Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
MEDAN
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
DRAFT SKRIPSI
OLEH
RIZKI TAMPUBOLON 040502016
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
(2)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
ABSTRAK
Rizki Tampubolon (2009). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dosen Pembimbing; Dra. Nisrul Irawati, MBA. Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. Penguji I; Drs. Syahyunan, M.Si dan Penguji II; Dra Friska Sipayung, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Sektor Perkebunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini digunakan analisis rasio keuangan, dimana rasio tersebut adalah Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE). Periode penelitian dimulai pada tahun 2002-2007. Hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini adalah ada pengaruh kinerja keuangan yang diwakili oleh Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE) terhadap Return Saham pada sektor perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Metode analisis yang digunakan untuk melihat Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Sektor Perkebunan adalah analisis deskriptif dan statistik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji signifikansi individual (uji statistik t) dan uji signifikansi simultan (uji statistik F) dengan alfa=5%. Penganalisisan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 14.00 for Windows.
Hasil uji serempak (uji F) menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Return Saham. Hal ini dapat dilihat dari hasil SPSS 14.0 yang menunjukkan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari alpha (4,107<0,05). Artinya kinerja keuangan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Hasil uji signifikansi individual (uji statistik t) menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang diwakili oleh Earning per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap return saham dimana tingkat signifikansinya lebih kecil dari alpha yaitu (0,023<0,05), Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap return saham dimana tingkat signifikansinya lebih kecil dari alpha yaitu (0,021<0,05), Debt to Equity Ratio (DER) tidak terdapat pengaruh yang
(3)
signifikan terhadap return saham dimana tingkat signifikansinya lebih besar dari alpha yaitu (0,886>0,05), Return on Investment (ROI) berpengaruh signifikan terhadap return saham dimana tingkat signifikansinya lebih kecil dari alpha yaitu (0,015<0,05), dan Return on Equity (ROE) tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return saham dimana tingkat signifikansinya lebih besar dari alpha yaitu (0,247>0,05).
Kata kunci: Kinerja Keuangan, Return Saham Sektor Perkebunan, Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Investment (ROI), dan Return on Equity (ROE).
(4)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat, rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya, sehingga skripsi
dengan judul: “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Perusahaan
Perkebunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dapat terselesaikan dengan
lancar.
Ucapan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dengan segala kerendahan
hati, maka penulis sangat perlu untuk menyampaikan rasa terima kasih serta rasa
hormat kepada:
1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang juga
sebagai dosen pembimbing saya.
4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen penguji I yang telah
meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi
(5)
5. Ibu Dra. Friska Sipayung, MSi selaku Dosen Penguji II yang telah
meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi
kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Prof. Dra. Lisa Marlina, MSi selaku Dosen Wali penulis selama
mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
7. Seluruh Staf Pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan baik.
8. Seluruh staf dan pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara yang telah membantu penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan baik.
9. Kedua Orang Tuaku yang sangat aku cintai dan kasihi, Binaren
Tampubolon dan Tionur Simbolon (Almarhum). Terimakasih atas doa,
motivasi dan dukungan secara moril maupun materiil sehingga penulis
dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan baik.
10.Untuk adik-adikku yang kukasihi, Serwinto Tampubolon, Tria Novita
Tampubolon. Terima kasih atas motivasi dan doanya selama ini.
11.Kepada teman-temanku, Felix Kurniawan, Sumarfin Purba, Armando
Akselanor, Maria Roselina Simanungkalit, Ester Simamora, Ronal
Reagen, Adi Kuasa Nst, Anggota Imam (Ikatan Mahasiswa Advent
Medan) yang memberikan dorongan motivasi bagi saya.
(6)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
13.Semua pihak, rekan, sahabat, yang namanya tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu, terimakasih atas dukungannya selama ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
peneliti lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen
Manajemen Universitas Sumatera Utara.
Medan, Agustus 2009 Penulis
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR...ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Kerangka Konseptual ... 5
D. Hipotesis ... 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
1. Tujuan Penelitian ... 7
2. Manfaat Penelitian ... 8
F. Metode Penelitian ... 9
1. Batasan Operasional ... 9
2. Definisi Operasional ... 9
3. Populasi dan Sampel ... 12
4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 12
5. Jenis dan Sumber Data ... 13
6. Teknik Pengumpulan Data ... 13
7. Metode Analisis Data... 14
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 19
B. Kinerja Keuangan ... 20
1. Pengertian Kinerja Keuangan ... 21
2. Pengukuran Kinerja Keuangan ... 20
C. Saham ... 23
1. Pengertian Saham ... 23
2. Return Saham ... 23
3. Manfaat Kepemilikan Saham ... 27
4. Risiko Kepemilikan Saham ... 28
(8)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 33
B. Gambaran Umum Perusahaan Perkebunan ... 37
1. PT Astra Agro Lestari Tbk ... 37
2. PT Citra Kebun Raya Agri Tbk ... 38
3. PT Gozco Tbk ... 38
4. PT PP London Sumatera Tbk ... 39
5. PT Smart Tbk ... 39
6. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk ... 39
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA A. Analisis Deskriptif ... 41
1. Deskripsi Nilai Variabel Earning per Share (EPS) ... 41
2. Deskripsi Nilai Variabel Price Earning Ratio (PER) ... 42
3. Deskripsi Nilai Variabel Debt to Equity Ratio (DER) ... 43
4. Deskripsi Nilai Variabel Return on Investment (ROI) ... 45
5. Deskripsi Nilai Variabel Return on Equity (ROE) ... 46
6. Deskripsi Nilai Variabel Return Saham ... 47
B. Uji Asumsi Klasik ... 48
C. Regresi Linier Berganda ... 55
D. Pengujian Hipotesis ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA
(9)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman Tabel 1.1 Price Earning Ratio (PER), dan return saham perusahaan
perkebunan periode 2002 hingga 2008 ... 2
Tabel 1.2 Nama-nama sampel perusahaan perkebunan ... 12
Tabel 4.1 Earning per Share (EPS) Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2008 ... 41
Tabel 4.2 Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2008 ... 42
Tabel 4.3 Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2008 ... 44
Tabel 4.4 Return on Investment (ROI) perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2008 ... 45
Tabel 4.5 Return on Equity (ROE) Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2008 ... 46
Tabel 4.6 Return Saham Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2008 ... 47
Tabel 4.7 Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 50
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas ... 51
Tabel 4.9 Uji Autokorelasi ... 52
Tabel 4.10 Uji Heterokedastisitas ... 54
Tabel 4.11 Hasil Estimasi Regresi ... 55
Tabel 4.12 Annova (b) ... 57
(10)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 7
Gambar 4.1 Histogram Dependent Variable (Return Saham) ... 48
Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ... 49
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan pasar yang memperdagangkan surat-surat
berharga seperti saham, obligasi, waran, right, dan berbagai produk
turunan (derivative) seperti opsi, futures, forward, dan produk turunan
lainnya.
Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang memobilisasi
dana masyarakat dengan menyediakan sarana atau tempat untuk
mempertemukan pembeli dan penjual. Dalam hal ini, pasar modal
memiliki fungsi ekonomi yaitu menyediakan fasilitas atau wahana yang
mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki dana lebih
dan pihak yang memerlukan dana.
Salah satu instrumen pasar modal yang paling banyak dikenal
masyarakat adalah saham. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas
asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Perusahaan yang
telah menerbitan sahamnya di pasar modal disebut dengan perusahaan
terbuka (Go Public). Perusahaan-perusahaan yang sudah go public terdiri
dari berbagai macam jenis perusahaan yang dibagi berdasarkan bidang
usahanya kedalam sektor tertentu. Salah satunya adalah sektor
perkebunan.
Berdasarkan pernyataan tersebut perlu diteliti tentang ketertarikan
investor berinvestasi pada sektor perkebunan ini. Investor tentu sangat
(12)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
return (keuntungan) saham yang tinggi. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi saham. return dapat berupa return
realisasi (realized return) yaitu return yang telah terjadi atau return
ekspektasi (expected return) yaitu return yang diharapkan akan terjadi di
masa yang akan datang (Jogiyanto, 2003:109). Untuk memperoleh
pendapatan yang tinggi tentunya ada faktor-faktor yang harus diperhatikan
dan dipertimbangkan oleh investor.
Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat
(investor) bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, perluasan
usaha dan diversifikasi produk. Untuk menarik investor, perusahaan harus
mampu menunjukkan kinerja keuangannya. Investor tertarik dengan
saham yang memiliki return positif dan tinggi karena akan meningkatkan
kesejahteraan investor. Sebelum Investor melakukan investasi maka
investor terlebih dahulu melakukan analisis kinerja keuangannya dengan
menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukurnya sehingga kinerja
keuangan perusahaan berkaitan dengan return saham perusahaan dapat
diketahui (Husnan, 2003 :44).
Berikut ini adalah data tabel Price Earning Ratio (PER) dan return
(13)
Tabel 1.1
Price Earning Ratio (PER), dan return saham Perkebunan Tahun 2002-2008
Emiten AALI CKRA GZCO LSIP SMAR UNSP
Periode PER
Ret.
Saham PER
Ret. Saham PER
Ret. Saham PER
Ret. Saham PER
Ret. Saham PER
Ret. Saham
2002 5,02 0,43 90,53 0,15 4,4 5,98 8,3 40,04 7,55 20,83 8,33 49,7 2003 8,2 0,87 89,67 0,65 9,5 1,13 7,5 32,82 8,15 13,9 9,66 15,41 2004 6,09 0,68 122,86 0,56 3,4 0,02 6,31 26,18 8,54 6,32 7,56 14,42 2005 9,76 0,01 160,2 2,25 6,7 0,09 9,08 15,17 8,97 20,53 8,36 12,22 2006 25,2 3,27 53,41 0,5 9,5 0,22 23,9 16,94 16,7 22,8 11,1 15,6 2007 22,34 1 95,62 7 7,9 0,32 21,1 23,53 16 15,73 47,5 18,4 2008 32,85 2,33 65 5 2,7 0,22 22 25,3 17 13,23 56,1 20,11
Sumber: www.idx.co.id (2008)
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa kinerja
keuangan yang diukur dengan Price Earning Ratio (PER) yang cenderung
meningkat tidak selalu mengindikasikan suatu perusahaan itu return
sahamnya meningkat demikian juga sebaliknya bahwa Price Earning
Ratio (PER) cenderung menurun tidak selalu mengindikasikan suatu perusahaan itu Return Sahamnya akan menurun. Kasus ini dapat dilihat
pada emiten AALI (Astra Agro Lestari, Tbk) dimana periode 2004 sampai
2005 Price Earning Ratio (PER) mengalami kenaikan dari 6,09 menjadi
9,76 tetapi pada periode yang sama return sahamnya mengalami
penurunan dari 0,68 menjadi 0,01. Pada emiten CKRA (Citra Kebun Raya
Agri, Tbk) dimana PER mengalami kenaikan periode 2003 sampai 2004
dari 89,67 menjadi 122,86 namun pada periode yang sama return
sahamnya mengalami penurunan dari 0,65 menjadi 0,56. Begitu juga
kasus pada emiten GZCO (Gozco, Tbk), emiten SMAR (Smart, Tbk), dan
emiten UNSP (Bakrie Sumatera Plantaiton, Tbk) dimana Rasio PER-nya
tidak berbanding lurus dengan perubahan return sahamnya. Oleh karena
(14)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
lain yang diangkat dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi return
saham perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dengan menggunakan data keuangan tahun 2002-2008. Variabel yang
diangkat dalam penelitian ini adalah EPS, PER, DER, ROI, dan ROE yang
merupakan rasio-rasio keuangan sekaligus sebagai alat ukur kinerja
keuangan. Variabel EPS atau Earning per Share adalah kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba, yang kemudian dibagikan kepada
pemegang saham, semakin besar variabel ini semakin baik. Variabel PER
atau Price Earning Ratio adalah rasio harga terhadap pendapatan yang
menerangkan seberapa besar investor mau membayar setiap rupiah laba
yang dilaporkan, semakin besar variabel ini semakin baik. Variabel DER
atau Debt to Equity Ratio merupakan rasio hutang terhadap modal yang
menerangkan sejauh mana modal pemilik menutupi utang-utang terhadap
pihak luar, semakin kecil rasio ini semakin baik. Variabel ROI atau
Return on Investment merupakan alat ukur sejauh mana efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang
dimikinya, semakin besar variabel ini semakin baik. Variabel ROE atau
Return on Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi
seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen,
semakin besar variabel ini semakin baik. Dengan kelima variabel tersebut
sebagai alat ukur kinerja keuangan maka peneliti tertarik dengan memberi
judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham
(15)
B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
“Apakah kinerja keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER,
DER, ROI, dan ROE berpengaruh terhadap return saham perusahaan
perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”.
C. Kerangka Konseptual
Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa
yang akan datang (Yogiyanto, 2003:109). Return yang didapatkan
diperoleh jika harga saham sekarang lebih tinggi dari harga saham periode
lalu maka terjadi keuntungan modal (capital gain), dan sebaliknya apabila
harga saham sekarang lebih rendah dari harga saham periode lalu maka
terjadi kerugian modal (capital loss).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham adalah
sebagai berikut (Yogiyanto, 2003:109):
1. Harapan investor terhadap tingkat keuntungan dividen untuk masa
yang akan datang. Jika pendapatan atau dividen suatu saham stabil
maka harga saham cenderung stabil. Sebaliknya jika pendapatan atau
dividen suatu saham berfluktuasi maka harga saham cenderung akan
(16)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
2. Tingkat pendapatan perusahaan. Tingkat pendapatan perusahaan yang
tercermin dari EPS (Earning per Share) berhubungan erat dengan
peningkatan harga saham. Apabila fluktuasi EPS makin tinggi maka
semakin tinggi juga perubahan harga sahamnya.
3. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian saat ini dan sekarang
salah satunya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian masa lalu.
Apabila kondisi perekonomian stabil dan mantap maka investor
optimis terhadap kondisi perekonomian yang akan datang sehingga
harga saham cenderung stabil.
4. Di samping dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut di atas, harga
saham juga dipengaruhi oleh psikologis pembeli, tindakan irasional
yaitu ikut-ikutan membeli saham, kondisi perusahaan, tingkat suku
bunga, harga komoditas, kondisi perekonomian, faktor investasi,
inflasi, permintaan dan penawaran dan sebagainya. Resmi (2002)
menyatakan bahwa salah satu faktor penting yang mempengaruhi
pengharapan investor adalah kinerja keuangan dari tahun ke tahun.
Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi petunjuk arah naik
turunnya harga saham suatu perusahaan. Membeli saham adalah
membeli sebagian atau suatu kekayaan atau keuntungan perusahaan
serta hak-hak lain yang melekat padanya. Oleh karena itu, harga saham
lebih banyak ditentukan oleh reputasi atau performance perusahaan itu
sendiri dibandingkan faktor-faktor lainnya. Secara umum kinerja
keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan keuangan yang
(17)
keuangan. Kerangka hubungan kinerja perusahaan dengan return
saham sebagai berikut :
Sumber : Brigham dan Eugene (2003) Gambar` 1.1 : Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
Dari kerangka konseptual dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan,
dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:
“Kinerja keuangan yang terdiri dari EPS, PER, DER, ROI, dan ROE
berpengaruh terhadap return saham perusahaan perkebunan di Bursa Efek
Indonesia.”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang dilihat dari rasio EPS, PER,
DER, ROI, dan ROE terhadap return saham perusahaan perkebunan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Return Saham (Y) Kinerja Keuangan (X) :
1. Earning per Share (EPS)(X1)
2. Price Earning Ratio (PER)(X2)
3. Debt to Equity Ratio (DER)(X3)
4. Return on Investment (ROI)(X4)
(18)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan,
pengetahuan mengenai pasar modal terutama kinerja keuangan dan
return saham serta merupakan kesempatan untuk mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dukungan empiris
berkaitan dengan penelitian sejenis untuk para akademisi.
