Pengaruh Portofolio Kredit Optimal Terhadap Profitabilitas Bpr Supra Wahana Arta Kota Bogor

PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT OPTIMAL
TERHADAP PROFITABILITAS BPR SUPRA
WAHANA ARTA KOTA BOGOR

SANTIKO ALIF NURDYANTO

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Portofolio
Kredit Optimal Terhadap Profitabilitas BPR Supra Wahana Arta Kota Bogor
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2015

Santiko Alif Nurdyanto
NIM H24110121

ABSTRAK
SANTIKO ALIF NURDYANTO. Pengaruh Portofolio Kredit Optimal Terhadap
Profitabilitas BPR Supra Wahana Arta Kota Bogor. Dibimbing oleh FARIDA
RATNA DEWI.
Kinerja profitabilitas BPR Supra Wahana Arta (BPR SWA) sebagai
lembaga keuangan menunjukkan penurunan kinerja selama periode 2010-2014.
BPR SWA seharusnya mampu membuat strategi yang tepat dalam menyalurkan
kredit sehingga dapat memperoleh profitabilitas yang optimal. Secara umum,
tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh portofolio kredit optimal
terhadap ROA dan ROE. Portofolio kredit dianalisis menggunakan analisis regresi
berganda dan analisis portofolio optimal model Markowitz. Hasil uji
menunjukkan variabel portofolio kredit berdasarkan skala usaha secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROE. Namun, portofolio berdasarkan

jenis penggunaan secara simultan hanya berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Hasil portofolio kredit optimal berdasarkan skala usaha menghasilkan ROA
23,02% dan ROE 74,42%. Sedangkan berdasarkan jenis penggunaan
menghasilkan ROA 23,30%.
Kata kunci: analisis regresi berganda, Bank Perkreditan Rakyat, portofolio kredit
optimal, model Markowitz
ABSTRACT
SANTIKO ALIF NURDYANTO. The Effects of Optimal Credit Portfolio on
Profitability of BPR Supra Wahana Arta Bogor. Supervised by FARIDA RATNA
DEWI.
Profitability performance of BPR Supra Wahana Arta (BPR SWA) as
financial institutions has shown to decline in the period 2010-2014. The BPR
SWA actually should be able to make a proper strategy in channeling credits,
which can give optimal profitability. In generally, the objectives of this research
were to analyze the influence of optimal credit portfolio on ROA and ROE. Credit
portfolio analyzed using the multiple regression analysis and Markowitz’s
portfolio optimization model. The results showed credit portfolio based on
business scale simultaneously have significant effect on ROA and ROE. However,
portfolio based on type of use simultaneously have significant effect only on
ROA. The optimal credit portfolio based on business scale result ROA 23,02%

and ROE 74,42%. While based on type of use, its result ROA 23,30%.
Keywords: credit portfolio optimization, Markowitz model, multiple regression
analysis, rural bank

PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT OPTIMAL
TERHADAP PROFITABILITAS BPR SUPRA
WAHANA ARTA KOTA BOGOR

SANTIKO ALIF NURDYANTO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2015

7ri

]

Judul Skripsi

Nama

NIM

Pengaruh Portofolio Kredit Optimal Terhadap Profitabilitas
BPR Supra Wahana Arta Kota Bogor
Santiko AlifNurdyanto

Il24trcl2t

Disetujui oleh


,{P

(Dewi. SE. MM
Perrbimbing

Far.ida Ratna

"

Diketatrui oleh

Tanssal

Lulus: 3 1

MAR

20ls

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini ialah portofolio kredit, dengan judul Pengaruh
Portofolio Kredit Optimal Terhadap Profitabilitas BPR Supra Wahana Arta Kota
Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku
dosen pembimbing, dan Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc serta Dr. Ir.
Muhammad Syamsun, M.Sc selaku dosen penguji yang telah banyak memberi
saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Edi
Kristiawan, SE, MM, CRBD dan Ibu Dayuh Ima Triani dari BPR Supra Wahana
Arta yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2015
Santiko Alif Nurdyanto

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL


x

DAFTAR GAMBAR

x

DAFTAR LAMPIRAN

x

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah


2

Tujuan Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

3

Tujuan Kredit

3

Jenis Kredit


3

Portofolio Kredit

5

Profitabilitas

5

Penelitian Terdahulu

6

METODE

7

Kerangka Pemikiran


7

Lokasi dan Waktu Penelitian

7

Metode Pengumpulan Data

7

Metode Pengolahan dan Analisis Data

9

HASIL DAN PEMBAHASAN

11

Gambaran Umum BPR Supra Wahana Arta


11

Kinerja Profitabilitas

11

Portofolio Kredit BPR SWA

12

Analisis Regresi Berganda

14

Pengaruh Portofolio Kredit Terhadap Profitabilitas

16

Portofolio Kredit Optimal

18

Evaluasi Pengaruh Portofolio Kredit Optimal Terhadap Profitabilitas

20

Implikasi Manajerial

20

SIMPULAN DAN SARAN

21

DAFTAR PUSTAKA

22

RIWAYAT HIDUP

41

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Nilai ROA dari BPR SWA dan BPR Kota Bogor
Jenis kredit
Rasio profitabilitas
Penelitian terdahulu
Analisis regresi berganda
Komposisi penyaluran kredit BPR SWA berdasarkan skala usaha
Komposisi penyaluran kredit BPR SWA berdasarkan jenis penggunaan
Suku bunga kredit berdasarkan skala usaha
Suku bunga kredit berdasarkan jenis penggunaan
Hasil uji analisis regresi berganda
Persamaan regresi
Nilai rata-rata imbal hasil dan standar deviasi kredit skala usaha
Correlation Matrix kredit berdasarkan skala usaha
Covariance Matrix kredit berdasarkan skala usaha
Risiko dan tingkat pengembalian portofolio pembanding
Nilai rata-rata imbal hasil dan standar deviasi kredit jenis penggunaan

2
4
5
6
9
12
13
13
13
14
16
18
18
19
19
19

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran penelitian
2 Grafik perkembangan ROA dan ROE

8
11

DAFTAR LAMPIRAN
Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 1
Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 2
Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 3
Hasil uji analisis regresi berganda persamaan 4
Nilai Aset, EBT, Pendapatan Operasional, Beban Operasional BPR Kota
Bogor
6 Analisis trend profitabilitas BPR SWA
7 Grafik penyaluran kredit BPR SWA

