Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Penerbitan Dan Percetakan Di Bursa Efek Indonesia

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
PENERBITAN DAN PERCETAKAN
DI BURSA EFEK INDONESIA

MARIA ORYZA YUKA

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja
Keuangan Perusahaan Penerbitan dan Percetakan di Bursa Efek Indonesia adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2015

Maria Oryza Yuka
NIM H24110096

i

ABSTRAK
MARIA ORYZA YUKA. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Penerbitan dan
Percetakan di Bursa Efek Indonesia.Dibimbing oleh MUHAMMAD SYAMSUN dan
FARIDA RATNA DEWI.
Saat ini masyarakat lebih menggunakan situs online untuk mendapatkan
informasi. Hal itu menyebabkan jumlah masyarakat yang membaca majalah atau
surat kabar cenderung menurun. Oleh karena itu dilakukan penelitian analisis
keuangan terhadap perusahaan penerbitan dan percetakan di Bursa Efek Indonesia
periode 2008-2013 dengan tujuan mengetahui kondisi keuangan, kinerja keuangan
dan peramalan. Penelitian ini menggunakan rasio keuangan untuk mengetahui kinerja
keuangan. Selanjutnya menggunakan analisis Tren pada aplikasi minitab untuk

memprediksi kinerja keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan
keuangan dan kinerja keuangan mengalami kenaikan walaupun laporan laba rugi dan
rasio profitabilitas mengalami penurunan pada tahun 2013. Peramalan selama 20142019 menunjukkan bahwa beberapa rasio likuiditas dan rasio profitabilitas akan
mengalami kenaikan sementara itu indikator pada rasio solvabilitas dan rasio
aktivitas mengalami penurunan.
Kata kunci: kinerja keuangan, penerbitan dan percetakan

ABSTRACT
MARIA ORYZA YUKA. Financial Performance Analysis Publishing and Printing
Company in Indonesia Stock Exchange. Supervised by MUHAMMAD SYAMSUN
dan FARIDA RATNA DEWI.
Nowadays people prefer to use online sites to get information. It causes the
decrease of people who read magazines or newspapers. Therefore, research about
financial analysis to publishing and printing company in Indonesia Stock Exchange
the period of 2008 until 2013 conduct. The purposes of the research are to perceive
the financial condition, financial performance and forecasting. The research uses
financial ratio method to perceive financial performance. Furthermore, this research
also uses trend analysis in Minitab application to predict financial performance. The
result shows that the financial statements and financial performance has been
increased although comprehensive income and profitability ratio in 2013 has been

decreased. Prediction shows that liquidity ratio and profitability ratio will increase
but component of solvability ratio and activity ratio will decrease for the period from
2014 until 2019.
Keywords: financial performance, publishing and printing

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
PENERBITAN DAN PERCETAKAN
DI BURSA EFEK INDONESIA

MARIA ORYZA YUKA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Febuari 2015 ini ialah kinerja
keuangan, dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Penerbitan dan
Percetakan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dengan selesainya masa studi
hingga penyusunan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan
terimakasih kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta, JC Kardji dan Yustina Tuti I. yang selalu
memberikan semangat.
2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, MSc dan Ibu Farida Ratna Dewi, SE
MM atas bimbingan, saran dan bantuannya selama ini.
3. Sahabat tercinta yang selalu memberikan semangatnya Emilia Inggrid
Setyandaru, Haning Satiti, dan Dian Annisa
4. Sahabat teman seperjuangan di Departemen Elita Febriani S, Marsella

Belda A, Nurdanti Btari A, Wirenza M dan Santiko Alif N.
5. Teman-teman seperjuangan sepelayanan Kemaki 48
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2015

Maria Oryza Yuka

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3


Ruang Lingkup

3

METODE

3

Kerangka Pemikiran

3

Lokasi dan Waktu Penelitian

5

Jenis dan Sumber Data

6


Metode Pengolahan dan Analisis Data

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

9

Gambaran Umum

9

Analisis Trend

9

Analisis Rasio Keuangan

15


Peramalan

20

Implikasi Manajerial

21

SIMPULAN DAN SARAN

21

LAMPIRAN

25

RIWAYAT HIDUP

47


DAFTAR TABEL

1. Persentase sosial budaya 2003, 2006, 2009 dan 2012
1
2. Persentase rumah tangga yang pernah mengakses internet menurut media/ lokasi
2006-2012
1
3. Nilai MAD Rasio Keuangan
20

DAFTAR GAMBAR

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.

Kerangka pemikiran
Analisa trend terhadap aktiva
Analisis trend terhadap kewajiban dan ekuitas
Analisis trend terhadap laporan laba rugi
Prosentase per Komponen
Rasio likuiditas
Rasio solvabilitas
Rasio profitabilitas
Rasio aktivitas

5
10
11
13
14
15
17
18
19

DAFTAR LAMPIRAN

1. Neraca keuangan 2008
2. Laporan laba rugi 2008
3. Neraca keuangan 2009
4. Laporan laba rugi 2009
5. Neraca keuangan 2010
6. Laporan laba rugi 2010
7. Neraca keuangan 2011
8. Laporan laba rugi 2011
9. Neraca keuangan 2012
10. Laporan laba rugi 2012
11. Neraca keuangan 2013
12. Laporan laba rugi 2013
13. Rasio likuiditas
14. Rasio solvabilitas
15. Rasio profitabilitas
16. Rasio aktivitas

25
26
26
28
28
29
30
31
32
33
33
34
35
36
38
39

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (2000), media adalah perantara/
penghubung antara dua pihak atau sarana komunikasi. Tidak hanya terbatas dalam
konteks komunikasi, media dalam konteks pembelajaran juga memiliki arti untuk
membuat siswa menambah pengetahuan, keterampilan serta sikapnya. Oleh
karena itu, media berperan penting dalam menyebarkan suatu informasi kepada
masyarakat. Pada era digital, peran media terutama media cetak sedikit tergeser,
hal ini ditandai dengan berkembangnya penyebaran informasi melalui internet.
Penggunaan internet di Indonesia tergolong negara keempat terbesar di Asia dan
urutan ke-delapan di dunia menurut www.internetworldstats.com. Hal ini
diperkuat dengan data pada Tabel 1 dan Tabel 2 yang menunjukkan penduduk
yang berumur diatas 10 tahun yang membaca surat kabar/ majalah terus menurun
sementara itu rumah tangga yang mengakses internet menggunakan telepon
genggam terus meningkat.
Tabel 1 Persentase sosial budaya
Indikator

2003

2006

2009

2012

Persentase Penduduk yang Mendengar Radio

50.29

40.26

23.50

18.57

Persentase Penduduk yang Menonton Televisi

84.94

85.86

90.27

91.68

Persentase Penduduk yang Membaca Surat
Kabar/Majalah
Persentase Penduduk yang Melakukan Olahraga

