PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA BEBE

Proposal Penelitian

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA BEBERAPA
SAHAM YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI)

Oleh :
Abdul Kadir Alamudi
201410160311523

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2017

Lembar Pengesahan

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA BEBERAPA SAHAM
YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Abdul Kadir Alamudi

201410160311523

Malang, 17 Maret 2017
Pembimbing 1

Pembimbing 2

.........................

.........................

1

Judul : Pembentukan Portofolio Optimal pada Beberapa Saham yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

A. Latar Belakang Masalah
Portofolio merupakan sekumpulan aset yang dimiliki untuk tujuan
ekonomis tertentu. Konsep dalam portofolio adalah bagaimana mengalokasikan
sejumlah dana tertentu pada berbagai investasi yang akan menghasilkan

keuntungan yang optimal. Investasi saham yang dilakukan semua investor yang
melakukan investasi tentu mengharapkan tingkat pengembalian yang sesuai
dengan dana yang diinvestasikan. Tingkat pengembalian yang diharapkan oleh
investor terkadang tidak selalu sesuai dengan tingkat pengembalian aktual yang
akan diperoleh sehingga investor tidak mengetahui secara pasti hasil yang akan
diperoleh dari investasi saham yang dilakukannya.
Pembentukan suatu portofolio menyebabkan timbulnya banyak sekali
kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva yang masingmasing memiliki risiko. Kemungkinan portofolio yang memiliki jumlah tidak
terbatas maka akan menimbulkan pertanyaan bagi investor, portofolio mana yang
akan dipilih. Pertimbangan utama bagi investor dalam mengoptimalkan keputusan
investasi adalah memaksimumkan tingkat pengembalian (return) terhadap risiko
(risk) investasi tertentu.
Berdasarkan hal tersebut, maka suatu usulan investasi yang dirasa
memberikan risiko lebih besar seharusnya memberikan tingkat pengembalian
dalam bentuk keuntungan yang besar pula agar investor tertarik mengambilnya.
Seorang investor yang jeli tidak hanya melihat pada sisi keuntungan saja. Risiko
yang ditawarkan atas suatu portofolio patut diperhitungkan karena akan
menyangkut masa depan pengembalian dana yang diinvestasikan.
Meminimalkan risiko pada tingkat pengembalian yang dikehendaki dalam
berinvestasi saham dapat dilakuakan dengan cara diversifikasi atau menanamkan

ke lebih dari satu jenis surat berharga. Pilihan bagi investor dalam memperkecil
risiko investasi yaitu melalui mutual fund inilah nasihat investasi yang baik
dilaksanakan, “jangan menaruh semua telur di dalam satu keranjang”, sebab pada
2

prinsipnya melakukan investasi pada mutual fund adalah melakukan investasi
pada sekian alat investasi yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang,
seperti saham, obligasi, commercial paper dan yang lainnya agar dapat
menurunkan

risiko

portofolio

dan

mencapai

tingkat


keuntungan

yang

dipersyaratkan.
Seorang investor yang rasional, hal yang paling penting untuk diperhatikan
adalah bagaimana sebuah investasi dapat menghasilkan tingkat keuntungan atau
penghasilan optimal pada tingkat risiko minimal. Investor juga harus memiliki
ketajaman perkiraan masa depan perusahaan yang sahamnya akan dibeli ataupun
dijual, karena investor pada umumnya merupakan pihak yang tidak menyukai
risiko dan sangat mengharapkan pengembalian yang maksimal, untuk itulah pada
mengapa investasi di sektor financial menjadi daya tarik tersendiri dikalangan
investor,

karena

menjanjikan

tingkat


pengembalian

yang

lebih

tinggi

dibandingkan dengan investasi di sektor real asset maupun di pasar uang.
Penelitian sebelumnya mengausmsikan bahwa tingkat pengembalian
antara dua saham portofolio atau lebih akan berkorelasi (bergerak bersama) dan
mempunyai reaksi yang sama terhadap faktor yang dimasukkan ke dalam model.
Kenyataannya tidak demikian, tingkat pengembalian saham portofolio (expected
return) dan tingkat risiko yang digambarkan secara aktual tidak hanya satu satu
faktor yang mempengaruhi.
Eko (2008:186) menyatakan bahwa kombinasi dari saham-saham yang
membentuk portofolio optimal ditentukan dengan melihat peringkat masingmasing saham berdasarkan nilai ERB (Excess Return to Beta) pada model indeks
tunggal dan ERS (Excess Return to Deviation Standard) pada model korelasi
konstan. Penelitian pada saham indeks LQ-45 tahun 2002-2007 hasilnya adalah
portofolio yang optimal dibentuk dengan menggunakan model indeks tunggal

maupun model korelasi konstan mengindikasikan bahwa investor harus
mengalokasikan dana terbesarnya pada Saham TLKM. Tabel di bawah ini
menyajikan tentang statistik data tingkat pengembalian saham individu.

3

Tabel 1.
Statistik Data Tingkat Pengembalian Saham Individu (Daily Return Saham)
Kode
Saham

Mean

medi
an

Max

Min


Std. dev

Skewne
ss

Kurtosi
s

Jarqu
e

Prob
.

O
bs.

