat pengembangan koperasi tersebut. Faktor- faktor internal dan eksternal, serta strategi pengembangan koperasi itulah yang menjadi fokus dalam penelitian ini.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apasajakah faktor internal dari KUD untuk pengembangan KUD di daerah penelitian?

2. Apasajakah faktor eksternal dari KUD untuk pengembangan KUD di daerah penelitian?

3. Bagaimanakah strategi pengembangan yang dilakukan untuk pengembangan KUD di daerah penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifikasi faktor- faktor internal dari KUD dalam pengembangan KUD di daerah penelitian.

2. Untuk mengidentifikasi faktor- faktor eksternal dari KUD dalam pengembangan KUD di daerah penelitian.

3. Untuk menentukan strategi pengembangan yang dapat dilakukan dalam pengembangan KUD di daerah penelitian.


(21)

1.4 Kegunaan Penelitiaan

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat untuk lebih memperhatikan perkembangan KUD didaerah penelitian.

2. Sebagai bahan masukan bagi pengurus KUD untuk mengetahui pengembangan KUD.

3. Sebagai bahan referansi atau sumber informasi bagi pihak- pihak yang membutuhkan,pihak akademis maupun non akademis.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Koperasi

Koperasi pada hakekatnya merupakan suatu perkumpulan orang-orang yang mempunyai satu kepentingan yaittu secara bersama-sama, bahu membahu penuh kegotongroyongan untuk mencapai satu tujuan bersama yaitu meningkatkan taraf hidup bersama anggotanya dan kalau mungkin hidup masyarakat dilingkungan daerah kerjanya yang sama-sama ekonominya (relative) lemah (Kartasapoetra,dkk, 2001).

Telah disebutkan, bahwa dalam upaya pengembangan koperasi, peranan pemerintah tidak dapat dikesampingkan. Kalau peranan masyarakat adalah untuk mengurus dan menjaga citra koperasi dimasyarakat awam, maka pemerintah juga memiliki peran yang sama. Akan tetapi selain menjaga citra koperasi, pemerintah juga berperan dalam membina dan mengarahkan serta memberikan bantuan dan fasilitas yang diperlukan koperasi. Bantuan tersebut akan dipergunakan untuk mewujudkan suatu koperasi yang benar-benar mandiri supaya dapat memberikan point tersendiri dalam pembangunan nasional. Kebijakan dasar pengembangan koperasi adalah pada tahap awal peranan pemerintah cukup besar dalam hal prakarsa, pemberian bimbingan dan bantuan usaha, yitu perkembangan swadaya


(23)

koperasi. Sedangkan pada tahap terakhir, koperasi diharapkan mampu berswadaya diatas kekuatannya sendiri (Anoraga dan Ninik, 1998).

Untuk mewujudkan harapan diatas selain daripada rasa solidaritas, kebersamaan atau kekeluargaan merupakan sifat utama masyarakat Indonesia, koperasi juga menghendaki adanya rasa individualitas yang dapat diartikan sebagai kesadaran akan harga diri sendiri serta bertumpu pada kemampuan pribadi dari anggota koperasi (Widiyanti, 2002).

Menurut Siwijatmo (1992), kalau ditelaah aspek-aspek yang diperlukan agar suatu organisasi dapat berperan dalam dunia usha maka dengan menggunakan pendekatan sistem kita dapat menggolongkan 3 kelompok faktor yang diperlukan:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menemukan dan menaikkan input yang dibutuhkan untuk usaha.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan transformasi, merubah input menjadi output.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan memasarkan.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa pentingnya kemampuan mengadakan pemanfaatan unsur-unsur lingkungan baik dalam hal input maupun output. Salah satu yang penting dilihat dari sudut kemampuan menarik input adalah masalah penarikan modal untuk usaha.


(24)

Perkumpulan koperasi itu sengaja didirikan oleh anggota untuk kesejahteraan anggota, maka dengan sendirinya koperasi itu melayani para anggota secara khusus. Akan tetapi karena koperasi itu organisasi ekonomi yang berwatak sosial, maka koperasipun harus memperhatikan kepentingan masyarakat pada umumnya (Widiyanti, dan Sinindhia, 1992).

2.2 Landasan Teori

- Meningkatkan Produksi, Mewujudkan Pendapatan Yang Adil dan Kemakmuran Yang Merata

Menurut Kartasapoetra (1985), secara kenyataan bahwa rakyat Indonesia di pelosok- pelosok tanah air dan yang tinggal di kota-kota, dari dahulu hingga sekarang merupakan rakyat yang mampu berproduksi, tetapi secara kenyataan pula hanya sebagian kecil sekali yang mampu mengembangkan produksinya, sedangkan sebagian yang lainnya merupakan usahawan-usahawan perorangan yang sulit mengembangkan usaha produsinya (home industry) dan tetap hidup dibawah garis kemiskinan, hal ini dikarenakan :

• Modal yang mereka miliki sangat terbatas, • Pengetahuan ekonomi mereka terbatas,

• Usaha hanya ditujukan untuk menanggulangi kesulitan hidup keluarga, • Cara dan teknik pemasaran produksi yang menguntungkan belum

dikuasai dengan wajar,

• Kesadaran untuk menyatukan usaha sehingga merupakan suatu usaha


(25)

KUD sebagai Koperasi Serba Usaha yang mengelola bidang usaha tani (agribisnis) dalam melaksanakan peran dan tugasnya memperlihatkan hasil-hasil nyata sebagai berikut:

a. Mempersatukan Usaha Pertanian b. Menimbulkan Kegairan Kerja

c. Melenyapkan Sistem Ijon dan Lintah Darat d. Pembangunan Lingkungan

- Mempertinggi Taraf Hidup dan Tingkat Kecerdasan Rakyat

Menurut Setiady (1985), keberhasilan Koperasi mencapai tujuannya tergantung dari aktivitas para anggotanya, apakah mampu bekerja sama, memiliki kegairahan kerja dan mentaati segala ketentuan dan garis kebijaksanaan yang telah ditetapkan Rapat Anggota. Sesungguhnya dalam peran dan tugas koperasi untuk mempertinggi taraf hidup para anggotanya secara sekaligus terangkum peranan dan tugas koperasi untuk mempertinggi kecerdasan para anggota koperasi tersebut karena :

a. Meningkatnya kesejahteraan hidup para anggota, sangat berkaitan dengan terwujudnya peningkatan pendapatan para anggotanya.

b. Terwujudnya peningkatan pendapatan para anggota, dikarenakan para anggota dapat meningkatkan produksinya (baik kualitas maupun kuantitas) yang melalui koperasi dipasarkan dengan harga yang layak, yang memuaskan para anggotanya.

c. Peningkatan produksi hanya akan tercapai, selain karena adanya kegairahan kerja para anggota adalah juga karena pihak koperasi


(26)

mampu memberikan pembinaan, pengarahan, dan penyuluhan tentang pola kerja yang menguntungkan (efektif), jenis dan kualitas benda yang harus diproduksi, cara dan teknik pengolahan, dan pengelolaan yang berkaitan dengan itu.

d. Karena para anggota menginginkan terwujudnya peningkatan produksi, dimana mereka dapat memperoleh peningkatan pendapatan dan peningkatan taraf hidupnya maka segala pembinaan, pengarahan dan penyuluhan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Dalam pembinaan, pengarahan, dan penyuluhan terkandung pengetahuan yang mudah diserap oleh mereka.

Koperasi aktif menyelenggarakan pendidikan, kursus-kursus, pembinaan, pengarahan, dan penyuluhan-penyuluhan, mengharapkan agar para anggotanya dapat ditingkatkan mutunya secara mental dan dapat mengerti perjuangan ekonomi secara berkoperasi, juga agar para anggotanya dapat menyumbangkan pikiran secara aktif bagi perkembangan Koperasi.