23.70

23.46

18.94

17.66

25.45

23.23

21.76

24.99

Sumber: www.bps.go.id (2012)

Tabel 2 Persentase rumah tangga yang mengakses internet
Media

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

Rumah

28.12

23.59

10.18

23.66

16.41

20.36

19.89

Warnet

49.90

53.70

45.98

57.74

57.16

53.64

47.33

Telepon
Genggam
Kantor

*

*

33.43

*

53.51

55.35

62.58

57.54

55.91

38.73

49.32

39.76

37.93

36.19

Lainnya

9.48

5.28

2.54

8.13

6.33

8.57

12.61

* Data tidak tersedia
Sumber: www.bps.go.id (2012)

Tabel 1 dan Tabel 2 merupakan dua komponen yang dilihat dalam
penelitian ini. Dimana semakin lama minat pembaca surat kabar atau majalah
terus mengalami penurunan sementara itu masyarakat yang mengakses internet
setiap tahunnya mengalami kenaikan. Hal ini didukung dengan kecanggihan

2
teknologi dan layanan jaringan telepon yang semakin baik. Berdasarkan data pada
Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukkan adanya perubahan karakteristik masyarakat, hal
ini diperkuat dengan beberapa kajian dan penelitian seperti The Vanishing
Newspaper (2009) karya Philip Meyer dan Newspaper Death Watch (2007), yang
berisi perkiraan kematian dari surat kabar akibat pengaruh kemajuan media online.
Tidak hanya itu menurut Newspaper Death Watch adanya perbedaan perilaku
generasi sekarang dalam mendapatkan berita. Walaupun harus bersaing ketat
dengan kecepatan internet dalam memberikan berita, hingga saat ini surat kabar
masih tetap dicari untuk mendapatkan berita.
Hal ini sedikit banyak akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan
dalam kurun waktu 2008 hingga tahun 2013. Penurunan omzet terhadap penjualan
koran dapat saja terjadi, hal ini harus diantisipasi perusahaan. Salah satu
contohnya, berdasarkan Newspaper Association of America (NAA) menunjukkan
pendapatan iklan secara online mengalami peningkatan sedangkan iklan cetak
menurun (Anwar 2013). Hal ini berarti semakin banyak masyarakat yang
menggunakan internet sebagai media utama untuk memperoleh informasi
dibandingkan media cetak yang ada. Sehingga perusahaan tidak hanya
mengandalkan pemasukkannya dari hasil penjualan surat kabar tetapi juga dari
iklan secara online. Selain itu hal ini berarti perkembangan internet tidak
selamanya membahayakan perusahaan.
Berdasarkan kondisi yang ada maka perlu adanya analisis kinerja keuangan
untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada kinerja keuangan perusahaan
sektor penerbitan dan percetakan dengan adanya perkembangan digital.
Perkembangan digital menurut keterangan diatas bisa dapat menurunkan pembeli
surat kabar akibat menurunnya minat baca terhadap surat kabar (Tabel 1).
Walaupun hal itu terjadi hal tersebut bisa saja tidak mempengauhi dengan adanya
pertumbuhan produk lain membantu kenaikan kinerja keuangan baik dari majalah
ataupun iklan.
Hal tersebut akan tergambar pada perusahaan yang terdapat pada Bursa Efek
Indonesia yang sektor utamanya media dan percetakan. Perusahaan yang bergerak
dibidang media dan percetakan mempunyai anak perusahaan didalamnya mulai
dari percetakan, penyiaran bahkan hingga dunia perbankan. Dimana pada
penelitian ini lebih fokus pada bidang penerbitan dan percetakan. Karena pada
Tabel 1 dikatakan jumlah pembaca majalah dan surat kabar mengalami penurunan,
dimana kedua produk tersebut merupakan yang dihasilkan oleh perusahaan
Penerbitan dan Percetakan.
Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: (1) Bagaimana
perkembangan keuangan perusahaan Penerbitan dan Percetakan di BEI pada
periode 2008-2013 dengan menggunakan analisis trend? (2) Bagaimana kinerja
keuangan pada perusahaan Penerbitan dan Percetakan di BEI periode 2008-2013
berdasarkan analisis rasio-rasio keuangan? (3) Bagaimana peramalan kinerja
keuangan dari perusahaan Penerbitan dan Percetakan di BEI selama periode 20142019?

3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengetahui perkembangan
keuangan perusahaan Penerbitan dan Percetakan di BEI pada periode 2008-2013
dengan menggunakan analisis trend. (2) Menganalisis kinerja keuangan pada
perusahaan Penerbitan dan Percetakan di BEI periode 2008-2013 berdasarkan
analisis rasio-rasio keuangan. (3) Menganalisis peramalan kinerja keuangan dari
perusahaan Penerbitan dan Percetakan di BEI selama periode 2014-2019.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu kontribusi kepada
pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai berikut:
1. Bagi Investor
Mampu memberikan informasi bagi investor yang menanamkan
sahamnya pada Bursa Efek Indonesia untuk mengetahui kinerja
keuangannya dan peramalan kinerja keuangan kedepannya sehingga
dapat membuat keputusan bila ingin menanamkan sahamnya.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan wawasan bagi
para pembaca dan sebagai bahan referensi dan pembanding bagi
penelitian selanjutnya baik dalam topik penelitian yang sama ataupun
yang berbeda.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja keuangan
pada perusahaan Penerbitan dan Percetakan di BEI khususnya pada periode 20082013. Laporan keuangan difokuskan pada neraca dan laporan laba rugi. Penelitian
akan melakukan analisis trend baik trend dalam prosentase maupun prosentase
terhadap komponen terhadap perkembangan keuangan perusahaan Penerbitan dan
Percetakan di BEI selama periode 2008-2013. Selain itu, alat analisis yang
digunakan dalam penelitian yaitu pada analisis kinerja keuangan menggunakan
rasio-rasio keuangan dan juga peramalan keuangan terhadap rasio keuangan pada
perusahaan Penerbitan dan Percetakan di BEI selama periode 2014-2019 dengan
bantuan software minitab dalam pengolahannya.

