Roh Kudus dan Karunia

18 kelompok yang menentang dan tidak menentang tentang Roh Kudus. Pertikaian ini diselesaikan atau disempurnakan dalam persidangan di Konstantinopel 381 AD yang mengakui tentang Trinitas. 29

2.3.2. Roh Kudus dan Karunia

Meskipun dalam Injil dan Surat-surat yang lain berbicara tentang Roh Kudus dan karunia, penulis akan membahas 1 Korintus 12 dan Roma 12, yang menjadi acuan bagi penulis dalam memahami tentang Roh Kudus dan karunia. Suatu Teologi tentang Roh Kudus tentu saja tidak mudah. Kitab Suci memberikan banyak gambaran mengenai karya dan hasil karya Roh Kudus, seperti: napas, angin, pengurapan, dan lain-lain. Semua gambaran biblis itu menunjukkan bahwa Roh Kudus pertama-tama dipahami sebagai karunia dan kasih. Roh Kudus sebagai karunia tampak seperti disebut dalam Kis 2:38: Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” lih. Kis 8:20; 10:45; 11:17; Ibr 6:4; bdk. Yoh 4:10. 30 Paulus memberikan gambaran penting Gereja sebagai tubuh Kristus. Paulus mengembangkan gambaran ini dalam 1 Korintus dan Roma. Berhubungan dengan kata karunia, paulus menulis surat kepada jemaat di Korintus, karena prihatin dengan keadaan jemaat di Korintus. Paulus menerima surat dari Kloe, yang membutuhkan hal-hal yang mendesak di Korintus. Terjadi perselisihan sehingga terjadi perpecahan diantara mereka, adanya penyembahan berhala-makanan dipersembahkan kepada berhala, telah muncul kelompok- 29 V. Scheeunemann, Apa kata Alkitab Tentang Dogma Kristen Malang: Dep. Literatur Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, 1988, 6. 30 E. Martasudjita, Pr, Datanglah Ya Roh Kudus , 32. 19 kelompok yang masing-masing memuji gembala yang mereka sukai, masalah imoralitas merajalela-adanya perdagangan seks, dan adanya perselisihan tentang karunia-karunia. 31 Karunia yang menonjol dan menjadi masalah pada Jemaat di Korintus adalah bahasa lidah glossolalia. Bagi Paulus, sejumlah orang Kristen menyombongkan karunia bahasa lidah, dan melepasakan diri dari persekutuan saudara seiman. Paulus melawan pernyataan yang menekankan bahasa lidah sebagai karunia yang sah dan unik. Sebaliknya, Paulus menempatkan gambarannya tentang Gereja sebagai tubuh Kristus tentang karunia-karunia Roh dalam jemaat. Bagi Paulus, pelbagai karunia itu seperti mewakili gambaran beraneka fungsi dalam komunitas, dan jemaat korintus lebih mengarah kepada perkembangan ke arah jabatan-jabatan. 32 Paulus menghubungkan kesatuan dalam tubuh dengan kesatuan Roh, dan menghubungkan kesatuan dalam Kristus dengan peringatannya dalam 1 Korintus 3, bahwa Jemaat Korintus dibaptis bukan di dalam Apolos atau Paulus, namun di dalam Kristus. “ Karena dalam satu Roh, kita semua telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh” 1 Kor 12μ13a. Paulus pertama-tama ingin menyatakan bahwa bukannya kesatuan pelbagai karunia dalam Kristus, melainkan kesatuan pelbagai macam dan kondisi manusia 1 Kor 12:13b dan adanya ikatan Roh: Kita semua diberi minum dari satu Roh 1 Kor 12:13c. 33 Pembahasan yang relevan tentang karunia-karunia Roh dimulai dalam 1 Korintus 12. Karunia-karunia itu dimaksudkan oleh Paulus sebagai pertolongan Allah dalam hubungan dengan pembangunan Jemaat. Paulus menyebut karunia-karunia itu dari pengalaman jemaat 31 V. C. Priftzner, Kesatuan Dalam Kepelbagaian: Tafsiran atas Surat 1 Korintus , terj. Stephen Suleeman Jakarta: BPK.. Gunung Mulia, 2004, 4. 32 David L. Bartlett, Pelayanan dalam Perjanjian Baru, terj. Liem Sien Kie dan Josafat Kristono Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2007, 59. 33 Ibid., 61. 20 sebagai gejala kehadiran Roh. 34 Dari satu pihak paulus menekankan kesatuan, tetapi di lain pihak Paulus tidak menghendaki keseragaman sebaliknya Paulus menekankan keanekaragaman. Tetapi, sekaligus menggarisbawahi bahwa masing-masing orang menerima anugerah khusus itu untuk pembangunan keseluruhan jemaat. 