1
2
3
4
5

25
28
31
34
37
38
40

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan perdagangan global menuntut setiap negara atau wilayah
untuk terus meningkatkan kekuatan daya saing mereka lewat berbagai sistem
maupun aturan. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan salah satu
sistem perdagangan bebas yang dibuat oleh negara-negara ASEAN untuk dapat
meningkatkan perekonomian di wilayah ASEAN. Bank sebagai lembaga
keuangan memiliki tugas pokok sebagai perantara antara pihak yang
membutuhkan dana dan pihak yang kelebihan dana. Dalam fungsinya sebagai
lembaga intermediasi, bank berperan penting dalam peningkatan perekonomian
negara yakni melalui penyaluran kredit kepada dunia usaha. Kredit merupakan
cara bank untuk menyalurkan dana yang berhasil dihimpunnya.
Persaingan yang semakin ketat dalam dunia perbankan menuntut
perbankan untuk meningkatkan kinerja keuangan menjadi perbankan yang sehat,
kuat, dan efisien. Salah satu langkah yang dilakukan adalah pengelolaan
penyaluran kredit agar dapat memperoleh kinerja profitabilitas yang optimal.
Selain harus memperhatikan kinerja profitabilitas, terdapat risiko kredit yang
harus diperhatikan. Perbankan dalam mengelola kreditnya meminimalkan risiko
melalui portofolio kredit. Teori portofolio dapat diartikan sebagai pembagian atau
penyebaran pada beberapa sektor guna meminimalisasi risiko dan memperoleh
return yang tinggi (Candradewi 2008).
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai salah satu jenis bank yang
menyalurkan kredit kepada masyarakat, berperan penting dalam memfasilitasi
peningkatan perekonomian di wilayah operasinya. Dalam dunia usaha, penyaluran
kredit mikro dan kredit kecil kepada usaha kecil berpengaruh terhadap
penerimaan usaha yang merupakan indikator kinerja usaha kecil, penerimaan
usaha merupakan komponen utama pendapatan bersih usaha yang akan
mendorong perekonomian usaha kecil (Nuswantara 2012). Dalam penyaluran
kredit kepada masyarakat, BPR menghadapi berbagai risiko. Risiko kredit
bermasalah merupakan salah satu risiko yang dihadapi oleh BPR sebagai salah
satu jenis lembaga keuangan mikro (Bhinadi 2010).
BPR Supra Wahana Arta (SWA) sebagai salah satu Bank Perkreditan
Rakyat yang berperan menunjang pembangunan perekonomian di wilayah Kota
Bogor juga melakukan pembagian penyaluran kredit kepada masyarakat
berdasarkan berbagai kategori. Kategori yang digunakan antara lain berdasarkan
skala usaha yaitu mikro, kecil, dan menengah serta berdasarkan jenis penggunaan
yaitu produktif dan konsumtif. Namun, BPR Supra Wahana memiliki profitabilitas
yang kurang baik dibandingkan dengan BPR Kota Bogor lainnya. Secara rata-rata,
ROA BPR SWA pada 2010-2014 adalah 4,52%. Jauh lebih rendah dari rata-rata
ROA BPR Kota Bogor lainnya yang berada pada nilai 8,51% pada periode yang
sama (Tabel 1).

2
Tabel 1 Nilai ROA dari BPR SWA dan BPR Kota Bogor
Bank
Tahun
Rasio
Rata -rata
2010 2011 2012 2013 2014
BPR SWA
7,78 2,35 4,19 5,13 3,17
4,52
ROA (%)
BPR KOTA BOGOR ROA (%)
11,71 8,84 8,69 7,20 6,11
8,51
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan

BPR SWA dalam menjalankan usahanya memperoleh kinerja profitabilitas
yang lebih rendah dibandingkan dengan BPR di Kota Bogor. Dengan demikian,
BPR SWA perlu meningkatkan kinerja profitabilitasnya agar memperoleh hasil
yang maksimal dari kegiatan usahanya. Penyaluran kredit kepada masyarakat
dalam berbagai jenis kredit merupakan sumber utama pendapatan BPR SWA agar
dapat menghasilkan laba. Untuk meningkatkan kinerja, BPR SWA memerlukan
informasi yang tepat mengenai dampak dari portofolio kredit terhadap
profitabilitasnya sehingga dapat dirumuskan sebuah strategi agar dapat
meningkatkan profitabilitasnya. Penelitian ini menganalisis pengaruh portofolio
kredit optimal kepada profitabilitas BPR SWA sehingga dapat memberikan
informasi bagi BPR SWA untuk dapat menjalankan fungsi intermediasi dengan
baik dan menjaga tingkat kesehatan bank sekaligus dapat bersaing dengan
perbankan lainnya.
Perumusan Masalah
Portofolio yang digunakan BPR SWA menghasilkan profitabilitas yang
kurang baik. Dalam menata strategi portofolio perlu diketahui pengaruh
komposisi portofolio yang ada terhadap profitabilitas BPR SWA sebagai bahan
evaluasi portofolio kredit. Berdasarkan hal ini, maka dapat dirumuskan
perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana portofolio kredit yang dibentuk BPR SWA?
2. Bagaimana pengaruh portofolio kredit terhadap profitabilitas BPR
SWA?
3. Bagaimana portofolio kredit optimal BPR SWA?
4. Bagaimana pengaruh portofolio kredit optimal terhadap profitabilitas
BPR SWA?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Menganalisis portofolio kredit BPR SWA
2. Menganalisis pengaruh portofolio kredit terhadap profitabilitas BPR
SWA
3. Menganalisis portofolio kredit optimal BPR SWA
4. Menganalisis pengaruh portofolio kredit optimal terhadap profitabilitas
BPR SWA

3
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
berarti bagi pihak-pihak yang memerlukannya, antara lain:
1. Bagi perusahaan BPR SWA dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
dan informasi dalam penyusunan strategi penyaluran kredit
2. Bagi dunia akademis, dapat digunakan sebagai rujukan bagi penelitian
selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di BPR SWA. Penelitian ini membahas
mengenai pengaruh portofolio kredit berdasarkan skala usaha dan jenis
penggunaan terhadap profitabilitas, yakni ROA dan ROE. Selain itu penelitian ini
mengidentifikasi kombinasi portofolio kredit optimal menggunakan metode
Markowitz serta pengaruh kombinasi portofolio kredit optimal terhadap
profitabilitas. Data yang digunakan adalah laporan keuangan BPR SWA periode
2010-2014.

TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan Kredit
Menurut Veithzal dan Rivai (2006) tujuan kredit mencakup lingkup yang
luas. Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari kredit yaitu:
1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa
keuntungan yang diraih dari bunga yang harus dibayar oleh nasabah
2. Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus
benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar
tercapai tanpa hambatan yang berarti.
Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan kredit kepada usaha-usaha
nasabah yang diyakini mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah
diterimanya sehingga unsur profitability dan safety yang diharapkan dapat
menjadi kenyataan.
Jenis Kredit
Pembagian jenis kredit bergantung kepada tiap-tiap perbankan. Pada
penelitian ini, pembagian jenis kredit yang digunakan adalah berdasarkan skala
usaha dan berdasarkan jenis penggunaan (Tabel 2). Karena BPR SWA masih
menggunakan dasar plafon kredit, penelitian ini menggunakan jenis kredit
berdasarkan skala usaha dengan dasar plafon kredit.