3. Bagi Perusahaan Perkebunan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
nantinya dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya yang
berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.
4. Bagi Investor
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan investor sebagai
alat bantu dalam mempertimbangkan keputusan investasinya di pasar
modal.
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka penulis
(19)
a. Kinerja keuangan yang dimaksud dalam penelitian ini diukur dengan
rasio EPS, PER, DER, ROI, dan ROE.
b. Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan perkebunan kelapa
sawit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Laporan keuangan yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan
perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2002
hingga 2008.
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional variabel di dalam peneluitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Return Saham (Y)
Return saham yang digunakan adalah return realisasi (actual return) yang merupakan capital gain/capital loss yaitu selisih antara harga
saham periode saat ini (Pt) dengan harga saham pada periode
sebelumnya (Pt-1). Secara matematis actual return dapat diformulasikan
sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:10):
(
)
1 1
− −
− =
t t t
P P P return Actual
Dimana:
Pt = Harga saham penutupan rata-rata tahunan pada tahun ke-t.
Pt-1 = Harga saham penutupan rata-rata tahunan pada tahun
sebelumnya.
2. EPS (Earning per Share)(X1)
Laba perlembar saham (earning per share/EPS) merupakan
(20)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
biasa (earning available for common stockholders/EACS) dengan
jumlah saham biasa yang beredar (number of outstanding common
stock/NOC). Secara matematis EPS dapat diformulasikan sebagai berikut (Warsono, 2003):
Beredar yang Biasa Saham Jumlah Biasa Saham Pemegang Para bagi Tersedia yang Laba = EPS
Besarnya hasil perhitungan laba per lembar saham menunjukkan laba
yang dapat dibukukan oleh perusahaan untuk setiap unit saham biasa
yang digunakannya.
3. PER (Price Earning Ratio)(X2)
Rasio harga/pendapatan (price earning ratio/PER) memperlihatkan
seberapa besar harga yang para investor bersedia membayar setiap
rupiah laba yang dilaporkan. Rasio ini dapat dihitung dengan formula
sebagai berikut (Warsono, 2003) :
Saham Lembar per Bersih Laba Saham Lembar per Harga = PER
Besarnya hasil perhitungan rasio harga/pendapatan menunjukkan harga
setiap unit yang berlaku untuk setiap pendapatan per lembar sahamnya.
4. DER (Debt to Equity Ratio)(X3)
Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat
menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini
semakin baik. Rasio ini disebut juga rasio leverage. Untuk keamanan
pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang
(21)
resiko leverage ini sebaiknya besar. Rasio ini dapat dihitung dengan
formula sebagai berikut (Sofyan, 2003 :303) :
Modal Utang Total =
DER
5. ROI (Return on Investment)(X4)
Return on Assets (ROA) yang sering disebut juga sebagai Return on Investment (ROI) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio
profitabilitas yang lainnya. Secara matematis ROA dapat dirumuskan
sebagai berikut (Abdullah, 2005:57) :
% 100 Aktiva Total pajak setelah bersih Laba × = ROI
6. ROE (Return on Equity)(X5)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen
dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi
pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan
dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio ini juga mengukur tingkat
pengembalian atas investasi pemegang saham. Secara matematis ROE
dapat dihitung sebagai berikut (Dewi Astuti, 2004):
% 100 Biasa Saham Ekuitas biasa saham pemegang untuk tersedia yang bersih Laba × = ROE
3. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terdaftar di Bursa Efek
(22)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan metode
sampling jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik pengambilan sampel dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel. (Sugiyono, 2005:78)
Tabel 1.2
Sampel Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit
No. Kode Emiten Nama Emiten
1. AALI Astra Agro Lestari Tbk
2. CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk
3. GZCO Gozco Plantations Tbk
4. LSIP PP London Sumatera Tbk
5. SMAR Smart Tbk
6. UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk
Sumber: www.etrading.co.id(05 Desember 2008, pukul 13.00 WIB)
4. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui media internet dengan situs
www.idx.co.id dan www.etrading.co.id.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan April 2009 sampai dengan Agustus
2009.
5. Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
melalui laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dan
e-trading (Member of The Indonesia Stock Exchange/IDX) yang di akses melalui media internet. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
(23)
1. Data perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Data laporan keuangan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2002 hingga 2008.
3. Harga saham masing-masing perusahaan perkebunan yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu harga saham bulanan.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi dokumentasi seperti studi pustaka berupa jurnal, penelitian terdahulu,
dan laporan-laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek
Indonesia.
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah metode analisis dimana data-data
yang ada dikumpulkan, diklasifikasikan, dinalisis dan diinterpretasikan
secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran
mengenai topik yang dibahas.
b. Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas, yakni EPS, PER, DER, ROA dan ROE terhadap variabel terikat
yaitu return saham perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
(24)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang Yi,t= + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Dimana :
Yi,t = Harga saham perusahaan i pada tahun t
X1 = EPS (Earning per Share)
X2 = PER (Price Earning Ratio)
X3 = DER (Debt to Equity Ratio)
X4 = ROA (Return on Asset)
X5 = ROE (Return on Equity)
= intercept (Konstanta)
b1,2,3,4,5 = Koefisien regresi variabel X1,2,3,4,5
e = Error term atau variabel yang tidak diteliti
Sebelum melakukan analisis regresi berganda, agar didapat
perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi
klasik yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :
a. Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai
distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005:110). Jika terdapat
normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan
independen. Model yang paling baik adalah distribusi data normal
atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis grafik
dan Kolmogorov-Smirnov.
b. Multikolinearitas
Multikolinearitas digunakan untuk melihat apakah variabel
(25)
saling berhubungan secara sempurna dan mendekati sempurna.
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat
dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF (variance inflation
factor) melalui program SPSS 14.0 for Windows. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Nilai umum yang bias dipakai adalah
tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al 2008:104).
c. Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya)
(Ghozali, 2005: 95). Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi dideteksi dengan
menggunakan uji Durbin Watson (DW). Menurut Sulaiman (2004),
untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan
pengujian. Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
1) 1,65 < DW < 2,35 = tidak ada autokorelasi
2) 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 = tidak dapat
disimpulkan.
3) DW < 1,21 atau DW > 2,79 = terjadi autokorelasi
d. Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
(26)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
pengamatan yang lain (Ghozali, 2005: 105). Jika varians dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas. Jika varians tidak konstan atau
berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Heterokedastisitas
dalam penelitian ini menggunakan grafik dan Glejser Test.
c. Pengujian Hipotesis
Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik
tersebut akan digunakan untuk menganalsis, melalui pengujian
hipotesis sebagai berikut :
1. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variable terikat.
Bentuk pengujian :
H0 : bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama dari kinerja keuangan (EPS, PER, DER, ROI, dan
ROE) terhadap Return Saham.
Hi : minimal satu dari bi≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari kinerja keuangan (EPS, PER, DER,
ROI, dan ROE) terhadap Return Saham.
Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat signifikan ( ) = 5%. kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah:
(27)
Terima H0 bila Fhitung ≤ Ftabel TolakH0 (terima Hi) bila Fhitung > Ftabel
2. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik -t)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian :
H0 : bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
EPS, PER, DER, ROI, dan ROE secara parsial terhadap Return
Saham.
H1 : bi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari EPS, PER, DER, ROI, dan ROE secara parsial terhadap Return Saham.
Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada
tingkat signifikan ( ) = 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji t ini adalah:
H0 diterima jika : -t tabel ≤t hitung ≤t tabel H1 diterima jika : t hitung > t tabel
(28)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Sunarto (2001) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Rasio
Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur
Di BEJ“, hasil penelitian menyatakan bahwa Debt to Total Assets (DTA) dan
Return on Equity (ROE) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. sedangkan varibel ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Selama periode penelitian tersebut, variabel yang
paling dominan mempengaruhi return saham adalah ROA.
Triyani (2005) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Rasio
Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham Perusahaan Non
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ”, menunjukkan bahwa variabel EPS dan
ROI secara parsial berpengaruh terhadap return saham perusahaan non
manufaktur, sedangkan variabel DTA, GPM, NPM, dan ROE tidak
berpengaruh terhadap return saham perusahaan non manufaktur.
