PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 2 WAY GUBAK BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT

DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 2 WAY GUBAK BANDAR

LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh FATIMAH

Aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas III di SD N 2 Way Gubak masih rendah maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas III SD N 2 Way Gubak Bandar Lampung menggunakan alat peraga Benda Konkrit.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes hasil belajar, alat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan tes, dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data tentang aktivitas belajar siswa dan kinerja guru diperoleh melalui observasi dengan menggunakan lembar observasi, hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir setiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Hasil ini didukung oleh peningkatan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I hanya 50,69% (sedang) dan pada siklus II naik menjadi 63,19% (tinggi). Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-rata nilai belajar siswa dari rerata nilai siklus 1 = 57,26 menjadi 62,44 pada siklus II.


(2)

(3)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT

DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 2 WAY GUBAK

BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh FATIMAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

(5)

(6)

(7)

MOTO

Jadikanlah hari esok lebih baik dari hari ini, dan jadikanlah hari ini lebih baik

dari hari kemarin

(Fatimah)

Orang yang sukses bukanlah yang seberapa banyak dia tampil, tapi orang

sukses adalah orang yang bangkit dan berdiri ketika ia terjatuh


(8)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbill alamin, puji syukur kehadirat Alloh SWT, dengan

segala kerendahan dan ketulusan hati, kupersembahan karya kecilku ini

Untuk:

Suamiku tercinta yang selalu memberiku cinta, memberiku kasih sayang,

memberi semangat serta harapan dan selalu mendukung keberhasilanku.

Putraku Satria Eko Agus F.S yang selalu memberikan semangat.

Ayah dan Ibu terkasih yang selalu menyebut namaku disetiap do a yang

kalian panjatkan untuk kesehatan dan keberhasilanku.

Kakak-kakakku tersayang, kedua mertuaku, terimakasih atas dukungan

yang sudah dikasih selama ini, kalian keluarga yang terbaik.

Cucu-cucuku tersayang, Zahra, Anisa, Andini, celoteh dan ceria kalian yang

selalu menghiburku.


(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Fatimah dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 28 Juli 1957 yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H. Hayani (Alm) dan Ibu Hj Tansriyani (Alm).

Pendidikan yang pernah ditempuh adalah:

1. Sekolah Dasar YPRI selesai pada tahun 1971

2. MTs Brebes selesai pada tahun 1981

3. KPGN 1 Pahoman selesai pada tahun 1985

Menikah dengan Hendarman pada tahun 1974 dikaruniai 2 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi PGSD dalam jabatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung


(10)

KATA PENGANTAR

Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena penulis menyadari bahwa berkat rahmat dan hidayatnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS menggunakan Alat Peraga Benda Konkrit dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2 Way Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan baik dan tepat waktu.

Skripsi ini tersusun atas bimbingan dan masukan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila yang telah memberikan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program studi PGSD.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Unila yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta.

3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD dan sekaligus sebagai Pembahas yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta.

4. Bapak Dr. Ngadimun HD, M.Pd., selaku Pembimbing dan selaku pembimbing akademik atas semua jasanya baik tenaga dan pikiran yang tercurahkan untuk bimbingan, masukan, saran, dan nasihat serta bantuan yang diberikan di sela kesibukannya.

5. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan S1 PGSD Unila, yang telah membantu sampai skripsi ini selesai.

6. Bapak Drs. Mahyudin selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Way Gubak

7. Siswa-siswi Kelas III SDN 2 Way Gubak yang telah berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik..


(11)

8. Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, mahasiswa Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan angkatan 2011, terimakasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu yang telah banyak membantu penulis.

Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima dan menjadi catatan baik oleh Allah SWT, dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin. Semoga karya tulis ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan Penelitian Tindakan Kelas ini di masa yang akan datang.

Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN ... i

SAMPUL DALAM ... ii

ABSTRAK ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

PERNYATAAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

MOTO ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRA ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian Belajar ... 7

B. Hasil Belajar ... 9

C. Aktivitas Belajar ... 10

D. Pengertian Alat Peraga ... 13

E. Jenis-Jenis Metode Belajar ... 15

F. Metode Demonstrasi ... 16

G. Pengertian IPS ... 22


(13)

I. Kerangka Pikir ... 25

J. Hipotesis Tindakan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Setting penelitian ... 28

B. Teknik Pengumpulan Data ... 29

C. Alat Pengumpulan Data ... 29

D. Teknik Analisis Data ... 30

E. Prosedur Penelitian ... 31

F. Indikator Keberhasilan ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Prosedur Penelitian ... 41

B. Hasil penelitian ... 41

1. Siklus 1 ... 41

2. Sikulus II ... 51

C. Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Prosedur siklus Penelitian ... 32

4.1 Diagram rekapitulasi aktifitas siswa persiklus ... 60

4.2 Diagram rekapitulasi kinerja guru persiklus ... 63

4.3 Diagram rekapitulasi hasil belajar siswa persiklus ... 65


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Surat Izin penelitian dari sekolah ... 54

2. Surat Pernyataan... 55

3. RPP... 69

4. Lembar observasi untuk siswa ... 70

5. Lembar Observasi guru ... 71

6. Hasil Belajar... 72

7. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I ... 73

8. Hasil Kinerja guru Pada Siklus I ... 73

9. Hasil Belajar siswa pada siklus 1 ... 73

10. Hasil nilai perkembangan skor kelompok pada siklus 1 ... 74

11. Hasil observasi aktivitas siswa siklus II... 75

12. Hasil Kinerja guru Pada Siklus II... 75

13. Hasil Belajar siswa pada siklus II ... 75

14. Hasil nilai perkembangan skor kelompok pada siklus II ... 76

15. Rekapitulasi persentase aktivitas siswa per-siklus ... 77

16. Rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru per-siklus ... 77

17. Rekapitulasi hasil belajar siswa per-siklus... 78


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Rekap hasil belajar prestasi belajar ... 3

4.1 Aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I... 46

4.2 Kinerja guru Pada pembelajaran siklus I... 47

4.3 Data nilai hasil belajar siklus I ... 48

4.4 Data nilai perkembangan skor kelompok siklus I ... 49

4.5 Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II ... 55

4.6 Kinerja guru pada pembelajaran siklus II ... 56

4.7 Data nilai hasil belajar siklus II... 57

4.8 Data nilai perkembangan skor kelompok siklus II ... 58

4.9 Rekapitulasi penilaian kinerja guru per-siklus ... 62

4.10 Rekapitulasi hasil belajar siswa per-siklus... 64


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan. Namun ternyata sebagian siswa banyak kurang mengerti, memahami konsep mata pelajaran IPS yang diberikan oleh guru. Siswa kurang mengerti dan memahaminya tentang konsep pelajaran IPS yang diberikan oleh guru dapat saja dimungkinkan oleh kemampuan guru dalam mengajar terutama penggunaan alat peraga dan metode mengajar maupun kemampuan siswa dalam menerima pelajaran atau hal lainnya.

