Analisis Perbedaan Harga dan Volume Penjualan Saham Sebelum dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk)

i

ANALISIS PERBEDAAN HARGA DAN VOLUME
PENJUALAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH
MELAKUKAN STOCK SPLIT
(Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk)

RIRIS KARTIKA

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Perbedaan
Harga dan Volume Penjualan Saham Sebelum Dan Sesudah Melakukan Stock
split (Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk) adalah benar karya saya dengan

arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014

Riris Kartika
H24114030

*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

i

ABSTRAK
RIRIS KARTIKA. Analisis Perbedaan Harga dan Volume Penjualan Saham
Sebelum dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada PT Semen
Indonesia Tbk). Dibimbing oleh FARIDA RATNA DEWI.

Stock split dilakukan oleh perusahaan yang telah go public dan harga sahamnya
tinggi, hal ini dilakukan untuk meningkatkan likuiditas penjualan sahamnya.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisa perbedaan harga saham sebelum dan
sesudah melakukan stock split pada PT Semen Indonesia Tbk, menganalisa
perbedaan volume penjualan sebelum dan sesudah melakukan stock split pada PT
Semen Indonesia Tbk, dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan PT Semen
Indonesia Tbk sebelum dan sesudah stock split. Penelitian ini menggunakan
analisis uji beda dan uji wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak
adanya perbedaan yang signifikan pada penjualan saham setelah perusahaan
melakukan stock split. Uji wilcoxon yang dilakukan pada kinerja keuangan PT
Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan stock split menunjukkan
perusahaan mengalami kenaikan kinerja.
Kata Kunci: kinerja keuangan, saham, stock split.

ABSTRACT
RIRIS KARTIKA. Analysis of Difference Price and Sales Volume of Shares
Before And After Doing Stock split (Case Study at PT Semen Indonesia Tbk).
Supervised by FARIDA RATNA DEWI.
Stock split was carried out by a company that had been go public with high stock
price to increase liquidity of stock sale. The purpose of this study is to analyze

differences of price and sales volume before and after the stock split on PT Semen
Indonesia Tbk, and analyze financial performance differences PT Semen
Indonesia Tbk before and after stock split. This study uses analysis of different
test and Wilcoxon test. Results of this study showed that no significant difference
sale of the company stock after stock split. Wilcoxon test is performed on the
financial performance of PT Semen Indonesia Tbk before and after stock split to
indicate the company had increased their performance.
Keywords: financial performance, stock, stock split.

ANALISIS PERBEDAAN HARGA DAN VOLUME
PENJUALAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH
MELAKUKAN STOCK SPLIT
(Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk)

RIRIS KARTIKA

Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

iii

Judul

:

Nama
NIM

:

:

Analisis Perbedaan Harga dan Volume Penjualan Saham Sebelum
dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada PT Semen
Indonesia Tbk)
Riris Kartika
H24114030

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Farida Ratna Dewi, SE, MM
Dosen Pembimbing

Mengetahui,
Ketua Departemen

Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

4

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
ini ialah Stock split, dengan judul Analisis Perbedaan Harga dan Volume
Penjualan Saham Sebelum dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada
PT Semen Indonesia Tbk). Skripsi ini merupakan bagian dari syarat yang harus
dipenuhi guna mencapai gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini karena tanpa bantuan serta
motivasinya penulis tidak dapat membuat skripsi ini dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusuan skripsi ini.
Oleh karena itu kritik dan saran diperlukan dalam memperbaiki skripsi ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor, Februari 2014

Riris Kartika

v

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

v

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN


vii

PENDAHULUAN

1

Latar belakang
rumusan masalah
tujuan penelitian
manfaat penelitian
ruang lingkup
TINJAUAN PUSTAKA

1
3
4
4
4
4


Investasi
Pasar Keuangan
Pasar Modal
Saham
Pelaku Pasar Saham
Corporate Action
Stock split
Penelitian Terdahulu
METODE PENELITIAN

4
5
5
6
7
8
8
9
11


Kerangka pemikiran
Jenis dan sumber data
Populasi dan sampel
Metode pengolahan dan analisis data
Harga pasar saham relatif
Kinerja keuangan
Uji normalitas
Uji beda
Uji wilcoxon
Volume perdagangan saham
HASIL DAN PEMBAHASAN

11
13
13
13
13
14
16
17

17
17
17

Gambaran umum perusahaan
17
Analisis perbedaan harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan setelah
stock split
21
Analisis perbedaan volume penjualan saham PT semen Indonesia Tbk
sebelum dan setelah stock split
24

vi
Kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk
Analisis kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk
Persepsi investor terhadap stock split PT Semen Indonesia Tbk
SIMPULAN DAN SARAN

26
37
42
43

Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

43
44
44

LAMPIRAN

46

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Daftar perusahaan yang melakukan stock split.
1
Daftar perusahaan-perusahaan besar dunia tahun 2012 versi majalah
3
10 Besar pemegang saham mayoritas pada PT Semen Gresik Tbk
18
Hasil perhitungan uji normalitas
22
Hasil uji Wilcoxon
23
Perbedaan rata-rata harga saham relatif PT Semen Indonesia Tbk
sebelum dan sesudah stock split
23
Hasil uji normalitas pada Trading Volume Activity
24
Hasil uji beda volume penjualan saham sebelum dan sesudah Stock split 25
Hasil uji Wilcoxon dua sampel berpasangan
26
Perbedaan TVA PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah Stock 26
Perhitungan rasio lancar PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
27
Perhitungan rasio cepat PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
28
Perhitungan DAR PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
29
Perhitungan DER PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
30
Perhitungan net profit margin PT Semen Indonesia Tbk tahun
2003-2012
32
Perhitungan ROE PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
33
Perhitungan ROA PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
34
Perhitungan perputaran aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk tahun
2003-2012
35
Perhitungan total aktiva PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
36
Uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk
38
Uji Wilcoxon kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk
38
Rasio likuiditas sebelum dan sesudah stock split
39
Solvabilitas sebelum dan sesudah stock split
40
Rasio profitabilitas sebelum dan sesudah stock split
40
Rasio aktivitas sebelum dan sesudah stock split
41

vii
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Kerangka pemikiran penelitian
Struktur organisasi PT Semen Gresik Tbk
Grafik rasio lancar PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012
Grafik rasio cepat PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012
Grafik DAR PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012
Grafik DER PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012
Grafik Net Profit Margin PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
Grafik ROE PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
Grafik ROA PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
Grafik perputara aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
Grafik perputara total aktiva PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012

