RESPON MASYARAKAT TERHADAP PEREMPUAN MEROKOK (Studi di Tempat-Tempat Umum Kota Bandar Lampung)

ABSTRAK
RESPON MASYARAKAT TERHADAP PEREMPUAN MEROKOK
(Studi di Tempat-Tempat Umum Kota Bandar Lampung)

Oleh
ANDREAN MAIDYA SANTOSO

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana respon masyarakat
terhadap perempuan merokok, dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
pengetahuan, dan sikap terhadap tindakan yang dilakukan terhadap perempuan
merokok. Adapun respon pada penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
tingkat pengetahuan masyarakat terhadap perempuan merokok, sikap masyarakat
terhadap perempuan merokok, dan tindakan masyarakat terhadap perempuan
merokok. Sedangkan dalam menguji pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap
tindakan yang dilakukan terhadap perempuan merokok, digunakan uji regresi
dengan program olah data statistik. Metode yang digunakan adalah penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini dengan cara menyebarkan angket atau kuesioner dengan
jumlah sampel pada penelitian sebanyak 100 responden.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, pada tahap tingkat pengetahuan, masyarakat
berada pada kategori pengetahuan yang sedang, kemudian pada tahap sikap,

masyarakat cenderung bersikap negatif atau tidak senang terhadap keberadaan
perempuan merokok. Pada tahap tindakan, Masyarakat juga cenderung bertindak
negatif kepada Perempuan merokok. Pada uji regresi, ada pengaruh antara
pengetahuan dan sikap terhadap tindakan yang dilakukan kepada perempuan
merokok.
Kata Kunci : Respon Masyarakat, Perempuan merokok

ABSTRACT
COMMUNITY RESPONSE TO WOMEN SMOKING
(Studies in Public Places in Bandar Lampung)

By
ANDREAN MAIDYA SANTOSO

This study aims to describe how the public response to the women smoked, and to
know how to influence knowledge, and attitudes towards the actions taken against
women smoking. The response in this study is divided into three stages, namely
the level of public knowledge of women smoke, attitudes towards women smoke,
and community action against female smoking. While in testing the influence of
knowledge and attitude towards the actions taken against women smoked, used

regression test with statistical data processing program. The method used was a
descriptive study using a quantitative approach. Data collection techniques in this
study by distributing a questionnaire or questionnaire with a sample size of 100
respondents in the study.
The results showed that, at this stage of knowledge, the public is in the category
of knowledge that is being, then the stance phase, people tend to be negative or
not happy about the presence of women smoke. At the stage of action, the Society
also tends to act negatively to women smoke. In regression testing, there is
influence between knowledge and attitudes towards the actions taken to women
smoke.
Keywords: Community Level, Women smoking

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PEREMPUAN MEROKOK
(Studi di Tempat-Tempat Umum Kota Bandar Lampung )

Oleh
ANDREAN MAIDYA SANTOSO

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA SOSIOLOGI
Pada
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Metro pada tanggal 10 Mei 1993,
sebagai anak kedua dari dua bersaudara, dari Bapak Agus Budi
Santoso dan Ibu Lies Andriana.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Xaverius Pahoman Bandar Lampung
diselesaikan tahun 1999. Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 1
Pekalongan, Lampung Timur pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama

(SMP) di SMP Negeri 4 Metro, diselesaikan pada tahun 2008 dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMA Yos Sudarso Metro, lulus pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di Organisasi Himpunan
Mahasiswa Jurusan Sosiologi (HMJ Sosiologi) dan menjadi ketua sub bidang
Data dan Informasi pada bidang Kajian Intelektual periode 2013-2014. Penulis
melakukan Kuliah Kerja Nyata di desa Margasari kecamatan Labuhan Maringgai,
kabupaten Lampung Timur tahun 2013, dan pada tahun 2014.

Persembahan
Dengan penuh kerendahan hati
Skripsi ini kupersembahkan
Untuk
Para Perempuan yang telah
mendidikku, mengasihiku, dan menyayangiku
Lies Andriana (Ibu)
Diah iswanita (Bunda)
Isty Viana (Bu Eti)

Khristy Viana (Mamah)
Terima kasih atas Doa-doa kalian

Motto
Jangan Sekali-kali menganggap sempurna
Suatu inspirasi kalbu yang buahnya belum kau
ketahui

(Auguste comte)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan
hidayahnya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Respon Masyarakat terhadap Perempuan Merokok” adalah
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.


Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M. Si selaku Dekan Fisip Universitas
lampung;

2.

Bapak Drs. Pairulsyah, M. H selaku wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan dan Alumni, sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik, terimakasih
atas bimbinganya selama ini dalam hal perkuliahan;

3.

Bapak Drs. Susetyo, M. Si., selaku Ketua jurusan Sosiologi;

4.

Bapak Drs. Ikram, M. Si., selaku Dosen pembimbing atas kesediaanya
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiranya untuk memberikan bimbingan,
kritik, dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini;

5.


Ibu Dr. Erna Rochana, M. Si., selaku Dosen pembahas atas kesediaanya
dalam memberikan masukan, kritik dan saran khususnya pada hal penulisan
pada skripsi ini;

6.

Bapak dan Ibu Dosen Sosiologi FISIP Unila (Bapak Abdul Syani, Bapak
Fahmi, Bapak Bintang, Bapak Hatoyo, Bapak Sindung, Bapak Gede, Bapak
Suwarno, Bapak Gunawan, Ibu Anita Damayanti, Ibu Paraswati, Ibu Dewi,
Ibu Bartoven Vivit, Ibu Yuni, Ibu Endry), terimakasih atas bimbingan kalian
dan motivasi kalian;

7.

Ibu Siti, selaku staf administrasi jurusan Sosiologi, terimakasih atas bantuan
dan motivasinya dalam menyelesaikan skripsi ini;

8.


Mas Edi, selaku pegawai Fisip Unila, terimakasih telah membantu saya untuk
mempersiapkan seminar-seminar yang telah saya lakukan;

9.

