PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DI KOTA BANDAR LAMPUNG

  PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Jurnal) Oleh M ARAFAT SANJAYA NPM 1212011172

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

  Judul Jurnal : PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN TEMPAT

PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DI KOTA BANDAR LAMPUNG

  Nama Mahasiswa : M ARAFAT SANJAYA No. Pokok Mahasiswa : 1212011172 Jurusan : Hukum Administrasi Negara Fakultas : Hukum

  

MENYETUJUI,

  1. Komisi Pembimbing Prof. Dr. Yuswanto, S.H.,M.hum.

  NIP. 19620514 198703 1 003

  Marlia Eka Putri A.T, S.H., M.H

  NIP. 19840321 200604 2 001

2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara, Sri Sulastuti, S,H.,M.H.

  NIP. 19620727 198703 2 004

  

ABSTRAK

PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN

BERALKOHOL DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

M Arafat Sanjaya, Prof. Dr. Yuswanto, S.H.,M.Hum., Marlia Eka Putri A.T,

S.H.,M.H.

  Produksi Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) atau biasa dikenal sebagai minuman beralkohol di Indonesia sudah semakin meningkat. Dengan dikeluarkannya Peraturan Walikota Bandar Lampung Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol, maka seharusnya tidak ada kios yang diperbolehkan menjual minuman beralkohol di dekat lingkungan sekolah. Akan tetapi pada kenyataannya masih ada kios yang menjual minuman beralkohol di dekat lingkungan sekolah. Adapun permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah 1) Bagaimanakah pemungutan retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol ? 2) Apa yang menjadi faktor penghambat dalam pemungutan retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol ? Penelitian ini menggunakan pendekatan masalah yuridis normatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan. Hasil penelitian 1) Pemungutan Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol dilakukan dengan cara datang langsung ke kantor Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung, dan selanjutnya pembayaran retribusi dilakukan di kas daerah (Bank Lampung) sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan dan pembayaran harus dilakukan secara tunai/lunas. 2) Faktor-Faktor Penghambat dalam permasalahan ini adalah peneliti masih menemukan warung/kios yang menjual minuman beralkohol tanpa memiliki izin.

  Kata Kunci: Retribusi, Izin, Minuman Beralkohol

  

ABSTRACT

THE COLLECTING OF THE RETRIBUTION FOR ALCOHOLIC

BEVERAGES TRADING PLACE PERMISSION

  

IN BANDAR LAMPUNG

By

M Arafat Sanjaya, Prof. Dr. Yuswanto, S.H.,M.Hum., Marlia Eka Putri A.T.,

S.H.,M.H.

  The Production of beverages which containsof Ethyl Alcohol (MMEA) or asknown as the alcoholic beverages in Indonesia has been increasing.As the legalization of the policy from themayor of Bandar Lampungin the year of 2011 about the procedures of collecting the retribution for alcoholic beverages trading place permission inBandar Lampung then, there should be no store which allowed to sell the alcoholic beverages near the school environment. However, in fact we still can find the store which sells alcoholic beverages near the school environment. The problems discussed in this thesis are 1) How does the procedure of collecting the retribution of alcoholic beverages trading place permission? 2) What is the obstacle factor in collecting the retribution for the alcoholic beverages trading place permission? This research used the normative juridical approach. The data types used in this research were primary data and secondary data. The data collection was done by the literature of the study and field of study. The result of the research are : 1) The process in collectingthe retribution of alcoholic beverages trading place permission wasdone by coming to the Bandar Lampung Trading Department office directly, then the payment was processed in the local cash of Bank Lampung based on the due date and the payment has to be paid off by cash. 2) The obstacle factor in this problem was the researcher still found the store which selling the alcoholic beverages without permission.

  Keywords: Retribution, Permission, Alcoholic Beverages

I. Pendahuluan

  Produksi Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) atau biasa Indonesia sudah semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya kebutuhan masyarakat tertentu akan minuman beralkohol, semakin banyaknya tempat-tempat hiburan yang menyediakan minuman ini, seperticlub, cafe, bar, diskotik, dan sebagainya mulai dari kadar alkohol yang rendah hingga yang paling tinggi. Minuman Beralkohol adalah minuman yang mengandung Etanol. Etanol adalah bahan psikoaktifyang apabila dikonsumsi menyebabkan penurunan kesadaran. Minuman yang mengandung etanol dihasilkan dari penyulingan yang diproduksi dengan cara fermentasi biji- bijian, buah-buahan atau sayur-sayuran.