4
Tabel 2 Jenis kredit
Jenis Kredit
Penjelasan
Berdasarkan skala usaha (plafon)
Mikro
Kredit dengan plafon Rp0 sampai dengan maksimum
Rp50juta
Kecil
Kredit dengan plafon Rp50juta sampai dengan
maksimum Rp500juta
Menengah
Kredit dengan plafon Rp500juta sampai dengan
maksimum Rp5miliar
Berdasarkan skala usaha (kriteria usaha)
Usaha Mikro
Kredit yang diberikan kepada usaha dengan kriteria
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp50juta tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp300juta.
Usaha Kecil
Kredit yang diberikan kepada usaha dengan kriteria
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50juta
sampai dengan paling banyak Rp500juta tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300juta sampai dengan paling banyak
Rp2,5miliar.
Usaha Menengah
Kredit yang diberikan kepada usaha dengan kriteria
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500juta sampai dengan paling banyak
Rp10miliar tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2,5miliar sampai dengan paling banyak
Rp50miliar.
Berdasarkan jenis penggunaan
Produktif
Pemberian kredit untuk keperluan produktif seperti
membiayai keperluan modal kerja (kredit modal
kerja) atau membiayai pembelian barang modal dan
jasa yang diperlukan guna rehabilitasi, modernisasi,
ekspansi dan relokasi proyek dan atau pendirian
usaha baru (kredit investasi) (Siamat 2005).
Konsumtif
Pemberian kredit untuk keperluan konsumsi dengan
cara membeli, menyewa, atau dengan cara lain.

5
Portofolio Kredit
Menurut Sunandar (2014) portofolio merupakan kombinasi atau gabungan
atau sekumpulan aset, baik berupa aset real maupun aset finansial yang dimiliki
oleh investor. Menurut Bodie et al. (2006) teori portofolio adalah mencari
kombinasi perangkat aset berisiko yang meminimumkan varian untuk setiap target
imbal hasil yang dihasilkan. Portofolio model Markowitz pada prinsipnya
membentuk portofolio berdasarkan analisis risiko dan keterkaitan antara risiko
yang dilihat dari varian dengan imbal hasil yang diharapkan dan
memperhitungkan beberapa imbal hasil yang seharusnya diperoleh untuk memberi
kompensasi suatu risiko tersebut serta korelasi di antara perangkat aset tersebut
(Markowitz 1952; Kusnitarini 2008). Jadi portofolio kredit merupakan
penempatan kredit-kredit ke dalam suatu portofolio sehingga dicapai hasil yang
optimal.
Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan memperoleh laba dalam suatu ukuran
yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan
laba pada tingkat yang ditentukan. Rasio profitabilitas adalah pengukuran efisiensi
dan kinerja perusahaan dalam menciptakan keuntungan (Fraser dan Ormiston
2004; Buchory 2014). Rasio rentabilitas berguna untuk mengukur kemampuan
bank dalam menghasilkan laba secara konsisten (Reddy dan Prasad 2011;
Sunindyo dan Qohhar 2011). Pada penelitian ini rasio yang digunakan adalah :
Tabel 3 Rasio profitabilitas
Rasio
Return on Asset (ROA)

Penjelasan
Rasio yang mengukur efisiensi dari
perusahaan dalam mengelola total
investasi di dalam aset.
ROA=

Return on Equity (ROE)

Laba Sebelum Pajak
x 100%
Total Aset

Rasio yang mengukur efisiensi dari
perusahaan dalam mengelola ekuitas.
ROE=

Laba Setelah Pajak
x 100%
Ekuitas

6
Penelitian Terdahulu
Tabel 4 Penelitian terdahulu
Judul Penelitian (Peneliti) Analisis Posisi Kredit Per Sektor Ekonomi pada
Perbankan di Indonesia yang Memiliki Risiko Kredit
Terkecil (Candradewi 2008)
Metode Analisis
Metode Markowitz
Hasil Penelitian
Setiap kategori perbankan di Indonesia memiliki
komposisi sektor ekonomi yang berbeda-beda dalam
pemberian kredit dengan risiko kredit terkecil kecuali
pada sektor ekonomi listrik, gas, dan air.
Judul Penelitian (Peneliti) Analisis Portofolio Kredit (Konsumtif dan Produktif)
dan Pengaruhnya Terhadap Laba (Studi Kasus PT
Bank X Tbk) (Rismayanti 2009)
Metode Analisis
Analisis Regresi Berganda, Analisis Trend
Hasil Penelitian
Kontribusi pendapatan bunga pada Bank X
didominasi oleh kredit modal kerja 14% dan kredit
investasi 9,96%. Sementara kontribusi kredit
konsumsi berada pada 2,62% dengan pendapatan
bunga dari kredit konsumsi mengalami trend
meningkat. Kredit modal kerja, kredit investasi, dan
kredit konsumsi berpengaruh secara nyata terhadap
laba. Portofolio kredit optimal yang terbentuk yaitu
58,07% kredit modal kerja, 25,62% kredit investasi
dan 16,31% kredit konsumsi dengan laba sebesar
Rp224 451juta
Judul Penelitian (Peneliti) Analisis Portofolio Kredit (Konsumtif dan Produktif)
dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Bunga Kredit
(Studi Kasus PT Bank X Tbk) (Widyaningrum 2010)
Metode Analisis
Analisis Regresi Berganda, Analisis Trend
Hasil Penelitian
Perkembangan pendapatan bunga kredit produktif dan
konsumtif mengalami trend yang meningkat. Hasil
analisis regresi berganda menunjukkan secara
keseluruhan kredit konsumtif dan kredit produktif
berpengaruh signifikan terhadap total pendapatan
bunga kredit
Judul Penelitian (Peneliti) Analisis Portofolio Kredit Perbankan Umum dan
Syariah Berdasarkan Sektor Ekonomi (Zuhdi et al.
2013)
Metode Analisis
Metode Markowitz, Value at Risk
Hasil Penelitian
Kombinasi sektor ekonomi berdasarkan metode
Markowitz pada bank umum didapatkan sektor lainlain 57,05%, perdagangan 25,37%, konstruksi 9,95%,
pengangkutan 4,84%, dan listrik 1,56%. Sedangkan
pada bank syariah, jasa dunia usaha 39,88%, lain-lain
20,64%, sosial 20,40%, perdagangan 12,70%, dan
konstruksi 4,49%.

7

METODE
Kerangka Pemikiran
BPR Supra Wahana Arta (SWA) merupakan salah satu Bank Perkreditan
Rakyat yang menjalankan fungsi intermediasi keuangan dengan menyalurkan
kredit kepada masyarakat. Sebagai badan usaha, bank juga berkewajiban untuk
meningkatkan kinerja keuangan, salah satunya yaitu kinerja profitabilitas yang
diukur berdasarkan ROA dan ROE. Penyaluran kredit kepada masyarakat akan
menghasilkan pendapatan bunga kredit yang merupakan sumber pendapatan dari
bank. Agar dapat mengelola penyaluran kredit secara optimal diperlukan strategi
yang tepat dalam menyalurkan kredit. Jenis-jenis kredit yang disalurkan dilihat
berdasarkan skala usaha, yaitu mikro, kecil, dan menengah serta berdasarkan jenis
penggunaan, kredit produktif dan kredit konsumtif.
Analisis regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh portofolio
kredit terhadap profitabilitas. Metode Markowitz digunakan untuk mencari
portofolio kredit optimal agar dapat menentukan kombinasi kredit yang
meminimalkan risiko. Hasil kombinasi portofolio kredit yang optimal akan
digunakan untuk mengidentifikasi profitabilitas yang diperoleh berdasarkan
analisis regresi berganda yang menunjukkan pengaruh tiap komponen dari
portofolio kredit terhadap profitabilitas. Hasil evaluasi mengenai portofolio kredit
diharapkan dapat membantu perusahaan untuk membuat strategi mengenai
kebijakan kredit. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada BPR SWA. Penelitian dilakukan pada
bulan Januari-Februari 2015.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Penelitian ini menggunakan
laporan keuangan publikasi BPR Kota Bogor dan data keuangan BPR SWA pada
periode 2010-2014.