Buat mba Ami dan Babang Rio terimakasih atas doa, bantuan dan
motivasinya yang telah membuatku untuk terus kuat dan bangkit.
Terimakasih juga buat ponakan kesayanganku Raihan (Rere) yang telah
menghiburku selama pembuatan skripsi ini dengan keisengan-keisengan yang
dibuatnya;

10. Buat Mas Kiki dan Mbak Kiki terimakasih atas doa, bantuan dan
motivasinya, dan terimakasih juga buat ponakan ku yang cantik Zahra, jadilah
anak perempuan yang baik dan berbakti kepada orang tua;
11. Kakak-kakakku (mas Rio, mas Gita, mas Agung, mas Hari almarhum, mbak
Nina, mbak Dwi, mbak Wiwin, mbak Tari, mbak Yoan, atu Eka, Bang Ardi,
kakak) dan adik-adikku, (Azhima, Ade Harleyana, Nanda, I’am, Ulfa),
terimakasih atas doa, motivasi dan inspirasi dari kalian semua;
12. Sahabat-sahabat seperjuangan semasa kuliah (Fachri, Fahru, Windu, Yudi,
Angga, Agus, Tommy, Imam, Arif, Hengky, Yoga, Alfi, Agung, Anas,

Nanda, Pandi, Wilfrida, Nora, Jeje, Icha, Siti, Siska, Nova, Nisa, Desi, Dina,

Meiga, Putu, Hesti, Lilian, Arum, Eka, Dan teman-teman yang lain)
terimakasih telah mendampingi ku disaat suka dan duka, aku bangga
mempunyai teman seperti kalian semua;
13. Teman-teman KKN di desa Margasari (Aska, Desma, Amy, Amel, Aming,
Satria, Anissa, Icha, Angga, Allen) terimakasih atas doa dan motivasi kalian;
14. Teman-teman komunitas sepeda bike to campus dan teman-teman fixie
(Gilang, curut, Fasha, Bung rico, Devin, Angga, Asor, Akbar, dan lain-lain),
terimakasih atas dukungan dan bantuan menyebarkan kuesioner penelitian
ini;.
15. Adik-adik tingkat di jurusan sosiologi (Sandy, Anita Flo, Ade, Saiful, Saeno,
Fitri, Wahyu, Zirwan, Ibrohim, dan lain-lain) terimakasih atas dukungan
kalian;
16. Kepada semua pihak yang terlibat yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga atas dukungan dan
bantuanya dalam menyelesaikan skripsi ini;

Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi seikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Amin
Bandar Lampung, 14 April 2015
Penulis

Andrean Maidya Santoso

DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
Halaman
A. Latar Belakang

................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 9
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Perilaku .................................................................... 11
1. Definisi Perilaku ............................................................................. 11
2. Faktor yang mempengaruhi Perilaku .............................................. 13

B. Tinjauan tentang Perempuan Merokok ............................................. 14
1. Pengertian Perempuan ..................................................................... 14
2. Ketidakadilan pada Perempuan ...................................................... 15
3. Makna Perempuan Merokok ........................................................

16

4. Citra Diri Perempuan Merokok ..................................................... 19
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 20

III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ............................................................................

22

B. Definisi Konseptual .........................................................................

22

C. Definisi Operasional ........................................................................

24

D. Lokasi Penelitian ................................................................................

26

E. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 27
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 28
G. Teknik Pengolahan Data ..................................................................... 29
H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 30
IV. GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG
A. Umum .................................................................................................. 32
B. Sejarah Kota Bandar Lampung ........................................................... 33
C. Perekonomian Kota Bandar Lampung ................................................ 34
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Responden ..........................................................................

38

1. Identitas Responden menurut Jenis Kelamin ................................. 38
2. Identitas Responden menurut Kelompok Usia ..............................

39

3. Identitas Responden menurut Profesi/pekerjaan ............................ 40
B. Analisis dan Pembahasan ...................................................................

41

1. Respon Masyarakat terhadap Perempuan Merokok ......................

41

a. Tingkat Pengetahuan Masyarakat terhadap
Perempuan Merokok ................................................................. 41
b. Sikap Masyarakat terhadap Perempuan Merokok ..................... 52

c. Tindakan Masyarakat terhadap Perempuan Merokok ................. 62
2. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Kepada Perempuan merokok dengan Tindakan Masyarakat .......... 71
3. Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Sikap kepada Perempuan
Merokok terhadap Tindakan Masyarakat ........................................ 73
a. Koefisien Determinasi (R2) ....................................................... 73
b. Persamaan Regresi Linear Berganda ......................................

74

c. Hasil Uji Anova .......................................................................

76

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................... 77
B. Saran ..................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

1.

Definisi Operasional ................................................................

24

2.

Identitas Responden menurut Jenis Kelamin ................................... 38

3.

Identitas Responden menurut Kelompok Usia ............................... 39

4.

Identitas Responden menurut Profesi/Pekerjaan ............................ 40

5.

Tingkat Pengetahuan Masyarakat
terhadap Perempuan Merokok ......................................................... 51

6.

Sikap Masyarakat terhadap Perempuan Merokok ........................... 59

7.

Tindakan Masyarakat terhadap Perempuan Merokok ..................... 67

8.

Kriteria Koefisien Korelasi ............................................................... 71

9.

Uji Korelasi Tingkat Pengetahuan dan
Sikap terhadap Tindakan .................................................................. 72

10. Model Summary ............................................................................... 73
11. Coefficient ....................................................................................... 74
12. Hasil Uji Anova ................................................................................ 76

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1. Data Tingkat Perokok
berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2004 sampai 2013 ...................... 5
2. Konsep Perilaku Herbert Mead ....................................................... 11
3. Grafik Pengetahuan Masyarakat terhadap Saudari/Kerabatnya
Merokok secara Sembunyi-Sembunyi ............................................. 41
4. Grafik Pengetahuan Masyarakat terhadap Saudari/Kerabatnya
Merokok di Tempat Umum .............................................................. 42
5. Grafik Pengetahuan Masyarakat terhadap Perempuan
yang Tidak Dikenal Merokok
di Tempat Umum ............................................................................. 43
6. Grafik Pengetahuan Masyarakat terhadap Tetangga Perempuanya
yang Merokok di Sekitar Tempat Tinggal ....................................... 44
7. Grafik Pengetahuan Masyarakat
terhadap Saudara/Kerabat Perempuanya
yang Merokok secara Terang-Terangan ........................................... 45
8. Grafik Pengetahuan Masyarakat
terhadap Perempuan yang Merokok
untuk Bergabung dalam Hubungan Pertemanan .............................. 45
9. Grafik Pengetahuan Masyarakat
terhadap Perempuan Merokok
sebagai Bentuk Kebutuhan yang Tidak Bisa Ditinggalkan .............. 46
10. Grafik Pengetahuan Masyarakat terhadap Perempuan Merokok
sebagai Bentuk Kekecewaan/frustasi ............................................... 47