METODE

Kerangka Pemikiran
Perkembangan digital yang semakin maju secara langsung maupun tidak
mempengaruhi perusahaan sektor penerbitan dan percetakan. Produk yang
dihasilkan oleh Penerbitan dan Percetakan terdiri dari koran, majalah dan
sebagainya didalamnya. Setiap bagian mempunyai laporan keuangan tersendiri.
Namun laporan keuangan perusahaan Penerbitan dan Percetakan tergabung di

4
laporan keuangan konsolidasian yang dipublikasikan bisa setiap triwulan atau
setiap tahunnya. Didalamnya akan tergambar Kinerja keuangan penerbitan dan
percetakan. Laporan keuangan pada tahun 2008-2013 akan menggambarkan
kinerja perusahaan selama era digital. Selain itu, laporan keuangan juga dapat
menggambarkan trend keuangan ke depannya, sehingga perusahaan dapat
mengatasi ancaman yang mungkin akan terjadi.
Komponen laporan keuangan yang digunakan untuk menganalisis kinerja
keuangan perusahaan penerbitan dan percetakan adalah neraca dan laporan laba
rugi yang telah di publikasi di BEI. Dimana laporan laba rugi dan neraca secara
keseluruhan tergambar dalam laporan keuangan konsolidasi, sehingga dapat
dilihat perkembangan keuangan yang terjadi baik induk perusahaan maupun anak
perusahaan. Laporan konsolidasi tersebut dapat menggambarkan kebijakan yang
dilakukan secara keseluruhan mulai dari perusahaan induk dan anak-anaknya.
Sehingga kita dapat mengetahui kegiatan perusahaan yang berdampak pada
laporan keuangan secara keseluruhan.
Laporan laba rugi menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu
periode tertentu, yang berisikan jumlah dan sumber yang meliputi pendapatan dan
biaya yang dikeluarkan. Sementara itu neraca merupakan laporan keuangan yang
menginformasikan tentang kekayaan, utang dan modal. Laporan laba rugi dan
neraca kemudian dianalisis menggunakan analisis rasio (likuiditas, solvabilitas,
aktivitas dan profitabilitas) dan analisis trend yang dapat memberikan gambaran
mengenai kinerja perusahaan. Tidak hanya itu, dari laporan keuangan yang ada
dapat digunakan untuk analisis peramalan guna memprediksi kondisi keuangan
berikutnya untuk periode tertentu. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat
melalui Gambar 1.

5
Perkembangan Digital

Investor

Penerbitan dan Percetakan

Laporan
Keuangan

Neraca

Laporan Laba Rugi

Analisis Kinerja
Keuangan

Analisis
Trend

-

Analisis Rasio:
Likuiditas
Solvabilitas
Aktivitas
Profitabilitas

Analisis
Peramalan

Rekomendasi
Gambar 1 Kerangka pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengakses halaman web BEI untuk
mengumpulkan data sekunder. Data yang diperoleh kemudian akan dianalisis
sehingga menghasilkan gambaran mengenai kinerja keuangan perusahaan
Penerbitan dan Percetakan. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 2 (dua) bulan
Febuari sampai bulan Maret 2015.

6
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang tidak
dinyatakan dalam angka, seperti gambaran umum Penerbitan dan Percetakan yang
terdapat di BEI. Sementara itu data kuantitatif merupakan data yang memuat suatu
kumpulan angka seperti laporan keuangan, baik neraca maupun laporan laba rugi
dalam kurun waktu enam tahun terakhir (2008-2013)
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan mencari
literatur-literatur yang mendukung baik melalui pencarian data melalui internet.
Adapun data-data yang diperoleh meliputi:
1. Gambaran umum Penerbitan dan Percetakan di BEI
2. Laporan keuangan Penerbitan dan Percetakan di BEI
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan secara manual maupun
diolah menggunakan minitab. Data yang didapatkan kemudian diolah ditampilkan
dalam bentu tabel agar memudahkan pembaca dalam membaca datanya. Analisis
data digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada suatu penelitian. Berikut
ini adalah metode analisis yang digunakan adalah:
Analisis Trend
Trend dalam Prosentase
Analisis trend selalu membutuhkan satu tahun sebagai tahun dasar. Pada
penelitian ini yang dijadikan tahun dasar adalah tahun 2008. Hal ini disebabkan
karena 2008 merupakan tahun yang paling awal dari periode yang akan dianalisis.
Setiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai tahun dasar
diberikan angka indeks 100, sedangkan pos-pos yang sama dari periode yang
dianalisis dihubungkan dengan pos yang sama dalam laporan keuangan tahun
dasar dengan cara membagi jumlah rupiah tiap-tiap pos dalam periode yang
dianalisis dengan jumlah rupiah dari pos yang sama dalam laporan keuangan
tahun dasar, sehingga dapat dilihat kenaikan atau penurunan nilai persentase tiap
pos. Analisis ini merupakan pelengkap dari analisis rasio karena hasil dari
analisis ini akan membantu didalam menginterpretasikan hasil analisis rasio.
Analisis trend dapat dirumuskan sebagai berikut:
...................................................................................... (1)
Keterangan:

Rxt = nilai presentase untuk tahun ke-t
Pxt = pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis
Pxo = pos x dalam laporan keuangan sebagai tahun dasar

Laporan dengan Prosentase per Komponen
Teknik analisa seperti diatas mempunyai kelemahan dimana penganalisa
tidak bisa membandingkan atau tidak memperoleh gambaran tentang perubahan-

7
perubahan dalam masing-masing pos dari tahun ke tahun. Menurut Munawir
(2007), hal semacam ini akan benar-benar dirasakan dalam hal kalau akan
membandingkan bagaimana proporsi suatu pos dari suatu perusahaan untuk dua
waktu yang berbeda, atau untuk mencoba membandingkan pos yang sama pada
waktu yang sama untuk dua perusahaan atau lebih yang sejenis tanpa ada suatu
dasar umum sebagai pembanding apabila dihubungkan dengan data absolut.
Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio merupakan kegiatan perbandingan antara angka-angka atau
komponen dengan komponen dalam suatu laporan keuangan. Hasil rasio
digunakan untuk melihat kinerja manajemen dalam suatu periode apakah
mencapai target perusahaan atau tidak. Analisis rasio yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis likuiditas, analisis solvabilitas, analisis profitabilitas
dan analisis aktivitas.
1. Rasio likuiditas
Rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi utang jangka pendek, yang terdiri dari:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan
antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
....................................................(2)
b. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas hampir menyerupai rasio lancar, namun pada rasio kas
hanya melibatkan kas dan investasi jangka pendek. Rasio ini
dirumuskan sebagai berikut:
.....................(3)
c. Rasio Modal Kerja Bersih (Net Working Capital/NWC)
Rasio modal kerja bersih bertujuan untuk mengetahui rasio modal
bersih terhadap kewajiban lancar Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
..............................................(4)
2. Rasio solvabilitas
Pada rasio ini perhitungannya bertujuan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan kewajiban. Kewajiban ini meliputi kewajiban jangka
pendek dan kewajiban jangka panjang. Hal ini terdiri dari
a. Rasio Kewajiban terhadap aset (Debt to Total Asset Ratio/ DAR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara total
utang dengan total aktiva. Seberapa besar pengaruh utang perusahaan
terhadap aktiva perusahaan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
...................................................................(5)
b. Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio/DER)
Ekuitas merupakan pinjaman kreditor dengan pemilik perusahaan,
oleh karena itu pada rasio ini menunjukkan perhitungan antara seluruh
utang dengan total ekuitas. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