Bera
AALI


0

0.186

0.1163

0.027179

0.6493
45

7.01601
8

887.03
83

0

1195


0.002769

0

0.287
1

0.1719

0.034801

0.9069
32

9.30290
6

2141.8
75


0

1195

ASII

0.002018

0

0.209
9

0.1786

0.029061

0.2025
4


7.96473
6

1235.4
65

0

1195

BBCA

0.001764

0

0.972
6

0.4929

0.038885

11.3782
5

348.288
9

59621
69

0

1195

BLTA

0.003302

0

0.343
5

0.2489

0.033832

1.0803
75

19.0266
1

13021.
57

0

1195

0.000198

0

0.154
2

0.1069

0.020444

0.7150
53

9.84284
6

2433.3
06

0

1195

GJTL

0.001632

0

0.294
1

0.1786

0.036999

1.2763
63

10.9566
8

3476.7
14

0

1195

INCO

0.003302

0

0.343
5

0.2489

0.033832

1.0803
75

19.0266
1

13021.
57

0

1195

INDF

0.000962

0

0.217
4

0.1538

0.029378

0.4583
53

6.85468
1

781.67
51

0

1195

INKP

0.001793

0

0.316
6

0.2083

0.03657

0.6888
59

11.6068
1

3782.9
32

0

1195

INTP

0.002084

0

0.205
1

0.1667

0.031202

0.3899
21

7.89353
5

1222.6
26

0

1195

ISAT

0.001547

0

0.95

0.4958

0.038694

10.561
53

326.120
3

52208
01

0

1195

KLBF

0.001744

0

0.187
5

-0.5

0.034059

2.61525
7

44.9792
4

89107.
9

0

1195

0.001545

0

0.229
5

0.1522

0.028985

1.06933
3

12.2333
5

4472.7
16

0

1195

0.001545

0

0.161
3

0.1944

0.031175

0.18573
7

6.05040
3

470.18
04

0

1195

SMCB

0.001216

0

0.357
2

0.3532

0.024891

0.41838
5

23.0160
7

19983.
55

0

1195

TLKM

0.001503

0

0.1119

0.1933

0.024031

0.13543
8

8.06167
1

1279.3
41

0

1195

UNVR

0.001029

0

0.196
1

0.1257

0.019482

1.23806
9

16.0281
2

8756.5
27

0

1195

0.002002
ANT
M

GGR
M

MEDC
PNBN

Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2007

Portofolio optimal yang dibentuk dengan menggunakan model korelasi
konstan memiliki kinerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan portofolio
optimal yang dibentuk dengan menggunakan model indeks tunggal. Membentuk
4

porotofolio optimal, investor harus mempertimbangkan beberapa faktor lain diluar
faktor harga saham, indeks LQ-45, dan tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (SBI).
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan portofolio optimal
adalah faktor makro ekonomi dan anilisis fundamental emiten. Dua faktor ini
perlu dipertimbangkan sebab pada dasarnya sekamin baik kinerja emiten, maka
semakin baik pula kinerja saham dari emiten tersebut (Eko, 2008:186)
Pemasalahan yang dihadapkan kepada investor adalah terdapat banyak
sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari berbagai kombinasi
aktiva di pasar yang masing-masing memiliki tingkat risiko sendiri. Kombinasi ini
dapat mencapai jumlah yang tidak terbatas. Jumlah kombinasi portofolio yang
tidak tervatas tersebut, maka membuat timbul pertanyaan porotfolio mana yang
akan dipilih oleh investor.
Asumsi yang baik bagi investor adalah untuk membentuk portofolio saham
yang efisien, investor jika dihadapkan pada dua pilihan investasi yang dihadapkan
dua pilihan investasi yang masing-masing menawarkan tingkat pengembalian
yang sama dengan tingkat risiko yang berbeda, akan cenderung memilih investasi
dengan risiko investasi yang rendah. Portofolio optimal merupakan portofolio
yang dipilih oleh investor dari sekian banyak kumpulan portofolio efisien yang
ditawarkan kepada investor. Portofolio yang dipilih oleh investor tentunya
merupakan portofolio yang sesuai dengan kriteria maupun preferensi investor
bersangkutan terhadap pengembalian maupun risiko yang akan dihadapinya nanti.
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas peneliti mengambil
judul “Pembentukan Portofolio Optimal pada Beberapa Saham yang Tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Penelitian ini pada dasarnya merupakan kelanjutan
dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, fokus dari penelitian
ini adalah mendesain suatu pembentukan portofolio yang optimal terhadap
beberapa saham yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesi (BEI) periode
tahun 2011-2015 dengan menggunakan data harga saham bulanan.
B. Rumusan Masalah

5

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan penelitian yang dapat diambil
adalah “Bagaimana pembentukan portofolio optimal bagi investasi terhadap
beberapa saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)?”
C. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini agar peneliti lebih terfokus dan
penelitian ini tidak mengambang dari tujuan semula yang telah ditetapkan
sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka
peneliti membatasi ruang lingkup masalah pada beberapa saham yang masuk
terhadap indeks LQ-45 yaitu studi pembentukan portofolio optimal yang
mencakup menghitung tingkat keuntungan, expected return, risiko, kombinasi
portofolio yang terdiri dari dua kombinasi saham, bobot investasi dana, expected
return portofolio, risiko portofolio, pemilihan portofolio optimal.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah mengetahui kombinasi portofolio optimal bagi
investasi terhadap beberapa saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Emiten
Manfaat penelitian bagi emiten adalah sebagai informasi bagaimana
kondisi perusahaan mereka. Apakah dalam keadaan yang optimal
sehingga saham milik mereka masih membuat investor teratrik atau
tidak.
b. Bagi Investor
Manfaat penelitian bagi investor adalah sebagai informasi sebagai
referensi saham-saham mana saja yang cocok diinvestasi karena adanya
informasi pembentukan saham yang optimal.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Manfaat penelitian bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai tambahan
referensi bagi peneliti selanjutnya ketika melakukan penelitian yang akan
datang.
E. Landasan Teori
1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
6