Trisnaeni (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, hasil penelitian menyatakan bahwa Kinerja
Keuangan yang terdiri dari EPS, PER, dan ROE tidak berpengaruh secara
serentak terhadap return saham perusahaan perkebunan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta, namun rasio keuangan yang berpengaruh secara parsial
(29)
Indonesia adalah rasio PER sehingga secara langsung rasio ini dominan
mempengaruhi perubahan return saham perusahaan perkebunan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sedangkan rasio EPS, DER, ROI, dan ROE
tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap return saham.
B. Kinerja Keuangan
1. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan instrumen analisa perusahaan yang
ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan
perusahaan yang bersangkutan (Van Horne, 2003:95). Dengan analisa
rasio keuangan ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan di
bidang keuangan. Analisa rasio keuangan dapat juga dipakai sebagai
sistem peringatan awal (early warning system) terhadap kemunduran
kondisi keuangan perusahaan yang mengakibatkan tidak akan memberikan
kepastian going concern perusahaan khususnya untuk perusahaan yang go
public. Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan
diversifikasi produk. Untuk menarik investor, perusahaan harus mampu
menunjukkan kinerjanya. Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan
menggunakan rasio keuangan. Investor tertarik dengan saham yang
memiliki return positif dan tinggi karena akan meningkatkan
kesejahteraan investor. Investor sebelum melakukan investasi pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melakukan analisis
(30)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
kinerja keuangan perusahaan berkaitan dengan return perusahaan
(Husnan, 2003 :44).
2. Pengukuran Kinerja Keuangan
Pengukuran Kinerja Keuangan dapat dilihat dengan mengukur rasio
EPS, PER, DER, ROI, dan ROE dapat kita lihat sebagai berikut: (Weston,
Van Horne dan Brigham, 2003:83 )
a. EPS (Earning per Share)
EPS merupakan indicator yang menunjukan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang
diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham
(EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan
dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam
perusahaan. EPS dihitung dengan rumus:
beredar saham
Jumlah
Bersih Laba
=
EPS
b. PER (Price Earning Ratio)
Menurut Van Horne (2003) rasio harga dengan penghasilan atau
Price Earning Ratio sering digunakan untuk membandingkan peluang investasi. Suatu rasio harga dan penghasilan saham dihitung dengan
membagi harga pasar per lembar saham (market price share) dengan
penghasilan per lembar saham (PER).
Bersih Laba
saham Harga =
(31)
c. DER (Debt to Earning Ratio)
DER merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang yang
ditanggung oleh perusahaan dan juga sebagai instrumen untuk
mengetahui kemampuan ekuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan
untuk melunasi seluruh kewajibannya (Van Horne 2003:56). DER
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
sendiri Modal Hutang Total = DER
d. ROI (Return on Investment)
Return on Assets (ROA) yang sering disebut juga sebagai Return on Investment (ROI) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. Rumus ROI/ROA sebagai berikut:
= ×100%
Aktiva Total Pajak setelah bersih Laba ROA
e. ROE (Return in Equity)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak
manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian
investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan
sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio ini juga
digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham
biasa maupun saham preferen. Rumus ROE sebagai berikut:
% 100 × = Sendiri Modal pajak setelah bersih Laba ROE
(32)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
C. Saham
1. Pengertian Saham
Saham dapat didefenisikan sebagi surat berharga sebagai bukti
penyertaan atau pemilikan individu maupun intitusi dalam suatu perusahan
(Brigham, 2006:58). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanmkan di perusahaan tersebut.
Saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis yaitu saham
biasa (common stock) dan saham preferen (prefered stock) (Anoraga,
2006:54). Saham biasa (common stock) adalah saham yang menempatkan
pemiliknya pada posisi yang paling junior dalam pembagian dividen dan
hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahan tersebut dilikuidasi.
Sedangkan saham preferen (prefered stock) adalah saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan yang tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan
hasil seperti yang dikehendaki investor (Darmadji, 2006:7). Dari kedua
jenis saham tersebut, saham biasa yang paling banyak diperdagangkan di
pasar modal.
2. Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi. return dapat berupa return realisasi (realized return) yaitu return yang telah terjadi atau return ekspektasi (expected return) yaitu return yang
(33)
Hartono (2000: 107) menyatakan bahwa return abnormal (abnormal
return) merupakan selisih antara return ekspektasi dan return realisasi. Tujuan corporate finance adalah memaksimumkan nilai perusahaan.
Tujuan ini bisa menyimpan konflik potensial antara pemilik perusahaan
dengan kreditur. Jika perusahaan menikmati laba yang besar, nilai pasar
saham (dana pemilik) akan meningkat pesat, sementara nilai hutang
perusahaan (dana kreditur) tidak terpengaruh. Sebaliknya, apabila
perusahaan mengalami kerugian atau bahkan kebangkrutan, maka hak
kreditur akan didahulukan sementara nilai saham akan menurun drastis.
Jadi dengan demikian nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk
mengukur efektivitas perusahaan, sehingga seringkali dikatakan
memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan
kekayaan pemegang saham. Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari
pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham dari
perusahaan yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa berupa
penerimaan dividen tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada
suatu periode.
Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu pasar modal. Apabila harga suatu instrument investasi telah
mencerminkan seluruh informasi yang ada maka return ekspektasi atas
suatu harga saham relatif akan sama dengan return realisasinya. Pada
pasar modal yang telah efisien, seorang investor tidak akan dapat
(34)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
Hal ini tentu saja berlaku dengan asumsi seluruh pelaku pasar bertindak
rasional atas informasi yang diperoleh.
Dalam skala yang lebih besar, suatu informasi dapat
mempengaruhi harga atas suatu aktiva atau bahkan seluruh aktiva yang
ada di pasar modal. Hartono (2000: 351) menyebutkan bahwa perubahan
nilai atas aktiva tersebut memungkinkan akan terjadi adanya pergeseran ke
harga equlibrium yang baru. Harga equilibrium ini akan tetap bertahan
sampai suatu informasi baru lainnya merubahnya kembali ke harga
equilibrium yang baru lagi. Bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap
informasi untuk mencapai harga equlibrium baru inilah yang merupakan
konsep dasar efisiensi pasar. Kecepatan dan keakuratan pasar dalam
bereaksi yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia inilah
yang menjadi dasar untuk menilai efisiensi suatu pasar.
Pasar yang efisien adalah pasar dimana return semua sekuritas
yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia.
Dalam hipotesis pasar modal yang efisien dikatakan bahwa pasar yang
efisien akan bereaksi cepat terhadap informasi yang relevan. Sharpe dan
Brealy dan Myers dalam Indrawijaya (2001) menekankan bahwa
pengertian pasar yang efisien adalah pasar dimana seorang investor tidak
mendapatkan keuntungan yang berlebihan atau abnorm return. Dalam
studi analisa efisiensi pasar modal setengah kuat dengan menggunakan
metode event study, penelitian dilakukan dengan melihat pergerakan
saham selama event windows yang tercermin dari return saham tersebut
(35)
tersebut tidak terjadi. Selisih antara return yang terjadi karena peristiwa
tersebut dan return ekspektasi apabila peristiwa tersebut tidak terjadi
adalah return abnormal.
Untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio
keuangan yang terbagi dalam empat kelompok, yaitu rasio likuiditas,
aktivitas, hutang, dan profitabilitas. Dengan analisis tersebut, para analisis
mencoba memperkirakan return saham dimasa yang akan datang dengan
mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan
faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran return saham. Secara
matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut (Weston,
2004:95) :
(
)
1 1
− −
− =
t t t
P P P return Actual
Dimana :
Pt = Harga saham pada periode ke –t
Pt-1 = Harga saham pada periode ke t-1
Apabila harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham
periode lalu (Pt-1) maka terjadi keuntungan modal (capital gain), dan
sebaliknya apabila harga saham sekarang (Pt) lebih rendah dari harga
saham periode lalu (Pt-1) maka terjadi kerugian modal (capital loss).