Prestasi belajar IPS yang baik, diperoleh melalui banyak faktor. Diantara faktor tersebut antara lain penggunaan alat peraga, metode mengajar, dan kemampuan guru dalam menguasai kelas. Sebab apabila alat peraga dan metode mengajar yang digunakan guru kurang tepat dan menimbulkan rendahnya minat siswa terhadap pelajaran IPS, dan prestasi siswa rendah. Dalam menguasai kelas, guru sebaiknya menggunakan alat peraga, dan metode pelajaran yang tepat, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Pada akhirnya akan dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajar IPS menjadi lebih baik dari sebelumnya.


(18)

2

Alat peraga adalah sebagai alat (benda) yang digunakan untuk menggambarkan fakta, konsep prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit. Tanpa alat sukar rasanya dipercaya untuk tercapainya tujuan yang diharapkan disuatu lembaga pendidikan. Alat peraga meruapakan alat yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar yang berperan sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Penggunaan alat peraga bertujuan untuk memberikan wujud riil terhadap bahan yang dibicarakan dalam materi pembelajaran. Kegunaan alat peraga menurut Rozaqmuala (2012:1) adalah menunjang proses belajar mengajar dalam garis besarnya memiliki faedah menambah kegiatan belajar siswa, menghemat waktu belajar, memberikan alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan prestasi belajar.

Alat peraga banyak jenis dan macamnya, dari yang paling sederhana dan murah hingga yang canggih dan hemat. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia dilingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.

Alat peraga benda nyata/konkrit, benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat langsung ke objek. Kelebihan dari alat peraga benda konkrit ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari gaya gravitasi, gaya dorong/tarik, dan gaya gesek. Setelah menemukan alat peraga dan kegunaannya, sebaiknya perlu ditambah metode yang menunjang.


(19)

3

Salah satu metode yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran ini adalah metode demonstrasi. Metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berlangsungnya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa.

Dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi guru harus terlebih dahulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, khususnya benda konkrit, dan benda-benda lain. Serta menjelaskan dengan petunjuk, dan penjelasan yang diberikan oleh guru. Penggunaan metode demonstrasi tidak lepas dari kelebihan dan kekurangannya disinilah diperlukan peran guru untuk memaksimalkan penggunaan metode demonstrasi tersebut.

Siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung pada pelajaran IPS banyak yang menemui kesulitan terlihat pada saat diadakan tes. Nilai siswa 15 orang atau 50,00% belum mencapai ketuntasan minimal KKM 60. Dikarenakan guru pada saat itu belum terampil menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga benda konkrit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1.1 Rekap Hasil Belajar Prestasi Belajar

No Kategori Jumlah Siswa %

1 Tuntas (T) 12 45,00

2 Belum Tuntas (BT) 15 55,00

Sumber: diolah dari data per siswa dihalaman 74

Berdasarkan data di atas, hasil observasi pada siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015, masih banyak siswa yang prestasi belajar IPS nya rendah, di bawah standar KKM 60.


(20)

4

Rendahnya prestasi belajar IPS dikarenakan guru menggunakan metode klasik tanpa alat peraga. Melihat keadaan tersebut, peneliti berupaya untuk memperbaiki pembelajaran melalui penggunaan alat peraga benda konkrit dengan metode demonstrasi.

Demonstrasi berarti pertunjukan atau peragaan. Sumiati dan Asra berpendapat (2009:101) pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan pertunjukan suatu proses, berkenaan dengan materi pelajaran. Hal ini dapat dilakukan baik oleh guru dan maupun orang luar yang diundang ke kelas. Proses yang didemonstrasikan diambil dari objek sebenarnya.

Kemampuan yang didemonstrasikan siswa bersifat individual. Untuk mengenal pun harus dilakukan secara individual. Ausubel (dalam Sumiati dan Asra,2009:87) menjelaskan keadaan kapasitas (kemampuan potensial) siswa secara memadai dalam hubungan dengan tujuan pembelajaran. Performance (penampilan) yang harus sudah dimiliki siswa sebelum memulai suatu perbuatan. Contoh: kesiapan membaca, menunjukkan pada performance yang harus sudah dimiliki sebelum ia mulai membaca.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan keunggulan metode demonstrasi antara lain: (1) Meningkatkan pengetahuan, (2) Meningkatkan keterampilan, (3) siswa memiliki kesiapan belajar, (4) memiliki kemampuan (prestasi belajar) dengan baik.


(21)

5

Dari uraian pada latar belakang tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar IPS menggunakan alat peraga benda konkrit dengan metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar lampung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Hasil belajar IPS siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 tergolong rendah dan belum mencapai KKM.

2. Aktivitas rendah

3. Guru belum mengggunakan metode yang menarik.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah penerapan alat peraga benda konkrit dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Apakah penerapan alat peraga benda konkrit dengan metode

demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015?


(22)

6

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar IPS dengan menggunakan alat peraga konkrit melalui metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung

2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan alat peraga konkrit melalui metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh melalui penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa,

a. Supaya lebih senang dalam mengikuti pembelajaran di kelas

b. Meningkatkan prestasi belajar IPS siswa dalam proses pembelajaran 2. Bagi guru,

a. Dapat memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas

b. Dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran

3. Bagi sekolah, hendaknya dapat menambah perbendaharaan perpustakaan di sekolah dan dapat berguna untuk pengembangan/peningkatan prrestasi belajar IPS di sekolah melalui penggunaan alat peraga benda konkrit dengan metode demonstrasi

4. Bagi peneliti, menambah wawasan yang tinggi terhadap pembelajaran IPS menggunakan alat peraga benda konkrit dengan metode demonstrasi.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar

Penelitian ini dilandasi oleh suatu pandangan kontruktivistik, dimana dalam teori belajar kontruktivisme yang dikemukakan Paul Suparno dalam Sardiman (2006:175), belajar merupakan proses aktif dan subjek belajar untuk mengkonstruksi makna sesuatu apakah isi teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan mengaksimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahkan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi berkembang.

Berdasarkan teori konstruktivisme diatas belajar adalah merupakan kegiatan aktif si belajar membangun pengetahuannya, subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu. Proses belajar bukanlah memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan siswa merekontruksi sendiri pengetahuannya.

Ciri dan prinsip pendekatan belajar Konstruktivisme, Herpratiwi (2009:77)

a. Siswa lebih aktif dalam proses belajar karena fokus belajar mereka pada proses integrasi pengetahuan yang baru dengan pengalaman pengetahuan mereka yang lama


(24)

8

b. Setiap pandangan yang berbeda akan dihargai dan sekaligus diperlukan siswa-siswa didorong untuk menemukan berbagai kemungkinan dan mensintesiskan secara terintegrasi

c. Proses pembelajaran harus mendorong adanya kerjasama, tapi bukan untuk bersaing. Proses belajar melalui kerjasama memungkinkan siswa untuk mengingat lebih lama.

d. Kontrol kecepatan dan fokus siswa ada pada siswa, cara ini akan lebih memberdayakan siswa.

e. Pendekatan konstruktivis memberikan pengalaman belajar yang tidak terlepas dari konteks dunia nyata.

