ANALISIS EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI PULSA ELEKTRIK INDOSAT-M3 DI KOTA BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
ANALISIS EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI PULSA
ELEKTRIK INDOSAT-M3 DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
MARIHOT PARULIAN M.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi saluran distribusi pulsa elektrik dari tingkat authorized dealer hingga konsumen akhir pada pasar pulsa elektrik di Bandar Lampung serta nilai keuntungan yang diperoleh tiap tingkatan pedagang.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga pada tingkat
authorized dealer hingga tingkat konsumen akhir pada pada pasar pulsa elektrik di Bandar Lampung sudah efisien dan persentase nilai keuntungan yang diperoleh tiap tingkatan pedagang pada tiap penyalur pulsa elektrik di Bandar Lampung tidak berbeda jauh. Alat analisisefisiensi saluran distribusi yang digunakan yaitu korelasi berjenjang/parsial dan margin pemasaran untuk menghitung nilai keuntungan.
(2)
MARIHOT PARULIAN M.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga pulsa pada berbagai tingkatan pedagang sudah efisien. Sedangkan berdasarkan perhitungan, persentase margin pemasaran tidak berbeda jauh.Diharapkan untuk meningkatkan keuntungan, server dealer dapat melakukan kebijakan non harga seperti cara pembayaran, kualitas pelayanan, pemasaran, maupun promosi. Dengan dilakukannya kebijakan non harga tersebut diharapkan hubungan kerjasama antara server dealer dan tingkatan-tingkatan pedagang yang berada dibawahnya semakin baik.
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 16 Agustus 1984, di Lampung Selatan Propinsi Lampung. Penulis merupakan putra ketiga dari 6 (enam) bersaudara dari pasangan Bapak Tumpak Manullang dan Ibu Megawati Silaban.
Penulis memulai pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 7 Merak Batin Natar Lampung Selatan dan diselesaikan pada tahun 1996. Kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Xaverius Way Halim Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 1999. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bhakti Utama Bandar Lampung, dan diselesaikan pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2005 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
(8)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecil ini kepada : Ayah dan Bunda
Berkat doa dalam setiap sujudmu, tetes keringat dan setiap usahamu, kasih sayang yang tak pernah putus disepanjang hidupmu untukku.
Kakak dan Adikku:
Terimakasih atas perhatian dan kasih sayang yang selalu kalian berikan, semoga cinta dan perhatian akan selalu menyatukan
kita sebagai satu keluarga. Seluruh keluarga besarku:
Terimakasih atas segala support yang selalu diberikan, semoga semua menjadi amal ibadah yang takkan pernah habis.
(9)
MOTO
Orang Yang Paling Mulia Adalah Orang yang Derajatnya Tinggi tetapi Dia Rendah Hati, Sedangkan Orang yang Paling Bodoh Adalah Orang yang Derajatnya Rendah Tetapi Dia
Tinggi Hati. (Hermes)
(10)
SANWACANA
Puji Tuhan, segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas campur tangan kuasaNya, sehingga penulis diberikan kemampuan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul:
“Analisis Efisiensi Saluran Distribusi Pulsa Elektrik Indosat-M3 Di Kota Bandar Lampung. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Untuk itu penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. Selaku Rektor Unila.
2. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
3. Ibu Hj. Aidasari, S.E., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
4. Ibu Yuningsih, S.E., M.M. Selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
5. Bapak Arifin Ahmad, S.E., M.Si. Selaku Pembimbing I atas saran dan pengarahannya demi terselesaikannya penelitian ini.
6. Ibu Roslina, S.E., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa tiada henti membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Bapak Ribhan, S.E., M.Si. Selaku dosen pembahas yang telah memberikan banyak
masukan untuk perbaikan skripsi penulis tanpa kritik dan saran beliau niscaya skripsi ini jauh dari harapan.
(11)
8. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan serta yang telah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat kepada penulis selama mengemban pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
9. Seluruh staf dan administrasi serta Kabag kemahasiswaan dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, terimaskasih atas bantuannya selama ini.
10.Teman-teman angkatan 2005 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Staff Jurusan Manajemen. Terimakasih atas bantuannya selama ini.
Demikian besar peran serta bantuan yang diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, sehingga hubungan baik ini terus terjalin dan merupakan ibadah serta mendapatkan segala bentuk nikmat dari Allah (SWT) semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Maret 2015 Penulis,
(12)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ………... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ……….. vii
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Masalah... 1
1.2 Permasalahan…... 6
1.3 Batasan Masalah... 6
1.4 Tujuan Penelitian... 7
1.5 Kerangka Pemikiran ... 8
1.6 Hipotesis ... 11
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran ……... 12
2.2 Operator Seluler ... ... 14
2.3 Integrasi Pasar ... 16
2.4 Analisis Korelasi ... 17
2.5 Marjin Pemasaran…... 21
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu ... 29
(13)
3.3 Metode sampling dan Pengumpulan Data ... 29 3.4 Batasan Variabel ... 30 3.5 Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 31 IV. HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Perhitungan ... 33 4.2 Pembahasan ... 38 V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 47 5.2 Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA
(14)
i
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Uji t pada saluran 1 ... 35 2. Hasil Uji t pada saluran 2 ... 36
(15)
I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Globalisasi memberikan dampak yang signifikan terutama dalam sektor pembangunan dan perekonomian khususnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat di Indonesia. Adanya pembangunan selain memberikan dampak positif juga memberikan dampak negatif terutama ditunjukan oleh berbagai masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja. Di Indonesia sendiri yang menjadi prioritas tantangan pembangunan saat ini adalah berupa kesempatan kerja atau usaha bagi penduduk yang semakin terbatas. Jutaan orang memerlukan kerja, sementara lapangan kerja formal yang baru relatif sedikit dibandingkan dengan jumlah lapangan kerja yang ada (Suryananto, 2005: 256).
Manusia selalu membutuhkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena kebutuhan hidup setiap manusia sangat beragam, setiap manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk mewujudkan hal tersebut setiap orang harus mengerjakan sesuatu yang dapat memperoleh pendapatan diantaranya adalah dengan kegiatan usaha kecil. Usaha kecil yang terus berkembang dan dikembangkan, mempunyai peranan yang cukup besar dalam menopang perekonomian masyarakat.
(16)
2
Pembangunan kewirausahaan merupakan satu jalur kegiatan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih baik dan bermutu. Karena pembangunan kewirausahaan sangat besar peranannya di dalam perkembangan pertumbuhan pembangunan selanjutnya, maka pembangunan kewirausahaan harus merupakan usaha terpadu guna memantapkan niat masyarakat untuk berwirausaha. Karier kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat yaitu menghasilkan imbalan finansial yang nyata.