8
.......................................................(6)
c. Times Interest Earned
Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan laba dalam
membayar biaya bunga untuk periode sekarang (Darsono dan Ashari
2005). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
........................................(7)
3. Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas menggunakan perbandingan antara berbagai komponen
yang ada di laporan keuangan antara laporan labarugi dan neraca, yang terdiri
dari:
a. Net Profit Margin
Pada perhitungan rasio ini akan didapatkan kemampuan
manajemen dalam menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan,
beban operasi, beban lain-lain dan pajak sehubungan dengan penjualan.
Rumus rasio ini adalah sebagai berikut:
...................................... (8)
b. Hasil Pengembalian Aset (Return on Asset/ROA)
Hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari
seluruh dana perusahaan, yang meliputi peminjam maupun modal
sendiri. Rumus rasio ini adalah sebagai berikut:
.........................................................................(9)
c. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE)
Pada rasio ini lebih memperhitungkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Rumus rasio ini adalah sebagai berikut:
........................................................................(10)
4. Rasio Aktivitas
Perhitungan rasio aktivitas dengan cara membandingkan antara tingkat
penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode. Rasio aktivitas terdiri
dari:
a. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)
Penggunaan rasio ini untuk mengukut penggunaan semua aktiva
perusahaan dan jumlah pejualan yang diperoleh dari setiap rupiah aktiva.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
...............
(11)
b. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada
akan diubah menjadi penjualan (Darsono dan Ashari 2005). Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
...........(12)

9

Analisis Peramalan
Analisis peramalan dibagi menjadi peramalan kuantitatif dan kualitatif,
dimana dalam peramalan kuantitatif dibagi juga menjadi peramalan time series
dan metode klausal. Menurut Iriawan dan Astuti (2006), dasar pemikiran time
series adalah pengamatan sekarang (zt) tergantung pada 1 atau beberapa
pengamatan sebelumnya (zt-k), dimana dibuat karena adanya korelasi antar deret
pengamatan. Analisis trend dalam aplikasi minitab juga dapat menggambarkan
suatu model tren suatu data time series yang ada dengan beberapa model antara
lain model linear, kuadratik, eksponensial, pertumbuhan atau penurunan dan
model kurva S. Peramalan akan tergambar melalui keempat model tersebut
dengan menggunakan data MAD yang paling kecil diantara keempat model
tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum
BEI terdiri dari berbagai jenis bidang mulai dari industri perbankan hingga
industri media dan percetakan. Pada industri media dan percetakan terdiri dari
berbagai macam anak perusahaan yang terkait mulai dari periklanan hingga
percetakan. Industri media yang memiliki fokus pada dunia penerbitan dan
percetakan hanya terdapat satu perusahaan yaitu PT Tempo Inti Media Tbk. PT
Tempo Inti Media Tbk mempunyai dua anak perusahaan PT Temprint yang
bergerak dibidang percetakan dan PT Tempo Inti Media Harian yang bergerak
dibidang penerbitan. Dimana laporan keuangan perusahaan induk PT Tempo Inti
Media dengan kedua anak perusahaan tergambar dalam laporan keuangan
konsolidasi. Sehingga dalam penelitian ini kita dapat melihat lebih dalam
keputusan yang dilakukan oleh perusahaan, baik PT Tempo Inti Media,PT
Temprint dan juga PT Tempo Inti Media Harian.
PT Tempo Inti Media Tbk mulai memasuki bursa saham dan menjadi
perusahaan terbuka semenjak 2001 dengan menawarkan 725 juta lembar saham
kepada masyarakat. Pada awalnya PT Tempo Inti Media Tbk sudah berdiri sejak
tahun 1971 dengan memasarkan majalah berita mingguan, walaupun perusahaan
ini pernah mengalami pembredelan selama 4 tahun dari 1994 sampai 1998.
Disusul kemudian pada tahun 2001 mulai mengembangkan sayap dengan
menerbitkan koran Tempo. Selain menerbitkan majalah mingguan dan surat kabar,
PT Tempo Inti Media juga menerbitkan majalah pendidikan untuk perguruan
tinggi, majalah English, majalah sains dan teknologi untuk anak hingga majalah
wisata. Mengikuti perkembangan zaman yang ada PT Tempo Inti Media Tbk juga
melahirkan portal berita (tempo.co) untuk menyajikan informasi yang enak dibaca
dan dapat dipercaya.
Analisis Trend
Kinerja keuangan menggambarkan kondisi suatu perusahaan, jika kinerja
keuangan baik maka perusahaan tersebut dalam kondisi yang baik. Analisa

10
laporan keuangan bisa dilakukan melalui dengan analisa horisontal dan analisa
vertikal. Jenis analisa yang digunakan dalam laporan keuangan Penerbitan dan
Percetakan ini dengan analisa horizontal yang membandingan laporan keuangan
dengan suatu periode dan analisa vertikal yang berisikan prosentase dalam suatu
komponen. Pada penelitian ini, tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2008
yang merupakan tahun awal dalam penelitian ini untuk melihat perubahan yang
terjadi pada tahun-tahun berikutnya.
Perkembangan Neraca
Pada neraca menunjukkan aktiva, kewajiban dan ekuitas/modal
perusahaan pada saat tertentu. Oleh karena itu analisis trend dikelompokkan
menjadi aktiva dan juga kewajiban dan ekuitas. Analisis terhadap aktiva terdiri
dari aset lancar, aset tetap dan juga total aset perusahaan. Sementara itu untuk
analisis terhadap kewajiban dan ekuitas terdiri dari kewajiban jangka pendek,
kewajiban jangka panjang dan ekuitas. Berikut ini merupakan Gambar 2 yang
menunjukkan perkembangan terhadap aktiva yang ada.