12
23
28
29
30
31
32
33
34
35
37

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Harga pasar saham relative PT Semen Indonesia Tbk selama 90 hari
sebelum dan sesudah melakukan stock split
Volume perdagangan saham PT Semen Indonesia Tbk 90 hari sebelum dan
sesudah melakukan stock split
Hasil uji normalitas harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah
melakukan stock split
Hasil uji wilcoxon harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah
melakukan stock split
Hasil uji normalitas TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah
melakukan stock split
Hasil uji wilcoxon TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah
melakukan stock split
Hasil uji T TVA PT Semen Indonesia Tbk
Hasil uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia sebelum dan
sesudah melakukan stock split
Hasil uji wilcoxon kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk

46
48
50
52
54
56
58
58
60

1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kebutuhan akan pembiayaan dana yang besar bagi perusahaan membuat
pemerintah membentuk pasar modal sebagai tempat bagi perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan dana jangka panjang yang diperlukan. Pasar modal akan
mempertemukan investor dan perusahaan yang memerlukan dana dengan menjual
surat berharga. Penjualan surat berharga pada Pasar Modal akan memberikan
imbalan bagi pemilik dana atau investor, sehingga diharapkan perekonomian
negara akan meningkat.
Surat berharga yang dapat diperjualbelikan di pasar modal antara lain
saham, obligasi, waran, dan reksadana. Saham merupakan tanda penyertaan modal
pada Perseroan Terbatas yang terdiri dari saham biasa dan saham preferen.
Obligasi merupakan surat tanda meminjamkan uang yang memiliki jangka waktu
tertentu. Waran merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh suatu perusahaan
yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham dari suatu
perusahaan tersebut dengan harga dan jangka waktu tertentu. Reksadana
merupakan lembaga investasi yang dipakai untuk mereka yang tertarik pada
investasi saham dan obligasi namun memiliki kelemahan ilmu dalam financial
investment, sehingga mempercayakan kepada lembaga reksadana untuk mengelola
dan memberikan keuntungan sesuai dengan besarnya investasi yang ditanamnya.
Salah satu surat berharga yang banyak diperjualbelikan di pasar modal
adalah saham karena dengan membeli saham, investor mengharapkan keuntungan
dari penjualan saham tersebut. Oleh karena itu banyak perusahaan yang
menerbitkan saham untuk mencari investor bagi pendanaan perusahaan. Bagi
perusahaan dengan kinerja keuangan yang bagus akan menarik banyak investor
untuk menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut, makin banyaknya investor
yang menanamkan saham diperusahaan tersebut akan membuat harga saham
perusahaan perlahan-lahan meningkat hingga mencapai nilai yang tinggi. Hal ini
dapat membuat investor kecil tidak tertarik membeli saham tersebut dikarenakan
harganya yang mahal dan akan menambah resiko bagi pembeli. Sehingga
likuiditas penjulan saham menurun, agar saham perusahaan dapat dibeli oleh
investor, salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan yaitu dengan melakukan
stock split atau pemecahan saham.
Stock split adalah memecah saham dari 1 (satu) lembar saham menjadi 2
(dua) lembar saham atau dari satu lembar saham bernilai Rp 1.000,- menjadi dua
lembar saham bernilai Rp 500,-, berikut adalah beberapa perusahaan yang
melakukan stock split:
Tabel 1 Daftar perusahaan yang melakukan stock split.
No Nama Perusahaan
1
2

Global Mediacom Tbk
Davomas Abadi Tbk

Pengumuman stock split
Tanggal
Bulan
Tahun
24
April
2007
28
Mei
2007

2
Lanjutan Tabel 1
Pengumuman stock split
Tanggal Bulan
Tahun
3 Aneka Tambang (Persero) Tbk
12
Juli
2007
4 AKR Corporindo Tbk
27
Juli
2007
5 Semen Gresik (Persero) Tbk
07
Agustus
2007
6 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
22
Agustus
2007
7 Hortus Danavest Tbk
10
September 2007
8 Humpuss Intermoda Transportasi Tbk 11
September 2007
9 Pakuwon Jati Tbk
19
September 2007
10 Charoen Pokphand Indonesia Tbk
01
November 2007
11 Jaya Pari Steel Tbk
12
Desember 2007
12 Lippo Karawaci Tbk
26
Desember 2007
13 International Nickel Indonesia Tbk
15
Januari
2008
14 Panin Sekuritas Tbk
21
Januari
2008
15 Bank Central Asia Tbk
28
Januari
2008
16 Panorama Sentrawisata Tbk
11
Februari
2008
17 Delta Dunia Petroindo Tbk
15
April
2008
18 Mitra Rajasa Tbk
30
Mei
2008
19 Berlina Tbk
04
Agustus
2008
20 Timah Tbk
08
Agustus
2008
Sumber : Indonesia Capital Market Directory (2007 - 2009)
No Nama Perusahaan

Salah satu perusahaan yang memecah sahamnya adalah PT Semen
Indonesia Tbk. PT Semen Indonesia Tbk telah mengumumkan pemecahan
sahamnya pada tanggal 7 Agustus 2007. PT Semen Indonesia Tbk merupakan
pabrik semen terbesar di Indonesia. Didirikan pada tanggal 7 Agustus 1957
dengan nama PT Semen Gresik Tbk dengan kapasitas 250.000 ton semen per
tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya. PT Semen Gresik Tbk menjadi perusahaan BUMN pertama
yang go public dengan penjualan saham sebanyak 40 juta lembar saham kepada
masyarakat. Pada tanggal 20 Desember 2012 PT Semen Gresik Tbk resmi
berganti nama menjadi PT Semen Indonesia Tbk. Perubahan nama ini juga diikuti
dengan pergantian logo perusahaan. Perubahan ini dilakukan untuk
menggambarkan semangat untuk terus berkembang dan membangun fondasi yang
kokoh bagi kemajuan ekonomi bangsa.
PT Semen Indonesia Tbk pada tahun 2012 masih menjadi penguasa pasar
semen di Indonesia, dengan pangsa pasar 39,47% pada semester I tahun yang
sama PT Semen Indonesia Tbk menduduki peringkat ke 1977 dari 2000
perusahaan terbesar di dunia versi majalah Forbes. Merupakan satu-satunya
perusahaan semen yang masuk kedalam peringkat tersebut. Peringkat ini didasari
oleh nilai penjualan, laba, besar aset, dan kapitalisasi pasar, dengan kapitalisasi
pasar 8,1 milyar dollar AS.