Kajian penelitian terdahulu memiliki tujuan untuk mengetahui
hubungan antara penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan penelitian
yang akan dilakukan. Penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai
pembanding maupun referensi dalam perbandingan teori dengan hasil yang
didapatkan.
Setiawan (2010) meneliti tentang Analisis

Investasi dalam

Pembentukan Portofolio Optimal di Bursa Efek Jakarta. Penelitian tersebut
dilakukan dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model
(CAPM) dan Simple Criteria for Optimal Portfolio Selection (SCOPS).
Hasil dari penelitian itu disimpulkan saham-saham yang masuk dalam
portofolio optimal ternyata hubungannya tidak menunjukkan kontrasiklikal
yang mencolok, namun demikian saham-saham yang terpilih tetap
merupakan saham terbaik untuk didiversifikasi menjadi portofolio optimal
dibandingkan dengan saham lainnya yang tergabung dalam kelompok
Indeks LQ-45.
Eko (2008) melakukan penelitian tentang Analisis dan Penilaian
Kinerja Portofolio Optimal Saham-Saham LQ-45. Penelitian ini bertujuan
untuk mendesain suatu simulasi portofolio optimal terhadap saham-saham
likuid LQ-45 di BEI tahun 2002-2007 dengan menggunakan data harga
saham harian. Metode yang digunakan pada penelitian ini dengan
menggunakan model indeks tunggal dan model constant correlation.
Hasilnya
menggunakan

adalah
model

portofolio
indeks

optimal

tunggal

yang

maupun

dibentuk

dengan

korelasi

konstan

mengindikasikan bahwa investor harus mengalokasikan dana terbesarnya
pada saham TLKM, sedangkan portofolio optimal yang dibentuk dengan
menggunakan model korelasi konstan memiliki kinerja yang lebih baik jika
dibandingkan dengan menggunakan model indeks tunggal.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Fakreza dan Santoso (2016)
dengan penelitian Analisis Pembentukan Portofolio Optimal pada
Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI. Model indeks tunggal dan
model Markowitz yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian
7

ini diperoleh pembentukan satu portofolio optimal yang terbentuk
menggunakan proporsi dana yang ditanamkan dalam saham 50%-50%,
70%-30%, dan 30%-70%.
2. Tinjauan Teori
a. Investasi
Investasi secara umum menurut Jogiyano (2000:5) didefinisikan
sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam
produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. Kesempatan
produksi yang efisien yang didapat, pengorbanan untuk melakukan
penundaan konsumsi sekarang untuk diinvestasikan ke produksi tersebut
akan meningkatkan utiliti total.
Menurut Halim (2003:2) investasi pada hakikatnya merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk
memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi
dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi pada financial assets dan
investasi pada real assets. Investasi pada financial assets dilakukan di
pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat
berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi pada real assets diwujudkan
dalam bentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan
pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya.
b. Pasar Modal
Menurut Fakhruddin (2001:1) pada dasarnya, pasar modal
(capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang
maupun modal sendiri. Pasar modal merupakan pasar untuk surat
berharga jangka panjang, maka pasar uang (money market) pada sisi yang
lain merupakan pasar surat berharga jangka pendek. Baik pasar modal
maupun pasar uang merupakan bagian dari pasar keuangan (financial
market).
Husnan (2003:3) menyatakan bahwa secara formal pasar modal
dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan
(atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam
bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah,

8

public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal merupakan
konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market).
c. Saham
Fakhruddin (2001:6) menyatakan saham dapat didefinisikan
sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa yang memiliki kertas tersebut adalah yang memiliki
perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut secara sah dengan hak
kepemilikan tergantung dari seberapa banyak dia memiliki saham
tersebut.
Menurut Husnan (2003:33) pemodal membeli saham, berarti
mereka membeli prospek perusahaan. Prospek perusahaan membaik
harga saham

tersebut akan meningkat. Sesorang memiliki 1% dari

seluruh saham yang diedarkan perusahaan , berarti kepemilikannya juga
sebesar 1%. Perusahaan yang dimiliki sahamnya tersebut berkembang
biak, maka nilai perusahaan mungkin meningkat.
Fakhruddin (2001:12) mengklasifikasikan saham yang dibedakan
atas beberapa hal:
1) Cara Peralihan Hak.
Jika dilihat dari cara peralihan hak, maka saham dapat diklasifikasikan
atas :
a) Saham atas unjuk (bearer stocks), artinya pada saham tersebut
tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari
satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapa yang
memegang saham tersebut maka dialah diakui sebagai pemilik dan
berhak ikut hadir dalam RUPS.
b) Saham atas nama (registered stocks), merupakan saham yang
ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara
peralihannya harus melalui rosedur tertentu.
2) Hak Tagihan dan Klaim
Jika ditinjau dari segi kemampuan dalam hal klaim,maka saham
terbagi atas:
a) Saham biasa (common stocks), yaitu merupakan saham yang
menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian
dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan dilikuidasi.