Analisis Trend terhadap Aktiva
Persentase

207.50

165.00

122.50

80.00

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Aset Lancar (%) 100.00

106.67

135.08

140.64

191.95

207.67

Aset Tetap (%)

100.00

97.54

93.85

121.46

123.11

159.72

Total Aktiva (%) 100.00

102.19

114.62

130.82

157.60

183.47

Gambar 2 Analisa trend horizontal terhadap aktiva
Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat disimpulkan bahwa total aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan Penerbitan dan Percetakan ini cenderung naik secara
konstan. Pergerakan antara aset lancar dan aset tetap PT Tempo Inti Media Tbk
cenderung berkebalikan. Pada saat aset lancar mengalami kenaikan maka aset
tetap mengalami penurunan. Walaupun pada tahun 2013 baik aset tetap maupun
aset lancar mengalami kenaikan. Hal ini menyebabkan total aktiva bergerak relatif
secara konstan mengikuti perubahan paling besar. Kenaikan aset lancar yang
cukup signifikan pada tahun 2013 disebabkan naiknya kas dan setara kas
dibandingkan tahun dasar yaitu dari Rp3 867 642 menjadi Rp21 528 858,
walaupun adanya sedikit penurunan piutang perusahaan dibandingkan tahun
sebelumya. Hal ini terbukti dengan penambahan bank sebagai salah satu tempat
untuk menyimpan kas perusahaan baik bank dalam rupiah maupun berupa dollar
Amerika begitu juga jumlah dalam bank tersebut yang mengalami peningkatan.
Pada tahun 2013 aset perusahaan juga bertambah dengan adanya pemilikan tidak

11
langsung PT Tempo Inti Media Impresario dan PT Temprint Inti Niaga, dimana
saham keduanya 70% dimiliki oleh PT Temprint dan sisanya dimiliki oleh PT
Tempo Inti Media Harian.
Sementara itu penurunan cenderung sering terjadi pada aset tetap
perusahaan. Pada tahun 2009 dan 2010, nilai aset tetap yang dimiliki perusahaan
lebih rendah dibandingkan dengan periode awal, hal ini disebabkan penambahan
akumulasi penyusutan yang lebih tinggi dibandingkan penambahan terhadap
harga perolehan aset. Pada tahun 2010, penambahan akumulasi dibandingkan
tahun sebelumnya sebesar Rp5 793 091 sementara itu penambahan harga
perolehan pada tahun tersebut sebesar Rp3 495 247. Pembelian aset berupa mesin
cetak menyebabkan kenaikan harga perolehan selama tahun 2011 sebesar Rp11
518 768 dan penurunan terhadap akumulasi penyusutan yang turun dibandingkan
tahun sebelumnya Rp5 672 488 menyebabkan aset tetap perusahaan naik
dibandingkan periode awal. Pada tahun 2012 penjualan aset berupa tanah dan
bangunan tidak berdampak pada kenaikan aset tetap perusahaan. Pada tahun 2013,
aset dalam penyelesaian sebesar Rp25 997 078 mengakibatkan aset tetap
perusahaan naik sebesar 159.72% dibandingkan periode awal.

Persentase

Analisis Trend terhadap Kewajiban dan
Ekuitas
360.00
270.00
180.00
90.00

2008
2009
2010
2011
2012
2013
Kewajiban Lancar (%) 100.00 96.84 116.38 104.11 107.80 118.49
Kewajiban Tidak
100.00 115.62 129.02 213.76 237.84 355.25
Lancar (%)
Ekuitas (%)
100.00 102.06 109.72 124.55 166.92 176.40

Gambar 3 Analisis trend horizontal terhadap kewajiban dan ekuitas
Berdasarkan Gambar 3 di atas, kewajiban tidak lancar dan ekuitas relatif
naik setiap tahunnya dibandingkan dengan kewajiban lancar yang bergerak
fluktiatif. Kebijakan perusahaan yang melakukan utang terhadap jangka panjang
cukup memberikan pengaruh terhadap kewajiban tidak lancar. PT Temprint
menambah pinjaman kepada bank jangka pendek tidak mengakibatkan kenaikan
kewajiban lancar yang signifikan, hal itu disebabkan pengurangan terhadap utang
usaha baik terhadap PT Utama Jayatama Indah dan utang lainnya dibawah Rp150
000 sehingga dari Rp10 238 259 berkurang menjadi Rp4 795 731. Perubahan
dalam Kredit Modal Kerja dengan Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia yang
dilakukan oleh PT Temprint dan PT Tempo Inti Media Harian pada tahun 2013,
membuat kewajiban lancar pada tahun tersebut tertinggi dibanding periode
sebelumnya. Walaupun biaya yang harus dibayar meliputi promosi, gaji, upah dan
tunjangan, uang muka terhadap penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2010 juga
cukup membuat tingginya kewajiban lancar.

12
Pada tahun 2010 PT Temprint selain melakukan pinjaman kepada bank
dalam jangka pendek, perusahaan tersebut juga melakukan pinjaman bank jangka
panjang sebesar Rp14 393 166. Penurunan liabilitas pajak tangguhan perusahaan
setiap tahunnya tidak terlalu berdampak pada penurunan kewajiban tidak lancar,
mengingat liabilitas imbalan kerja akan tetap naik setiap tahunnya. Pembayaran
utang jangka panjang yang sudah jatuh tempo pada tahun 2012 tidak terlalu
mempengaruhi terhadap kondisi kewajiban tidak lancar karena adanya kenaikan
terhadap liabilitas imbalan kerja yang signifikan. Pinjaman yang dilakukan pada
tahun 2010 ditambah adanya pengajuan kredit investasi gedung kepada bank
Mandiri oleh PT Temprint senilai Rp58 000 000, membuat kewajiban tidak lancar
tahun 2013 tertinggi selama periode tersebut. Kenaikan ekuitas setiap tahunnya
disebabkan perusahaan yang dapat mengurangi kerugian yang dialaminya
sehingga pada tahun 2012 perusahaan Penerbitan dan Percetakan memperoleh
keuntungan sebesar Rp22 186 143. Kemudian pada tahun 2013 perusahaan sudah
dapat mendapatkan keuntungan terhadap ekuitas sebesar Rp27 817 407, selain itu
perusahaan sudah membayar dividen dan membentuk cadangan sebesar Rp1 000
000.
Perkembangan Laporan Laba Rugi
Selain neraca, laporan rugi laba juga patut diperhatikan, karena laporan
laba rugi menggambarkan akumulasi aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan
selama suatu waktu. Dimana komponen yang terdapat pada laporan laba rugi
antara lain pendapatan/penjualan, harga pokok penjualan, biaya pemasaran, biaya
administrasi dan mum, pendapatan luar usaha dan biaya luar usaha (Darsono dan
Ashari 2005). Beberapa yang dimasukkan merupakan yang perlu dilihat
pergerakan aktivitasnya selama tahun 2008-2013. Laba rugi yang menggambarkan
kinerja yang tercermin dari laba yaitu selisih pendapatan dan biaya selama satu
periode (Prihadi 2008).