8
Persaingan BPR

BPR SWA
Fungsi Intermediasi Keuangan

Penghimpun Dana

Optimalisasi Portofolio
Kredit berdasarkan
Skala usaha :
- Kredit Mikro
- Kredit Kecil
- Kredit Menengah, dan
Jenis Penggunaan :
- Kredit Produktif
- Kredit Konsumtif

Analisis Model Markowitz

Kombinasi portofolio kredit
optimal berdasarkan skala
usaha dan jenis penggunaan

Penyalur Dana

Variabel Dependen
Profitabilitas :
- ROA
- ROE

Variabel Independen
Portofolio Kredit
berdasarkan Skala usaha :
- Kredit Mikro
- Kredit Kecil
- Kredit Menengah, dan
Jenis Penggunaan :
- Kredit Produktif
- Kredit Konsumtif

Analisis Regresi Berganda
- Uji Multikolinearitas
- Uji Normalitas
- Uji Heteroskedastisitas
- Uji Autokorelasi
- Uji F
- Uji t

Evaluasi Portofolio Kredit
Rekomendasi
: tidak termasuk lingkup penelitian
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

9
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda dan analisis model Markowitz. Analisis regresi berganda
digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh portofolio kredit terhadap
profitabilitas. Sedangkan analisis model Markowitz digunakan untuk
mengidentifikasi kombinasi portofolio kredit optimal. Perangkat lunak yang
digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah software SPSS 22 dan
program solver dalam microsoft excel.
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi digunakan untuk mendapatkan hubungan fungsional
antara dua variabel independen atau lebih terhadap satu variabel dependen.
Persamaan regresi berganda secara umum adalah sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 +….+ βnXn+e
Sebuah model regresi yang baik harus memenuhi beberapa asumsi. Karena itu,
terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji
multikolinearitas, uji normalitas, uji heterokesdastisitas, dan uji autokorelasi
(Sunyoto 2009) dan uji signifikansi dari variabel secara simultan dengan uji F dan
secara parsial dengan uji T. Pada penelitian ini α yang digunakan adalah 0,05.
Tabel 5 Analisis regresi berganda
Pengujian
Kriteria
Uji Multikolinearitas
Uji yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat
korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel
independen yang digunakan dalam model regresi. Untuk
mengetahui ada tidaknya multikolinearitas digunakan
pengujian variance inflation factor (VIF) masing-masing
variabel independen. Model regresi memiliki gejala
multikolinearitas apabila memiliki nilai VIF > 10.
Uji Normalitas
Uji yang dilakukan untuk mengetahui distribusi
kenormalan data dari nilai residual yang dihasilkan dari
model regresi. Uji normalitas dilakukan dengan uji
Kolmogorov Smirnov (KS). Residual terdistribusi normal
jika memiliki nilai signifikansi > α (Priyatno 2014).
Uji Heteroskedastisitas Menguji apakah sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan
varian
dari
residual.
Uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Spearman’s rho
dengan mengkorelasikan variabel independen dengan
residualnya. Tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
apabila nilai signifikansi > α (Priyatno 2014).
Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota
observasi yang disusun menurut waktu atau tempat. Uji
autokorelasi dilakukan dengan uji Run test residual
(Gujarati 2007). Tidak terjadi autokorelasi apabila
memiliki nilai signifikansi > α.

10
Lanjutan Tabel 5 Analisis Regresi Berganda
Pengujian
Kriteria
Uji F
Uji statistik F bertujuan untuk menguji apakah semua
variabel independen yang dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Dengan daerah penolakan p-value < α.
Hipotesis untuk uji statistik F adalah :
H0 : βk = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang
signifikan variabel independen secara simultan terhadap
variabel dependen
H1 : βk ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan
variabel independen secara simultan terhadap variabel
dependen
Uji t
Uji statistik t bertujuan untuk menguji seberapa jauh
pengaruh satu variabel terikat secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Dengan daerah
penolakan p-value < α. Hipotesis untuk uji statistik t
adalah :
H0 : β1 = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang
signifikan variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen
H1 : β1 ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan
variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen
Analisis Portofolio Optimal
Pendekatan Markowitz dalam memilih portofolio optimal adalah dengan
mengevaluasi portofolio berdasarkan imbal hasil yang diharapkan dan risiko yang
diukur dari varian serta korelasinya yang disebut portofolio efisien (Keeken 2001;
Sunandar 2014). Portofolio efisien merupakan portofolio yang mempunyai risiko
terkecil dengan nilai harapan imbal hasil tertentu atau nilai harapan imbal hasil
terbesar dengan risiko tertentu yang merupakan kandidat portofolio optimal
(Bodie et al. 2006). Persamaan untuk portofolio efisien adalah :
n

n

2

minimumkan σ = ∑ ∑ wi wj cov(ri ,rj )
i=1 j=1

Keterangan :
σ2
= varian portofolio
wi
= proporsi kredit i
wj
= proporsi kredit j
cov(ri ,rj ) = kovarian kredit i dan kredit j

Selanjutnya, mengevaluasi portofolio efisien berdasarkan portofolio pembanding
menggunakan program solver pada aplikasi microsoft excel untuk membentuk
portofolio optimal.

11

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum BPR Supra Wahana Arta
PT Bank Perkreditan Rakyat Supra Wahana Arta (BPR SWA) Bogor
didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik
Indonesia Nomor W7-09287 HT 0101-TH Tahun 2007. PT BPR Supra Wahana
Arta Bogor mulai beroperasi pada tanggal 19 Oktober 2007 dan menjalankan
fungsi intermediasi lembaga keuangan untuk masyarakat mikro, kecil, dan
menengah. BPR SWA beralamatkan di Jalan Pajajaran No. 96 P-Q Bogor, 16153.
Kinerja Profitabilitas
Profitabilitas merupakan sebuah ukuran untuk mengetahui sejauh mana
perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang ditentukan. Gambar 2
memperlihatkan perkembangan ROA dan ROE dari BPR SWA periode 20102014.
Grafik Perkembangan ROA dan ROE
20
18

persentase (%)

16
14
12
10
8
6
4
2
0

%
%

I

II III IV I
II III IV I
II III IV I
II III IV I
II III IV
2010
2011
2012
2013
2014
ROA 6.95 7.25 7.30 7.88 3.95 3.01 2.59 2.35 2.72 2.68 3.46 4.19 3.76 3.98 4.41 5.13 4.56 3.88 3.22 3.17
ROE 7.83 11.8 11.7 12.9 7.33 6.66 5.58 5.31 6.84 7.99 12.6 15.2 13.7 15.3 18.5 18.9 17.8 17.5 14.4 13.2

Gambar 2 Grafik perkembangan ROA dan ROE
Rata-rata ROA dari BPR SWA mengalami penurunan sebesar 2,18% setiap
tahunnya. Penurunan terbesar terjadi antara 2010 dan 2011 senilai 3,93% atau
sebesar 49,82%. Hal ini terjadi karena ada peningkatan beban bunga pada tahun
2011. Hasil analisis trend menunjukkan bahwa nilai ROA memiliki trend menurun
dari tahun 2010-2017 sedangkan nilai ROE memiliki trend meningkat pada
periode yang sama (Lampiran 6).