9

b) Saham preferen (preffered stocks), merupakan saham yang
memiliki karakteristik gabungan antara obliggasi dan saham biasa,
karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga
obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang
dikehendaki investor.
3) Kinerja Saham
Dilihat dari kinerja perdagangan maka saham dapat dikategorikan
atas:
a) Blue-Chip Stocks, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang
memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis,
memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar
deviden.
b) Income Stocks, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki
kemampuan mebayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden
yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
c) Growth Stocks (well known), yaitu saham-saham dari emiten yang
memiliki pertumbuhan pendapatanyang tinggi, sebagai leader di
industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu
terdapat juga growth stock (lesser known), yaitu saham dari emiten
yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri
seperti growth stocks (lesser known). Umumnya saham ini berasal
dari daerah kurang populer dikalangan emiten.
d) Speculative Stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa
secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
akan tetapi mempunyai kemapuan penghasilan yang tinggi dimasa
mendatang, meskipun belum pasti.
e) Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
d. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Fakhruddin (2001:203) menyatakan IHSG pertama

kali

diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan
harga saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) baik saham biasa
maupun saham preferen. Hari dasar perhitungan IHSG adalah tanggal 10
Agustus 1982 dengan nilai 100 dengan jumlah saham tercatat pada waktu
sebanyak 13 saham.
e. Indeks LQ 45
10

Menurut Fakhruddin (2001:204) menyatakan bahwa indeks ini
hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih setelah melalui beberapa
kriteria pemilihan sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan
likuiditas (LiQuid) tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar
saham tersebut.
Kriteria pemilihan saham untuk indeks LQ 45
1) Masuk dalam tangking 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar
reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2) Rangking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar
selama 12 bulan terakhir).
3) Telah tercatat di bursa efek minimum 3 bulan.
4) Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya,
frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
f. Portofolio Optimal
1) Pemilihan Portofolio yang Efisien
Menurut

Halim

(2003:50)

investor

dapat

menentukan

kombinasi dari efek-efek untuk membentuk portofolio, baik yang
efisien maupun yang tidak efisien.

Pada gambar 1 di bawah ini

diasumsikan investor membentuk portofolio A, B, C, D, E, F, G,
H,

I dan J. Paling penting bagi investor adalah bagaimana

menentukan portofolio yang dapat memberikan kombinasi tingkat
pengembalian dana risiko yang optimum.
Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut bila
dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi berikut :
a) Memberikan expected return terbesar dengan risk yang sama, atau
b) Memberikan risk terkecil dengan expected return yang sama.

11

E(RP)

4

F
3

E
D

G

C

2

B

H

1

A

I
J

1

0

2

3

4

ΣP

Sumber : Halim, (2005:51)

Gambar 1
Portofolio Yang Efisien Dan Yang Tidak Efisien
Menurut gambar tersebut, garis B, C, D, E, F disebut sebagai
ermukaan

yang

efisien

(efficien

frontier),

yaitu

garis

yang

menunjukkan sejumlah portofolio yang efisien, dan semua portofolio
di bawah garis tersebut menunjukkan bahwa kumpulan dari portofolio
yang tidk efisien. Misalnya, portofolio A merupakan portofolio yang
tidak efisien bila dibandingkan dengan portofolio C.
2) Pemilian Portofolio yang Optimal
Menurut Halim (2003:56) semua portofolio terletak pada
efficient frontier merupakan portofolio yang efisien sehingga tidak
dapat dikatakan portofolio mana yang optimal.

Pedoman yang

digunakan untuk memilih portofolio yang optimal adalah sebagai
berikut :
a) Indifference Curve.

12

Konteks manajemen investasi indifference curve (IC)
merupakan suatu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi
efek yang memberikan return yang tidak berbeda (indifferent) bagi
investor. Slope IC menunjukkan tingkat subtitusi marginal
(marginal rate of subtitation) dari return dan risk.
Apabila return dan risk merupakan subtitusi yang
sempurna, maka IC berupa garis lurus. Kenyataannya keduanya
bukan merupakan subtitusi yang sempurna, karena pada suatu
tingkat risiko tertentu dalam setiap kenaikan risiko, mungkin
individu akan meminta tambahan return yang semakin besar,
sehingga IC tidak lagi merupakan garis lurus. Semakin besar slope
IC menunjukkan bahwa investor semakin hati-hati terhadap risiko.
Sebaliknya, semakin kecil slope IC menunjukkan bahwa
investor semakin berani menghadapi risiko.

Slope IC positif

menunjukkan bahwa investor selalu menginginkan return yang
besar sebagai kompensasi atas risiko yang lebih besar yang harus
ditanggungnya. Untuk lebih jelasnya, kami sajikan gambar kurva
indifference.
Expected return
IC - 3
IC - 2
IC - 1
D
C
A

B

Risk portofolio
Sumber : Halim, (2005:62)