Persentase

Analisis Trend terhadap Laba Rugi
940.00
840.00
740.00
640.00
540.00
440.00
340.00
240.00
140.00
40.00
Penjualan (%)
HPP (%)
Laba Usaha (%)
Laba Sebelum Pajak
(%)
Laba Bersih (%)

2008
100.00
100.00
100.00

2009
102.10
107.94
104.90

2010
103.15
91.70
221.03

2011
134.65
125.11
397.02

2012
148.64
131.97
609.50

2013
147.85
132.64
221.50

100.00

47.14

145.01

267.13

657.97

191.57

100.00

45.01

166.80

323.47

923.81

229.26

Gambar 4 Analisis trend horizontal terhadap laporan laba rugi

13
Berdasarkan Gambar 4 diatas dapat diketahui bahwa laba sebelum pajak
tahun 2009 merupakan nilai terendah dibandingkan dengan tahun awal, hal ini
disebabkan bunga pinjaman dan kerugian penjualan barang barter yang harus
ditanggung perusahaan meningkat dibandingkan sebelumnya. Pembelian terhadap
barang cetakan dan beban pabrikasi pada beban pokok penjualan barang cetakan
pada tahun 2010 yang menurun menyebabkan HPP turun menjadi Rp95 994 345.
Kenaikan laba usaha pad tahun 2012 yang cukup signifikan menjadi 608.50% hal
ini disebabkan adanya pemasukan pendapatan operasi lain khususnya keuntungan
penjualan aset tetap yang mempengaruhi pertambahan laba usaha tersebut. Pada
tahun 2012 juga terjadi penurunan terhadap HPP koran dan iklan koran
dibandingkan tahun sebelumnya yang relatif selalu naik. Sementara itu pada tahun
2013, penjualan kertas dan koran mengalami penurunan dibanding sebelumnya
berdampak turunnya persentase penjualan, selain itu kenaikan pada beban kantor
dan gaji non produksi yang diikuti penurunan penjualan aset tetap membuat
penurunan yang signifikan mulai pada laba usaha dibandingkan pada tahun 2012.
Laporan dengan Prosentase per Komponen
Laporan keuangan selain dapat dilihat berdasarkan tahun dasar,
membandingkan bagian dalam pos dengan total posnya juga dapat dilakukan.
Common Size statement atau Laporan dengan prosentase per komponen juga dapat
melihat seberapa besar komponen tersebut berpengaruh terhadap posnya. Ini
merupakan bagian daripada analisis trend yang melihat laporan keuangan
konsolidasi secara vertikal. Pada aktiva komponen yang akan dilihat antara lain
persediaan, piutang, kas dan aset tetap, sementara itu untuk passiva (total hutang
dan modal) yaitu liabilitas dan utang bank. Tidak hanya dari neraca komponen ini
juga akan melihat pada laporan laba rugi khususnya HPP dan laba usaha terhadap
penjualan.

14

Prosentase per Komponen
120.00
100.00

Persentase

80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
-20.00
-40.00

2008
Kas : Total Aset (%)
2.87
Piutang : Total Aset (%)
33.25
Persediaan : Total Aset
5.85
(%)
Aset Tetap : Total Aset
46.21
(%)
Utang bank : Total
22.09
Kewajiban (%)
Utang usaha : Total
15.84
Kewajiban (%)
Liabilitas Imbalan kerja :
15.47
Total Kewajiban (%)
Saham : Ekuitas (%)
103.64
Agio Saham : Ekuitas (%) 31.58
Laba : Ekuitas (%)
-35.21
HPP : Pendapatan (%)
59.03
Laba Sebelum Pajak :
3.00
Pendapatan (%)
Laba Usaha : Pendapatan
1.81
(%)

2009
3.12
35.51

2010
12.56
27.55

2011
4.34
31.40

2012
8.21
33.28

2013
8.71
24.95

5.83

5.43

5.85

6.65

4.97

44.11

37.83

42.90

36.09

40.23

34.65

32.54

28.60

30.71

49.73

7.23

7.51

7.57

11.93

4.85

19.12

20.07

21.97

28.81

28.14

101.54
30.94
-32.48
62.41

94.46
28.78
-23.24
52.48

83.21
25.35
-8.56
54.85

62.08
18.92
19.00
52.42

58.75
17.90
22.54
52.96

1.39

4.22

5.96

13.29

3.89

0.80

2.93

4.35

11.25

2.81

Gambar 5 Prosentase per Komponen
Berdasarkan Gambar 5 dapat kita ketahui bahwa aktiva hampir sebagian
besar diperoleh dari aset tetap perusahaan yang diikuti dengan piutang perusahaan.
Hal itu berarti bila ada kebutuhan mendesak perusahaan lebih sering
menggunakan piutang usaha untuk memenuhinya. Penjualan tanah dan bangunan
berdampak pada penurunan prosentase aset tetap menjadi terendah selama 6 tahun
terakhir. Selain itu pada periode 2008 sampai 2013, perusahaan tidak hanya
menjual tanah dan bangunan tetapi membeli bahkan menjual mesin produksi.
Sementara itu untuk kewajiban/utang, perusahaan sebagian besar
mengandalkan pada bank untuk kelancaran usahanya dibandingkan melakukan
utang dengan pihak relasi. Selain itu perusahaan melakukan imbalan kerja
karyawan dan penyisihan imbalan pasca kerja untuk karyawannya yang tiap tahun
mengalami kenaikan. Besarnya saham dan agio saham perusahaan selalu konstan,
namun karena kerugian dan keuntungan yang dialami perusahaan membuat

15
besarnya prosentasenya selalu berubah. Hal ini terlihat dengan grafik antara
saham dan laba yang bergerak secara terbalik. Pendapatan yang didapatkan
perusahaan lebih dari setengahnya digunakan untuk menutupi beban pokok
penjualan. Semakin besarnya beban operasi dan administrasi yang harus
ditanggung perusahaan membuat keuntungan dari pendapatan yang dihasilkan
mengalami penurunan.
Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Hasil dari
analisis rasio keuangan ini akan menggambarkan kondisi keuangan dan
perkembangan keuangan dari perusahaan dalam kurun periode 2008-2012.
Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
jangka pendek (Prihadi 2008). Dimana kewajiban jangka pendek merupakan
utang yang wajib dibayarkan dalam waktu satu tahun. Rasio yang digunakan
untuk menggambarkan rasio likuiditas antara lain rasio lancar, rasio kas dan rasio
modal kerja bersih.