35 Paulus tidak menentang ibadah dengan karunia-karunia Roh, tetapi melihat beberapa masalah yang perlu dibatasi di jemaat Korintus antara lain penyalahgunaan karunia, ketidakteraturan, dan kesombongan rohani. Paulus menolak libertinisme kebebasan tanpa batas maupun asketisisme pengekangan diri secara ketat. Kebebasan tidak berarti bebas melakukan apa saja hanya untuk memuaskan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain melainkan bebas dari pemusatan diri demi memperhatikan sesama yang lain. 36 Paulus menegaskan bahwa dengan pelbagai karunia yang dimiliki, Jemaat Korintus tidak mempunyai hak untuk bermegah diri dan memiliki alasan untuk malu. Karena, seluruh karunia itu sangat perlu bagi tubuh. Paulus menekankan dan menganggap penting untuk membahas tentang karunia bahwa karunia diberikan oleh Roh demi melayani Kristus dan demi tubuhNya, daripada membahas berbicara tentang jabatan, pengangkatan, atau tanggung jawab. Namun, bagi Paulus Gereja pastilah bersifat saling bergantung, kekeluargaan, dan non-hierarkis. 37 Gambaran gereja sebagai tubuh kristus, dikembangkan oleh Paulus dalam Surat Roma 12. Jemaat Roma lahir sebagai hasil kesaksian dan pekerjaan dari orang Kristen warga Romawi. Mungkin sekali pengabaran Injil dimulai oleh pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi di perantauan Diaspora maupun penganut Yahudi. Saksi-saksi peristiwa 34 Tom Jacobs SJ, Gereja Menurut Perjanjian Baru Yogyakarta: kanisius, 1988, 49. 35 Ibid., 50. 36 V. C. Pfitzner, Kesatuan dalam Kepelbagaian-Tafsiran atas Surat 1 Korintus, 6. 37 David L. Bartlett, Pelayanan dalam Perjanjian Baru, 62. 21 pentakosta ini kemudian dibantu oleh orang Kristen dari Antiokhia di Siria, Efesus, dan Korintus, sehingga persekutuan di Roma menjadi besar. 38 Di Roma Paulus memperkenalkan diri dan Injilnya kepada jemaat yang tidak didirikannya. Dari Pasal 12-15, Paulus menulis tentang dampak kebenaran abasi Allah bagi umat beriman, dan dalam pasal 12 ia menulis terutama perihal iman dalam komunitas Kristen. Paulus juga menulis untuk gereja-gereja yang terdiri dari orang Kristen Yahudi dan orang tak bersunat, dan bagi sebuah jemaat dengan latar belakang sosial yang bermacam-macam. 39 Berdasarkan Roma 12, karunia-karunia lebih dipahami dalam pengertian fungsi daripada dalam pengertian jabatan. Karunia-karunia tersebut lebih merupakan kebajikan-kebajikan, yaitu memberikan bantuan dengan bersemangat, menunjukkan kemurahan dengan sukacita. 40 Menurut E Martasudjita, Karunia-Karunia Roh Kudus itu akhirnya dianugerahkan kepada kita bukan untuk kebanggaan dan kepentingan diri sendiri, melainkan demi pelayanan pembangunan jemaat. 41 Damaris dalam bukunya, mengklasifikasi karunia-karunia Roh Kudus dalam empat kategori: 42 Pertama, Karunia-karunia anugerah. Berdasarkan Roma 12:6-8, maka yang tergolong dalam karunia ini adalah bernubuat, melayani, mengajar, menasehati, membagi-bagikan, memberi pimpinan, menunjukkan kemurahan. Sedangkan dalam I petrus 4:10-14, karunia dinyatakan melalui berbicara dan pelayanan. Kedua, Karunia-karunia Kristus untuk Sidang JemaatNya. Berdasarkan Efesus 4:7, 11-12, Kristus memberikan 5 Jabatan yaitu: Rasul-rasul dan Pemberita Injil, Nabi-nabi, Gembala-gembala, dan Pengajar. Ketiga, Karunia-karunia 38 D. Guthrie, et al, Tafsiran Alkitab masa Kini 3, terj. Soedarmo Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina KasihOFM, 1986, 421. 39 David L. Bartlett, Pelayanan dalam Perjanjian Baru, 65. 40 Ibid., 66. 41 E. Martasudjita, Datanglah Roh Kudus, 61. 42 S. Damaris, Mengenai Karunia-Karunia Roh Kudus, tanpa tahun dan tanpa penerbit, 2. 22 manifestasi wahyu Roh Kudus. Berdasarkan 1 Korintus 12:1, 7-10, Karunia berkata-kata dengan hikmat, kberkata-kata dengan pengetahuan, memberikan iman, untuk menyembuhkan, mengadakan mujizat, bernubuat, membedakan bermacam-macam Roh, karunia untuk berkata- kata dengan bahasa roh, karunia menafsirkan bahasa roh. Keempat, Karunia-karunia Jawatan yang ditetapkan Allah dalam Sidang Jemaat. Berdasarkan 1 Korintus 12:28. Adanya delapan jabatan yang semuanya dimabil dari 3 kategori diatas yaitu: Rasul, Nabi, Pengajar, mengadakan mujizat, menyembuhkan, melayani, memimpin, berkata-kata dalam bahasa Roh. Dengan demikian, Gereja bukan ditandai oleh kekuasaan, namun oleh berbagai karunia. Karunia-Karunia Roh diberikan kepada anggota-anggota jemaat sebagai individu, harus diperlengkapi untuk membangun tubuh Kristus. Pekerjaan Roh Kudus dalam hidup diri anggota-anggota jemaat hanya dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik, jika jemaat tetap hidup dalam persekutuan jemaat dan tetap memberikan sumbangan pada persekutuan dan pengembangannya. 43

2.4. Roh Kudus dan Gereja