- Pengembangan Koperasi dengan Analisis SWOT

Menurut Kotler (1997), memberikan penjelasan tentang mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan sebagai berikut: analisis internal merupakan proses dengan mana perencanaan strategi mengkaji pemasaran, penelitian, dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana perusahaan mempunyai kemampuan yang penting, sehingga perusahaan memanfaatkanpeluang dengan cara yang paling efektif dapat menangani ancaman dalam lingkungan.


(27)

Sedangkan faktor tertentu dalam lingkungan eksternal dapat menyediakan dasar-dasar bagi manjer untuk mengantisipasi peluang dan merencanakan tanggapan yang tepat sesuai dengan peluang yang ada, dan juga membantu manajer untuk melindungi perusahaan terhadap ancaman atau mengembangkan strategi yang tepat yang dapat merubah ancaman menjadi bermanfaat bagi perusahaan.

Masih menurut Kotler (1997), untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dapat diuraikan sebagai berikut: disini seorang manajer akan berusaha mengidentifikasi peluang dan ancaman apa saja yang sedang dan akan dialami. Kedua hal ini merupakan faktor luar yang dapat mempengaruhi masa depan bisnis, sehingga memang perlu untuk dicatat. Dengan demikian setiap pihak yang berkepentingan akan terangsang untuk menyiapkan tindakan, baik peluang maupun ancaman perlu diberikan urutan sedemikian rupa sehingga perhatian khusus dapat diberikan kepada yang lebih penting dan mendesak.

Pengembangan koperasi dalam analisis SWOT menurut Freddy Rangkuti (1997), sub- sub bagian dari analisis SWOT meliputi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman dengan berbagai indikator.

1. Kekuatan dengan indikator:

a. Telah memiliki badan hukum

b. Struktur organisasi yang sesuai dengan eksistensi koperasi c. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela

d. Resiko kekurangan pelanggan cukup kecil e. Biaya rendah

f. Kepengurusan yang demokratis g. Banyaknya unit usaha yang dikelola


(28)

2. Kelemahan dengan indikator:

a. Lemahnya struktur pemodalan koperasi

b. Lemahnya dalam pengelolaan/ manajemen usaha c. Kurangnya pengalaman usaha

d. Tingkat kemampuan dan profesionalisme SDM koperasi belum memadai e. Kurangnya pengetahuan bisnis para pengelola koperasi

f. Pengelola kurang inovatif

g. Kurang pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam bidang yang dilakukan h. Kurang dalam penguasaan teknologi

i. Sulit menetukan bisnis inti

j. Kurangnya kesadaran anggota akan hak dan kewajibannya (partisipasi anggota rendah)

3. Peluang dengan indikator:

a. Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh pemerintah

b. Undang-undang No 25 tahun 1992. Memungkinkan konsolidasi koperasi primer kedalam koperasi sekunder

c. Kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan masyarakat untuk lebih membangun koperasi

d. Kondisi ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi

e. Perekonomian dunia yang makin terbuka mengakibatkan makin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi Indonesia

f. Industrialisasi membuka peluang usaha di bidang agribisnis, agroindustri dan industri pedesaan lainnya


(29)

g. Adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi h. Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi i. Dukungan kebijakan dari pemerintah

j. Undang-undang No 12 tahun 1992. Tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi

4. Ancaman dengan indikator:

a. Persaingan usaha yang semakin ketat b. Peranan iptek yang semakin meningkat

c. Masih kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama dengan pelaku ekonomi lain dan antar koperasi

d. Terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi

e. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi serta kurangnyakepedulian dan kepercayaan masyarakatterhadap kopersi

f. Pasar bebas

g. Kurang memadainya prasarana dan sarana yang tersedia di wilayah tertentu, misalnya lembaga kekuangan, produksi dan pemasaran

h. Kurang efektifnya koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan program pembinaan koperasi antar sektor dan antar daerah

i. Persepsi yang berbeda dari aparat pembina koperasi j. Lingkungan usaha yang tidak kondusif

k. Anggapan masyarakat yang masih negatif terhadap koperasi l. Tarif harga yang ditetapkan pemerintah


(30)

Berdasarkan instruksi Presiden No.4 Tahun 1973. BUUD (Badan Usaha Unit Desa) yang padadasarnya dibentuk disetiap wilayah unit desa adalah merupakansuatu lembaga ekonomi berbentuk koperasi yang pada tahap awal pertumbuhannya dapat merupakan gabungan usaha bersama dari koperasi-koperasi pertanian, koperasi-koperasi-koperasi-koperasi desa yang terdapat di dalam wilayah unit desa tersebut. Pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden N0.2 Tahun 1978 BUUD/KUD.Maka sejak itulah yang semula merupakan bentuk antara untuk disebut menjadi KUD, dipisahkan dari struktur KUD. Pada tahap permulaannya KUD hanya mencakup koperasi pertanian, koperasi desa dan koperasi serba usaha di desa-desa, akan tetapi selanjutnya KUD mengembangkan usahanya kebidang-bidang lain seperti kebidang-bidang kerajinan rakyat, perkebunan dan perkreditan dan kegiatan lainnya (Hadhikusuma, 2005).

Keberadaan KUD di desa sangat penting dalam menepis berkembangnya sistem yang tidak sehat dikalangan petani yang terdesak kebutuhan konsumtifnya. Misalnya : pengijon dan rentenir yang sangat menyengsarakan petani. Untuk itulah maka KUD memasukkan komponen pemberian kredit sebagai salah satu bagian usahanya untuk mensejahterakan petani dan membebaskan petani (Nugroho, 1995).

Sumber modal utama bagi pelaksanaan usaha koperasi yaitu berasal dari simpanan-simpanan pokok, wajib dan sukarela. Jika usahanya berkembang dapat bertambah dengan sisa hasil usaha yang disihkan untuk permodalan. Perkembangan usaha memerlukan modal yang banyak. Modal tersebut sulit atau tidak akan memadai kalau hanya mengandalkan dari simpanan-simpanan dan sisa


(31)

dibenarkan untuk mengusahakan pinjaman-pinjaman dari pihak luar dengan bunga yang rendah dan bank-bank pemerintah. Pembentukan modal dalam koperasi dilakukan secara bertahap dan penuh dengan ketekunan serta loyalitas para anggota dan para simpatisan koperasi, maka oleh karena itu penggunaannya harus benar-benar terncana secara mantap dengan didasari disiplin rencana dan disiplin anggaran, agar modal yang terkelola dengan baik sehingga dapat berkembang (Kartasapoetra, 1990).

Koperasi Unit Desa adalah suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial dan merupakan wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Salah satu kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan dengan berkoperasi yaitu memasarkan hasil produk pertanian. Masyarakat pedesaan dapat dengan mudah memasarkan produk pertaniannya tanpa perlu menjual ke tengkulak dengan harga murah (Chaniago dan Ijod, 1994).

KUD dalam fungsinya sebagai pusat pelayanan berbagai kegiatan perekonomian memiliki fungsi :

a. Perkreditan

b. Penyediaan dan penyaluran sarana produksi barang-barang keperluan sehari-hari

c. Pengolahan dan pemasaran hasil-hasil produksi

d. Kegiatan perekonomian lainnya seperti perdagangan(Sudarsono dan Edilius, 2000).