11. Grafik Pengetahuan Masyarakat
terhadap Perempuan Merokok sebagai Bentuk
Pengalihan Konflik Keluarga/Rumah Tangga ................................. 48
12. Grafik Pengetahuan Masyarakat terhadap Perempuan
yang Merokok DijadikanGaya Hidup ....................................................................................... 49
13. Grafik Tingkat Pengetahuan Masyarakat
terhadap Perempuan Merokok
Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................................... 51
14. Grafik Sikap Masyarakat terhadap Bentuk Perempuan
yang Menyembunyikan Identitas Perokoknya
Baik di Keluarga dan di Masyarakat Umum .................................... 52
15. Grafik Sikap Masyarakat terhadap Bentuk Perempuan
yang Menyembunyikan Identitas Perokoknya di Keluarga,
tetapi Menunjukkanya pada Masyarakat Umum .............................. 53
16. Grafik Sikap Masyarakat terhadap Bentuk Perempuan
yang Menunjukkan Identitas Perokoknya
pada Keluarga dan Masyarakat Umum ............................................ 54
17. Grafik Sikap Masyarakat terhadap Perempuan Merokok
sebagai Bentuk Hubungan Pertemanan ............................................ 55
18. Grafik Sikap Masyarakat terhadap Perempuan Merokok
sebagai Bentuk Kebutuhan yang
Tidak Bisa Ditinggalkan (Candu) ..................................................... 56
19. Grafik Sikap Masyarakat terhadap Perempuan Merokok
sebagai Bentuk Penenang Diri
dari Rasa Kecewa/Stress ................................................................... 56
20. Grafik Sikap Masyarakat terhadap Perempuan Merokok
sebagai Bentuk Pengalihan Konflik
dalam Keluarganya /Rumah tangga .................................................. 57
21. Grafik Sikap Masyarakat terhadap Perempuan Merokok
berdasarkan Jenis Kelamin ............................................................... 60

22. Sikap Masyarakat terhadap Perempuan Merokok
berdasarkan Tingkat Pengetahuan
tentang Perempuan Merokok ............................................................ 61
23. Grafik Tindakan Masyarakat dalam Bentuk
Mengusir Perempuan Merokok dari Hadapan Kita .......................... 62
24. Grafik Tindakan Masyarakat dalam Bentuk
Menegur Perempuan Merokok
agar Ia Berhenti Merokok ................................................................. 63
25. Grafik Tindakan Masyarakat dalam Bentuk
Membiarkan saja Perempuan Merokok ............................................ 64
26. Grafik Tindakan Masyarakat dalam Bentuk
Mendukung Perempuan Merokok
Karena Mereka juga Punya Hak dan Kebebasan ............................. 64
27. Grafik Tindakan Masyarakat dalam Bentuk
Membela Perempuan Merokok Apabila Identitasnya
sebagai Perokok Disalahkan Oleh Orang Lain ................................. 65
28. Grafik Tindakan Masyarakat terhadap Perempuan Merokok
berdasarkan Jenis Kelamin ............................................................... 68
29. Grafik Tindakan Masyarakat terhadap Perempuan Merokok
berdasarkan Tingkat Pengetahuan Masyarakat
tentang Perempuan Merokok ............................................................ 69
30. Grafik Tindakan Masyarakat terhadap Perempuan Merokok
berdasarkan Sikap ............................................................................. 70

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Merokok adalah suatu budaya yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
masyarakat. Hampir seluruh lapisan masyarakat mengkonsumsi rokok, baik
kaya, miskin, tua, muda, hampir semuanya mengkonsumsi rokok, bahkan di
zaman modern ini, mulai bermunculan para perempuan yang mencoba gaya
hidup merokok, mulai dari coba-coba, karena hubungan pertemanan ,maupun
ada makna tersendiri bagi perempuan tersebut (Pratikasari dan Handoya,
2014).

Sebenarnya di zaman dulu pun sudah ada fenomena perempuan merokok,
yaitu pada zaman mataram kuno. Pada zaman itu perempuan merokok bukan
untuk gaya hidup ataupun menikmati rokok saja, tetapi rokok dijadikan
sebagai simbol perlawanan dan pemberontakan bagi perempuan yang ditujukan kepada pihak kerajaan yang ingin menjadikan mereka selir. Karena
pada saat itu perempuan tidak bisa menolak dengan berupa kata-kata saja.
Dalam nilai-nilai kultur Jawa, perempuan harus berperilaku feminim, yaitu
dengan cara “diam” dan memakai cara yang halus. Tidak pernah menunjukan
kejengkelan meski marah, dan tidak pernah mengatakan “jangan” secara

2

verbal meski hendak melarang. Dengan rokok inilah para perempuan di
zaman itu untuk menunjukan hak mereka untuk menolak dijadikan selir
kerajaan (Kencoro, 2011). Dari sejarah perempuan merokok ini, dapat kita
ketahui bahwa, perempuan merokok pada saat itu tetap saja menjunjung
tinggi sifat feminimnnya, tetap saja menunjukan kesopanan layaknya
perempuan pada umumnya. Hanya saja merokok bagi para perempuan pada
saat itu untuk memperoleh otoritas hak mereka unuk menolak kerajaan saja.

Di zaman sekarang, perempuan yang merokok cenderung diberi pelabelan
negatif oleh masyarakat. Perempuan merokok dianggap sebagai perempuan
yang tidak baik, tomboy, dan jauh dari sifat feminim. Pelabelan negatif ini diperkuat dengan adanya penggambaran-penggambaran karakter perempuan
yang tidak baik pada media televisi yaitu salah satunya dengan merokok. Ada
alasan masyarakat cenderung melabelkan perempuan yang merokok adalah
perempuan yang tidak baik karena dominan perempuan merokok yang terlihat
merokok adalah perempuan yang tidak baik, sedangkan perempuan yang
biasa saja atau perempuan yang sama seperti perempuan pada umumnya yang
merokok lebih cenderung menyembunyikan identitas perokoknya (Pratikasari
dan Pambudi,2014).

Menurut Rista Mardian (2013), perempuan merokok dalam melakukan
penggambaran dirinya ada beberapa jenis, pada kalangan perempuan yang
tergolong tomboy, atau yang mempunyai pekerjaan sebagai pekerja seks
komersial, mereka cenderung terbuka atau menunjukan identitas perokoknya

3

kepada masyarakat umum, berbeda dengan kalangan perempuan yang
layaknya perempuan pada umumnya atau perempuan yang biasa-biasa saja,
mereka cenderung menyembunyikan identitas perokoknya, hanya orangorang terdekatnya seperti temanya yang ia tunjukan identitas perokoknya,
namun ada juga pada kalangan ini yang menunjukkan identitas perokoknya
kepada masyarakat umum. Hal inilah yang menciptakan pelabelan negatif
kepada perempuan yang merokok bahwa, mereka perempuan yang tomboy,
perempuan yang tidak baik, itu karena yang terlihat hanya kalangan
perempuan yang tomboy, dan perempuan yang tidak baik saja, sedangkan
ketika ada kalangan perempuan yang baik-baik merokok di tempat umum,
maka akan diberi pelabelan yang sama dengan perempuan tidak baik yang
sering terlihat.

