Klasifikasi PPOK Patofisiologi Konsep Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK

12

2.1.2.3 Faktor Lingkungan polusi udara

Polusi udara terdiri dari polusi di dalam ruangan indoor seperti asap rokok, asap kompor, asap kayu bakar, dan lain-lain sedangkan polusi di luar ruangan outdoor seperti gas buang industri, gas buang kendaraan bermotor, debu jalanan, dan lain-lain, serta polusi di tempat kerja, seperti bahan kimia, debuzat iritasi dan gas beracun. Pajanan yang terus menerus oleh polusi udara merupakan faktor risiko lain PPOK. Peran polusi luar ruangan outdoor polution masih belum jelas tapi lebih kecil dibandingkan asap rokok. Polusi dalam ruangan indoor polution yang disebabkan oleh bahan bakar biomassa yang digunakan untuk keperluan rumah tangga merupakan faktor risiko lainnya. Helmersen, 2002.

2.1.3 Klasifikasi PPOK

Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan spirometri dapat ditentukan klasifikasi derajat PPOK, sebagai berikut : 13 Tabel 2.1 Klasifikasi PPOK Klasifikasi Derajat Penyakit Gejala Klinis Spirometri Derajat I PPOK Ringan  Dengan atau tanpa batuk  Dengan atau tanpa produksi sputum  Sesak napas derajat sesak 1 sampai derajat sesak 2  VEP1 ≥ 80 prediksi nilai normal spirometri  VEP1KVP 70 Derajat II PPOK Sedang  Dengan atau tanpa batuk  Dengan atau tanpa produksi sputum  Sesak napas derajat 3  VEP1KVP 70  50 ≤ VEP1 80 prediksi Derajat III PPOK Berat  Sesak napas derajat sesak 4 dan 5  Eksaserbasi lebih sering terjadi  VEP1KVP 70  30 ≤ VEP1 50 prediksi Derajat IV PPOK Sangat Berat  Sesak napas derajat sesak 4 dan 5 dengan gagal napas kronik  Eksaserbasi lebih sering terjadi  Disertai komplikasi kor pulmonale atau gagal jantung kanan  VEP1KVP 70  VEP1 30 prediksi, atau  VEP1 50 dengan gagal napas kronik Sumber : Global Obstructive Lung Disease GOLD, 2009

2.1.4 Patofisiologi

Patofisiologi PPOK sangatlah kompleks dan komprehensif sehingga mempengaruhi semua sistem tubuh. Artinya, dapat mempengaruhi gaya hidup manusia dalam prosesnya. Penyakit ini bisa menimbulkan kerusakan pada alveolar sehingga bisa mengubah fisiologi pernapasan, kemudian mempengaruhi oksigenasi tubuh secara keseluruhan. 14 Faktor-faktor risiko baik penjamu, perilaku merokok dan lingkungan akan menimbulkan proses inflamasi bronkus dan juga menimbulkan kerusakan pada dinding bronkiolus terminalis. Akibatnya terjadi obstruksi bronkus kecil bronkiolus terminalis, yang mengalami penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi. Udara yang mudah masuk ke alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi banyak terjebak dalam alveolus dan terjadilah penumpukan udara air trapping. Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas dengan segala akibatnya. Adanya obstruksi pada awal ekspirasi akan menimbulkan kesulitan ekspirasi dan pemanjangan fase ekspirasi Brannon, et al, 1993. Abnormalitas pertukaran udara pada paru-paru terutama berhubungan dengan tiga mekanisme berikut ini: 1. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi. Hal ini menjadi penyebab utama hipoksemia atau menurunnya oksigenasi dalam darah. Keseimbangan normal antara ventilasi alveolar dan perfusi aliran darah kapiler pulmo menjadi terganggu. Hubungan ventilasi dengan perfusi didefinisikan dalam rasio ventilasi perfusi VQ. Peningkatan rasio VQ terjadi ketika penyakit yang semakin berat sehingga menyebabkan kerusakan pada alveoli dan kehilangan bed kapiler. Dalam kondisi seperti 15 ini, perfusi menurun dan ventilasi tetap sama. Rasio VQ yang menurun pada pasien PPOK, karena saluran pernapasannya terhalang oleh mukus kental atau terjadi bronchospasme yaitu penyempitan saluran pernapasan pada bronkhus. Disini penurunan ventilasi akan terjadi, tetapi perfusi akan tetap sama, namun berkurang sedikit. 2. Mengalirnya darah kapiler pulmo. Darah yang tak mengandung oksigen dipompa dari ventrikel kanan ke paru-paru, beberapa di antaranya melewati bed kapiler pulmo tanpa mengambil oksigen. Hal ini juga disebabkan oleh meningkatnya sekret pulmo yang menghambat alveoli. 3. Difusi gas yang terhalang. Pertukaran gas yang terhalang biasanya terjadi sebagai akibat dari satu atau dua sebab berikut ini yaitu berkurangnya permukaan alveoli bagi pertukaaran udara sebagai akibat dari penyakit empisema atau meningkatnya sekresi, sehingga menyebabkan difusi menjadi semakin sulit. Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh. Konsumsi oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah ke paru-paru. Berkurangnya fungsi paru-paru juga disebabkan oleh 16 berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti fungsi ventilasi paru.

2.1.5 Patogenesis

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: “Caring” Perawat pada Pasien Kanker Paru dipandang Dari Pengan Keluarga di RS Paru Dr. Ario Wirawan, Salatiga T1 462009019 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: “Caring” Perawat pada Pasien Kanker Paru dipandang Dari Pengan Keluarga di RS Paru Dr. Ario Wirawan, Salatiga T1 462009019 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: “Caring” Perawat pada Pasien Kanker Paru dipandang Dari Pengan Keluarga di RS Paru Dr. Ario Wirawan, Salatiga T1 462009019 BAB IV

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: “Caring” Perawat pada Pasien Kanker Paru dipandang Dari Pengan Keluarga di RS Paru Dr. Ario Wirawan, Salatiga T1 462009019 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: “Caring” Perawat pada Pasien Kanker Paru dipandang Dari Pengan Keluarga di RS Paru Dr. Ario Wirawan, Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Perawat sebagai Care Giver dalam Perawatan Pasien PPOK se Dirawat di RS paru dr. Ario Wirawan Salatiga

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Perawat sebagai Care Giver dalam Perawatan Pasien PPOK se Dirawat di RS paru dr. Ario Wirawan Salatiga T1 462008031 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Perawat sebagai Care Giver dalam Perawatan Pasien PPOK se Dirawat di RS paru dr. Ario Wirawan Salatiga T1 462008031 BAB IV

0 1 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Perawat sebagai Care Giver dalam Perawatan Pasien PPOK se Dirawat di RS paru dr. Ario Wirawan Salatiga T1 462008031 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Perawat sebagai Care Giver dalam Perawatan Pasien PPOK se Dirawat di RS paru dr. Ario Wirawan Salatiga

0 0 27