Wirausahawan diberbagai industri membantu negara dalam hal
menambahkan pilihan pekerjaan bagi masyarakat serta memberikan banyak pilihan barang dan jasa bagi konsumen baik dalam maupun luar negeri. Meskipun perusahaan raksasa lebih menarik perhatian publik dan sering kali menghiasi berita utama, bisnis kecil tidak kalah penting perannya bagi kehidupan sosial dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara (Agun, 2008: 24). Sebagian angkatan kerja saat ini masih berpendidikan rendah dan belum mempunyai ketrampilan khusus sehingga usaha mereka tidak menentu dan tidak terdaftar secara resmi maka usaha mereka sering disebut usaha informal.
Banyak bidang informal yang berpotensi untuk diangkat dan digali menjadi salah satu bidang usaha yang menghasilkan keuntungan dan pendapatan keluarga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja. Salah satu cara untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan membuka lapangan kerja yang baru terutama Usaha Kecil Menengah (UKM). Sektor usaha kecil dan menegah (UKM) di Indonesia masih dipandang sebelah mata oleh
(17)
3
pemerintah, padahal keberadaannya dirasakan sangat penting dalam membangkitkan kembali ekonomi nasional yang terpuruk akibat krisis, bahkan dapat berkembang pesat. Hal ini menunjukan bahwa UKM mempunyai fondasi yang kuat, sehingga mampu mandiri (Naomisiagian, 2006: 128).
Usaha berskala kecil merupakan obyek yang dianggap menarik karena pada kenyataannya usaha ini banyak diminati dan menjadi alternatife banyak pihak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan telah banyak yang mampu bertahan walaupun persaingan usaha ini cukup besar. Salah satu sektor usaha kecil saat ini adalah jasa penjualan voucer pulsa, baik voucer pulsa elektronik maupun jenis voucer pulsa fisik. Bisnis counter handphone (penjualan pulsa ) merupakan salah satu bisnis yang cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi yang pesat. Contohnya di bidang TI (teknologi informatika), hal ini sangat terasa ketika handphone telah memasuki daerah pedesaan. Hampir dari semua masyarakat menggunakan handphone sebagai alat komunikasi jarak jauh. Penggunaan alat tersebut tak lepas dari kebutuhan akan pulsa. Karena handphone membutuhkan pulsa sebagai bahan bakar, agar dapat digunakan sebagai mana mestinya.
Menurut Triwahyudi (2008: 208), dunia bisnis handphone adalah dunia bisnis yang sangat dinamis. Banyaknya penggunaan telepon seluler atau ponsel di kalangan masyarakat membuat kebutuhan voucher pulsa terus meningkat dari hari ke hari. Peluang inilah yang dibaca para pelaku bisnis voucher. Tak heran jika counter voucher pulsa pun menjamur di mana-mana. Alasannya
(18)
4
sederhana, selain mudah, usaha ini bersifat fleksibel dan bisa dilakukan di setiap tempat. Saat pertumbuhan pemakai telepon genggam semakin meningkat saja begitu juga pertumbuhan jaringan telepon seluler sendiri mengalami peningkatan.
Rata-rata pertumbuhan bisnis seluler GSM (Global System for Mobile Communication) berkembang sangat pesat. Meningkatnya minat dan
kebutuhan akan telepon seluler (ponsel) mengakibatkan permintaan simcard yang cukup tinggi dan ikut mendorong pertumbuhan populasi ponsel di Indonesia.
Berbisnis ponsel, umumnya dimulai dari berjualan voucher isi ulang. Selain modalnya lebih kecil, risiko kerugiannya pun hampir tidak ada. Bisnis voucher isi ulang yang dimaksud di sini adalah jual beli nominal yang
digunakan untuk mengisi ulang nomor telepon pada ponsel prabayar agar bisa digunakan untuk berkomunikasi baik melalui layanan suara (telepon), SMS, maupun layanan data.
Jumlah penjual voucher isi ulang memang sangat banyak, mulai dari gerai di mal, pasar modern, pinggir jalan, hingga via Internet. Hal ini tidak
menyurutkan dan memperkecil potensi pasar yang ada karena pangsa yang disasar sangat besar dan terus tumbuh. Bayangkan saja, dari 180 juta pelanggan telekomunikasi bergerak saat ini, lebih dari 95% menggunakan kartu atau nomor prabayar. Artinya, mereka harus selalu melakukan isi ulang untuk berkomunikasi.
(19)
5
Analisis integrasi pasar merupakan salah satu indikator untuk mengetahui efisiensi pasar. Pasar efisien merupakan faktor penting untuk pembangunan. Pengetahuan tentang integrasi pasar akan dapat bermanfaat untuk mengetahui kecepatan respon pelaku pasar terhadap perubahan harga sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan secara cepat dan tepat.
Sementara perilaku pemasaran tergolong tidak efisien sebagai akibat proses penentuan harga tidak transparan dan adanya kolusi antar pedagang dalam penentuan harga beli. Sebagai akibat dari struktur dan perilaku pasar tersebut maka distribusi tidak merata.
Inefisiensi dalam sistem pemasaran akan semakin meningkat bila tidak terintegrasinya harga di tingkat produsen dengan harga di tingkat konsumen. Walaupun harga dasar (Floor Price Provenue) berada dalam pengawasan pemerintah, penulis percaya bahwa, keragaman dalam harga di pasar (pasar konsumen) cukup besar karena masih dipengaruhi oleh mekanisme pasar dan intervensi pemerintah dalam masalah harga tidak mempengaruhi integrasi pasar.
Dari berbagai operator seluler yang ada, terdapat tiga perusahaan terbesar yang telah cukup lama dikenal masyarakat yaitu Telkomsel, Excelcomindo Pratama dan Indosat. Meskipun pangsa pasar terbesar masih dipegang oleh Telkomsel, Indosat memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi, yaitu sebesar 63,3 persen pada kuartal I 2011 dibandingkan operator lainnya. Dari 3 produk utama Indosat (Mentari, Indosat-M3, dan Matrix), tarif percakapan dan
(20)
6
layanan data Indosat-M3 lebih murah karena segmentasi utamanya adalah kalangan remaja.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Analisis Efisiensi Saluran Distribusi Pulsa Elektrik Indosat-M3 di Kota Bandar Lampung
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah harga pulsa elektrik dari tingkat authorized dealer hingga
konsumen akhir pada pasar pulsa elektrik di Kota Bandar Lampung sudah efisien?
2. Berapakah nilai keuntungan yang diperoleh tiap tingkatan pedagang pada distribusi pulsa elektrik di Kota Bandar Lampung?
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya salah pengertian atau kekeliruan dalam menafsirkan judul skripsi ini serta membatasi permasalahan yang dibahas, maka dalam bagian ini penulis akan memberikan batasan-batasan operasional sebagai berikut:
1. Nilai marjin pemasaran
Marjin pemasaran adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir dengan harga yang diterima oleh Authorized Dealer (Sudiyono, 2002 :94).