(32)

Hambatan-hambatan bagi terlaksannya kegiatan KUD didaerah pedesaan yang mungkin sulit untuk diatasi seperti (Kartasapoetra, 2001) :

a. Hambatan terhadap sikap dan pandangan hidup (sikap pasif, familisentris, sikap nrimo, sikap acuh tak acuh, orientasi pada masa lampau).

b. Hambatan kelembagaan (penggunaan tanah, lembaga perkreditan, utang piutang yang masih bersifat pribadi, mobilisasi sosial vertical masih rendah, enterpreneurship belum berkembang).

c. Hambatan lingkungan (keadaan kesehatan belum memuaskan, keadaan gizi yang berada dibawah standar nasional, tingkat pendidikan yang belum maju, pengangguran musiman selalu terjadi).

Matrik SWOT atau matrik TOWS

Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematika untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan(strength) dan peluang(opportunities), namunsecara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan(weakness) dan ancaman(threats). Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif strategis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini (Rangkuti,2009) :


(33)

SW OT

Strength (S)

- Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal

Weaknesses (W) - Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal

Opportunities

-Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal

Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang.

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan

peluang. Threats

-Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

Strategi ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman

Gambar 1. Matrik SWOT - Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan fikiran organisasi yaitu untuk memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. - Strategi ST

Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman.

- Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

- Strategi WT

Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti, 2009).


(34)

Proses pengambilan keputusan straetgi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strrategi (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini (Rangkuti, 1997).

Penelitian menunjukkan bahwa kinerja organisasi/KUD dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan

3Mendukung 1. mendukung Strategi strategi turn-around agresif

4 Mendukung 2. Mendukung

Strategi defensif strategi diversifikasi

Gambar 2. Analisis SWOT

Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat mengutungkan perusahaan tersebut sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang haarus

diterpakan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).

BERBAGAI PELUANG

KELEMAHAN INTERNAL

KEKUATAN INTERNAL


(35)

Kuadran 2 : Dengan beberapa ancaman perusahaan masih memiliki kekuatan dari sisi internal strategi yang harus diterapkan adalah penggunaan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi

Kuadran 3 : Perusahaan memiliki kekuatan eksternal misalkan penguasaan pasar, namun masih ada beberapa kendala dari sisi internal. Fokus strategi perusahaan pada kondisi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Adalah merupakan situasi yang paling sulit perusahaan tersebut mengahadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam sehari-hari koperasi harus dikelola dengan berdasarkan atas kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota yang memegang serta melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Koperasi yang dikelola dengan baik akan menunjukkan perkembangan yang baik pula. Perkembangan koperasi juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Kurang berkembangnya koperasi khususnya KUD di Indonesia seperti di KabupatenDeli Serdang tidak hanya dari faktor internal maupun faktor eksternal dari koperasi tersebut, tetapi karena kurangnya perhatian dari pemerintah setempat dalam pengembangan koperasi tersebut. Hal ini yang membuat koperasi khususnya KUD menjadi kurang berkembang.


(36)

Faktor-faktor internal itu antara lain : pengurus, anggota, modal, dan aktifitas. Sedangkan untuk faktor-faktor eksternalnya adalah pembinaan terhadap koperasi dan masyarakat serta bantuan dana.

Keberadaan koperasi dan kegiatannya dalam suatu wilayah akan memberikan manfaat baik kedalam dan keluar koperasi. Untuk manfaat kedalam koperasi tentu saja bagi para anggota koperasi karena koperasi mempunyai azas dari anggota, oleh anggota, dan untuk anggota. Sedangkan manfaat keluar koperasi untuk masyarakat sekitar yang bukan anggota koperasi. Beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh yang bukan anggota koperasi antara lain :

• Kemudahan dalam memperoleh pinjaman

• Harga barang dikoperasi lebih murah dibandingkan harga di pasaran • Koperasi dapat menampung hasil-hasil produksi pertanian anggotanya

dan masyarakat

Tujuan dibentuknya koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota, maka dengan sendirinya koperasi itu akan melayani para anggotanya secara khusus. Akan tetapi, untuk mewujudkan hal tersebut terdapat berbagai masalah yang harus dihadapi KUD. Maka dari itu diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan skema kerangka pemikiran dibawah ini :


(37)

Keterangan, : Menyatakan pengaruh

Gambar 3. Skema kerangka pemikiran KUD Faktor Eksternal Faktor Internal Strenght -Memiliki badan hukum -Struktur organisasi yang sesuai dengan eksistensi koperasi - Biaya rendah

-Keanggotaan yang terbuka dan sukarela -Kepengurusan bersifat demokratis

-Resiko kekurangan cukup kecil bagi pelanggan

-Banyaknya unit usaha yang dikekola Weakness - Manajemen -Sumber daya manusia -Lemahnya modal -Pengalaman usaha kurang -Pengetahuan bisnis kurang -Kurang inovatif -Bisnis inti sulit ditentukan

- Partisipasi anggota rendah -Penguasaan teknologi kurang -Pengetahuan dan ketrampilan teknis kurang Threats -Persaingan usaha -IPTEK -Kepercayaan kurang untuk bekerjasama -Terbatasnya teknologi -Pasar bebas -Masyarakat kurang percaya koperasi -Lingkungan usaha

-Daya beli turun -Tarif harga yang ditetapkan -Persepsi berbeda -kurang efektif dalam pembinaan antar sektor Opportunities -Aspek pemerataan -UU No 25 tahun 1992

-Kemauan politik & tuntutan masyarakat -Kondisi ekonomi yang cukup mendukung

-Perekonomian dunia yang terbuka -Industrialisasi -Peluang pasar -Potensi daerah

-Kebijakan pemerintah

-UU No 12 tahun 1992

-Daya beli tinggi


(38)

2.4 Hipotesis Penelitian

1. Faktor- faktor internal dari KUD untuk pengembangan KUD didaerah penelitian adalah jumlah modal (modal sendiri maupun modal pinjaman), jumlah anggota, manajemen yang kurang baik, teknologi, dan pemasaran. 2. Faktor- faktor eksternal dari KUD untuk pengembangan KUD di daerah

penelitian adalah bantuan dana, prasarana yang memadai untuk membangkitkan kegairahan berkoperasi belum memadai.

3. Strategi pengembangan yang dilakukan untuk pengembangan KUD didaerah penelitian adalah dengan menggunakan strategi Defensif (bertahan).


(39)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau secara sengaja, maksudnya daerah dipilih sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pada KUD di Kabupaten Deli Serdang dengan alasan jumlah KUD di Kabupaten Deli Serdang mengalami penurunan dari tahun 2007-2011. Dari 32 unit menjadi 8 unit KUD. Selain itu Kabupaten Deli Serdang merupakan lumbung padi di daerah Sumatera Utara, sehingga KUD di daerah tersebut sangat cocok untuk dilakukan pengembangan.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode sensus (penarikan sampel secara menyeluruh), dimana sampel dalam penelitian ini adalah semua KUD aktif yang ada di Kabupaten Deli Serdang sebanyak 3 KUD.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan daftar quisioner yang telah dibuat.Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari lembaga/instansi terkait, literatur, buku, dan media internet yang sesuai dengan penelitian ini.