Menurut Piaget, dalam C. Asri Budiningsih (2005:36), proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi (penyeimbangan), asimilasi merupakan proses pengintegrasian kedalam struktur kognitif yang telah dimiliki individu, akomodasi penyesuaian kedalam situasi baru, sedangkan ekuilibrasi penyesuaian kesinambungan antara keduanya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan belajar adalah kegiatan seseorang dalam memperoleh pengetahuan. Belajar adalah pengalaman baru yang diperoleh dari yang dilihat, dicoba, dan melakukan.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar akan didapatkan oleh siswa, setelah siswa tersebur mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru disekolah. Pencapaian hasil belajar pada siswa tersebut biasanya dapat dilihat dalam bentuk angka-angka atau nilai-nilai sebagai hasil dari tes yang diikuti/ dikerjakan siswa di sekolah. Menurut


(25)

9

Ahmadi bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai dalam suatu kegiatan belajar, dan belajar itu sendiri adalah berusaha mengadakan perubahan situasi dalam proses perkembangan dirinya untuk mencapai tujuan (Ahmadi, 2005:21). Di pihak lain menurut Natawijaya dikemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka-angka, anak-anak yang berhasil rendah memiliki hasil angka belajar yang rendah (Natawijaya, 2006:50). Sedangkan menurut Surachmad hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran, yang diukur berdasarkan hasil nilai siswa pada ujian atau catur wulan (Surachmad, 2006:76). Lebih lanjut Hutabarat mengemukakan mengenai 4 golongan hasil belajar yaitu:

a. Pengetahuan, yaitu dalam bentuk bahan informasi fakta, gagasan, keyakinan, prosedur, hukum, kaidah, standar lainnya.

b. Kemampuan, yaitu dalam bentuk kemampuan untuk menganalisis, mereproduksi, mencipta, mengatur, membuat generalisasi, berpikir rasional, serta menyesuaikan.

c. Kebiasaan dan keterampilan, yaitu dalam bentuk kebiasaan perilaku dan keterampilan dalam menggunakan semua kemampuan.

d. Sikap, yaitu dalam bentuk operasional, minat, pertimbangan dan saran (Hutabarat, 2004:12)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan hasil belajar tematik adalah perubahan kemampuan pengetahuan, perilaku, dan sikap setelah mengikuti pelajaran tematik.


(26)

10

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Aktivitas atau kegiatan merupakan sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka untuk melaksanakan atau menyelesaikan sesuatu yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jadi yang dimaksud aktivitas adalah kegiatan atau keaktivan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik merupakan suatu aktivitas (Mulyono, 2001:26).

Pengertian aktivitas yang lain adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar (Sriyono, 2002:28). Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan seseorang di dalam melakukan segala sesuatu baik fisik maupun non fisik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Belajar pada dasarnya mengulang, mengingat dan menghafal sesuatu agar sesuatu itu diketahuinya secara lebih mendalam, yang didapatkannya baik atas bantuan orang lain maupun atas usahanya sendiri. Menurut Hamalik, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingungan. Aspek tingkah laku tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan social, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap (Hamalik, 2005:28). Lebih lanjut dikemukakan bahwa belajar


(27)

11

adalah merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori. Sejalan dengan hal diatas Ketut Sukardi mengemukakan bahwa belajar yaitu: “Perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman, kecuali perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau perubahan yang intrinsik atau yang bersifat temporer” (Sukardi, 2003:15).

Hutabarat mengemukakan belajar adalah sebagai berikut:

“Suatu proses aktif, artinya orang yang belajar itu ikut serta dalam prose situ dengan aktif. Orang yang belajar itu mempelajari apa yang dirasakannya dan apa yang pikirkan. Ia memberikan reaksi atau tanggapan terhadap apa yang terjadi sewaktu berlangsungnya proses belajar. Jika tidak ada tanggapan, maka hasil belajar tidak ada”(Hutabarat, 2004:12).

Lebih lanjut yang dimaksud dengan belajar menurut Hilgrad dan Bower, (dalam purwanto, 2006:85) adalah sebagai berikut:

“Belajar adalah berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang harus disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapt dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan ataupun keadaan-keadaan sesaat seseorang, (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya)”. Dalam penelitian ini belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh orang lain baik atas usahanya sendiri maupun dengan bantuan orang lain untuk mengetahui apa yang belum diketahuinya dan untuk mengerti apa yang belum dimengerti olehnya.

Pengertian aktivitas dan belajar yang telah dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa keaktifan siswa selam proses belajar mengajar merupakan slah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untukbelajar. Siswa dikatakan memiliki keaktivan apabila ditemukan perilaku selalu ingin belajar. Dari uraian di atas maka Natawijaya mengemukakan bahwa, aktivitas belajar merupakan segala


(28)

12

kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar ( Natawijaya, 2005:31).

Aktivitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas belajar siswa terutama dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Keaktifan siswa selam proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginann atau motivasi siswa untuk belajar. Yang dimaksud dengan belajar aktif adalah “Suatu system belajar mengajar yang menekankan keaktifan sisw secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”(Depdiknas, 2002:31). “Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan cirri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa” Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar.

Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini dikategorikan sebagai berikut: 1. Memperhatikan penjelasan guru

2. Berdiskusi dengan siswwa lain dalam kelompok 3. Aktivitas bertanya kepada guru


(29)

13

4. Aktivitas mengerjakan tugas yang diberikan guru

5. Presentasi atau menanggapi siswa lain yang telah menyajikan hasil presentasi

D. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk menggambarkan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit. Alat peraga yaitu alat yang digunakan secara langsung dalam pelajaran. Alat peraga yaitu alat pembantu pengajaran yang mudah memberi pengertian kepada siswa suatu bentuk perwujudan dari suatu pengertian sepeti: alat peraga kubus, balok, globe dll. Sudjana (2002:59) berpendapat alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses pembalajaran pada siswa lebih efektif dan efisien. Lebih lanjut Sumiati dan Asra (2009:160) mengemukakan alat peraga diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.

Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam pencapaian tersebut, peranan alat bantu atau alat peraga memegang peranan penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dengan mudah dipahami oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Amir Hamzah (1981:11) bahwa media pendidikan adalah


(30)

14

alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untu membuat cara berkomunikasi menjadi

Efektif. Sedangkan yang dimaksud dengan alat peraga menurut Nasution (1985:95) adalah alat bantu dalam mengajar lebih efektif.

Keunggulan alat peraga yang dikemukakan oleh Rudi Susilana dan Cepi Riana (2009:7) antara lain: (1) Alat peraga merupakan wadah dari pesan, (2) Materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, (3) tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran.