  Republik Indonesia Nomor 20/M- DAG/PER/4/2014 tentang Pengendalian dan Pengawasan terhadap Pengadaan Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol pasal 1 menyatakan minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol atau etil alkohol (C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi. Adapun dampak negatif dari minuman beralkohol dari segi kesehatan yaitu gangguan fisik, gangguan jiwa, gangguanterhadap keamanan dan ketertiban masyarakat, serta menimbulkan gangguan kesehatan jasmani dan rohani.

  2 1 Aminudin, Bahaya Alkohol Bagi Kesehatan.

  (Jakarta : Quadra, 2010), hlm. 8 2 Alkohol merupakan zat psikoaktif yang

  bersifat adiksi atau adiktif. Zat psikoaktif adalah golongan zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak, sehingga perilaku, emosi, kognitif, persepsi dan kesadaran seseorang dan lain-lain. Sedangkan adiksi atau adiktif adalah suatu bahan atau zat yang apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduan atau ketergantungan. Jadi alkohol adalah suatu zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi,kognitif, persepsi dan kesadaran seseorang yang apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduanatau ketergantungan.

  3 Minuman beralkohol dibagi menjadi 3

  jenis berdasarkan golongannya, yaitu :

1 Menurut Peraturan Menteri Perdagangan

  a. Minuman Beralkohol golongan A adalah minumanyang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar sampai dengan 5% (lima persen); b. Minuman Beralkohol golongan B adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengankadar lebih dari 5% (lima persen) sampai dengan 20% (dua puluh persen);dan c. Minuman Beralkohol golongan C adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 20% (dua puluh persen) sampai dengan 55% (lima puluhlima persen)

  4 3 Ibid. hlm. 20 4 http://www.beacukai.go.id/arsip/cuk/cukai.ht Penyalahgunaan dan peredaran minuman beralkohol yang tidak terkendali dapat menimbulkan gangguan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Untuk mengatasi pengawasan dan pengendalian terhadap peredaran dan penjualan minuman beralkohol. Perizinan merupakan perbuatan Hukum Administrasi Negara bersegi satu yang diaplikasikan dalam peraturan berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana ketentuan perundang- undangan. Mulai dari masyarakat biasa sampai pejabat, berkutat dengan perizinan, karena perizinanberkaitan dengan kepentingan yang diingikan oleh masyarakat untuk melakukan aktivitas tertentu dengan mendapat persetujuan atau legalitas dari pejabat negara sebagai alat administrasi didalam pemerintahan suatu negara. Sebagai suatu bentuk kebijakan tentunya izin tidakbolehbertentangan dengan peraturan perundang-undangan serta norma norma kehidupan yang ada dimasyarakat baik secara vertikal maupun horizontal.

  mencerminkan suatu kebjakan yang sesuai dengan prikehidupan dan kenyamanan seluruh masyarakat, sehingga tujuan negara dalam konsep negara kesejahteraan (welfare state) yang termasuk dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia 1945 alinea ke- empat, dapat terwujud dan terdapat 5 Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor

  Pelayanan Publik. (Jakarta : Sinar Grafika, 2010),

  dalam pembukaan UUD 1945 untuk mewujudkan negara kesejahteraan. Izin sebagai bukti legalitas untuk perdagangan barang yang dijual bebasataupun barang yang perdagangannya dalam pengawasan pemerintah. Barang dagangyang perdagangannya diawasi oleh pemerintah salah satunya adalah minuman beralkohol. Minuman beralkohol termasuk dalam barang perdagangan dalam pengawasan karena efek darimengkonsumsi minuman beralkohol ini dapat menurunkan atau menghilangkan kesadaran orang dan menyebabkan penyakit pada tubuh manusia. Retribusi adalah pembayaran dari penduduk kepada Negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh Negara bagi penduduknya secara perorangan. Sementara itu menurut Pasal 1 angka 64 Undang –Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud Retribusi daerah adalah: Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau orang. Salah satu contoh retribusi adalah retribusi pelayanan parkir yang disediakan oleh pemerintah dan dikelola oleh pemerintah. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis melakukan penelitian mengenai Pemungutan Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol di Kota Bandar Lampung Permasalahan penelitian ini adalah:

5 Kebijakan yang berbentuk izin harus

  1. Bagaiamanakah pemungutan tujuanuntuk menyelesaikan masalah retribusi izin tempat penjualan tersebut. Dalam membuat suatu minuman beralkohol di Kota Bandar kebijakan tidakdapat dipisahkan dari

  Lampung? pengaruh lingkungan kemudian ditransformasikan kedalamsuatu sistem dalam pemungutan retribusi politik. penjualan minuman beralkohol di

  Kementerian Perdagangan (kemendag) Kota Bandar Lampung ? merelaksasi Peraturan Direktur

  Penelitian ini bertujuan: JendralPerdagangan Dalam Negeri

  1. Untuk mengetahui pemungutan (Dirjen Dagri) Nomor retribusi izi tempat penjualan 04/PDN/PER/4/2014 tentangPetunjuk minuman beralkohol di Kota Bandar Teknis Pelaksanaan Pengendalian Lampung.