(40)

3.4 Metode Analisis Data

a. Untuk menyelesaikan masalah 1 digunakan analisis deskriptif yaitu mengidentifikasi faktor – faktor internal apa saja yang mempengaruhi perkembangan KUD di daerah penelitian.

b. Untuk menyelesaikan masalah 2 digunakan analisis deskriptif yaitu mengidentifikasi faktor – faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi perkembangan KUD di daerah penelitian.

c. Untuk menyelesaikan masalah 3 digunakan metode analisis SWOT dan skala likert. Sebelum menyusun faktor-faktor strategis dengan menggunakan matriks SWOT dilakukan pembobotan dengan menggunakan slaka likert. Seluruh indikator penilaian diberikan batasan penilaian dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari lima kriteria. Setiap kriteria diberi nilai dengan rentang 1-5 dengan rincian untuk penyataan sangat setuju diberi nilai 5,untuk pernyataan setuju diberi nilai 4,untuk pernyataan ragu-ragu diberi nilai 3,untuk pernyataan tidak setuju diberi nilai 2,dan untuk pernyataan sangat tidak setuju diberi nilai 1 (penilaian ini berlaku untuk kekuatan dan peluang). Sedangkan,untuk penilaian kelemahan dan ancaman rinciannya nilai 1 diberikan untuk pernyataan sangat setuju, nilai 2 diberikan untuk pernyataan setuju, nilai 3 diberikan untuk pernyataan ragu-ragu, nilai 4 diberikan untuk pernyataan tidak setuju dan nilai 5 diberikan untuk pernyataan sangat tidak setuju sehingga dapat diperoleh parameter yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.


(41)

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini, maka perlu dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

Definisi

1. KUD adalah suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial dan merupakan wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri.

2. Faktor Internal adalah faktor yang mempengaruhi pengembangan KUD yang terdiri atas kekuatan dan kelemahan dari KUD tersebut.

3. Faktor Eksternal adalah faktor yang mempengaruhi pengembangan KUD yang terdiri atas peluang dan ancaman bagi KUD tersebut.

4. Kekuatan (Strenghts) Internal adalah segala kekuatan yang berhubungan dengan pengembangan KUD dan dapat dikontrol oleh KUD.

5. Kelemahan(Weaknesses)Internal adalah segala kelemahan yang berhubungan dengan pengembangan KUD dan dapat dikontrol oleh KUD. 6. Peluang (Opportunities) Eksternal adalah segala peluang yang berhubungan

dengan pengembangan KUD dan tidak dapat dikontrol oleh KUD.

7. Ancaman (Treaths) Eksternal adalah segala ancaman yang berhubungan dengan pengembangan KUD dan tidak dapat dikontrol oleh KUD.

8. Strategi Pengembangan KUD adalah tindakan yang bersifat menumbuhkan dan meningkatkan fungsi dan peranan KUD, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh masyarakat pedesaan tentang fungsi dan peranan KUD di masa depan.


(42)

Batasan Operasional

1. Waktu penelitian adalah tahun 2013.

2. Sampel adalah KUD aktif di Kabupaten Deli Serdang. 3. Lokasi penelitian adalah Kabupaten Deli Serdang.


(43)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

Penelitian Koperasi Unit Desa dilakukan di Kabupaten Deli Serdang. Adapun Koperasi Uit Desa yang berada di Kabupaten Deli Serdang ini terletak di 3 kecamatan yang berbeda yaitu Kecamatan Gunung Meriah dengan Koperasi Petani Jaya, Kecamatan Bangun Purba dengan Koperasi Kulampah, dan Kecamatan Pancur batu dengan Koperasi Setia Tani.

Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang secarara geografis terletak diantara 2° -3° LU dan 97 °-98° BT. Wilayah Kabupaten Deli Serdang berbatasan sebelah Utara dengan

Kabupaten Langkat dan Selat Malaka,sebelah Selatan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun, sebelah Timur dengan Kabupaten Asahan,Kabupaten Simalungun dan Serdang Bedagai dan sebelah Barat dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat. Kabupaten Deli Serdang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka,sebagai salah satu daerah lintas pelayaran paling sibuk didunia. Kabupaten ini mengelilingi 2 kota utama di Sumatera Utara yakni Kota Medan ( Ibukota Provinsi Sumatera Utara ), Kota Binjai dan Kota Tebing Tinggi.

Kabupaten Deli Serdang dihuni penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Melayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh dan pemeluk berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha, dengan total jumlah penduduk berjumlah 1.686.366 jiwa.


(44)

Kecamatan Bangun Purba

Kecamatan Bangun Purba terletak di Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan Bangun Purba terdiri atas 20 desa dan 4 keluharan. Adapun 20 desanya yaitu :

Serta 4 kelurahannya yaitu:

·

·

·

Di kecamatan ini hanya terdapat 1 unit KUD yaitu: KUD Kulampah. KUD ini terletak di Desa Sungai Buaya. KUD Kulampah memiliki anggota sebanyak 132 orang. Susunan Pengurus KUD ini yaitu:

Ketua I : Iyan Sahri Saragih Ketua II : Dalinson Girsang Sekretaris I : Aminudin Girsang Sekretaris II : Rusliaman Barus Bendahara : Bantu Saragih


(45)

Kecamatan Gunung Meriah

Kecamatan Gunung Meriah terletak di Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Deli Serdang memiliki luas 72,65 kilometer persegi. Memiliki 12 desa, berjarak 65 kilometer dari Ibukota Provinsi Sumatera Utara. Adapun 12 desa yang terdapat di Keamatan Gunung Meriah yaitu :

Di Kecamatan Gunung Meriah, hanya terdapat 1 unit KUD yang terletak di desa Gunung Meriah bernama KUD Petani Jaya. KUD ini memiliki anggota ± 100 orang. Susunan pengurus KUD yaitu :

Ketua : Padi Tarigan

Sekretaris I : Bahagia Sekretaris II : Marlan Bendahara : Jehan Barus Kecamatan Pancur Batu

Kecamatan Pancur Batu terletak di Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan Pancur Batu terdiri dari 25 desa/kelurahan dengan ibukota kecamatan di Desa Tengah. Di Kecamatan Pancur Batu hanya memiliki 1 unit KUD yaitu: KUD Setia Tani. Batas Wilayah Kecamatan Pancur Batu yaitu :

Sebelah Utara : Kecamatan Sunggal Sebelah Selatan : Kecamatan Sibolangit Sebelah Timur : Kecamatan Namorambe Sebelah Barat : Kecamatan Kutalimbaru


(46)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Deli Serdang,yaitu KUD yang masih aktif. Adapun yang dianalisis ialah faktor – faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan serta faktor – faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman yang mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang.

Strategi pengembangan itu dapat dirumuskan dengan Analisis SWOT. Analisis SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunities and Threats) mengidentifikasikan berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi suatu usaha. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Kekuatan (Strenghs) dan Peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan Kelemahan (Weaknesses) dan Ancaman (Threats).

5.1. Faktor-Faktor Internal yang Mempengaruhi Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang

5.1.1. Kekuatan Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang

Adapun faktor-faktor yang menjadi kekuatan pengembangan KUD adalah sebagai berikut :

a. KUD yang memiliki badan hukum

b. Struktur Organisasi yang sesuai dengan koperasi

c. Untuk menjadi anggota mudah serta semua kalangan dapat menjadi anggota d. Resiko kekurangan pelanggan cukup kecil


(47)

g. Banyaknya unit usaha yang dikelola koperasi

h. Kepengurusan sesuai dengan keahlian atau bidangnya

5.1.2. Kelemahan Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang

Adapun faktor-faktor yang menjadi kelemahan pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :

a. Kurangnya sumber modal bagi koperasi

b. Pengelolaan/manajemen usaha yang masih lemah

c. Kurangnya pengalaman berusaha bagi pengelola ataupun pengurus

d. Tingkat kemampuan serta profesionalisme SDM koperasi belum memadai e. Pengetahuan bisnis para pengelola koperasi masih rendah

f. Pengelola yang kurang inovatif dalam menemukan ide baru untuk pengembangan KUD

g. Kurangnya penguasaan teknologi bagi pengelola maupun anggota h. Pengelola sulit menentukan bisnis inti


(48)