3. Manfaat Kepemilikan Saham
Investor yang melakukan pembelian saham, otomatis akan
memiliki hak di dalam perusahaan yang menerbitkannya. Banyak
(36)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
kepemilikan dari investor tersebut. Semakin besar jumlah saham yang
dimiliki investor maka semakin besar juga haknya atas perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut.
Secara umum ada dua manfaat yang bisa diperoleh pembeli
saham yaitu manfaat ekonomis dan manfaat non-ekonomis (Anoraga,
2006:60).
a. Manfaat ekonomis meliputi :
1. Deviden (dividen) adalah pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa
dividen tunai (cash dividen), yaitu kepada setiap pemegang saham
dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap
saham, atau dapat pula berupa dividen saham (stock dividen), yaitu
kepada setiap pemegang saham dividen dalam bentuk saham,
sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah
dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital Gain
Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi
dibandingkan nilai beli yang lebih rendah.
b. Manfaat Non-Ekonomis
Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh pemegang saham adalah
(37)
untuk menentukan jalannya perusahaan. Semakin besar jumlah saham
yang dimiliki investor, maka semakin besar pula hak suaranya dalam
RUPS.
4. Resiko Kepemilikan Saham
Saham dikenal dengan karakteristik “imbal hasil tinggi, resiko
tinggi” (high risk, high return). Artinya, saham merupakan surat berharga
yang memberikan peluang keuntungan dan potensi resiko yang tinggi.
Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil atau
capital gain yang besar dalam waktu singkat. Namun, seiring fluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami
kerugian besar dalam waktu singkat (Weston dan Van Horne, 2004:16).
Adapun resiko yang dihadapi oleh investor atas kepemilikan
sahamnya, antara lain (Darmadji, 2006:13-15) :
a. Tidak mendapat dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan
keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan
dividen jika mengalami kerugian.
b. Capitall Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu
mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya.
Investor juga dihadapkan pada resiko capital loss apabila ia menjual
(38)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
c. Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi
Dalam kondisi perusahaan dilkuidasi, maka pemegang saham akan
menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang
obligasi. Ini berarti setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, hasil
penjualan terlebihdahulu dibagikan kepada para kreditor atau
pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan
kepada para pemegang saham.
d. Saham Dikeluarkan dari Bursa (Delisting)
Saham perusahaan di-delist dari bursa karena kinerja yang buruk,
misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan,
mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara
berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya
sesuai Peraturan Pencatatan Efek di Bursa. Saham yang di-delist tentu
saja tidak dapat lagi diperdagangkan di bursa, namun tetap dapat
diperdagangkan diluar bursa dengan konsekuensi tidak terdapat
patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang
jauh lebih rendah dari harga sebelumnya.
e. Saham Dihentikan Sementara (Suspensi)
Saham yang di-suspend atau dihentikan sementara perdagangannya
oleh otoritas Bursa Efek, menyebabkan investor tidak dapat menjual
sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi dilakukan oleh
otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar
biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, dan berbagai
(39)
perdagangan saham tersebut sampai perusahaan yang bersangkutan
memberikan konfirmasi atau kejelasan informasi lainnya, agar
informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi. Jika
telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham
tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan
kembali seperti semula.
5. Harga Saham
Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka
harga saham tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat
banyak orang menjual saham tersebut cenderung akan mengalami
penurunan.
Market Price merupakan harga pada pasar riil dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham
pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka
pasar adalah harga penutupannya (closing price) (Weston, 2004:63).
Harga sebuah saham dapat berubah naik turun dalam hitungan yang
begitu cepat. Harga tersebut dapat berubah dalam hitungan menit, bahkan
dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya
pesanan yang dimasukkan ke system JATS (Jakata Autonomated Trading
System). Pada lantai perdagangan Bursa Efek Indonesia terdapat 400 terminal computer di mana para floor tracker dapat memasukkan pesanan
(40)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
perdangangan saham, tertera beberapa istilah harga saham, yaitu
(Darmadji, 2006:131) :
a. Previous Price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya. b. Open atau Opening Price menujukkan harga pertama kali pada saat
pembukaan sesi I perdagangan, yaitu jam 09.30 pagi.
c. High atau Higest Price menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdangangan pada hari tersebut.
d. Low atau Lowest Price menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdangangan pada hari tersebut.
e. Last Price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham. f. Change menunjukkan selisih antara harga pembukaan dengan harga
yang terjadi.
Close atau Closing Price menunjukkan harga penutupan suatu saham pada saat akhir sesi II, yaitu jam 16.00 sore.
(41)
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. GAMBARAN UMUM BURSA EFEK INDONESIA
Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat
memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya
mendukung pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Indonesia berperan
juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk
menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil.
Bursa Efek Indonesia berawal dari berdirinya Bursa Efek di Batavia,
yang dikenal sebagai Jakarta pada saat ini, oleh pemerintah Hindia Belanda
pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan adalah
saham dan obligasi perusahaan-perusahaan Belanda yang beroperasi di
Indonesia, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda dan
sekuritas lainnya.
Perkembangan Bursa Efek di Batavia sangat pesat sehingga
mendorong pemerintah Belanda membuka Bursa Efek Surabaya pada tanggal
11 Januari 1925 dan Bursa Efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925.
Kedua bursa ini kemudian ditutup karena terjadinya gejolak politik di Eropa
awal tahun 1939. Bursa Efek di Jakarta pun akhirnya ditutup juga akibat
terjadinya perang dunia ke dua tahun 1942, sekaligus menandai berakhirnya
(42)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
Pasar modal di Indonesia kembali digiatkan dengan dibukanya
kembali Bursa Efek di Jakarta pada tanggal 3 Juni 1952. Pada tahun 1958
kegiatan Bursa Efek di Jakarta kembali dihentikan karena adanya inflasi dan
resesi ekonomi. Hal ini tak berlangsung lama sebab Bursa Efek di Jakarta
dibuka kembali dan akhirnya mengalami kebangkitan pada tahun 1970.
Kebangkitan ini disertai dengan dibentuknya Tim Uang dan Pasar Modal,
disusul tahun 1976 berdirinya BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal)
serta berdirinya perusahaan dan investasi PT Danareksa. Kebangkitan ini
didukung dengan diresmikannya aktivitas perdagangan di Bursa Efek Jakarta
oleh Presiden Soeharto pada tahun 1977.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan Paket Deregulasi Desember
1987 dan Desember 1988 tentang diperbolehkannya swastanisasi Bursa Efek.
Paket Deregulasi ini kemudian mendorong Bursa Efek Jakarta berubah
menjadi PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 13 Juli 1992. Pada tahun
itu juga BAPEPAM yang awalnya Badan Pelaksana Pasar Modal berubah
menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Bursa Efek Jakarta berkembang dengan pesat sehingga kegiatannya
semakin ramai dan kompleks. Hal ini menyebabkan sistem perdagangan
manual yang selama ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta tidak lagi memadai.
Pada tanggal 22 Mei 1995 diterapkanlah suatu sistem otomatis yang
dinamakan JATS (Jakarta Automatic Trading System). Sistem yang baru ini
dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi lebih besar dan
lebih menjamin kegiatan pasar yang adil dan transparan dibanding dengan
(43)
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) kemudian
bergabung dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2007. Penggabungan kedua bursa ini diharapkan dapat menciptakan kondisi
perekonomian Indonesia yang lebih baik.
Dewan Direksi BEI
Erry Firmansyah : Direktur Utama
M. S. Sembiring : Direktur Perdagangan Saham, Penelitian dan Pengembangan Usaha
Guntur Pasaribu : Direktur Perdagangan Fixed Income dan
Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan
Justitia Tripurwasani : Direktur Pengawasan
Eddy Sugito : Direktur Pencatatan
Bastian Purnama : Direktur Teknologi Informasi
Sihol Siagian : Direktur Administrasi
Dewan Komisaris BEI
Bacelius Ruru : Komisaris Utama
Panda Putu Raka : Komisaris
Fathiah Helmi : Komisaris
Mochamad Aswin : Komisaris
Lily Widjaja : Komisaris
Mustofa : Komisaris
(44)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
Kepala Divisi / Kepala Satuan BEI Direktorat Utama
1. Sekretaris Perusahaan : Friderica Widyasari Dewi
2. Satuan Manajemen Resiko : Windiarti S. Choesin
3. Satuan Pemeriksa Internal : Widodo
Direktorat Pengawasan
4. Pengawasan Transaksi : Hamdi Hassyarbaini
5. Hukum : Dewi A. Prasetyaningtyas
6. Satuan Pemeriksa Anggota Bursa : Kristian S. Manullang dan Partisipan
Direktorat Pencatatan
7. Pencatatan Sektor Riil : Ignatius Girendroheru
8. Pencatatan Sektor Jasa : Umi Kulsum
9. Pencatatan Surat Hutang : Saptono Adi Junarso
Direktorat Perdagangan Fixed Income dan Derivatif
10.Perdagangan Fixed Income : Erna Dewayani
11.Perdagangan Derivatif : Hari Purnomo
Direktorat Keanggotaan dan Partisipan
12.Keanggotaan : Bambang Widodo
Direktorat Perdagangan Saham
13.Perdagangan Saham : Supandi
Direktorat Penelitian dan Pengembangan Usaha
14.Riset dan Pengembangan Produk : Kandi Sofia S. Dahlan
15.Pemasaran : Wan Wei Yiong
Direktorat Administrasi
16.Keuangan : Yohanes A. Abimanyu
17.Umum : Isharsaya
18.Sumber Daya Manusia : Mirna Kurniawati (Pjs)
Direktorat Teknologi Informasi
(45)
20.Pengembangan Solusi Bisnis Teknologi Informasi : Didit Agung Laksono
Specialist Setingkat Kepala Divisi
21.Chief Economist : Edison Hulu
Sumber: www.idx.co.id (16 Maret 2009, pukul 09.00 wib)
B. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PERKEBUNAN
1. PT Astra Agro Lestari Tbk.
PT Astra Agro Lestari Tbk (Perusahaan) semula didirikan dengan
nama PT Suryaraya Cakrawala berdasarkan akta notaris Nyonya
Rukmasanti Hardjasatya, SH No.12 tanggal 3 Oktober 1988, yang
kemudian berubah menjadi PT Astra Agro Niaga berdasarkan akta
perubahan No.9 tanggal 4 Agustus 1989 dari notaris yang sama, akta
perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan No.C2-10099.HT.01.01.TH.89 tanggal 31 Oktober
1989 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia
No.101 Tambahan No.3626 tanggal 19 Desember 1989.
Pada tanggal 30 Juni 1997, Perusahaan melakukan penggabungan
usaha dengan PT Suryaraya Bahtera dengan metode penyatuan
kepemilikan (pooling of interest) melalui perjanjian penggabungan usaha
yang telah diaktakan dengan akta notaris Benny Kristianto SH No.126
tanggal 19 Juni 1997 beserta perubahannya No.176 tanggal 30 Juni 1997.
Setelah penggabungan usaha ini, nama Perusahaan diubah menjadi PT
Astra Agro Lestari dan modal dasar ditingkatkan dari Rp 250 miliar
(46)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
Rp 500. Perubahan ini diaktakan dengan akta notaris Benny Kristianto,SH
No.136 tanggal 23 Juni 1997 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C2-5992.HT.01.04.TH.97
tanggal 2 Juli 1997 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara
Republik Indonesia No.95 Tambahan No.5616 tanggal 27 November 1997.
Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public
pada tanggal 9 Desember 1997 dengan harga perdana sebesar Rp 500 per
lembar sahamnya.
2. PT Citra Kebun Raya Agri Tbk.
PT Citra Kebun Raya Agri didirikan berdasarkan Akta Notaris
Mohamad Said Tadjoedin, S.H. No.237 pada tanggal 19 September 1990.
Perusahaan ini mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1993.
Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go
public pada tanggal 19 Mei 1999 dengan harga perdana Rp 250 per lembar sahamnya.
3. PT Gozco Plantations Tbk.
PT Gozco Plantation Tbk didirikan berdasarkan Akta Notaris
Mohamad Said Tadjoedin, S.H. No.237 tanggal 01 Oktober 1997.
Perusahaan ini mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 1 Oktober
1999.
Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go
public pada tanggal 2 November 2000 dengan harga perdana Rp 225 per lembar sahamnya.
(47)
4. PT PP London Sumatera Tbk.
PT PP London Sumatera Tbk didirikan berdasarkan Akta No.114
tanggal 14 September 1963 dan mendapat pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
No.C2-31.HT.01.01.Th.86 tanggal 4 Januari 1965. Perusahaan ini memulai
kegiatan operasinya secara komersial pada bulan Februari 1980.
Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go
public pada tanggal 05 Juli 1996 dengan harga perdana Rp 4.650 per lembar sahamnya.
5. PT Smart Tbk.
PT Smart Tbk didirikan berdasarkan Akta Notaris Miryam
Magdalena Indriani Wiardi, S.H. No.21 tanggal 18 Juni 1963. Akta
pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam
Surat Keputusan No.Y.A.5/156/12 pada tanggal 22 Januari 1965.
Perusahaan ini mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1976.
Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go
public pada tanggal 20 November 1992 dengan harga perdana Rp 3.000 per lembar sahamnya.
6. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk.
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk didirikan berdasarkan Akta
Notaris Agus Madjid, S.H. No.209 tanggal 17 Mei 1911. Akta pendirian ini
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No.C2-13.408.HT.01.04.Th.97 tanggal 23 Desember 1997.
(48)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go
public pada tanggal 06 Maret 1990 dengan harga perdana Rp 10.700 per lembar sahamnya.
(49)
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI DATA
A. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang
ada dikumpulkan dan digolongkan/dikelompokkan kemudian dianalisis dan
diinterpretasikan secara objektif.
1. Deskripsi Nilai Variabel Earning per Share (EPS)
Deskripsi umum rasio keuangan Earning per Share selama periode
penelitian 2002 hingga 2008 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Earning per Share (EPS)
Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2008
(Satuan Rp.)
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat selama periode tahun 2002-2008 nilai rata –
rata EPS dari PT Gozco Plantations Tbk menunjukkan nilai teringgi sebesar
No. Emiten 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Rata2Emiten 1.
PT Astra Agro Lestari Tbk
305,50 410,70 509,10 501,93 499,97 453,37 490,56 528,52
2.
PT Citra Kebun Raya Agri Tbk
256,33 322 255 156 122 356 261 288,06
3.
PT Gozco Plantations Tbk
105,6 265,3 335 923 725 556 573 580,48
4.
PT PP London Sumatera Tbk
100,7 303,2 225,7 324,79 276,75 103,34 205,45 256,66
5. PT Smart
Tbk 329,3 295,85 363,06 105,91 218,65 344,32 356,33 335,57
6.
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk
333,5 455 410 652 103,3 561,4 313,3 471,42
Rata-rata Periode
(50)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
580,48. Hal ini menunjukkan bahwa PT Gozco Plantations Tbk, EPS dan
harga sahamnya cenderung meningkat setiap tahunnya (lihat lampiran) dari
periode 2002 hingga 2006. Sedangkan nilai rata-rata EPS terendah dimiliki
oleh PT PP London Sumatera Tbk dengan EPS sebesar 256,66, dimana EPS
dan harga sahamnya dari periode 2002 hingga 2008 berfluktuatif (lihat
lampiran) dengan nilai perubahan EPS yang tidak terlalu besar. Selama
periode 2002 hingga 2008 nilai rata-rata total periode EPS tertinggi pada
periode 2005 sebesar 443,94 dan nilai rata-rata periode total terendah terjadi
pada periode 2002 sebesar 238,49.
2. Deskripsi Nilai Variabel Price Earning Ratio (PER)
Deskripsi umum rasio keuangan Price Earning Ratio (PER) selama
periode penelitian 2002 hingga 2008 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Price Earning Ratio (PER)
Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2008
(Satuan X)
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
No. Emiten 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Rata2Emiten 1.