3
Tabel 2 Daftar perusahaan-perusahaan besar dunia tahun 2012 versi majalah
Forbes.
NAMA
RANKING
LABA
ASET
KAPITALISASI
TELKOM
684
0.95
8.37
17.74
BCA
796
0.52
22.46
12.65
BANK MANDIRI
796
0.47
32.32
10.03
BRI
843
0.53
22.39
9.49
BNI
1412
0.26
24.07
3.07
BUMI RESOURCE
1533
0.57
5.44
4.56
BANK DANAMON
1802
0.16
10.39
4.62
PGN
1915
0.06
2.34
9.82
SEMEN GRESIK
1977
0.23
0.97
4.87
BUKIT ASAM
1986
0.29
0.83
3.93
Sumber: PT Semen Gresik
Tahun 2007 harga saham PT Semen Gresik Tbk tinggi, yaitu sudah
mencapai harga Rp 48.000,- per saham pada penutupan perdagangan sesi I, kamis
28 Juni 2007, membuat likuiditas penjualannya berkurang, oleh karena itu pada
tanggal 7 Agustus 2007 perusahaan mengumumkan pemecahan sahamnya dengan
perbandingan 1:10, sehingga nilai nominal saham berubah dari Rp 1.000,- per
lembar saham menjadi Rp 100,- per lembar saham. Keputusan pemecahan saham
tersebut di setujui berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan dan
luar biasa (RUPS dan LB) Semen Gresik pada tanggal 28 Juni 2007.
Jumlah saham PT Semen Gresik pada tanggal 28 Juni 2007 yang beredar
sebanyak 593.152.000 saham, dengan stock split 1:10, maka saham PT Semen
Gresik akan menjadi 5.931.520.000 lembar. Namun hal ini perlu diketahui apakah
dengan pemecahan saham tersebut berdampak positif bagi volume perdagangan
saham PT Semen Indonesia Tbk.

Rumusan Masalah
PT Semen Indonesia Tbk merupakan Perusahaan Manufaktur yang telah
melakukan pemecahan saham menjadi nominal yang lebih kecil. Diharapkan
dengan pemecahan saham ini dapat meningkatkan penjualan saham di pasar
modal, namun dengan pemecahan saham ini, apakah akan berdampak positif bagi
penjualan saham PT Semen Indonesia Tbk. Sehingga berdasarkan latar belakang
tersebut dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.
2.
3.

Apakah ada perbedaan harga saham sebelum dan sesudah melakukan stock
split pada PT Semen Indonesia Tbk?
Apakah ada perbedaan volume penjualan sebelum dan sesudah melakukan
stock split pada PT Semen Indonesia Tbk?
Apakah ada perbedaan pada kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk
sebelum dan sesudah stock split?

4
Tujuan Penelitian

1.
2.
3.

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dari penelitian adalah :
Menganalisis perbedaan harga saham sebelum dan sesudah melakukan stock
split pada PT Semen Indonesia Tbk.
Menganalisis perbedaan volume penjualan sebelum dan sesudah melakukan
stock split pada PT Semen Indonesia Tbk.
Menganalisis perbedaan pada kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk
sebelum dan sesudah stock split.
Manfaat Penelitian

Dampak pemecahan saham pada PT Semen Indonesia Tbk ini diharapkan
memiliki kegunaan bagi semua pihak antara lain:
1.
Sebagai studi literatur bagi pelaku pasar modal dalam pengetahuan
pemecahan saham.
2.
Sebagai masukan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan
pemecahan saham.
3.
Sebagai literatur bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
pemecahan saham.
Ruang Lingkup
Penelitian ini terbatas pada perubahan harga dan volume penjualan saham
setelah perusahaan melakukan stock split dan kinerja keuangan PT Semen
Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan stock split.

TINJAUAN PUSTAKA

Investasi
Menurut Fabozzi, Modigliani, dan Ferri (1994) Manajemen Investasi adalah
proses pengelolaan uang. Sedangakan menurut Krugman dan Obstfeld (1999)
investasi merupakan bagian input yang digunakan oleh perusahaan swasta untuk
menghasilkan output di masa yang akan datang. Investasi dibedakan dalam dua
tipe, yaitu direct investment dan indirect investment. Direct investment yaitu
investasi yang dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari emiten
yang terdiri dari investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan dan
investasi langsung yang dapat diperjualbelikan.
a.

Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan
1. Tabungan
2. Deposito

5
b.

Investasi langsung yang dapat diperjualbelikan
1. Investasi langsung di pasar uang
a) T-bill
b) Deposito yang dapat dinegosiasikan
2. Investasi langsung di pasar modal
a) Surat-surat berharga pendapatan tetap
b) Saham-saham
3. Investasi langsung
a) Opsi
b) Future contract

Indirect investment adalah investasi yang dilakukan dengan membeli suratsurat berharga dari perusahaan investasi dengan bantuan broker atau pialang dan
pembeli tidak terlibat dalam pengambilan keputusan penting pada suatu
perusahaan.
Keputusan investasi dilakukan dengan suatu proses yang akan memberikan
gambaran pada setiap tahap yang akan tempuh oleh perusahaan. Secara umum
proses manajemen investasi meliputi 5 tahap:
a.
b.
c.
d.
e.

