1
1. Pendahuluan
Perkembangan di dunia teknologi berkembang begitu pesat salah satunya perkembangan dibidang telekomunikasi yang berlangsung dengan sangat ketat,
sehingga setiap operator penyedia layanan telekomunikasi dituntut untuk lebih maksimal dalam memberikan layanannya supaya tidak kehilangan pelanggannya
dikarenakan kualitas sinyal yang tidak merata. Masalah yang seringkali dihadapi adalah penentuan lokasi untuk membangun sebuah menara Base Transceiver
Station BTS baru yang potensial agar sinyal tersebut dapat menjangkau wilayah pelanggan. Operator dituntut untuk dapat menentukan lokasi menara BTS yang
potensial agar semua wilayah dapat terjangkau sinyalnya [1]. Elimination Et Choix Traduisant La Realite ELECTRE adalah salah satu metode dalam
pengambilan keputusatn multi-kriteria berdasarkan konsep outranking dengan menggunakan perbandingan dari alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria
yang sesuai [2]. Pada penelitian ini ELECTRE digunakan untuk menentukan lokasi pembangunan BTS dengan kriteria yang diurutkan berdasarkan prioritas
kepentingannya yaitu kepadatan penduduk, biaya, jarak dan akses. Kepadatan penduduk menempati urutan pertama pada prioritas kriteria, hal ini disebabkan
karena pembangunan sebuah menara baru untuk memperluas jaringan sekaligus ingin menambah jumlah pelanggan. Kepadatan penduduk ditentukan sebagai
syarat untuk melihat seberapa banyak pengguna operator yang akan menetapkan menara. Kriteria biaya diperhitungkan dalam segi pembebasan lahan, material
yang digunakan serta kelistrikan yang akan digunakan. Kriteria akses yang dimaksud pada kasus ini merupakan kemudahan mengakses calon lokasi
pembangunan menara baru, dan untuk nilai kriteria dari akses berbanding lurus dengan kepadatan penduduk karena dipengaruhi oleh letak calon menara dengan
jalan utama.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk membangun suatu sistem pendukung keputusan untuk penempatan lokasi menara BTS baru dengan menggunakan
metode ELECTRE. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dirancang sebuah sistem pendukung keputusan penempatan BTS berbasiskan teknologi informasi
yang memberikan output berupa prioritas yang dapat menjadi pertimbangan bagian penentuan lokasi pembangunan BTS
.
Manfaat dari penelitian ini adalah mempermudah untuk menentukan pemilihan calon lokasi pembangunan BTS di
PT Indosat Tbk-Solo.
2. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu yang menggunakan metode ELECTRE adalah penelitian dalam kasus yang digunakan untuk membuat keputusan dalam simulasi
mendeteksi mutasi gen pada manusia yang menderita kanker. Penentuan kriteria gen bermutasi atau tidaknya didapat dari pendapat ahli. Data dikumpulkan dari
studi tentang mutasi gen. Deteksi mutasi gen diperlukan untuk menghindari penyakit yang disebabkan oleh gen seperti kanker. Pendeteksian mutasi gen dapat
dilakukan menggunakan sistem berbasis komputer. Sistem pendukung keputusan grup adalah sistem yang berbasis komputer yang dapat digunakan untuk
2 mendeteksi mutasi gen manusia yang menyebabkan penyakit. Metode ELECTRE
dalam hal ini diterapkan untuk multi-kriteria dimana data simulasi adalah gen bermutasi yang dapat menyebabkan kanker. Dalam simulasi ini, diterapkan tiga
alternatif untuk mengidientifikasi sel kanker dalam gen manusia yaitu Inactivasi p53, Activation Rb, c-myc activation dan kriteria sedangkan untuk kriteria yaitu
p53 protein expression, Rb expression dan c-myc expression. Hasil dari perhitungan simulasi menggunakan ELECTRE diperoleh alternatif Activation Rb
lebih mungkin menyebabkan kanker [3].
Penelitian lain yang menggunakan metode ELECTRE yaitu sistem pendukung keputusan penyedia barang kerajinan tangan yang terletak di
kabupaten Gianyar, Bali. Perusahaan ini meneriman pesanan kerajinan tangan dalam jumlah besar yang beragam jenis. Pembuatan pesanannya, perusahaan ini
memberikan ke berbagai supplier kerajinan tangan yang tersebar di Bali. Permasalahan yang dihadapi adalah penentuan supplier dengan cara manual
menghabiskan waktu yang banyak dikarenakan banyaknya kriteria pemilihan dan dipersulit dengan objek yang banyak untuk dipilih, untuk itu Fa. Ari memerlukan
sebuah sistem yang dapat menghasilkan urutan prioritas supplier sebagai bahan pertimbangan dalam proses penentuan supplier. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah sistem pendukung keputusan yang dibangun dapat berjalan sesuai dengan harapan dan menghasilkan urutan prioritas supplier kerajinan tangan pada Fa. Ari
[4]
Penelitian berikutnya yaitu sistem pendukung keputusan pemilihan mobil pada showroom mobil di Istana Megah. Istana Megah merupakan sebuah tempat
showroom mobil bekas. Pada showroom mobil Istana Megah terdapat beberapa kriteria mobil bekas. Permasalahan yang ada yaitu dikarenakan memiliki berbagai
jenis dan kriteria mobil bekas sehingga ini menyebabkan para pelanggan kesulitan dalam memilih mobil bekas yang sesuai dengan keperluan si pelanggan. Dari
permasalahan tersebut maka perlu dibuat suatu sistem pendukung keputusan untuk mengatasi masalah pemilihan mobil tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah metode ELECTRE dapat diimplementasikan untuk studi kasus pemilihan mobil bekas ini serta aplikasi sistem pendukung keputusan dapat menyusun
kriteria-kriteria yang sesuai dengan pemilihan mobil pada Istana Megah [5].