5.2. Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang

5.2.1. Peluang Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang

Adapun faktor-faktor yang menjadi peluang pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :

a. Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan pemerintah

b. Undang-undang No 25 tahun 1992. Memungkinkan konsolidasi koperasi primer kedalam koperasi sekunder

c. Kemauan politik yang kuat dari pemerintah

d. Adanya tuntutan masyarakat untuk lebih membangun koperasi e. Adanya kondisi ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi

f. Perekonomian dunia yang terbuka mengakibatkan semakin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi Indonesia

g. Adanya industrialisasi membuka peluang usaha di bidang agribisnis, agroindustri dan industri pedesaan lainnya

h. Adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi i. Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi j. Adanya dukungan kebijakan dari pemerintah

k. Undang-undang No 12 tahun 1992. Tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi


(49)

5.2.2. Ancaman Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang

Adapun faktor-faktor yang menjadi ancaman pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :

a. Adanya persaingan usaha yang semakin ketat

b. Peranan IPTEK yang meningkat,tetapi pengelola dan anggota masih belum bisa menggunakan teknologi

c. Kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama antar pelaku ekonomi lain dan antar koperasi

d. Terbatasnya penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi

e. Kurangnya kesadaran serta pemahaman masyarakat mengenai koperasi f. Kurangnya kepedulian serta kepercayaan masyarakat terhadap koperasi

g. Adanya pasar bebas,yaitu semua komoditas yang dipasarkan bebas dari bea cukai

h. Kurang memadai prasarana serta sarana yang tersedia diwilayah tertentu,misalnya lembaga keuangan,pemasaran dan produksi

i. Kurang efektifnya kerjasama serta pengaturan dalam pelaksaan program pembinaan koperasi antar sektor dan daerah

j. Adanya persepsi yang berbeda dari aparat pembina koperasi k. Lingkungan usaha yang tidak kondusif

l. Adanya anggapan masyarakat yang masih negatif terhadap koperasi m. Tarif harga yang ditetapkan pemerintah


(50)

5.3. Strategi Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang

Penyusunan strategi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapan pertama adalah mengidentifikasi faktor - faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor – faktor eksternal (peluang dan ancaman). Pada tahapan pengidentifikasian faktor - faktor internal dan eksternal dilakukan dengan membuat kriteria penilaian. Faktor kekuatan terdiri dari atas 8 (delapan) indikator, kelemahan terdiri atas 10 (sepuluh) indikator, peluang terdiri dari atas 11 (sebelas) indikator, dan ancaman terdiri atas 14 (empatbelas) indikator.

Berikutnya adalah evaluasi strategi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang. Evaluasi strategi internal dan eksternal dilakukan dengan membuat Tabel Matrik Evaluasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal. Hal-hal yang dilakukan dalam evaluasi faktor internal dan eksternal adalah menentukan pernyataan, menentukan nilai sesuai kriteria penilaian, dan mencari penjumlahan dari semua nilai sesuai dari pernyataan sesuai dengan literatur yang menjadi acuan.

Selanjutnya adalah strategi pengembangan KUD. Strategi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang dapat disusun dengan analisis SWOT yaitu dengan melihat kekuatan (Strenght), kelemahan (Weakness), peluang (Oppurtunities), dan ancaman (Threats). Penentuan strategi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang adalah membuat matriks kombinasi keempat faktor tersebut yaitu kekuatan (Strenght), kelemahan (Weakness), peluang (Oppurtunities), dan ancaman (Threats). Strategi yang dibuat dari kombinasi keempat faktor tersebut


(51)

adalah kekuatan-peluang (S-O), kekuatan-ancaman (S-T), kelemahan-peluang (W-O), dan kelemahan-ancaman (W-T).

Adapun perhitungan penjumlahan seluruh nilai dari pernyataan sesuai dengan skala likert faktor - faktor strategis internal pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

KUD KULAMPAH

Tabel 2. Matrik Faktor Strategi Internal KUD Kulampah Faktor - Faktor Strategi Internal Pernyataan

(SS/S/RR/TS/STS) Nilai Jumlah Kekuatan

1. KUD yazng memiliki badan hukum S 4 4

2. Struktur organisasi yang sesuai

S 4 4

dengan koperasi

3. Untuk menjadi anggota mudah dan semua kalangan dapat menjadi anggota

S 4 4

4. Resiko kekurangan pelanggan cukup

Kecil S 4 4

5. Biaya simpanan pokok serta simpanan wajib bagi anggota koperasi relatif kecil

S 4 4

6. Kepengurusan yang bersifat

demokratis (terbuka dan transparan) S 4 4

7. Banyaknya unit usaha yang dikelola S 4 4

8. Kepengurusan sesuai dengan keahlian

atau bidangnya S 4 4

Total kekuatan 32

Kelemahan

1. Kurangnya sumber modal bagi

Koperasi SS 1 1

2. Pengelolaan/manajemen usaha yang

masih lemah S 2 2

3. Kurangnya pengalaman berusaha bagi

pengelola ataupun pengurus TS 4 4

4. Tingkat kemampuan serta

profesionalisme SDM koperasi belum memadai

RR 3 3

5. Pengetahuan bisnis para pengelola

koperasi masih rendah S 2 2

6. Pengelola yang kurang inovatif dalam


(52)

pengembangan KUD

7. Kurangnya pengetahuan serta ketrampilan teknis bagi pengelola maupun anggota

S 2 2

8. Kurangnya penguasaan dalam

penggunaan teknologi bagi pengelola maupun anggota

S 2 2

9. Pengelola sulit menentukan bisnis inti S 2 2

10. Partisipasi anggota yang rendah

mengenai hak serta kewajibannya TS 4 4

Total Kelemahan 24

selisih antara kekuatan – kelemahan 8

Selanjutnya perhitungan penjumlahan seluruh nilai dari pernyataan sesuai dengan skala likert faktor - faktor strategis eksternal pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Matrik Faktor Strategi Eksternal KUD Kulampah Faktor - Faktor Strategi Eksternal Pernyataan

(SS/S/RR/TS/STS) Nilai Jumlah Peluang

1. Adanya aspek pemerataan yang

diprioritaskan pemerintah TS 2 2

2. Adanya UU No 25 tahun 1992. Memungkinkan konsolidasi koperasi primer kedalam koperasi sekunder

TS 2 2

3. Adanya kemauan politik yang kuat

dari pemerintah RR 3 3

4. Adanya tuntutan masyarakat untuk

lebih membangun koperasi S 4 4

5. Adanya kondisi ekonomi yang cukup

mendukung eksistensi koperasi S 4 4

6. Perekonomian dunia yang terbuka mengakibatkan semakin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi indonesia

RR 3 3

7. Adanya industrialisasi membuka peluang usaha di bidang

agribisnis,agroindustri dan industri pedesaan

TS 2 2

8. Adanya peluang pasar bagi komoditas


(53)

9. Adanya investor yang ingin bekerja

sama dengan koperasi RR 3 3

10.Adanya dukungan kebijakan dari

Pemerintah RR 3 3

11. UU No 12 tahun 1992.Tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi

TS 2 2

Total peluang 32

Ancaman

1. Adanya persaingan usaha yang

semakin ketat S 2 2

2. Peranan IPTEK yang meningkat tetapi pengelola dan anggota masih belum bisa menggunakan teknologi

S 2 2

3. Kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama antar pelaku ekonomi lain dan antar koperasi

TS 4 4

4. Terbatasnya penyediaan teknologi

secara nasional bagi koperasi S 2 2

5. Kurangnya kesadaran serta

pemahaman masyarakat mengenai koperasi

TS 4 4

6. Kurangnya kepedulian serta kepercayaan masyarakat terhadap koperasi

TS 4 4

7. Adanya pasar bebas, yaitu semua komoditas yang dipasarkan bebas dari bea cukai

S 2 2

8. Kurang memadainya prasarana serta sarana yang tersedia di wilayah tertentu,misalnya lembaga keuangan,pemasaran,dan produksi