(21)
7
2. Denominasi Pulsa Elektrik
Denominasi pulsa elektrik adalah jumlah besaran voucher pulsa yang diperjualbelikan. Dalam penelitian ini digunakan denominasi pulsa Rp 5.000, Rp 10.000, dan Rp 25.000.
3. Authorized Dealer
Authorized dealer adalah perwakilan resmi yang ditunjuk oleh operator seluler yang memiliki wilayah kerja masing-masing dan tidak saling bersaing terhadap perwakilan sesama operator di daerah lain. Authorized dealer dalam penelitian ini mengacu pada authorized dealer Indosat-M3.
4. Server Dealer
Server dealer adalah badan usaha yang bekerjasama dengan authorized dealer di wilayah kerja server dealer tersebut. Server dealer bertindak sebagai distributor penjualan pulsa elektrik.
5. Master Dealer
Master dealer merupakan pelaku ekonomi pada usaha pulsa elektrik yang berada satu tingkat di bawah server dealer dalam penelitian ini.
6. Retailer/counter
Retailer dalam penelitian ini adalah counter pulsa ataupun usaha mandiri yang berada dibawah tingkatan master dealer.
1.4. Tujuan
(22)
8
1. Mengetahui efisien atau tidaknya harga pulsa elektrik dari tingkat authorized dealer hingga konsumen akhir pada pasar pulsa elektrik di Kota Bandar Lampung.
2. Mengetahui nilai keuntungan yang diperoleh tiap tingkatan pedagang pada distribusi pulsa elektrik di Kota Bandar Lampung.
1.5Kerangka Pemikiran
Cara pemasaran yang dilakukan pulsa elektrik dilakukan dengan cara tidak langsung yaitu authorized dealer menjual produknya melalui penyalur (server dealer, master dealer, retailer/counter).
Sistem pemasaran yang dapat menguntungkan dianggap baik, jika tercipta keadaan yang dapat memperoleh kepuasan bagi semua pihak, yaitu
authorized dealer, lembaga-lembaga pemasaran dan konsumen. Kepuasan yang dimaksud antara lain adalah kepuasan antara harga yang diterima authorized dealer, imbalan dan jasa yang diterima lembaga pemasaran serta kepuasan terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang diterima konsumen.
Antara authorized dealer dan konsumen terdapat perantara (middleman) yang terlibat dalam arus pengaliran barang. Jasa perantara menyebabkan konsumen dapat membeli barang dengan mudah sesuai keinginannya. Pulsa elektrik memiliki karakteristik menyebar, maka proses pemasaran meliputi proses-proses pengumpulan stok dan penyebaran.
Saluran distribusi yang pendek lebih menguntungkan authorized dealer, tetapi ada kemungkinan lain dapat terjadi karena :
(23)
9
1. jika authorizeddealer menjual kepada server dealer kemungkinan penerimaan yang diharapkan authorized dealer tidak sesuai dengan pengorbanannya, karena server dealer dapat saja melakukan penekanan harga, sehingga harga yang berlaku menjadi rendah.
2. jika authorized dealer melakukan penjualan langsung ke konsumen tanpa server dealer atau pedagang perantara, akan memperoleh penerimaan lebih tinggi tetapi akan menimbulkan beban atau biaya pemasaran, seperti biaya transportasi, biaya kemasan, biaya tenaga kerja, biaya tempat dan memerlukan waktu.
Bagian yang diterima authorized dealer secara umum akan lebih sedikit bila jumlah perantara bertambah banyak atau saluran pemasaran lebih panjang, karena menyebabkan marjin tataniaga menjadi besar. Marjin tataniaga sebagai (1) perbedaan antara harga dibayarkan oleh konsumen akhir dengan harga yang diterima oleh authorized dealer dan (2) biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran jasa-jasa pemasaran. Biaya dari jasa-jasa-jasa-jasa tersebut terdiri atas biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran yang terlibat dalam melakukan fungsi pemasaran dan keuntungan yang diperoleh sebagai imbalan jasa melakukan fungsi pemasaran tersebut. Jadi, komponen marjin tataniaga terdiri atas biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran.
Nilai marjin tataniaga merupakan beda harga yang dibayar oleh konsumen akhir dengan harga yang diterima oleh authorized dealer dikalikan dengan jumlah yang ditransaksikan.
(24)
10
Gambar 1. Alur Kerangka Pikir
Keterangan:
M : Marjin marjin pemasaran/tataniaga
P : Harga Jual
Saluran ke-1 : Authorized Dealer - Server Dealer – Master Dealer – Retailer/counter (1) – Retailer/counter (2)–
Konsumen
Saluran ke-2 : Authorized Dealer - Server Dealer – Master Dealer – Retailer/counter (1)– Konsumen
P1 P2 P3 P4 P5 M1 M2 M3 M4 Authorized Dealer(AD) Server Dealer(SD) Retailer/Counter (1)
Master Dealer (MD)
Konsumen Retailer/Counter
(2) M5 M6
(25)
11
1.6Hipotesis
1. Harga pada tingkat authorized dealer hingga tingkat konsumen akhir pada pada pasar pulsa elektrik di Kota Bandar Lampung sudah efisien.
2. Persentase nilai keuntungan yang diperoleh tiap tingkatan pedagang pada distribusi pulsa elektrik di Kota Bandar Lampung tidak berbeda jauh.
(26)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mmempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Pemasaran adalah sebuah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan pelanggan untuk menentukan pangsa pasar yang paling dapat dilayani. Tujuan pemasaran adalah menciptakan kepuasan pelanggan, dengan membangun hubungan timbal balik yang menguntungkan dengan pelanggan.
Menurut Philip Khotler (2008:13) :Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai debgab pihak lain.
Sedangkan menurut William J. Stanton (2000:7) : Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keingian dan jasa baik kepada konsumen-konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
Strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang
(27)
13 berkesinambunagan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
Setiap perusahaan memiliki tiga kemungkinan pandangan terhadap strategi pemasaraan dalam melayani pasarnya, yaitu:
1. Mass Marketing (Undifferentiated Marketing)
Strategi ini sering disebut pula strategi agresi pasar atau pemasaran tidak terdiferensiasi, menganggap suatu pasar adalah satu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa, tanpa ada segmen individual. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi dan sekala ekonomis, sehingga biaya dan harganya rendah dan dapat menjangkau sebanyak mungkin pembeli potensial.
2. Product-Variety Marketing (Differentiaed Marketing)
Strategi ini lebih menekankan kepada penyedian berbagai macam produk kepada pembeli daripada usaha menarik berbagai segmen pasar yang berbeda. Dasar pemikiran strategi ini adalah bahwa pelanggan memiliki selera masing-masing dan selera itu berubah sepanjang waktu, oleh karena itu pelanggan membutuhkan variasi dan perubahan.