12
Portofolio Kredit BPR SWA
Komposisi kredit mikro pada Tabel 6 setiap tahunnya terus menurun dari
88,44% pada tahun 2010 hingga menjadi 22,41% pada tahun 2014. Sebaliknya,
komposisi kredit kecil terus meningkat dari hanya 11,56% pada tahun 2010
hingga menjadi 75,23% pada tahun 2014. Hal ini disebabkan nominal penyaluran
kredit kecil pada tahun 2010-2014 terus bertumbuh dengan rata-rata pertumbuhan
per-kuartal sebesar 23,74% sedangkan kredit mikro hanya tumbuh sebesar 2,74%
pada periode yang sama. Peningkatan yang tinggi pada kredit kecil diakibatkan
adanya kerja sama antara BPR SWA dengan beberapa instansi yang melakukan
peminjaman pada skala kredit kecil.
Tabel 6 Komposisi penyaluran kredit BPR SWA berdasarkan skala usaha
Tahun
Jenis Kredit
Mikro
Kecil
Menengah
(Ribu Rp)
%
(Ribu Rp)
%
(Ribu Rp)
%
2010-I
6 413 431 88,44
837 915 11,56
0 0,00
2010-II
7 110 341 81,78
1 584 037 18,22
0 0,00
2010-III
7 283 799 84,53
1 333 448 15,47
0 0,00
2010-IV
7 589 905 79,54
1 952 569 20,46
0 0,00
2011-I
7 404 142 74,70
2 507 063 25,30
0 0,00
2011-II
6 855 087 64,98
3 694 378 35,02
0 0,00
2011-III
7 045 610 58,30
5 039 990 41,70
0 0,00
2011-IV
7 048 417 50,75
6 841 242 49,25
0 0,00
2012-I
7 746 802 48,65
8 177 708 51,35
0 0,00
2012-II
9 259 901 44,45
11 572 762 55,55
0 0,00
2012-III
9 531 759 37,17
16 108 640 62,83
0 0,00
2012-IV
9 771 280 34,41
18 627 833 65,59
0 0,00
2013-I
9 991 180 33,31
20 002 545 66,69
0 0,00
2013-II
10 792 536 34,17
20 790 551 65,83
0 0,00
2013-III
10 702 210 30,39
21 824 060 61,95
2 700 000 7,66
2013-IV
9 696 248 26,96
23 563 720 65,53
2 700 000 7,51
2014-I
10 032 337 26,11
25 097 048 65,32
3 294 739 8,57
2014-II
10 171 553 24,06
28 811 523 68,17
3 283 900 7,77
2014-III
10 073 950 26,43
27 462 800 72,06
572 623 1,50
2014-IV
10 359 265 22,41
34 785 185 75,23
1 092 309 2,36
Sumber : Laporan Keuangan BPR SWA

Komposisi kredit konsumtif setiap tahun terus mendominasi penyaluran
kredit, secara rata-rata komposisi kredit penyaluran kredit adalah 19,62% kredit
produktif dan 80,38% kredit konsumtif (Tabel 7). Hal ini mengindikasikan
lemahnya kinerja bank dalam menyalurkan kredit ke dunia usaha.

13
Tabel 7 Komposisi penyaluran kredit BPR SWA berdasarkan jenis penggunaan
Tahun
Jenis Kredit
Produktif
Konsumtif
(Ribu Rp)
%
(Ribu Rp)
%
2010-I
2 145 843
29,59
5 105 503
70,41
2010-II
2 434 971
28,01
6 259 407
71,99
2010-III
2 523 495
29,28
6 093 752
70,72
2010-IV
2 487 990
26,07
7 054 484
73,93
2011-I
2 126 600
21,46
7 784 605
78,54
2011-II
2 208 671
20,94
8 340 794
79,06
2011-III
2 149 259
17,78
9 936 341
82,22
2011-IV
2 091 018
15,05
11 798 641
84,95
2012-I
2 031 485
12,76
13 893 025
87,24
2012-II
2 937 513
14,10
17 895 150
85,90
2012-III
3 230 345
12,60
22 410 054
87,40
2012-IV
3 414 167
12,02
24 984 946
87,98
2013-I
4 220 227
14,07
25 773 498
85,93
2013-II
5 133 091
16,25
26 449 996
83,75
2013-III
8 139 409
23,11
27 086 861
76,89
2013-IV
8 874 727
24,68
27 085 241
75,32
2014-I
9 196 391
23,93
29 227 733
76,07
2014-II
9 160 211
21,67
33 106 765
78,33
2014-III
6 076 654
15,95
32 032 719
84,05
2014-IV
6 039 037
13,06
40 197 722
86,94
Sumber : Laporan Keuangan BPR SWA

BPR SWA dalam menyalurkan kreditnya membebankan bunga kepada
debitur berdasarkan suku bunga kredit yang ada. Suku bunga yang ditetapkan oleh
direksi BPR SWA akan menjadi gambaran dalam pendapatan dari penyaluran
kredit pada tiap-tiap jenis kredit. Tabel 8 dan Tabel 9 menampilkan suku bunga
kredit berdasarkan tiap-tiap jenis kredit. Pada penelitian ini, suku bunga yang
ditentukan khusus karena adanya kerja sama atau program lainnya diabaikan.
Tabel 8 Suku bunga kredit berdasarkan skala usaha
Jenis Kredit
Tahun
2010
2011
2012
Mikro (%)
37,80
37,80
37,80
Kecil (%)
21,25
21,25
21,25
Menengah (%)
20,50
20,50
20,50

2013
41,50
26,00
24,00

2014
44,50
26,00
24,00

Tabel 9 Suku bunga kredit berdasarkan jenis penggunaan
Jenis Kredit
Tahun
2010
2011
2012
Produktif (%)
34,12
32,84
31,48
Konsumtif (%)
34,52
29,08
26,33

2013
29,81
30,10

2014
33,72
29,55

Sumber : Laporan Keuangan BPR SWA (diolah).