S 2 2

9. Kurang efektifnya kerjasama serta pengaturan dalam pelaksanaan program pembinaan

S 2 2

10. Adanya persepsi yang berbeda dari

aparat pembina koperasi S 2 2

11.Lingkungan usaha yang tidak

Kondusif S 2 2

12.Adanya anggapan masyarakat yang

masih negatif terhadap koperasi S 2 2

13.Tarif harga yang ditetapkan

Pemerintah TS 4 4

14. Menurunnya daya beli masyarakat S 2 2

Total ancaman 36


(54)

KUD PETANI JAYA

Perhitungan penjumlahan seluruh nilai dari pernyataan sesuai dengan skala likert faktor - faktor strategis internal pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Matrik Faktor Strategi Internal KUD Petani Jaya Faktor - Faktor Strategi Internal Pernyataan

(SS/S/RR/TS/STS) Nilai Jumlah Kekuatan

1. KUD yang memiliki badan hukum S 4 4

2. Struktur organisasi yang sesuai

S 4 4

dengan koperasi

3. Untuk menjadi anggota mudah dan semua kalangan dapat menjadi anggota

TS 2 2

4. Resiko kekurangan pelanggan cukup

Kecil RR 3 3

5. Biaya simpanan pokok serta simpanan wajib bagi anggota koperasi relatif kecil

RR 3 3

6. Kepengurusan yang bersifat

demokratis (terbuka dan transparan) S 4 4

7. Banyaknya unit usaha yang dikelola TS 2 2

8. Kepengurusan sesuai dengan keahlian

atau bidangnya S 4 4

Total kekuatan 26

Kelemahan

1. Kurangnya sumber modal bagi

Koperasi SS 1 1

2. Pengelolaan/manajemen usaha yang

masih lemah S 2 2

3. Kurangnya pengalaman berusaha bagi

pengelola ataupun pengurus RR 3 3

4. Tingkat kemampuan serta

profesionalisme SDM koperasi belum memadai

S 2 2

5. Pengetahuan bisnis para pengelola

koperasi masih rendah S 2 2

6. Pengelola yang kurang inovatif dalam menemukan ide baru untuk

pengembangan KUD

S 2 2


(55)

maupun anggota

8. Kurangnya penguasaan dalam

penggunaan teknologi bagi pengelola maupun anggota

S 2 2

9. Pengelola sulit menentukan bisnis inti S 2 2

10. Partisipasi anggota yang rendah

mengenai hak serta kewajibannya S 2 2

Total kelemahan 20

selisih antara kekuatan-kelemahan 6

Selanjutnya perhitungan penjumlahan seluruh nilai dari pernyataan sesuai dengan skala likert faktor - faktor strategis eksternal pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5. Matrik Faktor Strategi Eksternal KUD Petani Jaya Faktor - Faktor Strategi Eksternal Pernyataan

(SS/S/RR/TS/STS) Nilai Jumlah Peluang

1. Adanya aspek pemerataan yang

diprioritaskan pemerintah TS 2 2

2. Adanya UU No 25 tahun 1992. Memungkinkan konsolidasi koperasi primer kedalam koperasi sekunder

TS 2 2

3. Adanya kemauan politik yang kuat

dari pemerintah S 4 4

4. Adanya tuntutan masyarakat untuk

lebih membangun koperasi TS 2 2

5. Adanya kondisi ekonomi yang cukup

mendukung eksistensi koperasi RR 3 3

6. Perekonomian dunia yang terbuka mengakibatkan semakin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi indonesia

TS 2 2

7. Adanya industrialisasi membuka peluang usaha di bidang

agribisnis,agroindustri dan industri pedesaan

S 4 4

8. Adanya peluang pasar bagi komoditas

yang dihasilkan koperasi TS 2 2

9. Adanya investor yang ingin bekerja

sama dengan koperasi TS 2 2


(56)

Pemerintah

11. UU No 12 tahun 1992.Tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi

S 4 4

Total peluang 30

Ancaman

1. Adanya persaingan usaha yang

semakin ketat S 2 2

2. Peranan IPTEK yang meningkat tetapi pengelola dan anggota masih belum bisa menggunakan teknologi

S 2 2

3. Kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama antar pelaku ekonomi lain dan antar koperasi

TS 4 4

4. Terbatasnya penyediaan teknologi

secara nasional bagi koperasi S 2 2

5. Kurangnya kesadaran serta

pemahaman masyarakat mengenai koperasi

TS 4 4

6. Kurangnya kepedulian serta kepercayaan masyarakat terhadap koperasi

TS 4 4

7. Adanya pasar bebas, yaitu semua komoditas yang dipasarkan bebas dari bea cukai

S 2 2

8. Kurang memadainya prasarana serta sarana yang tersedia di wilayah tertentu,misalnya lembaga keuangan,pemasaran,dan produksi

S 2 2

9. Kurang efektifnya kerjasama serta pengaturan dalam pelaksanaan program pembinaan

S 2 2

10. Adanya persepsi yang berbeda dari

aparat pembina koperasi S 2 2

11.Lingkungan usaha yang tidak

Kondusif S 2 2

12.Adanya anggapan masyarakat yang

masih negatif terhadap koperasi S 2 2

13.Tarif harga yang ditetapkan

Pemerintah TS 4 4

14. Menurunnya daya beli masyarakat S 2 2

Total ancaman 36


(57)

KUD SETIA TANI

Perhitungan penjumlahan seluruh nilai dari pernyataan sesuai dengan skala likert faktor - faktor strategis internal pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6. Matrik Faktor Strategi Internal KUD Setia Tani Faktor - Faktor Strategi Internal Pernyataan

(SS/S/RR/TS/STS) Nilai Jumlah Kekuatan

1. KUD yang memiliki badan hukum S 4 4

2. Struktur organisasi yang sesuai

S 4 4

dengan koperasi

3. Untuk menjadi anggota mudah dan semua kalangan dapat menjadi anggota

TS 2 2

4. Resiko kekurangan pelanggan cukup

Kecil S 4 4

5. Biaya simpanan pokok serta simpanan wajib bagi anggota koperasi relatif kecil

RR 3 3

6. Kepengurusan yang bersifat

demokratis (terbuka dan transparan) S 4 4

7. Banyaknya unit usaha yang dikelola S 4 4

8. Kepengurusan sesuai dengan keahlian

atau bidangnya S 4 4

Total kekuatan 29

Kelemahan

1. Kurangnya sumber modal bagi

Koperasi TS 4 4

2. Pengelolaan/manajemen usaha yang

masih lemah TS 4 4

3. Kurangnya pengalaman berusaha bagi

pengelola ataupun pengurus TS 4 4

4. Tingkat kemampuan serta

profesionalisme SDM koperasi belum memadai

TS 4 4

5. Pengetahuan bisnis para pengelola

koperasi masih rendah TS 4 4

6. Pengelola yang kurang inovatif dalam menemukan ide baru untuk

pengembangan KUD

S 2 2

7. Kurangnya pengetahuan serta


(58)

maupun anggota

8. Kurangnya penguasaan dalam

penggunaan teknologi bagi pengelola maupun anggota

RR 3 3

9. Pengelola sulit menentukan bisnis inti S 2 2

10. Partisipasi anggota yang rendah

mengenai hak serta kewajibannya TS 4 4

Total Kelemahan 35

selisih antara kekuatan – kelemahan -6

Selanjutnya perhitungan penjumlahan seluruh nilai dari pernyataan sesuai dengan skala likert faktor - faktor strategis eksternal pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 7. Matrik Faktor Strategi Eksternal KUD Setia Tani Faktor - Faktor Strategi Eksternal Pernyataan