3. Target Marketing
Dalam Target Marketing, perusahaan melakukan segmentasi pasar, kemudian memilih satu atau lebih segmen yang dianggap paling potensial dan menguntungkan, serta mengembangkan produk dan program pemasaran yang telah dirancang khusus untuk segmen-segmen yang dipilih tersebut.
(28)
14 Inti starategi pemasaran modern adalah
Segmentasi Pasar Penentuan pasar sasaran Positioning
Sumber : Kotler, P (2008)
Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, oleh karena itu pemasaran mempunyai peranan penting dalam pengembangan perusahaan (Tjiptono, Fandi 2005, Strategi Pemasaran)
2.2Operator Seluler
Operator seluler merupakan produk jasa yang memberikan layanan dan fasilitas bagi pengguna ponsel untuk dapat berkomunikasi. Adapun fasilitas yang diberikan tidak hanya penghubung komunikasi yang hanya difokuskan penyediaan pulsa untuk percakapan saja. Sesuai perkembangan teknologi dewasa ini fasilitas dari operator ponsel dapat berupa SMS, layanan jasa perbankan, akses internet dan lain sebagainya.
Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, telepon seluler (ponsel) sudah tidak dinilai sebagai barang yang eksklusif. Ini artinya konsumen memakai ponsel tidak hanya untuk memenuhi gaya hidup atau mengejar 1. Mengidentifikasi
variabel segmentasi dan segmentasi pasar
2. Mengembangkan bentuk segmen yang
3. Mengevaluasi data tarik masing-masing segmen
4. Memlih segmen-segmen sasaran
5. Mengidentifikasi konsep positioning yang
menguntungkan bagi masing-masing segmen sasaran
(29)
15 prestise, namun sebagai alat komunikasi yang benar-benar dianggap penting dan dibutuhkan. Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta, Indonesia merupakan pasar potensial yang akan menjadi salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara serta memiliki prospek bisnis masa depan yang cukup
menggembirakan. Dengan demikian persaingan tidak hanya terjadi antar perusahaan ponsel tetapi juga antar operator ponsel.
Pada awalnya bisnis operator ponsel di Indonesia dikenal dengan sistem AMPS. Sistem ini masih bersifat analog, suara yang dihasilkan kurang jernih, biaya pulsa mahal dengan sistem pembayaran pasca bayar yaitu pulsa dihitung setelah pemakaian tiap akhir bulan dikenai biaya abonemen. Jika pelanggan tidak dapat mengatur penggunaan pulsa tentu akan terasa berat, karena tanpa disadari tagihan pemakaian pulsa membengkak. Selain itu pihak operator ponsel juga banyak mengalami kerugian karena seringnya kesulitan melacak alamat pelanggan yang sengaja menunggak.
Guna mengatasi masalah tersebut didatangkan teknologi telepon sistem digital teknologi (900Mhz) dengan sistem pembayaran dimuka atau prabayar.
Dengan teknologi ini hasil suara lebih jernih dan pelanggan tidak perlu
khawatir tagihan pulsanya akan membengkak diakhir bulan, karena pelanggan dapat mengatur secara ketat pemakaian pulsanya, bila tidak maka ponselnya akan mati ditengah pembicaraan seperti halnya menggunakan telepon umum. Adapun resiko bagi pengelola operator ponsel tidak ada karena dengan sistem prabayar ini pembayaran atau pembelian pulsa dimuka sehingga konsumen tidak akan menunggak.
(30)
16 Pertumbuhan pengguna ponsel semakin meningkat. Melihat perkembangan dan pertumbuhan yang mengesankan selama ini tentunya menimbulkan persaingan yang ketat antar operator telepon seluler. Makin banyak pengguna tentunya akan menguntungkan konsumen karena harga dan layanan yang ditawarkan masing-masing operator makin kompetitif.
2.3.Integrasi Pasar
Beberapa definisi integrasi pasar telah dikemukakan pada berbagai studi terdahulu. Harris (2009) mengindikasikan integrasi pasar sebagai keterpaduan diantara beberapa pasar yang memiliki korelasi harga tinggi. Ravallion (2006) mengemukakan bahwa pasar-pasar secara spasial terintegrasi jika terjadi aktivitas perdagangan diantara pasar-pasar tersebut.
Mubyarto, (2006) membatasi integrasi pasar sebagai kondisi ekuilibrium spasial efisien yang dicerminkan oleh adanya kejutan (shock) pada pasar tertentu yang secara sempurna ditransmisikan ke pasar-pasar lainnya. Sejalan dengan pandangan ini, Goodwin dan Schroeder (dalam Ravallion, 2006) menggambarkan integrasi pasar berkaitan dengan lokasi-lokasi spasial yang memiliki perubahan harga one-to-one. Lebih jauh lagi, Goodwin dan Schroeder (dalam Ravallion, 2006) mengemukakan bahwa pasar-pasar terintegrasi jika terjadi aktivitas perdagangan antara dua atau lebih pasar-pasar yang terpisah secara spasial, kemudian harga di suatu pasar-pasar
berhubungan atau berkorelasi dengan harga di pasar-pasar lainnya. Dalam hal ini, perubahan harga di suatu pasar secara parsial atau total ditransmisikan ke
(31)
17 harga yang terjadi di pasar-pasar lain, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.
Pasar akan memeragakan fungsinya secara efisien jika memanfaatkan semua informasi yang tersedia. Dengan kata lain, jika pasar menggunakan harga yang lalu (past prices) secara tepat dalam penentuan harga pada saat ini (current price determination), maka sistem pemasaran yang berlaku dapat dikategorikan efisien (Mubyarto, 2006). Dalam sistem tersebut, informasi harga dan kemungkinan substitusi produk antar pasar selalu berpengaruh terhadap perilaku penjual dan pembeli. Transmisi dan pemanfaatan informasi diantara berbagai pasar dapat mengakibatkan harga dari komoditas tertentu bergerak secara bersamaan di berbagai pasar tersebut. Kondisi ini
menunjukkan keberadaan integrasi pasar yang merupakan salah satu indikator penting efisiensi sistem pemasaran. Dengan demikian, pengukuran integrasi pasar pulsa elektrik dapat memberikan informasi penting menyangkut cara kerja pasar yang dapat berguna untuk memperbaiki kebijakan liberalisasi pasar, memantau pergerakan harga, melakukan peramalan harga dan memperbaiki kebijakan investasi infrastruktur pemasaran pulsa elektrik.
2.4 Analisis Korelasi
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Diantara sekian banyak teknik-teknik pengukuran
(32)
18 asosiasi, terdapat dua teknik korelasi yang sangat populer sampai sekarang, yaitu Korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi Rank Spearman. Selain kedua teknik tersebut, terdapat pula teknik-teknik korelasi lain, seperti Kendal, Chi-Square, Phi Coefficient, Goodman-Kruskal, Somer, dan Wilson.