Dari hasil penelitian terdahulu yang dijadikan acuan, penelitian ini metode ELECTRE Elimination Et Choix Traduisant He Realite digunakan untuk
menentukan lokasi penempatan tower Base Transceiver Station BTS pada PT. Indosat, Tbk. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diambil dari database,
dimana data ini dimasukkan langsung oleh bagian penentuan lokasi
pembangunan
tower BTS dan semua proses perhitungan ELECTRE dilakukan langsung oleh sistem. Hasil penelitian ini dilaporkan dalam bentuk form dan laporan yang dapat
memudahkan bagian penentuan lokasi pembangunan tower BTS dalam menentukan prioritas lokasi penempatan BTS.
ELECTRE merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan pada konsep outranking dengan menggunakan
perbandingan berpasangan dari alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai. Metode ELECTRE digunakan pada kondisi dimana alternatif yang
kurang sesuai dengan kriteria dieliminasi, dan alternatif yang sesuai dapat
3 dihasilkan, dengan kata lain, ELECTRE digunakan untuk kasus-kasus dengan
banyak alternatif. Namun, hanya sedikit kriteria yang dilibatkan. Suatu alternatif dikatakan mendominasi alternatif yang lainnya jika satu atau lebih kriterianya
melebihi dibandingkan dengan kriteria dari alternatif yang lain dan sama dengan kriteria lain yang tersisa[6].
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian masalah menggunakan metode ELECTRE adalah sebagai berikut :
Langkah 1 : Normalisasi matriks keputusan
Dalam prosedur ini, setiap atribut diubah menjadi nilai yang compareable. Setiap normalisasi r
ij
dapat dilakukan dengan persamaan 1 : 1
Sehingga didapat matriks R hasil normalisasi.
R adalah matriks yang telah dinormalisasi atau disebut normalized decision matrix. Dimana m menyatakan alternatif, n menyatakan kriteria dan r
ij
adalah normalisasi pengukuran pilihan dari alternatif ke-i dalam hubungannya dengan
kriteria ke-j.
Langkah 2 : Pembobotan pada matriks yang telah dinormalisasi. Setelah dinormalisasi, setiap kolom dari matriks R dikalikan dengan bobot-
bobotW
j
yang ditentukan oleh pembuat keputusan. Sehinga, weighted normalized matrix adalah V = RW adalah yang ditulis dalam persamaan 2 :
V = =
RW =
dimana W adalah
W= , dan
= 1 2
Langkah 3: Menentukan concordance dan discordance set
4 Untuk setiap pasang dari alterntif k dan l k,l=
1,2,3,…,m dan k ≠ 1 kumpulan kriteria J dibagi menjadi dua subsets, yaitu concordance dan discordance.
Bilamana sebuah kriteria dalam suatu 4alternative termasuk concordance adalah :
C
kl
= { j,y
kj
e” y
lj
}, untuk j = 1,2,3, …,n 3 Sebaliknya, komplementer dari subset ini adalah discordance, yaitu bila:
D
kl
={ j,y
kj
y
ij
}, untuk j = 1,2,3,…,n 4
Langkah 4 : Hitung matriks concordance dan discordance
a. Concordance Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks concordance
adalah dengan menjumlahkan bobot-bobot yang termasuk dalam subset concordance :
5 Sehingga matriks concordance yang dihasilkan adalah :
b. Discordance Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks discordance adalah
dengan membagi maksimum selisih nilai kriteria yang termasuk dalam subset discordance dengan maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada, secara
matematisnya adalah
–
6 Selanjutnya diperoleh matriks discordance :
Langkah 5 : Menentukan matriks dominan concordance dan discordance
a. Concordance
Matriks dominan concordance dapat dibangun dengan bantuan nilai threshold, yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen
matriks concordance dengan nilai threshold. 7
Dengan nilai threshold ©, adalah :
5 c =
8 dan nilai setiap elemen matriks F sebagai matriks dominan
concordance ditentukan sebagai berikut : = 1, jika c
kl
≥ c dan
= 0, jika c
kl
c 9
b. Discordance
Untuk membangun
matriks dominan
discordance juga
menggunakan bantuan nilai threshold, yaitu : d =
10 dan nilai setiap elemen untuk matriks G sebagai matriks dominan
discordance ditentukan sebagai berikut : g
kl
= 1, jika d
kl
≥ d dan g
kl
= 0, jika d
kl
d 11
Langkah 6 : Menentukan aggregate dominance matrix.
Langkah selanjutnya adalah menentukan aggregate dominance matrix sebagai matriks E, yang setiap elemennya merupakan perkalian antara elemen
matriks F dengan elemen matriks G, sebagai berikut : e
kl
= f
kl
x g
kl
12
Langkah 7 : Eliminasi alternatif yang less favorable
Matriks E memberikan urutan pilihan dari setiap alternatif, yaitu bila e
kl
= 1 maka alternatif A
k
merupakan pilihan yang lebih baik daripada A
r
sehingga baris dalam matriks E yang memiliki jumlah e
kl
= 1 paling sedikit dapat dieliminasi. Dengan demikian alternatif terbaik adalah yang mendominasi alternatif lainnya.
3. Metode Penelitian