PT Astra Agro Lestari Tbk
5,02 8,20 6,09 9,76 25,20 22,34 32,85 18,24
2.
PT Citra Kebun Raya Agri Tbk
90,53 89,67 122,86 160,16 53,41 95,62 65 112,88
3.
PT Gozco Plantations Tbk
4,37 9,5 3,37 6,65 9,51 7,89 2,66 7,33
4.
PT PP London Sumatera Tbk
8,3 7,5 6,31 9,08 23,85 21,13 22 16,36
5. PT Smart Tbk 7,55 8,15 8,54 8,97 16,69 15,99 17 13,82
6.
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk
8,33 9,66 7,56 8,36 11,08 47,47 56,1 24,76
Rata-rata Periode
(51)
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat nilai rata-rata PER tertinggi selama periode
2002 hingga 2008 dimiliki oleh PT Citra Kebun Raya Agri Tbk, dengan
nilai rata PER sebesar 112,88. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
rata-rata PER dari PT Citra Kebun Raya Agri Tbk yang cukup besar
dibandingkan dengan perusahaan lainnya walaupun nilai PER-nya
cenderung menurun, sedangkan nilai PER terendah dimiliki oleh PT Gozco
Plantations Tbk dengan nilai rata-rata PER sebesar 7,33. Hal ini disebabkan
karena PT Gozco Plantations Tbk memiliki nila rata-rata PER yang cukup
kecil walaupun nilai PER-nya cenderung meningkat tiap tahunnya
dibanding dengan nilai PER perusahaan lainnya. Selama periode 2002
hingga 2008 nilai rata-rata periode total PER tertinggi pada periode 2007
sebesar 35,07 dan nilai rata-rata periode total terendah terjadi pada tahun
2002 dengan niali rata-rata PER sebesar 20,68.
3. Deskripsi Nilai Variabel Debt to Equity Ratio (DER)
Deskripsi umum rasio keuangan Debt to Equity Ratio (DER) selama
(52)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
Tabel 4.3
Debt to Equity Ratio (DER)
Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2008
(Satuan X)
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat nilai rata-rata DER tertinggi selama periode
2002 hingga 2008 dimiliki oleh PT Smart Tbk, dengan DER sebesar 8,13.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata DER dari PT Smart Tbk yang
cukup besar setiap tahunnya dibandingkan dengan perusahaan lainnya
walaupun nilai PER-nya cenderung menurun setiap tahunnya yang artinya
perusahaan ini perusahaan ini dalam mendanai operasi usahanya
menggunakan porsi utang yang lebih besar dibanding dengan modal
sendiri, sehingga pendapatan yang diterima digunakan untuk membayar
bunga utang. Nilai rata-rata DER terendah dimiliki oleh PT Gozco
Plantations Tbk dengan DER sebesar 0,03, artinya perusahaan ini dalam
porsi besar menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan utang dalam
mendanai perusahaannya setiap tahunnya. PT Gozco Plantations Tbk
No. Emiten 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Rata2Emiten
1.
PT Astra Agro Lestari Tbk
0,32 0,47 0,60 0,19 0,34 0,28 0,31 0,42
2.
PT Citra Kebun Raya Agri Tbk
0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,18 0,16 0,08
3.
PT Gozco Plantations Tbk
0,01 0,01 0,02 0,01 0,02 0,05 0,07 0,03
4.
PT PP London Sumatera Tbk
1,07 0,73 2,07 1,31 1,22 0,70 0,65 1,29
5. PT Smart Tbk 13,92 15,33 12,40 1,38 1,06 1,29 3,38 8,13
6.
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk
1,43 1,22 1,75 1,54 1,78 0,81 1,93 1,74
Rata-rata Periode
(53)
memiliki DER yang cukup kecil setiap tahunnya jika dibandingkan dengan
perusahaan lainnya. Oleh karena itu semakin kecil nilai rata-rata DER ini
maka semakin baik perusahaan ini berjalan, dan sebaliknya jika nilai
rata-rata DER semakin meningkat maka semakin riskan perusahaan tersebut
berjalan. Selama periode 2002 hingga 2008 nilai rata-rata periode total
DER tertinggi pada periode 2003 sebesar 2,96 dan nilai rata-rata periode
total terendah terjadi pada tahun 2007 dengan DER sebesar 0,55.
4. Deskripsi Nilai Variabel Return On Investment (ROI)
Deskripsi umum rasio keuangan Return on Investment (ROI) selama
periode penelitian 2002 hingga 2008 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Return on Investment (ROI)
Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2008
(Satuan %)
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
No. Emiten 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Rata2Emiten
1.
PT Astra Agro Lestari Tbk
32,30 34,32 30,50 36,02 33,01 54,44 46,34 44,5
2.
PT Citra Kebun Raya Agri Tbk
0,32 0,26 22,2 12,33 33,56 28,3 26,56 20,6
3.
PT Gozco Plantations Tbk
32,2 10,33 22,43 31,12 21 15 13 24,18
4.
PT PP London Sumatera Tbk
12,37 13,53 15,14 14,37 14,40 21,20 25,33 19,4
5. PT Smart
Tbk 2,55 1,55 1,63 5,17 11,90 18,76 20,11 10,28
6
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk
12,57 13,33 12,48 12,94 14,05 7,98 11,66 14,17
Rata-rata Periode
(54)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
Pada Tabel 4.4 dapat dilihat nilai rata-rata ROI tertinggi selama periode
2002 hingga 2008 dimiliki oleh PT Astra Agro Lestari Tbk, dengan nilai
rata-rata ROI sebesar 44,5. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata ROI
dari PT Astra Agro Lestari Tbk yang lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan lainnya disamping nilai rata-rata ROI yang cenderung
meningkat setiap tahunnya yang artinya perusahaan ini mampu
menghasikan laba yang besar dari penggunaan aktiva perusahaan secara
efektif, sedangkan nilai rata-rata ROI terendah dimiliki oleh PT Smart Tbk
dengan nilai rata-rata ROI sebesar 10,28. Hal ini disebabkan karena PT
Smart Tbk memiliki nilai rata-rata ROI yang cukup kecil setiap tahunnya
walaupun nilai rata-rata ROI-nya cenderung meningkat setiap tahunnya
dibanding dengan nilai ROI perusahaan lainnya. Selama periode 2002
hingga 2008 nilai rata-rata periode total ROI tertinggi pada periode 2007
sebesar 24,28 dan nilai rata-rata periode total terendah terjadi pada tahun
2003 dengan nilai rata-rata ROI sebesar 12,22.
5. Deskripsi Nilai Variabel Return On Equity (ROE)
Deskripsi umum rasio keuangan Return on Equity (ROE) selama
(55)
Tabel 4.5
Return On Equity (ROE)
Pada perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2008
(Satuan %)
No. Emiten 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Rata2Emiten
1.
PT Astra Agro Lestari Tbk
-32,2 52,30 59,79 43,83 41,99 71,77 60,66 49,7
2.
PT Citra Kebun Raya Agri Tbk
26 35 20 15 25 33 36 31,67
3.
PT Gozco Plantations Tbk
21 11,5 20 35 34 55,6 60 39,52
4.
PT PP London Sumatera Tbk
33,37 40,53 46,49 33,24 31,95 36,06 32,05 42,28
5. PT Smart
Tbk 20,21 18,36 18,60 12,32 24,47 42,86 44,86 30,28
6
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk
33,42 37,53 34,36 32,83 38,98 14,42 26,65 36,37
Rata-rata Periode
Total 16,97 32,54 33,21 28,70 32,73 42,29 43,37 38,30
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat nilai rata-rata ROE tertinggi selama periode
2002 hingga 2008 dimiliki oleh PT Astra Agro Lestari Tbk, dengan nilai
rata-rata ROE sebesar 49,7. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata
ROE setiap tahunnya dari PT Astra Agro Lestari Tbk yang lebih besar
dibandingkan dengan perusahaan lainnya disamping nilai rata-rata ROE
yang cenderung meningkat yang artinya perusahaan ini mampu
menghasikan laba yang besar dari kepemilikan modal perusahaan kepada
para pemegang saham yang dikelola secara efektif, sedangkan nilai ROE
terendah dimiliki oleh PT Smart Tbk dengan nilai rata-rata ROE sebesar
30,28. Selama periode 2002 hingga 2008 nilai rata-rata periode total ROE
tertinggi pada periode 2008 sebesar 43,37 dan nilai rata-rata periode total
(56)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
6. Deskripsi Nilai Variabel Return Saham
Deskripsi umum return saham selama periode penelitian 2002
hingga 2008 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Return Saham
Pada perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2008
(Satuan %)
No. Emiten n 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Rata2Emiten
1.