  Peredaran dan Penjualan

  2. Untuk mengetahui faktor MinumanBeralkohol Golongan A. penghambat dalam pemungutan retribusi izin tempat penjualan

  Dalam relakasasi peraturan ini, minuman beralkohol di Kota Bandar pemerintah daerah akandiberikan Lampung. wewenang untuk menetapkan daerah mana saja yang diperbolehkandalam

II. Metode Penelitian menjual bir dan minuman sejenisnya.

  Daerah yang bukan kawasan wisatatetap Penelitian ini menggunakan pendekatan bisa memperdagangkan minuman masalah yuridis normatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan beralkohol namun harus memenuhi data sekunder. Pengumpulan data syaratyang telah ditentukan oleh dilakukan dengan studi pustaka dan studi pemerintah. Larangan penjualan lapangan. minuman beralkoholdi minimarket yang ditetapkan tetap diberlakukan. Relaksasi

III. Pembahasan

  peredaran minumanberalkohol menimbulkan pro-kontra di kalangan

A. Pemungutan Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman

  masyarakat. Aturan tersebutmemberikan

  Beralkohol di Kota Bandar

  keleluasaan kepada kepala daerah untuk

  Lampung

  menentukan lokasi manasaja yang Kebijakan seperti adanya penggunaan diperbolehkan menjual minuman minuman beralkohol,peningkatan beralkohol di daerahnya masing-masing. kriminalitas akibat minuman beralkohol

  Pemerintah pusat memberikan pada suatu negara akanmempengaruhi kewenangam secara penuh kepada pemerintah untuk menanggulanginya, pemerintahdaerah yang diatur dalam yaitu dengan memasukan kedalam peraturan daerah masing-masing. Tujuan agenda pemerintahan yang akan daridilakukannya relaksasi tersebut melahirkan suatu kebijakan dengan karena adanya daerah wisata yang banyakdikunjungi oleh wisatawan asing dan penurunan nilai kontribusi minuman daripenjual ritel seperti minimarket. Aturan yang terkait dengan perdagangan minuman beralkohol menjadi salah satu aturan disektor perdangan. Berdasarkan wawancara dengan Syahril Thamrin, Khusus mengenaik penerbitan SIUP-MB di Kota Bandar Lampung, sejak tahun 2008 setelah dikeluarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 sampai tahun 2011 belum berjalan sebagaimana mestinya. Perusahaan yang melakukan perdagangan minuman beralkohol dengan hanya memiliki SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) tetap dinyatakan legal untuk melalukan perdagangan minuman beralkohol di Kota Bandar Lampung. Baru pada tahun 2011 ada peraturan yang lebih khusus mengatur mengenai penerbitan SUIP-MB, yaitu dengan dibentuk dan disahkannya Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 81 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUP-MB). Peraturan ini dikeluarkan untuk menindaklanjuti Peraturan Daerah Nomor

  11 Tahun 2008 dan PeraturanMenteri Perdagangan RI Nomor: 43/M-DAG/PER/9/2009 tentang Pengadaan, Pengedaran, Penjualan, Pengawasan, dan Pengendalian Minuman Beralkohol sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor: 53/M- DAG/PER/12/2010.

  Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 80 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol, dengan adanya Peraturan Walikota Bandar Lampung untuk melaksanakan pemungutan retribusi minuman beralkohol harus sesuai dengan syarat dan tata cara pembanyaran retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol di kota bandar lampung, dalam pelaksanaan dan saksi administrasi yang melanggar Peraturan Walikota Bandar Lampung.