Gambar 2
Kurva Indifferent
Kombinasi pada IC-1 suatu titik A dan titik B masingmasing menunjukkan kombinasi expected retuirn dan risk tertentu.
Expected return dan risiko titik B lebih besar dari expected return
13

dan risiko titik A. Expected return titik B lebih besar dari titik A,
namun risiko yang ditanggung titik B jauh lebih besar dari titik A.
Sementara itu, jika diamati antara titik A, titik C dan titik D
ketiganya

memberikan risiko yang sama namun titik D

memberikan expected return lebih tinggi dari titik A dan titik C
memberikan expected return lebih tinggi dari titik A. Investor yang
rasional akan memilih titik D.
Dengan demikian, kombinasi dari portofolio pada IC
tertinggi yaitu IC-3 akan memberikan tingkat kepuasan tinggi.
Kombinasi dari portofolio pada IC terendah yaitu IC1 akan
memberikan tingkat kepuasan terendah. Perpindahan dari IC
terendah ke IC tertinggi menunjukkan adanya perbaikan kepuasan
para investor. Semakin tinggi utilitas suatu kurva indifferen,
semakin tinggi pula tingkat return yang diharapkan pada setiap
tingkat risiko.
(R P)

IC-B

IC-A2
Z

IC-A
IC-A1
X

W

EF

Y

0

Risiko

Sumber : Halim, (2005:63)

Gambar 3
Portofolio Yang Optimal
Bahwa portofolio optimal investor A terletak pada titik X
yang memberikan kepuasan sebesar IC-A, karena portofolio
14

tersebut menawarkan ER dan risiko yang sesuai dengan
preferensinya. Investor A dikatakan tidak rasional jika memilih
portofolio Y, karena portofolio tersebut memberikan ER lebih
rendah dengan risiko yang sama, sehingga tidak terletak pada EF
dan memberikan kepuasan sebesar IC-AI yang lebih rendah dari
IC-A. Investor A juga dikatakan tidak rasional jika memilih
portofolio Z, karena portofolio tersebut tidak tersedia di pasar
walaupun dapat memberikan ER yang lebih tinggi dari ICA.
Sedangkan kurva indiferen investor B bersinggungan
dengan efficient frontier pada titik W. Artinya, portofolio optimal
bagi investor tersebut terletak pada titik W, karena portofolio
tersebut menawarkan ER dan risiko yang sesuai dengan
preferensinya (Halim, 2003:56-59).
b) Karakteristik Fungsi Utilitas
Menurut Halim (2003:60) fungsi utilitas merupakan suatu
fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari semua alternatif
pilihan yang ada.
Fungsi utilitas jika dikaitkan dengan preferensi terhadap risiko
dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1). Sikap yang tidak menyukai risiko (risk averter)
2). Sikap yang netral terhadap risiko (neutral risk)
3). Sikap yang menyukai risiko (risk seeker)
Ketiga jenis risiko tersebut jika dikaitkan dengan utiliti disajikan
dalam gambar berikut:

Indeks Utilitas

15

a (risk averter)
b (neutral risk)
c (risk seeker)

Kekayaan

0

Sumber : Halim, (2005:64)

Gambar 4
Kaitan Risiko Dengan Utilitas
1. Bagi Investor Yang Tidak Menyukai Risiko
Bentuk kurva fungsi utilitasnya adalah melengkung dengan
peningkatan yang semakin berkurang. Hal ini terjadi karena
terjadi tambahan utilitas yang semakin menurun (deminishing
marginal utility) dari perubahan suatu unit kekayaan yang sama.
2. Bagi Investor Yang Netral Terhadap Risiko
Bentuk kurva fungsi utilitasnya akan berbentuk garis lutrus. Hal
ini terjadi karena investor jenis ini akan merasa bahwa
perubahan kekayaan akan memberikan utilitas yang sama
dengan perubahan kekayaan yang lain dan seterusnya. Dengan
demikian keputusan untuk berinvestasi atau tidak, akan
memiliki efek yang sama terhadap utilitas kekayaan investor.
3. Bagi Investor Yang Menyukai Risiko
Bentuk kurva fungsi utilitasnya akan melengkung dengan
peningkatan yang semakin bertambah. Artinya, tambahan
kekayaan akan memberikan tambahan utilitas yang semakin
meningkat (increasing marginal utility). (Halim, 2003 :61)
g. Model Pembentukan Portofolio Optimal
1) Capital Asset Pricing Model (CAPM)

16

Menurut Agus Sartono (2010:168) Capital Asset Pricing
Model (CAPM) menjelaskan keseimbangan anatara risiko yang
sistematis dan tingkat keuntungan yang disyaratkan sekuritas
portofolio. Dengan kata lain tujuan utama dari penggunaan Capital
Asset Pricing Model (CAPM) adalah untuk menentukan tingkat
keuntungan minimum yang disyaratkan atau minimum reuired rates of
return dari investasi yang berisiko. Konsep Capital Asset Pricing
Model (CAPM) mendasarkan pada asumsi bahwa pasar modal adalah
efisien.
Menurut Jogiyanto (2000:312) menyatakan asumsi-asumsi
yang digunakan pada model CAPM adalah sebagai berikut ini.
1.

Semua investor mempunyai cakrawala waktu satu periode yang
sama.

Investor

memaksimumkan

kekayaannya

dengan

memaksimumkan utiliti harapan dalam satu periode waktu yang
2.

sama.
Semua investor melakukan pengambilan keputusan investasi
berdasarkan pertimbangan antara nilai return ekspektasi dan
deviasi standar return ekspektasi dan deviasi standar return dari

3.

portofolionya.
Semua invetsor mempunyai harapan yang seragam (homogeneous
expectation) terhadap faktor-faktor input yang digunakan untuk
keputusan portofolio. Faktor-faktor input yang digunakan adalah
return ekspektasi (expected return), varian dari return dan
kovarian antara return-return sekuritas. Asumsi ini mempunyai
implikasi bahwa dengan harga-harga sekuritas dan tingkat bunga
bebas risiko yang tertentu dan dengan menggunakan input-input
portofolio yang sama, maka setiap investor akan menghasilkan

4.

efficient frontier yang sama pula.
Semua investor dapat meminjamkan sejumlah dananya (lending)
atau meminjam (borrowing) sejumlah dana dengan jumlah yang

5.

tidak terbatas pada tingkat suku bunga bebas risiko.
Penjuala pendek (short sale) diijinkan. Investor individual dapat
menjual pendek berapapun yang dikehendaki.