(SS/S/RR/TS/STS) Nilai Jumlah Peluang

1. Adanya aspek pemerataan yang

diprioritaskan pemerintah S 4 4

2. Adanya UU No 25 tahun 1992. Memungkinkan konsolidasi koperasi primer kedalam koperasi sekunder

S 4 4

3. Adanya kemauan politik yang kuat

dari pemerintah RR 3 3

4. Adanya tuntutan masyarakat untuk

lebih membangun koperasi S 4 4

5. Adanya kondisi ekonomi yang cukup

mendukung eksistensi koperasi TS 2 2

6. Perekonomian dunia yang terbuka mengakibatkan semakin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi indonesia

TS 2 2

7. Adanya industrialisasi membuka peluang usaha di bidang

agribisnis,agroindustri dan industri pedesaan

S 4 4

8. Adanya peluang pasar bagi komoditas

yang dihasilkan koperasi S 4 4

9. Adanya investor yang ingin bekerja


(59)

Pemerintah

11. UU No 12 tahun 1992.Tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi

S 4 4

Total peluang 39

Ancaman

1. Adanya persaingan usaha yang

semakin ketat S 2 2

2. Peranan IPTEK yang meningkat tetapi pengelola dan anggota masih belum bisa menggunakan teknologi

S 2 2

3. Kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama antar pelaku ekonomi lain dan antar koperasi

S 2 2

4. Terbatasnya penyediaan teknologi

secara nasional bagi koperasi S 2 2

5. Kurangnya kesadaran serta

pemahaman masyarakat mengenai koperasi

TS 4 4

6. Kurangnya kepedulian serta kepercayaan masyarakat terhadap koperasi

S 2 2

7. Adanya pasar bebas, yaitu semua komoditas yang dipasarkan bebas dari bea cukai

S 2 2

8. Kurang memadainya prasarana serta sarana yang tersedia di wilayah tertentu,misalnya lembaga keuangan,pemasaran,dan produksi

S 2 2

9. Kurang efektifnya kerjasama serta pengaturan dalam pelaksanaan program pembinaan

S 2 2

10. Adanya persepsi yang berbeda dari

aparat pembina koperasi S 2 2

11.Lingkungan usaha yang tidak

Kondusif S 2 2

12.Adanya anggapan masyarakat yang

masih negatif terhadap koperasi S 2 2

13.Tarif harga yang ditetapkan

Pemerintah TS 4 4

14. Menurunnya daya beli masyarakat S 2 2

Total ancaman 32


(60)

Dari tabel 2- tabel 7 diperoleh hasil selisih antara masing-masing faktor internal dan faktor eksternal dari masing-masing KUD yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Adapun hasil yang diperoleh dari tiap-tiap KUD yaitu sebagai berikut : - Faktor-faktor internal (kekuatan – kelemahan)

∙ Untuk KUD Kulampah diperoleh hasil , 32-24 = 8 ∙ Untuk KUD Petani Jaya diperoleh hasil, 26-20 = 6 ∙ Untuk KUD Setia Tani diperoleh hasil, 29-35 = - 6 - Faktor-faktor eksternal (peluang – ancaman) ∙ Untuk KUD Kulampah diperoleh hasil, 32-36 = - 4 ∙ Untuk KUD Petani Jaya diperoleh hasil, 30-36 = - 6 ∙ Untuk KUD Setia Tani diperoleh hasil, 39-32 = 7

Setelah diperoleh hasil selisih dari pengurangan faktor internal dan faktor-faktor eksternal dari masing –masing KUD, selanjutnya hasil dari setiap KUD dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah KUD. Tujuan dari penjumlahan nilai faktor internal dan faktor eksternal kemudian dibagi dengan jumlah KUD yaitu untuk melihat bagaimana matriks posisi dari KUD di Kabupaten Deli Serdang. Adapun perhitungannya sebagai berikut:

Penjumlahan hasil selisih faktor internal dari setiap KUD, KUD Kulampah , KUD Petani jaya, KUD Setia Tani ( 8 + 6 + (-6) = 8 ), kemudian hasil

penjumlahan dibagi dengan jumlah KUD yaitu 3 unit. Perhitungannya 8 / 3 = 2,67.

Penjumlahan hasil selisih faktor eksternal dari setiap KUD, KUD Kulampah, KUD Petani Jaya, KUD Setia Tani ( (-4) + (-6) + 7 = - 3), kemudian hasil penjumlahan dibagi dengan jumlah KUD yaitu 3 unit. Perhitungannya -3 / 3 = -1


(61)

Setelah melakukan perhitungan dari hasil penjumlahan kemudian dibagi dengan jumlah KUD,masing-masing faktor internal maupun eksternal kemudian dianalisis dengan menggunakan matrik posisi. Matrik ini digunakan untuk melihat posisi strategi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang. Diperoleh nilai X > 0 yaitu 2,67, dan nilai Y < 0 yaitu -1. Posisi titik kordinatnya dapat dilihat pada kordinat Cartesius berikut ini :

2,67 -1

Gambar 4. Matriks Posisi SWOT Pengembangan KUD

Dari hasil hasil matriks internal - eksternal yang diperoleh dari nilai totaldari tiap-tiap KUD kemudian hasilnya penjumlahan dibagi dengan jumlah KUD pada pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang diperoleh faktor internal bernilai 2,67 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara kekuatan dan kelemahan, dimana kekuatan lebih besar dibandingkan dengan kelemahan. Dan untuk faktor eksternal, bernilai -1 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara peluang dan ancaman, dimana nilai ancaman lebih besar daripada peluang.

EKSTERNAL FAKTOR

INTERNAL FAKTOR

Mendukung Strategi

defensif

Mendukung Strategi

diversifikasi

Mendukung Strategi

agresif

Mendukung Strategi

turn-around

Kuadran I

Kuadran II Kuadran IV


(62)

Hasil ini menunjukkan bagaimana KUD tersebut memperoleh strategi lebih detail dan mengetahui reaksi besar kecilnya usaha pengembangan KUD. Dari diagram

diperoleh usaha pengembangan KUD berada pada daerah II (Strategi Diversifikasi). Situasi pada daerah II merupakan situasi yang masih

menguntungkan. KUD memiliki kekuatan internal yang berpotensi untuk meningkatkan pemasarannya dan pengembangannya, namun KUD ini juga memiliki beberapa ancaman yang lebih dominan dari peluang. Oleh karena itu, kekuatan internal yang dimiliki KUD tersebut harus dapat mengatasi berbagai ancaman – ancaman yang muncul dengan beberapa strategi yang tepat. Strategi diversifikasi ini lebih fokus kepada strategi ST (Strengts-Threats), yaitu dengan memanfaatkan kekuatan internal yang dimiliki organisai untuk mengatsi ancaman yang ada sesuai dengan yang dituliskan Freddy Rangkuti tahun 2009 dalam bukunya yang berjudul Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.


(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi pengembangan KUD ialah

• Faktor Kekuatan :KUD yang memiliki badan hukum, Struktur organisasi yang sesuai dengan koperasi, Kepengurusan yang bersifat demokratis (terbuka dan transparan), Banyaknya unit usaha yang dikelola koperasi, Kepengurusan sesuai dengan keahlian atau bidangnya.