  Syarat dan Tata Cara Pembayaran Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol di Kota Bandar Lampung

  Sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 80 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol, setiap perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan minuman beralkohol golongan B atau C wajib memiliki surat izin retribusi tempat penjualan minuman beralkohol. Permohonan surat izin tempat penjualan minuman beralkohol penjual langsung minuman di tempat mengajukan permohonan kepada Walikota melalui Kepala Dinas dengan mengisi formulir surat permohonan surat izin tempat penjualan minuman beralkohol. Persyaratan pengajuan permohonan berdasarkan Pasal 6 Peraturan Walikota Nomor 80 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman

  (1) Syarat-syarat administrasi untuk memperoleh izin tempat penjualan minuman beralkohol bagi permohn baru adalah: a. Surat Permohonan Izin Tempat

  b. Melapirkan Surat Izin Tempat Penjualan Minum Beralkohol yang Asli, Fotocopy KTP dan Fotocopy Izin Hiburan untuk Café, Diskotik dan lain-lain selain Lokalisasi PSK.

  4. Daftar Induk Wajib Retribsui dapat dipergunakan sebagai penetapan NPWRD atau sejenisnya.

  3. Hasil dari pendaftaran dan pendataan sebagai bahan mengisi data atau membuat daftar Induk Wajib Retribusi;

  2. Kegiatan pendaftaran dan penataan Wajib Retribusi diawali dengan mempersiapkan SPT tim Pendataan dan formulir pendaftaran dan pendataan;

  1. Untuk mendapatkan data Wajib Retribusi dilaksanakan pendaftaran dan pendataan terhadap Wajib Retribusi;

  (2) Masa berakhirnya izin adalah izin dicabut karena pemegang izin terlambat memperpanjang izin selama 1 (satu) bulan dan/atau tidak memenuhi kewajiban karena melanggar ketentuan dalam izin yang diberikan. Penjual langsung minuman ditempat wajib menyampaikan laporan realisasi penjualan minuman beralkohol kepada Walikota dalam hal ini Kepala Dinas Perdagangan, penyampaian laporan dilaksanakan setiap tiga tahun kalender berjalan. Adapun tata cara pendaftaran dan pendataan adalah sebagai berikut :

  Jangka Waktu berlakunya Izin pada Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol berbunyi : waktu 1 (satu) tahun dapat diperpanjang sesuai ketentuan dan Peraturan yang berlaku

  (2) Syarat-syarat administrasi untuk perpanjangan izin tempat penjualan minuman beralkohol adalah: a. Mengisi Formulir Permohonan;

  Penjualan Minuman Beralkohol bermaterai Rp. 6.000,-; b. Fotocopy Kartu Tanda

  h. Rekomendasi dari Lurah setempat dan diketahui oleh Camat; i. Izin Teknis; j. Gambar Lokasi tempat penjualan minuman beralkohol.

  f. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan bagi yang berbadan hukum; g. Daftar minuman yang dijual dengan kadar alkohol yang dikandung masing-masing;

  e. Fotocopy Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP);

  d. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha;

  Pajak (NPWP);

  Penduduk (KTP) penanggung jawab perusahaan; c. Fotocopy Nomor Pokok Wajib

  B. Faktor Penghambat dalam

  Tempat Penjualan Minuman Beralkohol

  Perizinan menjadi suatu hal yang menjadi persoalan di dalam pengedaran dan penjualan minuman beralkohol. Hal ini disebabkan karena adanya keterkaitan diantara hukum permintaan dan hukum penawaran di dalam hukum ekonomi. Dimana pada prakteknya bahwa jika tidak ada permintaan maka tidak akan ada pula penawaran.Permintaan itu datangnya dari masyarakat, karena itu para pengusaha-pengusaha minuman beralkohol melakukan penawaran dengan cara membuka usaha penjualan minuman beralkohol tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Syahril Thamrin, di Kota Bandar Lampung peredaran minuman beralkohol secara tidak langsung didukung oleh maraknya klub-klub malam, diskotik, kafe-kafe dan usaha kecil lainnya yang sedangberkembang pesat di kota ini. Tempat-tempat inilah yang secara sengaja menjual bebas minuman beralkohol baik minuman beralkohol dari merek-merek luar negeri, ataupun yang sengaja dibuat dan dioplos sendiri oleh produsen minuman beralkohol, yang menyebabkan minuman pada mulanya hanya di nikmati oleh golongan tertentu dan bernilai jual tinggi, kini dapat dinikmati oleh golongan manapun dan dapat dimiliki secara mudah. Dengan adanya Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 80 Tahun 2011

  Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol, yang melarang peredaran minuman beralkohol di Kota Bandar Lampung yang tidak memiliki izin, maka dalam pelaksanaan penertibannya dapat dilakukan dengan instansi terkait yang sudah ditunjuk oleh kepala daerah. Adapun instansi terkait tersebut adalah Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung, yang memberikan perizinan kepada para penjual dan pengedaran sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku, Satuan Polisi Pamong Praja dan Kepolisian Republik Indonesia yang bertugas menertibkan para pengedar dan penjual yang tidak memiliki izin dan melanggar aturan yang telah ditetapkan, yang mana dari instansi masing-masing ini memiliki tugas dan fungsi berbeda, tapi dalam hal tertentu mereka melakukan kerjasama dalam bentuk koordinasi dalam pengimplementasian Peraturan walikota Bandar Lampung secara efektif.