Sumber : Laporan Keuangan BPR SWA (diolah)

14
Analisis Regresi Berganda
Persamaan regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh perubahan
portofolio kredit terhadap ROA dan pengaruh perubahan portofolio kredit
terhadap ROE. Persamaan regresi berganda secara umum untuk pengaruh
portofolio kredit berdasarkan skala usaha terhadap profitabilitas, yaitu:
ROA = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3
(1)
ROE = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3
(2)
Keterangan :
ROA = Persentase ROA
X1 = Persentase penyaluran kredit
ROE = Persentase ROE
Mikro
β0
= Konstanta
X2 = Persentase penyaluran kredit
β1
= Koefisien regresi variabel X1
Kecil
β2
= Koefisien regresi variabel X2 X3 = Persentase penyaluran kredit
Menengah
β3
= Koefisien regresi variabel X3
Sedangkan persamaan regresi berganda secara umum untuk pengaruh portofolio
kredit berdasarkan jenis penggunaan terhadap profitabilitas, yaitu :
ROA = β0 + β4X4 + β5X5
(3)
ROE = β0 + β4X4 + β5X5
(4)
Keterangan :
ROA = Persentase ROA
X4 = Persentase penyaluran kredit
ROE = Persentase ROE
Produktif
β0
= Konstanta
X5 = Persentase penyaluran kredit
β4
= Koefisien regresi variabel X4
Konsumtif
β5
= Koefisien regresi variabel X5
Tabel 10 Hasil uji analisis regresi berganda
Uji
Persamaan Regresi Berganda
Persamaan 1
Persamaan 2
Persamaan 3
Uji
Variabel yang Variabel yang Variabel yang
Multikoli- digunakan
digunakan
digunakan
nearitas
adalah variabel adalah variabel adalah variabel
X2 dan X3 X2 dan X3 X4 dengan VIF
nilai 1. Tidak terjadi
dengan
nilai dengan
1,262. multikoliVIF
1,262. VIF
Tidak terjadi Tidak terjadi nearitas
multikolimultikolinearitas
nearitas
Uji
Nilai Asymp. Nilai Asymp. Nilai Asymp.
NormaSig 0,123 > α. Sig 0,200 > α. Sig 0,200 > α.
litas
Residual
Residual
Residual
persamaan
persamaan
persamaan
regresi linear regresi linear regresi linear
terdistribusi
terdistribusi
terdistribusi
normal
normal
normal

Persamaan 4
Variabel
X4
memiliki
korelasi 0,141
dan
p-value
0.553 dengan
variabel
Y2
dan Variabel
X5
memiliki
korelasi -0,141
dan
p-value
0.553 dengan
variabel
Y2.
Hal ini berarti
kedua variabel
tidak memiliki
korelasi
dengan
variabel Y2

15
Lanjutan Tabel 10 Hasil uji analisis regresi berganda
Uji
Persamaan Regresi Berganda
Persamaan 1
Persamaan 2
Persamaan 3
Uji
Nilai p-value Nilai p-value Nilai p-value
Heteroske- dari X2 dan X3 dari X2 dan X3 X4
terhadap
dastisitas
terhadap
terhadap
residual adalah
residual adalah residual adalah 0,772, maka >
0,821
dan 0,677
dan α. Tidak terjadi
0,777,
maka 0,732,
maka heteroskeduanya > α. keduanya > α. kedastisitas
Tidak terjadi Tidak terjadi
heterosheteroskedastisitas
kedastisitas
Uji Auto- Nilai p-value Nilai p-value Nilai p-value
korelasi
0,108 > α. 0,108 > α. 0,108 > α.
Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
autokorelasi
autokorelasi
autokorelasi
pada
pada
pada
persamaan
persamaan
persamaan
regresi
regresi
regresi
Uji F
Nilai p-value Nilai p-value Nilai p-value
sebesar 0,002, sebesar 0,001, sebesar 0,000,
maka tolak H0. maka tolak H0. maka tolak H0.
Terdapat
Terdapat
Terdapat
pengaruh
pengaruh
pengaruh
signifikan X2 signifikan X2 signifikan X4
dan X3 secara dan X3 secara secara simultan
simultan
simultan
terhadap Y1
terhadap Y1
terhadap Y2
Uji T
Nilai p-value Nilai p-value Nilai p-value
X2
adalah X2
adalah X4
adalah
0,000
maka 0,157
maka 0,000,
maka
tolak H0 dan p- terima H0 dan tolak
H0.
value
X3 p-value
X3 Terdapat
adalah 0,059, adalah 0,003, pengaruh
maka
terima maka tolak H0. signifikan X4
H0 .
Secara Secara parsial, secara parsial
parsial,
tidak terdapat terhadap Y1
terdapat
pengaruh
pengaruh
signifikan X2
Y1 .
signifikan X2 terhadap
terhadap
Y1. Secara parsial,
Secara parsial terdapat
tidak terdapat pengaruh
pengaruh
signifikan X3
signifikan X3 terhadap Y1
terhadap Y1

Persamaan 4

16
Pengaruh Portofolio Kredit Terhadap Profitabilitas
Persamaan yang terbentuk berdasarkan hasil analisis regresi dapat dilihat
pada Tabel 11. Hasil uji analisis regresi berganda pada Tabel 10, menunjukkan
bahwa persamaan 1,2, dan 3 telah memenuhi semua asumsi bahwa persamaan
tidak terdapat masalah multikolinearitas, terdistribusi normal, tidak terdapat
masalah heteroskedastisitas, dan tidak terdapat masalah autokorelasi. Sedangkan
persamaan 4 tidak di uji analisis regresi berganda karena tidak ada korelasi antara
variabel X4 atau X5 terhadap variabel Y2.
Tabel 11 Persamaan regresi
Persamaan 1
Persamaan 2
Persamaan 3

Persamaan
Y1 = 7,235 - 0,066X2 + 0,204X3
Y2 = 7,805 + 0,055X2 + 0,861X3
Y1 = -0,302 + 0,236X4

R-square
52,5
58,5
67,6

Persamaan 1
Persamaan 1 menunjukkan pengaruh portofolio kredit berdasarkan skala
usaha terhadap ROA. Koefisien determinasi atau R-square dari persamaan ini
adalah 52,5% (Lampiran 1) yang menunjukkan bahwa 52,5% keragaman dari
variabel dependen dapat dijelaskan oleh keragaman dari variabel independen.
Sedangkan sisanya sebesar 47,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang
tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Konstanta 7,235 menunjukkan bahwa apabila tidak ada penyaluran kredit
pada kredit kecil dan kredit menengah, maka ROA akan memiliki nilai 7,235%.
Hal ini disebabkan apabila tidak ada penyaluran kredit pada kredit kecil dan kredit
menengah, maka penyaluran kredit akan disalurkan kepada kredit mikro sehingga
tetap dapat menghasilkan pendapatan bunga. Selain itu, terdapat pendapatan lain
dari berbagai sumber yang dapat membentuk ROA.
Pada X2, koefisien regresi -0,066 menunjukkan pengaruh negatif dari
penyaluran kredit kecil terhadap ROA, sehingga ROA akan menurun sebanyak
0,066% ketika komposisi penyaluran kredit kecil meningkat sebanyak 1% (ceteris
paribus). Kondisi ini dapat dijelaskan bahwa pada periode 2010-2014, komposisi
penyaluran kredit kecil dengan bunga yang lebih rendah terus meningkat,
sehingga membuat nilai ROA pada periode sama yang memiliki kecenderungan
menurun. Pengaruh yang signifikan dari komposisi kredit kecil terhadap ROA
terjadi karena penyaluran kredit kecil memiliki komposisi tertinggi secara ratarata selama periode 2010-2014, sehingga kredit kecil memiliki dampak yang besar
dalam membentuk ROA.
Pada X3, koefisien regresi 0,204 menunjukkan pengaruh positif dari
penyaluran kredit menengah terhadap ROA, sehingga ROA akan meningkat
sebanyak 0,204% ketika komposisi kredit menengah meningkat sebanyak 1%
(ceteris paribus). Pengaruh yang tidak signifikan dari komposisi kredit menengah
terhadap ROA diakibatkan komposisi kredit menengah yang sangat rendah,
sehingga dampak dari kredit menengah tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembentukkan ROA.