• Faktor Kelemahan: Kurangnya sumber modal bagi koperasi, Pengelolaan/manajemen usaha yang masih lemah, Pengelola yang kurang inovatif dalam menemukan ide baru untuk pengembangan KUD, Kurangnya penguasaan dalam penggunaan teknologi bagi pengelola maupun anggota,Pengelola sulit menentukan bisnis inti.

2. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan KUD ialah

• Faktor Peluang: Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan pemerintah, Adanya tuntutan masyarakat untuk lebih membangun koperasi, Adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi, Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi, UU no 12 tahun 1992.Tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi.

• Faktor Ancaman: Adanya persaingan usaha yang semakin ketat, Peranan IPTEK yang meningkat tetapi pengelola dan anggota masih


(2)

belum bisa menggunakan teknologi, Terbatasnya penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi, Adanya anggapan masyarakat yang masih negatif terhadap koperasi, Menurunnya daya beli masyarakat.

3. Hasil analisis menunjukkan pengembangan KUD di Kabupaten DeliSerdang berada pada kuadran II (Strategi Diversifikasi) pada matriks posisi SWOT. Oleh karena itu maka strategi yang cocok untuk digunakan adalah strategi ST

(Strenght-Threats). Strateginya adalah Menciptakan inovasi-inovasi baru

untuk menghindari dan mengimbangi persaingan usaha, Pemanfaatan penyuluh pertanian guna mensosialisasikan koperasi, Melakukan diversifikasi produk hasil koperasi ataupun diversifikasi usaha, Peningkatan pengetahuan tentang pasar guna penguasaan pangsa pasar yang luas, Peningkatan keahlian SDM dalam pengusaan teknologi dan penerapannya, Mengedepankan prinsip kepengurusan yang bersifat demokratis (terbuka dan transparan) guna menepis anggapan negatif dari masyarakat.

6.2. Saran

Kepada Koperasi Unit Desa di Kabupaten Deli Serdang

Untuk pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang sebernarnya masih ada kesempatan untuk berkembang.Tumbuhkan rasa optimisme kepada para pengurus dan anggota kalau koperasi unit desa dapat berkembang. Pengembangan KUD dapat dilakukan dengan penerapan program peningkatan inovasi dan promosi, program diversifikasi usaha koperasi atau diversifikasi produk, serta program perluasan jaringan pemasaran.


(3)

Kepada Pemerintah

Diharapkan kepada pemerintah melakukan pembinaan terhadap koperasi khususnya KUD yang diarahkan pada upaya memandirikan koperasi, selain itu diharapkan kepada pemerintah daerah dapat memberikan bantuan dana berupa fasilitas permodalan serta sarana yang memadai, diharapkan juga kepada pemerintah agar lebih mendukung perkoperasian melalui undang- undang dan kebijakan-kebijakan yang mendukung koperasi.

Kepada peneliti selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai strategi pengembangan koperasi unit desa di Kabupaten Deli Serdang guna lebih mengetahui secara akurat mengapa koperasi unit desa di Kabupaten Deli Serdang tidak berkembang, seperti yang kita ketahui bahwa daerah Deli Serdang merupakan lumbung padi sehingga sangat cocok koperasi unit desa berkembang didaerah tersebut.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aninomous, 2013. Skala Likert Sebagai Teknik Evaluasi. Diakses 24 September

Anoraga, P dan Ninik, W.,1998. Dinamika Koperasi. PT.Rineka Cipta, Jakarta. Chaniago, A dan Ijod Sirodjudin, 1994. Koperasi Unit Desa. Angkasa.

Bandung.

Departemen Perdagangan dan Koperasi RI. 1984. Laporan Perkembangan

Koperasi dalam Pelita III. Jakarta.

Hadhikusuma,R.T.S.R., 2005. Hukum Koperasi Indonesia. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hudiyanto, 2002. Koperasi Ideologi dan Pengelolaannya. Proyek Penelitian

Tingkat Tinggi. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen

Pendidikan Nasional, Jakarta.

Japanugerah, 2008. Manajemen Koperasi. Diakses 25 Februari 2013.

Kartasapoetra, G. 1985. Koperasi Indonesia. PT. Bina Aksara. Jakarta.

Kartasapoetra, G, R. G. Kartasapoetra dan A. G. Kartasapoetra, 1990. Praktek

Pengeloaan Koperasi. PT.Rineka Cipta, Jakarta.

_________________________________________________, 2001. Koperasi

Indonesia yang Berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. PT.Rineka Cipta,

Jakarta.

Kartasapoetra,dkk.,2001.Koperasi Indonesia yang Berlandaskan Pancasila dan

UUD 1945. PT.Rineka Cipta, Jakarta.

Kotler, P, 1997. Prinsip-Prinsip Manajemen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Nugroho, A, 1995. Sukses Berkoperasi. Pedoman mengelola Memajukan

Koperasi. CV. Aneka, Solo.

Nurwahid, M. H., 2009. Pengembangan Koperasi. Diakses 26 Februari 2013.


(5)

Siwijatmo, J. B. D., 1982. Koperasi di Indonesia. Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.

Soekartawi. 1995. Pembangunan Pertanian. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sudarsono dan Edilius., 2000. Manajemen Koperasi Indonesia. PT.Rineka

Cipta, Jakarta.

__________________., 2010. Manajemen Koperasi Indonesia. PT.Rineka Cipta, Jakarta.

Rangkuti, F, 1997. Analisa SWOT. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

_________, 2009. Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Widiyanti, N., 2002. Manajemen Koperasi. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Widiyanti, N., dan Y.W. Sunindhia., 1992. Koperasi dan Perekonomian


(6)

Lampiran.1. Jumlah KUD di Kabupaten Deli Serdang

No Nama KUD Kecamatan Keterangan

1 Karya Bakti Hamparan Perak Tidak Aktif

2 Pelita Hamparan Perak Tidak Aktif

3 Mina Suar Segara Percut Sei Tuan Tidak Aktif 4 Citra Kencana Percut Sei Tuan Tidak Aktif 5 Cinta Damai Percut Sei Tuan Tidak Aktif

6 Eka Karya Labuhan Deli Tidak Aktif

7 Mina Telaga Gading Labuhan Deli Tidak Aktif

8 Kopermas Sunggal Tidak Aktif

9 Tani Mulia Sunggal Tidak Aktif

10 Karya Jaya Sunggal Tidak Aktif

11 Hemat Lubuk Pakam Tidak Aktif

12 Sahata Lubuk Pakam Tidak Aktif

13 Karya Sejahtera Beringin Tidak Aktif

14 Teladan Beringin Tidak Aktif

15 Setia Tanjung Morawa Tidak Aktif

16 Daya Guna Tanjung Morawa Tidak Aktif

17 Tani Makmur Tanjung Morawa Tidak Aktif

18 Mina Guna Pantai Labu Tidak Aktif

19 Harapan Pagar Merbau Tidak Aktif

20 Serasi Batang Kuis Tidak Aktif

21 Kulampah Bangun Purba Aktif

22 Pertangguhan Galang Tidak Aktif

23 Karya Maju STM Hilir Tidak Aktif

24 Haroan Bolon STM Hilir Tidak Aktif

25 Petani Jaya Gunung Meriah Aktif

26 Tri Dharma STM Hulu Tidak Aktif

27 Setia Tani Pancur Batu Aktif

28 Suka Maju Patumbak Tidak Aktif

29 Karya Budi Deli Tua Tidak Aktif

30 Karya Bersama Biru- Biru Tidak Aktif

31 Sadar Namorambe Tidak Aktif

32 Tani Sejahtera Kutalimbaru Tidak Aktif 33 Panca Marga Eka Sibolangit Tidak Aktif