Kelebihan penggunaan alat peraga menurut Miarso (2011:1) yaitu (1) Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik, (2) Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya, (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan, (4) Membuat lebih aktif melakukan kegiatan seperti: mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.

Tujuan alat peraga untuk: (1) Memperkenalkan, membentuk, memperkaya, serta memperjelas, (2) Mengembangkan sikap yang dikehendaki, (3) Mendorong kegiatan siswa lebih lanjut.

Kekurangan alat peraga yaitu: (1) mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut guru, (2) Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan, (3) Perlu kesediaan berkorban secara materil.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah alat bantu untuk mengantarkan pembelajaran sebagai bahan mencapai tujuan


(31)

15

pelajaran. Pembelajaran menggunakan alat peraga akan menambah minta belajar akan lebih menarik perhatian siswa. Jadi dengan alat peraga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pelajaran maka prestasi belajar dapat meningkat. Alat peraga benda konkritnya berupa peta , alat peraga benda konkrit memiliki kelebihan dan keunggulan. Kelebihan tersebut antara lain: 1. Dapat membantu guru dalam menjelaskan suatu materi kepada peserta didik. 2. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari situasi yang nyata.

3. Dapat melatih keterampilan siswa menggunakan alat indera. (A.Tabrani, Rusyan, 1993 : 199)

E. Jenis-Jenis Metode Belajar

Proses belajar mengajar agar dapat berjalan dengan lancar dan dapat diterima oleh siswa, apabila guru mampu menerapkan metode mengajar dengan benar. Salah satu cara atau metode yang dapat digunakan adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar yang digunakan guru dengan cara mendemonstrasikan atau menumbuhkan sesuatu dalam proses pembelajaran. Poerwadarminta, (2002:249) mengemukakan metode adalah cara atau teknik yang dipergunakan untuk melakukan sesuatu.

Metode merupakan suatu teknik atau cara yang biasa digunakan guru dalam memperlancar proses belajar mengajar disekolah, karena tanpa adanya metode dalam pembelajaran akan sukar bagi guru tersebut untuk menyampaikan materi pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya, misalnya dalam mengajar suatu pokok bahasan yang membutuhkan penggunaan alat peraga, maka terlebih


(32)

16

dahulu guru harus menggunakan metode yang tepat menurut kewajarannya dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa.

Pembelajaran di sekolah banyak metode yang dapat digunakan guru untuk membantu proses pembelajaran, hanya bagaimana guru memilih dan menggunakan metode tersebut dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan diajrkannya.

Ahmadi (2004:33-34) mengemukakan jenis-jenis metode yaitu: (1) metode ceramah, (2) metode tanya jawab, (3) metode diskusi, (4) metode pemberian tugas mengajar dan resitasi, (5) metode demonstrasi dan eksperimen, (6) metode kerja kelompok, (7) metode sosiodrama dan bermain peran.

Dari ketujuh metode yang dikemukakan diatas, yang digunakan penulis dalam Penelitian Tindakan Kelas untuk Peningkatan Prestasi Belajar IPS siswa adalah metode demonstrasi.

F. Metode Demonstrasi

Pengertian metode demonstrasi dikemukakan oleh Depdikbud (2002:250) bahwa demonstrasi adalah cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut Poerwadarminta (2002:239) demonstrasi adalah pertunjukan mengenai cara-cara pemakaian sesuatu.

Dalam penggunaan metode demonstrasi terdapat aspek-aspek penting yang perlu diketahui guru dalam proses pembelajaran. Surachmad (2000:38) berpendapat ada beberapa aspek yang penting dalam penggunaan metode demonstrasi adalah: (a) demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang


(33)

17

didemonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas. (b) Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengelaman berharga. (c) tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas karena alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas. (d) Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.

Menurut Ahmadi (2004:40) metode demonstrasi adalah mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu, yang diperlihatkan itu ada kalanya benda konkrit tetapi adakalanya pula suatu proses. Pengertian di atas berarti demonstarasi merupakan suatu cara yang dilakukan dengan melalui pertunjukan atau memberi contoh tentang sesuatu yang akan dikerjakan. Sedangkan demonstrasi yang dmaksudkan dalam peneltian ini adalah proses belajar mengajar/pembelajaran di sekolah dengan teknik demonstrasi.

Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran ini dilaksanakan melalui langkah-langkah berikut: (1) perencanaan,(2) implementasi, (3) observasi dan evaluasi, (4) refleksi / pelaksanaan. Sedangkan menurut Surachmad, (2000:38) langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPS, langkah atau tahap-tahapnya sebagai berikut: (1) Tahap persiapan, dan (2) Tahap pelaksanaan

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan: (a) merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. (b)


(34)

18

mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. (c) melakukan uji coba demonstrasi.

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah dalam pelaksanaan menurut Surachmad (2000:47) yaitu:

a) Pembukaan. Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya: (a) mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan, (b) mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai siswa, (c) mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untun mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi. b) Pelaksanaan demonstrasi. (a) memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan

yang merangsang siswwa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi, (b) menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan, (c) meyakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa, (d) memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu

(c) mengakhiri demonstrasi. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan,ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

Dalam langkah-langkah tersebut guru harus memperhatikan faktor-faktor yang ada di dalam kelas sehingga dapat menunjang langkah-langkah yang telah dipersiapkan guru seperti, tujuan pengajaran, alat peraga yang akan didemonstrasikan, pengelolaan kelas, metode mengajar, kondisi siswa dan sebagainya, sehingga langkah-langkah yang telah dipersiapkan akan mudah untuk dilaksanakan.

Hal-hal yang diperlukan dalam penggunaan netode demonstrasi menurut Surachmad (2000:42) yaitu:


(35)

19

a) Dalam pelaksanaan atau penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPS hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru antara lain: (a) merumuskan secara spesifik yang dapat dicapai oleh siswa. (b) menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan. (c) menyiapkan peralatan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai. (d) mengusahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan kenyataan sebenarnya.

b) Sedangkan cara guru merencanakan demonstrasi dalam pengajaran IPS adalah: (a) merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan yang diharapkan dapat dicapai atau dilaksanakan oleh siswa itu sendiri bahwa demonstrasi itu erakhir. (b) mempertimbangkan apakah metode itu wajar dipergunakan dan merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah diinginkan. (c) apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa di dapat dengan mudah, dan apakah alat-alat itu sudah dicoba terlebih dahulu supaya pada waktu dilakukan demonstrasi tidak gagal. (c) Apakah jumlah siswa memungkinkan diadakan demonstrasi dengan jelas? c) Menetapkan garis langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Dan

sebaiknya sebelum didemonstrasikan dilakukan, oleh guru sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.

d) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia waktu untuk memberikan kesempatan siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi. Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk merangsang observasi.

e) Selam demonstrasi berlangsung kita bertanya pada diri sendiri apakah: (a) keterangan-keterangan itu dapat didengar dengan jelas oleh siswa. (b) Alat itu telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas. (c) Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya dengan waktu secukupnya.

f) Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Seringkali perlu terlebih dahulu diadakan diskusi-diskusi dan siswa mencoba lagi demonstrasi dan eksperimen agar memperoleh kecakapan yang lebih baik.