17
Persamaan 2
Persamaan 2 menunjukkan pengaruh portofolio kredit berdasarkan skala
usaha terhadap ROE. Koefisien determinasi atau R-square dari persamaan ini
adalah 58,5% (Lampiran 2) yang menunjukkan bahwa 58,5% keragaman dari
variabel dependen dapat dijelaskan oleh keragaman dari variabel independen.
Sedangkan sisanya sebesar 41,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang
tidak dijelaskan dalam penelitian ini
Konstanta 7,805 menunjukkan bahwa apabila tidak ada penyaluran kredit
pada kredit kecil dan kredit menengah, maka ROE akan memiliki nilai 7,805%.
Hal ini disebabkan apabila tidak ada penyaluran kredit pada kredit kecil dan kredit
menengah, maka penyaluran kredit akan disalurkan pada kredit mikro sehingga
tetap menghasilkan pendapatan bunga. Selain itu, terdapat pendapatan lain dari
berbagai sumber yang dapat membentuk ROE.
Pada X2, koefisien regresi 0,055 menunjukkan pengaruh positif dari
penyaluran kredit kecil terhadap ROE, sehingga ROE akan meningkat sebanyak
0,055% ketika komposisi kredit kecil meningkat sebanyak 1% (ceteris paribus).
Berdasarkan data historis pada periode 2010-2014, komposisi penyaluran kredit
kecil terus meningkat, sejalan dengan nilai ROE pada periode sama yang memiliki
kecenderungan meningkat namun tidak signifikan. Hal ini terjadi karena dengan
meningkatnya penyaluran kredit kecil, pertumbuhan laba setelah pajak juga secara
rata-rata tumbuh sebesar 9,50%, sementara ekuitas secara rata-rata hanya tumbuh
sebesar 3,65% karena bank lebih bergantung pada sumber dana pihak ketiga.
Perbedaan pertumbuhan ini menghasilkan peningkatan ROE yang sejalan dengan
peningkatan komposisi penyaluran kredit kecil, namun tidak berdampak
signifikan.
Pada X3, koefisien regresi 0,861 menunjukkan pengaruh positif dari
penyaluran kredit menengah terhadap ROE, sehingga ROE akan meningkat
sebanyak 0,861% ketika komposisi kredit menengah meningkat sebanyak 1%
(ceteris paribus). Pengaruh yang signifikan dari komposisi kredit menengah
terhadap ROE terjadi karena kredit menengah memiliki risiko yang lebih rendah
dibandingkan dengan kredit kecil sehingga beban akibat adanya kredit macet
berkurang sehingga menghasilkan ROE yang tinggi.
Persamaan 3
Persamaan 3 menunjukkan pengaruh portofolio kredit berdasarkan jenis
penggunaan terhadap ROA. Koefisien determinasi atau R-square dari persamaan
ini adalah 67,6% (Lampiran 3) yang menunjukkan bahwa 67,6% keragaman dari
variabel dependen dapat dijelaskan oleh keragaman dari variabel independen.
Sedangkan sisanya sebesar 32,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang
tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Konstanta -0,302 menunjukkan bahwa apabila tidak ada penyaluran kredit
pada kredit produktif, maka ROA akan memiliki nilai -0,302%. Hal ini
disebabkan apabila tidak ada penyaluran kredit pada kredit produktif, maka
penyaluran kredit akan disalurkan pada kredit konsumtif. Namun, suku bunga
kredit konsumtif yang rendah memungkinkan pendapatan yang dihasilkan oleh
bunga kredit tidak dapat menutupi beban yang dihasilkan sehingga tercipta ROA
yang negatif.
Pada X4, koefisien regresi 0,236 menunjukkan pengaruh positif dari
penyaluran kredit produktif terhadap ROA, sehingga ROA akan meningkat

18
sebanyak 0,236% ketika komposisi kredit produktif meningkat sebanyak 1%
(ceteris paribus). Pengaruh yang signifikan dari kredit produktif terhadap ROA
terjadi, karena pada saat perubahan komposisi penyaluran kredit maka pendapatan
yang dihasilkan dari bunga kredit akan berubah dikarenakan suku bunga kredit
yang berbeda antara kredit produktif dan kredit konsumtif.
Persamaan 4
Persamaan 4 menunjukkan pengaruh portofolio kredit berdasarkan jenis
penggunaan terhadap ROE. Tidak ada pengaruh dari komposisi kredit produktif
maupun konsumtif terjadi nilai ROE bergerak fluktuatif naik turun tanpa
mengikuti pergerakan dari komposisi kredit produktif ataupun kredit konsumtif.
Hal ini terjadi karena ROE bergerak sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan
berdasarkan suku bunga kredit yang ada. Selain itu, hal ini juga didukung dengan
pertumbuhan ekuitas yang lambat. Karena persamaan ini tidak dapat
mencerminkan kondisi sesungguhnya, maka selanjutnya persamaan 4 tidak
digunakan dalam penelitian ini.
Portofolio Kredit Optimal
Portofolio optimal merupakan portofolio yang memiliki ekspektasi imbal
hasil tertentu dengan risiko terendah. Pada penelitian ini, data historis imbal hasil
yang digunakan adalah perkiraan imbal hasil yang diterima setiap tahun selama
periode 2010-2014 berdasarkan suku bunga kredit BPR SWA dan jumlah
penyaluran kredit tiap jenis kredit.
Portofolio kredit optimal berdasarkan skala usaha
Metode analisis Markowitz digunakan untuk menentukan kombinasi
portofolio kredit optimal berdasarkan skala usaha. Berdasarkan perhitungan
dengan bantuan microsoft excel, diperoleh nilai rata-rata imbal hasil dan nilai
standar deviasi yang menggambarkan risiko kredit (Tabel 12), Correlation Matrix
(Tabel 13), Covariance Matrix (Tabel 14).
Tabel 12 Nilai rata-rata imbal hasil dan standar deviasi kredit skala usaha
Nilai
Jenis Kredit
Mikro
Kecil
Menengah
Rata-rata imbal hasil (%)
28,20
16.34
16,31
Standar deviasi (%)
2,71
1,74
0,77
Tabel 13 Correlation Matrix kredit berdasarkan skala usaha
Jenis kredit
Jenis Kredit
Mikro
Kecil
Mikro
1,00000
0,91675
Kecil
0,91675
1,00000
Menengah
0,89092
1,00000

Menengah
0,89092
1,00000
1,00000

19
Tabel 14 Covariance Matrix kredit berdasarkan skala usaha
Jenis kredit
Jenis kredit
Skala Usaha
Mikro
Kecil
Menengah
Mikro
7,32736
4,32099
1,85447
Kecil
4,32099
3,03189
1,33895
Menengah
1,85447
1,33895
0,59131
Selanjutnya adalah menghitung rata-rata, standar deviasi, dan varian dari
portofolio pembanding untuk mengevaluasi portofolio efisien. Pada penelitian ini
komposisi untuk portofolio pembanding yang digunakan adalah komposisi
penyaluran kredit berdasarkan skala usaha pada tahun 2014.
Tabel 15 Risiko dan tingkat pengembalian portofolio pembanding
Varian portofolio (%)
Standar deviasi portofolio (%)
Mean portofolio (%)