Menetapkan sasaran investasi.
Membuat kebijakan investasi.
Memlih strategi portofolio.
Memilih asset.
Mengukur dan mengevaluasi kinerja.
Pasar Keuangan

Pasar keuangan adalah tempat melakukan berbagai aktivitas keuangan baik
dalam bentuk penjualan surat berharga jangka panjang yang dilakukan oleh pasar
modal dan juga penjualan mata uang yang dilakukan oleh pasar uang (Fahmi
2012).
Pasar Modal
Pasar modal merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen
keuangan jangka panjang , seperti utang, ekuitas (saham), instrument derivative,
dan instrumen lainnya. Undang-undang nomor 8 tahun 1995, pasar modal adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan umum
dan perdagangan efek, perusahaan masyarakat yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi
lain seperti pemerintah, dengan demikian, pasar modal memfasilitasi sarana dan
prasarana kegiatan jual beli dengan menggunakan instrumen-instrumen (Fahmi
2012). Instrument-instrumen tersebut antara lain:

6
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Saham
Surat pengakuan hutang
Surat berharga komersial
Obligasi
Tanda bukti hutang
Unit penyertaan kontrak investasi kolektif
Kontrak berjangka atas efek
Setiap derivatif dari efek, seperti bukti right, warrant, dan opsi
Efek beragun efek
Sertifikat penitipan efek Indonesia

Pasar modal di suatu negara dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran untuk
melihat maju atau mundurnya bisnis yang terjadi dinegara tersebut. Pemerintah
yang berperan sebagai sentral dalam membentuk serta mendorong suatu pasar
modal yang menjadi pengharapan berbagai pihak, termasuk menciptakan elemenelemen pendorong pembentukan pasar modal yang tumbuh berkembang sesuai
harapan berbagai pihak.
Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang
atau badan terhadap suatu perusaha. Artinya adalah surat berharga yang
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau
yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut
adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu, dengan demikian kalau seorang
investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham
perusahaa (Haryanto 2012). Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Alasan perusahaan menjual saham menurut Fahmi (2012) atara lain:
a. Kebutuhan dana dalam jumlah yang besar dan pihak perbankan tidak mampu
untuk memberikan pinjaman karena berbagai alasan seperti tingginya resiko
yang akan dialami jika terjadi kemacetan.
b. Keinginan perusahaan untuk mempublikasikan kinerja perusahaan secara lebih
sistematis
c. Menginginkan harga saham perusahaan terus naik dan terus diminati oleh
konsumen secara luas, sehingga akan memberi efek kuat bagi perusahaan
seperti rasa percaya diri di kalangan manajemen perusahaan
d. Mampu memperkecil risiko yang timbul karena permasalahan risiko
diselesaikan dengan pembagian deviden.
Saham dibedakan menjadi beberapa jenis:
a.

Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim.
1. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya
paling junior tehadap pembagian deviden, dan hak atas harta kekayaan
perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
2. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan

7
pendapatan tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang
dikehendaki investor.
b.

Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas;
1. Saham atas unjuk (bearer stock), yaitu saham tersebut tidak tertulis nama
pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor
lainnya.
2. Saham atas nama (registered stocks), yaitu saham yang ditulis dengan
jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui
prosedur tertentu.

c.

Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas:
1. Saham unggulan (blue-chip stocks), yaitu saham biasa dari suatu
perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader industry sejenis,
memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.
2. Saham pendapatan (income stocks), yaitu saham yang dari suatu emiten
yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata
deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
3. Saham pertumbuhan (growth stocks-well-known), yaitu saham-saham dari
emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader
di industry sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat
juga growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak
sebagai leader dalam industry namun memiliki ciri growth stock.
Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang popular di kalangan
emiten.
4. Saham spekulatif (speculative stocks), yaitu saham suatu perusahaan yang
tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang, meskipun belum pasti.
5. Saham siklikal (counter cyclical stocks), yaitu saham yang tidak
terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara
umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham tetap tinggi, dimana
emitenya mampu memberikan deviden yang tinggi sebagai akibat dari
kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa
resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang dekat dan
dibutuhkan oleh masyarakat seperti rokok dan barang-barang kebutuhan
setiap hari (consumer goods).
Pelaku Pasar Saham

Perusahaan tidak sendirian dalam sebagai pelaku pasar saham, ada beberapa
pelaku dan lembaga penunjang yang terlibat menurut Kasmir (2001), antara lain:
a. Emiten, yaitu Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat
berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten).
b. Investor adalah Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di
perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor).

8
c. Perantara perdagangan efek perantara antara emiten dengan investor dalam
jual beli saham.
d. Underwriter atau penjamin, yaitu yang menjamin perusahaan tersebut dalam
menjual sahamnya di pasar modal.
Corporate Action
Darmaji dan Fakhrudin (2012) mengemukakan bahwa Corporate Action
adalah aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar
dan berpengaruh terhadap harga saham di pasar. Keputusan corporate action
harus disetujui dalam suatu rapat umum baik, RUPS (rapat umum pemegang
saham) atau RUPSLB (rapat umum pemegang saham luar biasa). Umumnya
corporate action mengacu pada aktivitas penerbitan right, pemecaan saham,
saham bonus, dan pembagian deviden.
Keputusan emiten melakukan corporate action dilakukan adalah untuk
memenuhi tujuan tertentu, seperti meningkatkan modal perusahaan, meningkatkan
likuiditas perdagangan saham. Pengaruh melakukan corporate action adalah pada
jumlah saham yang beredar, komposisi kepemilikan saham, jumlah saham yag
akan dipegang oleh pemegang saham, serta pengaruhnya terhadap pergerakan
harga saham.
Stock split
Menurut Horne dan Wachowitz (1999) Stock Split merupakan peningkatan
jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham, sebagai contoh
nilai nominal suatu saham dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang
masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal.
Sedangkan menurut Fakhruddin dan Darmadji (2012), stock split adalah
pemecahan nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil, sebagai contoh
nilai nominal Rp 1.000,- persaham menjadi Rp 500,- persaham. Selain itu
menurut Khomsiyah dan Sulistyo (2001) mengatakan pemecahan saham
merupakan perubahan nilai nominal perlembar saham dan menambah jumlah
saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan. Lebih jauh khomsiyah dan
sulistyo mengatakan pemecahan saham tersebut tidak akan mengakibatkan
perubahan jumlah modal dan tidak mempengaruhi aliran kas perusahaan, karena
keputusan pemecahan saham jika dilihat dari segi total keseluruhan dana yang
dimiliki tidak akan mengalami perubahan hanya nilainya saja yang dibuat lebih
kecil. Berikut adalah contoh perhitungan saham sebelum dan sesudah stock split.
Sebelum melakukan stock split:
Saham biasa (nominal Rp 2.500,- dan 5.000 lembar)
Agio saham (capital surplus)
Laba ditahan (retained earnings)
Jumlah modal sendiri