Hal ini pun diperjelas dari penelitian tentang makna perempuan merokok
yang dilakukan oleh Natalia Pratikasari dan Pambudi (2014), bahwa makna
merokok yang dilakukan oleh perempuan berbeda-beda bentuknya, ada yang
sebagai alat untuk meningkatkan rasa percaya diri, sebagai penenang diri,
sebagai gaya hidup, sebagai pengalihan konflik, dan sebagai pemuas
kebutuhan.

Perempuan yang biasa pada umumnya dan perempuan yang tomboy ataupun
yang bekerja sebagai pekerja seks pun mempunyai makna merokok yang
berbeda pula, bagi para kalangan perempuan yang berprofesi sebagai pekerja
seks komersial misalnya, ia merokok untuk menguatkan identitasnya sebagai

4

pekerja seks, berbeda pula dengan kalangan perempuan biasa misalnya
perempuan kantoran, ia merokok untuk memuaskan kebutuhan dan juga
sebagai alat penenang diri, sehinga berbeda golongan perempuan pun berbeda
juga makna merokok tersebut (Pratikasari dan Pambudi, 2014).

Seperti yang dikatakan oleh Baudriliard (dalam Ritzer, 2010) bahwa,
seseorang mengkonsumsi barang itu tidak hanya karena kualitas barang
tersebut, dan aktor tersebut memngkonsumsi bukan hanya karena
membutuhkan barang tersebut, tetapi juga dikarenakan untuk mendapatkan
perhatian atau prestise dari orang lain. Dari teori Baudriliard ini, jika kita
kaitkan dengan gaya hidup perempuan merokok bahwa, perempuan dalam
memilih gaya hidup untuk merokok ini sebenarnya bukan hanya dari rokok
yang ia konsumsi, tapi karena ada hal-hal lain yang membuat ia memilih
untuk gaya hidup ini.

Perilaku Perempuan merokok bisa kita temukan dimanapun, seperti di cafe, di
dalam kendaraan umum, di tempat umum, bahkan di sekolah-sekolah. Rokok
tidak hanya sebagai alat untuk berbaur, dan dianggap sebagai simbol
keakraban di antara para perempuan perokok, melainkan juga sebagai gaya
hidup bagi mereka. Para perempuan perokok berasumsi bahwa rokok
memberikan rasa kesegaran dan kepuasaan tersendiri walaupun mereka sudah
tahu dampaknya bagi kesehatan (A Halim, 2013).

5

Di Indonesia, peningkatan pesat terjadi pada jumlah perokok remaja
perempuan berusia 15-19 tahun di Indonesia, yakni 9,5 kali lipat dari tahun
2001, di mana persentase awal adalah 0,2% menjadi 1,9% ditahun 2004
(Bekti dalam MM Ali, 2012).

Berdasarkan hasil survei mengenai masalah rokok di Indonesia, salah satunya
ialah Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), RISKESDAS merupakan survei
nasional kesehatan berbasis populasi secara rutin yang dilakukan setiap tiga
tahun di Indonesia. Berikut di sajikan data perokok berdasarkan jenis kelamin
dari tahun 2004 sampai 2013.

Gambar 1. Data Tingkat Perokok berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2004
sampai 2013

80
70

63,1

65,6

65,9

67,0

60
50
Laki

40

Perempuan

30

Total
20

10

4,5

5,2

4,2

2,7

0
2004

2007

2010

2013

Sumber : Riskesdas 2004, 2007, 2010, dan 2013 diolah

Berdasarkan pada gambar 1.1 diatas, dapat kita lihat bahwa, pada tingkat
perokok berjenis kelamin Perempuan, adanya peningkatan dari tahun 2004 ke

6

tahun 2007, yaitu yang awalnya sebesar 4,5% tingkat perokok perempuan
meningkat hingga 5,2%, kemudian terjadi penurunan sampai tahun 2013
yaitu sebesar 2,7%. Jumlah tingkat perokok pada jenis kelamin perempuan
memang tidak sebanyak perokok laki-laki, tetapi dari gambar di atas, sudah
menunjukan bahwa ada kaum perempuan yang merokok. Kita tahu bahwa
perusahaan rokok komersial membuat iklan-iklan produknya dengan
menunjukan kejantanan, kegagahan, keberanian, yang seakan-akan bahwa
rokok adalah suatu produk untuk laki-laki, namun nyatanya bahwa
perempuan juga mengkonsumsi produk tersebut (Prasbandari, 2011).

Riset yang dilakukan oleh The Tobacco Control Research Program of South
east Asia Tobacco Alliance (SEATCA) dan Rockefeller Foundation
mengungkapkan sebanyak 54,59% remaja perempuan di Indonesia merokok
dengan tujuan mengurangi ketegangan dan stress (Mardian, 2013). Pengaruh
rokok terhadap kesehatan sangatlah berbahaya. Perempuan sangat beresiko
daripada laki-laki, karena dari rokok yang mereka konsumsi dapat
mengganggu janin mereka. Perempuan merokok cenderung memiliki resiko
kemandulan, dan kemungkinan menopause lebih awal. Perempuan yang
merokok juga cenderung terkena kanker mulut rahim, dan berisiko memiliki
bayi yang cacat, apalagi para kaum perempuan yang sudah mempunyai anak,
dari paparan rokok yang ia hisap, akan mengenai anak-anaknya dan akan
berdampak pada kesehatan mengganggu kesehatan (Octaviani, 2009).

Para perempuan merokok sebenarnya sudah mengetahui dan menyadari
bahwa rokok yang ia konsumsi ini berdampak pada kesehatan, namun para

7

perokok tetap saja mengkonsumsi rokok. Tingginya konsumsi rokok tidak
bisa selesai bila kita bahas penangananya, karena rokok ini sudah menjadi
alat konsumsi yang sangat mempengaruhi pemakainya karena yang sifatnya
adiktif, dan rokok juga sudah menjadi bagian dari masyarakat (A Halim,
2013).