Pengukuran asosiasi mengenakan nilai numerik untuk mengetahui tingkatan asosiasi atau kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain. Jika tidak terjadi pengaruh, maka kedua variabel tersebut disebut independen.
Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal; Chi Square menggunakan data nominal. Kuat lemah hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed).
Korelasi searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah. Yang dimaksud dengan koefesien korelasi ialah suatu pengukuran statistik kovariasi atau asosiasi antara dua variabel. Jika koefesien korelasi diketemukan tidak sama dengan nol (0), maka terdapat ketergantungan antara dua variabel tersebut. Jika koefesien korelasi diketemukan +1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) positif. Jika koefesien korelasi diketemukan -1. maka
(33)
19 hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) negatif.
Dalam korelasi sempurna tidak diperlukan lagi pengujian hipotesis, karena kedua variabel mempunyai hubungan linear yang sempurna. Artinya variabel X mempengaruhi variabel Y secara sempurna. Jika korelasi sama dengan nol (0), maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Dalam korelasi sebenarnya tidak dikenal istilah variabel bebas dan variabel terikat. Biasanya dalam penghitungan digunakan simbol X untuk variabel pertama dan Y untuk variabel kedua. Dalam contoh hubungan antara variabel remunerasi dengan kepuasan kerja, maka variabel remunerasi merupakan variabel X dan kepuasan kerja merupakan variabel Y.
1. Karakteristik Korelasi
Korelasi mempunyai karakteristik-karakteristik diantaranya:
a. Kisaran (range) korelasi mulai dari 0 sampai dengan 1. Korelasi dapat positif dan dapat pula negatif.
b. Korelasi sama dengan 0 mempunyai arti tidak ada hubungan antara dua variabel.
c. Korelasi sama dengan + 1 artinya kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) positif. Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y juga naik.
(34)
20 d. Korelasi sama dengan -1 artinya kedua variabel mempunyai
hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) negatif. Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y turun (dan sebaliknya).
2. Koefesien Korelasi
Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1.
Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut (J. Supranto:2006):
0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel >0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
>0,25 – 0,5: Korelasi cukup >0,5 – 0,75: Korelasi kuat
>0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat 1: Korelasi sempurna
(35)
21 3. Uji Hipotesis
Pengambilan keputusan menggunakan angka pembanding t tabel dengan kriteria sebagai berikut:
Jika t hitung > t table H0 ditolak; H1 diterima Jika t hitung < t table H0 diterima; H1 ditolak
Hipotesis berbunyi:
H0: Tidak ada hubungan antara kedua variabel H1: Ada hubungan antara kedua variabel
2.5Marjin Pemasaran
Istilah pasar mengandung pengertian yang beraneka ragam. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang mendefinisikan pasar, tidak terlepas dari peran orang tersebut dalam pasar. Definisi pasar sebagai produsen adalah sebagai tempat untuk menjual barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan. Konsumen mendefinisikan pasar sebagai tempat membeli barang-barang atau jasa-jasa sehingga konsumen tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Sedangkan bagi lembaga pemasaran, pasar merupakan tempat untuk
melakukan aktifitas usaha dengan melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran tertentu sehingga lembaga pemasaran mendapat keuntungan.
Definisi pasar menurut Sudiyono (2002:5) adalah merupakan tempat ataupun terjadinya pemenuhan kebutuhan dan keinginan dengan menggunakan alat pemuas yang berupa barang ataupun jasa, dimana terjadi pemindahan hak
(36)
22 milik antara penjual dan pembeli. Pasar sebagai tempat interaksi dan
bekerjanya beberapa kekuatan pembentuk harga dan terjadinya perpindahan hak milik, ruang lingkupnya ditentukan oleh jasa-jasa yag diberikan, dan merupakan tempat dilaksanakannya berbagai jasa pemasaran seperti grading, pengolahan, pengepakan, penyimpanan dan pengangkutan.
Secara umum pemasaran dianggap sebagai proses aliran barang yang terjadi dalam pasar. Dalam pemasaran ini barang mengalir dari produsen sampai kepada konsumen akhir yang disertai penambahan guna bentuk melalui proses pengolahan, guna tempat melalui proses pengangkutan dan guna waktu
melalui proses penyimpanan.
Kegiatan pemasaran terbagi dalam 3 kegiatan yaitu : Proses pengumpulan, proses pengimbangan dan proses penyebaran. Kegiatan pemasaran pulsa elektrik dimulai dari penyediaan stok oleh authorized dealer kepada server dealer selaku distributor, kemudian menyalurkannya ke master dealer dan terus ke retailer serta konsumen. Proses pengimbangan dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan penawaran dan permintaan berdasar waktu, jumlah dan kualitas. retailer harus selalu siap dalam persediaan untuk melayani permintaan konsumen setiap saat. Proses penyebaran dimaksudkan untuk mendistribusikan pulsa elektrik ke bermacam-macam konsumen. Proses
penyebaran tersebut dialirkan dari master dealer baru kemudian ke konsumen. Mempelajari marjin pemasaran menyangkut penentuan bagian yang diterima oleh produsen atau authorized dealer dari harga yang dibayar oleh konsumen akhir, ongkos distribusi termasuk biaya pengiriman pesan teks/ short message services (SMS), dan lain-lain.
(37)
23
Pengertian marjin pemasaran menurut Saifuddin (2002:34) adalah perbedaan harga suatu barang yang diterima produsen dengan harga yang di bayar konsumen yang terdiri dari: biaya – biaya untuk menyalurkan atau memasarkan dan keuntungan lembaga pemasaran atau marjin itu adalah perbedaan harga pada suatu tingkat pasar dari harga yang dibayar dengan harga yang diterima. Marjin pemasaran atau marjin tataniaga adalah
perbedaan antara harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen(Napitupulu,2006:126).
Menurut Zulkifli (2002:86) marjin pemasaran atau tataniaga pemasaran adalah perbedaan harga yang dibayar konsumen akhir untuk suatu produk dan harga yang diterima petani produsen untuk produk yang sama
(rupiah/kilogram). Marjin pemasaran termasuk semua ongkos yang
menggerakkan produk tersebut mulai dipintu gerbang petani sampai ketangan konsumen akhir. Dan menurut Sudiyono (2002 : 94) marjin dapat
didefinisikan dengan dua cara, yaitu : Pertama, marjin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani. Kedua, marjin pemasaran merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran.