Persentase

Rasio Likuiditas
300.00
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00

2008
Rasio Lancar (%)
148.90
Rasio Kas (%)
8.66
Modal Kerja Bersih
48.90
(NWC)(%)

2009
164.01
9.94

2010
172.82
37.34

2011
201.14
16.48

2012
265.12
36.22

2013
260.95
40.69

64.01

72.82

101.14

165.12

160.95

Gambar 6 Rasio likuiditas
Berdasarkan Gambar 6 diatas dapat diketahui bahwa rasio lancar maupun
rasio kas mengalami pergerakan yang tidak sama, Hal ini berarti kas saja tidak
dominan bagi perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar yang harus di penuhi,
bahkan belum mencukupi untuk memenuhi sendiri kewajiban lancarnya. Hal ini
dibuktikan pada saat kas yang mengalami penurunan menjadi Rp7 660 274 pada
tahun 2011, menyebabkan perusahaan mengandalkan piutang usaha untuk
memenuhi kewajiban lancar sehingga dapat menaikkan angka rasio lancar
menjadi 201.14%. Penurunan kas pada tahun tersebut diakibatkan penarikan oleh
perusahaan kas di bank maupun deposito terhadap dollar Amerika. Menurut
Dwanintyas (2014), Semakin besar nilai rasio lancar menunjukkan bahwa
semakin kuat perusahaan mampu menjamin setiap kewajibannya dengan aset

16
lancarnya. Pada Gambar 6 terlihat perusahaan terus mengalami penguatan dalam
menjamin setiap kewajibannya walaupun pada akhir tahun 2013 perusahaan
mengalami sedikit penurunan yang diakibatkan karena kenaikan kewajiban yang
cukup tinggi.
Rasio kas menggambarkan penggunaan kas dan setara kas dalam
memenuhi kewajiban lancarnya. Seiring perkembangan perusahaan, kas yang
dimiliki oleh perusahaan relatif terus bertambah, hal itu membuat perusahaan
memperbanyak bank untuk menyimpan asetnya. Tercatat pada tahun 2013 kas
perusahaan sudah tersebar dalam 10 bank dalam bentuk rupiah dan 3 bank dalam
bentuk dollar Amerika, tetapi hal tidak menjamin kenaikan rasio yang ada, karena
kenaikan kewajiban lancar yang lebih besar dibandingkan kenaikan aset lancar,
membuat adanya penurunan terhadap rasio lancar dan modal kerja bersih di tahun
2013. Walaupun menurut Gambar 6 kas dan setara kas hanya dapat memenuhi
setengah dari kewajiban yang ada.
Pada rasio modal kerja bersih menggambarkan bahwa perusahaan masih
mempunyai dana yang cukup ketika aset lancar digunakan sepenuhnya untuk
membiayai kewajiban lancar. Pada tahun 2012 sisa uang setelah digunakan untuk
membayar kewajiban lancarnya memiliki jumlah yang paling besar. Tidak heran
pada tahun tersebut, perusahaan menerbitkan aplikasi untuk telepon genggam agar
dapat mengakses berita melalui aplikasi tersebut. Selain itu tidak adanya
kekhawatiran bagi para kreditor ketika perusahaan melakukan peminjaman,
karena perusahaan dapat melunasinya dan tetap menjalankan dan
mengembangkan usahanya.
Rasio Solvabilitas
Solvabilitas sangat diperhatikan oleh kreditor (Prihadi 2008). Pada rasio
ini lebih melibatkan kewajiban yang dimiliki perusahaan, menurut hasil survei
Journal of Applied Corporate Finance 2002 fleksibilitas keuangan menempati
urutan pertama perusahaan melakukan peminjaman (Prihadi 2008). Rasio ini
berisikan gambaran bagaimana kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajibannya jika perusahaan tersebut mengalami likuidasi. Beberapa komponen
yang diteliti dalam penelitian ini adalah rasio total kewajiban terhadap aset, rasio
total kewajiban terhadap ekuitas dan times interest earned.

17

Rasio Solvabilitas
Persentase

760.00
640.00
520.00
400.00
280.00
160.00
40.00

2008

2009

2010

2011

2012

2013

DAR (%)

47.95

48.17

50.32

50.59

45.03

50.10

DER (%)

92.40

92.92

101.30 102.39

81.93

100.41

Times Interest Earned
138.48
(%)

43.96

111.74 123.61 798.80 233.51

Gambar 7 Rasio solvabilitas
Berdasarkan Gambar 7 diatas terlihat jelas bahwa aktivitas yang dilakukan
antara rasio kewajiban terhadap aset dan kewajiban terhadap ekuitas relatif
bergerak sejalan. Rasio kewajiban kewajiban terhadap aset digunakan untuk
mengukur total aktiva yang dibiayai dari pinjaman (Adriata 2012). Tidak jauh
berbeda, rasio kewajiban terhadap ekuitas menunjukkan seberapa besar ekuitas
yang dimiliki dapat menjamin hutang yang dimiliki oleh perusahaan, dimana
semakin kecil angka rasio ini menunjukkan kondisi yang semakin baik. (Adriata
2012). Penurunan nilai rasio pada tahun 2012 disebabkan kenaikan ekuitas
maupun aset yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan kewajiban
perusahaan. Berdasarkan Gambar 7, rasio kewajiban terhadap aset lebih rendah
dibandingkan rasio kewajiban terhadap ekuitas, hal ini berarti aset lebih mampu
membayar kewajiban jangka panjangnya dibandingkan dengan ekuitas.
Semakin kecil nilai rasio hal itu berarti komponen tersebut dapat
membayar kewajibannya, dimana nilai kewajiban terhadap aset paling besar
mencapai nilai 50.59% sementara kewajiban terhadap ekuitas selalu diatas 80%.
Menurut Sinurat (2013), perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan
mempunyai aset yang cukup untuk membayar seluruh hutang-hutangnya. Hal ini
berarti, aset lebih solvabel dalam membayarkan kewajibannya dibandingkan
dengan ekuitasnya, pada tahun 2012 merupakan tahun paling solvabel karena pada
tahun tersebut rasio kewajiban terhadap aset mencapai nilai terendah selama
periode tahun 2008 sampai tahun 2013.
Times interest earned menggambarkan tingkat keamanan suatu investasi
pada perusahaan. Oleh karena itu berdasarkan Gambar 7 keamanan terhadap
investasi yang dilakukan terbaik dari periode 2008 hingga 2013 yaitu pada tahun
2012 ketika rasio times interest earned mencapai nilai 798.8%. Penurunan EBIT
pada tahun 2009 mengakibatkan rasio times interest earned mempunyai nilai
terendah yaitu 43.96%, hal ini berarti tingkat keamanan terhadap investasi paling
tidak aman terjadi pada tahun 2009. Hal ini kemudian dapat diperbaiki oleh
perusahaan dimana pada tahun berikutnya rasio tersebut mengalami kenaikan
walaupun masih dibawah tahun sebelumnya.

18
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas lebih menekankan dalam perusahaan memperoleh
return dari usaha yang telah dilakukannya. Hal ini disebabkan perusahaan berdiri
untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya sehingga inilah yang menjadi
perhatian utama dari manajer perusahaan dan juga investor. Menurut Prihadi
(2008) perhitungan terhadap profitabilitas tersebut dikelompokkan menjadi return
on sales, return on asset dan return on equity. Pada penelitian ini akan melihat
dari ketiga kelompok tersebut dimana return on sales akan digambarkan melalui
net profit margin.