Seperti yang dikatakan oleh Ritzer (dalam Elbadiyansyah, 2010) pada teori
Behavior Sociology,

“Perilaku aktor terjadi bukan hanya dikarenakan apa yang ia dapat di masa
sekarang saja, tetapi juga pengaruh dari masa lalu, dan perilaku manusia
juga bukan dibentuk oleh dirinya sendiri, tetapi perilaku juga terbentuk
oleh lingkungan di mana ia berada.”
Jika dikaitkan dengan masalah perempuan merokok. Kaum perempuan yang
awalnya tidak merokok, dan menjadi perokok, dikarenakan pengaruh dari
lingkungan, baik itu faktor ekstern maupun intern, sehingga menyebabkan ia
menjadi perokok. Lingkungan yang dimaksud baik berupa lingkungan
keluarga maupun lingkungan luar seperti lingkungan sekolah, pertemanan
dan lain-lain. Dari lingkungan keluarga misalnya, ada sebagian orang tua
yang mempersamakan hak anak-anaknya, tidak membedakan berdasarkan ia
laki-laki atau perempuan.

Perempuan merokok tidak hanya mempengaruhi kesehatanya saja, melainkan
juga berpengaruh pada keadaan sosial juga, yaitu adanya label sosial bagi
mereka yang cenderung negatif. Munculnya berbagai pandangan-pandangan
negatif dari masyarakat yang tertuju pada wanita merokok dikarenakan

8

mereka melakukan tindakan yang berbeda dengan harapan masyarakat.
Karena harapan masyarakat terhadap perempuan pada umumnya adalah
bersifat feminim, tidak agresif, dan pantas menurut gender (Mardian, 2013).
Dengan adanya pemahaman mengenai perbedaan antara laki-laki dan
perempuan di masyarakat, akhirnya munculah sebuah pengelompokan antara
perilaku sosial dan perilaku anti sosial, yaitu perilaku sesuai dan tidak sesuai
dimata masyarakat, sehingga perilaku merokok yang di lakukan oleh kaum
perempuan kadang sering dilihat miring oleh sebagian masyarakat. Bagi
sebagian masyarakat, merokok dianggap hal yang tidak lazim dan tidak
lumrah jika dilakukan oleh perempuan. Perempuan yang merokok dianggap
sebagai ciri khas yang akan membedakan mereka dengan perempuan yang
tidak merokok (Mardian, 2013).

Seiring bergantinya zaman, dan munculnya paham atas kesamaan hak
ataupun kesetaraan gender, perilaku merokok yang pada umumnya dilakukan
oleh laki-laki, kini juga dilakukan oleh kaum perempuan. Perilaku merokok
yang dilakukan oleh kaum perempuan ini kini sudah mulai menjadi gaya
hidup atau trend yang beredar di masyarakat. Baudriliard (dalam Ritzer,
2010) mengatakan bahwa :
Seseorang tidak hanya mengkonsumsi nilai guna barang yang dibelinya,
namun lebih tertarik dengan makna, simbol atau tanda yang melekat dalam
barang yang dibelinya (Ritzer, 2010).
Perempuan merokok sebenarnya tidak hanya karena ia ingin menikmati rokok
tersebut, tetapi rokok yang ia hisap itu mempunyai makna-makna atau simbol
yang ingin ditunjukkan pada masyarakat, yang nantinya makna-makna

9

merokok yang dilakukan perempuan akan dilihat oleh masyarakat, sehingga
makna-makna ini akan menjadi stimulus bagi masyarakat yang melihatnya,
yang nantinya akan menimbulkan sebuah respon dari masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari deskripsi latar belakang di atas, maka dapat ditarik suatu
rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah

pengetahuan

masyarakat

terhadap

perempuan

merokok?
2. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perempuan merokok?
3. Bagaimanakah

tindakan

yang

dilakukan

masyarakat

terhadap

perempuan merokok?
4. Bagaimana

pengaruh

tingkat

perempuan

merokok

terhadap

pengetahuan
tindakan

dan

sikap

masyarakat

kepada
terhadap

perempuan merokok?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat
dalam 3 komponen yaitu, tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan
masyarakat terhadap perempuan merokok, serta mengetahui pengaruh
pengetahuan dan sikap terhadap tindakan masyarakat kepada perempuan
merokok.

10

D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Secara praktis, dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan
mendapatkan pengetahuan mengenai respon masyarakat terhadap
perempuan merokok.
2. Secara

akademis,

diharapkan

berdasarkan kajian Sosiologi.

sebagai

kontribusi

pemikiran

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Perilaku

1. Definisi Perilaku
Menurut Skinner dalam Notoatmojo (2003), perilaku merupakan respon
berdasarkan stimulus yang diterima dari luar maupun dari dalam diri
individu. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka
teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme –
Respon. Jadi perilaku terjadi ketika adanya umpan atau stimulus yang ditangkap oleh individu, dan individu akan bereaksi berupa tindakan atau
respon.
Menurut Herbert Mead (dalam Elbadiyansyah, 2014), perilaku terjadi
bukan hanya karena aktor langsung merespon ketika mendapatkan sebuah
stimulus, tetapi aktor terlebih dahulu memahami dan menafsirkan stimulus
tersebut untuk di respon dalam bentuk tindakan.

Stimulus

Proses
memahami dan
menafsirkan

Gambar 2. Konsep Perilaku Herbert Mead

Respons

12

Notoatmojo (2007) mengemukakan bahwa, perilaku dibedakan menjadi 2,
berdasarkan dilihat dari respon stimulus, yaitu :
a) Perilaku Aktif (Overt Behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka, respon ini sudah dapat dilihat oleh orang lain, respon
ini sudah berbentuk berupa tindakan atau praktek (practice).
a) Perilaku Pasif (Covert Behavior)
Respon ini masih sebatas dalam bentuk perhatian, persepsi,
pengetahuan atau kesadaran saja, sehingga perilaku jenis ini belum
terlihat secara jelas oleh orang lain.

Notoatmojo (2007) juga membagi 3 kelompok bentuk operasional dari
perilaku, antara lain :
a) Perilaku dalam Bentuk Pengetahuan (cognitive) , yaitu dengan
mengetahui situasi atau rangsangan dari luar.
b) Perilaku dalam Bentuk Sikap (affective), yaitu tanggapan batin
terhadap keadaan atau rangsangan dari luar. Dalam hal ini
lingkungan berpengaruh dalam terciptanya perilaku. Lingkungan
terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan Sosial. Lingkungan
alam adalah lingkungan yang bersifat fisik, lingkungan ini akan
membentuk perilaku individu sesuai dengan sifat dan keadaan
lingkungan tersebut, sedangkan lingkungan Sosial adalah lingkungan
yang sifatnya non fisik, namun lingkungan ini sangat berpengaruh
terhadap pembentukan perilaku.

