13
Sebagaimana pendapat Prof Mr. F.D. Holleman bahwa hukum adat Indonesia memiliki empat sifat umum yang merupakan kesatuan harmonis, salah satunya
religio-magis. Religio-MAGIS menurut Prof. Kuntjaraningrat adalah teori-teori tentang dasar-dasar anismisme, preanisme, ilmu gaib, dan pantangan.
2
b. Pengertian Budaya Hukum
Menutut Lawrance M. Friedman sebagimana dikutip oleh Esmi Warasih y
ang dimaksud dengan budaya hukum adalah “berupa kategori nilai-nilai, padangan-pandangan serta sikap-sikap yang mempengaruhi
bekerjanya hukum” Berdasarkan pendapat diatas, dapat dijelaskan bahwa hukum juga berada
dalam wilayah adat isitadat yang ditunjukan dengan adanya aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakatnya, yang kemudian diwujudkan kembali melalui nilai-
nilai, cara pandang serta sikap-sikap. Hal ini terjadi karena budaya mempunyai kedudukan dan peranan yang
penting didlaam kehidupan manusia. Sebagaimana pendapat Koenjaraningrat yang dikutip oleh Esmi Warassih bahwa:
“Para Individu sejak kecil telah diresapi oelh nilai-nilai budaya yang hidup dalam masyarkat. Konsepsi-Konsepsi yang dimiliki itu sejak lama
telah berakar dalam jiwa mereka” Oleh sebab itu, hukum sebaiknya jangan dilihat sebagai peraturan-peraturan
saja tetapi juga hendaknya dilihat sebagai suatu gejala yang dapat diamati dalam masyarakat, melalui tingkah laku warga masyarakat, terutama faktor nilai dan
sikap serta pandangan masyarakat yang disebut kultur hukum.
2
Kuntjaraningrat 1988:26.
14
Faktor-Faktor pembentuk budaya hukum sebagai pendorong adalah nilai- nilai hukum subsantif. Nilai-nilai prosedural mempersoalkan tentang cara-cara
pengaturan masyaraakt dan menajemen konflik. Sedangkan nilai-nilai substantif lebih kepada apa yang adil dan tidak menurut masyarakat. Budaya hukum
merupakan unsur yang penting untuk memahami perbedaan-perbedaan yang terdapat pada sistem hukum yang satu dengan yang lain.
Dengan demikian, budaya hukum dalam pelaksanaannya sangat berpengaruh dalam masyarakat. Krena komponen budaya hukum menentukan
berhasil tidaknya kebijaksanaan yang telah ditungakan dalam bentuk hukum itu, sehingga ketika ada perbedaan antara apa yang dikehendaki oleh undang-undang
dengan praktek yang dijalankan oleh masyarakat hak ini bisa disebabkan karena masyarakat lebih mematuhi nilai-niai yang dianut.
c. Tujuan Budaya Hukum