Dari penjelasan di atas, maka hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran IPS sangat penting artinya untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu siswa memahami dan mengerti materi yang diajarkan guru, dapat mendemonstrasikannya dengan baik, dan dapat mengerjakan soal sesuai dengan metode demonstrasi yang telah diajarkan.

Aspek-aspek penting pengguanaan metode demonstrasi menurut Drajat (2005:26), yaitu:


(36)

20

a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang didemonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.

b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.

c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas karena alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.

d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.

Sebagai pendahuluan, berilah penjelasan apa yang akan didemonstrasikan. Sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru harus terlebih dahulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru diikuti oleh siswa-siswanya yang sesuai dengan petunjuk. Metode demonstrasi memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dicermati, agar metode ini tidak gagal.

Kelebihan metode demonstrasi menurut Ali Priyono (2012) yaitu:

1. Dengan metode ini, terjadinya proses belajar mengajar yang bersifat verbalisme bisa dihindari karena siswa secara langsung disuruh untuk memperhatikan materi yang didemonstrasikan.

2. Proses belajar mengajar akan lebih menarik, karena siswa tidak hanya mendengarkan saja, tetapi juga melihat secara langsung peristiwa yang terjadi 3. Dengan mengamati secara langsung, siswa dapat lebih mudah bagaimana cara

melakukan suatu pekerjaan yang telah didemonstrasikan

Selain kelebihan metode demonstrasi memiliki kekurangan menurut Ali Priyono (2012) yaitu:

1. Bila tidak ada persiapan yang matang, guru sering gagal dalam mendemonstarsikan materi yang akan diajarkan, sehingga terkadang guru mencoba beberapa kali baru berhasil, dan itu akan memakan waktu yang cukup lama.

2. Dalam metode demonstrasi ini membutuhkan peralatan atau bahan serta tempat yang memadai. Ini berarti penggunaan metode ini memerlukan biaya yang lebih dibandingkan metode yang lain.

3. Guru dituntut mempunyai keterampilan khusus untuk memperagakan materi pelajaran yang diajarkan, sehingga metode demonstrasi juga memerlukan kamuan dan motivasi guru serta keterampilan yang bagus untuk keberhasilan proses belajar mengajar.


(37)

21

1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisasi akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi

3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:

1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus bebrapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak. 2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai

yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.


(38)

22

Jadi metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siwa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.

Walaupun dalam prosses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret.

G. Pengertian IPS

Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama mata pelajaran ditingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi perguruan tinggi indentik dengan istilah “social studies” Sapria (2009:19). Istilah IPS disekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin Ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan Sapria,(2009:20). Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakterisitik kemampuan berfikir peserta didik yang bersifat holistik Sapria (2009:20).

Pembelajaran IPS lebih menekakan pada aspek “pendidikan”dari pada transfer konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih aktivitas, nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. IPS juga membahas hubungan antara manusia dengan


(39)

23

lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai permasalahan dilingkungan sekitarnya.

Berdasarkan uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS sebagai proses belajar yang mengintegrasikan konsep – konsep terpilih dari berbagai ilmu-ilmu sosial dan humaninora siswa agar berlangsung secara optimal.

H. Prestasi Belajar IPS

Prestasi belajar IPS akan didapatkan oleh siswa, setelah siswwa tersebut mengikuti dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar IPS yang dialaksanakan oleh guru bidang studi IPS di sekolah. Pencapaian prestasi belajar IPS pada siswa tersebut, biasanya dapat dilihat dalam bentuk angka-angka atau nilai-nilai sebagai hasil dari tes yang diikuti/dikerjakan siswa di sekolah.

Selanjutnya Ahmadi (2004:21) berpendapat bahwa “prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dalam suatu kegiatan belajar, dan belajar itu sendiri adalah berusaha mengadakan perubahan situasi dalam proses perkembangan dirinya untuk mencapai tujuan”.

Soemanto (dalam Admin,2012) menyatakan:

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kitapun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.


(40)

24

Menurut Syah (2008:91) prestasi belajar adalah “taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah maeri pelajaran tertentu”. Sedangkan menurut Tu’u (2004:75) “prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan niai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.

Menurut Anni (2005:4) prestasi belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku diperoleh adalah berupa penguasaan.

Natawijaya (2006:50) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang biasanya dinyatakan dalam angka-angka, anak-anak yang berhasil rendah memiliki hasil angka belajar yang rendah. Sedangkan Surachmad (2006:76) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran, yang diukur berdasarkan hasil nilai siswa pada ujian atau catur wulan.

Lebih lanjut Hutabarat (2004:12) mengemukakan mengenai 4 golongan prestasi belajar yaitu:

a. Pengetahuan, yaitu dalam bentuk bahan informasi fakta, gagasan, keyakinan, prosedur, hukum, kaidah, standar lainnya.

b. Kemampuan, yaitu dalam bentuk kemampuan untuk menganalisis, mereproduksi, mencipta, mengatur, membuat generalisasi, berfikir rasional serta menyesuaikan.

c. Kebiasaan dan keterampilan, yaitu dalam bentuk kebiasaan perilaku dan keterampilan dalam menggunakan semua kemampuan.


(41)

25

Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh Dari stimulun pada demonstrasi dan proses kognitif yang dilakukan melalui pembelajaran. Prestasi belajar adalah peningkatan pengetahuan yang dapat dilihat dari hasil nilai akademik.

I. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas 4. http://contohptkheru.blogspot.com/2013/10/contoh-judul-ptk-sd.html

2. Penggunaan Metode Tanya Jawab Dan Demonstrasi Dalam Meningkatkan

Pemahaman Siswa Kelas IV SD Tentang Membaca Peta Lingkungan Setempat

http://neozonk.blogspot.com/2014/05/ptk-sd-kelas-4.html

3. Penggunaan Metode Demonstrasi Dan Tanya Jawab Dalam Meningkatkan

Pemahaman Peserta Didik Kelas IV SD tentang Peta

http://neozonk.blogspot.com/2014/05/ptk-sd-kelas-4.html

J. Kerangka Pikir

Alat peraga dalam penelitian ini memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar efektif. Proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode, dan alat benda konkrit, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara untuk mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Metode demonstrasi yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran diharapkan menjadi salah satu cara bagi guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan


(42)

26

prestasi belajar akan semakin tinggi bila siswa benar-benar menjalankan metode demonstrasi dengan baik. Pelaksanaan demonstrasi dikatakan baik jika siswa benar-benar mengalami proses belajar selama menjalankan pembelajaran. Proses belajar dapat berlangsung jika siswa bersikap aktif dalam belajar. Keaktifan belajar siswa akan tercipta jika msing-masing anggota siswa mempunyai peluang yang besar untuk turut berpartisipasi dalam belajar.