13

c) Perilaku dalam Bentuk Tindakan (Psycomotor), yaitu perbuatan atau
action terhadap situasi atau rangsangan dari luar.

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Meskipun perilaku adalah hasil dari respon atau reaksi terhadap stimulus
dari luar individu, namun dalam memberikan respon sangat tergantung
pada karakteristik atau faktor-faktor lain yang ada pada individu. Menurut
George Ritzer (2010), perilaku terjadi di masa sekarang terjadi
dikarenakan pengaruh dari perilaku di masa lalu, dan akan berpengaruh
juga pada perilaku di masa depan perilaku manusia juga menurut George
C. Homans (dalam Elbadiyansyah, 2014) tercipta bukan hanya dari dirinya
sendiri, melainkan juga dari luar dirinya. Artinya, eksistensi manusia
bukan dibentuk oleh dirinya sendiri sebagai makhluk yang mempunyai
kebebabasan mutlak akan dirinya, namun ia sepenuhnya dibentuk oleh
lingkungan di mana ia berada.
Sehingga dapat kita tangkap bahwa, ada dua faktor yang mempengaruhi
terjadinya perilaku, antara lain :
a) Faktor Internal
Berasal dari dalam diri individu sendiri, yakni karakteristik
individu itu sendiri yang bersifat given atau bawaan. Seperti tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

14

b) Faktor Eksternal
Faktor ini berasal dari luar individu, yaitu lingkungan, baik
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.
Faktor lingkungan sering dianggap sebagai faktor dominan yang
mewarnai perilaku seseorang.
B. Tinjauan tentang Perempuan Merokok
1. Pengertian Perempuan
Dalam konteks gender, perempuan didefinisikan sebagai sifat yang
melekat pada seseorang untuk menjadi feminim (Julia Cleves, 2004).
Sedangkan secara biologis atau pengertian perempuan berdasarkan sex,
merupakan jenis kelamin yang ditandai oleh alat reproduksi berupa rahim,
sel telur, dan payudara sehingga perempuan dapat hamil, melahirkan dan
menyusui.

Dalam

perjalananya,

pemahaman

masyarakat

terhadap

perempuan mengalami stereotype dalam persoalan peran sosialnya.
Namun, Nasarudin Umar (2004) memberikan batasan dalam melihat
persoalan ini, yakni gender lebih menekankan pada aspek maskulinitas dan
feminimitas, sedangkan sex lebih menekankan perkembangan dan
komposisi kimia dalam tubuh.
Dalam Ensiklopedi islam (Muarif dan Nurcolis, 1993), perempuan berasal
dari bahasa Al-Mar’ah, jamaknya Al-nisa sama dengan wanita. Perempuan
dewasa atau Putri Dewasa yaitu lawan jenis pria. Hal yang sama
diungkapkan oleh Nasarudin Umar (2004), kata An-Nisa berarti gender
perempuan, sepadan dengan kata arab ar-rijal yang berarti gender laki-laki.
Padananya dalam Bahasa Inggris adalah Woman lawan kata dari man.

15

2. Ketidakadilan pada Perempuan
Perbedaan Gender sering menimbulkan ketidakadilan gender (gender
inequalities), terutama terhadap kaum perempuan baik di lingkungan
rumah tangga, pekerjaan, masyarakat, kultur, maupun negara. Keadilan
tersebut termanifestasi dalam berbagai macam bentuk antara lain :
1. Subordinasi
Subordinasi merupakan penempatan kaum tertentu (perempuan)
pada posisi yang tidak penting. Subordinasi berawal dari anggapan
yang menyatakan bahwa perempuan adalah kaum yang lemah, dan
emosional sehingga kaum perempuan tidak cakap dalam
memimpin. Sehingga peranan perempuan hanya ditempatkan di
belakang laki-laki (Argyo, 2009).
2. Stereotype
Stereotype adalah pelabelan atau penandaan terhadap kaum
tertentu (perempuan). Akan tetapi pada permasalahan gender,
stereotype lebih mengarah pada pelabelan yang negatif terhadap
perempuan. Hal ini terjadi karena pemahaman yang seringkali
keliru terhadap posisi perempuan (Argyo, 2009).
3. Beban kerja ganda
Beban kerja ganda disebabkan oleh anggapan bahwa perempuan
lebih cocok mengurusi dan bertanggung jawab atas pekerjan
domestik (menjaga kebersihan dan kerapian rumah tangga,
memasak, mencuci, bahkan memelihara anak). Pekerjaan domestik
dianggap tidak bernilai dan lebih rendah bila dibandingkan dengan

16

pekerjaan laki-laki karena tidak produktif. Pada akhirnya kaum
perempuan harus menanggung semuanya, di satu sisi ia harus
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhanya, di sisi lain harus
bisa bertanggung jawab atas rumah tangganya. Hal inilah yang
menyebabkan

bahwa

bias

gender

menjadikan

perempuan

menanggung beban kerja yang bersifat ganda (Argyo, 2009).

Menurut Maggie Humm (dalam Nona, 2013), Bahwa perempuan adalah
istilah untuk konstruksi Sosial dari perempuan yang identitasnya
(Feminimitas) diterapkan dan dikontruksi melalui penggambaran. Feminis
Kontemporer menyatakan bahwa istilah ini tergantung oposisinya laki-laki
tidak memiliki makna sama sekali.
Berdasarkan pengertian diatas, maka konsep perempuan mencakup :
a. Perempuan secara kodratnya memiliki reproduksi seperti saluran
untuk melahirkan, memproduksi sel telur, memiliki vagina dan alat
untuk menyusui.
b. Perempuan juga dapat melakukan sesuatu yang pria lakukan.
c. Perempuan adalah bentuk Oposisi dari kata Laki-laki.
3. Makna Perempuan Merokok
Menurut Schutz (dalam Ritzer, 2010), tindakan subjektif aktor tidak
muncul begitu saja, tetapi tindakan terjadi karena adanya proses yang
cukup panjang dan dievaluasi dengan mempertimbangkan kondisi Sosial,
ekonomi, dan norma etika atas dasar kemampuan sendiri sebelum tindakan
itu dilakukan. Schutz menyatakan adanya because motive sebelum terjadi