17

6.

Semua aktiva dapat dipecah-pecah menjadi bagian yang lebih
kecil dengan tidak terbatas. Ini berarti bahwa dengan nilai yang
terkecilpun investor dapat melakukan investasi dan melakukan
investasi transaksi penjualan dan pembelian aktiva setiap saat

7.

dengan harga yang berlaku.
Semua aktiva dapat dipasarkan secara likuid sempurna. Semua
aktiva dapat dijual dan dibeli di pasar dengan cepat (likuid)

8.

dengan harga yang berlaku.
Tidak ada biaya transaksi. Penjualan atau pembelian aktiva tidak

dikenai biaya transaksi.
9. Tidak terjadi inflasi.
10. Tidak ada pajak pendapatan pribadi. Karena tidak ada pajak
pribadi, maka investor mempunyai pilihan yang sama untuk
mendapatkan dividen atau capital gain.
11. Investor adalah penerima harga (price-takers). Investor individual
tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu aktiva dengan
kegiatan membeli dan menjual aktiva tersebut. Investor secara
keseluruhan bukan secara individual menentukan harga dari
aktiva.
12. Pasar modal dalam kondisi ekuilibrium.
David Sukardi Kodrat (2010:266-269) menyatakan Capital
Asset Pricing Model (CAPM) diajukan oleh Willian Sharpe (Stanford
University) dan John Lintner (Harvard University) merupakan
kelanjutan dari teori portofolio modern dari Harry Markowitz. Teori
ini mendefinisikan hubungan antara risiko dengan tingkat keuntungan
aktiva pada kondisi equilibrium.
Capital market line (CML) yaitu garis yang menerangkan
hubngan antara risiko portofolio dengan return portofolio yang diukur
dengan deviasi standar portofolio ( σp ) dengan tingkat keuntungan
portofolio yang diharapkan (kp) untuk setiap portofolio efisien
Persamaan CML
Kp=krf +

Km−krf
. σp →untuk portofolio
σm

18

Atau
Kp=krf +

Km−krf
. σi→ untuk saham individu
σm

Menurut CAPM, jika risiko diukur dengan beta, hubungan
antara risiko yang relevan dari sutau saham dengan keuntungan yang
disyaratkan dengan suatu garis linier yang disebut security market line
(SML)
Persamaan SML
Ki=krf + ( km−krf ) . bi

Untuk portofolio
Ki=krf + ( km−krf ) . bi
dimana :
ki

= tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return)
pada saham i sebelum kita gunakan ki atau expected return pada
saham i. Pada equilibrium ki = ki.

krf

= tingkat bunga bebas risiko

km

= tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar

Pada equlibrium km=km
bi

= beta saham i
= kepekaan tingkat keuntungan terhadap perubahan yang terjadi

dalam pasar
Menurut Halim (2003:70-73) SML dapat dirumuskan sebagai
berikut :
SML=Rf + ( Rm−Rf ) βi

Keterangan simbol :
Rf

= return atas investasi bebas risiko

19

Rm

= rerata return market

Β

= kepekaan atas return saham i terhadap expected return

market
Ri-Rf = premi risiko saham i
Rm-Rf = premi risiko pasar
Koefisien β dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
XY
∑ ¿−(∑ X )(∑ Y )
¿
X2
2
∑ ¿−(∑ X )
¿
N¿
N¿
β=¿
Atau

β=

Covariance( Ri , Rm)
SDm2

=

ρ(i, m)( SDi)(SDm)
SDm2

2) Model Markowitz
Menurut Jogiyanto (2000:188) menyatakan Model Markowitz
menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut ini.
1. Waktu yang digunakan hanya satu periode.
2. Tidak ada biaya transaksi.
3. Preferensi investor hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko
dari portofolio.
4. Tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risiko.
Titik portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan
metode penyelesaian optimasi. Fungsi obyektif yang digunakan adalah
fungsi risiko portofolio berdasarkan metode Markowitz. Fungsi
obyektif ini kemudian diminimalkan dengan memasang beberapa

20

kendala. Kendala yang pertama adalah total proporsi yang
diinvestasikan di masing-masing aktiva untuk seluruh aktiva adalah
sama dengan 1 (atau dana yang diinvestasikan seluruhnya berjumlah
100%)
Misalnya wi adalah proporsi aktiva ke i yang diinvestasikan di
dalam portofolio yang terdiri dari n aktiva, maka kendala pertama ini
dapat ditulis sebagai:
n

∑ wi=1.
i=1

Kendala yang kedua adalah proporsi dari masing-masing sekuritas
tidak boleh bernilai negatif sebagai berikut:
w 1 ≥ 0 untuk i=1 sampai dengan n

Kendala yang ketiga adalah jumlah rata-rata dari seluruh return
masing-masing aktiva (Ri) sama dengan return portofolio (Rp):
n

∑ wi . Ri=Rp .
i=1

Dengan demikian, model penyelesaian optimisasi ini dapat ditulis
sebagai berikut ini.
Fungsi Obyektif:
n