K. Hipotesis Tindakan

Jadi hipotesis menurut penulis adalah sebuah kesimpulan yang belum final yang masih harus dibuktikan kebenarannya, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Apabila dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menggunakan alat peraga benda konkrit dengan metode demonstrasi dengan langkah-langkah yang tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar lampung.

2. Apabila dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menggunakan alat peraga benda konkrit dengan metode demonstrasi dengan langkah-langkah yang tepat, maka akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru didlam kelas sendirimelalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani, 2008:14). Sedangkan menurut Arikunto (2008:58), penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu siklus tetapi beberapa kali hingga mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran IPS di kelas.

Hopkins dalam Komalasari, (2010:271), merumuskan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dengan disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah prosedur perbaikan dan perubahan. Sedangkan Suhardjono (Komalasari, 2010:271), mengatakan bahwa peneltian tindakan kelas adalah peneltian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti lainnya (atau dilakukan sendiri oleh guru yang bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat dia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi: tahap persiapan, diagnostik, perencanaan tindakan kelas, untuk memecahkan maslah. Prosedur penelitian tindakan kelas ini yakni: (1) perencanaan (Planning), (2) pelaksanaan


(44)

28

tindakan kelas (Action), (3) Observasi (Observation) dan refleksi (reflection) dalam setiap siklus Hopkins (Arikunto, 2008:14).

A. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 27 orang, terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 2 Way Gubak Bandar Lampung di jalan Ir. Soetami kecamatan Way Gubak Bandar Lampung

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Waktu pelaksanaan selama dua bulan, yaitu bulan Oktober sampai dengan November tahun 2014.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah tes dan observasi.


(45)

29

Pengumpulan data dengan teknik tes untuk mengungkapkan keberhasilan hasil belajar siswa dengan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Soal yang digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan perbaikan. Berdasarkan hasil analisis tes tersebut dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa. Teknik tes ini dilakukan pada saat siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

2. Observasi

Observasi digunakan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa saat pembelajaran dilaksanakan oleh pengamata (Observer).

C. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu tes formatif untuk teknik pengumpulan data kuantitatif, dan lembar panduan observasi untuk teknik pengumpulan data kualitatif.

1. Tes Formatif

Tes formatif digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan metode demonstrasi di setiap siklus, pada siswa kelas III SD Negeri 2 Way Gubak Bandar Lampung.


(46)

30

Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar lampung.

D. Teknik Analisis Data

Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan proses yang memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu tentang aktivitas belajar siswa. Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi dan analisis menggunakan rumus:

NA =

%

Keterangan:

NA = Nilai aktivitas yang dicari JS = Jumlah Skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap (Sumber: Aqib, 2009:41)


(47)

31

2. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil belajar siswa setiap siklusnya. Analisis kuantitatif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Nilai hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Nilai siswa =

x 100

(sumber : Muslich, 2009:62)

b. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus:

Ketuntasan Klasikal =

x 100

(Sumber: Purwanto, 2008:102)

E. Prosedur Penelitian

Di dalam penelitian ini, prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus tindakan (daur ulang). Daur ulang dalam penelitian diawali dengan perencanaan (Planning), tindakan (Action), mengobservasi (Observation), dan melakukan refleksi (Reflection), dan seterusnya sampai adanya peningkatan yang diharapkan tercapai, Hopkins dalam Arikunto (2008:14). Prosedur pelaksanaan tindakan kelas dapat dilihat dalam bagan dibawah ini:


(48)

32

Gambar 3.1 Prosedur siklus penelitian, diadopsi dari Arikunto (2010:17)

Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

SIKLUS I

Kegiatan pada siklus pertama diawali dengan pembuatan perangkat pembelajaran secara kolaboratif partisipatif antara guru dengan peneliti, kemudian rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, agar efisien dan efektif guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:

a. Perencanaan

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan oleh peneliti bersama guru adalah menyiapkan perangkat pembelajaran.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

SIKLUS I Observasi

Refleksi Pelaksanaan


(49)

33

Kemudian dilanjutkan menyiapkan instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal tes unjuk kerja serta penilaiannya. Instrumen non tes berupa lembar panduan observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Tahap ini adalah pelaksanaan dari perencanaan yang telah ditetapkan. Dalam siklus pertama ini, kegiatan awal yang dilakukan guru adalah memahami karakteristik siswa dan bagaimana cara belajar siswa dalam menerapkan metode demonstrasi.

Adapun pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan metode demonstrasi yang digunakan, adapaun langkah-langkah sebagai berikut:

Kegiatan awal

1) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan. 2) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa.

3) Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran. 4) Menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti

1) Siswa dibagi 5 kelompok

2) Tiap kelompok melakukan demonstrasi dengan menggunakan lembar kerja jual beli.

3) Setiap kelompok menyampaikan laporan hasilnya dibawah bimbingan guru.


(50)

34

Kegiatan Akhir

1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar pada materi tersebut. 2) Siswa mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran.

3) Secara individu siswa diberi pekerjaan rumah.

c. Observasi dan Evaluasi

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai mitra kolaborator/partner kerja yang berfungsi sebagai penilai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru. Kolaborator mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama pembelajaran, yaitu mulai kegiatan awal hingga kegiatan akhir. Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat implementasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran. Pada akhir siklus pertama diakhiri dengan tes. Berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan dan hasil tes, maka siklus berikutnya dapat dilaksanakan. d. Refleksi

selama penelitian dilaksanakan, hasilnya dianalisis dan dikaji keberhasilan dan kegagalannya. Data yang diperoleh pada proses belajar mengajar apabila hasil analisis pada siklus I ada revisi dan kekurangan maka analisis direfleksikan untuk menentukan tindakan pada siklus 2 dalam rangka mencapai tujuan

SIKLUS II

Pada pelaksanaan siklus II ini adalah perbaikan dari hasil refleksi yang telah dilakukan pada siklus I. Pelaksanaannya sebagai berikut:


(51)

35

a. Perencanaan

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan oleh peneliti bersama guru adalah menyiapkan perangkat pembelajaran. Kemudian dilanjutkan menyiapkan instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal tes unjuk kerja serta penilaiannya. Instrumen non tes berupa lembar panduan observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Tahap ini adalah pelaksanaan dari perencanaan yang telah ditetapkan. Dalam siklus pertama ini, kegiatan awal yang dilakukan guru adalah memahami karakteristik siswa dan bagaimana cara belajar siswa dalam menerapkan metode demonstrasi.

Adapun pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan metode demonstrasi yang digunakan, adapaun langkah-langkah sebagai berikut:

Kegiatan awal

1) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan. 2) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa.

3) Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran. 4) Menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti

1) Siswa dibagi 5 kelompok

2) Tiap kelompok melakukan demonstrasi dengan menggunakan lembar kerja jual beli.


(52)

36

3) Setiap kelompok menyampaikan laporan hasilnya di bawah bimbingan guru.

Kegiatan Akhir

1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar pada materi tersebut. 2) Siswa mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran.

3) Secara individu siswa diberi pekerjaan rumah.

c. Observasi dan Evaluasi

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai mitra kolaborator/partner kerja yang berfungsi sebagai penilai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru. Kolaborator mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama pembelajaran, yaitu mulai kegiatan awal hingga kegiatan akhir. Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat implementasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran. Pada akhir siklus pertama diakhiri dengan tes. Berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan dan hasil tes, maka siklus berikutnya dapat dilaksanakan.

d. Refleksi

selama penelitian dilaksanakan, hasilnya dianalisis dan dikaji keberhasilan dan kegagalannya. Data yang diperoleh pada proses belajar mengajar apabila hasil analisis pada siklus I ada revisi dan kekurangan maka analisis direfleksikan untuk menentukan tindakan pada siklus 2 dalam rangka mencapai tujuan.


(53)

37

F. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dalam menerapkan metode demonstrasi dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan aktivitas siswa dalam setiap pembelajaran dari siklus 1 sampai siklus II dan mencapai ≥ 65%. Serta peningkatan hasil belajar siswa dalam setiap pembelajaran dari siklus 1 sampai siklus II mencapai nilai ≥ 65. Adapaun kriteria indikator keberhasilan aktivitas dan indikator keberhasilan belajar siswa adalah sebagai berikut:

1. Indikator Keberhasilan Aktivitas < 50% = Kurang Sekali

50%-55% = Kurang

56%-65% = Cukup

66%-75% = Baik

> 75% = Baik sekali

2. Indikator Keberhasilan belajar, nilai: < 50% = Kurang Sekali

50%-55% = Kurang

56%-65% = Cukup

66%-75% = Baik


(54)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil tindakan dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV terhadap siswa kelas III SDN 2 Way Gubak pada pelajaran IPS dapat

disimpulkan bahwa:

1. Penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan peneliti terhadap aktivitas belajar siswa yang telah dilakukan mulai dari siklus I, dan II dan terjadi peningkatan di setiap siklusnya yaitu nilai rata-rata pada siklus I mencapai 50,69% kemudian meningkat pada siklus II menjadi 63,19%. Penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan peneliti terhadap hasil belajar siswa yang telah dilakukan mulai dari siklus I, dan II dan terjadi peningkatan di setiap siklusnya yaitu nilai rata-rata pada siklus I mencapai 57,26% kemudian meningkat pada siklus II menjadi 62,44% .

2. Penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang telah diperoleh siswa pada siklus I, dan II. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 57,26, kemudian pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 62,44. Bila dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar siswa, dari 27 siswa pada siklus I persentase ketuntasan belajar


(55)

63

siswa sebanyak 14 siswa (51,85%), pada siklus II meningkat menjadi 20 siswa (74,08%) .

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan data di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain bagi:

a. Siswa

Siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran sehingga dapat mempermudah memahami materi

pembelajaan dan hasil belajar kemudian siswa harus bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, baik tugas individu maupun kelompok. Tentunya harus diimbangi dengan semangat belajar siswa yang akan memperkaya ilmu pengetahuan siswa sehingga memperoleh hasil belajar yang meningkat.

b. Guru

Kepada guru diharapkan dapat senantiasa menerapkan metode diskusi, sehingga siswa diharapkan bisa saling bekerja sama, lebih aktif, berfikir secara kritis dalam memahami materi yang diajarkan dan dapat membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Kemudian guru harus memperhitungkan waktu yang tersedia agar semua rencana pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal


(56)

64

Hendaknya memberikan fasilitas pembelajaran yang memadai, serta sarana pendukung untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran demi meningkatnya mutu pendidikan di sekolah


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2012. Pengertian Prestasi Belajar. Online. (Http://Pend-Ekonomi. blogspot.Com) diakses tanggal 05 September 2014.

Ahmadi, A. 2000. Didaktik Metodik. Semarang. PT. Toha Putra.

2004. Prinsip-prinsip Belajar Mengajar. Semarang. PT. Toha Putra. Anni.2005.Pengertian Prestasi Belajar. Online. Http://Cumanilusaja. Blogspot.

Com.

Asri Budiningsih, C.2005. Belajar dan Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta. A. Thabrani. 1993. Kelebihan Alat Peraga Benda Konkrit. Gramedia. Bandung. Aqib, Z. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk SD, SLB & TK. Yrama Widya.

Bandung.

Depdikbud. 2002. Teknik-teknik Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Drajat. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bulan Bintang. Jakarta. Hamalik. 2005. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar.Tarisito. Bandung. Hamzah, A. 1981. Pengertian Alat Peraga.Http://www.pengertian

definisi.com/2011/11/pengertian-alat-peraga-html diakses tanggal 7 September 2014.

Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hutabarat, S. 2004. Cara-Cara Belajar. BPK Gunung Mulya. Jakarta. Komalasari, kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. PT Refika Aditama.

Bandung

Miarso, H.Y.2011. pengertian Alat Peraga. Online. www.Sarjanaku.com diakses tanggal 7 September 2014.


(58)

68

Muslich, Mansur. 2009. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah. Bumi Aksara. Jakarta.

Natawijaya Rahmad. 2006. Pengukuran skala Sikap. Rajawali Press. Jakarta. Nasution, S. 1985. Pengertian Alat Peraga. Online.

http://www.Pengertiandefinisi.com/2011/11/pengertian-alat-peraga-html

diakses tanggal 6 September 2014.

Poerwadaminta.2002. Metode Belajar Dan Kesulitan Belajar. Balai Pustaka. Jakarta.

Purwanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Remaja Karya. Jakarta. Priyono Ali. 2012. Kelebihan Metode Demonstrasi. Online.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2249730-kelebihanmetodemonstrasi/#ixzz2NkvmkIEZ diakses tanggal 6 September 2014.

Rozaqmuala. 2012. Fungsi Alat Peraga. Dalam Pendidikan. Online.

http://id.shvoong.com diakses tanggal 7 September 2014. Rudi & Cepi 2009. Media Pembelajaran. Wacana Prima. Bandung. Sapria. 2009. Pendidikan IPS. Remaja Rosda Karya. Jakarta.

Sardiman A.M. 2006. Interaksi dan Modifikasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sriyono. 2002. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Bumi Aksara. Jakarta.

Sukardi. 2003. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Usaha Nasional. Surabaya. Surachmad. 2003. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Tarsito. Bandung. Susilana, R dan C. Riyana. 2009. Media Pembelajaran. Wacana Prima. Bandung. Syah, M. 2008. Pengertian Prestasi Belajar. Online.

http://pend-ekonomi.blogspot.com/2012/10/pengertian-prestasi-belajar.html diakses tanggal 6 September 2014.