Berdasar pendapat di atas marjin pemasaran dapat diartikan sebagai perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima
petani/produsen atau penjumlahan semua biaya pemasaran yang harus dikeluarkan selama proses penyaluran suatu barang dari produsen kepada
(38)
24 konsumen, disamping keuntungan yang diperoleh dari komoditi yang
diusahakan. Besar marjin pemasaran berbeda untuk setiap jenis barang, karena jumlah pelayanan pemasaran yang diberikan tidak sama untuk setiap jenis barang. Jika penyaluran barang melalui banyak lembaga, maka marjin pemasaran ini merupakan jumlah marjin diantara lembaga-lembaga yang bersangkutan. Misalnya antara master dealer dengan retailer. Jadi nilai marjin pemasaran adalah hasil kali antara perbedaan harga ditingkat retailer dengan harga ditingkat authorized dealer dengan jumlah yang ditransaksikan.
Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang
menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga pemasaran timbul karena adanya keinginan
konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat dan bentuk yang diinginkan konsumen. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran berupa marjin pemasaran.
Lembaga-lembaga pemasaran dalam menyampaikan komoditi pertanian dari produsen berhubungan satu sama lain yang membentuk jaringan pemasaran atau saluran pemasaran. Saluran pemasaran merupakan suatu struktur yang menggambarkan alternatif saluran yang dipilih dan
menggambarkan situasi yang berbeda oleh berbagai macam pemasaran atau lembaga usaha (seperti produsen, pedagang besar dan pengecer). Memilih saluran pemasaran memerlukan pertimbangan yang matang dan bersifat
(39)
25 fleksibel. Hal ini dapat dipertimbangkan sebagai fungsi yang harus dilakukan untuk memasarkan barang secara selektif.
Bentuk saluran pemasaran atau ditribusi dapat dibedakan atas : 1. Saluran langsung
Produsen Konsumen
2. Saluran tidak langsung
a. Produsen Pengecer Konsumen
b. Produsen Pedagang besar/menengah Pengecer konsumen
c. Produsen Pedagang besar Pedagang menengah Pengecer Konsumen (Basuswasta, 2004 : 190).
Peranan mata rantai saluran pemasaran umumnya lebih ditekankan pada kegiatan pemilihan dan penguasaan masing-masing lembaga penyaluran tersebut. permasalahan yang diutamakan adalah kelancaran penyampaian dan pemindahan barang serta hak milik atas penguasaan produk tersebut mulai dari pedagang besar, pedagang menengah sampai akhirnya ketangan
konsumen. Jadi saluran pemasaran menyangkut aliran produk dan hak milik atau penguasaan atas produk tersebut.
Perantara pemasaran dilakukan oleh perusahaan dagang. Simangunsong (2005:65) memberikan pengertian perusahaan yang usaha pokoknya membeli satu atau beberapa macam barang dengan maksud untuk dijual kembali tanpa
(40)
26 pengolahan lebih lanjut. Pedagang pengumpul dan pedagang pengecer gula aren merupakan perusahaan dagang yang kegiatan utamanya membeli dan menjual kembali.
Pada dasarnya perantara pedagang ini bertanggungjawab terhadap pemilikan semua barang yang dipasarkannya. Atas dasar pemilikan itu maka mereka menanggung semua resiko. Adapun yang termasuk golongan perantara pedagang adalah :
1. Pedagang besar
Dari Robin Peterson dalam Basu Swasta (2000 : 291), menyatakan bahwa pedagang besar adalah sebuah unit usaha yang membeli dan menjual kembali barang-barang kepada pengecer dan pedagang lain dan/atau kepada pemakai industri, pemakai lembaga dan pemakai komersial yang tidak menjual dalam volume yang sama kepada konsumen akhir.
Dari definnisi diatas ada beberapa elemen penting, yaitu: a. pedagang besar merupakan unit usaha
b. mereka bertindak sebagai perantara antara produsen dengan pembeli barang-barang industri dan perantara lain.
c. mereka melayani para pembeli barang industri dan perantara lain, bukannya konsumen akhir.
Dalam penelitian ini digunakan istilah server dealer.
2. Pengecer (retailer)
(41)
27 langsungn dengan penjualan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi (bukan untuk keperluan usaha).
Pengecer atau toko pengecer adalah sebuah lembaga yangn melakukan kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan non bisnis (Swasta,2000:291). Beberapa fungsi yang dapat dilakukan pengecer dalam upaya menyalurkan barang kepada konsumen antara lain: a. Mengkombinasikan beberapa jenis barang tertentu
b. Melaksanakan jasa-jasa eceran untuk barang-barang tertentu c. Menempatkan diri sebagai sumber barang bagi konsumen akhir d. Menciptakan keseimbangan antara harga dan kualitas barang yang
diperdagangkan
e. Menyediakan barang untuk kebutuhan konsumen f. Melakukan tindakan-tindakan dalam persaingan
Pada pokoknya fungsi pengecer adalah memberikan pelayanan kepada konsumen agar pembeliannya dilakukan dengan cara yang semudah mungkin.
Di daerah produksi terdapat perbedaan harga yang diterima authorized dealer sebagai perwakilan resmi operator untuk suatu daerah dengan harga yang diterima server dealer. Hal ini terjadi karena server dealer mengeluarkan biaya dan menarik keuntungan dalam proses pengumpulan stok pulsa sampai dijual kepada pedagang lain. Salah satu strategi
perbaikan sistem pemasaran pulsa elektrik adalah memperkecil marjin pemasaran. Usaha ini bertujuan agar terdapat pembagian marjin yang
(42)
28 wajar antara komponen yang terlibat dalam pemasaran. Sistem pemasaran yang tidak efisien akan mengakibatkan biaya pemasaran yang besar, sehingga harga setiap nominal pulsa akan menjadi tinggi
(Saefudin,2007:184).
Umumnya marjin pemasaran bersifat dapat berubah menurut waktu dan keadaan ekonomi dan bergantung kepada harga yang dibayar konsumen. Bila harga konsumen itu kecil, turun atau berkurang, maka produsen akan menerima harga relatif lebih kecil. Dan bila harga yang dibayar konsumen naik, maka produsen akan menerima harga relatif lebih besar. biasanya marjin pemasaran bersifat tidak fleksibel secara relatif atau tidak banyak berubah. Misal, bila harga suatu barang naik, tapi biaya pemasaran tetap, maka harga yang diterima produsen menjadi lebih besar. Apabila harga tetap maka marjin pemasaran dan distribusinya akan berlainan, karena : sifat barang itu sendiri.
Adanya lembaga yang terorganisir dan tidak terorganisir.sistem pemasaran yang tingkat integrasi vertikalnya baik dan informasi pasarnya baik akan mempengaruhi harga yang diterima produsen. Kesediaan membayar konsumen terhadap suatu barang yang akan
dibelinya.
(43)
III. METODE PENELITIAN
3.1Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada server dealer Auto Reload yang berlokasi di Lampung Utara.
3.2Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. 1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari responden (objek yang diteliti). Data ini didapat dari hasil wawancara dan quesioner terhadap responden penelitian ini. Responden dalam penelitian ini adalah produsen hingga konsumen tingkat akhir.
3.3Metode Sampling dan Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Metode Angket / kuesioner
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,2008:179).