Minimumkan

n

n

∑ wi . σ 2i +∑ ∑ wi . w j . σ ij .
i=1

i=1 j=1

Subjek terhadap kendala-kendala:
n

(1)

∑ wi=1
i=1

(2) w i ≥ 0 untuk i=1 sampai dengan n
n

(3)

∑ wi . Ri=Rp .
i=1

Masalah minimisasi ini merupakan masalah pemrograman
kuadratik, karena fungsi obyektifnya adalah fungsi kuadrat. Masalah
21

ini dapat diselesaikandengan menggunakan paket program komputer
untuk pemrograman kuadratik.
3. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan kerangka penghubung antara konsepkonsep yang ingin diamati atau diukur pada penelitian yang akan dilakukan.
Kerangka pikir pada penelitian sebagai berikut :
Klasifikasi Data yang Diperlukan
(Data saham bulanan, IHSG, SBI selama periode penelitian)

Perhitungan Return dan Standard Deviation
Dan Penghitungan Beta

Perhitungan Menggunakan metode
Capital Asset Pricing Model
(CAPM)

Hitung kombinasi portofolio yang terdiri dari
2 saham dan bobot investasi dana

Hitung diversifikasi dengan Teori
Markowitz

Pembentukan Portofolio Optimal

Gambar 5
Kerangka Pikir
Berdasarkan pada kerangka pikir penelitian di atas adalah cara untuk
mencapai hal-hal yang diperlukan dalam melakukan penelitian yang pada
akhirnya akan menemukan pembentukan portofolio yang optimal. Semua

22

tahapan dalam penelitian ini harus dilaksanakan secara berurutan dengan
masing-masing hasil tahapan tersebut mempengaruhi tahapan selanjutnya.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptifyang merupakan
metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomenafenomena yang ada, baik yang berlangsung saat ini maupun yang telah
lampau. Penelitian ini tidak melakukan manipulasi maupun perubahan
variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkannya apa adanya.
2. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang secara khusus masuk ke dalam
Indeks LQ-45 pada periode Februari 2013-Agustus 2016 dari masingmasing periode terdapat 45 perusahaan yang masuk ke dalam indeks
tersebut. Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan kriteria
dalam pemilihan sampel adalah saham-saham yang secara kontinyu masuk
ke dalam Indeks LQ-45 tanpa tergeser sekalipun.
Teknik yang digunakan adalah teknik sampel stratifikasi (stratified
sampling) yaitu peneliti membagi populasi menjadi beberapa kelompokdan
secara random memilih subsampel dari setiap kelompok. Setiap elemen dari
unit sampel yang ada akan dipilih secara random untuk menjadi sampel.
Sehubungan dengan proporsi jumlah sampel yang akan diambil (Kuncoro,
2003:115).
3. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan penarikan batasan yang
lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik dari suatu konsep. Tujuannya agar
penulis dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel
yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam konsepnya, maka penulis harus
memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan
untuk penghitungan variabel yang ditelitinya

23

1. Saham
Saham merupakan penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan hukum dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud
saham berupa selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut merupakan pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan pada perusahaan tersebut. Saham dikenal memiliki
karakteristik high risk.
2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu
indeks pasar saham yang digunakan Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks
ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perhitungan pada indeks
merepresentasikan pergerakan harga saham di bursa melalui sistem
lelang.
3. Indeks LQ-45
Indeks LQ-45 merupakan sekumpulan saham-saham yang
paling aktif diperdagangkan yang berisi 45 saham perusahaan.
Pertimbangan yang mendasari pemilihan saham yang masuk Indeks LQ45 adalah likuiditas dan kapitalisasi pasar dengan kriteria : selama 12
bulan terakhir, rata-rata transaksi sahamnya masuk dalam ururtan 60
terbesar di pasar regular; selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai
kapitalisasi pasarnya masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar regular;
tercatat di BEI paling tidak selama 3 bulan.
4. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Capital

Asset

Pricing

Model

(CAPM)

menjelaskan

keseimbangan antara tingkat risiko yang sistematis dengan return atau
keuntungan yang disyaratkan dalam porotoflio. Tujuan utama dalam

24

penggunaan Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah menentukan
tingkat keuntungan minimum yang disyaratkan dalam investasi aset yang
berisiko.
5. Model Markowitz
Model Markowitz mengasumsikan portofolio optimal bahwa
waktu yang digunakan hanya satu periode, tidak ada biaya transaksi,
preferensi investor hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko
dari portofolio, tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risiko,
berdasarkan asumsi-asumsi yang diberikan melalui Model Markowitz
Investor dianggap sebagai risk averse.
6. Pembentukan Portofolio Optimal
Portofolio optimal adalah portofolio yang menghasilkan tingkat
keuntungan maksimal melalui proporsi dana tertentu dari setiap saham
yang menjadi kandidat portofolio dengan menggunakan alat analisis
tertentu dengan cara investor tidak memilih satu saham saja karena
dengan melakukan kombinasi saham investor bisa meraih return optimal
sekaligus dapat memperkecil risiko melalui diversifikasi.
4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari sumber selain responden yang menjadi sasaran
penelitian berupa catatan historis yang tersusun dalam arsip yang
terpublikasi yaitu dari instansi yang berkaitan dalam hal ini melalui Bursa
Efek Indonesia. Penulis mendapatkan sumber data dengan mengunjungi
situs resmi dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) secara khusus pada
Indeks LQ-45.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi yang
dimaksud adalah penulis mengunjungi situs resmi Bursa Efek Indonesia