PT Astra Agro Lestari Tbk
0,43 0,87 0,68 0,01 3,27 1,00 2,33 1,43
2.
PT Citra Kebun Raya Agri Tbk
0,15 0,65 0,56 2,25 0,50 7,00 5 2,69
3.
PT Gozco Plantations Tbk
5,98 1,13 0,02 0,09 0,22 0,32 0,22 1,33
4.
PT PP London Sumatera Tbk
40,04 32,82 26,18 15,17 16,94 23,53 25,3 30
5. PT Smart Tbk 20,83 13,9 6,32 20,53 22,8 15,73 13,23 18,9
6
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk
49,7 15,41 14,42 12,22 15,6 18,4 20,11 24,31
Rata-rata
Periode Total 19,52 10,80 8,03 8,38 9,89 11,00 11,03 13,11
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat nilai rata-rata return saham tertinggi selama
periode 2002 hingga 2008 dimiliki oleh PT PP London Sumatera Tbk,
dengan nilai rata-rata return saham sebesar 30, artinya perusahaan ini
mampu menghasikan laba yang besar dari penjualan saham setiap
tahunnya, sedangkan nilai return saham terendah dimiliki oleh PT Gozco
Plantations Tbk dengan nilai rata-rata return saham sebesar 1,33. Selama
periode 2002 hingga 2008 nilai rata-rata periode total return saham
tertinggi pada periode 2002 sebesar 19,52 dan nilai rata-rata periode total
(57)
B. Uji Asumsi Klasik
Ada beberapa syarat asumsi klasik yang harus di uji agar model
persamaan regresi berganda dapat digunakan dalam menganalisis pengaruh
Kinerja Keuangan terhadap return saham. Syarat-syarat yang harus di uji
tersebut adalah :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah nilai residual
berdistribusi normal atau tidak, yang dapat dilakukan melalui analisis
grafik dan statistik (Ghozali, 2005:110).
a.Analisis Grafik
Uji normalitas yang digunakan dalam analisis grafik ini adalah
dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot.
Gambar 4.1 Histogram Dependent Variable (Return Saham) Sumber: Hasil olahan SPSS 14.0
2 0
-2
Regression Standardized Residual
6
4
2
0
Frequency
Mean =1.8E-16 Std. Dev. =0.932
N =39 Histogram Dependent Variable: ReturnSaham
(58)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan
pola distribusi yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Hal
ini berarti data residual mempunyai distribusi normal.
Selain melihat grafik histogram, uji normalitas dapat juga
dilakukan melalui grafik normal p-p plot of regression standardized
residual seperti yang disajikan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable (Return Saham)
Sumber: Hasil olahan SPSS 14.0
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik pada scatter plot
mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan
bahwa data residual mempunyai distribusi normal.
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expected Cum
Prob
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: ReturnSaham
(59)
Selain analisis grafik histogram dan normal probability plot, uji
normalitas dapat juga dilakukan dengan analisis statistik. Analisis
statistik memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan
analisis grafik.
b. Analisis Statistik
Uji normalitas yang digunakan dalam analisis statistik ini adalah
uji statistik non-parametrik One-Sample Kolmogorov Smirnov. Berikut
yang ditampilkan tabel 4.7.
Tabel 4.7 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 39
Normal Parameters(a,b) Mean ,0000000 Std. Deviation 6,99911272 Most Extreme
Differences
Absolute ,084
Positive ,084
Negative -,064
Kolmogorov-Smirnov Z ,526
Asymp. Sig. (2-tailed) ,945
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 14.0
Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed)
sebesar 0,945 lebih besar dibandingkan dengan taraf nyata (α) yaitu 0,05. Hal ini berarti model regresi variabel dependen dan independen
(1)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expected Cum Prob
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: ReturnSaham
(2)
2 0
-2
Regression Standardized Predicted Value
2
0
-2
Regressi
on S
tandardi
zed Residual
Scatterplot Dependent Variable: ReturnSaham
(3)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
Uji Heterokedastisitas (Terdapat Heterokedastisitas)
Regression
[DataSet1]
D:\ZacFolder\Archieve\TugasAkhirRizkiTampubolon\SkripsiRizkiTampu bolon\DataEntriRegres4.sav
Variables Entered/Removedb
ROE, PER, DER, EPS, ROIa
. Enter Model
1
Variables Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered. a.
Dependent Variable: absut b.
Model Summaryb
,481a ,231 ,115 3,62359
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), ROE, PER, DER, EPS, ROI a.
Dependent Variable: abs ut b.
ANOV Ab
130,385 5 26,077 1,986 ,107a
433,303 33 13,130
563,688 38
Regres sion Residual Total Model 1
Sum of
Squares df Mean S quare F Sig.
Predic tors: (Constant), ROE , PE R, DER, EP S, ROI a.
Dependent Variable: absut b.
(4)
Coeffi cientsa
10,644 2,093 5,086 ,000
-,001 ,004 -,058 -,344 ,733
-,025 ,018 -,236 -1, 412 ,167
-,341 ,190 -,324 -1, 798 ,081
-,159 ,056 -,525 -2, 863 ,007
-,001 ,037 -,003 -,018 ,986
(Const ant) EP S PE R DE R ROI ROE Model 1
B St d. E rror Unstandardized
Coeffic ients
Beta St andardiz ed
Coeffic ients
t Sig.
Dependent Variable: absut a.
Residuals Statisticsa
,7160 8,9893 5,7687 1,85235 39
-6,65940 8,61026 ,00000 3,37679 39
-2,728 1,739 ,000 1,000 39
-1,838 2,376 ,000 ,932 39
Predicted Value Residual
Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: abs ut a.
(5)
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
Uji Heterokedastisitas (Tidak Terdapat Heterokedastisitas)
Regression
[DataSet3]
Variables Entered/Removedb
Lg10_ ROE, Lg10_ DER, Lg10_ PER, Lg10_ EPS, Lg10_ROIa . Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method
All requested variables entered. a.
Dependent Variable: absut b.
Model Summ aryb
,402a ,162 ,031 ,35728
Model 1
R R Square
Adjust ed R Square
St d. E rror of the Es timate Predic tors: (Constant), Lg10_ROE, Lg10_DER, Lg10_ PE R, Lg10_EP S, Lg10_ROI
a.
Dependent Variable: absut b.
ANOV Ab
,788 5 ,158 1,235 ,316a
4,085 32 ,128
4,873 37 Regres sion Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean S quare F Sig.
Predic tors: (Constant), Lg10_ROE, Lg10_DE R, Lg10_PE R, Lg10_EPS , Lg10_ROI a.
Dependent Variable: absut b.
(6)
Coeffi cientsa
1,122 ,716 1,568 ,127
,014 ,272 ,010 ,053 ,958
-,270 ,137 -,340 -1, 962 ,059
-,094 ,066 -,241 -1, 415 ,167
,031 ,126 ,044 ,243 ,809
-,348 ,355 -,191 -,979 ,335
(Const ant) Lg10_E PS Lg10_P ER Lg10_DER Lg10_ROI Lg10_ROE Model
1
B St d. E rror Unstandardized
Coeffic ients
Beta St andardiz ed
Coeffic ients
t Sig.
Dependent Variable: absut a.
Residuals Statisticsa
,1965 ,7639 ,3909 ,14595 38
-,44683 1,56577 ,00000 ,33227 38
-1,332 2,556 ,000 1,000 38
-1,251 4,382 ,000 ,930 38
Predicted Value Residual
Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: abs ut a.