  Saran

  1. Dalam mengawasi Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung harus membuat jadwal sidak rutin guna memberikan sanksi kepada para penjual yang tidak memiliki izin tempat penjualan dan tidak membayar retribusi tempat penjualan minuman beralkohol, sehingga pengawasan dapat dilakukan secara berkala disetiap tempat yang menjual minuman beralkohol.

DAFTAR PUSTAKA

  Sjachrab Basah, 1998, Eksistensi dan

  Tolok Ukur Badan Peradilan

  Aminudin, 2010, Bahaya Alkohol Bagi

  Administrasi di Kesehatan , Quadra, Jakarta. Indonesia, Pustaka Pelajar,

  Adrian Sutedi, 2010, Hukum Perizinan

  Dalam Sektor Pelayanan

  Philippus M. Hadjon, 2001, Pengantar Sinar Grafika,Jakarta.

  Publik,

  Hukum Administrasi, Gadjah Mada University

  Adrian sutedi, 2008, Hukum Pajak dan Press,Yogyakarta.

  Retribusi Daerah , Ghalia Indonesia, Jakarta.

  Yuswanto, 2010, Hukum Pajak Daerah, Katalog Dalam Terbitan,

  Marlia Eka Putri, 2015, Hukum Pajak Bandar Lampung.

  dan Retribusi Daerah , Anugrah

  Undang-Undang Dasar 1945 Utama Raharja, Bandar Lampung.

  Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Marihot P. Siahaan, 2010, Pajak Daerah

  dan Retribusi Daerah , Graha

  Peraturan Menteri Perdagangan Ilmu, Bekasi.

  Republik Indonesia Nomor 20/M-DAG/PER/4/2014

  Purwadarminta, 1996,

  Kamus Besar

  tentang Pengendalian dan

  Bahasa Indonesia ,Balai

  Pengawasan terhadap Pustaka, Jakarta. Pengadaan dan Penjualan Minuman Beralkohol. Philipus M. Hadjon, 2005, Pengantar

  Hukum Administrasi

  Peraturan Menteri Perdagangan

  Indonesia, Gadjah Mada

  Republik Indonesia Nomor University Press, Yogyakarta. 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang Pengendalian dan

  Prajudi Atmo Sudirjo, 2008,Hukum Pengawasan terhadap

  , Ghalia

  Administrasi Negara

  Pengadaan dan Penjualan Indonesia, Jakarta. Minuman Beralkohol. Sjachran Basah, 1995, Pencabutan Izin

  Peraturan Direktur Jendral Perdagangan

  Sebagai Salah Satu Sanksi

  Dalam Negeri (Dirjen Dagri) ,

  Hukum Administrasi Negara

  Nomor04/PDN/PER/4/2014 FH UNAIR, Surabaya. tentang Petunjukan teknis Pelaksanaan Pengendalian,

  Soehino, Ilmu Negara , 1984, Edisi Peredaran dan Penjualan Ketiga, Liberty, Yogyakarta. Minuman Beralkohol Golongan A.

  Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 80 Tahun 2011 tentang Tata CaraPelaksanaan Pemungutan Retribusi Izin Beralkohol.

  Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor

  11 Tahun 2008 tentangPengawasan dan Pengendalian Pengedaran Penjualan Minuman Beralkohol.

  Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja DinasDaerah Provinsi Lampung.

  Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 07 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu http://www.beacukai.go.id/arsip/cuk/cuk ai.html, pada tanggal 7 januari 2017 pukul 08.23 https://id.wikipedia.org/wiki/Minuman_ beralkohol, pada tanggal 9 januari 2017 pukul 13.58. Dilihat dari Metro Tv, Primetime News,

  Kamis, 29 Desember 2016, pukul 20.00 wib Dilihatdari Metro Tv, Trending Topic,

  Kamis, 29 Desember 2016, pukul 19;48 wib Dilihat dari Metro Tv, Metro Hari Ini,

  Diakses pada Kamis,

  29 Desember 2016, pukul 17:34 Wib