= Rp 12.500.000,= Rp 5.200.000,= Rp 18.400.000,- +
= Rp 36.100.000,-

9
Sesudah melakukan stock split:
Saham biasa (nominal Rp 1.250,- dan 10.000 lembar)
Agio saham (capital surplus)
Laba ditahan (retained earnings)
Jumlah modal sendiri

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

= Rp 12.500.000,= Rp 5.200.000,= Rp 18.400.000,- +
= Rp 36.100.000,-

Tujuan perusahaan melakukan stock split, secara umum dapat antara lain:
Untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan
masyarakat yang bermodal kecil untuk membeli saham.
Agar perdagangan saham menjadi lebih likuid.
Menarik investor yang berpotensi lebih banyak guna memiliki saham tersebut.
Menarik minat investor kecil untuk memiliki saham tersebut dengan haga
yang lebih terjangkau.
Menambah jumlah saham yang beredar.
Memperkecil risiko yang terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki
saham tersebut dengan kondisi harga saham yang rendah .
Menerapkan diversifikasi investasi.

Secara umum ada suatu bentuk hubungan yang bisa kita lihat antara
pemecahan saham dan kinerja keuangan, yaitu:
a. Perusahaan yang melakukan stock split umumnya adalah perusahaan yang
cenderung tidak memiliki msalah dalam bidang kinerja keuangan.
b. Bagi masyarakat, perusahaan yang melakukan pemecahan saham dianggap
memiliki kinerja keuangan yang baik dimasa lalunya.
c. Keberhasilan kinerja masa lalu menunjukkan kualitas manajemen keuangan
suatu perusahaan telah di tangani dengan baik
d. Jika stock split dilihat sebagai gambaran kinerja keuangan yang baik di masa
lalu, maka hasil rasio keuangan perusahaan dapat disimpulkan juga berada
dalam keadaan yang baik dan feasible.

Penelitian Terdahulu
Berikut adalah penelitan yang menganalisa tentang stock split. Penelitian
terdahulu tersebut dituliskan untuk mengetahui adanya persamaan, keunggulan,
dan kelemahannya. Sehingga dapat menjadi contoh bagi penelitian ini.
Lestari (2012) meneliti tentang Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock
split) Bank Rakyat Indonesia terhadap Harga Saham, Likuiditas Saham, dan
Persepsi Investor Pasar Modal. Penelitian ini membahas tentang Mengetahui
alasan-alasan Bank BRI melakukan stock split, mengetahui pengaruh stock split
terhadap harga saham Bank BRI, mengetahui pengaruh stock split yang dilakukan
Bank BRI terhadap likuiditas sahamnya, mengetahui pengaruh stock split terhadap
persepsi investor pasar modal dalam menilai saham BRI. Penelitian ini
menggunakan data sekunder yang terkait dengan keputusan stock split Bank BRI.
Penelitian ini menggunakan alat analisis uji-t dan uji wilcoxon dua sampel
berpasangan. Hasil likuiditas saham BRI setelah dilakukan stock split bertolak
belakang dengan teori. Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa investor

10
pasar modal kurang responsif terhadap kuputusan BRI dalam melakukan stock
split. Hal ini dapat dilihat dari harga saham yang terus menurun hingga 50%.
Ciptaningsih (2010) penelitian berjudul Analisis Pengaruh Harga Saham,
Volume Perdagangan, dan Variansi Return Saham terhadap Bid Ask Spread pada
Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split. Menggunakan metode purposive
sampling dengan sampel adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada
periode 2003-2009 yang melakukan stock split. Adapun jumlah perusahan
manufaktur yang melakukan hal tersebut sebanyak 44 perusahaan. Hipotesis ini
diuji dengan menggunakan model regresi linier berganda. Data dianalisis dengan
menggunakan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, uji
heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Hasil model regresi penelitian ini
terdistribusi secara normal, bebas multikolinearitas, heterokedastisitas, dan
autokorelasi. Hasil pengujian ini secara parsial (uji t) menjelaskan bahwa harga
saham memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid ask spread
sebesar 0,185. Volume perdagangan memiliki pengaruh negatif tetapi signifikan
terhadap bid ask spread sebesar 0,0. Varian return berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,0. Dummy sebelum/ sesudah stock
split berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid ask spread sebesar
0,239.
Fortuna (2010) membahas tentang Analisis Pengaruh Stock Split terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai dampak pemecahan saham
terhadap harga saham relatif. Teknik analisis yang digunakan untik menguji
hipotesis adalah Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test)
dengan confident level 95 persen (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
apabila diuji pada total sampel secara keseluruhan stock split tidak membawa
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, namun khusus harga saham yang
naik maka pemecahan saham menaikkan harga saham. Sedang untuk harga saham
yang turun pemecahan saham menurunkan harga saham.
Mila (2010) meneliti tentang analisis pengaruh pemecahan saham (stock
split) terhadap volume perdagangan saham dan abnormal return saham pada
perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007 sampai dengan tahun2009.
Umumnya penelitian mengenai stock split sudah sering dilakukan. Penelitian ini
menggunakan analisis uji beda. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa tidak ada
pengaruh signifikan rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah
pemecahan saham dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan rata-rata abnormal
return sebelum dan sesudah pemecahan saham. Artinya volume perdagangan
saham dan abnormal return tidak mendapatkan reaksi dari pasar.