3,61
1,90
19,00

Portofolio optimal dari masing-masing jenis kredit ditentukan
menggunakan bantuan program solver dalam microsoft excel. Pada penelitian ini,
program solver digunakan untuk mendapatkan nilai varian terendah yang
menghasilkan mean portofolio yang sama dengan portofolio pembanding.
Perhitungan yang dilakukan solver menghasilkan bobot portofolio kredit optimal
berdasarkan skala usaha yaitu 22,63% kredit mikro, 0% kredit kecil, dan 77,37%
kredit menengah akan membentuk varian terendah yakni 1,38%.
Portofolio kredit optimal berdasarkan jenis penggunaan
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan microsoft excel, diperoleh nilai
rata-rata imbal hasil dan nilai standar deviasi yang menggambarkan risiko kredit
(Tabel 16).
Tabel 16 Nilai rata-rata imbal hasil dan standar deviasi kredit jenis penggunaan
Nilai
Jenis Kredit
Produktif
Konsumtif
Rata-rata imbal hasil (%)
23,71
21,96
Standar deviasi (%)
3,37
3,89
Portofolio kredit berdasarkan jenis penggunaan hanya terdiri dari dua jenis
kredit berisiko, yaitu kredit produktif dan kredit konsumtif. Karena hanya
memiliki dua jenis kredit berisiko maka portofolio kredit optimal bergantung
kepada tingkat penghindaran risiko. Namun, kredit produktif menawarkan imbal
hasil yang lebih besar dengan risiko yang lebih rendah sehingga kredit produktif
secara dominan lebih baik daripada kredit konsumtif, maka portofolio kredit
optimal dapat disimpulkan terdiri atas 100% kredit produktif dan 0% kredit
konsumtif dengan varian 11,38%.

20
Evaluasi Pengaruh Portofolio Kredit Optimal Terhadap Profitabilitas
Komposisi bobot optimal untuk masing-masing jenis kredit akan
mempengaruhi profitabilitas dari BPR SWA. Portofolio kredit optimal
berdasarkan skala usaha adalah 22,63% kredit mikro, 0,00% kredit kecil, dan
77,37% kredit menengah. Menggunakan persamaan 1 dan persamaan 2 maka
didapatkan nilai ROA 23,02% dan nilai ROE 74,42%. Nilai ROA dan ROE yang
semakin meningkat menunjukkan bahwa komposisi portofolio kredit optimal
dengan menurunkan penyaluran kredit kecil berdampak baik bagi kinerja
keuangan. Sedangkan portofolio kredit optimal berdasarkan jenis penggunaan
adalah 100% kredit produktif dan 0% kredit konsumtif. Menggunakan persamaan
3 maka didapatkan nilai ROA 23,30%. Peningkatan nilai ROA menunjukkan
komposisi portofolio kredit optimal dengan meningkatkan penyaluran kredit
kepada kredit produktif berdampak baik bagi kinerja keuangan BPR SWA.
Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial yang dapat mempengaruhi peningkatan ROA dan
ROE BPR Supra Wahana Arta dapat dilakukan dengan langkah-langkah :
1. Peningkatan kinerja portofolio kredit
a. Perusahaan perlu menyeimbangkan portofolio kreditnya, komposisi kredit
mikro atau suku bunga kredit kecil sebaiknya ditingkatkan untuk
meningkatkan imbal hasil yang dihasilkan.
b. Perusahaan perlu memperhatikan suku bunga tiap jenis kredit, penyaluran
kredit yang pesat terjadi pada kredit kecil, namun hal ini tidak
menghasilkan imbal hasil yang sesuai dengan beban yang ada karena suku
bunga yang ditawarkan untuk kredit kecil cukup rendah. Sementara
sumber dana yang diandalkan berasal dari dana pihak ketiga yang
menimbulkan beban. Apabila nilai penyaluran kredit tidak menghasilkan
imbal hasil yang sesuai maka akan memberikan dampak kinerja yang
buruk bagi perusahaan.
c. Perusahaan perlu memperhatikan target-target kinerja keuangan bagi
perusahaan. Target kinerja akan lebih baik apabila mempertimbangkan
kondisi bank pesaing sebagai pembanding.
2. Peningkatan pemasaran kredit
a. Perusahaan perlu untuk menjangkau lebih banyak pelaku usaha untuk
dapat meningkatkan pertumbuhan kredit produktif. Untuk meningkatkan
pertumbuhan kredit produktif dapat memberikan insentif dalam bentuk
kemudahan administrasi atau keringanan collateral.
b. Perusahaan perlu untuk memberikan target pencapaian penyaluran kredit
untuk tiap jenis kredit, bukan berdasarkan nilai baki debet secara
keseluruhan sehingga strategi portofolio kredit yang disusun dapat
tercapai.
3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia manajemen risiko
Perusahaan memerlukan persiapan untuk dapat menangani risiko kredit
yang akan muncul dari optimalisasi portofolio karena peningkatan
komposisi kredit mikro akan melibatkan lebih banyak debitur. Sehingga

21
diperlukan kemampuan sumber daya yang baik dalam menjaga kualitas
kredit yang disalurkan.

SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Portofolio kredit pada BPR SWA terdiri atas portofolio kredit berdasarkan
skala usaha yang terdiri dari kredit mikro, kredit kecil, dan kredit menengah
serta portofolio kredit berdasarkan jenis penggunaan yang terdiri dari kredit
produktif dan kredit konsumtif. Secara rata-rata komposisi portofolio kredit
berdasarkan skala usaha periode 2010-2014 tersusun dari 48,58% kredit
mikro, 49,65% kredit kecil, dan 1,77% kredit menengah. Namun, pada
akhir tahun 2014 komposisi portofolio kredit didominasi oleh kredit kecil
dengan 75,23%, 22,41% kredit mikro, dan 2,36% kredit menengah.
Sedangkan komposisi portofolio kredit berdasarkan jenis penggunaan
secara rata-rata tersusun dari 19,62% kredit produktif dan 80,38% kredit
konsumtif.
2.
Pengujian menggunakan uji F dan uji T menunjukkan bahwa secara
simultan portofolio kredit berdasarkan skala usaha berpengaruh signifikan
terhadap ROA dan ROE, secara parsial hanya komposisi kredit kecil yang
berpengaruh signifikan terhadap ROA dan hanya komposisi kredit
menengah yang berpengaruh signifikan terhadap ROE. Portofolio kredit
berdasarkan jenis penggunaan berpengaruh signifikan terhadap perubahan
ROA, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE.
3.
Komposisi portofolio kredit optimal untuk kredit berdasarkan skala usaha
yaitu 22,63% kredit mikro, 0,0% kredit kecil, dan 77,37% kredit menengah,
dengan varian 1,38%. Sedangkan komposisi untuk kredit berdasarkan jenis
penggunaan yaitu 100% kredit produktif dan 0% kredit konsumtif, dengan
varian 11,38%.
4.
Menggunakan persamaan 1 d