17

in order to motive. Because motive merupakan motif sebab yang didasari
oleh tindakan suatu individu, motif inilah yang menjadi bahan
pertimbangan oleh individu, dimana individu akhirnya mengalami
perubahan perilaku. Sedangkan in order motive merupakan motif tujuan
yang menjadi tujuan individu ketika ia memilih untuk merokok. Adapun
bentuk-bentuk makna Perempuan merokok antara lain :
a) Makna merokok sebagai hubungan pertemanan
Perilaku merokok juga disebabkan oleh pengaruh teman
sebaya. Dari adanya pertemanan dalam sebuah kelompok, akan
terciptanya sebuah interaksi yang menyababkan adanya sebuah
relasi atau hubungan pada individu. Pada kelompok teman
sebaya inilah yang nantinya dapat muncul sebuah prinsip
bersama. Keberadaan teman sebaya sangat mempengaruhi
tingkah laku, minat bahkan sikap dan pikiran si individu
tersebut, misalnya mempengaruhi cara berpakaian, gaya hidup,
bahkan merokok (Pratikasari, 2014).
b) Makna merokok sebagai sebuah kebutuhan yang tidak dapat
ditinggalkan (candu)
Rokok yang kita ketahui adalah salah satu barang yang
sifatnya adiktif, yang pada awalnya perempuan merokok hanya
sebatas coba-coba saja, hingga menjadi candu. Kecanduan atau
ketergantungan akan merokok inilah yang menjadikan rokok
menjadi kebutuhan primer bagi perempuan (Pratikasari, 2014).

18

c) Makna merokok sebagai bentuk kekecewaan/frustasi
Ketika individu sedang frustasi, individu tersebut akan
memilih suatu pemecahan masalah dengan mencoba hal baru
yang pada umumnya untuk mendapatkan sebuah kenyamanan
dan ketenangan. Ketika mengalami situasi seperti ini, individu
akan melihat tindakan suatu individu lain yang dirasanya akan
mengurangi rasa frustasi yang dialaminya, salah satunya ialah
dengan merokok (Pratikasari, 2014).
d) Makna merokok sebagai cara pengalihan konflik
Makna merokok ini sebenarnya hampir sama dengan makna
merokok sebagai bentuk kekecewaan/frustasi, karena samasama menyelesaikan masalah dengan merokok, Namun makna
yang ini lebih menjurus kepada masalah keluarga/Rumah
tangga (Pratikasari, 2014).
e) Makna Merokok sebagai lifestyle atau gaya hidup
Merokok tidak hanya sekedar bermakna sebagai hubungan
pertemanan ataupun sebuah kebutuhan. Merokok dapat juga
bermakna sebagai gaya hidup bagi perempuan. Perkembangan
kebutuhan hidup masyarakat yang dipengaruhi oleh kemajuan
ilmu

pengetahuan

dan

teknologi.

Semakin

banyaknya

kebutuhan hidup manusia, semakin menuntut pula terjadinya
peningkatan gaya hidup (Pratikasari, 2014).

19

4. Citra Diri Perempuan Merokok
Citra diri adalah penggambaran atau konsep diri seseorang untuk
mendefinisikan Dirinya. Pada konteks perempuan merokok, Perempuan
merokok merasa dirinya adalah perempuan yang biasa-biasa saja, sama
seperti perempuan yang lain.

Menurut Erving Goffman (dalam Elbadiyansyah, 2010) individu dalam
berinteraksi pada masyarakat senantiasa selalu menunjukan kebaikanya
atau citra baiknya dan berusaha untuk menutupi yang menurut si aktor itu
tidak baik. Terkait dengan perempuan merokok, ia dalam mencitrakan
dirinya akan menunjukan hal-hal yang menurut dia baik dan akan
menutupi hal-hal yang menurutnya buruk untuk di perlihatkan oleh
masyarakat.

Perempuan merokok sebenarnya tidak begitu menunjukan kalau dirinya
adalah perokok. Perempuan merokok memilih orang-orang yang dapat ia
tunjukan bahwa dirinya adalah perokok, seperti teman-temanya yang
merokok juga, ataupun orang-orang yang tidak mengenalinya. Orangorang di sekitar ligkungan rumahnya belum tentu mengetahui bahwa ia
merokok, sehingga banyak para perempuan merokok di tempat-tempat
umum bersama teman-temanya, agar tidak dilihat oeh saudara dan
kerabatnya. Ada juga tipe perempuan merokok yang memang menunjukan
identitasnya sebagai perokok baik di tempat umum maupun pada
keluarganya, dan ada juga yang tidak menunjukan identitasnya sebagai

20

perokok baik di tempat umum maupun keluarganya, sehinga ia merokok
secara sembunyi-sembunyi (Mardian, 2013).
C. Kerangka Pemikiran
Perempuan

merokok

akan

membentuk

citra

diri

yaitu

untuk

menggambarkan atau mendefinisikan dirinya kepada orang lain, citra diri
pada perempuan merokok pun bermacam-macam, ada yang menunjukan
identitas merokoknya hanya pada masyarakat umum, namun pada
keluarganya, ia menutupinya, ada yang justru terbuka, yaitu menunjukan
identitasnya sebagai perokok di masyarakat umum dan juga di
keluarganya,

ada

yang

terbuka

pada

keluarganya,

namun

menyembunyikan identitas perokoknya di masyarakat umum. Seorang
perempuan merokok juga mempunyai makna-makna dalam merokok, ia
merokok bukan hanya karena kebutuhan tetapi ada makna-makna lain
yang ingin ia tunjukan kepada orang lain, ada yang merokok karena ingin
bergabung dalam hubungan pertemanan, merokok sebagai penenang diri
dari rasa frustasi, merokok sebagai pengalihan konflik, merokok sebagai
kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan, dan merokok sebagai gaya hidup.
Dari bentuk-bentuk inilah yang nantinya orang yang melihat akan menilai
atau merespon.
Jadi, ada beberapa tahapan dimana masyarakat yang nantinya akan
merespon, antara lain yaitu tahap stimulus, simulus di sini adalah sebuah
rangsangan yang akan menimbulkan respon, stimulus di sini antara lain
adalah pengetahuan tentang penggambaran atau citra diri perempuan
merokok dan makna perempuan merokok, dari pengetahuan ini, nantinya

21

masyarakat akan merespon, tahap respon di sini adalah tahap dimana
masyarakat akan membentuk sebuah perilaku pasif yaitu sebuah sikapnya
pada perempuan merokok, dan perilaku aktif yaitu sebuah tindakan yang
ia lakukan ketika dari stimulus tersebut.
Pada tahap sikap, masyarakat akan memilih sikap positif ataupun sikap
negatif tentang bentuk citra diri perempuan merokok dan makna
perempuan merokok, sikap positif biasanya menggambarkan setuju akan
perempuan merokok, dan sikap negatif adalah gambaran tidak setuju akan
keberadaan perempuan merokok,
Setelah masyarakat membentuk sikap, maka tahap selanjutnya adalah
tindakan, tindakan apa yang masyarakat perbuat ketika melihat perempuan
merokok.
Bagan Kerangka Pikir