25

(www.idx.co.id) secara khusus pada Indeks LQ-45 dan melakukan
pengunduhan pada data yaitu data sahamdengan periode waktu Februari
2013-Agustus 2016 yang terdapat populasi 45 saham perusahaan, data
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan SBI selama periode waktu
yang sesuai dengan populasi saham.
6. Teknik Analisis Data
a. Menghitung tingkat keuntungan masing-masing saham
Rit =

( Pt −Pt−1 ) + Dt
Pt−1

Keterangan :
Rit

= tingkat keuntungan saham individu pada periode t

Pt

= harga saham individu pada periode t

Pt-1

= harga saham pada periode sebelumnya

Dt

= dividen saham yang diterima pada saham i

b. Menghitung koefisien α dan β
Rmt =

IHSG t −IHSGt −1
IHSG t −1

Keterangan :
Rmt

= indeks keuntungan pasar

IHSGt

= indeks harga saham gabungan pada periode t

IHSGt-1

= indeks harga saham gabungan pada periode sebelumnya

E ( Rm ) =

∑ Rm
n

26

X
∑ ¿2
¿
2
X −¿
n .∑ ¿
n . ∑ XY −∑ X ∑ Y
β=
¿
α=

∑ Y −β ∑ Y
n

Keterangan :
n

= jumlah periode

X

= indeks keuntungan pasar

Y

= tingkat keuntungan saham

β

= beta saham i

α

= alpha saham i

c. Menghitung tingkat keuntungan ekspektasi
E ( Ri )=α i + β i . E( R m)
Keterangan :
E(Ri)

= tingkat keuntungan ekspektasi dari saham i

αi

= alpha saham i

βi

= beta saham i

E(Rm)= tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar
d. Menghitung tingkat risiko pasar
1) Menghitung tingkat risiko pasar σm2
Rm ¿2
¿
Rm−E ¿
∑¿
σ m =¿
2

27

Keterangan :
σm2

= varian dari keuangan pasar

Rm

= keuntungan pasar

E(Rm)

= tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar

2) Menentukan varian dari keseluruhan residu (σei2)
e i=Rit −α i−( β i . Rmt )
e 1−0 ¿2
¿
¿
∑¿
σ ei =¿
2

jadi total risiko adalah
σ i =β i . σ m +σ ei
2

2

2

2

Keterangan :
E(Ri)

= tingkat keuntungan saham

βi

= beta saham i

σei2= varian ei / risiko unik
σi2

= varian keuntungan saham

e. Menghitung excess return to beta (ERB)
E ( R i )−R BR
ERB=
βi
Keterangan :
E(Ri) = tingkat keuntungan saham
βi

= beta saham i

RBR

= keuntungan aktiva bebas risiko

f. Menghitung tingkat pembatas saham atau cut off point (C*)

28

A 1=
dan

B 1=

[ E ( Ri ) −RBR ] β i
σ ei
2

βi
σ ei

2

2

1

σm 2 ∑ Aj
j=1
1
2

Ci=

1+σm

∑ Bj
j=1

g. Proporsi masing-masing sekuritas
ERB1 −C∗¿
βi
Z i=
¿
σ ei
Z
W i= n i
∑ Zj
2

j=1

Keterangan :
Wi = proporsi sekuritas ke-i
n
= jumlah sekuritas di portofolio optimal
βi
= beta sekuritas ke-i
σei2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i
ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i
C* = nilai cut-off point yang merupakan nilai Ci terbesar
h. Menghitung beta portofolio
n

β p = ∑ W i . βi
i=1

Keterangan :
βp
= beta portofolio
ƩWi. βi
= rata-rata beta saham individu
i. Menghitung alpha portofolio
n

α p=∑ X i . α i
i=1

Keterangan :
αp
= alpha portofolio
ΣWi.αi
= rata-rata alpha saham individu
j. Menghitung keuntungan ekspektasi portofolio
E ( R p ) =α p + β p . E (Rm )
Keterangan :
E(Rp) = tingkat keuntungan ekspektasi dari portofolio
αp
= alpha portofolio
βp
= beta portofolio
E(Rm)= tingkat keuntungan eskpektasi dari indeks pasar
k. Menghitung risiko portofolio

29

∑ W i . σ ei ¿2

β p . σ m +¿
σ p =√ ¿
Keterangan :
σp2 = risiko portofolio
2

2

2

DAFTAR PUSTAKA

30

Bodie. (2014). Manajemen Portofolio dan Investasi. Edisi 9. Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Eko, U. (2008). Analisis dan Penilaian Kinerja Portofolio Optimal Saham-Saham LQ-45.
Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi , 178-187.
Fakhruddin. (2001). Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal. Buku Satu.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Halim, A. (2003). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Husnan, S. (2003). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: UPP AMP YPKN.
Joehnk, G. &. (2008). Fundamentals of Investing. Boston: Pearson Education, Inc.
Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Kodrat, D. S. (2010). Manajemen Investasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kuncoro, M. (2003). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santoso, A. F. (2016). Analisis Pembentukan Portofolio Optimal pada Perusahaan
Otomotif yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 1-16.
Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Setiawan, H. (2010). Analisis Investasi dalam Menentukan Portofolio Optimal di Bursa
Efek Jakarta. WACANA, 631-644.

31

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124