(44)
30 2. Metode Interview / wawancara
Interview adalah dengan cara tanya jawab langsung antara responden dengan peneliti yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Dengan lebih dahulu membuat pedoman wawancara guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini metode wawancara yang digunakan wawancara dalam rangka penyamaan persepsi responden dan membantu memberi penafsiran atas intrumen yang peneliti berikan serta pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tambahan tentang saluran pemasaran pulsa elektrik sebagai data pendukung quesioner.
3. Studi Pustaka
Metode studi pustaka adalah cara mengumpulkan data yang diperoleh dengan membaca serta mempelajari buku-buku,jurnal, dan referensi lain yang mendukung penyusunan skripsi ini. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dari para ahli dan teorinya melalui sumber bacaan atau bahan pustaka sebagai landasan teori dan pendukung hipotesis.
Pengambilan populasi digunakan pada tingkat master dealer, yaitu sebanyak 10 orang. Sedangkan untuk tingkat retailer hingga konsumen tingkat akhir menggunakan metode penelusuran data.
3.4Batasan Variabel
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel Harga (P). Variabel harga disini meliputi; harga authorized dealer sebagai produsen,
(45)
31 server dealer sebagai distributor, master dealer, retailer, dan konsumen tingkat akhir.
3.5Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis
Alat Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Korelasi Harga Secara Berjenjang
Analisis korelasi merupakan pengukuran statistik tingkat hubungan antara dua variabel yang berguna untuk mengetahui tingkat kebebasannya. Korelasi harga secara berjenjang digunakan untuk menghitung seberapa besar pengaruh harga dari tingkat authorized dealer sebagai produsen hingga konsumen akhir pada industri pulsa elektrik. Jika dari hasil perhitungan diperoleh angka koefisien korelasi harga (r) mendekati satu, maka ini menunjukkan keeratan hubungan harga pada kedua tingkat pasar tersebut dan begitu pula sebaliknya (Supranto, 2003:281). Penghitungan korelasi harga pada penelitian ini dilakukan pertingkatan, yaitu korelasi harga antara authorized dealer dengan server dealer, server dealer dengan master dealer,server dealer dengan retailer, master dealer dengan
retailer, master dealer dengan konsumen akhir, dan retailer dengan konsumen akhir.
r = Σ − Σ Σ
(46)
32 Pengujian analisis korelasi harga (integrasi pasar), bertujuan untuk menguji
hipotesis pasar persaingan sempurna dan dilakukan melalui uji t. Kaidah penerimaan atau penolakan hipotesis:
Jika t hitung > t tabel, berarti harga pada produsen dan konsumen efisien.( H0 ditolak; H1 diterima)
Jika t hitung < t tabel, berarti harga pada produsen dan konsumen tidak efisien.( H0 diterima; H1 ditolak )
2. Perbandingan Marjin Pemasaran / Tataniaga
Perbandingan marjin pemasaran / tataniaga digunakan untuk menghitung besaran nilai keuntungan yang diperoleh tiap tingkatan pedagang pada industri pulsa elektrik. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan marjin pemasaran pertingkatan, yaitu antara authorized dealer dengan server dealer, server dealer dengan master dealer,server dealer dengan retailer, master dealer dengan retailer, master dealer dengan konsumen akhir, dan retailer dengan konsumen akhir.
Keterangan:
M : Marjin Pemasaran/ tataniaga Pi : Harga pada pasar ke i
M = Pi(n + 1) Pi ,
Margin dalam persen (%) =
(47)
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Antara produsen maupun pedagang perantara dalam ketiga saluran pemasaran memiliki hubungan yang sangat erat, artinya harga pulsa elektrik Indosat-M3 dari tingkat authorized dealer hingga tingkat konsumen akhir di Bandar Lampung pada ketiga saluran pemasaran terintegrasi.
2. Selisih persentase tiap tingkatan pedagang perantara maupun tiap saluran pemasaran tidak berbeda jauh. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penjualan setiap saluran pemasaran berlangsung secara efisien.
3. Jika harga jual pada tingkat authorized dealer naik, maka harga jual pada tingkat server dealer, master dealer, maupun pada retailer/ counter akan ikut naik, begitu juga sebaliknya. Hal ini menandakan bahwa pasar tersebut efisien (terintegrasi dengan baik).
(48)
48
5.2Saran
1. Karena sifat barang yang elastis (Ed > 1), server dealer selaku
distributor perlu berhati-hati dalam melakukan kebijakan harga. jika tidak, tingkatan pedagang perantara yang berada dibawahnya
dikhawatirkan mencari barang pengganti lain (mencari barang sejenis dari distributor lainnya). Ini dikarenakan barang yang bersifat elastis merupakan barang substitusi dan berada pada pasar persaingan.
2. Untuk meningkatkan keuntungan, server dealer dapat melakukan kebijakan non harga seperti cara pembayaran, kualitas pelayanan, pemasaran, maupun promosi. Dengan dilakukannya kebijakan non harga tersebut diharapkan hubungan kerjasama antara server dealer dan tingkatan-tingkatan pedagang yang berada dibawahnya semakin baik.
(49)
DAFTAR PUSTAKA
Adiyoga, W., K.O. Fuglie dan R. Suherman. 2006. Integrasi Pasar Kentang di Indonesia Analisis Korelasi dan Kointegrasi. Jurnal. Balai Penelitian Tanaman dan Sayuran. Jakarta. 18 hlm.
Anonim. Sejarah Indosat. 18 Juni 2010. 22 Feb 2011. http://www.id.wikipedia. org/wiki/Indosat.
Aris, Ahmad. 2005. Analisis Sistem Pemasaran Kopra (Studi Kasus di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau). Makalah. IPB. Bogor. 17 hlm.
Astuti, Puji. 2005. Pengaruh Marjin Pemasaran Terhadap Pendapatan Pengrajin Gula Kelapa. Unes. Semarang. 60 hlm.
Gujarati, Damodar. 2007. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta.
Hasibuan, Nurimansjah. 2004. Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli, dan Regulasi. LP3ES. Indonesia. 323 hlm
Harris (2009, Tata Niaga Pertanian,
Irianto, Agus. 2008. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Prenada Media Group. Jakarta. 326 hlm.
Jaya, W.K. 2003.Pengantar Ekonomi Industri: Pendekatan Struktur, Perilaku, dan Kinerja Pasar. BPFE. Yogyakarta.263 hlm.
Mubyarto, 2006, Ekonomi Pertanian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Napitupulu, Bismar, 2006, Tataniaga Pemasaran, Penerbit Airlangga, Jakarta. Philip Khotler, 2008, Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta
Ravallion, 2006, Ekonomi Pertanian, Penerbit Liberty, Yogyakarta Riduwan. 2009. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta. Jakarta.