Stimulus :
 Citra diri perempuan merokok
 Makna perempuan merokok

Proses pemahaman :
Pengetahuan Masyarakat terhadap
Perempuan merokok

Respon :
Sikap dan Tindakan yang di lakukan
Masyarakat

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Pada penelitian respon masyarakat terhadap perempuan merokok, digunakan
tipe penelitian deskriptif dan metode kuantitatif. Tipe penelitian deskriptif
adalah penelitian yang tujuanya menyajikan gambaran lengkap mengenai
setting sosial dan fenomena yang diuji. Penelitian deskriptif adalah pencarian
fakta dengan interpretasi yang tepat. Metode pendekatan deskriptif
merupakan suatu metode penelitian yang mempelajari masalah-masalah
dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta
situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, sikap, kegiatan,
pandangan dari suatu fenomena. Metode penelitian kuantitatif adalah
penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta
hubungan-hubungannya (Whitney dalam Nazir, 2003).

B. Definisi Konseptual
Definisi konseptual merupakan penarikan batasan yang menjelaskan suatu
konsep secara singkat, padat, jelas dan tegas. Adapun definisi konseptual
pada penelitian ini, yaitu :

23

1.

Respon Masyarakat
Adalah sebuah bentuk tanggapan maupun tindakan dari adanya suatu
fenomena yang dikeluarkan oleh sejumlah manusia yang hidup bersama
di suatu daerah. Dalam hal ini masyarakat memberikan tanggapan atau
reaksi tentang perempuan merokok. Penelitian ini lebih difokuskan
pada perilaku, dan perilaku dibagi menjadi 3 Komponen, yaitu :
a. Komponen Pengetahuan (Perseptual)
Komponen perseptual, yaitu komponen yang berkaitan dengan
pengetahuan,

pandangan,

keyakinan,

yaitu

hal-hal

yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsikan terhadap
perempuan merokok.
b. Komponen Sikap.
Yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak
senang, wajar atau tidak wajar, terhadap fenomena perempuan
merokok. Rasa senang merupakan hal yang positif. Sedangkan rasa
tidak senang adalah hal yang negatif. Komponen ini merupakan
penunjukan sikap ke arah positif atau negatif. Dalam hal ini sikap
seseorang mengenai fenomena perempuan merokok.
c. Komponen Tindakan (action)
Yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan
bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukan
identitas sikap, yang menunjukan besar kecilnya kecenderungan
bertindak

atau

berperilaku

perempuan merokok.

seseorang

terhadap

fenomena

24

2.

Perempuan Merokok
Adalah bentuk perilaku merokok yang dilakukan oleh perempuan,
sehingga dari bentuk perilaku tersebut, muncul sebuah stimulus yang
ditangkap oleh masyarakat yang akan mempengaruhi suatu tindakan.

C. Definisi Operasional
Salah satu unsur yang sangat membantu komunikasi antar peneliti adalah
definisi operasional, yang merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel diukur. Dengan membaca definisi operasional dalam suatu
penelitian, seorang peneliti akan mengetahui pengukuran suatu variabel,
sehingga dia dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut
(Singarimbun, 1986).
Tabel 1. Definisi Operasional
Variabel

Sub Variabel

Stimulus

Pengetahuan
tentang citra diri
perempuan
Merokok

Definisi
Operasional
Mengetahui
tentang bentuk
penggambaran diri
perempuan
merokok untuk
mendefinisikan
dirinya kepada
orang lain

Indikator
 Mengetahui perempuan
merokok menyembunyikan
identitasnya sebagai perokok
baik pada keluarga maupun di
masyarakat umum.
 Mengetahui perempuan
merokok menyembunyikan
identitasnya sebagai perokok
di keluarganya namun
menunjukanya di masyarakat
umum.
 Mengetahui perempuan
merokok menunjukan
identitasnya baik pada
keluarga maupun masyarakat
umum

25

Lanjutan Tabel 1

Pengetahuan
tentang makna
perempuan
merokok

 Sikap

Respon

mengetahui
bentuk-bentuk
simbol dari
merokok yang
dilakukan oleh
perempuan

Perilaku
berdasarkan
stimulus dalam
bentuk pasif

 Mengetahui perempuan
merokok sebagai bentuk
hubungan pertemanan
 Mengetahui perempuan
merokok sebagai bentuk dari
kebutuhan yang tidak bisa
ditinggalkan (candu)
 Mengetahui perempuan
merokok sebagai bentuk
kekecewaan/frustasi
 Mengetahui perempuan
merokok sebagai bentuk
pengalihan konflik
keluarga/rumah tangga
 Mengetahui perempuan
merokok sebagai bentuk gaya
hidup
 Sikap terhadap perempuan
merokok yang
menyembunyikan
identitasnya sebagai perokok
baik pada keluarga maupun di
masyarakat umum.
 Sikap terhadap perempuan
merokok yang
menyembunyikan
identitasnya sebagai perokok
di keluarganya namun
menunjukanya di masyarakat
umum.
 Sikap terhadap perempuan
merokok yang menunjukan
identitasnya baik pada
keluarga maupun masyarakat
umum.
 Sikap terhadap perempuan
merokok sebagai bentuk
hubungan pertemanan

26

Lanjutan Tabel 1

 Sikap terhadap perempuan
merokok sebagai bentuk dari
kebutuhan yang tidak bisa
ditinggalkan (candu)
 Sikap terhadap perempuan
merokok sebagai bentuk
kekecewaan/frustasi
 Sikap terhadap perempuan
merokok sebagai bentuk
pengalihan konflik
keluarga/rumah tangga
 Sikap terhadap Perempuan
merokok sebagai bentuk
gaya hidup
 Tindakan

Perilaku
berdasarkan
stimulus dalam
bentuk aktif

 Mengusir perempuan
merokok dari hadapan kita
 Menegur perempuan
merokok agar ia berhenti
untuk merokok
 Membiarkan saja perempuan
tersebut merokok
 Mendukung perempuan
merokok, karena mereka
juga punya hak dan
kebebasan
 Membela perempuan
merokok, bila identitasnya
sebagai perokok di salahkan
oleh orang lain

D. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di tempat-tempat umum Kota
Bandar Lampung. Dipilih tempat tersebut sebagai lokasi penelitian karena
dari hasil wawancara dengan perempuan merokok, mereka menampakkan
identitasnya sebagai perokok hanya di tempat-tempat umum, sehingga dari

27

pemilihan lokasi ini, diharapkan adanya peluang bahwa responden memang
benar-benar melihat p