Bab 3 Metode Perancangan
3.1 Tahapan Penelitian
Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam membuat sistem dan perancangan yang dilakukan dalam
membangun Web Server Clustering dengan Skema Load Balancing menggunakan Nginx. Metode itu sendiri ditujukan untuk
memberikan gambaran secara umum mengenai sistem yang akan dibangun dan proses dalam perancangan web server clustering
dengan skema load balancing. Metode yang dipakai adalah Cisco lifecycle services yang
merupakan metode yang dirancang untuk mendukung perkembangan jaringan komputer. Cisco lifecycle services adalah pendekatan
dengan enam fase. Setiap fase mendefinisikan aktifitas yang dibutuhkan untuk mensukseskan penyebaran dan pengoperasian
teknologi jaringan. Fase-fase ini juga mendefinisikan bagaimana mengoptimalkan kinerja di seluruh siklus hidup suatu
jaringan. Cisco Lifecycle Services juga biasa disebut dengan metode PPDIOO yang merupakan singkatan dari huruf pertama pada setiap
fase yang dilalui.
19
Gambar 3.1 Bagan PPDIOO Model Cisco, 2009
Berdasarkan Gambar 3.1, metode yang digunakan dalam proses penelitan dilakukan dengan mempersiapkan teknologi jaringan yang
akan dibangun, merencanakan seperti apa jaringan yang akan dibangun, mendesain jaringan sesuai dengan yang direncanakan,
mengimplementasikan desain yang sudah dibuat, pengoperasian sehari-hari untuk membantu mencapai skalabilitas maksimum,
ketersediaan, keamanan dan pengelolaan jaringan yang dibuat, dan yang terakhir adalah mengoptimalkan jaringan yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja jaringan dan kehandalan dengan mengidentifikasi dan mengatasi masalah jaringan sebelum terjadi
kerusakan.
3.2 Perancangan Konfigurasi
Perancangan sistem yang dibangun untuk web server clustering dengan skema load balancing menggunakan nginx adalah
dengan menggunakan nginx sebagai front server load balancing dan menggunakan dua PC sebagai web server yang akan menyediakan
informasi. Satu PC yang berfungsi untuk mengatur supaya antara web server satu dengan web server dua dapat terhubung menjadi
sebuah sistem web server cluster yang saling melengkapi. Desain atau perancangan sistem web server clustering dengan skema load
balancing menggunakan nginx terlihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Arsitektur Umum pada Penelitian
Gambar 3.2 merupakan gambaran umum desain sistem perancangan web server clustering dengan skema load balancing
menggunakan mginx, dengan menggunakan satu balancer. Balancer berfungsi untuk membagi request dari user untuk dikerjakan secara
bersama oleh kedua web server node 1 dan node2. Sedangkan server MGM hanya bertugas untuk mengatur supaya antara masing-
masing web server dapat terjadi replikasi data. Sehingga seolah-olah semua request dari user hanya dikerjakan oleh satu web server.
Gambar 3.3 Desain Arsitektur Cluster
Gambar 3.3 adalah desain dari arsitektur cluster dimana PC balancer master berfungsi untuk membagi beban request dari user
kepada tiga PC node. IP address dari masing PC sebagai berikut: Blancer Master Node
o LAN 1: 117.74.120.9430 IP dari ISP
o LAN 2: 192.168.1.124. IP untuk jaringan cluster
Management : 192.168.1.224.
Node server 1 : 192.168.1.324.
Node server 2 : 192.168.1.424.
3.2.1 Perancangan Web Server Cluster
Perancangan ini membutuhkan tiga server. Server pertama untuk management node, server kedua untuk database master dan
server yang terakhir untuk database slave. Kedua server database memiliki fungsi yang sama yaitu untuk penyimpanan database dari
sistem. Satu komputer yang lain digunakan untuk mengatur antara
server master dan server slave dengan tujuan agar bisa terjadi replikasi data antara kedua server tersebut dan juga berfungsi untuk
membuat sistem web server tersebut menjadi sebuah sistem tunggal cluster.
Agar perancangan tersebut bisa berjalan dengan baik digunakan teknologi MySQL cluster. Pada tahapan pembuatan
sistem cluster dibagi tiga bagian utama yaitu server master, server slave, dan management server. Penggambaran sistem secara umum
dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Web Server Cluster
Gambar 3.4 Perancangan Sistem Web Server Clustering
Gambar 3.4 dapat dilihat, antara node 1 yang berfungsi sebagai server master dan node 2 sebagai server slave saling terhubung.
Untuk mengatur kedua node tersebut dibutuhkan MGM Node management node. Jadi fungsi utama dari MGM node adalah
mengatur antara kedua node tersebut sehingga fungsi dari MySQL
cluster itu dapat berjalan. Sedangkan fungsi-fungsinya antara lain adalah replikasi data, dan high availability.
3.3 Kebutuhan