Sudjana. 2002. Media Pendidikan.Tarsito. Bandung.

Sumiati dan Asra.2009. Metode Pembelajaran. Wacana Prima. Bandung. 2006. pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Tarsito. Bandung.


(59)

69

Tu’u T. 2004. Pengertian Prestasi Belajar. Online.

http://pend-ekonomi.blogspot.com/2012/10/pengertian-prestasibelajar.html diakses tanggal 5 September 2014.

Wardani, IGAK, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Wiraatmadja, R. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Remaja Rosdakarya. Bandung.


(1)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil tindakan dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV terhadap siswa kelas III SDN 2 Way Gubak pada pelajaran IPS dapat

disimpulkan bahwa:

1. Penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan peneliti terhadap aktivitas belajar siswa yang telah dilakukan mulai dari siklus I, dan II dan terjadi peningkatan di setiap siklusnya yaitu nilai rata-rata pada siklus I mencapai 50,69% kemudian meningkat pada siklus II menjadi 63,19%. Penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan peneliti terhadap hasil belajar siswa yang telah dilakukan mulai dari siklus I, dan II dan terjadi peningkatan di setiap siklusnya yaitu nilai rata-rata pada siklus I mencapai 57,26% kemudian meningkat pada siklus II menjadi 62,44% .

2. Penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang telah diperoleh siswa pada siklus I, dan II. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 57,26, kemudian pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 62,44. Bila dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar siswa, dari 27 siswa pada siklus I persentase ketuntasan belajar


(2)

siswa sebanyak 14 siswa (51,85%), pada siklus II meningkat menjadi 20 siswa (74,08%) .

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan data di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain bagi:

a. Siswa

Siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat mempermudah memahami materi pembelajaan dan hasil belajar kemudian siswa harus bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, baik tugas individu maupun kelompok. Tentunya harus diimbangi dengan semangat belajar siswa yang akan memperkaya ilmu pengetahuan siswa sehingga memperoleh hasil belajar yang meningkat.

b. Guru

Kepada guru diharapkan dapat senantiasa menerapkan metode diskusi, sehingga siswa diharapkan bisa saling bekerja sama, lebih aktif, berfikir secara kritis dalam memahami materi yang diajarkan dan dapat membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Kemudian guru harus memperhitungkan waktu yang tersedia agar semua rencana pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal


(3)

64

Hendaknya memberikan fasilitas pembelajaran yang memadai, serta sarana pendukung untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran demi meningkatnya mutu pendidikan di sekolah


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2012. Pengertian Prestasi Belajar. Online. (Http://Pend-Ekonomi. blogspot.Com) diakses tanggal 05 September 2014.

Ahmadi, A. 2000. Didaktik Metodik. Semarang. PT. Toha Putra.

2004. Prinsip-prinsip Belajar Mengajar. Semarang. PT. Toha Putra. Anni.2005.Pengertian Prestasi Belajar. Online. Http://Cumanilusaja. Blogspot.

Com.

Asri Budiningsih, C.2005. Belajar dan Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta. A. Thabrani. 1993. Kelebihan Alat Peraga Benda Konkrit. Gramedia. Bandung. Aqib, Z. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk SD, SLB & TK. Yrama Widya.

Bandung.

Depdikbud. 2002. Teknik-teknik Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Drajat. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bulan Bintang. Jakarta. Hamalik. 2005. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar.Tarisito. Bandung. Hamzah, A. 1981. Pengertian Alat Peraga. Http://www.pengertian

definisi.com/2011/11/pengertian-alat-peraga-html diakses tanggal 7 September 2014.

Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hutabarat, S. 2004. Cara-Cara Belajar. BPK Gunung Mulya. Jakarta. Komalasari, kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. PT Refika Aditama.

Bandung

Miarso, H.Y.2011. pengertian Alat Peraga. Online. www.Sarjanaku.com diakses tanggal 7 September 2014.


(5)

68

Muslich, Mansur. 2009. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah. Bumi Aksara. Jakarta.

Natawijaya Rahmad. 2006. Pengukuran skala Sikap. Rajawali Press. Jakarta. Nasution, S. 1985. Pengertian Alat Peraga. Online.

http://www.Pengertiandefinisi.com/2011/11/pengertian-alat-peraga-html diakses tanggal 6 September 2014.

Poerwadaminta.2002. Metode Belajar Dan Kesulitan Belajar. Balai Pustaka. Jakarta.

Purwanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Remaja Karya. Jakarta. Priyono Ali. 2012. Kelebihan Metode Demonstrasi. Online.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2249730-kelebihanmetodemonstrasi/#ixzz2NkvmkIEZ diakses tanggal 6 September 2014.

Rozaqmuala. 2012. Fungsi Alat Peraga. Dalam Pendidikan. Online. http://id.shvoong.com diakses tanggal 7 September 2014. Rudi & Cepi 2009. Media Pembelajaran. Wacana Prima. Bandung. Sapria. 2009. Pendidikan IPS. Remaja Rosda Karya. Jakarta.

Sardiman A.M. 2006. Interaksi dan Modifikasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sriyono. 2002. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Bumi Aksara. Jakarta.

Sukardi. 2003. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Usaha Nasional. Surabaya. Surachmad. 2003. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Tarsito. Bandung. Susilana, R dan C. Riyana. 2009. Media Pembelajaran. Wacana Prima. Bandung. Syah, M. 2008. Pengertian Prestasi Belajar. Online.

http://pend-ekonomi.blogspot.com/2012/10/pengertian-prestasi-belajar.html diakses tanggal 6 September 2014.

Sudjana. 2002. Media Pendidikan.Tarsito. Bandung.

Sumiati dan Asra.2009. Metode Pembelajaran. Wacana Prima. Bandung. 2006. pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Tarsito. Bandung.


(6)

Tu’u T. 2004. Pengertian Prestasi Belajar. Online.

http://pend-ekonomi.blogspot.com/2012/10/pengertian-prestasibelajar.html diakses tanggal 5 September 2014.

Wardani, IGAK, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Wiraatmadja, R. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Remaja Rosdakarya. Bandung.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SDN 4 WAYHARONG WAY LIMA PESAWARAN

1 12 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA PADA SISWA KELAS V SDN 7 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2 16 63

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 22 37

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN PADA SISWA KELAS 1 SDN 3 PANJANG UTARA BANDAR LAMPUNG

0 8 45

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V SDN 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

0 6 84

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SDN 2 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 12 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 PALAPA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 63

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 2 WAY GUBAK BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 12 59

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SDN I PANJANG SELATAN BANDAR LAMPUNG

0 10 18

PENINGKATAN BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA PELAJARAN MATEMATIKA DAN METODE DEMONSTRASI PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Yusmarni Kepala SDN 008 Seberang Pantai yusmarni028gmail.com ABSTRAK - PENINGKATAN BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PAD

0 0 6