11
METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran
Pasar modal menjadi tempat untuk memperjual belikan saham, obligasi,
waran dan reksadana. Namun kegiatan jual beli yang utama diperdagangkan
dalam pasar modal adalah saham. Karena tujuan utama di dirikannya pasar modal
adalah untuk memperjual belikan saham.
Kenaikan harga saham yang tinggi akan membuat likuiditas penjualan
saham menurun. Harga saham yang tinggi membuat para pemodal kecil tidak
dapat memiliki saham tersebut, selain itu harga saham yang mahal juga membuat
jumlah pemegang saham sedikit. Oleh karena itu perusahaan mengambil jalan
untuk memecah saham yang dikenal dengan istilah stock split. Keputusan
pemecahan saham ini memberikan gambaran pada calon investor bahwa
perusahaan tersebut memilik kinerja yang baik karena hanya perusahaan yang
memiliki kinerja keuangan yang baik saja yang dapat melakukan stock split hal ini
didasari pada biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencetak
pecahan saham yang baru. Stock split diharapakan akan membuat banyak investor
yang tertarik untuk menginvestasikan dananya di PT Semen Indonesia Tbk dan
membuat penjualan saham lebih likuid dipasar.
Pengujian untuk mengetahui perbedaan harga saham sebelum dan sesudah
melakukan stock split dihitung dengan harga pasar saham relative sedangkan
pengujian untuk mengetahui perbedaan penjualan saham sebelum dan sesudah
melakukan stock split dengan volume perdagangan saham diukur dengan Trading
Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang
beredar pada periode tertentu dengan jumlah saham yang diperdagangkan pada
waktu tertentu. Setelah itu, rata-rata masing-masing harga dan volume
perdagangan saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham dihitung untuk
mengetahui besarnya perbedaan. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang didapat tersebar normal atau tidak. Setelah itu dilakukan uji
beda dan wilcoxon untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan antara
volume penjualan saham sebelum dan sesudah dilakukan stock split. Kerangka
pemikiran ini dapat dilihat pada Gambar 1.

12
Kebutuhan pembiayaan jangka panjang perusahaan yang telah go public

Pasar Modal (Investor)

Saham

Obligasi

Waran

Reksadana

Saham
PT Semen
Indonesia Tbk

Harga Saham tinggi
(Volume penjualan sebelum stock split)

Stock Split

Uji Normalitas

Harga Saham dan
Volume Penjualan
Sesudah Stock Split

Uji Beda
Berdampak
Positif

Tidak
Normal

Normal

Berdampak
Negatif

Uji Wilcoxon
dua sampel
berpasangan

Rekomendasi

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Keterangan:
: Berkaitan dengan penelitian
: Tidak berkaitan dengan penelitian

13
Jenis dan Sumber Data
Pengumpulan data berasal dari studi literatur dan pendokumentasian. Data
yang diambil merupakan data sekunder. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini berasal dari Bursa Efek Indonesia, website resmi PT Semen
Indonesia Tbk, dan literatur lain yang terkait dengan studi tentang stock split.

Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham PT
Semen Indonesia Tbk sebelum melakukan stock split, yaitu pada tahun 2003
hingga 2007 dan pada tahun 2008 hingga 2012 saat perusahaan sudah melakukan
stock split. Data harga tersebut diambil sampel dengan rentang waktu 90 hari
sebelum dan sesudah melakukan stock split.

Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan Microsoft Exel 2007 dan SPPS 17.
Sedangkan alat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah Uji normalitas,
uji wilcoxon dan uji beda. Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
populasi data, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Sedangkan uji beda dan uji wilcoxon dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan yang signifikan dari pemecahan saham tersebut.
Hipotesis yang digunakan antara lain:
H0= tidak adanya perbedaan yang signifikan antara penjualan saham sebelum dan
sesudah melakukan stock split.
Ha= adanya perbedaan yang signifikan antara penjualan saham sebelum dan
sesudah melakukan stock split

Harga Pasar Saham Relatif
1.

Sebelum Pemecahan Saham
Harga pasar saham relatif sebelum pemecahan saham merupakan
perbandingan antara harga saham sebelum stock split dengan hasil perbandingan
antar nilai nominal saham sebelum stock split dengan nilai nominal saham stelah
melakukan stock split. Harga saham yang digunakan adalah closing price harian
PT Semen Indonesia Tbk sebelum melakukan stock split.
Rumus perhitungan harga pasar relatif adalah sebagai berikut:
HR=

……………………………………………………………………..(1)

Keterangan:
HR = Harga Pasar Relatif sebelum pemecahan saham
HC = Harga saham sebelum stock split
n = Faktor Stock Split

14
Sebelum menghitung harga pasar relatif, terlebih dahulu menghitung faktor
stock plit. Rumus faktor stock split adalah perbandingan antara nilai nominal
saham sebelum melakukan stock split dengan nilai nominal saham setelah
melakukan stock split.
n=

……………………………….………………………………………..(2)

Keterangan:
n = Faktor Stock split
nl = Nilai Nominal saham sebelum melakukan stock split
nb = Nilain Nominal saham setelah melakukan stock split
2.

Setelah Pemecahan Saham
Harga pasar saham relatif setelah stock split merupakan harga yang dibentuk
dalam aktivitas perdagangan saham setelah stock split. Harga saham yang
digunakan adalah closing price harian PT Semen Indonesia Tbk.
Berikut adalah rumus perhitungan harga pasar saham relatif setelah stock
split:
HRs=Ps………………………………………………………………………(3)
Keterangan:
HRs = Harga Pasar Saham Relatif setelah melakukan stock split
Ps = Harga saham setelah stock split

Kinerja Keuangan
Laporan kinerja keuangan merupakan suatu ukuran prestasi bagi
perusahaan. Kinerja keuangan juga memberikan gambaran dari efisiensi atas
penggunaan dana dan hasil dari perolehan keuntungan. Laporan kinerja keuangan
dapat dilihar dari 4 rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
profitabilitas dan rasio aktivitas.
A.

Rasio likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur seberapa likuid asset
perusahaan yang dapat digunakan untuk membayar hutangnya yang sudah jatuh
tempo. Rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar dan rasio cepat.
1.

Rasio lancar
Rasio ini mengukur likuiditas perusahaan dengan membandingkan aktiva
lancar dengan kewajiban lancar perusahaan. Rumus perhitungan rasio lancar
adalah sebagai berikut.
………………………………………(4)

15
2.