Rasio Profitabilitas
26.00

Persentase

19.50
13.00
6.50
0.00
net profit margin (%)
ROA (%)
ROE (%)

2008
1.81
2.38
4.59

2009
0.80
1.05
2.02

2010
2.93
3.46
6.97

2011
4.35
5.89
11.91

2012
11.25
13.95
25.38

2013
2.81
2.97
5.96

Gambar 8 Rasio profitabilitas
Berdasarkan Gambar 8 diatas dapat terlihat bahwa rasio net profit margin,
ROA dan ROE mengalami pergerakan yang sama dengan nilai persentase yang
berbeda tergantung dari besarnya pembagi rasio tersebut. Peran pergerakan laba
bersih sangat berdampak pada rasio ini. Hal tersebut terlihat dari penurunan nilai
rasio pada tahun 2009 hal ini disebabkan oleh laba bersih yang diterima
perusahaan Rp1 444 208 paling rendah selama periode 2008 sampai 2013.
Semakin besar rasio ROA dan ROE hal ini berarti semakin baik tingkat
pengembalian baik terhadap aset maupun terhadap pemegang saham. Tingkat
pengembalian terhadap para pemegang saham lebih baik daripada terhadap aset,
hal ini terlihat dari nilai rasio ROE yang lebih besar daripada nilai rasio ROA.
ROE juga menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan modal sendiri
dalam menjalankan usahanya. Menurut Dwanintyas (2014) semakin tinggi rasio
ini berarti semakin baik, artinya, posisi pemilik perusahaan semakin kuat.
Net Profit Margin dapat menunjukkan pendapatan bersih perusahaan.
Semakin besar angka rasio ini, semakin baik laba dan hasil penjualannya
(Dwanintyas 2014). Hal ini dapat diartikan setiap rupiah yang dihasilkan dari laba
bersih hanya dapat membiayai kurang dari 12% penjualan perusahaan. Akibat
besarnya bunga pinjaman dan kerugian penjualan barang barter pada tahun 2009
mengakibatkan net profit margin mengalami penurunan pada laba bersih
perusahaan. Penurunan HPP pada tahun 2010 dapat menaikkan net profit margin

19
menjadi 2.93%, itu berarti setiap 100 penjualan yang didapat diperoleh 2.93 laba
bersihnya.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas atau turnover menggambarkan aktivitas perusahaan terkait
dana pada aset. Rasio aktivitas dikelompokkan menjadi short-term activity dan
long-term activity, dimana short-term activity digambarkan perputaran persediaan
sementara itu long-term activity digambarkan perputaran total aset.

Persentase

Rasio Aktivitas
1500.00
1300.00
1100.00
900.00
700.00
500.00
300.00
100.00

2008
2009
2010
2011
2012
2013
perputaran persediaan
1326.56 1418.91 1168.52 1400.14 1130.10 1050.99
(%)
perputaran aktiva total
131.54 132.85 125.17 144.33 135.58 114.04
(%)

Gambar 9 Rasio aktivitas
Berdasarkan Gambar 9 diatas diketahui bahwa pergerakkan perputaran
aktiva total cenderung lebih stabil dengan kenaikan atau penurunan yang tidak
terlalu signifikan. Kenaikan penjualan bukan berarti akan menyebabkan nilai
perputaran aktiva total akan selalu naik, hal ini terlihat pada gambar di atas
dimana pada tahun 2010 dan 2012 mengalami penurunan dibandingkan tahun
sebelumnya. Pada rasio tersebut terlihat bahwa setiap aktiva yang digunakan dapat
dihasilkan kembali dari pendapatan penjualan perusahaan. Walaupun setengah
dari pendapatan yang diperoleh digunakan untuk menutupi HPP. Kenaikan ratarata aktiva total dan penurunan pendapatan pada tahun 2013 ternyata memberikan
dampak penurunan pada perputaran aktiva total. Perusahaan penerbitan dan
percetakan memiliki rasio perputaran aktiva total yang baik, karena setiap Rp1
total aset yang dimiliki oleh perusahaan menghasilkan penjualan mencapai
Rp1.44 pada tahun 2011 maka perusahaan optimal dalam menginvestasikan
asetnya.
Sementara itu perputaran persediaan mengalami pergerakan yang
fluktuatif dengan penurunan terendah menjadi 1050.99% pada tahun 2013. Hal ini
berarti pada tahun 2013 perusahaan memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mengubah persediaan yang ada untuk mendukung penjualan perusahaan. Selain
itu dapat diartikan juga perusahaan berusaha mengelola persediaan perusahaan
secara produktif serta berusaha mengurangi risiko persediaan dari kerusakan atau
usang dilihat dari umur persediaan yang semakin pendek pada tahun tersebut. Hal
ini disebabkan adanya kenaikan rata-rata persediaan perusahaan sementara itu

20
HPP perusahaan tidak mengalami penambahan yang signifikan. Sementara itu
penurunan pada tahun 2010 disebabkan oleh penurunan HPP perusahaan menjadi
Rp95 994 345. Pada tahun tersebut perusahan berhasil menjual produknya yaitu
majalah Tempo lebih dari 100% atau dapat dikatakan perusahaan melakukan
cetakan ulang untuk memenuhi permintaan.
Peramalan
Peramalan atau forcasting terhadap keempat rasio keuangan menggunakan
data triwulan setiap tahunnya. Peramalan yang dilakukan menggunakan metode
time series khususnya trend analysis dengan membandingkan nilai MAD yang
terkecil untuk mendapatkan hasil peramalan yang lebih akurat. Bila ditemukan
MAD yang sama lalu dilihat kembali nilai MAPE dan MSD yang terkecil. Berikut
ini merupakan hasil MAD terkecil pada setiap indikator dalam rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas.
Tabel 3. Nilai MAD Rasio Keuangan
No
1

2

3

4

Rasio
Rasio Likuiditas
Rasio Lancar
Rasio Kas
Rasio Modal Kerja Bersih
Rasio Solvabilitas
Rasio total kewajiban terhadap
aset
Rasio total kewajiban terhadap
ekuitas
Times interest earned
Rasio Profitabilitas
Return on asset
Return on equity
Net profit margin.
Rasio Aktivitas
Perputaran Persediaan
Perputaran aktiva total

MAD

Persamaan

0.15326
0.0429
0.1533

Yt = 1.524 – 0.0342*t + 0.00392*t**2
Yt = 0.052 * (1.0770**t)
Yt = 0.524 – 0.0342*t + 0.00392*t**2

0.02560

Yt = 0.4720 + 0.00810*t – 0.000361*t**2

0.1021

Yt = 0.9076 + 0.0303*t – 0.001362*t**2

1.1581

Yt = 0.02 + 0.039*t + 0.00641*t**2

0.018
0.036
0.0176

Yt = -0.0024 + 0.00212*t