(50)
Sopyan, O. Saluran Pemasaran. Operedzone. 20 Jan 2009. 28 Nov 2010. http:// operedzone.wordpress.com/2009/01/20/saluran-pemasaran.
Simangunsong, 2005, Ekonomi Perusahaan, Ghalia Indonesia, Jakarta
Sukirno,Sadono.2006. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Swastha, Basu, 2000, Saluran Pemasaran, BPFE-UGM, Yogyakarta Tjiptono, Fandi 2005, Riset Pemasaran, Ghalia Indonesia, Jakarta. William J. Stanton, 2000, Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta. Zulkifli, 2002, Ekonomi Industri, Ghalia Indonesia, Jakarta
(1)
server dealer sebagai distributor, master dealer, retailer, dan konsumen tingkat akhir.
3.5Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis
Alat Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Korelasi Harga Secara Berjenjang
Analisis korelasi merupakan pengukuran statistik tingkat hubungan antara dua variabel yang berguna untuk mengetahui tingkat kebebasannya.
Korelasi harga secara berjenjang digunakan untuk menghitung seberapa besar pengaruh harga dari tingkat authorized dealer sebagai produsen hingga konsumen akhir pada industri pulsa elektrik. Jika dari hasil perhitungan diperoleh angka koefisien korelasi harga (r) mendekati satu, maka ini menunjukkan keeratan hubungan harga pada kedua tingkat pasar tersebut dan begitu pula sebaliknya (Supranto, 2003:281). Penghitungan korelasi harga pada penelitian ini dilakukan pertingkatan, yaitu korelasi harga antara authorized dealer dengan server dealer, server dealer dengan master dealer, server dealer dengan retailer, master dealer dengan
retailer, master dealer dengan konsumen akhir, dan retailer dengan konsumen akhir.
r = Σ − Σ Σ
(2)
32 Pengujian analisis korelasi harga (integrasi pasar), bertujuan untuk menguji
hipotesis pasar persaingan sempurna dan dilakukan melalui uji t. Kaidah penerimaan atau penolakan hipotesis:
Jika t hitung > t tabel, berarti harga pada produsen dan konsumen efisien.( H0 ditolak; H1 diterima)
Jika t hitung < t tabel, berarti harga pada produsen dan konsumen tidak efisien.( H0 diterima; H1 ditolak )
2. Perbandingan Marjin Pemasaran / Tataniaga
Perbandingan marjin pemasaran / tataniaga digunakan untuk menghitung besaran nilai keuntungan yang diperoleh tiap tingkatan pedagang pada industri pulsa elektrik. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan marjin pemasaran pertingkatan, yaitu antara authorized dealer dengan server dealer, server dealer dengan master dealer, server dealer dengan retailer, master dealer dengan retailer, master dealer dengan konsumen akhir, dan retailer dengan konsumen akhir.
Keterangan:
M : Marjin Pemasaran/ tataniaga
Pi : Harga pada pasar ke i
M = Pi(n + 1) Pi ,
Margin dalam persen (%) =
(3)
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Antara produsen maupun pedagang perantara dalam ketiga saluran pemasaran memiliki hubungan yang sangat erat, artinya harga pulsa elektrik Indosat-M3 dari tingkat authorized dealer hingga tingkat konsumen akhir di Bandar Lampung pada ketiga saluran pemasaran terintegrasi.
2. Selisih persentase tiap tingkatan pedagang perantara maupun tiap saluran pemasaran tidak berbeda jauh. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penjualan setiap saluran pemasaran berlangsung secara efisien.
3. Jika harga jual pada tingkat authorized dealer naik, maka harga jual pada tingkat server dealer, master dealer, maupun pada retailer/ counter akan ikut naik, begitu juga sebaliknya. Hal ini menandakan bahwa pasar tersebut efisien (terintegrasi dengan baik).
(4)
48
5.2Saran
1. Karena sifat barang yang elastis (Ed > 1), server dealer selaku distributor perlu berhati-hati dalam melakukan kebijakan harga. jika tidak, tingkatan pedagang perantara yang berada dibawahnya
dikhawatirkan mencari barang pengganti lain (mencari barang sejenis dari distributor lainnya). Ini dikarenakan barang yang bersifat elastis merupakan barang substitusi dan berada pada pasar persaingan.
2. Untuk meningkatkan keuntungan, server dealer dapat melakukan kebijakan non harga seperti cara pembayaran, kualitas pelayanan, pemasaran, maupun promosi. Dengan dilakukannya kebijakan non harga tersebut diharapkan hubungan kerjasama antara server dealer dan tingkatan-tingkatan pedagang yang berada dibawahnya semakin baik.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Adiyoga, W., K.O. Fuglie dan R. Suherman.2006. Integrasi Pasar Kentang di Indonesia Analisis Korelasi dan Kointegrasi. Jurnal. Balai Penelitian Tanaman dan Sayuran. Jakarta. 18 hlm.
Anonim. Sejarah Indosat. 18 Juni 2010. 22 Feb 2011. http://www.id.wikipedia. org/wiki/Indosat.
Aris, Ahmad. 2005. Analisis Sistem Pemasaran Kopra (Studi Kasus di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau). Makalah. IPB. Bogor. 17 hlm.
Astuti, Puji. 2005. Pengaruh Marjin Pemasaran Terhadap Pendapatan Pengrajin Gula Kelapa. Unes. Semarang. 60 hlm.
Gujarati, Damodar. 2007. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta.
Hasibuan, Nurimansjah. 2004. Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli, dan Regulasi. LP3ES. Indonesia. 323 hlm
Harris (2009, Tata Niaga Pertanian,
Irianto, Agus. 2008. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Prenada Media Group. Jakarta. 326 hlm.
Jaya, W.K. 2003.Pengantar Ekonomi Industri: Pendekatan Struktur, Perilaku, dan Kinerja Pasar. BPFE. Yogyakarta.263 hlm.
Mubyarto, 2006, Ekonomi Pertanian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Napitupulu, Bismar, 2006, Tataniaga Pemasaran, Penerbit Airlangga, Jakarta. Philip Khotler, 2008, Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta
Ravallion, 2006, Ekonomi Pertanian, Penerbit Liberty, Yogyakarta Riduwan. 2009. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta. Jakarta.
(6)
Sopyan, O. Saluran Pemasaran. Operedzone. 20 Jan 2009. 28 Nov 2010. http:// operedzone.wordpress.com/2009/01/20/saluran-pemasaran.
Simangunsong, 2005, Ekonomi Perusahaan, Ghalia Indonesia, Jakarta
Sukirno,Sadono.2006. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Swastha, Basu, 2000, Saluran Pemasaran, BPFE-UGM, Yogyakarta Tjiptono, Fandi 2005, Riset Pemasaran, Ghalia Indonesia, Jakarta. William J. Stanton, 2000, Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta. Zulkifli, 2002, Ekonomi Industri, Ghalia Indonesia, Jakarta