Rasio cepat
Rasio ini mengukur seberapa cepat perusahaan dapat membayar hutanghutangnya yang sdah jatuh tempo. Rumus perhitungan rasio cepat adalah sebagai
berikut.
…………………………………..(5)

B.

Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa banyak aktiva
perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Rasio solvabilitas terdiri dari total debt to
asset ratio dan debt to equity ratio.
1.

Total debt to asset ratio
Rasio ini mengukur apakah perusahaan mampu atau tidak dalam
pembayaran hutangnya. Rumus perhitungan rasio ini adalah.
.........................................................................(6)

2.

Debt to equity ratio
Perhitungan rasio ini digunakan untuk melihat apakah perusahaan mampu
memenuhi seluruh kewajibannya dengan modal yang tersedia. Perhitungan rasio
ini dapat dilihat di bawah ini.
........................................................................(7)

C.

Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam mengahsilkan laba.
Rasio profitabilitas terdiri dari net profit margin, return on equity dan return on
asset.
1.

Net profit margin
Rasio ini mengukur apakah dengan strategi penentuan harga yang dilakukan
oleh perusahaan, dapat menghasilkan penjualan yang tinggi bagi perusahaan.
Perhitungan rasio ini dapat dilihat di bawah ini.
.................................................(8)

2.

Return on equity
Rasio yang mengukur apakah perusahaan mempu memanfaatkan modalnya
untuk menghasilkan laba yang tinggi. Perhitungan ROE dapat dilihat di bawah ini.

16
.........................................................................(9)

3.

Return on asset
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan laba dari asset yang dimiliki.
Rumusnya adalah sebagai berikut.
..........................................................................(10)

D.

Rasio aktivitas
Rasio yang mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan
sumberdaya yang dimilikinya. Rasio ini terdiri dari rasio perputaran aktiva tetap
dan perputaran total aktiva.
1.

Perputaran aktiva tetap
Merupakan rasio yang mengukur efektifitas penggunaan dana pada asset.
Berikut adalah rumus perhitungan perputaran aktiva tetap.
………………………………….(11)
2.

Perputaran total aktiva
Merupakan rasio untuk mengukur kecepatan perputaran asset dalam suatu
periode. Rumus perhitungan total aktiva dapa dilihat dibawah ini.
………………………………..…(12)

Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan sebagai langkah awal dalam mengolah data
secara statistik, terutama dalam menentukan statistik yang digunakan apakah
menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Uji normalitas data awal
tersebut menggunakan rumus Chi-kuadrat Hipotesis yang diuji adalah sebagai
berikut.
Ho : data pada sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal
Ha : data pada sampel berasal dari populasi yang terdistribusi tidak normal.
Hasil pengujian normalitas jika populasi terdistribusi normal, maka akan
dilakukan pengujian dengan menggunakan uji beda. Sedangkan jika tidak
terdistribusi normal, maka akan dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon.

17
Uji Beda
Uji statistik ini digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya
perbedaan antara rata-rata volume penjualan saham antara sebelum dan sesudah
melakukan pemecahan saham.

Uji Wilcoxon
Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisa hasil penelitian yang
berpasangan dari dua data untuk mengetahui apakah ada perbedaan atau tidak dari
data tersebut setelah diolah. Uji wilcoxon digunakan pada data yang berbentuk
internal atau rasio yang tidak terdistribusi normal. Jika hasil pengujian
menunjukkan α < 0,05 maka terdapat perbedaan pada data sebelum dan sesudah
melakukan stock split namun jika hasil pengujian menunjukkan α > 0,05 maka
tidak terdapat prbedaan data sebelum dan sesudah melakukan stock split.

Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang
diperdagangkan dalam periode tertentu. Volume perdagangan saham dilakukan
dengan Trading Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham
yang beredar pada waktu tertentu. Lalu rata-rata volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah pemecahan saham dihitung untuk mengetahui besarnya
perbedaan saham saat sebelum dan setelah melakukan stock split.
Rumus perhitungan Tading Volume Activity adalah:
……(13)

TVA =

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, sebelumnya memiliki nama PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 agustus 1957 oleh Presiden RI
pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Tanggal 8 Juli
1991 perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya serta
merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham
kepada masyarakat. Komposisi pemegang sahamnya adalah Negara RI 73% dan
masyarakat 27%.

18
September 1995 Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (Right
Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi Negara RI 65%
dan masyarakat 35%. Tanggal 15 September 1995 PT Semen Gresik
berkonsolidasi dengan PT Semen Padang dan Semen Tonasa, yang kemudian
dikenal dengan nama Semen Gresik Group (SGG). Total kapasitas terpasang SGG
sebesar 8.5 juta ton semen per tahun. Tanggal 17 September 1998.
Tanggal 18 Desember 2012 perusahaan melakukan penandatanganan
transaksi final akuisisi 70% saham Thang Long Cement. Thang Long Cement
merupakan perusahaan semen terkemuka Vietnam yang memiliki kapasitas
produksi 2,3 juta ton per tahun. Akuisisi Thang Long Cement Company ini
sekaligus menjadikan Perusahaan sebagai BUMN pertama yang berstatus multi
national corporation, juga mengukuhkan posisi sebagai perusahaan semen
terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas sampai tahun 2012 sebesar 28,5 juta
ton per tahun. Nilai kapitalis per 31 Desember 2012 Rp 94 triliun.berikut adalah
10 besar pemegang saham PT Semen Gresik Tbk.
Tabel 3. 10 Besar pemegang saham mayoritas pada PT Semen Gresik Tbk
Persentase
Jumlah
No Nama
Kepemilikan
Saham
Saham
1
Pemerintah RI, cq. Menteri Keuangan RI
3,025,406,000 51.01 %
2
Blue Valley Holdings Pte Ltd.
1,476,948,480 24.90 %
3
Deutsche
Bank
AG,
London
– 191,772,500
3.23 %
201830.40.02
4
Citibank NY S/A Dimensional Emerg 67,590,910
1.14 %
Market
5
Investors Bank – Trust Company
60,806,200
1.02 %
6
Goldman Sachs New York SEG AC
47,754,000
0.81 %
7
Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Plus
39,728,500
0.67 %
8
The Northern Trust S/A AVFC
37,979,260
0.64 %
9
JPMorgan Chase Bank NA RE Norbax Inc 31,999,000
0.54 %
10 RD Fortis Infrastruktur Plus
29,853,000
0.50 %
Total
5,009,837,850 84.46
1,512 Pemegang Saham Lainnya
921,682,150
15.54
Total Keseluruhan
5,931,520,000 100.00
Sumber: Annual Report PT Semen Gresik Tbk (2007)
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan pada
tanggal 20 Desember 2012 memutuskan bahwan PT Semen Gresik (Persero) Tbk
berganti nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Penggantian nama
tersebut merupakan langkah awal dari upaya untuk mensinergikan seluruh
kegiatan operasional dan memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki untuk
menjamin dicapainya kinerja operasional maupun keuangan yang optimal.
Visi
Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia dan Asia
Tenggara.

19
Misi
1.
Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang
berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi ramah
lingkungan.
2.
Mewujudkan manajemen berstandar internasional dengan menjunjung
tinggi etika bisnis dan semangat kebersamaan dan inovatif.
3.
Meningkatkan keunggulan bersaing di domestic dan internasional.
4.
Memberdayakan dan mensinergikan sumber daya yang dimiliki untuk
meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.
5.
Memberikan kontribusi dalam peningkatan para pemangku kepentingan
(stakeholders).
Berikut adalah struktur organisasi PT Semen Indonesia.

Gambar 2. Struktur organisasi PT Semen Gresik Tbk

20

21
Analisis Perbedaan Harga Saham PT Semen Indonesia Sebelum dan Setelah
Stock split
Analisis perbedaan harga saham PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan
sesudah melukan stock split dilakukan dengan menghitung harga pasar relatif
sebelum dan sesudah melakukan stock split, lalu kemudian dilakukan uji
normalitas untuk mengetahui apakah data saham yang digunakan tersebar normal
atau tidak. Jika hasil yang didapat tersebar normal, maka untuk mengetahui
besarnya perbedaan harga saham PT Semen Indonesia Tbk dilakuka dengan uji
beda. Sedangkan jika data tidak tersebar normal, maka uji yang dilakukan
menggunakan wilcoxon.
A.

Perhitungan Harga Pasar Relatif
Harga pasar saham relatif sebelum pemecahan saham adalah perbandingan
antara harga saham sebelum stock split dengan hasil perbandingan antara nilai
nominal saham sebelum stock split dengan nilai nominal saham tersebut setelah
stock split. Harga saham yang digunakan adalah closing price harian PT Semen
Indonesia Tbk yang melakukan pemecahan saham selama 90 hari sebelum dan
sesudah pemecahan saham. Berikut adalah perhitungan harga pasar relatif
sebelum dan sesudah stock split:
Sebelum Stock split
Harga pasar relatif dihitung berdasarkan aktivitas yang terjadi di bursa
saham setiap harinya. Walaupun penelitian ini mengambil jangka waktu lima
tahun sebelum melakukan stock split, namun untuk sampel menggunakan data
aktifitas saham yang terjadi pada kurun waktu 90 hari sebelum stock split. Hal ini
dilakukan untuk mendapat data yang aktual. Berikut adalah contoh perhitungan
harga pasar relatif tiga hari sebelum PT Semen Indonesia Tbk melakukan stock
split.
1.

; dengan

Setelah Stock split
Harga pasar saham relatif setelah melakukan stock split sama dengan nilai
harga saham setelah melukan stock split, berikut adalah perhitungan harga saham
relatif tiga hari setelah melakukan stock split.
2.

22

Perhitungan harga pasar saham relatif hingga 90 hari closing price tersebut
dapat dapat dilihat pada lampiran 1.
B.

Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam penentuan
statistik akan menggunakan statistik parametik atau nonparametik, jika α > 0,05
maka sample berasal dari populasi yang terdistribusi normal yang kemudian di uji
dengan uji beda, sedangkan α < 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang
terdistribusi tidak normal yang kemudian di uji dengan wilcoxon dua sampel
berpasangan. Pengujian menggunakan SPSS 17 dengan rentang 90 hari sehari
sebelum dan 90 hari sesudah stock split, hasil perhitungan tersebut dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Hasil perhitungan uji normalitas
Periode Uji
H-10
H+10
H-20
H+20
H-30
H+30
H-40
H+40
H-50
H+50
H-60
H+60
H-70
H+70
H-80
H+80
H-90
H+90

Significance
0.200
0.001
0.200
0.000
0.200
0.001
0.001
0.041
0.000
0.049
0.001
0.039
0.001
0.030
0.001
0.011
0.000
0.001

α
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05

Keterangan
Normal
Tidak normal
Normal
Tidak normal
Normal
Tidak normal
Tidak Normal
Tidak normal
Tidak normal
Ti

Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity (TVA) Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus pada Perusahaan Go Public di BEI yang Melakukan Stock Split Tahun 2009-2013)

1 71 120

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Volume Perdagangan Sebelum dan Sesudah Stock Split di Bursa Efek Indonesia

1 44 82

Analisis Perbedaan Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang Go-Public di Bursa Efek Indonesia

1 78 64

ANALISIS PERBANDINGAN TRADING COST, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Go Public Yang Melakukan Stock Split Periode Tahun 2010 – 2013)

1 11 55

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 8

ANALISIS VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT : Studi kasus pada perusahaan yang melakukan stock split tahun 2010-2012 di BEI.

0 1 43

ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN STOCK SPLIT (PEMECAHAN SAHAM) : Studi Kasus Pada Emiten yang Melakukan Pengumuman Stock Split di BEI Periode Tahun 2011.

0 4 37

Analisis Perbedaan Harga Saham Relatif Perusahaan LQ-45 Sebelum dan Sesudah Stock Split Periode 2008.

0 0 18

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity (TVA) Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus pada Perusahaan Go Public di BEI yang Melakukan Stock Split Tahun 2009-2013)

0 0 34

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity (TVA) Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus pada Perusahaan Go Public di BEI yang Melakukan Stock Split Tahun 2009-2013)

0 0 11