13
2.1.2 Aspek-Aspek Penyesuaian Diri
Runyon dan Haber dalam Wijaya, 2007 menyebutkan bahwa penyesuaian diri yang dilakukan individu memiliki lima aspek sebagai
berikut: a.
Persepsi terhadap realitas. Individu mengubah persepsinya tentang kenyataan hidup dan menginterpretasikannya, sehingga mampu
menentukan tujuan yang realistik sesuai dengan kemampuannya serta mampu mengenali konsekuensi dan tindakannya agar dapat menuntun
pada perilaku yang sesuai. b.
Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan. Mempunyai kemampuan mengatasi stres dan kecemasan berarti individu mampu mengatasi
masalah-masalah yang timbul dalam hidup dan mampu menerima kegagalan yang dialami.
c. Gambaran diri yang positif. Gambaran diri yang positif berkaitan
dengan penilaian individu tentang dirinya sendiri. Individu mempunyai gambaran diri yang positif baik melalui penilaian pribadi maupun
melalui penilaian orang lain, sehingga individu dapat merasakan kenyamanan psikologis.
d. Kemampuan mengekspresikan emosi dengan baik. Kemampuan
mengekspresikan emosi dengan baik berarti individu memiliki ekspresi emosi dan kontrol emosi yang baik.
e. Hubungan interpersonal yang baik. Memiliki hubungan interpersonal
yang baik berkaitan dengan hakekat individu sebagai makhluk sosial,
14
yang sejak lahir tergantung pada orang lain. Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik mampu membentuk hubungan dengan cara
yang berkualitas dan bermanfaat. Fahmi 1982 mengemukakan aspek-aspek penyesuaian diri yang
terdiri dari : a.
Penyesuaian pribadi Penyesuaian pribadi adalah penerimaan individu terhadap
dirinya sendiri. Penyesuaian pribadi berhubungan dengan konflik, tekanan dan keadaan dalam dii individu, baik keadaan fisik maupun
keadaan psikis. Penyesuaian pribadi yang baik atau buruk pada prisipnya
dilandasi oleh sikap dan pandangan terhadap diri dan lingkungannya. Remaja yang mengalami penyesuaian pribadi yang buruk, kehidupan
kejiwaannya ditandai oleh kegoncangan emosi atau kecemasan yang menyertai perasaan bersalah, cemas, tidak puas, kurag dan keluhan
terhadap nasib yag dialaminya. Sebaliknya, remaja yang dapt menyesuaikan diri dengan baik akan merasa aman, bahagia, memiliki
sikap dan pandangan positif. b.
Penyesuaian sosial Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial
tempat individu hidup dan berinteraksi. Individu bertingkah laku menurut sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka
patuhi untuk mencaai peyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup agar
15
dapat tetap bertahan dalam jalan yang sehat dari segi kejiwaan dan sosial.
Kartono 2000 mengungkapkan aspek-aspek penyesuaian diri yang meliputi:
a. Memiliki perasaan afeksi yang kuat, harmonis dan seimbang, sehingga
merasa aman, baik budi pekertinya dan mampu bersikap hati-hati. b.
Memiliki kepribadian yang matang dan terintegrasi baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, mempunyai sikap tanggung jwab, berfikir
dengan menggunakan rasio, mempunyai kemampuan untuk memahami dan mengontrol diri sendiri.
c. Mempunyai relasi sosial yang memuaskan ditandai dengn kemampuan
untuk bersosialisasi dengan baik dan ikut brpartisipasi dalam kelompok. d.
Mempunyai struktur sistem syaraf yang sehat dan memiliki kekenyalan daya lenting psikis untuk mengadakan adaptasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek penyesuaian diri adalah sebagai berikut:
1 Penyesuaian pribadi
Penyesuaian pribadi merupakan kemampuan individu untuk menerima dirinya, sehingga ia mampu mengatasi konflik dan tekanan dan menjadi
pribadi yang matang bertanggungjawab dan mampu mengontrol diri sendiri. Adapun indikator-indikator secara rinci dari penyesuaian
pribadi adalah sebagai berikut: a
Penerimaan individu terhadap diri sendiri
16
b Mampu menerima kenyataan
c Mampu mengontrol diri sendiri
d Mampu mengarahkan diri sendiri
2 Penyesuaian sosial
Penyesuaian sosial merupakan kemampuan indivdu untuk mematuhi noma dn peraturan sosia yang ada, sehigga ia mampu menjalin relasi
sosial dengan baik dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri